Kredit Pemilikan Rumah LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori penunjang serta penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan evolving fuzzy neural network dalam melakukan prediksi.

2.1. Kredit Pemilikan Rumah

Kredit Pemilikan Rumah KPR merupakan kredit yang digunakan untuk membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan jaminan atau agunan berupa rumah. Proses sederhana dari transaksi KPR yaitu pembelian rumah melalui bank, dimana rumah tersebut dibayarkan oleh bank sepenuhnya, lalu nasabah mencicil ke pembayaran dana ke bank beserta bunganya. Setiap bank memiliki tingkat persentase bunga KPR yang berbeda beda, termasuk pada tingkatan jangka waktu pembayaran juga akan mempengaruhi persentase bunga KPR. Semakin besar jangka waktu pembayaran yang diambil, akan semakin besar pula tingkat persentase bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah. Misalkan jika KPR memiliki tenor 20 tahun, maka nasabah harus melunasi semua dana pinjamannya pada tahun ke 20 dari tanggal kredit perumahan tersebut diambil. Suku bunga KPR merupakan suku bunga yang efektif atau menurun. Dimana perkalian bunga pinjaman berdasarkan pada sisa jumlah pinjaman pokok pada setiap bulan dan jumlah pinjaman pokok akan berkurang dari angsuran bulanan yang dibayarkan. Suku bunga KPR maupun KPA di Indonesia memiliki 2 periode yaitu : 1. Periode suku bunga tetap fix Pada periode ini suku bunga KPR akan tetap dan pada umumnya terdapat pilihan jangka waktu tetap dari 1 sampai 5 tahun. Universitas Sumatera Utara 2. Periode suku bunga mengambang floating Setelah periode suku bunga tetap telah habis jangka waktunya, sisa dari jangka waktu periode selanjutnya suku bunga akan berubah-ubah atau floating sesuai dengan peraturan dan regulasi dari bank atau penyedia kredit tersebut. Setiap kredit yang dipinjam oleh nasabah akan memerlukan uang muka atau down payment DP. Uang muka atau down payment adalah sejumlah uang yang dibayarkan pada awal transaksi rumah atau transaksi KPR dengan bank. Ini disebabkan karena jumlah kredit KPR yang dipinjamkan oleh bank plafon pinjaman tidak akan pernah berjumlah 100 dari harga rumah yang diajukan. Tingkap DP biasanya berjumlah minimal 20 dari total harga rumah yang diajukan. Misalkan harga rumah yang diajukan sebesar Rp.100.000.000, maka DP yang harus dibayarkan adalah Rp.20.000.000. Tiap bank memiliki tingkat suku bunga dasar kreditnya tersendiri, tergantung pada tipe-tipe atau peruntukan dari kredit tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan tingkat suku bunga dasar kredit pada beberapa bank yang ada di Indonesia yang dikutip dari data Bank Indonesia. Tabel 2.1 Prime Lending Nama Bank Suku Bunga Dasar Kredit Kredit Kredit Kredit Konsumsi Korporasi Ritel KPR Non KPR BANK MANDIRI 10.00 12.00 10.75 12.00 BANK RAKYAT INDONESIA 9.75 11.50 10.00 12.00 BANK CENTRAL ASIA 9.00 10.50 9.50 8.18 BANK NEGARA INDONESIA 10.00 11.60 10.65 12.00 BANK CIMB NIAGA 10.30 10.90 10.80 10.70 BANK DANAMON INDONESIA 10.60 12.60 12.00 12.49 PANIN BANK 10.37 10.37 10.87 10.87 BANK PERMATA 10.25 10.25 11.50 10.25 BANK INTERNASIONAL INDONESIA 10.09 10.53 10.02 10.27 BANK TABUNGAN NEGARA 10.00 10.25 10.45 11.00 BANK OCBC NISP 9.50 10.50 11.50 11.50 HSBC 8.75 8.75 8.50 CITIBANK 8.25 8.25 11.50 BANK JABAR BANTEN 8.50 10.53 7.65 10.17 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Prime Lending Lanjutan BANK UOB INDONESIA 9.06 10.71 9.27 - BANK BUKOPIN 10.40 12.58 12.20 12.40 BANK MEGA 11.25 17.25 12.50 12.50 BANK OF TOKYO-MITSUBISHI 7.11 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL 17.43 18.07 STANDARD CHARTERED BANK 8.52 8.90 8.35 BANK DBS INDONESIA 9.22 9.98 BANK KALTIM 9.79 9.79 9.79 9.79 BANK JATIM 8.65 10.37 8.65 10.37 ANZ PANIN BANK 7.66 8.36 8.40 8.40 BANK JATENG 6.84 7.29 6.69 11.27 BANK DKI 9.75 11.35 10.30 10.90 