“Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki

(1)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

“Mahkota Cinta” No Shousetsu No

Bunseki

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

RINA SARI NIM : 042203048

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN 2008


(2)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, penguasa segala yang ada dilangit dan dibumi. Salawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW. Dan tak henti-hentinya syukur penulis ucapkan karena penulis telah dapat menyelesaikan kertas karya ini, yang berjudul: MAHKOTA CINTA.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam penulisan kertas karya ini, karena pengetahuan penulis yang masih terbatas. Oleh sebab itu, dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun, baik dari pembaca dan dosen pembimbingguna memperbaiki yang lebih sempurna dimasa yang akan datang.

Selama penulisan kertas karya ini penulis mendapat banyak bantuan dan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak, terutama kepada:

1. Bapak Drs.Syaifuddin, M.A.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Adriana Hasibuan,SS.,M.Hum Selaku ketua jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Adriana Hasibuan,SS.,M.Hum Selaku dosen pembimbing 4. selaku dosen pembaca

5. Bapak Drs.Yuddi Adrian Muliadi,M.A selaku dosen wali

6. Seluruh staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatara Utara


(3)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

7. Teristimewa penghargaan yang tulus ikhlas kepada Ayahanda Ramlan K dan Ibunda Wagyem yang senantiasa memberikan dukungan moral dan materi yang tidak ternilai harganya, serta Kakanda tersayang Winiarti dan suami dan Astriani dan suami

8. Buat Kakanda tercinta Muhammad Jun dan Adinda Siti Nopita Sari yang telah memberikan semangat dan do’a

9. Untuk Kak Ayu yang selalu memberikan dorongan dan semangat, temen-temen satu halaqoh, Melani, Maysarah, Mila, Leli, Yulan, Vina, Putri, Santi dan tak mungkin terlupakan temen-temen seperjuangan Desi, Dian, Endang, Indah, Meidi, Sri, Una dan Virna

10.Untuk saudaraku di Harmonika 17A k’Sani, k’Dina, k’Vivi, k’Lia, dan adikku dwifa

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kertas karya ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Desember 2007 Penulis,

Rina Sari 042203048


(4)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI………...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Alasan Pemilihan Judul………..1

1.2Tujuan Penulisan………2

1.3Pembatasan Masalah………..2

1.4Metode Penulisan………...2

BAB II RINGKASAN CERITA………..3

BAB III ANALISIS CERITA 3.1 Tema………...8

3.2 Penokohan………..8

3.3 Setting………..12

3.4 Alur………..14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan………..15


(5)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Sebagaimana telah diketahui bahwa Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang bertetangga. Selama lebih dari puluhan tahun, kerjasama di berbagai bidang telah dijalin dengan erat. Mulai dari bidang pendidikan, pariwisata, hingga bursa ketenagakerjaan.

Sebagai negara yang dapat dikatakan negara maju di kawasan Asia Tenggara, permintaan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menjalankan roda industri di Malaysia. Maka, berdatangan tenaga-tenaga kerja dari luar negara. Indonesia adalah salah satunya, Indonesia merupakan pemasok terbesar tenaga kerja untuk Malaysia.

Kehidupan para tenaga kerja Indonesia di negeri Jiran tersebut menginspirasikan Habiburahhman El-Shirazy untuk menuangkannya menjadi sebuah novel. Mengambil contoh kehidupan seorang pemuda yang berkeinginan melanjutkan studi sambil bekerja di Malaysia, salah satu isi cerita dalam novel Dalam Mihrab Cinta” memberikan banyak pelajaran berharga yang perlu diteladani, terutama bagi umat islam.

Kemudian, beberapa hal menarik lainnya seperti gaya penceritaan, penokohan, dan setting yang cukup detail, membuat penulis memutuskan untuk memilih novel ini sebagai judul kertas karya.


(6)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan kertas karya ini antara lain :

1. Untuk membuat suatu gambaran (deskripsi) dan menganalisa cerita berjudul “Mahkota Cinta” dalam novel “Dalam Mihrab Cinta”

khususnya dalam tema, alur, perwatakan, dan setting.

2. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai isi dalam cerita berjudu l

“Mahkota Cinta” dalam novel “Dalam Mihrab Cinta”.

3. Untuk menyampaikan pesan-pesan yang tersirat dalam cerita berjudul Mahkota Cinta” dalam novel “Dalam Mihrab Cinta” kepada pembaca. 4. Untuk menjelaskan kepada pembaca tentang setiap peristiwa yang terjadi

dalam cerita berjudul “Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta”.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Dalam menganalisis cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta” penulis membatasi pembahasannya menenai tema, alur, perwatakan, setting dan latar.

1.4 METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah dengan metode kepustakaan, yaitu dengan membaca novel “Dalam Mihrab Cinta” dan buku-buku yang mendukung pembahasan kertas karya ini.


(7)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

BAB II

RINGKASAN CERITA

Ahmad Zulhadi Jaelani, atau biasa dipanggil Zul, adalah seorang pemuda yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan sambil bekerja di Malaysia. Pada awalnya hanya dengan alamat dan nomor telepon seseorang di Malaysia yang di diberikan oleh kenalannya di Batam, ia berangkat. Ketika berada di atas kapal feri menuju Malaysia, ia berkenalan dengan seorang wanita yang mengaku bernama Siti Martini, dengan nama panggilan Mari.

