Analisis produksi program Jejak Islam di TV One Jakarta

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PRODUKSI PROGRAM “JEJAK ISLAM “

DI TV ONE JAKARTA

Oleh :

MOCHAMMAD ZUHDI KURNIAWAN NIM: 202051001316

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/1430 H


(2)

!! !""#$

% $ $ &$ ' ' ' % ' &$

() * !"("

+ +

$ $ , + *, $ $ * +

*,

(#--"((" (##.". ( ""/ (#)("/(! ("""". !""(

!

' '

$ + *+ $ $ , + *$

'0 (#-)"#"- (##/". ( ""! '0 (#-("/!! (##"". ! ""(

'

$ $ 1 + **


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Metodologi Penelitian

E. Tinjauan Pustaka F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Produksi

B. Program C. Jejak Islam D. TV One Jakarta

BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM ACARA JEJAK ISLAM

DI TV ONE

A. Sejarah Lahirnya Program Jejak Islam B. Desain Produksi Program Jejak Islam


(4)

C. Profil TV One

D. Divisi Current Affairs TV One

BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM JEJAK ISLAM A. Pra Produksi Program Jejak Islam

B. Produksi Program Jejak Islam C. Pasca Produksi Program Jejak Islam D. Evaluasi Produksi Program Jejak Islam

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang Masalah ... 1

H. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

I. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

J. Metodologi Penelitian ...7

K. Tinjauan Pustaka ... 9

L. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS E. Produksi ... 11

F. Program ... 17

G. Tv One Jakarta ... 24

BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM ACARA JEJAK ISLAM DI TV ONE E. Sejarah Lahirnya Program Jejak Islam ... 28

F. Desain Produksi Program Jejak Islam ... 28

G. Profil TV One ... 29


(6)

BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM JEJAK ISLAM

E. Pra Produksi Program Jejak Islam ... 38

F. Produksi Program Jejak Islam ... 43

G. Pasca Produksi Program Jejak Islam ... 51

H. Evaluasi Produksi Program Jejak Islam ... 55

BAB V PENUTUP C. Kesimpulan ... 58

D. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(7)

" "

# $ % " & ' &

1 4 $

4 4

% & 5

$

% + + &

% &$

1 4 % & % &$

' 4 +

6 % &+

6 4 +

$(1 4 4 % &

$ 6

$!

, 6 4 4

+ + 6

1

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI (Yogyakarta: Tesis, 1998), h. 3

2


(8)

+ , $. 7

4 +

4 $

, 4 8

99 %1 & 4

8 %1 &$

4 +

4 6 $

* : 4

4

$ (#2# : 7;1 + 1' + ;1<+

+ , 1<+ 1< = >+ 1 1<+ * 1<+ ? 1<+ +

+ 4

0

($ * $

!$ * $

.$ 4

4 $

/$ * 4 +

$

3$ @ 4

$

-$ *

$ 3


(9)

)$ 1 4

+ $

: 4

6 $

2$ 4

$/ 4

+ 6 +

% &+

: 6 :

$

+ 4

: : +

4 4 $

: 4 +

: + $ :

4 + + $

*

: +

$3

7 0 :

4

Arini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1989), Cet. Ke-1, h. 75-76

5

Marwah Daud Ibrahim, Teknologi Emanisipasi dan Tradensi, (Bandung: Mizan 1995), Cet. Ke-2, h. 56


(10)

+ 8 9$ 1

4 + $

-1 6 :

: 0 6 +

: + + 6

6 6

: 6 6

+ 4 + $)

4 $ @ +

4 $

A ' ' :

4 0

($ ,: 4 : 6

$

!$ ,: 4 6

$

.$ ,: 4 6

$

' 8 9 1< = >+

6

Nana Rukmana DW, Tuntunan Praktis Dakwah Menuju Kehidupan Islami, (Jakarta: Puspa Swara, 1996), Cet. Ke-2, h. 4

7

Mas’ud, Format Tayangan Agama Islam Pada Stasiun Televisi RCTI dan TPI: Suatu Studi Komparasi


(11)

6 $

* +

$

4

+ 0 , ,A

'7= '7=?7,* > , A,* 1< = > , ,71,$

"# () $ % ( &

@ 8

9+ + + +

+

8' '

1< = >9$

, 0

($ @ : 8 > , A,*9 B

!$ @ : 8 > , A,*9 B

.$ @ 4 : 8 > , A,*9 B

/$


(12)

($ 1 '

1 :

0

$ : 8 > , A,*9

$ : 8 > ,

A,*9

:$ 4 : 8 > , A,*9

!$ * '

$ * ,

% 4 &

C $

$ * '

'

+ 0 $

+ :

$

# $, ,&, & $

($ * '

' +

+


(13)

6 +

6 $

@ 1 * '

0 8*

6 6

$2

!$ = '

1< = > $ ,

+ : 1< = >$

.$ 1 D '

' 1< = >+ 7 1 + $ !+

' ? + + (.!-"$ (3 =

!""2 E !. !""2$

/$ 1 '

1

1< = > : 8 > , A,*9

0

8

Lexi S. Moelog, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), Cet. Ke-10, h. 3


(14)

$ 4

: +

+ : $#

D :

: 8 > , A,*9 +

: : 8 > ,

A,*9$

$ = 4

= 4 : :

6 ("$ 1

4 $ A

$ = 4

: 8 > , A,*9$

:$

6 $ '

6 : +

F

6 + : 6: +

$

3$ 1 ,

9

Winarno Surahmad, Menyusun Rencana Penelitian (Bandung CV. Tarsita, 1989), h. 162 10


(15)

6 + + $ *

+

+ $

# ! $ '

@

% & 4 +

+ : + 0

($ , ' ,: 1 = ;

* !"")$

: $

!$ , ' :

* '

!"")$ $

.$ , ' ,: ' G

* ' !""3$

$

/$ , ' : * F 1<7

+ *

' !""3$


(16)

9 , ' '

,: 1< = +

' '

, ' ' +

+ : $

-# $ ( $ ' &

, +

+ 6 6 0

@ %' &+ @ A @ * +

' ' * + 1 * ' +

* ' + 1 ' ' $

@ %1 1 &+

6

$ @ ' + +

1< = > $

@ + A '

+ ' ' + 1< = >+ 4

: 1< = >$

' @ < : + ' ' + ' + ' :

' + >4 ' $


(17)

" "

# %, ' %, % ( & .

6 +

: +

$ '

$ ' 4 4

+

4 4

$((

* $@ D : + :

0 8' E ' ' E

E ' ' E A 6 , E E > E

* E 7 4 E ' 4 E 9$

@ 4

+

+ +

11


(18)

$ , : 4 $(!

