Gambaran Kematian Maternal Di RSUD Dr.Pringadi Medan Tahun 2011

(1)

Oleh :

NINA KIRANA

090100201

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NINA KIRANA

090100201

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Kematian Maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

Nama : Nina Kirana NIM : 090100201

Pembimbing Penguji I

dr. Iman Helmi Effendi, M. Ked (OG), Sp. OG (K)

NIP. 140344041 NIP. 19631228 198903 2 003 dr. Kristina Nadeak, Sp. KK (K)

Penguji II

NIP. 19781120 200501 2 002 dr. Noni Novi Sari Soeroso, Sp. P

Medan, Januari 2013 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP : 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Latar belakang. Angka kematian merupakan salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan obstetri. Ribuan wanita meninggal setiap harinya dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan tersebut adalah mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015. Namun angka kematian maternal di provinsi Sumatera Utara masih tinggi. Kota Medan sebagai ibu kota provinsi memiliki rumah sakit rujukan yang besar, salah satunya adalah RSU dr. Pirngadi Medan.

Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.

Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif. Sampel penelitian adalah semua kasus kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di RSU dr. Pirngadi Medan.

Hasil. Dari hasil penelitian, diketahui sebab-sebab kematian maternal adalah preeklampsi sebesar 50%, diikuti sepsis sebesar 25%, impending eklampsi dan ruptur uteri dengan persentase masing-masing 12,5%. Terdapat 8 kematian maternal dari 665 persalinan di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.

Kesimpulan. Jumlah kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah 8 kasus. Penyebab kematian terbanyak adalah preeklampsi.


(5)

ABSTRACT

Introduction. Mortality rate is an indicator of success of health service system in a country. The maternal mortality ratio (MMR) is an indicator of the obstetrics. Thousands women die everyday cause related to or aggravated by the pregnancy or its management. One of the eight Millennium Development Goals (MDGs) is improving maternal health. The goal is to reducing MMR by three quarters between 1990 and 2015. But MMR in North Sumatera is high. Medan has many recommended hospitals, one of them is RSU dr. Pirngadi.

Objective. The aim of this study is to obtain the characteristics of maternal death in RSU dr. Pirngadi Medan year 2011.

Methods. The study is descriptive retrospective which took all of maternal death cases in RSU dr. Pirngadi Medan periode 1st January – 31st December 2011. The sampling technique carried out is total sampling. It used medical records of RSU dr. Pirngadi Medan as secondary data.

Results. The causes of maternal death are preeclampsia (50%), sepsis (25%), impending eclampsia and uterine rupture each other 12,5%. There are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011.

Conclusion. The study shows that there are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011. The most cause of maternal death is preeclampsia.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyelesaian karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Kematian Maternal di RSU dr. Pirngadi Medan Tahun 2011” ini, penulis banyak menerima bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan FK USU, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter di FK USU Medan.

2. Dosen pembimbing saya, dr. Iman Helmi Effendi, M. Ked (OG), Sp. OG (K) yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

3. Dosen penguji, dr. Kristina Nadeak, Sp. KK dan dr. Noni Soeroso, Sp. P yang telah memberikan saran-saran untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. 4. Seluruh jajaran RSUD dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin dan

banyak bantuan kepada saya dalam melakukan proses penelitian di lokasi penelitian.

5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing saya selama perkuliahan.

6. Kedua orang tua saya, H. Hasanul Arifin Harahap dan Hj. Elly Mawati Lubis, yang telah membesarkan dan memberikan dukungan lahir dan batin kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Azhar Kurniawan Siregar, yang telah memberikan semangat dan dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.


(7)

8. Indah Puspita Sari Pane, Nina Karina Ginting, Christy Dymphna Akip, Veny Ria Pratiwi, Leni Rizki, Ramawulan Herianda, Nurfauziyah Handayani, dan seluruh teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun agar proposal ini dapat dilanjutkan ke tahap penelitian.

Medan, Desember 2012 Penulis,

Nina Kirana


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Kematian Maternal ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Klasifikasi ... 4

2.1.3. Ukuran Kematian Maternal ... 5

2.1.4. Status Kematian Maternal ... 8

2.1.5. Penyebab Kematian Maternal ... 9

2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Kematian Maternal ... 10

2.1.7. Identifikasi Kematian Maternal ... 12

2.1.8. Kebijakan Penurunan Kematian Maternal ... 13


(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 18

3.1. Kerangka Konsep ... 18

3.2. Definisi Operasional ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1. Jenis Penelitian ... 19

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

4.2.1. Waktu Penelitian... 19

4.2.2. Tempat Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel ... 19

4.3.1. Populasi ... 19

4.3.2. Sampel ... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 20

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1. Hasil Penelitian ... 21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 21

5.2. Pembahasan ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29 LAMPIRAN


(10)

DATAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Definisi Alternatif Kematian Maternal pada ICD-10 ... 4

Tabel 2.2 Ukuran Statistik Kematian Maternal... 5

Tabel 2.3. Metode Identifikasi dan Pengkajian Kematian Maternal ... 13

Tabel 5.1. Jumlah Persalinan dan Kematian Maternal ... 21

Tabel 5.2. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan ... 22

Tabel 5.3. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Frekuensi Kehamilan ... 22

Tabel 5.4. Sebaran Kematian Materanal Berdasarkan Frekuensi Melahirkan .... 23

Tabel 5.5. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Cara Persalinan ... 23

Tabel 5.6. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur Kehamilan ... 23


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(12)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome AKI : Angka Kematian Ibu

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BOK : Bantuan Operasional Kesehatan

CSR : Corporate Social Responsibility Depkes : Departemen Kesehatan

DIC : Diseminated Intravascular Coagulation Dinkes : Dinas Kesehatan

FK : Fakultas Kedokteran

HELLP : Hemolisis, Elevation Liver Function, Low Platelet Count HIV : Human Immunodeficiency Virus

ICD : International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems

ICPD : International Conference on Population and Development Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jampersal : Jaminan untuk Persalinan KB : Keluarga Berencana Kemkes : Kementerian Kesehatan

KET : Kehamilan Ektopik Terganggu KH : Kelahiran Hidup

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIBBL : Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir KRR : Kesehatan Reproduksi Remaja MDGs : Millenium Development Goals MPS : Making Pregnancy Safer Pemda : Pemerintah Daerah

PKRE : Paket Kesehatan Reproduksi Esensial PKRK : Paket Kesehatan Reproduksi Komprehensif


(13)

Provsu : Provinsi Sumatera Utara

RAMOS : Reproductive-Age Mortality Studies RI : Republik Indonesia

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RSUPM : Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan

RSUP HAM : Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

S1 : Strata 1

SD : Sekolah Dasar

SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDM : Sumber Daya Manusia

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama UNICEF : United Nations Children's Fund UNFPA : United Nations Population Fund USU : Universitas Sumatera Utara USA : United States of America WHO : World Health Organization Yankes : Pelayanan Kesehatan


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2. Ethical Clearance

Lampiran 3. Surat izin Penelitian di RSUD dr. Pirngadi Medan

Lampiran 4. Data Induk Penelitian

Lampiran 5. Formulir Isian Rekam Medis


(15)

ABSTRAK

Latar belakang. Angka kematian merupakan salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan obstetri. Ribuan wanita meninggal setiap harinya dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan tersebut adalah mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015. Namun angka kematian maternal di provinsi Sumatera Utara masih tinggi. Kota Medan sebagai ibu kota provinsi memiliki rumah sakit rujukan yang besar, salah satunya adalah RSU dr. Pirngadi Medan.

Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.

Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif. Sampel penelitian adalah semua kasus kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di RSU dr. Pirngadi Medan.

Hasil. Dari hasil penelitian, diketahui sebab-sebab kematian maternal adalah preeklampsi sebesar 50%, diikuti sepsis sebesar 25%, impending eklampsi dan ruptur uteri dengan persentase masing-masing 12,5%. Terdapat 8 kematian maternal dari 665 persalinan di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.

Kesimpulan. Jumlah kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah 8 kasus. Penyebab kematian terbanyak adalah preeklampsi.


(16)

ABSTRACT

Introduction. Mortality rate is an indicator of success of health service system in a country. The maternal mortality ratio (MMR) is an indicator of the obstetrics. Thousands women die everyday cause related to or aggravated by the pregnancy or its management. One of the eight Millennium Development Goals (MDGs) is improving maternal health. The goal is to reducing MMR by three quarters between 1990 and 2015. But MMR in North Sumatera is high. Medan has many recommended hospitals, one of them is RSU dr. Pirngadi.

Objective. The aim of this study is to obtain the characteristics of maternal death in RSU dr. Pirngadi Medan year 2011.

Methods. The study is descriptive retrospective which took all of maternal death cases in RSU dr. Pirngadi Medan periode 1st January – 31st December 2011. The sampling technique carried out is total sampling. It used medical records of RSU dr. Pirngadi Medan as secondary data.

Results. The causes of maternal death are preeclampsia (50%), sepsis (25%), impending eclampsia and uterine rupture each other 12,5%. There are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011.

Conclusion. The study shows that there are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011. The most cause of maternal death is preeclampsia.


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan obstetri. Sekitar 800 wanita meninggal setiap harinya dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Hampir seluruh kematian maternal terjadi di negara berkembang dengan tingkat mortalitas yang lebih tinggi di area pedesaan dan komunitas miskin dan berpendidikan rendah (WHO, 2012).

Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang diadopsi pada tahun 2000. Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sejak tahun 1990, kematian ibu di seluruh dunia telah turun 47%. Antara tahun 1990 dan 2010, rasio kematian ibu sedunia menurun hanya 3,1% per tahun, meskipun di Asia dan Afrika Utara telah membuat kemajuan yang besar. Ini jauh dari penurunan tahunan 5,5% yang dibutuhkan untuk mencapai MDGs (WHO, 2012).

Angka kematian ibu yang tinggi di beberapa wilayah dunia mencerminkan ketidakadilan dalam akses untuk jasa-jasa kesehatan, dan menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin. Hampir semua kematian (99 %) terjadi di negara berkembang. Negara maju melaporkan 16 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara berkembang melaporkan 240 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Setengah dari kematian ibu terjadi di sub-Sahara Afrika dan sepertiga lainnya di Asia Selatan (WHO, 2012).

AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan


(18)

AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Kemkes RI, 2011).

AKI di Sumatera Utara menunjukkan perbaikan dilihat dari tinggi rendahnya AKI merefleksikan status kesehatan / gizi ibu selama hamil dan nifas, kualitas pelayanan kesehatan serta kondisi lingkungan sosial dan ekonomi. Untuk tahun 2008 AKI 290 per 100.000 kelahiran hidup menurun menjadi 260 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, dan provinsi Sumatera utara terus berupaya mencapai target maksimal sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provsu, 2010).

Selama periode tahun 2003-2007 terdapat 1881 persalinan di RSUP H. Adam Malik Medan. Dari jumlah persalinan tersebut, terdapat 1774 kelahiran hidup dan 23 kasus kematian maternal. Sementara itu, jumlah persalinan hidup di RSUD dr. Pirngadi Medan sebanyak 4120 kelahiran hidup dan 53 kematian maternal dari 4361 persalinan periode 2003-2007. Persentase penyebab kematian ibu di RSUD dr. Pirngadi Medan adalah perdarahan 13,19% (7 orang), preeklamsi/eklamsi 52,84% (28 orang), infeksi 13,21% (7 orang), lain-lain 20,76% (Hanum, 2008). Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2007, terdapat 8 kasus kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan, dengan proporsi kasus perdarahan 1 orang, preeklamsi 7 orang, dan tidak ada kasus infeksi (Tambunan, 2008).

Sebagai ibu kota provinsi, Kota Medan memiliki rumah sakit rujukan yang besar, salah satunya adalah RSUD dr. Pirngadi Medan. Karena tingginya angka kematian maternal, khususnya di provinsi Sumatera Utara, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk menjadikan Gambaran Kematian Maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 sebagai judul penelitian.


(19)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang didapat adalah

“bagaimana gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011

2. Untuk mengetahui kematian maternal berdasarkan diagnosa masuk di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011

3. Untuk mengetahui jumlah persalinan di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai informasi gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 dan dapat dijadikan sebagi koreksi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

1.4.2. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan dan sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

1.4.3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai data dasar atau tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya di bidang yang sama.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kematian Maternal 2.1.1. Definisi

Pada International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukan dari sebab-sebab kebetulan atau insidental (WHO, 2007).

Tabel 2.1. Definisi alternatif kematian maternal pada ICD-10

Pregnancy-related death

Kematian seorang wanita selama kehamilan atau 42 hari setelah terminasi kehamilan, tanpa mempedulikan penyebab kematiannya.

Late maternal death Kematian seorang wanita karena penyebab langsung atau tidak langsung yang lebih dari 42 hari, namun kurang dari setahun setelah terminasi kehamilan.

Sumber: WHO, UNICEF, UNFPA and The World Bank

2.1.2. Klasifikasi

Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung adalah merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskular (Prawirohardjo, 2008).

Klasifikasi kematian ibu ada tiga, yaitu kematian ibu langsung, kematian ibu tidak langsung, dan kematian nonmaternal. Kematian ibu langsung mencakup


(21)

kematian ibu akibat penyulit obstetri pada kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan akibat dari intervensi, kelalaian, kesalahan terapi, atau rangkaian kejadian yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Contohnya adalah kematian ibu akibat perdarahan karena ruptur uteri. Kematian ibu tidak langsung mencakup kematian ibu yang tidak secara langsung disebabkan oleh kausa obstetri, melainkan akibat penyakit yang sudah ada sebelumnya, atau suatu penyakit yang timbul saat hamil, melahirkan, atau masa nifas, tetapi diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilannya. Contohnya adalah kematian ibu akibat penyulit stenosis mitral. Kematian nonmaternal adalah kematian ibu yang terjadi akibat kecelakaan atau kausa insidental yang tidak berkaitan dengan kehamilan. Contohnya adalah kematian akibat kecelakaan lalu lintas (Cunningham, 2005).

