Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap Obat Generik dan Obat Generik Bermerek
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI BIDAN
PENDIDIK D-IV USU TERHADAP OBAT GENERIK DAN
OBAT GENERIK BERMEREK
Oleh :
MANGASA SITUMORANG
080100092
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI BIDAN
PENDIDIK D-IV USU TERHADAP OBAT GENERIK DAN
OBAT GENERIK BERMEREK
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
MANGASA SITUMORANG
080100092
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap Obat Generik dan Obat Generik Bermerek
Nama : Mangasa Situmorang NIM : 080100092
Pembimbing Penguji I
(dr. Datten Bangun, M.Sc, Sp.FK) (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes) NIP.130349092 NIP.19690609 199903 2 001
Penguji II
(dr. Almaycano Ginting, M.Kes) NIP.19750524 200312 1 001
Medan, 12 Januari 2012 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH) NIP 19540220 198011 1 001
(4)
ABSTRAK
Latar belakang: Komponen biaya terbesar dalam pelayanan kesehatan adalah obat yang dapat mencapai hingga 70% dari total biaya pelayanan kesehatan. Obat Generik banyak sekali mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas ketika digunakan dalam pengaturan klinis yang sesuai.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap obat generik dan obat generik bermerek.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan dengan pendekatan Cross Sectional Study. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 124 orang.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap obat generik pada kategori baik sebanyak 57,3%. Tingkat pengetahuan responden terhadap obat generik bermerek pada kategori baik sebanyak 29,0%.
Diskusi: Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden mengetahui obat generik dibandingkan dengan obat generik bermerek. Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU diharapkan berperan serta dalam mensosialisasikan obat generik di masyarakat.
Kata Kunci: Obat generik, bidan, gambaran pengetahuan, obat generik bermerek
(5)
ABSTRACT
Background: The highest costs of components in health care is a drug. It can spent to 70% of health care expenditure. Generic drugs can substantially reduce costs without compromising quality when they are used in appropriate clinical settings.
Objectives: The aim of this study was to investigate knowledge level toward generic and branded drug in midwife student of D-IV USU.
Methods: This study used a descriptive study with cross-sectional design. The sampling technique carried out was total sampling with study participants were 124 students.
Results: The study results for knowledge level of generic showed that 57.3% respondents were categorized as good. And than, the knowledge level of branded drug showed that 29.0% were categorized as good.
Discussion: From the overall study results, we can conclude that the knowledge level of generic was better than branded drug. The midwife student of D-IV USU is hoped to participate in socialization of generic drugs.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, diantaranya:
1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini, dr. Datten Bangun, M.Sc, Sp.FK yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Kepadadr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes dandr. Almaycano Ginting, M.Kes selaku dosen penguji yang telah bersedia menguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis.
4. Kepada dr. Noni Novisari Soeroso, Sp.P yang telah menjadi dosen penasihat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda E. Situmorang dan Ibunda T. Sitanggang yang telah senantiasa mendukung dan memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Kepada Ibu Erniyati, SKp. MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU yang telah bersedia mengizinkan penulis dalam melakukan penelitian di Fakultas Keperawatan USU.
(7)
7. Seluruh Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU angkatan 2011/2012 yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner pada penelitian ini.
8. Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman Stambuk 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua
Medan, Desember 2011 Penulis
Mangasa Situmorang 080100092
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Abstrak... iii
Abstract... iv
Kata Pengantar... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 2
1.3.Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1 Tujuan Umum ... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ... 3
1.4.Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4
2.1. Obat……… ... 4
2.2. Penggolongan Obat ... 4
(9)
2.2.2. Obat Generik Bermerek ... 7
2.2.3. Obat Generik ... . 7
2.3. Kebidanan ... 9
2.3.1. Pelayanan Kebidanan ... 10
2.3.2. Pelayanan Keluarga Berencana ... 12
2.3.3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 12
2.4. Pengetahuan ... . 13
2.4.1. Pengertian Pengetahuan ... . 13
2.4.2. Tingkat Pengetahuan ... . 14
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL……. 15
3.1. Kerangka Konsep Penelitian... . 15
3.2. Defenisi Operasional………... 15
BAB 4 METODE PENELITIAN………. 17
4.1. Jenis Penelitian ... 17
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17
4.2.1. Waktu Penelitian ... 17
4.2.2. Tempat Penelitian ... 17
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17
4.3.1. Populasi Penelitian ... 17
4.3.2. Sampel Penelitian... 18
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 18
(10)
4.6. Ethical Clearence ... 19
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 20
5.1. Hasil Penelitian ... 20
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20
5.1.2. Karakteristik Individu Penelitian ... 20
5.1.3. Hasil Analisis Data ... 21
5.2. Pembahasan ... 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 29
6.1. Kesimpulan ... 29
6.2. Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA………. 31 LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Kategori Pengetahuan………. 16
Tabel 4.1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ………. 18
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas Obat Generik………. 18
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas Obat Generik Bermerek………. 19
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur……… 20
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Praktik ………. 20
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Tempat Bekerja ……. 21
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sebagai Bidan ... 21
Tabel 5.5. Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Obat
Generik ………. 22
Tabel 5.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik . 22
Tabel 5.7. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik
Menurut Riwayat Praktik ……….. 23
Tabel 5.8. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik
Menurut Sumber Informasi ………..………. 23
Tabel 5.9. Distribusi Faktor Utama yang Membuat Obat Generik Banyak
Digunakan……….. ……….…….…. 23
Tabel 5.10. Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Obat
Generik Bermerek ………. 24
Tabel 5.11. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik
(12)
Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat
Generik Bermerek Menurut Riwayat Praktik ………. 25
Tabel 5.13. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik
Bermerek Menurut Sumber Informasi ……….………. 25
Tabel 5.14. Distribusi Faktor Utama yang Membuat Obat Generik Beremerek
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Logo Obat Bebas.……….. 5
Gambar 2.2. Logo Obat Bebas Terbatas….……… 5
Gambar 2.3. Logo Obat Keras dan Psikotropika……… 5
Gambar 2.4. Logo Obat Narkotika.……… 6
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Data Induk
Lampiran 6 Uji Validitas
Lampiran 7 Data Distribusi Frekuensi dengan SPSS
Lampiran 8 Surat Persetujuan Komisi Etik
(15)
ABSTRAK
Latar belakang: Komponen biaya terbesar dalam pelayanan kesehatan adalah obat yang dapat mencapai hingga 70% dari total biaya pelayanan kesehatan. Obat Generik banyak sekali mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas ketika digunakan dalam pengaturan klinis yang sesuai.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap obat generik dan obat generik bermerek.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan dengan pendekatan Cross Sectional Study. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 124 orang.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap obat generik pada kategori baik sebanyak 57,3%. Tingkat pengetahuan responden terhadap obat generik bermerek pada kategori baik sebanyak 29,0%.
Diskusi: Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden mengetahui obat generik dibandingkan dengan obat generik bermerek. Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU diharapkan berperan serta dalam mensosialisasikan obat generik di masyarakat.
Kata Kunci: Obat generik, bidan, gambaran pengetahuan, obat generik bermerek
(16)
ABSTRACT
Background: The highest costs of components in health care is a drug. It can spent to 70% of health care expenditure. Generic drugs can substantially reduce costs without compromising quality when they are used in appropriate clinical settings.
Objectives: The aim of this study was to investigate knowledge level toward generic and branded drug in midwife student of D-IV USU.
Methods: This study used a descriptive study with cross-sectional design. The sampling technique carried out was total sampling with study participants were 124 students.
Results: The study results for knowledge level of generic showed that 57.3% respondents were categorized as good. And than, the knowledge level of branded drug showed that 29.0% were categorized as good.
Discussion: From the overall study results, we can conclude that the knowledge level of generic was better than branded drug. The midwife student of D-IV USU is hoped to participate in socialization of generic drugs.