' % & % &

+

+

6 $

+

@

$

: : :

% : & $ 5

$ ; $

@

$ ,

$ +

:

$

1 4

+ +

$ 1

12

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Jogyakarta: Pinus Book Publisher). Cek. Ke-1, h. 23


(19)

4 5 % ='&+ 0

($ ' % + : &

!$ ' % &

.$ ' : % &

($ ' ' % + ' : ' &

1

: :

$

1 6 0

$ ' 1

+ +

$

$ ' :

1

+ +

+ :

: : 6

$ :$ '


(20)

1 + 5 +

$ A +

$

$

: 4

: $ =

: 6

$ 4 +

$(.

!$ ' %' &

: +

$ :

: :

: $

+

$

$

: : :

$ $ ; $

13

Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Cet. Ke-1, h 20


(21)

@

$ ,

$ +

:

$

.$ ' : ' %' ' &

' :

! "

+ : C +

: :

$ : %

: &

: $ :

%

: 4 < &

$ *

6 < %< &$

+

: $

: $

6


(22)

$

$ <

$ "

@ + $

6 % : &

: $

4

$ +

H $

# !

$ : + +

+

$ H

: $ :

$ 4 $

, 4 $ ,


(23)

' 4 $

= + : $ ,

+ $(/

"# %, % (

@ @ + '

%(#22&$ ' +

$(3

* D ' +

: + D < $ ! : + I

% : & :

8 9

$

* '$;$ ' ' '

1 4 < %(##.&+ 4

4 :

$

(-14

Ibid, h. 22-24 15

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1989). Cet. Ke-1, h. 702)

16

PCS Sutrisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Vidio, (Jakarta: PT. Grasindo, 1993), Cet. Ke-1, h. 9


(24)

* + 4

: $

+

+

$ ' +

$ '

4 +

: $ , :

()$

@ : 4

+ 4 :

$ , +

: +

+ + : 4

(2$

+

4 0(#

17

ibid, h.1 18

Darmanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi,( Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994), h. 224

(# '$;$ $ + $ $ %


(25)

($ C?

@ +

$ +

, $ @

: 6 :

: + $

!$ '

: +

$ +

$

.$ 1 '

A $

$ @ $ A


(26)

$ : +

$ +

: $ G

$

/$ ? 6 @ '

6 +

+ : +

: $

&

1 6

$

$ +

4 $

+ :

$!"

20


(27)

4

: $ ,

4 + 0

($ A !$

.$ /$ '

3$ :

A :

' : (#/3 +

4

+ 4

6 $

+ $

'

: : $ :

: $ @

: $

4 0


(28)

!$ *

.$ *

!(

< $

< $ 4

+ :

: : $

6 $

$ *

$ * +

$

' +

$ $

$ +

$

+ $

21


(29)

$ , + + $ 1

+ $

+

$ +

+ + $ +

: 4 5 $

4

' % & :

$ 5

+ +

$!!

+ :

: ' ( )

: + +

$!.

' $ @

4 $ +

$ +

22

Ibid, h. 11 23


(30)

+ :

6 : 0

($ @ 6

!$ D

.$ 6

/$ ' :

3$ %

&!/

*# ' %$

1< = > + A,1 <

@ , A $ ( , !"") A,1 <

+ 1< = >+

>D + '=71 > 1>71, *> 1+ A,1 < $

' (/ !""2+ 1< = > : $ '

+ 1< = > * 7

4 .

6 : 1< = >

24


(31)

4

$

: 1< = >

(3

+

% + &$

: 0 * %(36.3 & ,@;$

1< = >

* + $

1< = >

6 4

$

1< = >

+

, ((

!""2$ , 6

+ : 1<

= >$ ' 1< = > 0 ' +

+ ' * $ '

4

+ : 6 @ '

@ %* + $ * &


(32)

+ $

' 6 1<

= > 1 + ' + * 1 + * $ ' 6

: 1< = >

0 ' + +

' ' $ +

, + , 1 , (""( $ +

@ + ? + A 4 * $

7 4$

1

%; &+ @ > %A

A @ &+ @ @ % @A&+ @ <

%' A &$ 1< = > :

4 +

" '

+ $

' 1< = > !- :

.) :


(33)

" "

" *

# ! % & % %, % ( ! ' & ( : 1< = >

$ : + :

: $

+ :

6 $ ,

: 6

+ 0 + + +

C $

' 1< = >

6

C !3$

' :

C $

"# %, ' %, % ( ! ' & (

: :

25


(34)

: $ :

: 6 C 6

$

: +

0

* ,: 0

' 0

' 0 ."

