PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA IBU IBU DI RW II DESA KRIKILAN MASARAN SRAGEN

(1)

commit to user

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA IBU-IBU DI RW II DESA KRIKILAN MASARAN SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh :

UMI NUR AWALIANA R 0107051

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA IBU-IBU

DI RW II DESA KRIKILAN MASARAN SRAGEN

Umi Nur Awaliana R 0107051

Telah Disetujui oleh Pembimbing untuk Diujikan di Hadapan Tim Penguji Pada Hari Selasa 19 Juli 2011

Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

(Erindra Budi Cahyanto, S. Kep. Ns, M. Kes) NIP: 19780220 2005 01 1001

Pembimbing Utama

(Sri Anggarini P, SSiT, M. Kes) NIP: 19770621 2010 12 2001

Pembimbing Pendamping

(Erindra Budi Cahyanto, S. Kep. Ns, M. Kes) NIP: 19780220 2005 01 1001


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA IBU-IBU

DI RW II DESA KRIKILAN MASARAN SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH UMI NUR AWALIANA

R 0107051

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji KTI Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS

Pada Hari Selasa, 19 Juli 2011 Pembimbing Utama

Nama : Sri Anggarini P, SSiT, M. Kes ...

NIP : 19770621 20101 2 2001

Pembimbing Pendamping

Nama : Erindra Budi Cahyanto, S. Kep. Ns, M. Kes ...

NIP : 19780220 200501 1 001

Ketua Penguji

Nama : Suyatmi, dr, M. Biomed, ScI ...

NIP : 19720105 200112 2 001

Sekretaris Penguji

Nama : Sri Mulyani, S. Kep, Ns. M.Kes ...

NIP : 19670214 199303 2 001

Surakarta, 19 Juli 2011

Ketua Tim KTI Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS

Erindra Budi C, S. Kep. Ns, M. Kes H. Tri Budi Wiryanto, dr, Sp.OG (K) NIP. 19780220 200501 1 001 NIP. 19510421 198011 1 002


(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Umi Nur Awaliana, R0107051, 2011. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Program Studi DIV Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kanker payudara sampai saat ini masih menempati rangking kedua terbesar sebagai penyebab kematian wanita di dunia. Berdasarkan data dari American Cancer Society kurang lebih 40.190 kasus kematian kanker payudara terdeteksi pada tahun 2007. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk Indonesia terkena kanker payudara dan 70% dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut. SADARI merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan deteksi dini terhadap kanker payudara tetapi belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat SADARI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.

Penelitian ini menggunakan quasi experimental design: one group pre and post test design. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan subjek penelitian 46 ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan analisis uji statistik yang digunakan adalah Uji T berpasangan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.00.

Data primer diolah dengan Shapiro Wilk dan diperoleh hasil bahwa data

terdistribusi normal dan dapat dilanjutkan dengan uji T berpasangan. Hasil analisis data menggunakan Uji T berpasangan diperoleh nilai p 0.000 (p < 0.05) yang menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Kesimpulan yang dapat diambil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.


(5)

commit to user

v ABSTRACT

Umi Nur Awaliana, R0107051. 2011. The Effect of Seminar on the

Knowledge Level about Breast Self-Examination in Adult Women in RW II of Krikilan Village, Masaran, Sragen. DIV Midwifery Study Program, Medical Faculty, Surakarta Sebelas Maret University.

Breast cancer is still on the second largest rank as the cause of woman death in the world. Based on the American Cancer Society’s data, approximately 40,190 breast cancer death cases are detected in 2007. It is estimated that 10 out of 100,000 Indonesian people experience breast cancer and 70% of them examine their condition in advanced stage. Breast Self-Examination is an effective way to improve earlier detection of breast cancer but it has not been the habit for

Indonesian society. It is because of the society’s lack of knowledge and awareness of the importance of Breast Self-Examination benefit. The objective of this

research is to find out the effect of Seminar on the Knowledge Level about Breast Self-Examination in the adult women in RW II of Krikilan Village, Masaran, Sragen.

This research employed a quasi-experimental design: one group pre and post test design. The sampling technique used was simple random sampling with 46 adult women in RW II of Krikilan Village, Masaran, Sragen as the subject of research. The instrument used was questionnaire and the statistic test analysis used was pair-T test with SPSS version 17.00 computer software help.

The primary data was processed using Shapiro Wilk and it could be found that the data was distributed normally and could be followed by pair-T test. The result of analysis using pair-T test obtained the p statistic value of 0.000 (p value < 0.05) showing the presence of the effect of seminar on the knowledge level.

The conclusion that could be drawn was that this research shown the effect of seminar on the knowledge level about Breast Self-Examination.


(6)

commit to user

vi MOTTO

” Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

(Q.S Muhammad: 7)

’’Jagalah (peliharalah) Alloh, niscaya engkau mendapatiNya di hadapanmu. Hendaklah engkau mengenal Alloh diwaktu lapang (senang), niscaya Alloh akan mengenalmu diwaktu

sempit (susah). Ketahuilah bahwa apa yang luput (tidak mengenai) darimu, tidak akan mengenaimu, dan apa yang harus mengenaimu tidak akan luput padamu. Dan ketahuilah sesungguhnya kesabaran membawa kepada pertolongan, bersama kesusahan ada kegembiraan,

dan sesudah kesulitan ada kemudahan’’ (Al Hadits)

”Apa yang kelihatannya tidak mungkin bagi akal adalah mungkin bagi iman ^_^” (Anonim)


(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

Bapak dan ibu tercinta, baktiku untuk segenap cinta, kasih sayang, bimbingan yang senantiasa terlimpah untukku, hormat dan sayang selalu dari ananda Segenap keluarga besar yang membuatku mengerti arti kehidupan dan cara

bersyukur

Seseorang yang senantiasa ada dalam setiap doa, ku percaya bahwa pertemuan itu akan segera tiba tepat dan indah pada waktunya

Untuk orang-orang yang tanpa mereka sadari telah menjadi inspirasi bagi kehidupanku, memberiku pelajaran akan makna hidup yang hakiki

Sahabat yang selalu mendukung dengan segenap lantunan doa dari kalian, moga persahabatan kita abadi sampai ke surgaNya

