Konflik Batin Mekanisme Pertahanan Konflik

Dalam sebuah kasus misalnya, ego seseorang ingin melakukan seks secara teratur agar karirnya tidak terganggu oleh kehadiran anak; tetapi id orang tersebut menginginkan hubungan seks yang memuaskan karena seks adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang merasa nikmat. Kemudian super ego timbul dan menengahi dengan anggapan merasa berdosa dengan melakukan hubungan seks.

2.2.4 Konflik Batin

Menurut Wirawan dalam bukunya yang berjudul “Konflik dan manajemen konflik” 2000:55 konflik batin dibagai atas tiga jenis, antara lain: Pertama, konflik pendekatan ke pendekatan. Konflik yang terjadi karena harus memilih dua pilihan yang berbeda, tetapi sama-sama memiliki nilai positif dan menguntungkan. Sebagai contoh seorang pemain sepakbola yang akan dibeli klub lain harus memilih klub yang sama kayanya. Kedua, konflik menghindar ke menghindar. Konflik yang terjadi karena harus memilih dua hal yang sebenarnya tidak menguntungkan dan harus dihindari. Sebagai contoh, seseorang harus memilih apakah harus menjual rumah untuk sekolah, atau tidak menjual rumah, tetapi tidak bisa melanjutkan sekolah. Ketiga, konflik pendekatan ke menghindar. Konflik yang terjadi karena seseorang mempunyai perasaan positif dan negatif terhadap sesuatu yang sama, sehingga Ia harus memilih dua pilihan yang dapat menyenangkan perasaannya untuk menghindari kesalahan. Sebagai contoh Umar ingin menekan tombol sebagai petanda menjawab pertanyaan kuis. Akan tetapi, Umar takut jawabannya salah. sehingga, Umar tidak jadi menekan tombol. Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Mekanisme Pertahanan Konflik