2.1.3. Ukuran Kematian Maternal

Jumlah kematian maternal pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor, yaitu: risiko kematian yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan itu sendiri, dan jumlah kehamilan atau persalinan yang dialami oleh wanita usia reproduktif (WHO, 2007).

Tabel 2.2. Ukuran statistik kematian maternal

Maternal Mortality Ratio Jumlah kematian ibu selama satu periode per 100.000 kelahiran hidup selama periode yang sama.

Maternal Mortality Rate Jumlah kematian ibu dalam satu periode per 100.000 wanita usia reproduksi selama periode yang sama.

Adult Lifetime Risk of Maternal Mortality

Kemungkinan kematian karena penyebab maternal selama usia reproduksi seorang wanita.

Sumber: WHO, UNICEF, UNFPA and The World Bank

a. Pendekatan Pengkuran Kematian Maternal

Kesulitan untuk mengukur kematian maternal secara akurat masih ditemui, meskipun menggunakan definisi standard. Untuk mendapatkan angka yang akurat, maka dilakukan beberapa pendekatan pengukuran, yaitu: Civil registration


(22)

systems, household surveys, sisterhood methods, reproductive-age mortality studies (RAMOS), verbal autopsies, dan censuses (WHO, 2007).

1) Civil registration systems (Catatan Sipil)

Pendekatan ini melubatkan catatan kelahiran dan kematian. Idealnya, statistik kematian ibu diperoleh dari data catatan sipil. Namun, penyebab dari semua kematian diidentifikasi berdasarkan sertifikat medis standar, dengan tidak adanya penemuan kasus, kematian ibu mungkin terlewatkan atau terjadi kesalahan klasifikasi (WHO, 2007).

2) Household surveys (Survei Rumah Tangga)

Jika data dari catatan sipil tidak tersedia, maka survei rumah tangga menyediakan alternatif. Keterbatasan dari survei ini adalah:

1. Mengidentifikasi kematian yang berhubungan dengan kehamilan, bukan kematian maternal

2. Memakan biaya besar karena untuk mendapatkan estimasi statistik yang reliabel, dibutuhkan ukuran sampel yang besar

3. bahkan dengan ukuran sampel yang besar, perkiraan masih diperoleh confidence interval yang lebar, sehingga sulit untuk memantau perubahan dari waktu ke waktu.

3) Sisterhood methods

Metode Sisterhood memperoleh informasi dengan mewawancarai wali sampel responden tentang kelangsungan hidup saudara perempuan dewasa mereka untuk menentukan jumlah saudara perempuan yang sudah menikah, berapa banyak yang hidup, berapa banyak yang meninggal, dan berapa banyak yang meninggal selama masa kehamilan, persalinan, atau dalam waktu enam minggu kehamilan (WHO, 2007).

4) Reproductive-age mortality studies (RAMOS)

Pendekatan ini meliputi identifikasi dan investigasi penyebab semua kematian wanita usia reproduktif pada suatu area populasi dengan menggunakan sumber data yang beragam. Data tersebut diperoleh dari wawancara anggota keluarga,


(23)

registrasi vital, rekam medik, surat pemakaman, pelayanan persalinan tradisional, dan memenuhi beberapa kriteria tertentu (WHO, 2007).

5) Verbal autopsies (Otopsi Verbal)

Pendekatan ini menentukan penyebab kematian melalui wawancara dengan anggota keluarga atau anggota masyarakat, jika sertifikasi medis yang memuat penyebab kematian tidak tersedia. Catatan kelahiran dan kematian yang dikumpulkan secara berkala, termasuk populasi kecil (biasanya di kabupaten), berada di bawah sistem pengawasan demografis yang dikelola oleh lembaga penelitian di negara berkembang (WHO, 2007).

6) Censuses (Sensus)

Sensus nasional dengan penambahan sejumlah pertanyaan yang bisa menghasilkan perkiraan kematian ibu. Pendekatan ini juga mengeliminasi sampling errors, karena semua wanita dimasukkan menjadi sampel sehingga memungkinkan analisis trend. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi kematian di rumah tangga dalam relatif singkat, dalam kurun waktu 1-2 tahun, sehingga didapatkan estimasi kematian maternal terbaru, tetapi dilakukan dengan interval 10 tahun, sehingga membatasi pencatatan kematian maternal. Pelatihan pencacah sangat penting karena kegiatan sensus mengumpulkan informasi tentang berbagai topik lain yang tidak berhubungan dengan kematian ibu. Hasil harus disesuaikan dengan karakteristik seperti kelengkapan statistik kematian dan kelahiran, dan struktur populasi agar didapatkan estimasi yang reliabel (WHO, 2007).

Indonesia belum memiliki sistem statistik secara langsung untuk mengumpulkan informasi terkait AKI. Perkiraan usia spesifik yang bersifat langsung terkait kematian ibu didapat dari laporan dari sanak saudara ibu yang masih hidup yang dikumpulkan dari laporan SDKI secara serial (BAPPENAS, 2010).


(24)

2.1.4. Status Kematian Maternal

Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015. Sejak tahun 1990, kematian ibu di seluruh dunia telah turun 47%. Berdasarkan data Maternal Mortality 2005 yang dikeluarkan oleh WHO, UNICEF, UNFPA and The World Bank (2007), diestimasi terjadi 536.000 kematian maternal di dunia setiap tahunnya. Antara tahun 1990 dan 2010, rasio kematian ibu sedunia menurun hanya 3,1% per tahun. Ini jauh dari penurunan tahunan 5,5% yang dibutuhkan untuk mencapai MDGs (WHO, 2012).

AKI menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, namun perlu kerja keras dan perhatian khusus untuk mencapai target MDG sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (BAPPENAS, 2010). Dengan kata lain, kematian ibu masih tinggi. Sekitar 800 wanita di seluruh dunia setiap hari meninggal karena kehamilan atau persalinan. Pada tahun 2010, 287.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian terjadi di negara berkembang, dan sebagian besar dapat dicegah. Tingginya jumlah kematian ibu di beberapa wilayah di dunia mencerminkan ketidakadilan dalam akses terhadap pelayanan kesehatan, dan menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin. Hampir semua kematian ibu (99%) terjadi di negara berkembang. Lebih dari separuh kematian ini terjadi di sub-Sahara Afrika dan sepertiga terjadi di Asia Selatan (WHO, 2012).

