Pelaksanaan Dana Talangan Haji Menurut Fatwa Dewan Syariah
Berikut hasil wawancara kepada responden yang telah ditentukan untuk menganalisis mengenai pelaksanaan pembiayaan dana talangan haji
menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional antara lain:
a. Hasil wawancara dengan IRP 1
Terkait dengan pembiayaan dana talangan haji pada Kospin Jasa Layanan Syariah Capem Banjaran menggunakan akad ijarah. Namun
sebelum digunakannya akad ijarah, Kospin Jasa Layanan Syariah Capem Banjaran menggunakan akad qard dalam produk dana talangan
haji sebagaimana yang di ungkapkan oleh responden: IRP 1
“Dana talangan haji pada Kospin adalah suatu produk talangan yang masuknya adalah di pembiayaan dengan akad
ijarah haji ada ujrah nya akadnya kan seperti itu untuk masyarakat yang mengingkan porsi. Awalnya kita kan
akadnya adalah qard
. setelah ditanyakan lagi dasar syar’i nya ketika akadnya qard itu kan kebaikan ketika si nasabah tidak
mampu bayar kita tidak bisa untuk memberikan ibaratnya untuk berganti posisi tawarnya kita di segmen bisnisnya kita
itu tidak masuk. Di mana yang namanya akad kan ada ijarah ada tabarru, qard kan masuknya di tabarru tidak boleh ada
suatu keuntungan disitu, kemudian maka akad yang paling pas karna kita adalah lembaga bisnis maka akadnya adalah
akad ijarah
”. Lanjutnya,
IRP 1 “Aqad qard sendiri sudah ada sejak 2006. Kalau akad ijarah
mulai tahun 2014”. Ditambahkan pula,
IRP 1 “Ujrah dana talangan setara dengan 10 persen per
tahun dari pengajuan yang dibutuhkan nasabah. Dana talangan haji sudah ada sejak 2
006”.
Terkait dengan ujrah sebagaimana dalam fatwa DSN No 29DSN-MUIVI2002
mengenai imbalan
jasa ujrah
pada pembiayaan dana talangan IRP 1 menyatakan
“Ujrah dengan tidak memberatkannya satu tidak ada jaminan, prosesnya ya tidak menggunakan survey sebenarnya
apa ya dengan kita itu ibaratnya niatan tulus bahwa nasabah
pembiayaan haji adalah nasabah yang baik”. Lanjutnya mengenai biaya administrasi,
IRP 1 “Tidak ada biaya administrasi pembiayaan haji hanya
materai”. Kemudian,
IRP 1 “nasabah bisa membatalkan akad itu jika jika nasabah
meninggal dunia, cacat tetap, tidak ada kemampuan melanjutkan angsurannya. Jadi kaya contoh mereka pakai
talangan gitu di perjalanannya Allah berkehendak lain. Di hari H nya Allah tidak menghendaki ada aja kejadian-
kejadiannya”. Lanjutnya,
IRP 1 “iya dana talangan pernah ada yang macet. Ketika nasabah
tidak bisa membayar ijarah angsurannya maka porsi di cabut. Untuk penyelesaiaannya jika nasabah sudah tidak dapat
mengangsur ya biasanya kita komunikasi by phone, kemudian kami komunikasi sms, ya kemudian kita datengin.
Kalau SP 1 SP 2 biasaya kita buat pembiayaan yang umum nok, yang murabahah musyarakah. Jadi kalau talangan nggak
ada SP 1 SP 2 langsung eksekusi”. b.
Hasil wawancara dengan IRP 2 Dalam produk dana talangan haji IRP 2 mengungkapkan:
IRP 2 “Akad yang digunakan akad ijarah. Ujrah 10 persen per
tahun dari besarnya dana talangan atau plafon nasabah”.
Lanjutnya, “Jaminan dalam dana talangan porsi haji”.
Kemudian berkenaan dengan pembatalan akad IRP 2 mengungkapkan “Nasabah boleh membatalakan. Biasanya masalah
keluarga sih, kaya nasabah sudah nggak sanggup membayar angsuran”.
Lanjutnya, IRP 2
“Untuk menyelesaikannya kita biasanya kita langsung ngasih teguran, kalaupun nasabah itu tidak ada kesanggupan
lagi kita langsung nasabah itu langsung suruh ngisi kertas kosong untuk langsung pembatalan porsi hajinya tanda
tangan di atas materai. Pembatalan biasanya ada masalah
keluarga”. c.
Hasil wawancara dengan IRP 3 Dalam hal pelaksanaan produk dana talangan haji IRP 3 hanya
menyampaikan bahwasannya produk yang ditawarkan oleh Kospin Jasa Layanan Syariah sudah halal. Sebagaimana yang diungkapkan:
IRP 3 “Semua produk yang di launchingkan atau yang ditawarkan
termasuk dana talangan haji sudah mendapat persetujuan dari Dewan Syariah Nasional ya untuk di launchingkan”.