BANK MIZUHO INDONESIA 5.43 BANK EKONOMI RAHARJA 10.20 10.20 10.20 BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA 6.39 BANK ARTHA GRAHA 8.71 9.21 8.71 10.21 BANK ICBC INDONESIA 9.00 10.50 9.00 11.50 BANK SUMUT 8.14 8.93 8.71 12.55 BANK RIAU KEPRI 7.06 7.27 7.04 8.67 DEUTSCHE BANK 8.40 BANK SINARMAS 9.79 9.79 9.79 BANK PAPUA 9.62 10.29 10.78 12.23 BANK SUMSEL BABEL 11.48 11.65 13.76 11.35 BANK COMMONWEALTH 10.00 10.50 11.50 12.50 BANK NAGARI 10.09 11.09 12.09 11.59 BANK MAYAPADA INTERNASIONAL 10.34 10.93 10.30 11.36 RABOBANK 10.50 11.25 11.25 12.00 BANK MUTIARA 10.51 11.00 10.90 11.80 BPD ACEH 11.78 11.78 12.28 12.28 BANK OF CHINA 8.82 8.82 BPD BALI 8.17 8.80 8.07 9.66 PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL 10.50 10.96 9.68 11.03 PT BANK RESONA PERDANIA 7.12 PT.BPD SULAWESI SELATAN DAN BARAT 12.69 14.52 11.66 16.62 JP. MORGAN BANK 6.10 Universitas Sumatera Utara 2.1.1 Penilaian Terhadap Harga Rumah Dalam Kredit Pemilikan Rumah Penilaian telah diterima secara luas dan menjadi rujukan di sektor keuangan maupun sektor lainnya, baik untuk tujuan pelaporan keuangan, pemenuhan persyaratan perundangan atau tujuan penjaminan hutang, dan aktifitas transaksi lainnya Hamid, 2013. Penilaian juga dibutuhkan dalam transaksi KPR untuk dapat mengetahui nilai terkini dari rumah yang diajukan nasabah. Seluruh aktifitas penilaian yang dilakukan oleh para pelaku penilai public valuer harus mengikuti standart penilaian Indonesia yang tercakup dalam Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia SPI KEPI 2013. Seluruh aturan dan tahapan dalam penilaian harus dijalankan sesuai aturan yang berlaku baik oleh pemberi tugas maupun penilai. Dalam proses pengajuan kredit pemilikan rumah ke pihak bank, nasabah akan diperiksa terlebih dahulu oleh bank, jika kriteria nasabah telah sesuai standart dan seluruh persyaratan telah terpenuhi, maka proses selanjutnya adalah penilaian terhadap rumah yang diajukan oleh nasabah. Penilaian dilakukan oleh para penilai publik public valuer yang akan dipilih oleh pihak bank untuk menilai rumah yang diajukan. Penilai adalah seseorang yang memiliki kualifikasi, kemampuan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan praktek penilaian untuk mendapatkan nilai ekonomis sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Aspek-aspek yang dinilai secara umum yaitu luas dari tanah dan bangunan, komposisi bangunan, batas izin pembangunan, keadaan lingkungan, daerah posisi rumah serta fasilitas-fasilitas yang ada pada rumah tersebut. Dimana hasil penilaian adalah berupa nilai pasar dari rumah tersebut dalam bentuk nilai dokumen dan nilai fisik. Nilai dokumen berupa nilai pasar dari rumah berdasarkan batas batas izin membangun dari Izin Mendirikan Bangunan IMB dari rumah tersebut, sedangkan nilai fisik berupa nilai pasar dari rumah tersebut berdasarkan survey keadaan sebenarnya dari rumah tersebut terlepas dari batas-batas pada IMB bangunan. Jika keadaan fisik dari bangunan melanggar batas-batas dari yang telah ditetapkan pada dokumen Izin Mendirikan Bangunan, maka hal tersebut dapat menjadi faktor pengurang dari nilai rumah yang dapat menyebabkan turunnya nilai pasar dari rumah tersebut. Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Penilai Publik Penilai publik public valuer seluruhnya diatur oleh Kode Etik Penilai Indonesia KEPI agar penilai dalam menjalankan tugasnya selalu mematuhi etik dan kompetensi, agar hasil pekerjaan penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pemberi tugas, masyarakat dan profesi penilai Hamid, 2013. Indonesia memiliki peraturan perundang-undangan yang meregulasi dan memberikan izin penilai untuk melakukan penilaian sesuai dengan klasifikasinya. Aturan perilaku khusus bagi penilai yang melakukan penilaian di luar lingkup Standart Penilaian Indonesia SPI, diperlukan control dan prosedur