D 0 "3$." E "-$"" D @ 0 7

1 ' 0 7

1 ' 0 * 1 +

' % & ,

C' 0 D

7 0 , '

' 0 G C7

; 0 , $


(35)

' (/ !""2+ (#$." D @+

1< = > $ '

' 7 + @ G + 1< = >

4

' 7 $

1< = > : (3

,

$

* 6 , +

* + - + + 1< = >

6 4

$

+ 1< = >

$

, +

6

+ :

1< = >$ ' 1< = >

0 1 + ' + ' + + '

* $

' + :

6 @ ' @ %


(36)

@ $ ' * 7

%* 7 & 81 @ :

A = 3 ' / G @ A 9$

*

+ $

1 1< = > 6

+

%; &+ @ > %A A

@ &+ @ @ % @A& @ < %'

A &$

1< = > 6 : >

+ $

' + 1< = > !- :

.) :

(-! $ *

+ 1< = >

$ 81< = > 0 * @ 9

/#

: 1< = > < *

0 4 + + +

: $


(37)

$ * 4

: $

$ * :

: $

:$ * : :

6

: $

$ *

$

$ *

$

$ * . 1< : $

* 1< = > 0

$ * 4 : + :

$

$ *

$

:$ * 6

+ + +

+ $

$ * 6

+

+ :


(38)

, ,

• D

• A (

• + = +

1< = > : 4

$ * 1< = >

:


(39)

0# $% '$ % %

" %,

' 1< = > /

6 $ @

1< = >$ *


(40)

*

$ @ $ (! $ @ + :$ 7 :

7 : $ @6"( 1C ".( E 2/2.))2

*

!/$ 363+ * ; + !/ * + A 3"/3" *

1-". !() ((- ()

# . * %% $ ++ %

4 / 0 4 1< = >

1< = > '

$

4 ;

, 1< = > 4 +

: $ 1

+ + : $

$ '

* : 4 / 0 1< = >+

+

6

6 $


(41)

$ 1

+ +

6 $ +

$ *

+

: + +

+ 1

: :

+ 6 $

1 $

$ 1

$

: $

, : +

: $ ' +

: $

6 $

$% '$ % % .

# / 0

% &

# /

0

# /


(42)

"!

% &

%D &


(43)

BAB IV

ANALISIS PRODUKSI PROGRAM JEJAK ISLAM

Produksi sebuah program video dan televisi selalu dimulai dari ide atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah script. Naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi apapun bentuknya. Penulisan sebuah naskah program video dan televisi yang didasarkan pada sebuah ide biasanya mempunyai tujuan yang spesifik yaitu:

6 Memberikan informasi (to inform) 6 Memberikan inspirasi (to inspire) 6 Menghibur (to intertain)

6 Propaganda26

Dalam progaram siaran Jejak Islam di TV One Jakarta, sebelum melangkah kepelaksanaan dalam jalannya suatu program, maka dibutuhkan suatu perencanaan yang baik dan yang bertanggung jawab mengenai jalannya suatu program tersebut yang diatur oleh produser.

Peranan seorang produser di program Jejak Islam sebagai penanggung jawab jalannya program, dituntut untuk bisa membuat suatu konsep atau kemesan dengan sebaik mungkin, produser juga harus mempunyai wawasan dan kemampuan dalam merealisasikan ide-ide kreatif serta mengarahkan proses produksi. Biasanaya seorang produser dalam melaksanakan produksi ada tahapan-tahapan sebagai salah satu tanggung jawab, diantaranya dari faktor interal dan eksternal.

26


(44)

Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standart Operation Procedure (SOP), seperti berikut:

1. Pra Prouksi

2. Produksi

3. Pasca Produksi

Demikian juga dengan produksi program Jejak Islam diTV One Jakarta, mempunyai tahapan seperti di atas.

A. Pra Produksi Program Jejak Islam

Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang, atau juga disebut sebagai tahap perencanaan. Tahapan pra produksi sangat penting dalam produksi suatu acara. Sebab jika tahapan ini dilaksanakan secara rinci dan baik, maka sebagian pekerjaan dari produksi akan berjalan dengan baik.

Tahapan pra produksi atau perencanaan merupakan pengembangan dari desain program menjadi desain produksi atau semua kegiatan. Kegiatan yang termasuk kegiatan pra produksi antara lain : penuangan ide/gagasan ke dalam outline, dan lain-lain hingga pengambilan gambar atau shooting.


(45)

Perencanaan suatu program secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu, atau setahun. Perencanaan program televisi juga diarahkan untuk dapat memilih dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton.

Seorang Budhi Nova, sutradara MD Entertainment dalam wawancaranya mengatakan:

“Pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan, shooting, yang termasuk kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide/gagasan’’.

1. Penuangan ide/gagasan

Semua siaran televisi baik dari bentuk yang sederhana hingga yang rumit sekalipun, selalu didahului oleh simpulnya sebuah ide/gagasan. Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak/penonton, melalui medium televisi dengan maksud dan tujuan tertentu. Karena itu sewaktu akan menuangkan ide dalam sebuah naskah atau script, harus memperhatikan faktor penonton dan waktu siaran serta selera dan kebutuhan penonton, agar apa yang akan disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya.

Gagasan dapat disebut juga sebagai asal mula lahirnya sebuah program acara. Program acara Jejak Islam lahir dari sebuah ide yang dibahas dalam tim produksi, produser, penulis naskah, sutradara ( tim penyutradaraan). Tim ini akan membahas konsep hal-hal yang dianggap menarik dari segi tayangan.


(46)

Bermula dari timbulnya sebuah gagasan atau sering disebut sebagai ide, yang menjadi tanggung jawab dari seorang produser. Namun tidak berarti bahwa ide ini datangnya harus dari produser, dapat saja datangnya dari assistant produser.27

Ide merupakan buah pikiran dari seseorang perencana acara siaran, dalam hal ini seorang produser, ide juga dapat timbul dari kerabat kerja lainnya. Tapi ide bisa saja tidak timbul dari satuan kerja produksi, tetapi dapat timbul dari pihak luar seperti dari nara sumber sendiri, event organizer, maupun production house. Dalam mencari ide sebagai landasan untuk dikembangkan seorang produser harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:

a. Apakah ide/gagasan tersebut cukup menarik.

b. Apakah kekuatan yang tersembunyi dalam ide/gagasan tadi.

c. Apabila ide/gagasan tadi dapat dirubah menjadi program siaran, kemudian apa manfaat bagi khalayak dan bagaimana dampaknya. d. Kalau ide tadi akan diangkat menjadi program siaran, harus ada

alasan yang meyakinkan.28

Program acara jejak Islam memulai pencarian ide dalam tahapan pra produksi dan mendapatkan sebuah ide dari mana saja. Sebagian ide tersebut ada juga yang datangnya dari luar tim jejak Islam, tetapi dalam hal ini produser selaku pencetus atau penggerak program melakukan sharing dengan penulis.