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komponen biaya terbesar dalam pelayanan kesehatan adalah obat yang dapat mencapai hingga 70% dari total biaya pelayanan kesehatan. Karena itu dalam pemilihan obat, faktor harga harus dipertimbangkan apakah terjangkau dibandingkan dengan manfaatnya. Bila harga tidak terjangkau, alternatif lain masih ada, yaitu obat generik. Obat Generik banyak sekali mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas ketika digunakan dalam pengaturan klinis yang sesuai (Depkes, 2010; Jas, 2007; Shrank et al, 2009).
Pada tahun 2009, obat generik menyelamatkan sistem pelayanan kesehatan Amerika Serikat hampir $ 140 miliar dan menghemat biaya lebih dari $ 824 miliar selama sepuluh tahun terakhir (Liberman and Roebuck, 2010).
Namun demikian, terdapat hambatan untuk penggunaanobat generik yang lebih luas. Pertama adalah kekhawatiran pasien. Sekitar sepertiga dari pasien menyatakan kekhawatiran setelah menggunakan obat generik dan beberapa melaporkan efek khasiatnya berkurang atau ada efek baru, ataupun terdapat peningkatan efek samping. Berikutnya, penggunaan obat generik umumnya diragukan oleh para profesional kesehatan walaupun kurang terbukti bahwa terdapat perbedaan hasil klinis dari obat generik dengan formula aslinya. Hambatan yang terakhir adalah ekonomi dan peraturan yang merupakan faktor utama dalam mempengaruhi pasar obat (Decollogny et al, 2011).
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan kuesioner terstruktur, kepada 174 pasien yang menggunakan obat antihipertensi. Ditemukan sebanyak satu dari tiga orang mengatakan bahwa penggunaan obat generik lebih banyak tuntutannya dalam mengatasi pengobatan mereka. Kemudian tiga dari sepuluh orang mengatakan mereka cemas ketika mereka mulai menggunakan obat generik (Toverud et al, 2010).
Data resep terkait terdiri dari 53.899 resep yang berasal dari 4.417 subyek. Dari resep ini terdapat 36.695 (68,1%) yang diresepkan obat generik. Kemudian
(18)
dari semua resep generik terdapat 3.664 (10%) yang ditukar dengan obat brand name oleh apoteker. Penukaran ini terkait dengan pengalaman pasien dalam menggunakan obat brand name (Pechlivanoglou et al, 2011).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang dikemukakan oleh Sedyaningsih (2010) dalam Depkes (2010) bahwa “Tren pasar obat nasional menunjukkan perkembangan positif selama kurun waktu lima tahun terakhir yaitu sebesar Rp.23,590 trilyun di tahun 2005, menjadi Rp.32,938 trilyun di tahun 2009. Sedangkan pasar obat generik, menunjukkan tren penurunan 10,0% dari Rp.2,525 trilyun menjadi Rp.2,372 trilyun atau 7,2% dari pasar nasional. Penurunan posisi obat generik terhadap pasar obat nasional, menunjukkan telah terjadi pembiayaan obat yang tidak efisien.”
Menurut Sedyaningsih (2010) dalam Depkes (2010), salah satu penyebab masih rendahnya pangsa pasar obat generik ini adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik sehingga opini yang berkembang obat generik merupakan obat kelas dua, kualitasnya tidak terjamin dan lain-lain. Padahal aturan untuk memproduksi dan memasarkan produk obat generik cukup ketat, diantaranya industri farmasi harus memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan melalui kontrol yang ketat dari Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM).
Atas latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi terhadap gambaran pengetahuan mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap obat generik dan obat generik bermerek.
1.2. Rumusan Masalah Apakah mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU mengetahui obat generik dan obat generik bermerek.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap obat generik dan obat generik bermerek.
(19)
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU mampu membedakan obat generik dengan obat generik bermerek.
2. Untuk mengetahui bagaimana keuntungan dari obat generik dan obat generik bermerek.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap obat generik dan obat generik bermerekbagi peneliti sendiri dan peneliti selanjutnya. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengetahuan mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap obat generik dan obat generik bermerek untuk Fakultas Keperawatan.
3. Memberikan informasi tambahan bagi pengambil keputusan/kebijakan kesehatan.
4. Memberikan informasi bagi mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU tentang pengertian, penggunaan, dan manfaat obat generikobat generik bermerek.
(20)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Obat
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Selain itu menurut Katzung (1997), obat dalam pengertian umum adalah suatu substansi yang melaui efek kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik.
Pada umumnya, molekul obat berinteraksi dengan molekul khusus dalam sistem biologik, yang berperan sebagai pengatur, disebut molekul reseptor. Untuk berinteraksi secara kimia dengan reseptornya, molekul obat harus mempunyai ukuran, muatan listrik, bentuk, dan komposisi atom yang sesuai. Selanjutnya, obat sering diberikan pada suatu tempat yang jauh dari tempatnya bekerja , misalnya, sebuah pil ditelan peroral untuk menyembuhkan sakit kepala. Karena itu obat yang diperlukan harus mempunyai sifat-sifat khusus agar dapat dibawa dari tempat pemberian ke tempat bekerja. Akhirnya, obat yang baik perlu dinonaktifkan atau dikeluarkan dari tubuh dengan masa waktu tertentu sehingga kerjanya terukur dalam jangka yang tepat (Katzung, 1997).
2.2. Penggolongan Obat
Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu : 1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
(21)
Gambar 2.1. Logo Obat Bebas 2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertaidengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : CTM
Gambar 2.2. Logo Obat Bebas Terbatas 3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital
Gambar 2.3. Logo Obat Keras dan Psikotropika 4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesa
(22)
daran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin (Depkes, 2006)
Gambar 2.4. Logo Obat Narkotika
Dalam pemasarannya, obat juga dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan nama mereknya, antara lain adalah :
a. Obat Paten
b. Obat Generik Bermerek /Bernama dagang c. Obat Generik
2.2.1. Obat Paten
Obat paten atau specialité adalah obat milik perusahaan tertentu dengan nama khas yang diberikan produsennya dan dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar (proprietary name). Dalam pustaka lain, obat paten adalah obat yang memiliki hak paten(Jas, 2007; Depkes, 2010).
Menurut UU No. 14 Tahun 2001 paten adalah hak eksklusif yang diberikan Negara kepada investor kepada hasil invesinya dibidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan invesinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi adalah ide Investor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Investor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. Masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun. Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud. Perusahaan lain tidak diperkenankan untuk memproduksi dan memasarkan obat serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan pemilik paten.
(23)
2.2.2. Obat Generik Bermerek /Bernama Dagang
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 obat generik bermerek bernama dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan (Depkes, 2010).
Dalam pustaka lain, terdapat istilah yang berbeda yaitu obat merek dagang (trademark). Obat merek dagang (trademark) adalah obat yang dibuat dengan mendapatkan lisensi dari pabrik lain yang obatnya telah dipatenkan (Jas, 2007).
2.2.3. Obat Generik
Berdasarkan peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 obat generik adalah obat dengan nama resmi
International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat khasiat yang dikandungnya.Dalam pustaka lain, obat generik (generic name) adalah obat dengan nama umum tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan (Jas, 2007).
Peraturan pemerintah yang mengatur tentang obat generik antara lain adalah : 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah
Menimbang:
• bahwa ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup, terjangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu keamanannya, perlu digerakkan dan didorong penggunaannya di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.
• bahwa agar dapat berjalan efektif perlu mengatur kembali ketentuan Kewajiban Menuliskan resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01/Menkes/146/I/2010 tentang Harga Obat Generik
(24)
Menimbang:
• bahwa dalam rangka menjamin ketersediaan dan pemerataan obat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, perlu dilakukan penilaian kembali harga obat generik yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 302/Menkes/SK/III/2008
• bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan kembali harga obat generik dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01/Menkes/159/I/2010 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, telah ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah
b. bahwa agar penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dapat berjalan dengan efektif, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu disusun Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan untuk menjamin ketersediaan obat yang lebih merata dan terjangkau oleh masyarakat, pemerintah telah menyusun Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). DOEN merupakan daftar obat yang menggunakan obat-obat generik, sehingga ketersedian obat generik di pasar dalam jumlah dan jenis yang cukup (Depkes, 2008).
