Namun yang ternyata tidaklah begitu kenyataannya di masyarakat dibuktikan dari hasil wawancara dengan salah satu masyarakat kelurahan Beringin yang menyatakan bahwa
petugas hanya datang untuk membagikan sppt namun tidak pernah memberitahukan kepada masyarakat apa kegunaan PBB.
“Datang pun cuman memberikan kertas untuk bayar PBB itu ajanya seharusnyakan dikasih taunya, artinya ini, begono, begini dah kami jalankan tugas kami, seperti
memberi tahu asuransi artinya tujuannya kemana, apa manfaatnya di hari esok. Jadi
gunanya itu kemana? Artinya itu kemana? Maka harus kita bayar.” Masyarakat sebagi target tentunya juga menginginkan kejelasan mengenai suau
kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Dalam hal ini pembayaran PBB, meskipun pemberitahuan tujuan tersebut dianggap tidak begitu penting karena menganggap masyarakat
sudah tahu, tapi dari hasil wawancara tersebut masyarakat juga ingin mengetahui secara lebih detail apa tujuan dari pembayaran PBB yang telah mereka lakukan selama ini. Hal ini
menjadi penting agar tidak menimbulkan penolakan atas kebijakan tersebut.
5.2 Sumber daya
Sumber daya juga merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan implementasi. Sebuah implementasi akan terganggu apabila sumber daya yang terdapat
dalam suatu organisasi tersebut tidak terpenuhi atau tidak memadai. Demikian halnya juga dengan keberhasilan pemungutan pajak PBB tidak terlepas dari sumber daya yang terdapat
selama pelaksanaan pemungutan tersebut. Pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai sumber daya yang terbagi menjadi tiga yakni staf, informasi dan fasilitas.
5.2.1Staf Staf merupakan sumber daya manusia yang memegang peranan cukup penting, karena
apabila jumlah staf masih kurang atau tidak sesuai dengan tugasnya maka akan mengganggu keberhasilan sebuah kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang demikianlah yang juga terjadi di kecamatan medan selayang sepeti yng diungkapkan oleh pak naik selaku kepling.
“Untuk satu lingkungan kan satu dia sebenarnya kalau secara efisien dia kerja cukup cuman karena dia menggun
akan cara manual jadinya kurang.”
Hal senada juga dibenar naik bahwa petugasnya masih kurang karena petugasnya masih menggunakan cara yang manual kan oleh sekretaris Lurah PB selayang II yang
menyatakan bahwa petugasnya juga masih kurang dan perlu ada penambahan. “pegawainya itukan dispenda kalau kepling bukan pegawai tapi kepling itu
perpanjangan tangan lurah ke masyarakat. Kalau untuk pegawainya kalau saya rasa kurang
.” Selain itu beliau juga menyatakan bahwa :
ga juga, segitupun jumlah orang itu masih kerepotan juga orang itu, karena ga semua bisa disuruh turun kelapangan, siapa pula yang ada di kantor, kan itu semua
udah ada bagian-bagiannya .”
Jumlah pegawai yang kurang pastilah juga akan menggangu keberhasilan pencapaian target penerimaan, karena jumlah petugas tidak cukup untuk melakukan tugasnya dalam
melaksanakan pemungutan pada masyarakat di kecamatan Medan Selayang. Kekurangan petugas pemungut seperti kepling juga dirasakan oleh salah satu
masyarakat kelurahan Beringin bapak Ferninand yakni: “ Sebetulnya maunya di bikinlah petugas khusus penagih PBB, kan kerja-kerja
kepling banyak tugas-tugasnya. Contohnya kelurahan ini, lingkungan ini satu orang, jadi dia merata nanti, ini nantikan kadang ada yang bayar kadang ada yang enggak.”
Petugas pelaksanaan pemungutan PBB di kecamatan ini staffnya terlalu kecil untuk dapat secara efektif mengimplementasikan kebijakan PBB tersebut. Di sisi lain bukan hanya
staffnya yang kurang atau terlalu kecil, tugas dan tanggung jawab petugas yang sedikit ini pun tanggung jawabnya bukan hanya berfokus pada pemungutan PBB,tetapi masih banyak
Universitas Sumatera Utara
kegiatan lain. Sehingga kekurangan tersebut menjadi inefektifitas dalam menjalankan pemungutan PBB di kecamatan ini.
5.2.2 Informasi Informasi sangat erat kaitannya dengan komunikasi. Informasi yang baik dan sesuai
dengan semua pihak pasti akan mendukung keberhasilan pemungutan pajak bumi bangunan. Dalam hal ini informasi mengenai bagaiman keberhasilan pencapaian target peneriman PBB
di kecamatan Medan Selayang pada tahun sebelumnya. Kecamatan Medan Selayang itu dari 2013 ke 2014 menempati posisi peringkat ke 20
dari 21 kecamatan. Kecamatan Medan selayang merupakan Kecamatan yang minim dalam pembayaran PBB setelah kecamatan Medan Tuntungan,
“Nah kalau Kecamatan Medan Selayangitu dari 2013 ke 2014 kita posisi peringkat ke 20 dari 21 kecamatan.”
