RINGKASAN CERITA “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

BAB II RINGKASAN CERITA

Ahmad Zulhadi Jaelani, atau biasa dipanggil Zul, adalah seorang pemuda yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan sambil bekerja di Malaysia. Pada awalnya hanya dengan alamat dan nomor telepon seseorang di Malaysia yang di diberikan oleh kenalannya di Batam, ia berangkat. Ketika berada di atas kapal feri menuju Malaysia, ia berkenalan dengan seorang wanita yang mengaku bernama Siti Martini, dengan nama panggilan Mari. Mari adalah wanita yang ramah dan terbuka. Ia bekerja di sebuah kilang pabrik dalam bahasa Malay di Kuala Lumpur. Dengan terbuka ia menceritakan sedikit pengalaman pribadinya kepada Zul. Kemudian, setelah mendengar keinginan Zul untuk mencari pekerjaan di Malaysia, Mari memutuskan untuk membantunya. Sebelum menemukan alamat yang dicari, Zul diperbolehkan tingga l di rumah yang disewa Mari bersama beberapa temannya di kawasan Subang Jaya Permai. Setelah berpikir sejenak, Zul pun memutuskan menerima tawaran Mari. Beberapa hari kemudian, Zul berhasil menemukan alamat yang dicari. Ia pun segera meninggalkan rumah kontrakan Mari. Di tempat yang baru, dia bertemu dengan Pak Rusli, orang yang direkomendasikan oleh Pak Hasan, kenalannya di Batam. Oleh Pak Rusli, ia diantar ke sebuah apartemen di Pantai Dalam, tempat kebanyakan mahasiswa Indonesia tinggal. Disana ia berkenalan dengan Sugeng, Yahya, Arif, Rizal, dan Pak Muslim. Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009 Seluruh penghuni apartemen tersebut sangat baik pada Zul. Pak Muslim membantu Zul ketika mendaftar ke Universiti Malaya. Rizal sering mengantar Zul kemana pun dengan sepeda motornya. Arif membantu Zul dalam mengatasi masalah keimigrasian. Sedangkan Yahya, teman sekamarnya selalu memberi nasihat-nasihat berharga bagi Zul. Tidak berapa lama setelah ia mengurus keperluan kuliahnya, sambil menunggu pengumuman. Untuk tiga bulan tersebut Zul bekerja sebagai pelayan di Jamaliyah Café di Taman Seputeh. Selain itu, kadang-kadang ia bekerja di hotel- hotel tertentu. Untuk beberapa saat, Zul pun larut dalam kesibukan kerja. Sehingga ia lupa akan Mari dan barang-barangnya yang masih tertinggal di rumah kontrakan Mari. Setelah akhirnya diterima di Universiti Malaya, Zul pun teringat kembali pada Mari. Ia ingin pergi kesana dan mengambil barang-barangnya. Namun, karena kuliah dan kesibukan kerja di Jamaliyah Café, Zul pun hanya memberi kabar melalui SMS tentang keadaan dirinya sekarang pada Mari. Selama tinggal sekamar dengan Yahya, Zul banyak mendapat pemahaman-pemahaman tentang agama yang selama ini sering dilanggarnya. Salah satunya mengenai pacaran. Menurut Yahya, pacaran adalah cara setan menggoda manusia agar jatuh pada perbuatan nista yang dilarang agama, yaitu zina. Namun, Zul bersyukur karena dulu ia tidak sampai melangkah terlalu jauh. Ia merasa Allah masih melindunginya. Kemudian, suatu hari Zul berkunjung ke rumah Mari untuk bersilaturahmi dan mengambil sisa barangnya yang tertinggal. Tetapi, sesampainya di rumah Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009 kontrakan Mari, ia melihat Mari sedang diserang oleh seorang laki-laki yang ternayata mantan suami Mari. Zul menyelamatkan Mari. Lalu, tanpa mereka berdua sadari, benih cinta mulai tumbuh di hati keduanya sejak saat itu. Sepulang dari rumah Mari, Zul mengalami banyak perubahan. Kepada Yahya ia mengakui bahwa ia jatuh cinta pada Mari. Namun menurut Yahya, perasaan Zul tersebut bukanlah cinta, melainkan nafsu belaka. Mendengar hal itu, Zul merasa malu dan bertekad untuk melupakan perasaan itu. Semakin Zul berusaha melupakannya, semakin dirasakannya betapa ia mencintai Mari. Sampai-sampai kuliah, pekerjaan, bahkan ibadahnya terlantar. Pak muslim yang prihatin dengan masalah ini, menasihati Zul dengan tegas. Pak Muslim memberinya tiga