Rasio kematian ibu di negara berkembang adalah 240 per 100.000 kelahiran, sedangkan di negara maju 16 per 100.000 kelahiran. Ada perbedaan besar dalam suatu negara, antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah, serta perbedaan antara orang yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan (WHO, 2012).

Di negara berkembang jumlah rata-rata wanita hamil lebih banyak daripada di negara maju, dan lifetime risk karena kehamilan yang juga lebih tinggi. Risiko kematian ibu tertinggi adalah remaja perempuan di bawah 15 tahun,


(25)

1 dalam 3.800 di negara maju, dibandingkan 1 dalam 150 di negara berkembang. Komplikasi pada kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian di kalangan remaja perempuan (WHO, 2012).

2.1.5. Penyebab Kematian Maternal

Menurut Mochtar (1998), penyebab kematian maternal dapat dikelompokkan menjadi:

a. Sebab Obstetri Langsung

Sebab obstetri langsung adalah kematian ibu karena akibat langsung dari penyakit penyulit pada kehamilan, persalinan, dan nifas; misalnya karena infeksi, eklampsi, perdarahan, emboli air ketuban, trauma anastesi, trauma operasi, dan sebagainya.

b. Sebab Obstetri Tidak Langsung

Sebab obstetri tidak langsung adalah kematian ibu akibat penyakit yang timbul selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Misalnya anemia, penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, hepatitis infeksiosa, penyakit ginjal, dan sebagainya. Termasuk juga penyakit yang sudah ada dan bertambah berat selama kehamilan.

c. Sebab Bukan Obstetri

Sebab bukan obstetri adalah kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas akibat kejadian-kejadian yang tidak ada hubungannya dengan proses reproduksi dan penanganannya. Misalnya karena kecelakaan, kebakaran, tenggelam, bunuh diri, dan sebagainya.

d. Sebab Tidak Jelas

Sebab tidak jelas adalah kematian ibu yang tidak dapat digolongkan pada salah satu yang tersebut di atas. Dari penyebab-penyebab di atas, dapat pula dibagi dalam dua golongan, yaitu:

1) Kematian yang dapat dicegah disebut juga preventable maternal death atau avoidable factors, adalah kematian ibu yang seharusnya dapat dicegah jika penderita mendapat pertolongan atau datang pada saat yang


(26)

tepat sehingga dapat ditolong secara profesional dengan fasilitas dan sarana yang cukup.

2) Kematian yang tidak dapat dicegah atau unpreventable maternal death, adalah kematian ibu yang tidak dapat dihindari walaupun telah dilakukan segala daya upaya yang baik.

Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan, eklampsia atau tekanan darah tinggi saat kehamilan, infeksi, partus lama, komplikasi aborsi (Prawirohardjo, 2008).

2.1.6. Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Maternal

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu adalah sebagi berikut (Mochtar, 1998).

• Faktor Umum

Perkawinan, kehamilan, dan persalinan di luar kurun waktu reproduksi yang sehat, terutama pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok umur di bawah 20 tahun dan pada kelompok di atas 35 tahun adalah tiga kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat, yaitu 20-34 tahun. • Faktor Paritas

Ibu dengan riwayat hamil dan bersalin lebih dari enam kali (grandemultipara) berisiko delapan kali lebih tinggi mengalami kematian. • Faktor Perawatan Antenatal

Kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya masih rendah. Hal ini menyebabkan faktor risiko yang sebenarnya dapat dicegah menjadi meningkat atau memperburuk keadaan ibu.

• Faktor Penolong

Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak. Setelah persalinan terlantar dan tidak dapat maju dengan disertai komplikasi kemudian dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai.


(27)

• Faktor Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat-obatan yang murah masih ada yang belum terjangkau oleh masyarakat.

• Faktor Sistem Rujukan

Agar pelayanan kebidanan mudah dicapai, pemerintah telah menetapkan seorang ahli kebidanan di setiap ibu kota kabupaten, namun belum sempurna.

• Faktor Lainnya

Yaitu faktor sosial ekonomi, kepercayaan, budaya. Pendidikan, ketidaktahuan, dan sebagainya.

Faktor-faktor berpengaruh terhadap akses Yankes ibu dan reproduksi adalah sebagai berikut:

o Geografi

o Ekonomi keluarga

o Health seeking care behaviour o SDM kesehatan

o Ketersediaan obat & alat kesehatan o Kebijakan Pemda

Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat meliputi:

• Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan • Terlambat dirujuk


(28)

Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4 Terlalu, yaitu:

• Terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun) sebanyak 27%

• Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6% • Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak 11,8%

• Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun)

Hasil Riskesdas juga menunjukkan bahwa cakupan program kesehatan ibu dan reproduksi umumnya rendah pada ibu-ibu di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan ekonomi rendah. Secara umum, posisi perempuan juga masih relatif kurang menguntungkan sebagai pengambil keputusan dalam mencari pertolongan untuk dirinya sendiri dan anaknya. Ada budaya dan kepercayaan di daerah tertentu yang tidak mendukung kesehatan ibu dan anak. Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan kematian ibu dan bayi (Kemkes, 2011).

2.1.7. Identifikasi Kematian Maternal

Identifikasi kematian ibu adalah langkah awal proses surveilans. Ibu mungkin meninggal di rumah, perjalanan, dan fasilitas kesehatan. Mereka meninggal sebelum, selama, dan sesudah persalinan, bahkan di awal kehamilan (abortus dan kehamilan ektopik). Untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang penyebab kematian maternal, diperlukan kisah lengkap wanita yang meninggal (Hanum, 2008).


(29)

Tabel 2.3. Metode identifikasi dan pengkajian kematian maternal

Titik awal pengkajian

Frekuensi pengumpulan data

Berkelanjutan/rutin Waktu tertentu/khusus Otoritas pemerintah Identifkasi

Registrasi vital (pasif-bukan pencarian kasus secara aktif)

Identifikasi

Pencarian aktif kasus-studi khusus menggunakan jalur statistik vital RAMOS sensus

Kajian

Penyidikan rahasia kematian maternal

Kajian

Penyidikan rahasia kematian maternal

Masyarakat Identifikasi

Sistem surveilans

demografi/populasi (jangka panjang)

Identifikasi

Survei rumah tangga menggunakan estimasi langsung survei sisterhood RAMOS

Kajian

Otopsi verbal

Kajian

Otopsi verbal Fasilitas kesehatan Identifikasi

Pelaporan petugas kesehatan kajian rekam medik rumah sakit

Identifikasi

Pelaporan petugas kesehatan kajian rekam medik rumah sakit

Kajian

Kajian kasus di tingat fasilitas Audit klinik terhadap kriteria atau standard yang telah disepakati

Kajian

Kajian kasus di tingat fasilitas Audit klinik terhadap kriteria atau standard yang telah disepakati

Sumber: dikutip dari Hanum (2008)

2.1.8. Kebijakan Penurunan Kematian Maternal

Berbagai upaya global untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir telah dimulai sejak Konferensi Internasional tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya pada tahun 1987 yang melahirkan Safemotherhood Initiative. Pada tahun 1990 , diselenggarakan World Summit for Children di New York, USA yang diantaranya menghasilkan kesepakatan untuk menurunkan angka kematian


(30)

ibu menjadi separuhnya pada tahun 2000. Pada International Conference on Population and Development (ICPD) 1994 di Kairo, Mesir dihasilkan kesepakatan mengenai hak reproduksi. Pada tahun 1999, dicanangkan suatu strategi Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai bagian dari program Safemotherhood (Zulfayanti, 2012).