yang sesuai agar memastikan independensi dan obyektivitas dalam proses penilaian, sehingga hasilnya tidak menyimpang. Bilamana suatu tujuan penilaian membutuhkan penilai yang memiliki kriteria tertentu, persyaratannya tidak boleh menyimpang dari Standar Penilaian Indonesia SPI. Ada 2 tipe penilai valuer yang sesuai standart aturan Bank Indonesia, diizinkan untuk melakukan investigasi dan survey lapangan untuk memberikan penilaian suatu aset atau properti yaitu : 1. Internal Valuer Internal Valuer adalah para pelaku penilai yang merupakan perkerja pada pihak bank yang biasanya bertugas dalam menilai aset-aset milik bank ataupun perhitungan nilai aset dari nasabah yang melakukan permintaan terhadap perhitungan tingkat kekayaan harta yang dimilikinya yang biasanya terlepas dari nilai hutang seperti kredit, dan sebagainya. 2. External Valuer External Valuer adalah para pelaku penilai yang tidak terikat oleh pihak bank namun dalam pekerjaan maupun pelaksanaan tugasnya bekerja sama dengan pihak bank. Para penilai external valuer diberi penugasan oleh seorang nasabah yang melalui pihak bank untuk menilai suatu aset dengan tujuan untuk mendapatkan dana pinjaman ataupun pembelian suatu properti melalui kredit, misalkan dalam Kredit Pemilikan Rumah KPR. Para penilai External Valuer bekerja pada suatu perusahaan Kantor Jasa Penilai Publik KJPP yang dipimpin oleh seorang penilai bersertifikasi. Universitas Sumatera Utara Kantor Jasa Penilai Publik KJPP adalah badan usaha yang telah mendapat izin usaha dari menteri keuangan sebagai wadah bagi penilai public dalam menjalankan usaha di bidang penilaian dan jasa-jasa lainnya Hamid, 2013. Usaha di bidang penilaian meliputi bidang jasa penilaian properti sederhana, bidang jasa penilaian properti dan bidang jasa penilaian bisnis. Jasa-jasa lainnya yang terkait dengan penilaian antara lain : 1. Konsultasi pengembangan properti 2. Desain sistem informasi aset 3. Manajemen properti 4. Studi kelayakan usaha 5. Jasa agen properti 6. Pengawasan pembiayaan proyek 7. Studi penentuan sisa umur ekonomi 8. Studi penggunaan tertinggi dan terbaik highest and best use 9. Penasihat keuangan 2.1.3 Teori-Teori Pendekatan Pada Penilaian Dalam konsep dan prinsip umum penilaian terdapat kerangka konseptual penilaian yang mencakup pembahasan konsep property yang diartikan sama dengan aset atau liability, nilai, pasar, faktor spesifik entitas, unit penilaian, dasar nilai, nilai pasar, prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik Highest and best use - HBU, asumsi pendekatan penilaian dan berbagai konsep penting lainnya. Pemahaman mengenai hal- hal seperti ini adalah sangat penting untuk memahami penilaian dan penerapannya di dalam standart penilaian khususnya penilaian properti Hamid, 2013. Dalam melakukan penilaian terhadap suatu objek, terdapat 3 teknik penilaian yang disebut teknik pendekatan yaitu pendekatan data pasar market data approach, pendekatan pendapatan income approach dan pendekatan biaya cost approach. Teori dan penerapan dari teknik pendekatan inilah yang menjadi dasar bagi seorang penilai dalam melakukan penilaian, asumsi serta adjustment dalam menentukan nilai suatu objek. Tabel 2.2 menunjukkan teknik pendekatan yang digunakan di Amerika, Australia dan Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Pendekatan Penilaian Heryanto, 2006 Amerika Australia Indonesia 1. Market Data Approach 1. Market data approach : Market Continuum, Simple Comparison, Detailed Analysis. 