27

Hasil wawancara pribadi dengan Wawan Sumarmo, Produser program JejaK Islam, (jakarta: 27 Oktober 2008).

28

Darwantro Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana University press, 1994), h.176


(47)

Dalam penulisan naskah, ide yang ditulis oleh penulis terkadang tidak diterima secara mentah-mentah dan dianggap lolos oleh produser, naskah yang kurang baik nantinya akan direvis oleh produser. Tetapi ada juga beberapa yang diterima dan lolos tanpa revisi.

2. Riset

Dimana telah disebutkan sebelumnya bahwa acara Jejak Islam bertujuan memberikan informasi tentang awal masuknya agama islam dan siapa tokoh-tokohnya serta peninggalan-peninggalannya. Maka dari itu diperlukan adanya riset terlebih dahulu, dimulai dari pengumpulan data, survey lokasi, kemudian menghubungi nara sumber yang akan diwawancara.

Riset sangat diperlukan setelah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya memepelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau nara sumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan ditulis.29

Namun dalam produksi program jejak islam tim biasanya melakukan riset melalui buku, internet, dan meninjau langsung lokasi yang berhubungan dengan program siaran Jejak Islam, seperti masjid tertua, pelabuhan pertama yang dibuat oleh kerajaan Islam atau sekelompok pedagang Islam yang datang kedaerah tersebut, bangunan kerajaan Islam yang masih ada, peninggalan-peninggalan kerajaan islama dan peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam.

29

Blum, R.A, Television Writing From Consept to Contract, (London: Focal Press, 1984). h.29


(48)

Sama seperti apa yang telah dituliskan oleh Blum,R.A, dalam bukunya, tim jejak Islam juga melakukan riset dengan cara mengumpulkan data atau informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Media informasi yang dipakai oleh tim jejak Islam adalah melalui buku-buku tentang sejarah Islam, situs-situs Islam diinternet, dan menuju langsung kelokasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seperti pelabuhan sunda kelapa dan masjid sunda kelapa yang terletak di Jakarta, masjid lau tshe di Jakarta barat, masjid si pitung, kerajaan Islam di Cirebon, pusat pengrajin batik di Cirebon sebagai salah satu peninggalan kebudayaan kerjaain Islama di Cirebon.

3. Pematangan konsep

Setelah penuangan ide dan riset dilakukan, maka berikutnya adalah pematangan konsep, baik untuk konsep acara Jejak Islam itu senditi maupun untuk perencanaan produksinya, bila semuanya telah dilakukan tahap selanjutnya adalah memasuki tahap produksi.

Tahapan pra produksi sangat penting dalam produksi suatu acara, sebab dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia.

Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas yang merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan.

Pematangan konsep dalam program acara Jejak Islam dilakukan dengan mengumpulkan tim program acara jejak Islam, lalu diadakan rapat tim untuk menyukseskan program acara Jejak Islam itu sendiri, dan untuk


(49)

mengetahui apakah pra produksi program acara jejak Isalm sudah sempurna dan dapat berjalan dengan lancar.

B. Produksi Program Jejak Islam

Penyelenggaraan siaran televisi nampak lebih kompleks bila dibandingkan dengan siaran radio. Namun esensi isi programnya relatif sama dengan program acara radio hanya perbedaanya, siaran televisi menghasilkan gambar dan suara, sedangkan radio hanya bersifat auditif.

Dari segi pengoperasiannya siaran televisi lebih kompleks karena lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayang suatu acara saja, melibatkan sedikitnya sepuluh orang yang terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah tekhnik, pengarah studio, pemandu gambar, 2 atau 3 juru kamera, juru video, juru audio (suara), dan lain-lain, yang mereka ini disebut juga kerabat kerja televisi (crew).30

Produksi sebuah program selalu dimulai dari ide/gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah naskah/script. Naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program televisi apapun bentuknya.

Pelaksanaan proses produksi program acara Jejak Islam lebih banyak melakukan pengambilan gambar atau shooting diluar studio yang terletak diberbagai tempat. Dalam menjalankan proses pengambilan gambar program acara jejak Islam menggunakan format multi kamera.

30


(50)

Dengan didukung formaat multi kamera program acara jejak Islam lebih memaksimalkan proses kerja dan meminimalisir hambatan, kendala pada saat pengambilan gambar.

Dalam tahapan produksi program Jejak Islam setidaknya ada beberapa hal dibawah ini:

1. Materi Produksi 2. Sarana dan Prasarana

3. Organisasi Pelaksana Produksi 1. Materi Produksi

Dalam produksi tentunya ada suatu pesan atau ide yang akan disampaikan kepada khalayak/penonton, ide itu tentunya tidak akan menarik jika tidak dikemas sebaik mungkin. Dengan format yang baik maka tentunya sebuah ide akan dapat diminati, dinikmati dan diterima penonton.

Materi produksi berasal dari sebuah ide yang akan diubah menjadi suatu karya produksi berbentuk audio visual. Dimana ide yang muncul dibuatkan konsep dan format programnya, kemudian dibuatlah script atau rundown yang merupakan rangkaian dari sebuah acara tayangan yang akan dibuat.

Dalam hal materi produksi program Jejak Islam, ide yang telah di rumuskan lalu dibuatkan rundown kemudian dilakukan breafing dengan pengisi acara, mengenai tema yang akan dibawakan agar sesuai dengan format tayangan cerita dan mencapai tujuan yang diharapkan.


(51)

Untuk mendukung dan mencapai tujuan sebuah materi produksi program jejak Islam ada beberap kriteria dalam pemilihan nara sumber atau pengisi acara, yakni:

a. Seseorang yang tentunya benar-benar mengetahui tentang sejarah penyebaran agama diddaerah tersebut.

b. Nara sumber adalah tokoh agama yang sudah dikenal oleh masyarakat.

c. Nara sumber tersebut sempat menjadi idola masyarakat (legend). 2. Sarana dan prasarana

Sarana produksi yang menjadi penunjang terwujudnya sebuah ide menjadi konkrit yaitu hasil produksi adalah peralatan yang memadai, tentu saja diperlukan kualitas alat sesuai standard broadcast yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh proses produksi. Dimana perkembangan penggunaan peralatan dan jumlahnya tergantung pada program yang akan diproduksi. Adapun saran pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan produksi program Jejak Islam adalah:

a. Kamera (alat pengambil gambar) b. Switcher (alat pemandu gambar) c. Audio Mixer (alat pengatur suara)

d. VTR (Video Tape Recorder) alat perekam gambar dan suara e. Lighting (alat pencahayaan yang digunakan dalam produksi

program ini untuk menshooting pembawa acara) f. Character generator (alat tata aksara)


(52)

Prasarana juga merupakan penunjang dalam produksi program Jejak Islam, antara lain:

a. Ruang krontrol dengan penyejuk udara (AC)

b. Studio produksi lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera elektreonik serta penyejuk udara (AC)

c. Ruang visual editing/penyunting gambar d. Propety

3. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Pelaksanaan produksi merupakan satuan kerja yang akan menangani proses produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasilnya ditayangkan. Meskipun mereka bertugas di bidang yang berbeda tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan produksi yang ditayangkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk menghasilkan produksi acara yang berkualitas baik, memerlukan pengorganisasian sumber daya manusia dan pekerja yang sistematis. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan dilakukan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing. Adapun struktur organisasi pelaksana produksi program Jejak Islam sebagai berikut:

a. Eksekutif produser (Khairullah), adalah penanggung jawab dari program Jejak Islam.

b. Produser (Wawan Sumarmo), adalah orang yang mampu berfikir dan menuangkan idenya untuk suatu program dan mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerja sama.


(53)

c. Sutradara (Wawan Sumarmo), adalah orang yang memimpin pelaksanaan produksi di lapangan yang berhak mengembangkan ide/gagasan untuk kemudian diaplikasikan.

d. Asisten Sutradara (Aprilia Putri Ningrum), adalah membantu dan mendampingi sutradara dalam melaksanakan tugasnya.

e. Script writer/pencatat adegan (Ratna Kumala Sari), adalah membantu dan mendampingi tim penyutradaraan dan mencatat continuity setiap scene dan time code untuk memnunjang tahapan pasca produksi.

f. Administrasi/unit manager (Mbak Nunik), adalah mengkoordinasikan semua aktivitas produksi dan penyiaran serta menyusun dan mempertanggung jawabkan administrasi dan keuangan.

g. Unit produksi (Mas Mamo), adalah mengatur kebutuhan logistic pengisi suara dan crew produksi serta membantu kelancaran proses produksi.

h. Cameraman (Dimas Prasetyo), seseorang yang akan mengoperasikan kamera dalam tahapan pengambilan gambar. i. Cameraman Assistant(Bang Fu’ad),adalah membantu kameramen

dalam melaksanakan tugasnya.

j. Lightingman (Johan), adalah mengoperasikan penataan cahaya, merencanakan pemakaian lamapu, menentukan jenis lampu dan tipe lampu, dan mengatur pencahayaan.

k. Character Generator Operator (Herbert Sitompul), adalah mempersiapkan dan mengoperasikan peralatan komputer,


(54)

mengerjakan kredit title dan sub-title, serta menampilkan gambar grafis hasil rancangan graphic designer.

l. Technical Director (Mas Yuga), adalah menentukan kelayakan teknis produksi, memeriksa kesiapan perlatan system dan instalasi produksi.

m. Property (Joko Sulistyo), adalah menyediakan seluruh kebutuhan property/perlengkapan yang mendukung suatu acara.

Meskipun mereka bekerja pada bidang tugas yang berbeda, tetapi semuanya hanya memiliki satu tujuan, yaitu menghasilkan program acara Jejak Islam yang nantinya akan digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Karena itu sebelum melangkah kepelaksanaan produksi, seluruh kerabat kerja atau ti program acara Jejak Islam harus mendapatkan informasi secukupnya sehingga semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana produksinya.

Untuk tahap ini adalah rangkaian kegiatan liputan dimulai dari pengambilan gambar di lokasi yang dilakukan oleh cameraman dan reporter sampai pada penyelesaian pembuatan naskah.

a. Pengambilan gambar di lokasi

Kegiatan liputan pada program Jejak Islam dilakukan pada peristiwa masa lalu, peninggalan-peningalannya seperti masjid, makam tokoh, yang membawa atau menyebarkan Islam di daerah tersebut, dan wawancara dengan nara sumber.

Pada tahap pengambilan gambar oleh cameraman, terutama untuk shooting program Jejak Islam, lebih banyak berdasarkan


(55)

petunjuk pihak produser atau assistant produser yang bertanggung jawab untuk hal ini. Namun demikian, cameraman pun mempunyai hak untuk memberikan masukan atau saran baik mengenai blocking camera maupun lighting/pencahayaan. Jika produser dan assistant produser tidak dapat hadir di lokasi maka peranan reporter juga bertambah sebagai produser liputan saat itu, namun tentu saja tetap memperhatikan masukan atau saran dari cameraman.

b. Pembuatan naskah/script

Proses produksi selanjutnya adalah pembuatan naskah dari hasil liputan yang telah dilakukan tadi. Tim Jejak Islam yang sudah selesai meliput, akan kembali ke kantor untuk membuat naskah mengenai hal yang diliputnya.

Untuk membuat rundown dan script acaranya dalam preview (melihat kembali hasil liputan), tim Jejak Islam (tim kreatif dan assistant produser) bertugas mencatat time code yang nantinya digunakan untuk membuat rundown dan script acaranya.


(56)

Kegiatan Produksi Program Jejak Islam dalam tabel

Tugas Tim yang bertugas

Wawancara dengan nara sumber

Reporter:

Aprilia Putriningrum

Pengambilan Gambar Cameraman:

Dimas

Membuat rundown dan script Tim Jejak Islam

Mempreview hasil liputan Tim Jejak Islam dibantu Ass.