Hal ini juga sesuai dengan informasi sekunder yang peneliti dapatkan yang telah tertera di latar belakang mengenai Kecamatan Medan Selayang yang tergolong 5 kecamatan
yang rendah dalam pembayaran PBB di Kota Medan Tabel 5.1
Perincian Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Medan 2013 sampai Minggu IV Desember Tahun 2013
No Kecamata n
Rencana Jumlah Penerimaan PBB
Tahun 2013 kecamat
an SPPT
Rp STTS
Rp 1
Medan Kota
20.761 14.219.817.182
14.804 12.235.605.949
86,05 2
Medan Area
19.904 7.077.133.420
15.459 5.936.991.887
83,89 3
Medan Barat
17.663 19.425.000.036
14.017 19.963.553.898 102,77
4 Medan
18.829 21.360.763.657
13.981 20.356.007.606
95,30
Universitas Sumatera Utara
Petisah 5
Medan Baru
9.622 9.886.406.408
6.591 7.693.362.155
77,82 6
Medan Polonia
11.743 22.885.511.592
6.645 19.112.307.036
83,51 7
Medan Maimun
10.510 11.357.543.412
7.004 8.669.791.803
76,34 8
Medan Timur
24.430 11.894.231.805
20.037 9.515.528.191
80,00 9
Medan Perjuanga
n 17.336
3.851.193.082 14.335
3.445.734.762 89,47
10 Medan
Belawan 15.997
4.891.095.626 8.246
4.985.268.597 101,93 11
Medan Labuhan
20.769 4.345.719.614
12.439 3.467.087.503
79,78 12
Medan Marelan
29.379 3.738.117.561
17.950 2.816.080.709
75,33 13
Medan Deli
26.056 14.794.867.304
13.609 14.230.338.055
96,18 14
Medan Sunggal
27.406 18.040.640.874
19.802 13.414.387.227
74,36 15
Medan Helvetia
30.987 10.168.861.236
20.523 7.167.551.416
70,49 16
Medan Denai
24.381 3.188.456.323
16.665 2.083.759.920
65,36 17
Medan Tembung
22.559 4.259.586.964
16.605 3.293.724.112
77,32 18
Medan Johor
31.651 12.039.367.965
22.094 7.923.592.937
65,81 19
Medan Amplas
20.013 11.656.923.022
12.238 9.219.495.647
77,32 20
Medan Selayang
25.545 13.416.152.142
16.896 8.185.892.652
65,81 21
Medan Tuntungan
25.492 8.193.760.726
17.378 4.788.186.076
79,09 Kota Medan
451.033 230.693.149.591
307.318 188.504.239.138
81,71 Sumber : kantor Dinas Pendapatan
Hal serupa juga dibenarkan oleh seklur PB selayang II yang menyatakan bahwa penerimaan PBB untuk dua tahun terakhir tidak mencapai target karena rendahnya anime
masyarakat. “Tidak mencapai targetlah, ya rendahnya anime masyarakat dalam membayar PBB.”
Universitas Sumatera Utara
Namun ketidaksesuaian informasi terjadi pada pihak UPT 6 yang juga perannya sangat penting dalam tugas pemugutan PBB ini yang menyatakan bahwa target dua tahun
terakhir di kecamatan Medan Selayang tercapai ketika peneliti menanyakan kepada Ibu Agustina tersebut tentang keberhasilan dalam pencapaian target PBB di kecamatan Selayang
untuk dua tahun terakhir. Beliau berpendapat “ tercapai”
Ketidaksesuaian informasi dari setiap petugas pastilah akan menimbulkan kesenjangan, apa lagi bila ketidaksesuaian tersebut berasal dari pimpinan yang seharusnya
juga mengetahui hasil dari target tersebut, mengingat peranannya juga ada koordinasi, dan terlibat langsung juga dalam pengolahan data mengenai PBB. Informasi yang tidak sesuai
tersebut juga menunjukan bahwa komunikasi yang terjadi antara petugas juga kurang efektif sehingga menimbulkan kesalahan komunikasi antara para petugas.
5.2.3.Fasilitas Fasilitas yang baik dan memadai juga akan mendukung keberhasilan suatu kebijakan,
karena sumber daya manusia yang cukup dan berkompeten ternyata tidak dapat membawa keberhasilan tanpa adanya fasilitas yang mendukung.
Fasilitas yang digunakan dalam melaksanakan tugas tidak ada padahal fasilitas seperti komputer sangat dibutuhkan oleh petugas untuk mempermudah pendataan masyarakat yang
memungut PBB, selain itu juga untuk mempermudah dalam pencapaian target seperti dalam membagikan SPPPT, secara manual di Dispenda dibagi secara kolektif kemudian dipecahkan
di kecamatan, lalu di kelurahan kemudian dibagi dilingkungan dan proses yang cukup
Universitas Sumatera Utara
panjang tersebut memakan waktu yang cukup panjang dan kemungkinan banyak data yang hilang. Hasil wawancara dengan kepling PB selayang II.
“dalam pembagian SPPT itu karena kan dalam pembagian Dispenda itukan dibagi secara kolektif baru di pecahlah dalam kecamatan , kelurahan, baru di pecahlah di
kepala lingkungan aturannya kan dia sudah terdata supaya bisa langsung per kelurrahan lalu bisa llangsung ke kepala lingkungan. Jadi data itu benar-benar
akurat kadang-kadangkan dia bisa misalnya 17 kepala lingkungan di keluahan inikan, ada aja nanti misalnya di lingkungan 1, 3,4 misalnya kehilangan data.”
Fasilitas yang kurang memadai seperti komputer ternyata juga sangat mempengaruhi. Kekurangan fasilitas tersebut terbukti memperlambat kinerja para petugas, dan menimbulkan
masalah seperti kehilangan data karena secara manual, dan juga mengakibatkan ketidakefisienan dalam melaksanakan tugas pemungutan dalam hal ini paling dirasakan oleh
kepling karena sulit untu mengetahui warga yang belum bayar dan sudah bayar.
5.3 Disposisi