6. Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau
busuk, keluar cairan, penafasan sulit. 7.
Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembekencer, sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah.
8. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bias tenang, menangis
terus menerus. 9.
Penyuluhan pada orangtua BBL sebelum pulang
2.2.8 Penyuluhan yang diberikan kepada orangtua BBL sebelum pulang
Penyuluhan yang dapat diberikan pada orangtua adalah sebagai berikut: a. Menjaga kehangatan
Jaga kehangatan bayi dengan metode kanguru. Bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan diluar untuk
membuat bayi tetap hangat. Menjaga kehangatan bayi baru lahir merupakan suatu hal yang sangat penting, dengan cara membungkus atau membedong bayi rapat-
rapat dan kepalanya ditutup agar membantunya merasa aman dan hangat. Hal ini membuat bayi tidur lebih nyenyak dan lama jika mereka dibungkus. Bayi
mengalami hipotermia, meskipun berada dalam ruangan hangat. Tujuan menjaga kehangatan adalah untuk mengurangi kehilangan panas
tubuh dan membuat bayi merasa aman dan hangat diantaranya dengan cara membungkus bayi, yaitu: cara membungkus bayi dengan aman dalam selimut
persegi. Pertama-tama lipat salah satu ujung selimut hingga ke tengah, letakkan kepala bayi ke tengah dari selimut yang dilipat, bungkus kepala bayi terlebih
dahulu lalu dilipat ujung yang bersebrangan dengan yang dilipat sebelumnya ke
Universitas Sumatera Utara
kaki bayi. Kemudian tutupkan dua ujung lain ke tubuh bayi satu persatu, serta membuat bayi tidur lebih nyenyak.
b. Perawatan tali pusat Tidak boleh dibubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan
membuka agar tetap kering. Ketika bayi masih berada dalam kandungan ibu, ia mendapatkan makanan dan udara melalui pembuluh-pembuluh darah yang
mengalir didalam tali pusat. Begitu lahir, dokter atau bidan akan menjepit tali pusatnya, memotong kira-kira 3 cm dari pusat bayi Depkes RI, 2004, Asuhan
Persalinan Normal. Agar bagian tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak terinfeksi maka harus selalu dibersihkan juga agar tetap kering dan bersih. Sisa-
sisa tali pusat ini akan terlepas dalam waktu 7-10 hari, kadang-kadang 3 minggu baru terlepas. Setelah terlepas tali pusat ini akan meninggalkan bercak yang kasar,
yang memerlukan waktu beberapa hari lagi kadang-kadang beberapa minggu untuk mengering dan sembuh. Penyembuhan yang berlangsung lambat akan
menyebabkan bercak kasar ini bertambah tebal dengan jaringan yang disebut jaringan granulasi yaitu jaringan baru yang tumbuh, jika ada luka, maksudnya
untuk menggantikan jaringan lama yang rusak. Jaringan granulasi yang berlebih akan lebih menonjol dari kulit sekitarnya.
Bercak ini harus dirawat dengan teliti dan dijaga kebersihannya, sehingga kuman-kuman tidak dapat menginfeksi luka ini. Jangan bubuhkan apapun pada
luka ini, yang perlu dilakukan adalah menjaga agar bekas ini tetap kering. Usahakan jika bayi mengompol, urin yang membasahi popok tidak mengenai luka
ini, pastikan popok bayi tidak bergesekan dan mengiritasi pusat. Jika perlu tekuk popok ke bawah untuk menghindari sentuhan dengan pusar. Apabila melihat satu
Universitas Sumatera Utara
atau dua tetes darah keluar dari ujung tali pusar atau sekitarnya terasa panas, memerah atau tampak luka agak bengkak, bernanah. Ini menunjukan tanda-tanda
infeksi dan konsultasikan dengan dotkter atau bidan. Menjelang kesembuhannya, tali pusat akan berubah warna menjadi hitan bagian ini akan lepas dengan
sendirinya antara satu sampai empat minggu. Beberapa professional menyarankan mengusapnya dengan alcohol dengan kain atau bola kapas yang diberi alcohol
steril, sedangkam yang lain cenderung menyarankan membiarkannya begitu saja, membersihkan sekelilingnya saja dan proses alamiah yang akan mengambil alih
penyembuhannya. Cara perawatan tali pusat adalah sebagai berikut
a. Hindari pembungkusan tali pusat.
b. Jangan mengoleskan salep apaun atau zat lain ke tampuk tali pusat.
c. Lipat popok dibawah tali pusat.
d. Jika punting tali pusat kotor, cuci secara hati-hati dengan air matang DTT
dan sabun. Keringkan secara seksama dengan kain bersih. e.
Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan tali pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah.
f. Jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk
bayi tersebut ke fasilitas yang mampu untuk memberikan asuhan bayi baru lahir secara lengkap.
c. Perawatan mata Mata selalu dibersihkan secara teratur oleh air mata yang terus menerus
dibentuk dan dialirkan ke seluruh bola mata, maka dalam kondisi normal mata tidak perlu perawatan khusus. Jadi tidak perlu meneteskan obat mata apapun jika
Universitas Sumatera Utara
mata bayi selalu sehat. Yang perlu dilakukan adalah membersihkan kotoran di sudut mata setiap bangun tidur terutama di pagi hari. Cara merawatnya adalah
degan menggunakan kapas bersih atau cuttonbuds yang sudah dicelupkan ke dalam air bersih. Kemudian bersihkan pelan-pelan pelupuk mata dan ujung luar
mata. d. Perawatan telinga
Telinga bayi memerlukan perawatan khusus, yang perlu dilakukan adalah; 1.
Jagalah agar air tidak masuk ke liang telinga terutama pada saat mandi. 2.
Bersihkan daun telingan dengan menggunakan cotton buds. 3.
Lakukan hal ini pada waktu mandi. 4.
Perlu dicurigai apabila bayi rewel, demam dan menarik-narik atau meraba- raba samping muka, kemunkinan adanya sakit pada telinga infeksi telinga
hal ini sering terjadi pada bayi dan anak. Jika demikian, sebaiknya cepat menghubungi tenaga medis lainnya. Meser, 2007:286
e. Perawatan hidung Bayi hanya bias bernafas melalui hidung, sehingga bila hidung tersumbat
oleh kotoran, ia akan megalami kesukaran bernafas. Hidung dapat dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan cara:
1. Gunakan cotton budsujung tanduk yang agak basah, sehingga kotoran
menjadi lunak. 2.
Setelah lunak kotoran dikorek dengan kapas bersih yang digulung kecil atau dengan cotton buds.
Universitas Sumatera Utara
f. Perawatan mulut Perawatan mulut bayi tidak diperlukan perawatan khusus, yang perlu
dilakukan adalah dengan membersihkan gusi apabila mulut bayi terlihat kotor. Caranya adalah paling tidak dua kali sehari gosoklah gusi bayi dengan lembut
menggunakan kain yang bersih dan basah Suryabudhi, 1997:96. g. Memandikan
Tunda untuk memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada beberapa jam pertama dapat mengarah pada kondisi
hipotermia dan sangat membahayakan keselamatan bayinya Depkes RI, 2004. Pada bulan-bulan pertama, bayi biasanya dimandikan pada jam 09.30 – 10.10,
untuk memandikannya pakailah air yang cukup hangat karena suhu tubuh bayi terpengaruh dan mudah berubah Suryabudhi, 2000: 163.
Saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti rekomendasi- rekomendasi berikut:
1. Tunggu sedikitnya enam jam setelah bayi lahir, sebelum memandikan bayi.
Waktu tunggu menajdi lebih lama jika bayi mengalami asfiksia dan hipotermia.
2. Sebelum memandikan bayi, pastikan bahwa temperature tubuh bayi telah
stabil temperature akasila antara 36,5 C- 37,5
C. jika temperature tubuh bayi dibawah 36,5
C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepalanya dan tempatkan bayi bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan
kontak kulit langsung bayi- ibu kemudian selimuti keduanya. Tunda waktu untuk memandikan bayi hiingga temperature tubuh bayi tetap stabil paling
sedikit setelah satu jam dilakukan observasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Jangan memandikan bayi yang mengalami masalah pernafasan.
4. Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ada
hembusan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan bayi dan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti
bayi setelah dimandikan. 5.
Mandikan bayi secara cepat dengan air yang bersih dan hangat. 6.
Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering. 7.
Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi ditutupi
dengan baik bayi baringkan dalam dekapan ibunya dan selimuti dengan baik. 8.
Tempatkan bayi ditempat tidur yang sama dengan ibunya dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya Depkes RI, 2004 Asuhan Persalinan Normal
Pemberian ASI. h. Menyusui bayi
Secara alamiah menyusui bayi adalah cara yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi, hal ini menimbulkan hubungan yang sangat penting untuk
pertumbuhan psikologis bayi yang sehat. 1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan:
A. Merangsang produksi air susu ibu ASI. B. Memperkuat reflex menghisap reflex menghisap awal pada bayi, paling
kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi keehatan bayi.
C. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayinya. D. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum.
Universitas Sumatera Utara
E. Merangsang kontraksi uterus. 2. Pedoman pada ibu saat menyusui:
A. Mulai menyusui segera setelah lahir, dalam 30 menit pertama. B. Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi misalnya air,
madu, larutan gula atau pengganti susu ibu kecuali ada indikasi yang jelas atas alasan-alasan medis.
C. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya. D. Berikan ASI pada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun
malam selama bayi menginginkannya. 3. Posisi yang tepat untuk menyusui
Posisi yang tepat untuk bayi, sangan penting dalam menjamin keberhasilan pemberian ASI dan mencegah lecet atau retak pada putting susu. Periksa, bahwa
ibu telah meletakkan bayinya pada posisi yang tepat dan bayi melakukan kontak dengan ibunya secara benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu
memerlukannya, terutama jika ibu baru pertama kali menyusukan atau ibu berusia sangat muda.
4. Memeluk bayi dan mulai menyusukan bayinya A. Beritahu pada ibu untuk memeluk tubuh bayi secara lurus agar muka
bayi menghadap ke payudara ibu dengan hidung bayi didepan putting susu ibu. Posisinya harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap ke
perut ibu. Ibu harus menopang seluruh tubuh bayi, tidak hanya leher dan bahunya.
Universitas Sumatera Utara
B. Beritahu pada ibu untuk mendekatkan bayinya ke payudara jika bayi tampak siap untuk menghisap putting susu. Tanda-tanda siap menyusu adalah
apabila bayi membuka mulut, mencari, menoleh dan bergerak mencari sesuatu.
C. Tunjukan pada ibu bagaimana membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada putting susu.
D. Beritahu pada ibu untuk: a. Menyentuhkan bibir bayi dengan putting susunya.
b. Menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar. c. Mendekatkan bayi cepat ke payudaranya sehingga bibir bawah bayi
tepat dibaeah putting susu. E. Nilai positif menyentuhkan mulut bayi pada putting payudara dan caranya
menghisap: a. Dagu menyentuh payudara ibu.
b. Mulut terbuka lebar. c. Mulut bayi menutupi seluas munkin areola tidak hanya puttingnya
saja. d. Bibir bayi bagian bawah melengkung ke luar.
e. Bibir menghisap dengan perlahan dan kuat, serta kadang-kadang berhenti.
f. Tidak terdengar suara apapun kecuali suara bayi menelan.
Universitas Sumatera Utara
i. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat Tempatkan bayi dilingkingan yang hangat. Idelanya bayi ditempatkan
ditempat tidur yang sama dengan ibunya. Menempatkan bayi beersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong
ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi. j. Tanda-tanda bahaya
Jika timbul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk melakukan: berikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan sampai bayi
memperoleh perawatan medis lanjutan, bawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perwatan tindakan segera.
k. Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk
melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Berikut ini adalah jadwal imunisasi
anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI periode 2004 revisi September 2003.
Universitas Sumatera Utara
Umur Vaksin
Keterangan Saat lahir
Hepatitis B-1
HB-1 harus diberikan salam waktu 12 jam setelah bayi lahir. Dilanjutkan pada umur
1 dan 6 bulan. Apabila status HbaAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah
lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksi HB-1. Apabila semula status
HbaAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui
bahwa ibu HbaAg psotif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi
berumur 7 hari.
Polio – 0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama.
Untuk bayi yang lahir di RSRB polio oral diberikan saat bayi dipulangkan untuk
menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain
1 bulan Hepatitis
B-2 1. Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan,
interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. 2. Bayi premature bila ibu HBsAg -
imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 bulan atau berat badan 2000 gram.
0-2 bulan BCG
1. BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCS akan diberikan pada umur
3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila
uji tuberculin negative. 2.
Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan oleh karena manfaatnya
diragukan. 2 bulan
DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6
minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 dengan interval 4-6 minggu.
Polio-1 1. Polio- 1 dapat diberikan bersamaan
dengan DTP-1 2. Interval pemberian polio 2,3,4 tidak
kurang dari 4 minggu. 3. Vaksin polio ulangan diberikan satu
tahun sejak imunisasi polio 4 selanjutnya umur 5- 6 tahun.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang