Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

commit to user 3 lebih baik positif. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah subjek, tempat, waktu, teknik sampling dengan , serta design penelitian. Perbedaan tersebut diharapkan dapat melengkapi dan memperbaiki penelitian yang sebelumnya. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen”.

B. Rumusan Masalah

Apakah penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu-ibu tentang SADARI sebelum diberi penyuluhan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. b. Mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu-ibu tentang SADARI setelah diberi penyuluhan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. commit to user 4 c. Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan pada ibu-ibu tentang SADARI sebelum dan setelah diberi penyuluhan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah serta media booklet dan video terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi profesi bidan Untuk meningkatkan kepedulian bidan terhadap masalah kesehatan di masyarakat khususnya tentang SADARI. b. Bagi masyarakat Meningkatkan pengetahuan tentang SADARI melalui penyuluhan sehingga mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya mendeteksi kanker payudara secara dini. commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka

1. Penyuluhan Kesehatan a. Pengertian Penyuluhan kesehatan menurut Azwar 1983 adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah sebutan yang umum digunakan di Indonesia untuk menyebut pendidikan kesehatan Notoatmodjo, 2007; Fitriani, 2011. b. Tujuan Penyuluhan Tujuan dari penyuluhan merupakan investasi jangka panjang karena hasil penyuluhan berupa perubahan perilaku baru bisa dilihat beberapa tahun kemudian. Sedangkan dalam waktu pendek immediate impact , hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat Notoatmojo, 2003. c. Tahapan Kegiatan Penyuluhan Menurut Hanlon 1964 dikutip oleh Azwar 1983 dalam Fitriani 2011 mengemukakan tahapan dalam penyuluhan antara lain: commit to user 6 1 Tahap sensitisasi Tahapan ini dilakukan guna memberikan informasi dan kesadaran pada masyarakat tentang hal penting mengenai masalah kesehatan. Pada kegiatan ini tidak memberikan penjelasan mengenai pengetahuan, tidak pula merujuk pada perubahan sikap, serta tidak atau belum bermaksud untuk mengubah perilaku masyarakat. 2 Tahap publisitas Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sensitisasi. Bentuk kegiatan berupa press release yang dikeluarkan Departemen Kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pelayanan kesehatan. 3 Tahap edukasi Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sentisisasi yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan. 4 Tahap motivasi Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap edukasi. Masyarakat telah mampu perilakunya sesuai dengan anjuran dalam penyuluhan. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan Septalia 2008 berpendapat, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan antara lain tingkat pendidikan, sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat terhadap penyampai informasi, dan ketersediaan waktu di masyarakat. commit to user 7 e. Sasaran Penyuluhan Sasaran penyuluhan kesehatan antara lain: masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan, masyarakat dalam kelompok tertentu, sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual Machfoedz, 2008. f. Langkah-langkah dalam Penyuluhan Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, penyuluh yang baik harus melakukan langkah–langkah sebagai berikut: mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat, memprioritaskan masalah, menyusun perencanaan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan, penilaian hasil penyuluhan serta tindak lanjut dari penyuluhan Septalia, 2008. g. Materi Pesan Penyuluhan Materi atau pesan yang disampaikan hendaknya memenuhi persyaratan, antara lain: menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, materi tidak sulit dan mudah dipahami, menggunakan alat peraga, materi sesuai kebutuhan yakni tentang SADARI Fitriani, 2011. h. Metode Penyuluhan Notoatmodjo 2007 mengatakan bahwa metode harus disesuaikan dengan sasarannya. Adapun metode penyuluhan antara lain: 1 Metode pendidikan individual perorangan commit to user 8 2 Metode pendidikan kelompok a Kelompok besar: ceramah, seminar. Ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini adalah tahap persiapan meliputi kesiapan materi dan penguasaan materi serta tahap pelaksanaan meliputi hal – hal yang harus diperhatikan oleh penceramah dalam menyampaikan materi. b Kelompok kecil: diskusi kelompok, brain storming, snow balling, buzz group, role play , dan permainan simulasi. 3 Metode pendidikan massa public i. Media Penyuluhan Kesehatan Fitriani 2011 berpendapat media penyuluhan kesehatan digunakan untuk mempermudah penerimaan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya media tersebut dibagi menjadi media cetak, media elektronik, dan media papan billboard . Penelitian ini akan menggunakan booklet yakni suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar serta media elektronik berupa video. 2. Pengetahuan a. Pengertian Fitriani 2011 mengatakan pengetahuan merupakan hasil dari tahu, merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk commit to user 9 tindakan seseorang overt behaviour . Proses kognitif meliputi aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol-simbol, penalaran dan pemecahan persoalan. b. Tingkat Pengetahuan Notoatmodjo 2007 berpendapat, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain: 1 Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2 Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar 3 Aplikasi aplication 4 Analisis analysis 5 Sintesis s ynthesis 6 Evaluasi evaluation c. Pengetahuan dalam Fisiologi Kedokteran Guyton 1991 mengatakan kegiatan sistem saraf paling besar berasal dari pengalaman sensoris yang dapat menyebabkan suatu reaksi segera, atau kenangannya dapat disimpan di dalam otak selama commit to user 10 bermenit-menit, berminggu-minggu, atau bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan reaksi tubuh di masa yang akan datang. Informasi memasuki sistem saraf melalui nervus spinalis dan dihantarkan ke dalam medula spinalis pada semua tingkatan; substansi retikularis medula oblongata , pons dan mesenfalon; serebelum; talamus ; dan daerah somestetik korteks serebri . Tetapi di samping daerah “sensoris primer” ini, pada dasarnya sinyal-sinyal kemudian disampaikan ke semua segmen lain dari sistem saraf. Hanya sebagian kecil saja dari informasi sensoris yang penting dan menyebabkan reaksi motorik segera. Sebagian besar sisanya disimpan untuk mengatur kegiatan motorik di waktu yang akan datang dan digunakan untuk proses berpikir. Penyimpanan terbesar ini terjadi di korteks serebri , tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak dan medula spinalis pun dapat menyimpan sejumlah kecil informasi. Penyimpanan informasi merupakan proses yang kita sebut daya ingat dan juga merupakan suatu fungsi sinaps . Bila sinyal sensoris tersebut telah melalui sinaps-sinaps itu berulang-ulang, sinaps-sinaps itu akan menjadi demikian terfasilitasi sehingga sinyal-sinyal ”pusat pengatur” di otak dapat menyebabkan penghantaran impuls melalui rangkaian sinaps yang sama meskipun input sensoris tidak terangsang. Ini memberikan orang tersebut suatu persepsi mengalami perasaan yang asli, meskipun itu sebenarnya hanya merupakan suatu ingatan mengenai perasaan tersebut. commit to user 11 Dalam korteks serebri , perangsangan listrik pada korteks visual primer di dalam lobus oksipital menyebabkan orang dapat melihat objek-objek yang sederhana. Korteks visual saja tidak dapat menganalisa informasi secara sempurna pola visual yang rumit, sehingga harus bekerjasama dengan daerah-daerah lain yang berdekatan di dalam korteks oksipital , daerah asosiasi visual. Penghantaran listrik pada korteks auditorius di dalam lobus temporal menyebabkan orang mendengar bunyi sederhana. Sama seperti pada korteks visual, korteks auditorius harus bekerjasama dengan daerah asosiasi auditorius agar dapat menganalisa informasi secara sempurna. Hampir semua mengetahui apa yang dimaksud dengan pikiran dan bagaimana menguraikannya, akan tetapi dalam istilah abstrak hampir tidak mungkin dapat didefinisikan. Pengertian mengenai suatu pemandangan visual pada suatu saat tertentu atau seluruh pengertian mengenai keadaan sekitar seseorang, respons terhadap informasi sensoris lainnya merupakan pikiran lainnya, gambaran suatu persamaan matematis dalam pikiran seseorang merupakan pikiran ketiga. Jadi, pengetahuan setiap saat dapat didefinisikan sebagai suatu pikiran dan dapat pula didefinisikan sebagai kesadaran. Pikiran, kesadaran, daya ingat dan belajar, semuanya bekerjasama dan hampir tidak dapat dipisahkan. commit to user 12 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, minat, informasi, kebudayaan lingkungan Mubarak, 2007. e. Pengukuran Pengetahuan Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas Fitriani, 2011. 3. Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI Mengajarkan wanita bagaimana melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan pemeriksaan payudara. Pentingnya pemeriksaan payudara tahunan oleh dokter atau tenaga kesehatan dan pemeriksaan bulanan secara mandiri harus ditanamkan pada wanita selama kehidupannya. SADARI atau biasa disebut dengan Breast Self Examination BSE merupakan salah satu cara yang mudah dan efisien untuk mendeteksi secara dini adanya kanker payudara Varney, 2004; Atmaningtyas, 2009. Kanker payudara didefinisikan sebagai tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Penyebab kanker payudara ini juga belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita commit to user 13 menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara, antara lain usia, pernah menderita kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, riwayat menstruasi, faktor genetik dan hormonal, pernah menderita penyakit payudara non kanker, pemakaian pil KB atau terapi sulih hormone, obesitas, pemakaian alcohol, terpapar bahan kimia serta penyinaran Varney, 2004; Suryaningsih, Yuliarti, 2009. Gejala awal dari kanker payudara berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya, dapat juga terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit di atas benjolan, mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk Yuliarti, 2009. Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari putting susu biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah, perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, putting susu maupun areola daerah berwarna coklat tua di sekeliling putting susu, payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar putting susu bersisik, putting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara, atau pembengkakan salah satu payudara Ghofar, 2009; Yuliarti, 2009. commit to user 14 Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya kanker payudara adalah olahraga tiga kali seminggu selama 20 menit, menghindari minuman beralkohol, mempertahankan berat badan ideal, melakukan pemeriksaan mandiri SADARI setiap bulan, melakukan mammografi setahun sekali bagi wanita yang berusia lebih dari 40 tahun Yuliarti, 2009. Berdasarkan teori tentang kanker payudara di atas, dapat diketahui bahwa deteksi dini terhadap kanker payudara penting untuk dilakukan. Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar Dixon dan Leonard, 2006. Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30. Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia di atas 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap satu atau tiga bulan sekali dan waktu yang paling efektif adalah antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari 1 Maulani, 2009; Saryono, 2009. Hal tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri secara lengkap dapat dilihat di lampiran. commit to user 15 4. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri. Penyuluhan kesehatan tersebut diharapkan memiliki pengaruh terhadap masyarakat terutama tentang materi yang disampaikan. Jika dilihat dari segi fisiologis kedokteran, pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut: Gambar 1. Proses penyuluhan menjadi pengetahuan Penyuluhan Sinyal sensoris Reseptor visual Sinyal sensoris Reseptor auditorius Korteks serebri Korteks visual primer Korteks auditorius primer Analisa informasi Pengetahuan commit to user 16 B. Kerangka Konseptual Gambar 2. Kerangka Konseptual Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti C. Hipotesis Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan : · Pendidikan · Sosial ekonomi · Adat istiadat · Kepercayaan · Ketersediaan waktu Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : · Pendidikan · Pekerjaan · Pengalaman · Usia · Minat · Kebudayaan lingkungan · Informasi