Produser

Keterangan:

1) Melakukan wawancara dengan nara sumber dilakukan oleh reporter 2) Melakukan pengambilan gambar dilakukan oleh cameraman dibantu crew 3) Mempreview hasil liputan adalah melihat kembali hasil dari liputan dan

wawancara dalam bentuk kaset rekaman di dalam ruang preview untuk membuat rundown atau script sementara yang dilakukan oleh tim Jejak Islam dibantu oleh Assistant Produser.

Biasanya dua atau tiga hari sebelum liputan tim Jejak Islam terlebih dahulu menghubungi nara sumber untuk melakukan liputan. Jika semua sudah selesai dan sudah membuat surat izin liputan, menghubungkan cameraman yang akan ditugaskan dalam pangambilan gambar pada saat liputan, perizinan mobil yang akan digunakan, perizinan menggunaan


(57)

kamera dan kaset, baru melakukan liputan dengan pengambilan gambar yang diperlukan.

Program Jejak Islam menggunakan proses produksi rekaman atau taiping yang pengambilan gambar shootingnya dilakukan di luar studio yang dilakukan beberapa hari, bahkan beberapa minggu sebelum ditayangkan.

C. Pasca Produksi Program Jejak Islam

Pasca produksi (penyuntingan) adalah semua kegiatan setelah peliputan/shooting taiping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap ditayangkan atau disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk pasca produksi diantara lain, editing (penyuntingan), memasukan narasi, dubbing, perekam di dalam kaset.31

Proses pasca produksi dalam program acara jejak Islam sama seperti yang dituliskan oleh J.B. Wahyudi yaitu naskah dibuat, diadakan penyuntingan yang biasanya dilakukan oleh produser ataupun assistant producer. Setelah itu, mulai membuat paket yang berarti akan mulai tahap penyuntingan/edit secara audio visual.

Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir dari baahaan yang telah diproduksi, dengan beberapa kamera.penyelesaiaan pekerjaannya meliputi:

1. Memasukan narasi dan dubbing.

31

JB. Wahyudi, Tehnologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarat: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 35.


(58)

Sebelum memasuki tahap penyuntingan gambar/editing, dilakukan terlebih dahulu memasukkan narasi dari naskah yang telah dibuat sebelumnya dengan diiringi pengisian suara(dubbing).

Setelah liputan atau pengambilan gambar selesai, script boy/girl membuat loading, yaitu mencatat kembali semua hasil liputan berdasarkan catatan shooting dan gambar didalam loading time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap liputan dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu produser/sutrdara akan membuat editing kasar, sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment.

Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening, setelah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah editingscript, naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor.

Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online. Kaset VHS hasil editing off line

Proses memasukkan narasi dari naskah dilakukan reporter dan sutradara (Mas Wawan dan Mbak April), namun biasanya dibantu atau dilakukan oleh semua tim program acara jejak Islam. Kemudian setelah selesai dilakukan pengisian suara yang dikerjakan oleh tim editing TV ONE.


(59)

2. Penyuntingan gambar

Disinilah, peranan reporter untuk menentukan gambar mana saja yang dianggap sesuai untuk dipakai. Dengan dibantu seorang editor, paket dibuat berdasarkan naskah yang sudah disunting dan disetujui oleh produser maupun assistant produser.

Proses penyuntingan adalah salah satu bagian pasca produksi yakni menyeleksi gambar-gambar mana saja yang akan disuguhkan ke pemirsa. Tentu saja dalam proses penyuntingan ini menggunakan prinsip-prinsip editing yang sudah dikenal secara baku yaitu baik dengan sistem linier yang proses editingnya melalui sarana VTR ke VTR lainnya atau yang sering disebut dengan cut to cut maupun non-linier yang proses editingnya dengan sarana hard disc/server.

Tujuan dari adanya kegiatan produksi adalah membuat acara yang akan ditayangkan menjadi tayangan yang menarik baik dari segi isi/kontent maupun dari segi pengemasan. Kalau dari segi isi sudah di design sedemikian rupa agar dapat memberikan informasi mungkin dan menghibur, maka dari segi pengemasan harus pula diusahakan semenarik mungkin. Dengan demikian pemirsa tidak hanya terpenuhi kebutuhan akan informasi yang disajikan tetapi juga menghibur dengan menampilkan sajian yang artistik dan bercita rasa seni.

Dari penjelasan mengenai tahap penyelesaian di atas, maka jelaslah bahwa jurnalistik berperan secara komplek tidak hanya terbatas pada pembuatan naskah dari hasil liputan di lapangan pada suatu peristiwa, tetapi juga terlibat secara lebih jauh yakni dari segi


(60)

manajerial maupun pengerjaan produksi hingga akhirnya menghasilkan tayangan yang layak kepada pemirsanya.

3. Perekaman ke dalam kaset

Dilihat dari proses produksi yang dilakukan oleh pihak Jejak Islam yakni,

Proses yang demikian sudah merupakan standar, namun tahapan dalam buku teori menjadi panduan ideal yang sangat baik jika bisa dipenuhi. Dalam hal ini, model komunikasi media get keeper versi Westly dan McLaen sudah sangat cocok dengan realitas sebuah stasiun televisi. Dalam model komunikasi tersebut, stasiun televisi sebagai penjaga sekaligus penyaring mengenai apa saja yang sebaiknya diberitakan kepada masyarakat.

Pada model ini juga, masyarakat diberi kesempatan melakukan umpan balik (feedback) baik kepada media massa atau kepada sumber berita. Jadi, posisi masyarakat disini tidak hanya sebagai pihak yang menerima semua yang disajikan media massa. Namun lebih diharapkan sikap kritis dari masyarakat dalam menyikapi tayangan-tayangan yang disuguhkan.

% 1 /% + : +

% 1 0 %

+ ,,$


(61)

Hal yang sama juga berlaku untuk media massa yang tidak hanya selalu melaporkan apa yang terjadi begitu saja tanpa mempertimbangkan batasan-batasan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat.

Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah direkam dimasukan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.

Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik harus dimuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses ini boleh dikatakan bagian yang paling penting dalam post production sudah selesai, secara menyeluruh produksi juga sudah selesai.

Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview, apabila dalam preview tidak ada lagi yang harus diperbaiki berarti semua sudah siap, maka progra acara jejak Islam siap juga untuk ditayangkan.

D. Evaluasi Program Acara Jejak Islam

Evaluasi program adalah untuk menilai seberapa jauh program/tayangan bisa dianggap baik menurut sasaran.32 Hakekat evaluasi adalah menciptakan program/tayangan yang lebih baik kedepan dari yang telah ada.

Pasca produksi (penyuntingan) program acara Jejak Islam merupakan semua kegiatan setelah peliputan/shooting taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang

32

.Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), cet. Ke-1, h. 58


(62)

termasuk pasca produksi antara lain editing (penyuntingan). Manipulating (pengisian acara), sbutitle, title, ilustrasi, efek dan lain-lain.

Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan akhir dari bahan yang telah diproduksi, baik dengan satu maupun beberapa kamera, penyelesaian pekerjaan post production program acara Jejak Islam meliputi:

1. Melakukan penyuntingan suara maupun gambarnya

2. Pengisian grafik, baik yang bebentuk tulisan maupun yang berupa foto dan sebagainya

3. Pengisian narasi

4. Pengisian ilustrasi musik

5. Pengevaluasian program yang dinyatakan selesai, agar diadakan perbaikan jika ternyata terdapat kekurangan.

Dalam acara program Jejak Islam ini kru yang bertugas pada proses evaluasi produksi adalah sebagai berikut:

Tabel. Tim Evaluasi produksi program acara Jejak Islam

Nomor Bagian Produksi

1 2

Production Assistant Editor

Jadi, ketika proses pasca produksi berlangsung hanya Production Assistant dan Editor yang bertugas mengevaluasi sejauh mana keberhasilan


(63)

proses produksi yang telah dilakukan. Sedangkan untuk production assistant mengevaluasi sejauh mana progress dari program Jejak Islam tersebut.

Evaluasi juga di lakukan setelah program acara Jejak Islam tayang. Dalam produksi program acara jejak Islam, evaluasi setelah tayang dilakukan oleh pengelola yang dipimpin oleh produser dan sutradara, adapun cara mengevaluasi program dengan cara melihat rating.

Rating terdiri dari segi tema/judul tayangan, materi ataupun pengisi/pendukung acara (artis, presenter ataupun nara sumber) yang banyak mendapatkan tanggapan dari penonton/pemirsa.

Rating adalah sebuah perkiraan statistik yang menunjukkan persentase pemirsa dari seluruh pemirsa yang diukur, potensi pemirsa adalah yang tinggal dirumah tangga yang mempunyai televisi, bukan seluruh populasi wilayah yang diukur. Rating terkadang diambil dari khalayak secara keseluruhan penggunanya, terutama mereka yang menggunakan televisi sebagai sarana iklan, rating juga dilihat dari sasaran.

Proses evaluasi program acara Jejak Islam yang dilakukan oleh pengelola yang dipimpin oleh produser melihat faktor keberhasilan dari program ini dikarenakan materi produksi yang baik dan sangat menarik untuk ditayangkan dan faktor keberhasilan lainnya ialah faktor kekompakkan tim produksi beserta tokoh dan nara sumber.

Untuk mensiasati faktor-faktor yang bisa menghambat jalannya proses produksi, akhirnya program acara Jejak Islam membuat sebuah evaluasi, dari evaluasi tersebut pengelola produksi program Jejak Islam memberikan


(64)

perubahan/pembenahan pada tingkatkan internal maupun eksternal secara signifikan agar program/tayangan tersebut tidak ditinggalkan oleh penonton/pemirsanya.


(65)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan observasi, menganalisa data dan dalam rangka menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Program Jejak Islam termasuk salah satu program dakwah di stasiun TV One Jakarta dalam format dokumenter dengan durasi 30 menit pada pukul 05:00-05:30 WIB. Program Jejak Islam sangat mendukung kualitas programnya dari produser, pembawa acara dan nara sumber yang memiliki wawasan luas sehingga setiap penayangannya dapat dengan mudah dicerna oleh penonton. Para kerabat kerja merupakan faktor yang sangat penting karena tanpa kerja sama dari para kru semua tidak akan ada tayangan Jejak Islam.

2. Proses produksi program Jejak Islam memiliki tahapan yang sama yaitu tahap pra produksi, produksi, pasca produksi, dan evaluasi produksi. Dimana dalam setiap tahap memiliki keterkaitan yang berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

a. Pra Produksi diantaranya:

1) Penuangan ide/gagasan yang biasanya dilakukan oleh produser. Penuangan ide/gagasan adalah asal mula lahirnya sebuah program acara, namun ide atau gagasan bisa datang dari siapa saja.


(66)

Riset dalam program acara Jejak Islam yaitu dengan cara mengumpulkan data, yang dilakukan oleh tim Jejak Islam melalui buku, internet, dan meninjau langsung lokasi yang berhubungan dengan program acara Jejak Islam, seperti masjid-masjid bersejarah, pelabuhan, bangunan kerjaan Islam, dan peninggalan-peninggalan kerjaan Islam.

3) Pematangan Konsep

Pematangan kosep dengan cara mengumpulkan semua tim Program Jejak Islam untuk mematangkan konsep dan menyusun rencana, baik untuk konsep acara Jejak Islam itu sendiri maupun untuk perencanaan produksinnya.

b. Produksi diantaranya:

1) Materi produksi

Materi produksi adalah sebuag ide yang kemudia dikembangkan menjadi script.

2) Sarana dan Prasarana produksi

- Kamera (alat pengambil gambar) - Switcher (alat pemandu gambar) - Audio mixer (alat pengatur suara) - VTR (alat perekam gambar dan suara)

3) Organisasi produksi yang kooperatif disusun unutk menyiarkan acara Jejak Islam, yaitu: produser eksekutif,


(67)

produser, assistant produser, reporter, tim kreatif, unit manager, dll.