Segenap dosen dari semester awal sampai semester akhir yang memberikan ilmu, pemikiran-pemikirannya yang brillian, menambah wawasan tentang seni

berkomunikasi karena begitu banyak karakter yang kutemukan dari kalian Admin Kebidanan, mas Daud, mas Indra, mbak Erika yang dengan kesabarannya

selalu ada untuk kami

Teman-teman D4 Kebidanan UNS, terimakasih untuk semua perjuangan yang telah kita lalui bersama dan yakinlah bahwa kita BISA meraih kesuksesan yang

dicitakan

Teman-teman IMM Hadikusumo UNS dan rekan-rekan semua yang tidak dapat kusebutkan satu per satu, terima kasih atas doa dan persahabatan kita selama ini


(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis yang senantiasa diberikan nikmat berupa kesehatan, kesempatan, kekuatan lahir dan batin

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen”, untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat disusun dengan lancar tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh semua pihak baik secara moril maupun material. Maka dari itu penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, Rektor Univesitas Sebelas Maret Surakarta 2. Prof. Dr. Zaenal Arifin Adnan, dr, Sp. Pd-KR, Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K), Ketua Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Sri Mulyani, S. Kep. Ns, M. Kes, Sekretaris Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Univesitas Sebelas Maret Surakarta

5. Erindra Budi Cahyanto, S. Kep. Ns, M. Kes selaku Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

6. Sri Anggarini P, SSiT, M. Kes selaku pembimbing utama yang dengan penuh


(9)

commit to user

ix

7. Erindra Budi Cahyanto, S. Kep. Ns, M. Kes selaku pembimbing pendamping

yang sabar dalam memberikan bimbingan

8. Suyatmi, dr, M. Biomed, ScI selaku penguji utama yang banyak memberikan

masukan yang membangun dalam penyusunan karya tulis ini

9. Sri Mulyani, S. Kep. Ns, M. Kes selaku penguji pendamping yang

memberikan masukan dalam penyusunan karya tulis ini

10. Ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini

11. Dosen pengajar dan staf program studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran

Univesitas Sebelas Maret Surakarta

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, maka penulis mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki kearah yang lebih

sempurna. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2011


(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 3

D. Manfaat ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Penyuluhan Kesehatan ... 5

a. Pengertian ... 5


(11)

commit to user

xi

c. Tahapan Kegiatan Penyuluhan ... 5

d. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan ... 6

e. Sasaran Penyuluhan ... 7

f. Langkah-langkah dalam Penyuluhan ... 7

g. Materi/ Pesan Penyuluhan ... 7

h. Metode Penyuluhan ... 7

i. Media Penyuluhan ... 8

2. Pengetahuan ... 8

a. Pengertian ... 8

b. Tingkatan Pengetahuan ... 9

c. Pengetahuan dalam Fisiologi Kedokteran ... 9

d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 12

e. Pengukuran Pengetahuan ... 12

3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 12

4. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkap Pengetahuan ... 15

B. Kerangka Konseptual ... 16

C. Hipotesis ... 16

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Desain Penelitian ... 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

C. Populasi ... 18

D. Sampel dan Teknik Sampling ... 18


(12)

commit to user

xii

F. Kriteria Retriksi ... 19

G. Pengalokasian Subjek ... 20

H. Definisi Operasional Variabel ... 20

I. Cara kerja ... 21

J. Validitas dan Realibilitas ... 23

K. Cara Pengukuran ... 24

L. Analisis Data ... 24

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 26

A. Gambaran Lokasi Penelitian... 26

B. Hasil Penelitian ... 26

BAB V. PEMBAHASAN ... 32

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Penyuluhan Menjadi Pengetahuan ... 15

Gambar 2. Kerangka Konseptual ... 16

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian ... 17

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 27

Gambar 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 27

Gambar 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 28

Gambar 7. Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ... 29

Gambar 8. Uji Normalitas Data Sebelum Penyuluhan ... 30


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Soal SADARI ... 22 Tabel 2. Hasil Analisis dengan Uji T Berpasangan ... 31


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama Lampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping Lampiran 3. Jadwal penelitian

Lampiran 4. Hasil validitas Lampiran 5. Uji analisis data

Lampiran 6. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Lembar Persetujuan menjadi Responden Penelitian Lampiran 8. Kuesioner penelitian

Lampiran 9. Satuan acara penyuluhan Lampiran 10. Materi booklet

Lampiran 11. Surat ijin penelitian dari KesBangPol dan LinMas Lampiran 12. Surat ijin penelitian dari BAPPEDA


(16)

commit to user

iv ABSTRAK

Umi Nur Awaliana, R0107051, 2011. PengaruhPenyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Program Studi DIV Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kanker payudara sampai saat ini masih menempati rangking kedua terbesar sebagai penyebab kematian wanita di dunia. Berdasarkan data dari American Cancer Society kurang lebih 40.190 kasus kematian kanker payudara terdeteksi pada tahun 2007. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk Indonesia terkena kanker payudara dan 70% dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut. SADARI merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan deteksi dini terhadap kanker payudara tetapi belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat SADARI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.

Penelitian ini menggunakan quasi experimental design: one group pre and post test design. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan subjek penelitian 46 ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan analisis uji statistik yang digunakan adalah Uji T berpasangan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.00.

Data primer diolah dengan Shapiro Wilk dan diperoleh hasil bahwa data terdistribusi normal dan dapat dilanjutkan dengan uji T berpasangan. Hasil analisis data menggunakan Uji T berpasangan diperoleh nilai p 0.000 (p < 0.05) yang menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan

Kesimpulan yang dapat diambil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.


(17)

commit to user

v ABSTRACT

Umi Nur Awaliana, R0107051. 2011. The Effect of Seminar on the Knowledge Level about Breast Self-Examination in Adult Women in RW II of Krikilan Village, Masaran, Sragen. DIV Midwifery Study Program, Medical Faculty, Surakarta Sebelas Maret University.

Breast cancer is still on the second largest rank as the cause of woman death in the world. Based on the American Cancer Society’s data, approximately 40,190 breast cancer death cases are detected in 2007. It is estimated that 10 out of 100,000 Indonesian people experience breast cancer and 70% of them examine their condition in advanced stage. Breast Self-Examination is an effective way to improve earlier detection of breast cancer but it has not been the habit for Indonesian society. It is because of the society’s lack of knowledge and awareness of the importance of Breast Self-Examination benefit. The objective of this research is to find out the effect of Seminar on the Knowledge Level about Breast Self-Examination in the adult women in RW II of Krikilan Village, Masaran, Sragen.

This research employed a quasi-experimental design: one group pre and post test design. The sampling technique used was simple random sampling with 46 adult women in RW II of Krikilan Village, Masaran, Sragen as the subject of research. The instrument used was questionnaire and the statistic test analysis used was pair-T test with SPSS version 17.00 computer software help.

The primary data was processed using Shapiro Wilk and it could be found that the data was distributed normally and could be followed by pair-T test. The result of analysis using pair-T test obtained the p statistic value of 0.000 (p value < 0.05) showing the presence of the effect of seminar on the knowledge level.

The conclusion that could be drawn was that this research shown the effect of seminar on the knowledge level about Breast Self-Examination.


(18)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kanker payudara sampai saat ini masih menempati rangking kedua terbesar sebagai penyebab kematian wanita di dunia. Berdasarkan data dari American Cancer Society kurang lebih 40.190 kasus kematian kanker payudara terdeteksi pada tahun 2007. Selain itu, secara umum angka kejadian kanker payudara meningkat sekitar 25% dalam kurun waktu 30 tahun di negara-negara maju. Insiden kanker payudara di negara-negara berkembang lebih rendah daripada di negara maju (23,1 berbanding 63,2 per 100.000 wanita), dan insiden kanker payudara bervariasi di setiap negara. Probabilitas bagi seorang wanita di negara yang sudah maju untuk menderita kanker payudara adalah sebesar 4,8% sedangkan untuk negara berkembang adalah 1,8%. Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan sosioekonomi, perubahan gaya hidup serta perubahan pada pola menstruasi (Rosjidi, 2009).

Kasus kanker payudara di Indonesia juga menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70% dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah penderita tidak tahu atau kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang memperhatikan payudara, rasa takut akan operasi, percaya dukun


(19)

commit to user

atau tradisional dan rasa malas serta malu memperlihatkan payudara (Ana, 2007; Sutjipto, 2009).

Menurut badan kesehatan dunia WHO, satu-satunya cara yang efektif untuk meningkatkan deteksi dini terhadap kanker payudara sampai saat ini adalah melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Deteksi dini dan terapi yang baik juga telah terbukti menurunkan angka kematian karena kanker payudara sejak tahun 1990 (Rosjidi, 2009).

SADARI merupakan perilaku kesehatan yang belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat SADARI. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan atau penyuluhan merupakan cara yang efektif agar masyarakat menjadi tahu tentang manfaat SADARI sehingga dapat mendorong mereka untuk berperilaku positif. Penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian tentang penyuluhan SADARI telah dilakukan oleh peneliti lain, seperti oleh Fadillah (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Penyuluhan SADARI terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja tentang SADARI di SMA Negeri 1 Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun”. Skripsi tersebut menyimpulkan bahwa penyuluhan SADARI efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja ke arah yang


(20)

commit to user

lebih baik (positif). Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah subjek, tempat, waktu, teknik sampling dengan , serta design penelitian. Perbedaan tersebut diharapkan dapat melengkapi dan memperbaiki penelitian yang sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen”.

B.Rumusan Masalah

Apakah penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI pada ibu-ibu.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu-ibu tentang SADARI sebelum diberi penyuluhan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu-ibu tentang SADARI setelah diberi penyuluhan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.


(21)

commit to user

c. Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan pada ibu-ibu tentang SADARI sebelum dan setelah diberi penyuluhan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah serta media booklet dan video terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI.

2. Manfaat Aplikatif a. Bagi profesi bidan

Untuk meningkatkan kepedulian bidan terhadap masalah kesehatan di masyarakat khususnya tentang SADARI.

b. Bagi masyarakat

Meningkatkan pengetahuan tentang SADARI melalui penyuluhan sehingga mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya mendeteksi kanker payudara secara dini.


(22)

commit to user

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka 1. Penyuluhan Kesehatan

a. Pengertian

Penyuluhan kesehatan menurut Azwar (1983) adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah sebutan yang umum digunakan di Indonesia untuk menyebut pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2007; Fitriani, 2011).

b. Tujuan Penyuluhan

Tujuan dari penyuluhan merupakan investasi jangka panjang karena hasil penyuluhan berupa perubahan perilaku baru bisa dilihat beberapa tahun kemudian. Sedangkan dalam waktu pendek (immediate impact), hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat (Notoatmojo, 2003).

c. Tahapan Kegiatan Penyuluhan

Menurut Hanlon (1964) dikutip oleh Azwar (1983) dalam Fitriani (2011) mengemukakan tahapan dalam penyuluhan antara lain:


(23)

commit to user

1) Tahap sensitisasi

Tahapan ini dilakukan guna memberikan informasi dan kesadaran pada masyarakat tentang hal penting mengenai masalah kesehatan. Pada kegiatan ini tidak memberikan penjelasan mengenai pengetahuan, tidak pula merujuk pada perubahan sikap, serta tidak atau belum bermaksud untuk mengubah perilaku masyarakat.

2) Tahap publisitas

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sensitisasi. Bentuk

kegiatan berupa press release yang dikeluarkan Departemen

Kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pelayanan kesehatan.

3) Tahap edukasi

Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sentisisasi yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan.

4) Tahap motivasi

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap edukasi. Masyarakat telah mampu perilakunya sesuai dengan anjuran dalam penyuluhan.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan

Septalia (2008) berpendapat, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan penyuluhan antara lain tingkat pendidikan, sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat terhadap penyampai informasi, dan ketersediaan waktu di masyarakat.


(24)

commit to user

e. Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan kesehatan antara lain: masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan, masyarakat dalam kelompok tertentu, sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual (Machfoedz, 2008).

f. Langkah-langkah dalam Penyuluhan

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, penyuluh yang baik harus melakukan langkah–langkah sebagai berikut: mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat,

memprioritaskan masalah, menyusun perencanaan penyuluhan,

pelaksanaan penyuluhan, penilaian hasil penyuluhan serta tindak lanjut dari penyuluhan (Septalia, 2008).

g. Materi/ Pesan Penyuluhan

Materi atau pesan yang disampaikan hendaknya memenuhi persyaratan, antara lain: menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, materi tidak sulit dan mudah dipahami, menggunakan alat peraga, materi sesuai kebutuhan yakni tentang SADARI (Fitriani, 2011).

h. Metode Penyuluhan

Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa metode harus

disesuaikan dengan sasarannya. Adapun metode penyuluhan antara lain: 1) Metode pendidikan individual (perorangan)


(25)

commit to user

2) Metode pendidikan kelompok

a) Kelompok besar: ceramah, seminar. Ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini adalah tahap persiapan meliputi kesiapan materi dan penguasaan materi serta tahap pelaksanaan meliputi hal – hal yang harus diperhatikan oleh penceramah dalam menyampaikan materi.

b) Kelompok kecil: diskusi kelompok, brain storming, snow balling, buzz group, role play, dan permainan simulasi.

3) Metode pendidikan massa (public)

i. Media Penyuluhan Kesehatan

Fitriani (2011) berpendapat media penyuluhan kesehatan digunakan untuk mempermudah penerimaan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya media tersebut dibagi menjadi media cetak, media elektronik, dan media papan (billboard). Penelitian ini akan menggunakan booklet yakni suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar serta media elektronik berupa video.

2. Pengetahuan a. Pengertian

Fitriani (2011) mengatakan pengetahuan merupakan hasil dari tahu, merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk


(26)

commit to user

tindakan seseorang (overt behaviour). Proses kognitif meliputi aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol-simbol, penalaran dan pemecahan persoalan.

b. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2007) berpendapat, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar

3) Aplikasi (aplication) 4) Analisis (analysis) 5) Sintesis (synthesis) 6) Evaluasi (evaluation)

c. Pengetahuan dalam Fisiologi Kedokteran

Guyton (1991) mengatakan kegiatan sistem saraf paling besar berasal dari pengalaman sensoris yang dapat menyebabkan suatu reaksi segera, atau kenangannya dapat disimpan di dalam otak selama


(27)

commit to user

bermenit-menit, berminggu-minggu, atau bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan reaksi tubuh di masa yang akan datang.

Informasi memasuki sistem saraf melalui nervus spinalis dan dihantarkan ke dalam medula spinalis pada semua tingkatan; substansi retikularis medula oblongata, pons dan mesenfalon; serebelum; talamus; dan daerah somestetik korteks serebri. Tetapi di samping daerah “sensoris primer” ini, pada dasarnya sinyal-sinyal kemudian disampaikan ke semua segmen lain dari sistem saraf. Hanya sebagian kecil saja dari informasi sensoris yang penting dan menyebabkan reaksi motorik segera. Sebagian besar sisanya disimpan untuk mengatur kegiatan motorik di waktu yang akan datang dan digunakan untuk proses berpikir. Penyimpanan terbesar ini terjadi di korteks serebri, tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak dan medula spinalis pun dapat menyimpan sejumlah kecil informasi.

Penyimpanan informasi merupakan proses yang kita sebut daya ingat dan juga merupakan suatu fungsi sinaps. Bila sinyal sensoris tersebut telah melalui sinaps-sinaps itu berulang-ulang, sinaps-sinaps itu akan menjadi demikian terfasilitasi sehingga sinyal-sinyal ”pusat pengatur” di otak dapat menyebabkan penghantaran impuls melalui rangkaian sinaps yang sama meskipun input sensoris tidak terangsang. Ini memberikan orang tersebut suatu persepsi mengalami perasaan yang asli, meskipun itu sebenarnya hanya merupakan suatu ingatan mengenai perasaan tersebut.


(28)

commit to user

Dalam korteks serebri, perangsangan listrik pada korteks visual primer di dalam lobus oksipital menyebabkan orang dapat melihat

objek-objek yang sederhana. Korteks visual saja tidak dapat

menganalisa informasi secara sempurna pola visual yang rumit, sehingga harus bekerjasama dengan daerah-daerah lain yang berdekatan di dalam korteks oksipital, daerah asosiasi visual.

Penghantaran listrik pada korteks auditorius di dalam lobus temporal menyebabkan orang mendengar bunyi sederhana. Sama seperti pada korteks visual, korteks auditorius harus bekerjasama dengan daerah asosiasi auditorius agar dapat menganalisa informasi secara sempurna.

Hampir semua mengetahui apa yang dimaksud dengan pikiran dan bagaimana menguraikannya, akan tetapi dalam istilah abstrak hampir tidak mungkin dapat didefinisikan. Pengertian mengenai suatu pemandangan visual pada suatu saat tertentu atau seluruh pengertian mengenai keadaan sekitar seseorang, respons terhadap informasi sensoris lainnya merupakan pikiran lainnya, gambaran suatu persamaan matematis dalam pikiran seseorang merupakan pikiran ketiga. Jadi, pengetahuan setiap saat dapat didefinisikan sebagai suatu pikiran dan dapat pula didefinisikan sebagai kesadaran. Pikiran, kesadaran, daya ingat dan belajar, semuanya bekerjasama dan hampir tidak dapat dipisahkan.


(29)

commit to user

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, minat, informasi, kebudayaan lingkungan (Mubarak, 2007).

e. Pengukuran Pengetahuan

Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas (Fitriani, 2011).

3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Mengajarkan wanita bagaimana melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan pemeriksaan payudara. Pentingnya pemeriksaan payudara tahunan oleh dokter atau tenaga kesehatan dan pemeriksaan bulanan secara mandiri harus ditanamkan pada wanita selama kehidupannya. SADARI atau biasa disebut dengan Breast Self Examination (BSE) merupakan salah satu cara yang mudah dan efisien untuk mendeteksi secara dini adanya kanker payudara (Varney, 2004; Atmaningtyas, 2009).

Kanker payudara didefinisikan sebagai tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Penyebab kanker payudara ini juga belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita


(30)

commit to user

menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara, antara lain usia, pernah menderita kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, riwayat menstruasi, faktor genetik dan hormonal, pernah menderita penyakit payudara non kanker, pemakaian pil KB atau terapi sulih hormone, obesitas, pemakaian alcohol, terpapar bahan kimia serta penyinaran (Varney, 2004; Suryaningsih, Yuliarti, 2009).

Gejala awal dari kanker payudara berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya, dapat juga terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit di atas benjolan, mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk (Yuliarti, 2009).

Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari putting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, putting susu maupun areola (daerah berwarna coklat tua di sekeliling putting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar putting susu bersisik, putting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara, atau pembengkakan salah satu payudara (Ghofar, 2009; Yuliarti, 2009).


(31)

commit to user

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya kanker payudara adalah olahraga tiga kali seminggu selama 20 menit, menghindari minuman beralkohol, mempertahankan berat badan ideal, melakukan pemeriksaan mandiri (SADARI) setiap bulan, melakukan mammografi setahun sekali bagi wanita yang berusia lebih dari 40 tahun (Yuliarti, 2009).

Berdasarkan teori tentang kanker payudara di atas, dapat diketahui bahwa deteksi dini terhadap kanker payudara penting untuk dilakukan. Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006).

Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia di atas 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap satu atau tiga bulan sekali dan waktu yang paling efektif adalah antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari 1 (Maulani, 2009; Saryono, 2009).

Hal tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri secara lengkap dapat dilihat di lampiran.


(32)

commit to user

4. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri. Penyuluhan kesehatan tersebut diharapkan memiliki pengaruh terhadap masyarakat terutama tentang materi yang disampaikan.

Jika dilihat dari segi fisiologis kedokteran, pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut:

Gambar 1. Proses penyuluhan menjadi pengetahuan Penyuluhan

Sinyal sensoris (Reseptor visual)

Sinyal sensoris (Reseptor auditorius)

Korteks serebri

Korteks visual primer

Korteks auditorius primer

Analisa informasi


(33)

commit to user

B. Kerangka Konseptual

Gambar 2. Kerangka Konseptual Keterangan :

: Diteliti : Tidak diteliti

C. Hipotesis

Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan : ·Pendidikan ·Sosial ekonomi ·Adat istiadat ·Kepercayaan ·Ketersediaan

waktu

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : ·Pendidikan ·Pekerjaan ·Pengalaman ·Usia ·Minat ·Kebudayaan lingkungan ·Informasi Penyuluhan SADARI Tingkat Pengetahuan SADARI (paham) Menerima informasi Mengingat Melakukan persepsi


(34)

commit to user

17 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan

sebelum dan sesudah intervensi menggunakan satu kelompok

(Taufiqqurrahman, 2008).

Peneliti memberikan perlakuan (intervensi) terhadap subjek penelitian, yaitu penyuluhan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri, dan hasil perlakuan tersebut diamati, diukur, dan dianalisis.

Gambar 3. Skema rancangan penelitian Keterangan :

O1 : Pengamatan sebelum intervensi

O2 : Pengamatan sesudah intervensi

X : Intervensi

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen pada tanggal 21-26 Mei 2011.


(35)

commit to user

C. Populasi

1. Populasi target

Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang berumur lebih dari 20 tahun.

2. Populasi aktual

Populasi aktual merupakan bagian dari populasi target tempat anggota sampel diambil. Populasi aktual dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang berusia lebih dari 20 tahun warga RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen sebanyak 57 jiwa.

D. Sampel dan Teknik Sampling 1. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen yang memenuhi kriteria inklusi.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling atau sampel acak sederhana yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.


(36)

commit to user

E. Estimasi Besar Sampel

Besarnya sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus menurut Notoatmodjo (2006) sebagai berikut :

æ=

+ 1 Keterangan :

n = banyaknya sampel

N = ukuran populasi sebanyak 57 jiwa

d = persentase kelonggaran ketidaktelitian (persisi) karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir yaitu 5% (0,05). Dari rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 50 jiwa.

F. Kriteria Retriksi 1. Kriteria inklusi :

a. Subjek berusia ≥ 20 tahun

b. Bersedia menjadi subjek penelitian

c. Memakai KB hormonal

d. Menikah

e. Pendidikan terakhir SMA f. Bisa membaca dan menulis 2. Kriteria eksklusi :

a. Subjek yang tidak hadir saat penyuluhan b. Pernah/sedang berobat kanker payudara


(37)

commit to user

G. Pengalokasian Subyek

Peserta penyuluhan yang diundang yakni sebanyak 55 orang. Akan tetapi yang dapat menjadi subjek penelitian adalah 46 orang, 4 orang diantaranya tidak hadir dalam penyuluhan.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas : Penyuluhan

a. Definisi operasional : Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan khususnya SADARI. Penyuluhan ini memiliki tujuan jangka pendek yakni hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat.

b. Indikator : Penyuluhan dilakukan dengan memberikan

pengetahuan tentang gambaran umum kanker payudara, pengertian, tujuan, frekuensi dan waktu, teknik serta langkah-langkah SADARI.

c. Skala : Nominal dikotomik (sebelum dan sesudah


(38)

commit to user

2. Variabel terikat : Tingkat pengetahuan.

a. Definisi operasional : Pemahaman ibu tentang materi yang

disampaikan meliputi gambaran umum kanker payudara, pengertian, tujuan, frekuensi dan waktu, teknik, serta langkah-langkah tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.

b. Indikator : Ibu mampu menjawab soal pengetahuan tentang

SADARI melalui pretest dan postest yang

diberikan.

c. Skala : Rasio (0-31).

I. Cara Kerja 1. Intervensi

Intervensi yang diberikan oleh peneliti adalah dengan memberikan penyuluhan kepada satu kelompok. Kelompok tersebut diberikan pretest dan postest. Pretest dilaksanakan sebelum penyuluhan,

sedangkan postest dilakukan 5 hari setelah penyuluhan untuk

menghindari bias. 2. Instrumentasi

Instrumentasi penelitian didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dan sudah teruji validitas dan realibilitasnya (Sugiyono, 2008).


(39)

commit to user

a. Penyuluhan

Penyuluhan ini akan dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

1) Metode : Ceramah.

2) Media : Video dan booklet. b. Pengetahuan

1) Alat ukur: Kueisioner (pretest dan postest). Kueisioner untuk mengidentifikasi pengetahuan responden tentang SADARI terdiri dari 31 pertanyaan terdiri dari 2 tipe. Tipe A menggunakan Benar Salah dan tipe B pilihan ganda.

Kisi-kisi soal adalah sebagai berikut :

Variabel Sub

Variabel

Indikator No. Soal Jumlah item

soal Pengetahuan

SADARI

Kanker payudara

Pengertian, 3, 30 2

Penyebab 4 1

Faktor resiko 1, 2, 7, 8, 29 5

Tanda gejala 6, 20, 24 3

Pencegahan 31 1

SADARI Pengertian 9, 28 2

Tujuan 12, 19 2


(40)

commit to user

frekuensi

Teknik 10, 11, 16, 17, 23,

27

6

Langkah 14, 15, 21, 22, 25,

26

6

Jumlah Soal 31

Tabel 1. Kisi-kisi soal SADARI J. Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kueisioner diberikan kepada responden, kueisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta penyuluhan diuji validitas dan reliabilitasnya terhadap 30 orang berasal dari tempat yang berbeda dengan karakteristik yang sama (Sugiyono, 2008).

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap 30 orang di RW V Desa Krikilan, Masaran, Sragen. Hasilnya kemudian diolah menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.00 yakni sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas pengukuran adalah sejauh mana pengukuran yang dilakukan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Taufiqqurrahman, 2008).

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas kueisioner adalah rumus korelasi product moment dari Pearson. Butir pertanyaan kuesioner tersebut dinyatakan valid jika diperoleh hasil perhitungan rhitung > rtabel (r


(41)

commit to user

hitung > 0,361). Dari 35 soal yang telah dibuat, ada 4 soal yang memiliki nilai rhitung < dari rtabel, yakni item nomor 6, 10, 14 dan 15 sehingga dapat dikatakan 4 item tersebut tidak valid dan kemudian dihapus.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana instrumen menghasilkan pengukuran yang sama, meskipun digunakan oleh pengamat yang berbeda pada waktu yang sama (Taufiqqurrahman, 2008).

Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas digunakan rumus Cronbach‘s Alpha, dikatakan reliabel jika r > 0,6. Hasil uji realibilitas diperoleh nilai 0,906 sehingga dapat disimpulkan kueisioner tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri ini reliabel.

K. Cara Pengukuran

Pretest dilaksanakan sebelum pelaksanaan penyuluhan. Responden diberikan kueisioner bersamaan pada saat registrasi kemudian segera diisi dengan pengawasan dari peneliti untuk menghindari bias dan dikumpulkan kembali segera setelah selesai pengisian. Postest dilaksanakan lima hari setelah pelaksanaan penyuluhan dengan mendatangi rumah responden satu per satu. Responden mengisi kueisioner dan setelah selesai langsung diserahkan kepada peneliti.

L. Analisis Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, di antaranya (Hidayat, 2007) :


(42)

commit to user

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Entri data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.

d. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.

Analisis data untuk penelitian ini menggunakan Uji-T berpasangan yang didahului dengan uji normalitas data dengan uji Shapiro-wilk. Data dianalisis dengan SPSS 17 dan dianggap signifikan jika nilai p < 0.05 dan t hitung > t tabel (2,021).


(43)

commit to user

26 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Desa Krikilan merupakan salah satu desa di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen dengan luas 3,36 km2. Desa Krikilan dibagi menjadi 3 kebayanan, 7 RW dan 13 dukuh. Jumlah penduduknya mencapai 5275 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 2694 jiwa dan perempuan sebanyak 2581 jiwa.

Penelitian ini dilakukan di RW II yang terdiri dari 5 RT yakni RT 6, RT 7, RT 8, RT 9, dan RT 10 yang memiliki jumlah Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 136 jiwa. Responden pada penelitian ini yang menjadi populasi aktual sebesar 57 jiwa dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 jiwa.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Sampel Penelitian

Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 46 peserta dan yang masuk kriteria eksklusi sebesar 4 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh gambaran subyek sebagai berikut: a. Usia

Deskripsi usia menunjukkan usia responden pada saat dilakukan penelitian dapat dilihat pada diagram berikut ini:


(44)

commit to user

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Frekuensi umur terbanyak adalah usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 26 jiwa (56,52%).

b. Tingkat pendidikan

Karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Mayoritas tingkat pendidikan adalah SMP 20 jiwa (43,48%). 11 (23,91%) 26 (56,52%) 9 (19,57%) 0 5 10 15 20 25 30 35 40

21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun j

i w

a

Umur

Distribusi responden berdasarkan umur

Jiwa 7 (15,22%) 20 (43,48%) 19 (41,30%) 0 5 10 15 20 25

SD SMP SMA

J i w

a

Tingkat Pendidikan

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


(45)

commit to user

c. Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga yakni 18 jiwa.

2. Deskripsi Pengetahuan Responden

a. Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) saat dilakukan penyuluhan dan setelah penyuluhan

Hasil yang diperoleh responden sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan adalah sebagai berikut:

9 (19,56%) 6 (13,04%) 18 (39,13%) 8 (17,40%) 5 (10,87%) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Pedagang Pegawai Pabrik

IRT Petani Buruh j

i w

a

Pekerjaaan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan


(46)

commit to user

Gambar 7. Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu tentang SADARI sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

3. Analisis Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Ibu-Ibu

Analisa data didahului uji normalitas Shapiro Wilk. Hasilnya dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 8. uji normalitas data sebelum penyuluhan dengan Shapiro Wilk 17.2

20.48

15 16 17 18 19 20 21

Sebelum Sesudah

Score

Status penyuluhan

Score sebelum dan sesudah penyuluhan


(47)

commit to user

Gambar yang ditunjukkan oleh histogram tersebut menunjukkan bahwa kemiringannya hampir sama sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

Gambar 9. Uji normalitas data setelah penyuluhan dengan Shapiro Wilk

Gambar di atas menunjukkan kemiringan yang hampir sama sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi normal.

Distribusi data juga dapat dilihat secara analitis, pada uji normalitas yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa uji normalitas data sebelum dilakukan penyuluhan p (0.269) > 0.05 dan setelah dilakukan penyuluhan p (0.662) > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan postest terdistribusi normal sehingga dapat


(48)

commit to user

dilanjutkan dengan analisis dengan uji T berpasangan yang didapat hasil sebagai berikut sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil analisis dengan uji T berpasangan

Mean t

Standar defiasi

Sig

Pretest-Postest

3,28 10,323 2,16 0,000

Hasil uji T berpasangan menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.


(49)

commit to user

32 BAB V PEMBAHASAN

Responden yang terdiri dari ibu-ibu di RW II Krikilan, Masaran, Sragen memiliki nilai rata-rata yang cukup baik tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri meskipun belum diberi penyuluhan. Nilai rata-rata tersebut meningkat signifikan setelah diberi penyuluhan. Tingkat pendidikan responden yang mayoritas lulusan pendidikan menengah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan informasi. Teori yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh individu merupakan salah satu faktor yang akan mendukung kemampuannya untuk menerima informasi, seperti yang dituliskan oleh Utami (2007) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin luas pula cara pandang dan cara pikirnya dalam menghadapi suatu keadaan yang terjadi di sekitarnya.

Pada penelitian juga masih terdapat tingkat pengetahuan tentang SADARI yang di bawah nilai rata-rata. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan seseorang dan tergantung pada ingatan seseorang pada saat pengisian kuesioner. Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu objek atau informasi. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat


(50)

commit to user

mengintepretasikan informasi tersebut secara benar.. Kemampuan mengingat seseorang juga dapat dipengaruhi oleh dimensi waktu.

Mayoritas rentang usia responden yang mengikuti penyuluhan juga telah sesuai dengan kriteria. Varney (2004) mengungkapkan bahwa insiden kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia, maka dari itu kesadaran akan pentingnya upaya perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara perlu ditingkatkan pula. Hal ini juga sesuai dengan rekomendasi dari American Cancer Society yang menganjurkan bagi wanita yang mulai memasuki usia 20 tahun keatas untuk melakukan pemeriksaan klinik payudara sekurang-kurangnya tiga tahun sekali dan mendapat informasi tentang keuntungan dan keterbatasan SADARI sehingga wanita yang memilih melakukan SADARI dapat melakukan SADARI dengan tepat sesuai dengan pedoman tekniknya (Smith, 2003).

Umur akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin dewasa umur maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berpikir dan menerima informasi lebih baik jika dibandingkan dengan umur yang masih muda atau belum dewasa (Mubarak, 2007).

Mayoritas pekerjaaan responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Hal tersebut sangat mendukung mereka dalam menyediakan waktu untuk mendengarkan penyuluhan, membaca booklet, dan melakukan tindakan yang telah dianjurkan saat penyuluhan. Lingkungan pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi arus informasi yang didapat oleh responden (Soekanto, 2002).


(51)

commit to user

Metode ceramah yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan ini sudah tepat digunakan untuk metode pendidikan kelompok dengan jumlah peserta yang besar. Notoatmodjo (2003) berpendapat bahwa metode ceramah tepat digunakan untuk kelompok besar. Kelompok besar yang dimaksud adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Selain itu juga tepat digunakan untuk peserta yang berpendidikan rendah ataupun tinggi seperti pada penelitian ini yang tingkat pendidikan pesertanya bervariasi mulai dari pendidikan dasar sampai dengan menengah.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan alat bantu berupa booklet dan video untuk mempermudah penerimaan informasi. Menurut penelitian para ahli indera, yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75%-87% dari pengetahuan disalurkan oleh mata. Sedangkan 13%-25% lainnya tersalur melalui indera yang lainnya. Hal tersebut mendukung pernyataan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Fitriani, 2011).

Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji analisis dengan menggunakan Uji T berpasangan. Penelitian yang dilakukan oleh Fadillah (2009) juga menunjukkan adanya pengaruh positif penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang SADARI di SMA Negeri 1 Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Penelitian yang menggunakan desain penelitian eksperimen kuasi dengan satu kelompok sampel ini dilakukan pada anak-anak remaja SMA.


(52)

commit to user

Pengaruh positif penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu juga dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009) dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di Mukim Laure-e Kecamatan Simeulue (NAD)”. Jenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest dan postest yang dilakukan ini menggunakan media leaflet.

Pengaruh penyuluhan terhadap perubahan atau peningkatan pengetahuan tersebut sesuai dengan tujuan jangka pendek dari sebuah penyuluhan/ pendidikan kesehatan. Selain itu dalam penyuluhan ada tahap yang disebut dengan tahap edukasi. Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sentisisasi yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan (Notoatmodjo, 2003, Fitriani, 2011).

Keterbatasan penelitian ini antara lain peserta penyuluhan yang tidak sesuai dengan populasi aktual yang seharusnya serta variabel terikat yang terbatas pada pengukuran tingkat pengetahuan saja sehingga belum tentu tingkat pengetahuan yang meningkat ini diikuti oleh sikap dan perilaku yang lebih baik, variabel perancu yang belum dapat dikendalikan dengan baik seperti tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu masyarakat. Meskipun faktor-faktor tersebut memang sulit untuk dikendalikan, tetapi penulis berharap peningkatan pengetahuan karena penyuluhan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat ke arah yang lebih positif.


(53)

commit to user

36 BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis data menggunakan T Test berpasangan diperoleh nilai p 0,00 (p < 0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen. B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Bagi petugas dan institusi kesehatan setempat

Petugas kesehatan dengan didukung institusi setempat hendaknya menjadikan penyuluhan sebagai program yang dilakukan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat hendaknya lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan melalui media lain selain penyuluhan baik dari media cetak seperti Koran, tabloid, majalah maupun media elektronik seperti televisi dan radio.


(54)

commit to user

3. Peneliti

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyuluhan dengan menggunakan media yang berbeda dari penelitian ini, seperti leaflet, flip chart, flyer, poster, foto, rubrik dan lain sebagainya untuk menilai seberapa besar pengaruh media yang satu dengan yang lain.


