ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI DASAR PANGGUL

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI DASAR PANGGUL

Dasar panggul meliputi otot levator ani, urethra dan otot sfingter ani serta jaringan ikat endopelvis. Lapisan pertama dukungan otot terdiri dari otot iliococcygeus serta fascia obturator internus . Lapisan kedua terdiri dari otot puboviseralis yaitu m.puborectalis dan m.pubococcygeus yang mengelilingi hiatus urogenitalis dimana urethra, vagina , anorectum berjalan melaluinya. 25-35 Grup otot levator ani mempunyai dua fungsi terpenting yaitu menjaga tegangan otot basal yang konstan sehingga hiatus urogenitalis tetap tertutup dan juga menjadi lempengan otot penyokong . Bila tegangan atau tonus basal ini hilang atau menurun , hiatus urogenital dapat melebar sehingga memfasilitasi penurunan organ pelvis. Fungsi kedua dari levator ani adalah secara refleks berkontraksi terhadap peningkatan tekanan intraabdominal seperti saat batuk atau berlari. Hal ini penting untuk menjaga kontinensia seseorang. Otot levator ani dipersarafi oleh serabut saraf anterior S2-S4, dimana cabang motorik dari nervus ini mempunyai kemungkinan untuk tertekan dan teregang selama persalinan per vaginam. 14-16, 25-35 Selain otot dan serabut saraf, dasar panggul juga memiliki sistem ligamen dan jaringan ikat kompleks yang dikenal dengan fascia endopelvis. Fascia ini menampung organ pelvis dan melekat pada dinding panggul . Delancey secara rinci menggambarkan dukungan terhadap vagina menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat pertama dimana apeks vagina dipertahankan di lateral ke arah dinding pelvis dan ke arah sacrum di bagian posterior oleh ligamen cardinale dan sakrouterina. Tingkatan kedua akan memfiksasi vagina secara transversal diantara kandung kemih dan rectum . Tingkatan ketiga melekatkan vagina dengan membran dan otot perineum. 2,25-35 Wahyudi : Dsitribusi Staging Dan Faktor Resiko Prolapsus Organ Pelvis Di Poliklinik Ginekologi RSUP…, 2007 USU e-Repository © 2008 Gambar 1. Anatomi dasar panggul Banyak data menyebutkan jaringan ikat, dukungan otot dan persarafan di daerah pelvis dapat mengalami trauma penekanan saat kehamilan dan juga menjelang persalinan dimana regangan, robekan dan ruptur atau avulsi jaringan ikat, otot dan saraf dapat terjadi. Hal ini dapat memberikan efek jangka pendek dan juga jangka panjang berupa prolapsus organ pelvis. 14-16, 25-35

2.2. DEFINISI