1. Pendekatan Data Ppasar 2. Cost Approach : Quantity Survey, Index, Unit in Place 2. Cost Approach 2. Pendekatan Biaya : Metode Kalkulasi, Biaya, dan Metode DRC 3. Income Approach : Direct Capitalization, DCF, Land Development, Residual TechniqueLand, Building, Property 3. Hypothetical Development Approach 3. Pendekatan Pendapatan : Metode Kapitalisasi Langsung Metode Arus Kas Terdiskonto 4. Computer Based Technique : Cash Flow Method, Regression Simple and Multi Regression Analysis Pendekatan data pasar market data approach merupakan pendekatan yang paling utama karena dalam pendekatan ini opini nilai didapat langsung dari data pasar property yang sebanding dengan property yang dinilai. Pendekatan data pasar adalah metode penilaian suatu properti yang diperoleh dengan membandingkan property yang dinilai terhadap properti lain yang sebanding yang ditransaksikan di pasar terbuka Taslim, 2013. Dalam pendekatan ini, penentuan nilai properti berdasarkan pembanding atas analisis transaksi, penawaran, dan permintaan properti sejenis yang berada di sekitar lokasi dengan memperhatikan faktor perbandingan antara lokasi, jenis dokumen kepemilikan, kondisi pembiayaan, kondisi transaksi, karakteristik fisik properti, karakteristik ekonomi dan penggunaan. Proses-proses pendekatan data pasar yaitu : 1. Pengumpulan Data 2. Verifikasi dan Analisa Data Universitas Sumatera Utara 3. Penyesuaian Adjustment 4. Rekonsiliasi dan Kesimpulan Nilai Pada pendekatan pendapatan Income Approach, nilai properti dihitung berdasarkan pada proyeksi jumlah pendapatan bersih yang wajar atau sesuai pasar yang diharapkan dapat dihasilkan oleh property tersebut sepanjang umur ekonomis yang masih tersisa. Pendekatan ini digunakan untuk menilai suatu properti yang dapat menghasilkan pendapatan karena sewa. Pendekatan ini digunakan terutama apabila properti yang kita nilai dapat menghasilkan pendapatan karena sewa terus-menerus. Selain itu properti tersebut dianggap menghasilkan pendapatan tetap Hilal, 2014. Apabila suatu property dianggap pendapatannya tidak tetap, sedangkan pendapatan karena sewa dapat dihasilkan secara terus-menerus maka dapat digunakan rumus arus kas yang terdiskonto. Sesuai dengan rumus awal Discounted Cash Flow DCF sebagai dasar penjabaran rumus pendekatan pendapatan Income Approach. Apabila property yang akan dinilai ini tidak disewakan, kita dapat mengambil data sewa dari perbandingan sewa properti yang sejenis di lokasi properti tersebut dinilai atau data sewa di lokasi yang sejenis. Dasar dari penilaian menggunakan pendekatan pendapatan adalah dengan nilai kapitalisasi atau kapitalisasi pendapatan income capitalization. Nilai pasar dari suatu property kurang lebih sama dengan suatu modal yang mempunyai potensi untuk mendatangkan pendapatan. Metode ini juga dikenal sebagai metode kapitalisasi, karena pendapatan bersih yang dihasilkan oleh suatu property dikapitalisasi menjadi nilai melalui hitungan matematis yang disebut dengan kapitalisasi. Rumus utama dari pendekatan income yaitu : I = R x V 2.1 Keterangan : I = Pendapatan bersih dari properti per tahun Rp R = Tingkat Kapitalisasi Capitalization Rate V = Nilai Pasar Properti Rp Pada pendekatan biaya Cost Approach, penilaian dilakukan dengan langkah- langkah penilaian berikut Hamid, 2014 yaitu : 1. Menilai tanah seolah-olah dalam keadaan tanah kosong. Universitas Sumatera Utara 2. Menilai bangunan dengan menghitung biaya reproduksi baru bangunan, hitung besarnya penyusutan, lalu tentukan nilai pasar bangunan. 3. Menentukan nilai properti. Biaya reproduksi baru merupakan jumlah uang untuk memproduksi atau mengganti baru suatu aktiva, berdasarkan harga setempat pada saat penilaian dilakukan. Biaya reproduksi baru terbagi dua yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya izin, material, upah tenaga kerja, biaya kontraktor dan konsultan teknik. Sedangkan biaya tidak langsung terdiri dari asuransi, bea masuk atau pajak, biaya konsultan, dan biaya bunga selama masa konstruksi. Terdapat 4 teknik dalam cara-cara menghitung biaya reproduksi baru atau penggantian baru, yaitu : 1. Survey Kuantitas 2. Unit Terpasang Unit in Place. 3. Meter Persegi 4. Index

2.2 Teknik Peramalan