(1)

commit to user

32

BAB V PEMBAHASAN

Responden yang terdiri dari ibu-ibu di RW II Krikilan, Masaran, Sragen memiliki nilai rata-rata yang cukup baik tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri meskipun belum diberi penyuluhan. Nilai rata-rata tersebut meningkat signifikan setelah diberi penyuluhan. Tingkat pendidikan responden yang mayoritas lulusan pendidikan menengah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan informasi. Teori yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh individu merupakan salah satu faktor yang akan mendukung kemampuannya untuk menerima informasi, seperti yang dituliskan oleh Utami (2007) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin luas pula cara pandang dan cara pikirnya dalam menghadapi suatu keadaan yang terjadi di sekitarnya.

Pada penelitian juga masih terdapat tingkat pengetahuan tentang SADARI yang di bawah nilai rata-rata. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan seseorang dan tergantung pada ingatan seseorang pada saat pengisian kuesioner. Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu objek atau informasi. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat


(2)

commit to user

mengintepretasikan informasi tersebut secara benar.. Kemampuan mengingat seseorang juga dapat dipengaruhi oleh dimensi waktu.

Mayoritas rentang usia responden yang mengikuti penyuluhan juga telah sesuai dengan kriteria. Varney (2004) mengungkapkan bahwa insiden kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia, maka dari itu kesadaran akan pentingnya upaya perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara perlu ditingkatkan pula. Hal ini juga sesuai dengan rekomendasi dari

American Cancer Society yang menganjurkan bagi wanita yang mulai memasuki

usia 20 tahun keatas untuk melakukan pemeriksaan klinik payudara sekurang-kurangnya tiga tahun sekali dan mendapat informasi tentang keuntungan dan keterbatasan SADARI sehingga wanita yang memilih melakukan SADARI dapat melakukan SADARI dengan tepat sesuai dengan pedoman tekniknya (Smith, 2003).

Umur akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin dewasa umur maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berpikir dan menerima informasi lebih baik jika dibandingkan dengan umur yang masih muda atau belum dewasa (Mubarak, 2007).

Mayoritas pekerjaaan responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Hal tersebut sangat mendukung mereka dalam menyediakan waktu untuk mendengarkan penyuluhan, membaca booklet, dan melakukan tindakan yang telah dianjurkan saat penyuluhan. Lingkungan pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi arus informasi yang didapat oleh responden (Soekanto, 2002).


(3)

commit to user

Metode ceramah yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan ini sudah tepat digunakan untuk metode pendidikan kelompok dengan jumlah peserta yang besar. Notoatmodjo (2003) berpendapat bahwa metode ceramah tepat digunakan untuk kelompok besar. Kelompok besar yang dimaksud adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Selain itu juga tepat digunakan untuk peserta yang berpendidikan rendah ataupun tinggi seperti pada penelitian ini yang tingkat pendidikan pesertanya bervariasi mulai dari pendidikan dasar sampai dengan menengah.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan alat bantu berupa booklet dan video untuk mempermudah penerimaan informasi. Menurut penelitian para ahli indera, yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75%-87% dari pengetahuan disalurkan oleh mata. Sedangkan 13%-25% lainnya tersalur melalui indera yang lainnya. Hal tersebut mendukung pernyataan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Fitriani, 2011).

Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji analisis dengan menggunakan Uji T berpasangan. Penelitian yang dilakukan oleh Fadillah (2009) juga menunjukkan adanya pengaruh positif penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang SADARI di SMA Negeri 1 Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Penelitian yang menggunakan desain penelitian eksperimen kuasi dengan satu kelompok sampel ini dilakukan pada anak-anak remaja SMA.


(4)

commit to user

Pengaruh positif penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu juga dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009) dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di Mukim Laure-e Kecamatan Simeulue (NAD)”. Jenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan onegroup pretest

dan postest yang dilakukan ini menggunakan media leaflet.

Pengaruh penyuluhan terhadap perubahan atau peningkatan pengetahuan tersebut sesuai dengan tujuan jangka pendek dari sebuah penyuluhan/ pendidikan kesehatan. Selain itu dalam penyuluhan ada tahap yang disebut dengan tahap edukasi. Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sentisisasi yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan (Notoatmodjo, 2003, Fitriani, 2011).

Keterbatasan penelitian ini antara lain peserta penyuluhan yang tidak sesuai dengan populasi aktual yang seharusnya serta variabel terikat yang terbatas pada pengukuran tingkat pengetahuan saja sehingga belum tentu tingkat pengetahuan yang meningkat ini diikuti oleh sikap dan perilaku yang lebih baik, variabel perancu yang belum dapat dikendalikan dengan baik seperti tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu masyarakat. Meskipun faktor-faktor tersebut memang sulit untuk dikendalikan, tetapi penulis berharap peningkatan pengetahuan karena penyuluhan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat ke arah yang lebih positif.


(5)

commit to user

36

BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis data menggunakan T Test berpasangan diperoleh nilai p 0,00 (p < 0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri pada ibu-ibu di RW II Desa Krikilan, Masaran, Sragen.

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Bagi petugas dan institusi kesehatan setempat

Petugas kesehatan dengan didukung institusi setempat hendaknya menjadikan penyuluhan sebagai program yang dilakukan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat hendaknya lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan melalui media lain selain penyuluhan baik dari media cetak seperti Koran, tabloid, majalah maupun media elektronik seperti televisi dan radio.


(6)

commit to user 3. Peneliti

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyuluhan dengan menggunakan media yang berbeda dari penelitian ini, seperti leaflet, flip chart, flyer, poster, foto, rubrik dan lain sebagainya untuk menilai seberapa besar pengaruh media yang satu dengan yang lain.


Dokumen yang terkait

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU-IBU PEMBINAAN KESEJAHTERAHAN KELUARGA DESA ADAT LEGIAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI.

0 0 11

FITRI EKA WULANDARI R0108021

1 11 59

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

1 0 7

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PREMENOPAUSE MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN SAMAN WILAYAH PUSKESMAS SEWON II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Tentang Menopause terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu

0 1 16

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI TERHADAP PERILAKU SADARI PADA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA Tahun 2010 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Terhadap Perilaku Sada

0 0 18

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN METODE PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA IBU-IBU PKK DI RW IV KEMBANG BASEN KOTAGEDE YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Met

0 0 10

PENGARUH PENYULUHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER POSYANDU LADA VII RW 7 KECAMATAN WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) terhadap Tingkat Pe

0 0 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWI KEPERAWATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

0 0 104