(25)
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.791/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2008, Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), menerangkan bahwa Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di unit pelayanan kesehatansesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan(Depkes, 2008).
Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penerapan DOEN harus dilakukan secara konsisten dan terus menerus di semua unit pelayanan kesehatan (Depkes, 2008).
Bentuk sediaan, kekuatan sediaan dan besar kemasan yang tercantum dalam DOEN adalah mengikat. Besar kemasan untuk masing-masing unit pelayanan kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan distribusinya dikaitkan dengan penggunaan(Depkes, 2008).
2.3. Kebidanan
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Medan, bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.
(26)
Surat Izin Bidan selanjutnya disebut SIB adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Surat Izin Praktik Bidan selanjutnya disebut SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada bidan untuk menjalankan praktik bidan.
Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi secara baik. Organisasi Profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) (Depkes, 2002).
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
a. pelayanan kebidanan;
b. pelayanan keluarga berencana; c. pelayanan kesehatan masyarakat.
2.3.1. Pelayanan Kebidanan
Menurut Depkes (2002) pelayanan kebidanan yang dimaksudkan adalah pelayanan yang ditujukan kepada ibu dan anak. Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara (periode interval). Pelayanan kebidanan kepada anak diberikan pada masa bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah. Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi :
a. penyuluhan dan konseling; b. pemeriksaan fisik;
c. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
d. pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens, hiperemesis gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan;
(27)
f. pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term;
g. pelayanan ibu nifas normal;
h. pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan;
i. pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid (Depkes, 2002). Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :
a. pemeriksaan bayi baru lahir; b. perawatan tali pusat;
c. perawatan bayi;
d. resusitasi pada bayi baru lahir; e. pemantauan tumbuh kembang anak; f. pemberian imunisasi;
g. pemberian penyuluhan.
Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang pada wilayah tersebut, bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan kemampuannya. Bidan dalam memberikan pelayanan memiliki wewenang untuk :
a. memberikan imunisasi;
b. memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas; c. mengeluarkan placenta secara manual;
d. bimbingan senam hamil;
e. pengeluaran sisa jaringan konsepsi; f. episiotomi;
g. penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II; h. amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm;
i. pemberian infus;
(28)
k. kompresi bimanual;
l. versi ekstraksi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan seterusnya; m. vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul;
n. pengendalian anemi;
o. meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu; p. resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia;
q. penanganan hipotermi;
r. pemberian minum dengan sonde/ pipet; s. pemberian obat-obat terbatas,
t. pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian (Depkes, 2002).
2.3.2. Pelayanan Keluarga Berencana
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang untuk: a. memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi
dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom; b. memberikan penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi; c. melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim;
d. melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit;
e. memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana dan kesehatan masyarakat (Depkes, 2002).
2.3.3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk :
a. pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak; b. memantau tumbuh kembang anak;
c. melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;
d. melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya(Depkes, 2002).
(29)
Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Bidan juga harus menjalankan praktiknya sesuai dengan kewenangan yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan berdasarkan standar profesi. Di samping itu bidan dalam melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya harus :
a. menghormati hak pasien;
b. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani;
c. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan; e. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
f. melakukan catatan medik (medical record) dengan baik (Depkes, 2002).
2.4. Pengetahuan
2.4.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2007).
2.4.2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
(30)
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar. 3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisa (analysa)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).
(31)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Pengetahuan Obat Generik
Pengetahuan obat generik adalah segala sesuatu yang diketahui tentang obat generik.
Cara ukur : Metode angket Alat ukur : Kuesioner
Kuesioner = 11 soal 1. Pilihan ganda :
• Untuk skor jawaban yang benar diberi nilai 2 • Untuk skor jawaban yang salah diberi nilai 0 2. Uraian
• Setiap soal yang dijawab dengan benar diberi nilai 2 • Jika dijawab dengan salah diberi nilai 0
Total skor : 22
3.2.2. Pengetahuan Obat Generik Bermerek
Pengetahuan obat generik adalah segala sesuatu yang diketahui tentang obat generik bermerek.
Cara ukur : Metode angket Alat ukur : Kuesioner
Kuesioner = 9 buah
• Pengetahuan Obat Generik • Pengetahuan Obat Generik
Bermerek Mahasiswi Bidan Pendidik
(32)
1. Pilihan ganda :
• Untuk skor jawaban yang benar diberi nilai 2 • Untuk skor jawaban yang salah diberi nilai 0 2. Uraian
• Setiap soal yang dijawab dengan benar diberi nilai 2 • Jika dijawab dengan salah diberi nilai 0
Total skor : 18
Tabel 3.1. Kategori Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Obat Generik Obat Generik Bermerek Pengetahuan baik apabila nilai
yang diperoleh responden >75%
Total skor > 16 Total skor > 13
Pengetahuan sedang apabila nilai yang diperoleh responden antara 40% - 75%
Total skor 9-16 Total skor 8-13
Pengetahuan kurang apabila nilai yang diperoleh responden < 40%
Total skor < 9 Total skor < 8
(Pratomo, 1986)
(33)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional, karena pengamatan dan pengambilan data dilakukan sekaligus dalam suatu saat. Data gambaran pengetahuan antara obat generik dan obat generik bermerek pada mahasiswi Bidan Pendidik D-IV Universitas Sumatera Utara (USU) dapat diperoleh melalui metode angket dengan menggunakan kuesioner.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Karya tulis ilmiah ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai bulan September 2011, dengan penelusuran tinjauan pustaka yang meliputi sumber dari buku, undang-undang Republik Indonesia, jurnal, serta artikel dari internet. Pembuatan serta penyusunan karya tulis ilmiah ini diikuti dengan konsultasi kepada dosen pembimbing.
4.2.2. Tempat Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Dalam Fakultas Keperawatan ini terdapat tempat untuk mahasiswi lulusan Akademi Kebidanan D-III yang melanjutkan pendidikannya selama setahun sebelum menamatkan pendidikan sebagai seorang bidan yang dapat menjadi tenaga dosen di Institusi Pendidikan D-III Kebidanan maupun instruktur klinik di pelayanan kesehatan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU.
(34)
4.3.2. Sampel
Besar sampel yang diperoleh sebanyak 124 orang dengan menggunakan teknik total sample. Berikut merupakan kriteria inklusi serta kriteria eksklusi yang ditetapkan:
Tabel 4.1.Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Mahasiswi kebidanan yang masih
menjalani pendidikan mereka di Bidan Pendidik D-IV USU. Bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Mahasiswi kebidanan yang berhalangan hadir pada saat pengambilan data.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat dan dikumpulkan dari kuesioner dan sesuai dengan ketentuan kriteria inklusi
4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengetahui keterandalan instrumen kuesioner yang digunakan maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil yang terlihat dalam table berikut ini.
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Obat Generik Variabel Nomor
Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 3 0,473 Valid 0,721 Reliabel
4 0,420 Valid Reliabel
7 0,716 Valid Reliabel
8 0,716 Valid Reliabel
9 0,716 Valid Reliabel
10 0,688 Valid Reliabel
11 0,730 Valid Reliabel
12 0,593 Valid Reliabel
13 0,525 Valid Reliabel
14 0,426 Valid Reliabel
(35)
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Obat Generik Bermerek Variabel Nomor
Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 3 0,587 Valid 0,723 Reliabel
4 0,465 Valid Reliabel
5 0,553 Valid Reliabel
7 0,721 Valid Reliabel
8 0,645 Valid Reliabel
9 0,663 Valid Reliabel
11 0,594 Valid Reliabel
12 0,466 Valid Reliabel
13 0,467 Valid Reliabel
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Data dikumpul dan diolah secara manual dengan langkah-langkah editing, pengkodean data (data coding), pemindahan data ke komputer (data entering), dan pembersihan data (data cleaning). Analisa dan pengolahan data dilakukan dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) .