Pesan-pesan kunci MPS adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Pusianawati, 2012).

Visi dari MPS adalah semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat. Dan misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas; memberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat; mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan nasional. Adapun tujuan MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia (Pusianawati, 2012).

Di Indonesia juga telah dibuat berbagai program kesehatan reproduksi yang diadaptasi dari berbagai kebijakan internasional. Pendidikan dan Penelitian Bidan di Desa (1990-1996) dan Akselerasi Penurunan AKI (1996), dijalankan sebagai kebijakan Menteri Kesehatan untuk mempercepat pengurangan AKI, untuk melatih dan menyebarkan sejumlah bidan desa untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berbasis desa. Tujuannya adalah meningkatkan akses perempuan terhadap petugas yang terampil. Gerakan Sayang Ibu (1996) bertujuan memobilisasi masyarakat dan pelayanan kesehatan untuk mengatasi tiga keterlambatan dalam keadaan darurat obstetri dan neonatal (terlambat membuat keputusan, terlambat merujuk, terlambat mendapat penanganan di fasilitas kesehatan). Gerakan ini meningkatkan akses ibu hamil untuk mendapatkan perawatan, dan rujukan dari obstetri dan neonatal. Sejak tahun


(31)

2000, pemerintah juga telah menggulirkan Paket Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) dan Paket Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) dengan dua tambahan program, yaitu Kesehatan Pascamenopause dan Onkologi Reproduksi. PKRE sendiri terdiri dari empat program, yaitu:

1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL) 2. Keluarga Berencana (KB)

3. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) 4. Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Strategi operasional yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam penurunan angka kematian ibu adalah sebagai berikut (Kemkes, 2011).

1. Pengguatan puskesmas dan jaringannya

2. Penguatan manajemen program dan sistem rujukannya

3. Meningkatkan peran serta masyarakat kerjasama dan kemitraan 4. Kegiatan akselerasi/inovasi

5. Jaminan persalinan

6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Secara umum, upaya-upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena masalah kesehatan reproduksi sangat kompleks. Tidak hanya berasal dari masalah kesehatannya saja, tetapi merupakan gabungan masalah sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, pendidikan, pemerintahan, dan faktor lainnya (Zulfayanti, 2012).

2.1.9. Upaya Pencapaian MDGs di Indonesia

Di Indonesia, pelaksanaan dan pelaporan pencapaian MDGs dikoordinasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Beberapa upaya dilakukan oleh pemerintah dalam percepatan pencapaian MDGs diantaranya dengan penyusunan Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs di seluruh Indonesia. Pemerintah provinsi menyiapkan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian MDGs. Upaya lainnya yaitu dengan menguatkan mekanisme


(32)

perluasan inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) dan meningkatkan kerja sama terkait konversi utang dengan negara-negara kreditor. Namun, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target menurunkan angka kematian ibu dari 390 pada tahun 1991 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Zulfayanti, 2012).

Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas untuk ibu dan anak., terutama selama dan segera setelah melahirkan merupakan hal yang mendesak untuk segera dipenuhi. Untuk itu pemerintah menggulirkan beberapa kebijakan yang mendukung upaya ini, seperti program Jaminan untuk Persalinan (JAMPERSAL). Dengan program ini diharapkan pertolongan persalinan seluruhnya dapat ditangani di fasilitas kesehatan oleh tenaga terlatih (Zulfayanti, 2012).

Pemerintah juga perlu meningkatkan sistem pemantauan untuk mencapai tujuan MDG kelima. Peningkatan sistem pendataan terutama aspek manajemen dan aliran informasi, terutama data dasar infrastruktur kesehatan, serta koordinasi antara instansi terkait dengan masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk menghindari data yang tumpang tindih dan kegiatan yang tidak tepat sasaran, sehingga peningkatan kesehatan ibu dapat dicapai dengan efektif dan efisien (Zulfayanti, 2012).

Dalam rangka percepatan penurunan AKI guna mencapai target MDGs tahun 2015, Direktorat Bina Kesehatan Ibu telah merumuskan skenario percepatan penurunan AKI sebagai berikut (Kemkes, 2011):

• Target MDG 5 akan tercapai apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat dicegah/dikurangi.

• Kunjungan antenatal pertama (K1) sedapat mungkin dilakukan pada trimester pertama, guna mendorong peningkatan cakupan kunjungan antenatal empat kali (K4).

• Bidan Di Desa sedapat mungkin tinggal di desa, guna memberikan kontribusi positif untuk pertolongan persalinan serta pencegahan dan penanganan komplikasi maternal.


(33)

• Persalinan harus ditolong tenaga kesehatan dan sedapat mungkin dilakukan di fasilitas kesehatan.

• Pelayanan KB harus ditingkatkan guna mengurangi faktor risiko 4 Terlalu. • Pemberdayaan keluarga dam masyarakat dalam kesehatan reproduksi

responsif gender harus ditingkatkan untuk meningkatkan health care seeking behaviour.


(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1. Kerangka konsep

3.2. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kematian maternal. Kematian maternal adalah kematian setiap wanita sewaktu masa kehamilan, persalinan, dan nifas karena penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukan dari sebab-sebab kebetulan atau insidental.

Alat ukur: rekam medik

Hasil ukur: jumlah kematian ibu Skala ukur: nominal

Masa kehamilan

Kematian maternal Masa persalinan


(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif retrospektif untuk mengetahui gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - November 2012. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2012.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua persalinan di RSUD dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011.

4.3.2. Sampel

Sampel diperoleh dengan metode total sampling. Sampel dari penelitian ini adalah semua kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh peneliti dengan melihat isi rekam medik di RSUD dr. Pirngadi Medan.


(36)

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Untuk mengolah dan menganalisis data yang sudah terkumpul peneliti menggunakan program komputer yang sesuai.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. H.M. Yamin, SH No. 47 Medan. Rumah sakit ini merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di kota Medan yang berstatus milik pemerintah Kota Medan. Sampai saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan menyandang predikat Rumah Sakit Kelas B Pendidikan, berdasarkan akreditasi Depkes RI No. YM.00.03.3.5.1309 pada tanggal 14 Februari 2007.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan dengan melihat rekam medis sebagai data sekunder, diperoleh data-data yang disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 5.1. Jumlah Persalinan dan Kematian Maternal

Tahun Persalinan Kematian Maternal Persentase (%)

2011 665 8 1,2

Dari tabel di atas diketahui bahwa selama tahun 2011 ada 8 kematian maternal dari 665 persalinan di RSUD dr. Pirngadi Medan.