Penyuluhan SADARI Tingkat Pengetahuan SADARI paham Menerima informasi Mengingat Melakukan persepsi commit to user 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan satu kelompok Taufiqqurrahman, 2008 . Peneliti memberikan perlakuan intervensi terhadap subjek penelitian, yaitu penyuluhan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri, dan hasil perlakuan tersebut diamati, diukur, dan dianalisis. Gambar 3. Skema rancangan penelitian Keterangan : O 1 : Pengamatan sebelum intervensi O 2 : Pengamatan sesudah intervensi X : Intervensi B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen pada tanggal 21-26 Mei 2011. O 1 X O 2 commit to user 18 C. Populasi 1. Populasi target Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang berumur lebih dari 20 tahun. 2. Populasi aktual Populasi aktual merupakan bagian dari populasi target tempat anggota sampel diambil. Populasi aktual dalam penelitian ini adalah ibu- ibu yang berusia lebih dari 20 tahun warga RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen sebanyak 57 jiwa. D. Sampel dan Teknik Sampling 1. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen yang memenuhi kriteria inklusi. 2. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling atau sampel acak sederhana yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar individu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. commit to user 19 E. Estimasi Besar Sampel Besarnya sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus menurut Notoatmodjo 2006 sebagai berikut : æ = + 1 Keterangan : n = banyaknya sampel N = ukuran populasi sebanyak 57 jiwa d = persentase kelonggaran ketidaktelitian persisi karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir yaitu 5 0,05. Dari rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 50 jiwa. F. Kriteria Retriksi 1. Kriteria inklusi : a. Subjek berusia ≥ 20 tahun b. Bersedia menjadi subjek penelitian c. Memakai KB hormonal d. Menikah e. Pendidikan terakhir SMA f. Bisa membaca dan menulis 2. Kriteria eksklusi : a. Subjek yang tidak hadir saat penyuluhan b. Pernahsedang berobat kanker payudara commit to user 20 G. Pengalokasian Subyek Peserta penyuluhan yang diundang yakni sebanyak 55 orang. Akan tetapi yang dapat menjadi subjek penelitian adalah 46 orang, 4 orang diantaranya tidak hadir dalam penyuluhan. H. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas : Penyuluhan a. Definisi operasional : Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan khususnya SADARI. Penyuluhan ini memiliki tujuan jangka pendek yakni hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. b. Indikator : Penyuluhan dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang gambaran umum kanker payudara, pengertian, tujuan, frekuensi dan waktu, teknik serta langkah-langkah SADARI. c. Skala : Nominal dikotomik sebelum dan sesudah penyuluhan. commit to user 21 2. Variabel terikat : Tingkat pengetahuan. a. Definisi operasional : Pemahaman ibu tentang materi yang disampaikan meliputi gambaran umum kanker payudara, pengertian, tujuan, frekuensi dan waktu, teknik, serta langkah-langkah tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri. b. Indikator : Ibu mampu menjawab soal pengetahuan tentang SADARI melalui pretest dan postest yang diberikan. c. Skala : Rasio 0-31. I. Cara Kerja 1. Intervensi Intervensi yang diberikan oleh peneliti adalah dengan memberikan penyuluhan kepada satu kelompok. Kelompok tersebut diberikan pretest dan postest . Pretest dilaksanakan sebelum penyuluhan, sedangkan postest dilakukan 5 hari setelah penyuluhan untuk menghindari bias. 2. Instrumentasi Instrumentasi penelitian didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dan sudah teruji validitas dan realibilitasnya Sugiyono, 2008. commit to user 22 a. Penyuluhan Penyuluhan ini akan dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. 1 Metode : Ceramah. 2 Media : Video dan booklet. b. Pengetahuan 1 Alat ukur: Kueisioner pretest dan postest . Kueisioner untuk mengidentifikasi pengetahuan responden tentang SADARI terdiri dari 31 pertanyaan terdiri dari 2 tipe. Tipe A menggunakan Benar Salah dan tipe B pilihan ganda. Kisi-kisi soal adalah sebagai berikut : Variabel Sub Variabel Indikator No. Soal Jumlah item soal Pengetahuan SADARI Kanker payudara Pengertian, 3, 30 2 Penyebab 4 1 Faktor resiko 1, 2, 7, 8, 29 5 Tanda gejala 6, 20, 24 3 Pencegahan 31 1 SADARI Pengertian 9, 28 2 Tujuan 12, 19 2 Waktu dan 5, 13, 18 3 commit to user 23 frekuensi Teknik 10, 11, 16, 17, 23, 27 6 Langkah 14, 15, 21, 22, 25, 26 6 Jumlah Soal 31 Tabel 1. Kisi-kisi soal SADARI J. Validitas dan Reliabilitas Sebelum kueisioner diberikan kepada responden, kueisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta penyuluhan diuji validitas dan reliabilitasnya terhadap 30 orang berasal dari tempat yang berbeda dengan karakteristik yang sama Sugiyono, 2008. Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap 30 orang di RW V Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Hasilnya kemudian diolah menggunakan program komputer SPSS Statistical Package for Social Science versi 17.00 yakni sebagai berikut: 1. Validitas Validitas pengukuran adalah sejauh mana pengukuran yang dilakukan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur Taufiqqurrahman, 2008. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas kueisioner adalah rumus korelasi product moment dari Pearson . Butir pertanyaan kuesioner tersebut dinyatakan valid jika diperoleh hasil perhitungan r hitung r tabel r commit to user 24 hitung 0,361. Dari 35 soal yang telah dibuat, ada 4 soal yang memiliki nilai r hitung dari r tabel , yakni item nomor 6, 10, 14 dan 15 sehingga dapat dikatakan 4 item tersebut tidak valid dan kemudian dihapus. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana instrumen menghasilkan pengukuran yang sama, meskipun digunakan oleh pengamat yang berbeda pada waktu yang sama Taufiqqurrahman, 2008. Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas digunakan rumus Cronbach‘s Alpha , dikatakan reliabel jika r 0,6. Hasil uji realibilitas diperoleh nilai 0,906 sehingga dapat disimpulkan kueisioner tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri ini reliabel. K. Cara Pengukuran Pretest dilaksanakan sebelum pelaksanaan penyuluhan. Responden diberikan kueisioner bersamaan pada saat registrasi kemudian segera diisi dengan pengawasan dari peneliti untuk menghindari bias dan dikumpulkan kembali segera setelah selesai pengisian. Postest dilaksanakan lima hari setelah pelaksanaan penyuluhan dengan mendatangi rumah responden satu per satu. Responden mengisi kueisioner dan setelah selesai langsung diserahkan kepada peneliti. L. Analisis Data Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, di antaranya Hidayat, 2007 : commit to user 25 a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. b. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. c. Entri data Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi. d. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Analisis data untuk penelitian ini menggunakan Uji-T berpasangan yang didahului dengan uji normalitas data dengan uji Shapiro-wilk . Data dianalisis dengan SPSS 17 dan dianggap signifikan jika nilai p 0.05 dan t hitung t tabel 2,021. commit to user 26 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU-IBU PEMBINAAN KESEJAHTERAHAN KELUARGA DESA ADAT LEGIAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI.

0 0 11

FITRI EKA WULANDARI R0108021

1 11 59

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

1 0 7

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PREMENOPAUSE MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN SAMAN WILAYAH PUSKESMAS SEWON II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Tentang Menopause terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu

0 1 16

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI TERHADAP PERILAKU SADARI PADA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA Tahun 2010 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Terhadap Perilaku Sada

0 0 18

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN METODE PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA IBU-IBU PKK DI RW IV KEMBANG BASEN KOTAGEDE YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Met

0 0 10

PENGARUH PENYULUHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER POSYANDU LADA VII RW 7 KECAMATAN WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) terhadap Tingkat Pe

0 0 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWI KEPERAWATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

0 0 104