4.6. Ethical Clearence
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Bidang Kesehatan dan surat persetujuannya telah dilampirkan.
(36)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi untuk melakukan penelitian adalah Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) yang berada dijalan Prof. Ma’as 3 Kampus USU Medan 20155. Dalam Fakultas Keperawatan ini terdapat program Diloma IV Bidan Pendidik.
5.1.2. Karakteristik Individu
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU yang masih menjalani pendidikan mereka kejenjang pendidikan Diploma IV di Universitas Sumatera Utara (USU). Karakteristik yang diamati terhadap responden adalah umur, riwayat praktik,riwayat tempat bekerja, dan lama bekerja sebagai bidan.
a. Umur Responden
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden
Umur (tahun) n %
20-25 118 95,2
26-31 6 4,8
Total 124 100
Dari tabel 5.1. di atas, terlihat bahwa mayoritas responden berumur 20-25 tahun yaitu sebanyak 118 responden (95,2%).
b. Riwayat Praktik
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Praktik
Riwayat Praktik n %
Ya 79 63,7
Tidak 45 36,3
Total 124 100
Dari tabel 5.2. di atas, terlihat bahwa mayoritas responden pernah berpraktik sebagai bidan yaitu sebanyak 79 responden (63,7%).
(37)
c.Riwayat Tempat Bekerja
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Tempat Bekerja
Riwayat Tempat Bekerja n %
RS 26 33,0
Puskesmas 7 8,9
Puskesmas pembantu 2 2,5
Klinik 27 34,1
praktek sendiri 2 2,5
lain-lain 15 19,0
Total 79 100
Dari tabel 5.3. di atas, terlihat bahwa mayoritas responden pernah bekerja di Klinik yaitu sebanyak 27 responden (34,1%).
d. Lama Bekerja Sebagai Bidan
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sebagai Bidan
Lama Bekerja n %
≤1 tahun 52 65,8
lebih dari 1 sampai 2 tahun 15 19,0
lebih dari 2 sampai 3 tahun 5 6,3
lebih dari 3sampai 4 tahun 2 2,5
lebih dari 4sampai 5 tahun 1 1,3
>5 tahun 4 5,1
Total 124 100
Dari tabel 5.4. terlihat bahwa mayoritas responden pernah berpraktik selama setahun atau kurang yaitu sebanyak 52 responden (65,8%).
5.1.3. Hasil Analisis Data
5.1.3.1. Hasil Analisis Data Obat Generik
Data lengkap distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan mengenai pengetahuan tentang obat generik dapat dilihat pada tabel 5.5. dibawah ini.
(38)
Tabel 5.5. Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Obat Generik
No Pernyataan Jawaban Responden
Benar Salah
n % n %
1. Defenisi obat generik 94 75,8 30 24,2 2. Cara menentukan suatu obat generik 59 47,6 65 52,4 3. Obat generik untuk menurunkan
panas
116 93,5 8 6,5
4. Mengetahui pengutamaan obat generik
111 89,5 13 10,5
5. Mengetahui pensosialisasian obat generik
119 96,0 5 4,0
6. Obat generik yang sering digunakan. 109 87,9 15 12,1
7. Kegunaan obat generik 117 94,4 7 5,6
8. Obat generik untuk uterotonika. 80 64,5 44 35,5 9. Obat generik untuk infeksi cacing 69 55,6 55 44,4 10. Obat generik untuk Anti Nyeri 121 97,6 3 2,4 11. Obat generik untuk Antibiotik 113 91,1 11 8,9
Berdasarkan tabel 5.5. di atas, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada nomor 10 yaitu sebesar 97,6%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan pada nomor 2 yaitu sebesar 52,4%.
Tabel 5.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik
Tingkat Pengetahuan n %
Baik 71 57,3
Sedang 52 41,9
Kurang 1 0,8
Total 124 100
Pada tabel 5.6. di atas, tingkat pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang, dan kurang. Dari hasil uji pengetahuan mengenai obat generik, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 71 responden (57,3%).
(39)
Tabel 5.7. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik Menurut Riwayat Praktik
Riwayat Praktik
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
Ya 48 38,7 30 24,2 1 0,8 79 63,7
Tidak 23 18,6 22 17,7 0 0 45 36,3
Total 71 57,3 52 41,9 1 0,8 124 100 Berdasarkan Tabel 5.7. diatas, dapat diketahui bahwa pengetahuan responden pada kategori baik terdapat pada responden yang pernah praktik yaitu sebanyak 48 responden (38,7%).
Tabel 5.8. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik Menurut Sumber Informasi
Sumber Informasi
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
Lingkungan 10 8,1 4 3,2 0 0 14 11,3
Kuliah 48 38,7 38 30,7 0 0 86 69,4
Media 8 6,5 3 2,4 0 0 11 8,9
Lain-lain 5 4,0 7 5,6 1 0,8 13 10,4
Total 71 57,3 52 41,9 1 0,8 124 100 Berdasarkan Tabel 5.8. diatas, dapat diketahui bahwa pengetahuan responden pada kategori baik terdapat pada responden yang sumber informasinya dari kuliah yaitu sebanyak 48 responden (38,7%). Dapat juga dilihat bahwa mayoritas responden mendapatkan informasi obat generik dari kuliah yaitu sebanyak 86 responden (69,4%).
Tabel 5.9. Distribusi Penyebab Obat Generik Banyak Digunakan
Penyebab n %
Persediaan banyak 8 6,4
Harganya murah 101 81,5
Kualitasnya 13 10,5
Permintaan pasien 2 1,6
(40)
Berdasarkan Tabel 5.9. diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih harga murah sebagai faktor utama yang membuat obat generik banyak digunakan yaitu sebanyak 101 responden (81,5%).
5.1.3.2. Hasil Analisis Data Obat Generik Bermerek
Data lengkap distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan mengenai pengetahuan tentang obat generik bermerek dapat dilihat pada tabel 5.10. dibawah ini.
Tabel 5.10. Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan Obat Generik Bermerek
No Pertanyaan Jawaban Responden
Benar Salah
n % n %
1. Defenisi obat generikbermerek 71 57,3 53 42,7 2. Cara menentukan obat generik
bermerek
78 62,9 46 37,1
3. Contoh obat generik bermerek 32 25,8 92 74,2 4. Obat generik bermerek untuk
menurunkan panas
69 55,6 55 44,4
5. Obat generik bermerek yang sering digunakan
88 71,0 36 29,0
6. Kegunaan obat generik bermerek 119 96,0 5 4,0 7. Obat generik bermerek untuk infeksi
cacing
92 74,2 32 25,8
8. Obat generik bermerek untuk Anti Nyeri
105 84,7 19 15,3
9. Obat generik bermerek untuk Antibiotik
76 61,3 48 38,7
Berdasarkan tabel 5.10 diatas, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada nomor 6 yaitu sebesar 96,0%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 3 yaitu sebesar 74,2%.
(41)
Tabel 5.11. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik Bermerek
Gambaran Pengetahuan n %
Baik 36 29,0
Sedang 67 54,0
Kurang 21 17,0
Total 124 100
Pada tabel 5.11. di atas, tingkat pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang, dan kurang. Dari hasil uji pengetahuan mengenai obat generik bermerek, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sedang yaitu sebanyak 67 responden (54,0%).
Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik Bermerek Menurut Riwayat Praktik
Riwayat Praktik
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
Ya 24 19,3 40 32,3 15 12,1 79 63,7
Tidak 12 9,7 27 21,7 6 4,9 45 36,3
Total 36 29 67 54 21 17 124 100
Berdasarkan Tabel 5.12. diatas, dapat diketahui bahwa pengetahuan responden pada kategori baik terdapat pada responden yang pernah praktik yaitu sebanyak 24 responden (19,3%).
Tabel 5.13. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Obat Generik Bermerek Menurut Sumber Informasi
Sumber Informasi
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
Lingkungan 6 4,8 9 7,3 5 4,0 20 16,1
Kuliah 17 13,7 39 31,4 11 8,9 67 54,0
Media 6 4,8 9 7,3 2 1,7 17 13,8
Lain-lain 7 5,7 10 8,0 3 2,4 20 16,1 Total 36 29,0 67 54,0 21 17,0 124 100
Berdasarkan Tabel 5.13. diatas, dapat diketahui bahwa pengetahuan responden pada kategori baik terdapat pada responden yang sumber informasinya dari kuliah yaitu sebanyak 17 responden (13,7%).
(42)
Tabel 5.14. Distribusi Penyebab Obat Generik Bemerek Banyak Digunakan
Penyebab n %
Persediaan banyak 5 4,0
Harganya murah 30 24,2
Kualitasnya 79 63,7
Permintaan pasien 10 8,1
Total 124 100
Berdasarkan Tabel 5.14. diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih kualitasnya sangat baik sebagai faktor utama yang membuat obat generik bermerek banyak digunakan yaitu sebanyak 79 responden (63,7%).
5.2. Pembahasan
Dari tabel 5.1. terlihat bahwa terdapat responden yang berumur 26-31 tahun yaitu sebanyak 6 responden (4,8%) menurut asumsi peneliti hal ini dapat terjadi karena tingginya keinginan responden untuk menambah wawasan pengetahuan mereka serta meningkatkan jenjang pendidikan mereka ke tingkat D-IV.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa mayoritas pengetahuan mengenai obat generik pada mahasiswi bidan pendidik D-IV USU tahun 2011/2012 berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 71 responden (57,3 %). Menurut Sitindaon (2010), didapatkan bahwa gambaran tingkat pengetahuan masyarakat disalah satu kecamatan kota Medan tentang obat generik berada pada katagori “sedang”, yaitu sebanyak 54%. Hal ini bisa saja terjadi karena perbedaan sampel dan karakteristik responden. Pada penelitian ini seluruh responden adalah tenaga kesehatan yang sedang menjalani pendidikan Diploma IV sedangkan pada penelitian Sitindaon dilakukan pada masyarakat umum.
Berdasarkan tabel 5.11. mayoritas pengetahuan mengenai obat generik bermerek pada mahasiswi bidan pendidik D-IV USU tahun 2011/2012 berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 67 responden (54,0%). Menurut asumsi peneliti hal ini dapat disebabkan adanya pembaharuan dari merek-merek obat generik bermerek. Dimana dapat dijumpai adanya penarikan dari merek tertentu atau munculnya merek baru obat generik bermerek. Pada tabel 5.4. mayoritas
(43)
responden pernah berpraktik selama setahun atau kurang yaitu sebanyak 52 responden (65,8%). Menurut asumsi peneliti hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden relatif sedikit mendapatkan pengalaman dalam hal obat-obatan. Sehingga wawasan mereka dalam obat-obatan khususnya obat generik bermerek belum cukup luas. Ditambah lagi dalam tabel 5.14. hanya sebanyak 24,2% yang memilih harga murah sebagai penyebab penggunaan obat generik bermerek banyak digunakan. Hal ini yang menurut peneliti membuat obat generik bermerek kurang tertarik untuk diketahui lebih lanjut.
Berdasarkan tabel 5.2., sebagian besar responden pernah berpraktik (63,7%). Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas hidup manusia dan memberikan motivasi untuk memperoleh informasi yang berguna.Hal tersebut mendukung hasil penelitian ini bahwa pengetahuan responden dalam kategori baik untuk obat generik terdapat pada responden yang pernah praktik yaitu sebanyak 48 responden (38,7%) dan untuk obat generik bermerek sebanyak 24 responden (19,3%).
Berdasarkan tabel 5.8., diketahui bahwa pengetahuan obat generik pada kategori baik terdapat pada responden yang sumber informasinya dari kuliah yaitu sebanyak 48 responden (38,7%). Hal ini mirip pada tabel 5.13., dimana pengetahuan responden dalam kategori baik terdapat pada responden yang sumber informasinya dari kuliah yaitu sebanyak 17 responden (13,7%). Dari hasil ini peneliti berasumsi bahwa sumber informasi dari kuliah relatif bagus. Menurut Notoatmodjo (2010), informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh banyak sumber informasi, maka seseorang cenderung memperoleh pengetahuan yang lebih luas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, sebanyak 101responden (81,5%)memilih harganya murah sebagai faktor utama yang membuat obat generik banyak digunakan. Sementara sebanyak 30 responden (24,2%) memilih harganya murah sebagai faktor utama yang membuat obat generik bermerek banyak digunakan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Decollogny et al (2011), dimana ada tiga faktor utama yang meningkatkan dan menurunkan
(44)
penggunaan obat generik yaitu faktor pasien, tenaga medis, dan pasar obat. Dorongan ekonomi, termasuk dalam faktor pasien, merupakan faktor yang meningkatkan penggunaan obat generik. Ini terbukti dari hasil penelitiannya dimana sebanyak 60,4% responden setuju bahwa dorongan ekonomi dapat meningkatkan penggunaan obat generik. Hasil penelitian dari Shrank et al (2009) juga mendapatkan bahwa obat generik lebih murah dibandingkan obat generik bermerek. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata responden memberikan nilai 4,58 dalam skala 5 dengan SD 0,8 untuk setuju bahwa obat generik lebih murah dibandingkan obat generik bermerek.
Pada tabel 5.5., sebanyak 119 responden (96,0%) mengetahui bahwa mensosialisasikan obat generik kepada masyarakat itu perlu dan sebanyak 111 responden (89,5%) mengetahui bahwa mengutamakan obat generik dalam praktik itu benar. Hal ini mendukung program pemerintah agar penggunaan obat generik dapat berjalan efektif.
(45)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Tingkat pengetahuan mengenai obat generik pada mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU tahun 2011/2012 dalam kategori baik sebanyak 71 responden (57,3 %).
2. Tingkat pengetahuan mengenai obat generik bermerek pada mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU tahun 2011/2012 dalam kategori baik sebanyak 36 responden (29,0 %).
3. Ternyata lebih banyak responden mengetahui obat generik dibandingkan dengan obat generik bermerek.
4. Lebih banyak responden menganggap bahwa obat generik harganya murah (81,5% ) dibandingkan dengan obat generik bermerek (24,2%).
6.2. Saran
1. Bagi mahasiswi
Para mahasiswi bidan pendidik D-IV USU diharapkan agar tetap mencari informasi untuk memperluas pengetahuannya terhadap obat generik maupun obat generik bermerek. Dengan demikian, dapat memberikan pilihan obat yang rasional dan berperan serta dalam mensosialisasikan obat generik di masyarakat.
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengutamakan obat generik dalam praktik, sehingga dapat mengurangi biaya pelayanan kesehatan.