(38)

Tabel 5.2. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan

Karakteristik n Persentase (%)

Umur (tahun)

<20 0 0

20-34 5 62,5

≥35 3 37,5

Total 8 100

Pendidikan

SLTA 8 100

Strata 1 0 0

Total 8 100

Pekerjaan

Ibu rumah tangga 8 100

Total 8 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kematian maternal paling banyak terjadi pada kelompok umur 20-34 tahun dengan masing-masing persentase 62,5%, sedangkan umur >35 tahun sebesar 37,5%. Tingkat pendidikan paling banyak adalah pendidikan SLTA, yaitu 100%. Semua subjek penelitian bekerja sebagai ibu rumah tangga sebesar 100%.

Tabel 5.3. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Frekuensi Kehamilan

Gravida n Persentase (%)

1 4 50

2-5 3 37,5

≥6 0 0

Tidak ada data 1 12,5

Total 8 100

Dapat dilihat bahwa 50% sampel mengalami kematian maternal saat kehamilan pertama atau primigravida. Satu sampel tidak memiliki data yang jelas dan lengkap.


(39)

Tabel 5.4. Sebaran Kematian Materanal Berdasarkan Frekuensi Melahirkan

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampel paling banyak belum pernah melahirkan sebesar 50%, sedangkan yang pernah melahirkan 1-5 kali sebesar 37,5%. Satu sampel tidak memliki data yang jelas dan lengkap.

Tabel 5.5. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Cara Persalinan

Cara Persalinan n Persentase (%)

Seksio sesarea 7 87,5

Partus spontan 0 0

Tidak ada data 1 12,5

Total 8 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 87,5% sampel yang mengalami kematian maternal menjalani persalinan secara seksio sesarea, sedangkan satu sampel tidak memiliki data yang jelas dan lengkap.

Tabel 5.6. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur Kehamilan

Gestasi (minggu) n Persentase (%)

<36 3 37,5

36-38 2 25

>38 2 25

Tidak ada data 1 12,5

Total 8 100

Partus n Persentase (%)

Belum pernah 4 50

1-5 3 37,5

≥6 0 0

Tidak ada data 1 12,5


(40)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampel paling banyak mengalami kematian maternal dengan umur kehamilan <36 minggu, sedangkan satu sampel tidak memiliki data yang jelas dan lengkap.

Tabel 5.7. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Diagnosa Masuk

Diagnosa n Persentase (%)

Abortus infeksiosa 1 12,5

HELLP Syndrome 1 12,5

Ruptur uteri 1 12,5

Preeklampsi berat 4 50

Sepsis 1 12,5

Total 8 100

Dari tabel di atas, dapat diketahui penyebab kematian paling banyak adalah preeklampsi berat dengan persentase 50%, lalu diikuti abortus infeksiosa, HELLP Syndrome, dan ruptur uteri, sepsis dengan masing-masing persentase 12,5%.


(41)

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah kematian maternal pada tahun 2011 di RSUPM adalah 8 dari 665 persalinan. Dalam Hanum (2008), terdapat 23 kematian maternal dari 1881 persalinan (2003-2007) di RSUP HAM, khususnya 6 kasus kematian maternal dari 475 persalinan pada tahun 2007, dan 53 kematian maternal dari 4361 persalinan (2003-2007) di RSUDPM, khususnya 8 kasus kematian maternal dari 1205 persalinan pada tahun 2007. Dalam (Tambunan, 2008) di RSUDPM juga ada 8 kematian maternal pada tahun 2007. Perbedaan jumlah persalinan yang cukup besar antara kedua rumah sakit besar di Medan ini kemungkinan akibat faktor lokasi. RSUPM berlokasi cukup strategis di tengah kota sehingga cukup mudah dijangkau masyarakat, sedangkan RSUP HAM sedikit berada di daerah pinggiran sehingga ada kesulitan untuk mencapai rumah sakit ini.

Dari beberapa penelitian sebelumnya di RSUD dr. Pirngadi Medan diperoleh data sebagai berikut: Tobing J (1985-1989) sebesar 68 per 10000 KH, Simanjuntak T (1990-2003) sebesar 6,01 per 1000 persalinan, Agustina R (1999-2003) sebanyak 50 kasus dari 6689 KH (Hanum, 2008). AKI dari penelitian ini belum bisa dihitung karena untuk mendapatkan AKI tidak bisa bersumber hanya dari satu rumah sakit saja.

Kematian maternal paling banyak terjadi pada kelompok usia 20-34 tahun sebesar 62,5%. Pada kelompok usia yang sama-sama berisiko tinggi, yaitu ≥35 tahun dan <20 tahun ada perbedaan persentase. Pada kelompok usia ≥35 tahun kasus kematian maternal sebesar 37,5%, sedangkan pada kelompok usia <20 tahun tidak ada kasus kematian maternal. Dalam penelitian Hanum (2008), hasilnya tidak jauh berbeda, terdapat 1 kasus pada kelompok usia ≥40 tahun, 4 kasus pada kelompok usia 30-40 tahun, 3 kasus pada kelompok usia 20-30 tahun, dan tidak ada pada kelompok usia <20 tahun. Kemungkinan hal ini akibat adanya perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Pada era globalisasi saat ini, sebagian besar masyarakat menikah dan mempunyai anak saat usia tua.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kematian maternal. Tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap ibu


(42)

terhadap kesehatan kehamilannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik sikap dan kepeduliannya terhadap kesehatan. Dari tabel 5.2. dapat dilihat bahwa 100% subjek penelitian berpendidikan SLTA dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal ini mirip dengan penelitian yang dilakukan Hanum (2008) dengan kematian maternal paling banyak adalah subjek penelitian berpendidikan SLTA sebesar 36,29%, lalu diikuti SLTP sebesar 28,79%, SD sebesar 17,62%, perguruan tinggi sebesar 2,6%, tidak sekolah 0,46%, dan sisanya tidak ada data sebesar 14,24%.

Dalam penelitian Tambunan (2008) di RSUPM, kematian ibu terbanyak terjadi pada kelompok berpendidikan SD sebasar 50%, kemudian diikuti SLTP sebesar 37,5%, SLTA sebesar 12,5%. Subjek penelitian paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga sebesar 75%, dan pembantu rumah tangga sebesar 25%.