pilihan; pertama untuk melupakan Mari dan kembali pada kehidupan semula, kedua menikahi Mari dan tetap melanjutkan kuliah dan kehidupan seperti biasa, ketiga untuk keluar dari apartemen tersebut karena masalah Zul dikhawatirkan memberi dampak buruk pada rutinitas penghuni apartemen yang lain. Dengan mantap, Zul pun memilih yang kedua. Keesokannya, ditemani Pak Muslim, Zul pun pergi ke Subang Jaya untuk melamar Mari. Setibanya di sana, Zul hanya mendapati rumah kontrakan Mari yang sudah kosong. Ketika ditanyakan kepada tetangga sebelah, mereka malah menyodorkan sebuah surat kabar yang memberitakan bahwa Mari dan kawan- kawan ditangkap polisi Malaysia karena tuduhan Pelacuran. Mendapati berita itu, Zul kecewa sedalam-dalamnya. Ia pun memutuskan untuk memilih melupakan Mari dan bangkit menata hidupnya kembali. Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009 Setelah dua tahun berlalu, Zul telah berhasil menamatkan kuliahnya. Kini ia bergelar Master of Education M.Ed.. Para penghuni apartemen pun kin berganti dengan anak-anak baru. Para peghuni lama rata-rata kembali ke tanah air: Pak Muslim kembali mengajar di UNY, Sugeng mengajar di STAIN Kendari, Arif bekerja di Bank Syariah di Semarang. Hanya Yahya yang masih menetap di Malaysia, ia meneruskan ke S3 dan tinggal bersama istrinya di Sigambut. Tapi, ada hal yang masih mengganjal pikiran Zul. Walaupun kini ia telah tamat S2, akankah ia tetap bekerja sebagai pelayan di Jamaliyah Café yang bahkan bos-nya saja hanya tamatan D2? Ketika Zul membawa masalah ini ke hadapan Yahya. Ia menasihati Zul untuk bersabar, karena rezeki itu Allah yang mengatur. Lalu, tiba-tiba Yahya menawarkan pada Zul untuk berkenalan dengan seorang wanita Malay bernama Laila Abdurrahman, untuk kemudian menikahinya. Zul menerima tawaran tersebut. Keesokannya Zul berkenalan dengan Laila yang ternyata Profesor Madya di Universiti Kebangsaan Malay. Zul sangat tertarik dengan kecerdasan, keanggunan, dan kecantikan khas melayu Laila. Tetapi ternyata Laila sudah dijodohkan dengan lelaki lain oleh kakaknya. Zul teringat kembali pada Mari, dulu ia pun bermaksud kuat untuk melamar Mari. Namun, karena kasus di surat kabar harapannya pupus. Kemudian, sehari sebelum keputusan Laila diterimanya, Zul mendapat kabar bahwa Mari bukanlah seperti yang diberitakan di surat kabar. Hatinya sempat goyah saat itu. Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009 Tapi lagi-lagi, ia berpikir dan tidak berputus asa dalam menjalani hidup, karena jodoh dan harta ada di tangan Yang Kuasa. Kesedihan Zul tidak perlu berlarut-larut, karena peluag kerja yang sesuai harapannya telah menanti di tanah air. Di UNY, tempat Pak Muslim bekerja sedang membutuhkan tenaga pengajar Sosiologi pendidikan, jurusan yang Zul telah ambil untuk S2-nya. Kemudian, rentetan kabar baik mendatangi Zul. Di Yogya, ia ditawari oleh Pak Muslim untuk berkenalan dengan teman istrinya, bernama Agustin. Seorang Dosen di suatu universitas di Semarang dan sering menulis di surat kabar dengan nama pena Asma Maulida. Dengan senang hati Zul menerima tawaran itu. walaupun sudah dua kali batal menikah, ia tidak ingin menyerah dalam masalah ini. Seakan mendapat keajaiban yang turun dari langit, ketika Zul mengetahui bahwa Agustin tak lain adalah Mari, wanita yang dulu igin dinikahinya. Baik Zul maupun Mari, ternyata telah sama-sama memendam perasaan. Mereka kemudian mengenang sejenak pertemuan mereka dulu. Serta kekagetan Zul tentang fakta bahwa teryata Mari dan Laila berkawan akrab. Sebagai bukti buku millik Laila yang ada pada Mari – yang ditemukan Zul pertama kali di Subang Jaya. Setelah perbincangan mengenai nama asli Mari – Siti Martini atau Agustina Siti Mariana Maulida -- mereka pun membicarakan tentang pernikahan dan hidup bersama dalam kebahagiaan. Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

BAB III ANALISIS CERITA