(46)
3. Bagi peneliti
Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, untuk meneliti tidak hanya tingkat pengetahuan saja, tetapi juga sikap dan perilaku mahasiswi terhadap obat generik dan obat generik bermerek.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. Available from:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan: 3-4. Available from: http://www.binfar.depkes.go.id [Accesed 6 Mei 2011]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.791/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2008. Available from:
http://www.kedokteran.info. [Accesed 26 Maret 2011]
Departemen KesehatanRepublik Indonesia, 2008. Daftar Obat Esensial Nasional 2008. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan: 2-6. Available from:
http://www.kedokteran.info [Accesed 29 April 2011]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01/Menkes/146/I/2010 tentang Harga Obat Generik. Available from:
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Permenkes_146_2 010.pdf . [Accesed 26 Maret 2011]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010
tentang Kewajiban Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
(48)
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Permenkes_068_2 010.pdf. [Accesed 26 Maret 2011]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01/Menkes/159/I/2010 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Available from:
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/279_MENKES_II_ 2005.pdf.[Accesed 26 Maret 2011]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Sehat tapi Hemat Bersama Obat Generik. Available from:
http://depkes.go.id/index.php/berita/press- release/850-sehat-tapi-hemat-bersama-obat-generik.html. [Accesed 26 Maret 2011]
Decollogny, A., Eggli, Y., Halfon, P., Lufkin, T. M., 2011. Determinants of
Generic Drug Substitution in Switzerland. Switzerland: Instiute of Health Economics and Management. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3038892/pdf/1472-6963-11-17.pdf [Accesed 27 May 2011].
Jas, A., 2007. Perihal Obat Dengan Berbagai Jenis dan Bentuk Sediaannya. Medan: USU Press: 2-4.
Katzung, B.G., 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VI. Jakarta : EGC: 2.
Liberman, J.N., Roebuck, M. C., 2010. Prescription Drug Costs and the Generic Dispensing Ratio. Journal of Managed Care Pharmacy JMCP September
(49)
2010 Vol. 16, No. 7. Available from: http://www.amcp.org/data/jmcp/502-506.pdf [Accesed 27 May 2011].
Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta: 143-146.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, 5th ed, Jakarta: PT Rineka Cipta: 1-16, 120-121.
Pratomo, H., 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 24-27.
Pechlivanoglou, P., Der, W. J. V. V., Bos, J. H., Postma, M. J., 2010. Analyzing Generic and Branded Substitution Patterns in The Netherlands Using Prescription Data. Netherlands: University of Groningen. Available from: http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1472-6963-11-89.pdf.
[Accesed 27 May2011].
Shrank, W.H., et al, 2009. Is There a Relationship Between Petient Beliefs or Communication About Generic Drugs and Medication Utilization ?.
Boston: Harvard Medical School. Available from: Med Care.2009 March ; 47(3): 319-325. doi:10.1097/MLR.0b013e31818af850. [Accesed 27 May 2011].
Sitindaon, Henry S., 2010.Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik di Kecamatan Medan Sunggal Kelurahan Babura Medan Tahun 2010. Medan: Universitas Sumatera Utara. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27518. [Accesed 10 December 2011].
(50)
Toverud, E. T., R өise, A. K., Hogstat, G., Wabө, I., 2010. Norwegian Patients on Generic Antihypertensive Drugs: A Qualitative Study of Their Own Experiences. Oslo: University of Oslo. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3016237/pdf/228_2010_A rticle_935.pdf [Accesed 27 May 2011].
Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication: 8-9, 114.
(51)
CURRICULUM VITAE
Nama : MANGASA SITUMORANG
Tempat/ tanggal lahir : Medan, 9 Oktober 1990
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Kristen Katolik
Alamat : Jl. Bangun Sari IV no:25 Medan
Nomor Telepon : (061) 7332459 / 081375872409
Orang Tua : Ayah : Edison Situmorang
Ibu : Tioria Sitanggang
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 067241 Medan (1996-2000)
2. SD RK Swasta St. Maria Pakkat (2000-2002)
3. SMP Negeri 8 Medan (2002-2005)
4. SMA Sutomo 1 Medan (2005-2008)
Riwayat Kegiatan : 1. Sie Peralatan Bakti Sosial KMK St.Lukas 2011
(52)
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Dengan Hormat,
Saya yang bernama Mangasa Situmorang / NIM 080100092 adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap Obat Generik dan Obat Generik Bermerek”.
.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi kebidanan USU terhadap obat generik dan obat generik bermerek. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sejauhmana pengetahuan mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap obat generik dan obat generik bermerek.Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Saudari untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Saudari bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan anda.
Identitas pribadi Saudari sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Saudari dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Terima kasih saya ucapkan kepada Saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan
Medan, ____________2011
Peneliti,
(Mangasa Situmorang) NIM: 080100092
(53)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU terhadap Obat Generik dan Obat Generik Bermerek”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat diperlukan seperlunya.
Medan,………..2011
(54)
Kode responden:
KUESIONER PENELITIAN
Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Bidan Pendidik D-IV USU
terhadap Obat Generik dan Obat Generik Bermerek
I. Identitas Mahasiswi
1. Nama :
2. Usia :
3. Riwayat tempat bekerja : O RS O Puskesmas O Puskesmas Pembantu O Puskesmas Keliling O Polindes O Posyandu O Klinik O Praktek Sendiri O lain-lain
4. Lama Bekerja (sebagai bidan): bulan II. Pengetahuan Obat Generik
A. Pilihan Ganda
PETUNJUK:
• Plihlah satu jawaban yang benar menurut anda
• Berilah tanda silang (X) atau tanda melingkar (O) pada jawaban yang dipilih
1. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang obat generik ?
a. Pernah b. Tidak pernah
2. Darimanakah sumber informasi tersebut ? (sumber informasi yang paling dominan)
a. Lingkungan c. Media, sebutkan………
b. Kuliah d. lainnya, yaitu………..
3. Berikut ini yang dimaksud dengan obat generik adalah:
a. obat dengan nama kimia untuk zat khasiat yang dikandungnya b. obat yang memiliki hak paten
c. obat yang diberi merek dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya
d. obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau
buku standar lainnya untuk zat khasiat yang dikandungnya. 4. Dibawah ini cara untuk menentukan suatu obat generik adalah:
a. Berdasarkan nama perusahaan farmasi b. Berdasarkan bentuk kemasan
c. Berdasarkan merek obat d. Berdasarkan bentuk obat
5. Berikut ini pilihlah contoh dari obat generik :
a. Aspirin c. Mefamat
(55)
6. Di bawah ini, faktor utama yang membuat obat generik banyak digunakan adalah:
a. Persediaan banyak c. Kualitasnya sangat baik
b. Harganya murah d. Permintaan pasien
7. Pilihlah contoh obat generik yang anda ketahui untuk menurunkan panas saat anak demam:
a. Sanmol c. Termorex
b. Parasetamol d. Tempra
8. Apakah anda mengetahui bahwa mengutamakan obat generik dalam praktek itu
benar ?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah anda mengetahui bahwa mensosialisasikan obat generik kepada masyarakat itu perlu?
a. Ya b. Tidak
B. URAIAN
PETUNJUK:
• Tulislah jawaban yang benar menurut anda
10. Tuliskan satu (1) contoh obat generik yang sering anda gunakan
……….
11. Tuliskan satu (1) kegunaan obat tersebut: untuk………
12. Tuliskan satu (1) contoh obat generik untuk uterotonika : ……… 13. Tuliskan satu (1) contoh obat generik untuk infeksi cacing : ……… 14. Tuliskan dua (2) contoh obat generik untuk Anti Nyeri (Analgesik):
a) ………. b) ……….
15. Tuliskan dua (2) contoh obat generik untuk Antibiotik : a) ……….
b) ……….
II. Pengetahuan Obat Generik Bermerek A. Pilihan Ganda
PETUNJUK:
• Plihlah satu jawaban yang benar menurut anda
• Berilah tanda silang (X) atau tanda melingkar (O) pada jawaban yang dipilih
1. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang obat generik bermerek?
a. Pernah b. Tidak pernah
2. Darimanakah sumber informasi tersebut? (sumber informasi yang paling dominan)
a. Lingkungan c. Media, sebutkan………
(56)
3. Berikut ini yang dimaksud dengan obat generik bermerek adalah: a. obat dengan nama kimia untuk zat khasiat yang dikandungnya b. obat yang memiliki hak paten
c. obat generik yang diberi merek dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya
d. obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat khasiat yang dikandungnya
4. Dibawah ini cara untuk menentukan suatu obat generik bermerek: a. Berdasarkan nama perusahaan farmasi
b. Berdasarkan bentuk kemasan
c. Berdasarkan nama merek obat dan zat khasiat yang dikandungnya serta tidak memiliki hak paten
d. Berdasarkan bentuk dan warna obat
5. Berikut ini pilihlah contoh dari obat generik bermerek:
a. Penisilin-G c. Povidone Iodine
b. Amoksisilin d. Betadine
6. Di bawah ini, faktor utama yang membuat obat generik bermerek banyak digunakan adalah:
a. Persediaan banyak c. Kualitasnya baik
b. Harganya murah d. Atas permintaan pasien
7. Pilihlah contoh obat generik bermerek yang anda ketahui untuk menurunkan panas saat anak demam:
a. Ibuprofen c. Panadol
b. Parasetamol d. lainnya, yaitu………
B. URAIAN
PETUNJUK:
• Tulislah jawaban yang benar menurut anda
8. Tuliskan satu (1) contoh obat obat generik bermerek yang sering anda gunakan ……….
9. Tuliskan satu (1) kegunaan obat tersebut: untuk………
10. Tuliskan satu (1) contoh obat generik bermerek untuk uterotonika :
………
11. Tuliskan satu (1) contoh obat generik bermerek untuk infeksi cacing : ………
12. Tuliskan dua (2) contoh obat generik bermerek untuk Anti Nyeri (Analgesik): a) ……….
b) ……….
13. Tuliskan dua (2) contoh obat generik bermerek untuk Antibiotik : a) ……….
(57)
DATA INDUK A. Data Induk Kuesioner Obat Generik
NO Umur Tempat Kerja L K P 3 P 4 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 P 12 P 13 P 14 P 15 P TOT Tingkat Pengetahuan
1. 22 Klinik 9 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 2 17 baik
2. 25 RS 12 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 1 17 baik
3. 22 Klinik 10 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 18 baik
4. 21 Klinik 6 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 18 baik
5. 22 Klinik 12 2 0 2 2 2 2 2 0 2 1 0 15 sedang
6. 22 RS 24 0 0 0 2 2 0 0 0 2 1 1 8 kurang
7. 24 Klinik 24 0 2 2 2 2 0 2 0 0 1 1 12 sedang
8. 28 Puskesmas
pembantu
72 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 baik
9. 24 Puskesmas 28 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 baik
10. 27 RS 36 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 18 baik
11. 22 praktek sendiri 12 2 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 17 baik
12. 22 Klinik 10 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 baik
13. 23 Klinik 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 19 baik
14. 22 Klinik 7 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 18 baik
15. 25 lain-lain 47 0 2 2 0 0 2 2 0 2 1 2 13 sedang
16. 22 Klinik 12 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
17. 22 Klinik 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 20 baik
18. 23 lain-lain 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 baik
19. 25 RS 24 0 2 2 2 2 2 2 0 0 1 2 15 sedang
(58)
22. 21 Klinik 5 2 0 2 2 2 2 2 2 0 1 2 17 baik
23. 21 Klinik 6 2 2 2 2 2 2 0 0 0 1 0 13 sedang
24. 20 lain-lain 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 1 2 15 sedang
25. 21 Klinik 6 0 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 16 sedang
26. 21 Klinik 6 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 0 17 baik
27. 22 RS 4 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 1 14 sedang
28. 21 RS 12 0 2 2 2 2 0 0 0 0 1 1 10 sedang
29. 21 lain-lain 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 1 2 13 sedang
30. 21 lain-lain 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 20 baik
31. 23 lain-lain 12 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 baik
32. 23 RS 24 2 2 2 0 2 2 2 0 2 1 1 16 sedang
33. 21 RS 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 1 0 15 sedang
34. 21 RS 3 2 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 14 sedang
35. 22 Puskesmas 24 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
36. 21 lain-lain 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 20 baik
37. 24 RS 30 2 0 2 2 2 2 2 2 0 1 2 17 baik
38. 22 Klinik 6 2 0 2 2 2 2 2 2 0 1 2 17 baik
39. 22 RS 12 2 0 2 0 2 2 2 2 0 1 1 14 sedang
40. 22 lain-lain 12 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 baik
41. 24 RS 18 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 18 baik
42. 22 RS 10 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 18 baik
43. 22 RS 11 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 1 17 baik
44. 21 Klinik 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 1 16 sedang
45. 21 praktek sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 20 baik
(59)
50. 23 RS 12 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 baik
51. 23 RS 24 2 0 2 2 2 2 2 2 0 1 1 16 sedang
52. 25 RS 36 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 baik
53. 21 Klinik 12 0 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 12 sedang
54. 23 RS 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 21 baik
55. 23 Klinik 24 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 baik
56. 25 lain-lain 24 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
57. 24 lain-lain 24 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 10 sedang
58. 22 Klinik 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 20 baik
59. 22 Klinik 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 baik
60. 23 Klinik 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 baik
61. 22 RS 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 baik
62. 22 RS 12 2 2 0 2 2 2 2 0 0 1 1 14 sedang
63. 22 Puskesmas 6 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 1 16 sedang
64. 25 lain-lain 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 20 baik
65. 24 RS 20 2 0 2 2 2 2 2 0 0 1 2 15 sedang
66. 24 RS 20 2 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 14 sedang
67. 22 Klinik 12 0 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 12 sedang
68. 24 Klinik 36 2 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 14 sedang
69. 23 Klinik 12 0 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 12 sedang
70. 25 Puskesmas 19 2 0 2 2 2 2 2 0 2 1 2 17 baik
71. 22 Klinik 9 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
72. 22 Puskesmas
pembantu
9 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
73. 21 Klinik 6 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 1 15 sedang
(60)
77. 22 lain-lain 15 2 0 0 0 2 0 2 2 0 1 2 11 sedang
78. 21 lain-lain 3 2 0 2 2 2 2 2 0 2 1 1 16 sedang
79. 22 lain-lain 12 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 12 sedang
80. 21 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
81. 22 2 0 2 2 2 2 2 0 2 1 1 16 sedang
82. 23 0 0 0 2 2 2 2 2 0 1 1 12 sedang
83. 22 2 0 2 2 2 2 2 0 2 1 1 16 sedang
84. 21 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 18 baik
85. 21 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 0 17 baik
86. 22 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 2 19 baik
87. 21 0 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 baik