Pada tabel 5.3. dan tabel 5.4. diketahui bahwa kematian maternal paling banyak terjadi saat hamil pertama atau primigravida sebesar 50%, kemudian hamil 2-5 kali sebesar 37,5%, dan belum pernah melahirkan sebesar 50%, lalu melahirkan 1-5 kali sebesar 37,5%. Berdasarkan hasil penelitian Tambunan (2008), kematian maternal terbanyak pada kelompok grandemultigravida sebesar 50%, lalu multigravida sebesar 25%, sekundigravida dan primigravida masing-masing sebesar 12,5%. Dalam Hanum (2008) disebutkan bahwa yang paling banyak mengalami kematian dengan frekuensi melahirkan 3-5 kali sebesar 44,41%, diikuti 1-2 kali sebesar 39,97%, dan ≥6 kali sebesar 5,67%.

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa semua kematian maternal yang terjadi di RSUPM menjalani persalinan dengan seksio sesarea. Dari penelitian Hanum (2008) disimpulkan bahwa kematian maternal menurut cara persalinan adalah persalinan preabdominal dengan seksio sesarea primer dengan belum inpartu sebesar 27,91% (12 kasus), seksio sesarea primer dengan inpartu sebesar 30,23% (13 kasus), seksio sesarea berulang dengan inpartu sebesar 4,64% (2 kasus), pervaginam dengan partus spontan sebesar 27,91% (12 kasus), embriotomi sebesar 4.65% (2 kasus), ekstraksi vakum dan bantuan manual masing-masing sebesar 2,33% (1 kasus).


(43)

Kematian maternal terbanyak berdasarkan diagnosa masuk disebabkan preeklampsi sebesar 50% (4 kasus), lalu diikuti abortus infeksiosa, HELLP Syndrome, sepsis, dan ruptur uteri masing-masing sebesar 12,5% (1 kasus). Dalam Hanum (2008), kematian maternal terbanyak di RSUP HAM adalah gestosis sebanyak 8 kasus (34,78%), diikuti perdarahan 4 kasus (17,4%), infeksi 3 kasus (13,05%), infeksi non kehamilan 2 kasus (8,69%), kehamilan ektopik 2 kasus (8,69%), dan penyakit yang sudah diderita sebelum hamil 2 kasus (8,69%), emboli 1 kasus (4,35%), serta penurunan kesadaran 1 kasus (4,35%). Di RSUPM, kematian maternal terbanyak disebabkan oleh gestosis 28 kasus(52,84%), infeksi 7 kasus (13,21%), infeksi non kehamilan dan partus tak maju masing-masing 3 kasus (5,65%), penyakit yang diderita sebelum hamil 2 kasus (3,77%), partus terlantar, distosia jalan lahir, distosia janin, KET, emboli, dan penurunan kesadaran masing-masing 1 kasus (1,89%). Dari penelitian Tambunan (2008) diketahui penyebab kematian maternal adalah gagal napas sebanyak 6 kasus (75%) dan DIC sebanyak 2 kasus (25%).

Kendala yang dialami selama penelitian adalah kelengkapan data yang dibutuhkan dari rekam medis yang kurang.


(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Jumlah kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 sebanyak 8 kasus.

2. Penyebab kematian maternal terbanyak di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah preeklampsi.

3. Jumlah persalinan di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah 665 persalinan.

6.2. Saran

Setelah menjalani proses penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran yang bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Diperlukan penelitian lanjut mengenai kematian maternal dengan kurun waktu yang lebih lama.

2. Perlu adanya peningkatan upaya untuk menurunkan kematian maternal.

3. Memberi perhatian lebih pada proses pencatatan rekam medis untuk kelengkapan data pasien.

4. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan dan sarana unit perawatan intensif pada kasus maternal.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, I., 2011. Prevalensi Persalinan Seksio Sesarea Atas Indikasi Plasenta Previa di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2010, Karya Tulis Ilmiah

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2010. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2010. Peta Jalan Percepatan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

Cunningham, F.G., et al, 2005. Obstetri Williams. Ed. 21. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2010. Ringkasan (Executive Summary) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Sumatera Utara Akhir Tahun Anggaran 2009.

Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2010. Peranan Pertolongan Persalinan

Tenaga Kesehatan Guna Menurunkan Angka Kematian Ibu. Diperoleh dari: ok.pdf [Diakses tanggal 25 April 2012].

Hanum, N.S., 2008. Karakteristik dan Faktor-Faktor Penyebab Kematian

Maternal dan Perinatal di RSUP H. Adam Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan Januari 2003 – Desember 2007, Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Imna, 2010. Gambaran Riwayat Obstetri (Persalinan) Ibu yang Mengalami Plasenta Previa si RSU dr. Pirngadi Medan Periode Januari 2006 – Juni 2010, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Indriastuti, S., 2011. Hubungan Paritas dengan Angka Kejadian Preeklampsia

Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Diperoleh dari: Maret 2012].

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010. Diperoleh dari:

2011/08/Analisis-Kematian-Ibu-di-Indonesia-Tahun-2010.pdf [Diakses tanggal 04 Juni 2012].


(46)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Diperoleh dari:

_2010.pdf [Diakses tanggal 04 Juni 2012].

Lubis, I.K., 2011. Pengaruh Paritas terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD dr. Pirngadi Medan 2007 – 2010, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jakarta: EGC.

Mukhtar, Z., dkk, 2011. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran. Medan: USU Press.

Prawirohardjo, S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Pusianawati, D., 2012. Safe Motherhood. Dalam: Martaadisoebrata, D. &

Susiarno, H., ed. Obstetri Ginekologi Sosial: Wawasan, Kebijakan, Kompetensi. Bandung: Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran.

Sastroasmoro, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.

Tambunan, J.N., 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kematian Maternal dan Nyaris Mati Maternal di RSUD Dr. Pirngadi Medan 1 Januari 2007- 31 Desember 2007. Diperoleh dari:

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

WHO, UNICEF, UNFPA, and The World Bank, 2007. Maternal Mortality in

2005. Diperoleh dari:

tanggal 25 April 2012].

World Health Organization, 2012. Maternal Mortality. Diperoleh dari:

tanggal 9 Januari 2013].