Ditambakan pula, IRP 3
“Iya sudah mendapat sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia dengan kata lain sudah halal ya”.
d. Hasil wawancara dengan IRN 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan fatwa DSN mengenai pengurusan haji beberapa responden nasabah
pembiayaan dana talangan haji tidak mengetahui prinsip-prinsip syariah di dalamnya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh: IRN 3
“Ujrah apa sih”. Lanjutnya,
IRN 3 “Oh , iya gini mba tadinya saya itu ada uang 20 juta 2
orang. Terus saya punya tabungan 2 orang 1 juta. Lah itu yang ambilnya buat asuransi macem macem lah itu
diambil sekitar 250 ribu. Istilahnya apa ya mba, apa ya kaya biaya administrasi mba”
Diungkapkan pula oleh IRN 7, IRN 6
“Ujrah apa mba?” Kemudian IRN 7 mengungkapkan istilah ujrah sebagai bunga,
IRN 7 “Ya itu namanya bunga atau apa lah bunganya rendah,
tidak memberatkan, terus persyaratan mudah, kantor dimanapun tempat itu ada jadi memudahkan nasabah
untuk setoran”. Seperti yang telah diungkapkan oleh IRP 1 dan 2
bahwasannya jaminan dalam dana talangan haji berupa porsi haji. Hal ini dibenarkan pula oleh beberapa IRN yaitu sebagai berikut:
IRN 1 “Jaminannya itu porsi. Jadi setelah dapat porsi dari
KEMENAG itu aslinya di simpan di kospin. Sebelum lunas, saya hanya nerima fotocopy
porsi itu”. IRN 4
“Jaminannya itu porsi ketika tidak bisa melanjutkan setoran porsinya dicabut”.
IRN 7 “Iya itu jaminannya daftar tunggu itu mba”.
2. Analisis Data
Pembiayaan ijarah adalah produk penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah dalam rangka penyewaan manfaat
suatu barang atau jasa pengurusan biaya haji, umroh, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pariwisata dan lain-lain oleh anggota maupun
calon anggota www.kospinjasasyariah.com. Dalam produk dana talangan haji sendiri responden pegawai 3
selaku Dewan Pengawas Syariah mengemukakan bahwa segala produk yang telah ditawarkan oleh Kospin Jasa Layanan Syariah termasuk
produk dana talangan haji sudah mendapat sertifikasi halal oleh Dewan Syariah Nasional wawancara dengan Abdul Aziz Chudori, DPS Kospin
Jasa Syariah tanggal 6 desember 2016. Untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaannya pembiayaan dana talangan haji oleh Kospin Jasa Layanan
Syariah meperhatikan fatwa yang ada yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29DSN-MUIVI2002 tentang Pembiayaan Pengurusan
Haji Lembaga Keuangan Syariah. Hal ini dapat di lihat dari sistem operasional pembiayaan dana talangan haji Kospin Jasa Layanan Syariah
yaitu pada: a.
Akad yang digunakan Dalam pengurusan haji oleh Kospin Jasa Layanan Syariah
menggunakan akad ijarah dengan penentuan ujrah yang telah ditentukan. Sebagaimana dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
29DSN-MUIVI2002 menjelaskan bahwa dalam pengurusan haji
bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa ujrah dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai dengan fatwa DSN No.
09DSN-MUIIV2000. b.
Jasa pengurusan Dalam
fatwa DSN
No. 09DSN-MUIIV2000
tentang pembiayaan ijarah bahwasannya kewajiban Lembaga Keuangan
Syariah adalah menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan. Dalam hal ini jasa yang diberikan oleh Kospin Jasa
Layanan Syariah Capem Banjaran adalah talangan dengan plafon yang ditawarkan yaitu mulai dari Rp 5.000.00,00 hingga Rp
22.500.000,00 brosur Kospin Jasa Syariah Capem Banjaran. Namun di sisi lain pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29DSN-
MUIVI2002 di sini jasa pengurusan haji yang dilakukan Lembaga Keuangan Syariah tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian
talangan haji. Akan tetapi dalam pelaksanaannya Kospin Jasa Layanan Syariah memberikan jasa dalam bentuk dana talangan haji. Hal ini
terlihat pada brosur dan dibenarkan pula oleh responden. c.
Penentuan Ujrah Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29DSN-
MUIVI2002 dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa ujrah. Dalam fatwa tersebut dijelaskan
pula bahwa besarnya imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-qard yang diberikan LKS kepada nasabah.
Dalam pelaksanaannya penentuan besarnya ujrah ditentukan oleh Kospin Jasa Layanan Syariah yaitu sebesar 10 persen per tahun dari
setiap besarnya dana talangan yang diberikan wawancara dengan M. Lazuardi Zain, Bagian Pembiayaan Kospin Jasa Syariah Capem
Banjaran tanggal 5 Desember 2016. d.
Jaminan Sebagaimana dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
29DSN-MUIVI2002 menetapkan bahwa apabila diperlukan LKS dapat membantu pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan
prinsip al-qard sesuai fatwa DSN-MUI No. 19DSN-MUIIV2001 dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa LKS dapat meminta jaminan
kepada nasabah bilamana dipandang perlu. Dalam hal jaminan pada dana talangan haji Kospin Jasa Layanan Syariah yaitu berupa porsi
haji yang telah di dapat dari Kementerian Agama wawancara dengan IRN tanggal 1 Desember 2016.
e. Pembatalan dan Penyelesaian Akad
Dalam pembatalan akad IRP 1 menyebutkan pembatalan akad dapat terjadi apabila nasabah meninggal dunia, cacat tetap, nasabah
tidak mampu melanjutkan talangan secara finansial. Untuk penyelesaiannya IRP 1 dan IRP 2 mengungkapkan adanya teguran
terlebih dahulu atau melalui musyawarah secara langsung dengan mendatangi calon anggota maupun anggota. Jika sudah tidak sanggup
maka porsi haji calon anggota maupun anggota akan dicabut. Dalam
ketentuan Fatwa DSN No. 29DSN-MUIVI2002 sebagaimana pada ketentuan penutup menjelaskan bahwa “Jika salah satu pihak tidak
menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui badan
arbitrase syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah”.