88. 21 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 1 16 sedang
89. 21 2 0 2 2 0 2 2 0 0 0 1 11 sedang
90. 22 2 0 2 2 2 2 2 2 0 1 1 16 sedang
91. 21 2 0 2 2 2 0 2 2 0 1 1 14 sedang
92. 23 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 18 baik
93. 21 0 2 2 2 2 0 2 0 0 1 1 12 sedang
94. 21 0 2 0 0 0 0 2 2 0 1 1 8 sedang
95. 22 2 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 14 sedang
96. 21 2 0 2 2 2 2 2 0 0 1 1 14 sedang
97. 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 baik
98. 20 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 18 baik
99. 21 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 baik
100. 21 0 2 2 2 2 2 2 0 0 1 1 14 sedang
(61)
105. 22 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 baik
106. 21 0 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 baik
107. 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 20 baik
108. 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 20 baik
109. 21 0 0 2 0 2 2 2 2 0 1 1 12 sedang
110. 20 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
111. 21 2 0 2 2 2 0 2 0 0 1 1 12 sedang
112. 21 2 0 2 2 2 0 0 0 0 1 1 10 sedang
113. 21 2 0 2 2 0 2 2 2 0 1 2 15 sedang
114. 20 2 2 2 0 2 0 2 2 0 1 0 13 sedang
115. 21 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 baik
116. 20 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 baik
117. 21 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 2 17 baik
118. 21 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 2 19 baik
119. 21 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 1 18 baik
120. 21 0 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 16 sedang
121. 21 0 0 2 2 2 2 2 0 0 1 2 13 sedang
122. 20 2 2 0 2 2 2 2 2 0 1 2 17 baik
123. 20 2 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 15 sedang
124. 22 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 baik
(62)
B. Data Induk Kuesioner Obat Generik Bermerek
NO Umur Tempat Kerja
LK PG 3 PG 4 PG 5 PG 7 PG 8 PG 9 PG 11 PG 12 PG 13 P TOT Tingkat Pengetahuan
1. 22 Klinik 9 2 0 0 0 0 2 2 0 1 7 Kurang
2. 25 RS 12 0 2 0 2 0 2 2 2 0 10 Sedang
3. 22 Klinik 10 0 2 0 2 0 2 2 2 0 10 Sedang
4. 21 Klinik 6 0 0 0 2 2 2 2 2 2 12 Sedang
5. 22 Klinik 12 0 2 0 0 2 2 2 2 2 12 Sedang
6. 22 RS 24 0 2 0 0 0 0 2 1 0 5 Kurang
7. 24 Klinik 24 2 0 0 0 0 0 0 1 1 4 Kurang
8. 28 Puskesmas
pembantu
72 0 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik
9. 24 Puskesmas 28 0 2 0 0 0 0 2 2 2 8 Sedang
10. 27 RS 36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Baik
11. 22 praktek
sendiri
12 2 2 0 0 2 2 2 2 1 13 Sedang
12. 22 Klinik 10 0 2 0 2 2 2 2 2 2 14 Baik
13. 23 Klinik 10 0 2 0 2 2 2 2 2 2 14 Baik
14. 22 Klinik 7 0 0 0 2 2 2 2 2 2 12 Sedang
15. 25 lain-lain 47 0 0 2 2 2 2 2 2 2 14 Baik
16. 22 Klinik 12 2 2 0 0 2 2 2 1 0 11 Sedang
17. 22 Klinik 12 2 0 0 0 2 2 2 2 0 10 Sedang
18. 23 lain-lain 12 2 0 0 0 2 2 2 2 0 10 Sedang
(63)
23. 21 Klinik 6 0 2 0 2 0 2 0 1 0 7 Kurang
24. 20 lain-lain 2 2 0 0 0 2 2 0 2 0 8 Sedang
25. 21 Klinik 6 0 2 0 2 2 2 2 1 0 11 Sedang
26. 21 Klinik 6 0 2 0 2 2 2 2 1 1 12 Sedang
27. 22 RS 4 2 0 0 2 2 2 2 1 0 11 Sedang
28. 21 RS 12 2 0 0 2 2 2 0 1 1 10 Sedang
29. 21 lain-lain 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 12 Sedang
30. 21 lain-lain 12 2 0 2 0 2 2 2 2 0 12 Sedang
31. 23 lain-lain 12 2 0 2 0 2 2 2 2 0 12 Sedang
32. 23 RS 24 0 0 2 0 2 2 2 2 0 10 Sedang
33. 21 RS 2 0 2 0 0 2 2 2 2 0 10 Sedang
34. 21 RS 3 0 2 0 0 0 2 2 1 0 7 Kurang
35. 22 Puskesmas 24 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 Kurang
36. 21 lain-lain 8 2 0 0 0 2 2 2 2 2 12 Sedang
37. 24 RS 30 0 0 0 0 0 2 0 2 1 5 Kurang
38. 22 Klinik 6 0 0 0 0 0 2 0 2 1 5 Kurang
39. 22 RS 12 2 2 0 0 2 2 2 2 1 13 Sedang
40. 22 lain-lain 12 2 0 0 2 2 2 2 1 2 13 Sedang
41. 24 RS 18 0 2 0 2 2 2 2 2 1 13 Sedang
42. 22 RS 10 2 2 0 2 2 2 2 2 1 15 Baik
43. 22 RS 11 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17 Baik
44. 21 Klinik 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 13 Sedang
45. 21 praktek
sendiri
2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 15 Baik
46. 23 Puskesmas 12 0 0 0 2 2 2 2 1 1 10 Sedang
(64)
50. 23 RS 12 2 2 0 0 0 2 0 2 1 9 Sedang
51. 23 RS 24 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 Kurang
52. 25 RS 36 0 2 2 2 0 0 2 2 1 11 Sedang
53. 21 Klinik 12 2 2 0 2 2 2 0 0 0 10 Sedang
54. 23 RS 12 2 0 2 0 2 2 2 2 2 14 Baik
55. 23 Klinik 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Baik
56. 25 lain-lain 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Baik
57. 24 lain-lain 24 2 2 0 0 2 2 0 1 1 10 Sedang
58. 22 Klinik 12 2 0 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik
59. 22 Klinik 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Baik
60. 23 Klinik 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Baik
61. 22 RS 12 2 0 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik
62. 22 RS 12 0 0 0 0 0 2 2 0 0 4 Kurang
63. 22 Puskesmas 6 2 0 0 0 0 2 2 0 0 6 Kurang
64. 25 lain-lain 21 2 0 0 0 0 2 2 2 1 9 Sedang
65. 24 RS 20 2 2 0 2 2 2 0 2 2 14 Baik
66. 24 RS 20 2 0 0 0 2 2 0 2 2 10 Sedang
67. 22 Klinik 12 2 2 0 0 0 2 0 0 0 6 Kurang
68. 24 Klinik 36 2 2 0 2 0 2 0 0 0 8 Sedang
69. 23 Klinik 12 0 0 0 0 0 2 0 1 1 4 Kurang
70. 25 Puskesmas 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Baik
71. 22 Klinik 9 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 Baik
72. 22 Puskesmas
pembantu
9 2 2 0 2 2 2 2 1 2 15 Baik
(1)
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 23 18.5 18.5 18.5
2 101 81.5 81.5 100.0
Total 124 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 6.5 6.5 6.5
2 116 93.5 93.5 100.0
Total 124 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 13 10.5 10.5 10.5
2 111 89.5 89.5 100.0
Total 124 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 5 4.0 4.0 4.0
2 119 96.0 96.0 100.0
(2)
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 15 12.1 12.1 12.1
2 109 87.9 87.9 100.0
Total 124 100.0 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 7 5.6 5.6 5.6
2 117 94.4 94.4 100.0
Total 124 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 44 35.5 35.5 35.5
2 80 64.5 64.5 100.0
Total 124 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 55 44.4 44.4 44.4
2 69 55.6 55.6 100.0
(3)
P14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 3 2.4 2.4 2.4
1 94 75.8 75.8 78.2
2 27 21.8 21.8 100.0
Total 124 100.0 100.0
P15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 11 8.9 8.9 8.9
1 68 54.8 54.8 63.7
2 45 36.3 36.3 100.0
(4)
Pertanyaan Obat Generik Bermerek
PGB1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 4 3.2 3.2 3.2
2 120 96.8 96.8 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 54 43.5 43.5 43.5
2 70 56.5 56.5 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 53 42.7 42.7 42.7
2 71 57.3 57.3 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 46 37.1 37.1 37.1
2 78 62.9 62.9 100.0
(5)
PGB5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 92 74.2 74.2 74.2
2 32 25.8 25.8 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 113 91.1 91.1 91.1
2 11 8.9 8.9 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 55 44.4 44.4 44.4
2 69 55.6 55.6 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 5 4.0 4.0 4.0
2 119 96.0 96.0 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 32 25.8 25.8 25.8
2 92 74.2 74.2 100.0
(6)
PGB12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 19 15.3 15.3 15.3
1 34 27.4 27.4 42.7
2 71 57.3 57.3 100.0
Total 124 100.0 100.0
PGB13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 48 38.7 38.7 38.7
1 36 29.0 29.0 67.7
2 40 32.3 32.3 100.0