Zulfayanti, 2012. Millenium Development Goals. Dalam: Martaadisoebrata, D. & Susiarno, H., ed. Obstetri Ginekologi Sosial: Wawasan, Kebijakan, Kompetensi. Bandung: Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas


(47)

Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Nina Kirana Harahap

Tempat/ tanggal lahir : Padangsidimpuan, 06 Mei 1991 Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr.Mansyur Gg. Sipirok no. 2aa, Medan Nomor Telepon : 085270120265

Orang Tua : - Ayah :Drs. H. Hasanul Arifin Harahap (Alm.) - Ibu : Hj. Elly Mawati Lubis

Riwayat Pendidikan : TK Indra Murni (1996 – 1997)

SDN 15 Padangsidimpuan (1997 – 2003) SMPN 1 Padangsidimpuan (2003 – 2006) SMAN 2 Padamgsidimpuan (2006 – 2009)

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2009 – sekarang)

Riwayat Organisasi : 1. Anggota OSIS SMP 2005-2006

2. Wakil Sekretaris OSIS SMA 2008-2009

3. Anggota Steering Comittee of Public Health (SCOPH) FK USU


(48)

Lampiran 5

FORMULIR ISIAN REKAM MEDIS

No.MR /Nama :

Umur :

Agama :

Status pernikahan :

Pendidikan :

Pekerjaan :

G : P : A :

Dana :

Periksa kehamilan pada :

Umur kehamilan :

Cara persalinan :

Rujukan dari :

Diagnosa masuk :

Ditolong oleh :


(49)

Lampiran 6

OUT PUT SPSS DESKRIPSI KARAKTERISTIK SAMPEL

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 8 100.0 100.0 100.0

Pendidikan pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SLTA 8 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 8 100.0 100.0 100.0

Gravida

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 50.0 57.1 57.1

4 3 37.5 42.9 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5


(50)

Partus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 50.0 57.1 57.1

2 1 12.5 14.3 71.4

3 2 25.0 28.6 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Dana

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Umum 1 12.5 12.5 12.5

Jampersal 3 37.5 37.5 50.0

Jamkesmas 2 25.0 25.0 75.0

Medan Sehat 2 25.0 25.0 100.0

Total 8 100.0 100.0

Cara persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Seksio Sesarea 7 87.5 100.0 100.0

Missing System 1 12.5


(51)

Umur kehamilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 29 1 12.5 14.3 14.3

33 1 12.5 14.3 28.6

35 1 12.5 14.3 42.9

37 2 25.0 28.6 71.4

39 2 25.0 28.6 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Umur pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 23 1 12.5 12.5 12.5

25 1 12.5 12.5 25.0

27 1 12.5 12.5 37.5

30 1 12.5 12.5 50.0

33 1 12.5 12.5 62.5

36 1 12.5 12.5 75.0

37 1 12.5 12.5 87.5

43 1 12.5 12.5 100.0


(52)

Umur pasien dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid usia reproduktif 5 62.5 62.5 62.5

risiko tinggi 3 37.5 37.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

Partus yang sudah dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid belum pernah 4 50.0 57.1 57.1

tidak berisiko 3 37.5 42.9 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Gestasi yang sudah dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid berisiko 3 37.5 42.9 42.9

tidak berisiko 2 25.0 28.6 71.4

berisiko 2 25.0 28.6 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5


(53)

Diagnosa masuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid abortus infeksiosa 1 12.5 12.5 12.5

HELLP Syndrome 1 12.5 12.5 25.0

preeklampsia berat 4 50.0 50.0 75.0

ruptur uteri 1 12.5 12.5 87.5

sepsis 1 12.5 12.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

Gravida yang sudah dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid primigravida 4 50.0 57.1 57.1

multipara 3 37.5 42.9 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Pendidikan suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Strata 1 1 12.5 12.5 12.5

SLTA 7 87.5 87.5 100.0


(54)

DATA INDUK PENELITIAN

NO. MR 799673 804557 813288 821452 7877114 787173 804053 789205

AGAMA Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam

PEND. SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA

PEKERJAAN IRT IRT IRT IRT IRT IRT IRT IRT

UMUR (tahun) 30 43 27 23 36 25 37 33

DANA Jampersal Jamkesmas Jampersal Umum Jampersal Medan Sehat Medan Sehat Jamkesmas

PERSALINAN SC - SC SC SC SC SC SC

GESTASI (minggu)

33 - 37 39 37 35 39 29

GRAVIDA 1 - 1 1 4 1 4 4

PARTUS 0 - 0 0 2 0 3 3

SEBAB PEB Ab.

Infeksiosa


(1)

Lampiran 6

OUT PUT SPSS DESKRIPSI KARAKTERISTIK SAMPEL

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 8 100.0 100.0 100.0

Pendidikan pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SLTA 8 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 8 100.0 100.0 100.0

Gravida

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 50.0 57.1 57.1

4 3 37.5 42.9 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5


(2)

Partus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 50.0 57.1 57.1

2 1 12.5 14.3 71.4

3 2 25.0 28.6 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Dana

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Umum 1 12.5 12.5 12.5

Jampersal 3 37.5 37.5 50.0

Jamkesmas 2 25.0 25.0 75.0

Medan Sehat 2 25.0 25.0 100.0

Total 8 100.0 100.0

Cara persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Seksio Sesarea 7 87.5 100.0 100.0

Missing System 1 12.5


(3)

Umur kehamilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 29 1 12.5 14.3 14.3

33 1 12.5 14.3 28.6

35 1 12.5 14.3 42.9

37 2 25.0 28.6 71.4

39 2 25.0 28.6 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Umur pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 23 1 12.5 12.5 12.5

25 1 12.5 12.5 25.0

27 1 12.5 12.5 37.5

30 1 12.5 12.5 50.0

33 1 12.5 12.5 62.5

36 1 12.5 12.5 75.0

37 1 12.5 12.5 87.5

43 1 12.5 12.5 100.0


(4)

Umur pasien dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid usia reproduktif 5 62.5 62.5 62.5

risiko tinggi 3 37.5 37.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

Partus yang sudah dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid belum pernah 4 50.0 57.1 57.1

tidak berisiko 3 37.5 42.9 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Gestasi yang sudah dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid berisiko 3 37.5 42.9 42.9

tidak berisiko 2 25.0 28.6 71.4

berisiko 2 25.0 28.6 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5


(5)

Diagnosa masuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid abortus infeksiosa 1 12.5 12.5 12.5

HELLP Syndrome 1 12.5 12.5 25.0

preeklampsia berat 4 50.0 50.0 75.0

ruptur uteri 1 12.5 12.5 87.5

sepsis 1 12.5 12.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

Gravida yang sudah dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid primigravida 4 50.0 57.1 57.1

multipara 3 37.5 42.9 100.0

Total 7 87.5 100.0

Missing System 1 12.5

Total 8 100.0

Pendidikan suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Strata 1 1 12.5 12.5 12.5

SLTA 7 87.5 87.5 100.0


(6)

DATA INDUK PENELITIAN

NO. MR

799673

804557

813288

821452

7877114

787173

804053

789205

AGAMA

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

PEND.

SLTA

SLTA

SLTA

SLTA

SLTA

SLTA

SLTA

SLTA

PEKERJAAN

IRT

IRT

IRT

IRT

IRT

IRT

IRT

IRT

UMUR (tahun)

30

43

27

23

36

25

37

33

DANA

Jampersal

Jamkesmas

Jampersal

Umum

Jampersal

Medan Sehat

Medan Sehat

Jamkesmas

PERSALINAN

SC

-

SC

SC

SC

SC

SC

SC

GESTASI

(minggu)

33

-

37

39

37

35

39

29

GRAVIDA

1

-

1

1

4

1

4

4

PARTUS

0

-

0

0

2

0

3

3

SEBAB

PEB

Ab.

Infeksiosa