Freud dalam Minderop 2011: 29 mengatakan bahwa mekanisme pertahanan mengacu pada proses alam bawah sadar seseorang yang mempertahankannya terhadap anxitas; mekanisme ini melindunginya dari ancaman ancaman eksternal atau danya impuls-impuls yang timbul dari anxitas internal dengan mendistorsi realitas dengan berbagai cara. Ia juga menambahkan bahwa dalam teori kepribadian, mekanisme pertahanan merupakan karakteristik yang cenderung kuat dalam diri setiap orang. Mekanisme pertahanan ini tidak mencerminkan kepribadian secara umum, tetapi juga dalam pengertian penting dapat memengaruhi perkembangan kepribadian. Namun, disatu sisi kegagalan mekanisme pertahanan memenuhi fungsi pertahanannya bisa berakibat pada kelainan mental. Selanjutnya, kualitas kelainan mental tersebut dapat mencerminkan mekanisme pertahanan karakteristik. Dalam hal mempertahankan ego terdapat beberapa pokok yang harus diperhatikan. Pertama, bahwa mekanisme pertahanan merupakan konstruk psikologis. Berdasarkan observasi terhadap prilaku individu. Kedua, perilaku seseorang membutuhkan informasi deskriptif yang bukan penjelasan tentang perilaku. Ketiga, semua mekanisme pertahanan dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari orang normal. Universitas Sumatera Utara Sistem pertahanan konflik batin dapat dibedakan atas beebrapa macam, antara lain: a Penggantian pengalihan Mekanisme pertahanan ego dalam bentuk penggantian merupakan pengalihan perasaan tidak senang terhadap suatu objek ke objek lainnya yang lebih memungkinkan. b Sublimasi Minderop 2011:34 mengatakan bahwa sublimasi terjadi apabila tindakan- tindakan yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial untuk menggantikan perasaan yang tidak nyaman dan merugikan orang yang mengalami konflik batin. c Melawan Diri Sendiri Mekanisme pertahanan dalam bentuk melawan diri sendiri adalah suatu bentuk penggantian paling khusus, dimana seseorang menjadikan dirinya sendiri sebagai target pengganti. d Rasionalisasi Menurut Hilgard, dalam Minderop 2011:35, rasionalisasi merupakan sistem pertahanan ego yang memiliki tujuan untuk mengurangi kekecewaan ketika gagal mencapai suatu tujuan dengan memberikan motif alasan yang dapat diterima atas perilakunya sesuai kenyataan, dengan cara menyalahkan orang lain atau lingkungannya, rasa suka atau tidak suka, maupun demi kepentingan. Universitas Sumatera Utara e Proyeksi menutupi kesalahannya kepada orang lain Terkadang sesuatu yang tidak kita inginkan dan tidak kita terima sering melimpahkan masalah itu kepada orang lain. Misalnya, seseorang harus bersifat kritis dan bersikap kasar kepada orang lain. f Regresi sifat primitif Menurut Boeree 2004:53, regresi adalah salah satu mekanisme pertahanan ego dimana individu akan kembali ke masa-masa di mana dia mengalami tekanan psikologis. g Pembentukan Reaksi Pembentukan reaksi merupakan sistem pertahanan ego yang dilakukan seseorang dengan cara melakukan dan menentukan sikap berpura-pura terlihat meyakinkan, dan agar dihormati di lingkungannya untuk menghindari rasa takut dan ejekan dari orang lain karena adanya tekanan sehingga membuatnya merasa aman. h Represi dekat dan mengenang pengalaman masa kecil Menurut Freud, salah satu sistem pertahanan ego yang paling kuat untuk mengatasi konflik batin yang dialami oleh seorang individu adalah represi. Freud menjelaskan bahwa pengalaman masa kecil seseorang yang diyakini banyak pakar, bersumber dari dorongan seks, sangat mengancam dan konfliktual untuk diatasi secara sadar oleh manusia. Untuk mengatasi kecemasannya, seseorang harus mengambil keputusan yang dilatarbelakangi pengalaman traumatik. Universitas Sumatera Utara i Keadaan Tertahan menyembunyikan Keadaan tertahan merupakan proses mengatasi kecemasan seseorang dengan cara menyembunyikan sesuatu rahasia dari permasalahan yang melimpahnya, yang dapat membuatnya nyaman dan tidak menyakiti orang lain serta tanpa menyinggung perasaannya. j Agresi dan Apatis Menurut Hilgard dalam Minderop 2011: 39 agresi merupakan proses mekanisme pertahanan dengan penyerangan tertuju kepada orang-orang yang tidak bersalah dan mencari kambing hitam untuk proses pelampiasan terhadap seseorang karena mengalami frustasi. Sedangkan apatis adalah cara menarik diri dan bersikap seakan-akan pasrah terhadap keadaan guna meredam rasa kecemasan atas konflik yang dialami seseorang. k Fantasi dan stereotype Menurut Hilgard dalam Minderop 2011: 39 Fantasi adalah mekanisme pertahanan ego dengan cara masuk ke dunia khayal, daripada realitas untuk mendapatkan solusi terhadap masalah yang ada. Sedangkan Stereotype adalah prilaku pertahanan diri dengan memperlihatkan prilaku pengulangan terus menerus dengan mengulangi perbuatan yang tidak bermanfaat dan tampak sangat aneh. Universitas Sumatera Utara

2.3 Tinjauan Pustaka

Penelitian terhadap karya ilmiah dapat diperoleh melalui beberapa teknik dan metode untuk mengkaji. Termasuk mencari referensi bacaan dan bahan untuk memperoleh data dan hipotesa. Untuk memperkuat pengkajian, selain dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang telah dimuat dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi, akan dipaparkan pula beberapa kajian terhadap novel Saman karya Ayu Utami yang pernah diteliti oleh penulis dalam berbagai pendekatan. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Ambarini UDS, 2008 dalam tesisnya yang berjudul Konflik Batin Dolour Darcy Dengan Pendekatan