4) Pelaksanaan shooting Jejak Islam adalah tunda (tidak langsung), dan shooting dilakukan di luar studio. c. Pasca produksi diantaranya

1) Memasukan narasi dan dubbing. 2) Penyuntingan gambar

3) Perekaman ke dalam kaset

d. Evaluasi

Evaluasi program Jejak Islam untuk menilai seberapa jauh program atau tayangan bisa dianggap baik menurut sasaran. Production assistant dan editor bertugas mengavaluasi sejauh mana keberhasilan proses produksi yang telah di lakukan.

Evaluasi juga dilakukan setelah program acara Jejak Islam ditayangkan. Dalam program acara Jejak Islam, evaluasi setelah tayang dilakukan oleh pengelola yang dipimpin oleh produser dan sutradara, adapun cara mengevaluasi program dengan cara melihat rating.

B. Saran-saran

Dari uraian yang dikemukakan dan fakta yang ditemukan, maka penulis menyarankan di dalam pembuatan naskah hendaknya Jejak Islam lebih bisa menyuguhkan tema/judul yang menarik dan dapat memberikan pengetahuan tentang sejarah Islam di Indonesia dengan jelas kepada pemirsanya.


(68)

Karena tayangan ini bersifat edukatif diharapkan pengemasan program acara Jejak Islam bisa lebih baik dan menarik lagi, agar tidak ada kejenuhan dan mendapatkan simpati dari penontonnya (masyarakat).

Pada saat penyiaran program acara Jejak Islam hendaknya para pelaku penyiaran yang terlibat lebih berani menampilkan tayangan pada waktu-waktu lain, tidak hanya waktu pagi saja, sehingga masyarakat lebih mengetahui dan menyukai program acara Jejak Islam.


(69)

(1)

perubahan/pembenahan pada tingkatkan internal maupun eksternal secara signifikan agar program/tayangan tersebut tidak ditinggalkan oleh penonton/pemirsanya.


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan observasi, menganalisa data dan dalam rangka menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Program Jejak Islam termasuk salah satu program dakwah di stasiun TV One Jakarta dalam format dokumenter dengan durasi 30 menit pada pukul 05:00-05:30 WIB. Program Jejak Islam sangat mendukung kualitas programnya dari produser, pembawa acara dan nara sumber yang memiliki wawasan luas sehingga setiap penayangannya dapat dengan mudah dicerna oleh penonton. Para kerabat kerja merupakan faktor yang sangat penting karena tanpa kerja sama dari para kru semua tidak akan ada tayangan Jejak Islam.

2. Proses produksi program Jejak Islam memiliki tahapan yang sama yaitu tahap pra produksi, produksi, pasca produksi, dan evaluasi produksi. Dimana dalam setiap tahap memiliki keterkaitan yang berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

a. Pra Produksi diantaranya:

1) Penuangan ide/gagasan yang biasanya dilakukan oleh produser. Penuangan ide/gagasan adalah asal mula lahirnya sebuah program acara, namun ide atau gagasan bisa datang dari siapa saja.


(3)

Riset dalam program acara Jejak Islam yaitu dengan cara mengumpulkan data, yang dilakukan oleh tim Jejak Islam melalui buku, internet, dan meninjau langsung lokasi yang berhubungan dengan program acara Jejak Islam, seperti masjid-masjid bersejarah, pelabuhan, bangunan kerjaan Islam, dan peninggalan-peninggalan kerjaan Islam.

3) Pematangan Konsep

Pematangan kosep dengan cara mengumpulkan semua tim Program Jejak Islam untuk mematangkan konsep dan menyusun rencana, baik untuk konsep acara Jejak Islam itu sendiri maupun untuk perencanaan produksinnya.

b. Produksi diantaranya:

1) Materi produksi

Materi produksi adalah sebuag ide yang kemudia dikembangkan menjadi script.

2) Sarana dan Prasarana produksi

- Kamera (alat pengambil gambar) - Switcher (alat pemandu gambar) - Audio mixer (alat pengatur suara) - VTR (alat perekam gambar dan suara)

3) Organisasi produksi yang kooperatif disusun unutk menyiarkan acara Jejak Islam, yaitu: produser eksekutif,


(4)

produser, assistant produser, reporter, tim kreatif, unit manager, dll.

4) Pelaksanaan shooting Jejak Islam adalah tunda (tidak langsung), dan shooting dilakukan di luar studio. c. Pasca produksi diantaranya

1) Memasukan narasi dan dubbing. 2) Penyuntingan gambar

3) Perekaman ke dalam kaset

d. Evaluasi

Evaluasi program Jejak Islam untuk menilai seberapa jauh program atau tayangan bisa dianggap baik menurut sasaran. Production assistant dan editor bertugas mengavaluasi sejauh mana keberhasilan proses produksi yang telah di lakukan.

Evaluasi juga dilakukan setelah program acara Jejak Islam ditayangkan. Dalam program acara Jejak Islam, evaluasi setelah tayang dilakukan oleh pengelola yang dipimpin oleh produser dan sutradara, adapun cara mengevaluasi program dengan cara melihat rating.

B. Saran-saran

Dari uraian yang dikemukakan dan fakta yang ditemukan, maka penulis menyarankan di dalam pembuatan naskah hendaknya Jejak Islam lebih bisa menyuguhkan tema/judul yang menarik dan dapat memberikan pengetahuan tentang sejarah Islam di Indonesia dengan jelas kepada pemirsanya.


(5)

Karena tayangan ini bersifat edukatif diharapkan pengemasan program acara Jejak Islam bisa lebih baik dan menarik lagi, agar tidak ada kejenuhan dan mendapatkan simpati dari penontonnya (masyarakat).

Pada saat penyiaran program acara Jejak Islam hendaknya para pelaku penyiaran yang terlibat lebih berani menampilkan tayangan pada waktu-waktu lain, tidak hanya waktu pagi saja, sehingga masyarakat lebih mengetahui dan menyukai program acara Jejak Islam.


(6)