Mari adalah wanita yang ramah dan terbuka. Ia bekerja di sebuah kilang (pabrik dalam bahasa Malay) di Kuala Lumpur. Dengan terbuka ia menceritakan sedikit pengalaman pribadinya kepada Zul. Kemudian, setelah mendengar keinginan Zul untuk mencari pekerjaan di Malaysia, Mari memutuskan untuk membantunya. Sebelum menemukan alamat yang dicari, Zul diperbolehkan tingga l di rumah yang disewa Mari bersama beberapa temannya di kawasan Subang Jaya Permai. Setelah berpikir sejenak, Zul pun memutuskan menerima tawaran Mari.

Beberapa hari kemudian, Zul berhasil menemukan alamat yang dicari. Ia pun segera meninggalkan rumah kontrakan Mari. Di tempat yang baru, dia bertemu dengan Pak Rusli, orang yang direkomendasikan oleh Pak Hasan, kenalannya di Batam. Oleh Pak Rusli, ia diantar ke sebuah apartemen di Pantai Dalam, tempat kebanyakan mahasiswa Indonesia tinggal. Disana ia berkenalan dengan Sugeng, Yahya, Arif, Rizal, dan Pak Muslim.


(8)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

Seluruh penghuni apartemen tersebut sangat baik pada Zul. Pak Muslim membantu Zul ketika mendaftar ke Universiti Malaya. Rizal sering mengantar Zul kemana pun dengan sepeda motornya. Arif membantu Zul dalam mengatasi masalah keimigrasian. Sedangkan Yahya, teman sekamarnya selalu memberi nasihat-nasihat berharga bagi Zul.

Tidak berapa lama setelah ia mengurus keperluan kuliahnya, sambil menunggu pengumuman. Untuk tiga bulan tersebut Zul bekerja sebagai pelayan di Jamaliyah Café di Taman Seputeh. Selain itu, kadang-kadang ia bekerja di hotel-hotel tertentu. Untuk beberapa saat, Zul pun larut dalam kesibukan kerja. Sehingga ia lupa akan Mari dan barang-barangnya yang masih tertinggal di rumah kontrakan Mari.

Setelah akhirnya diterima di Universiti Malaya, Zul pun teringat kembali pada Mari. Ia ingin pergi kesana dan mengambil barang-barangnya. Namun, karena kuliah dan kesibukan kerja di Jamaliyah Café, Zul pun hanya memberi kabar melalui SMS tentang keadaan dirinya sekarang pada Mari.

Selama tinggal sekamar dengan Yahya, Zul banyak mendapat pemahaman-pemahaman tentang agama yang selama ini sering dilanggarnya. Salah satunya mengenai pacaran. Menurut Yahya, pacaran adalah cara setan menggoda manusia agar jatuh pada perbuatan nista yang dilarang agama, yaitu zina. Namun, Zul bersyukur karena dulu ia tidak sampai melangkah terlalu jauh. Ia merasa Allah masih melindunginya.

Kemudian, suatu hari Zul berkunjung ke rumah Mari untuk bersilaturahmi dan mengambil sisa barangnya yang tertinggal. Tetapi, sesampainya di rumah


(9)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

kontrakan Mari, ia melihat Mari sedang diserang oleh seorang laki-laki yang ternayata mantan suami Mari. Zul menyelamatkan Mari. Lalu, tanpa mereka berdua sadari, benih cinta mulai tumbuh di hati keduanya sejak saat itu.

Sepulang dari rumah Mari, Zul mengalami banyak perubahan. Kepada Yahya ia mengakui bahwa ia jatuh cinta pada Mari. Namun menurut Yahya, perasaan Zul tersebut bukanlah cinta, melainkan nafsu belaka. Mendengar hal itu, Zul merasa malu dan bertekad untuk melupakan perasaan itu.

Semakin Zul berusaha melupakannya, semakin dirasakannya betapa ia mencintai Mari. Sampai-sampai kuliah, pekerjaan, bahkan ibadahnya terlantar. Pak muslim yang prihatin dengan masalah ini, menasihati Zul dengan tegas. Pak Muslim memberinya tiga pilihan; pertama untuk melupakan Mari dan kembali pada kehidupan semula, kedua menikahi Mari dan tetap melanjutkan kuliah dan kehidupan seperti biasa, ketiga untuk keluar dari apartemen tersebut karena masalah Zul dikhawatirkan memberi dampak buruk pada rutinitas penghuni apartemen yang lain. Dengan mantap, Zul pun memilih yang kedua.

Keesokannya, ditemani Pak Muslim, Zul pun pergi ke Subang Jaya untuk melamar Mari. Setibanya di sana, Zul hanya mendapati rumah kontrakan Mari yang sudah kosong. Ketika ditanyakan kepada tetangga sebelah, mereka malah menyodorkan sebuah surat kabar yang memberitakan bahwa Mari dan kawan-kawan ditangkap polisi Malaysia karena tuduhan Pelacuran. Mendapati berita itu, Zul kecewa sedalam-dalamnya. Ia pun memutuskan untuk memilih melupakan Mari dan bangkit menata hidupnya kembali.


(10)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

Setelah dua tahun berlalu, Zul telah berhasil menamatkan kuliahnya. Kini ia bergelar Master of Education (M.Ed.). Para penghuni apartemen pun kin berganti dengan anak-anak baru. Para peghuni lama rata-rata kembali ke tanah air: Pak Muslim kembali mengajar di UNY, Sugeng mengajar di STAIN Kendari, Arif bekerja di Bank Syariah di Semarang. Hanya Yahya yang masih menetap di Malaysia, ia meneruskan ke S3 dan tinggal bersama istrinya di Sigambut.

Tapi, ada hal yang masih mengganjal pikiran Zul. Walaupun kini ia telah tamat S2, akankah ia tetap bekerja sebagai pelayan di Jamaliyah Café yang bahkan bos-nya saja hanya tamatan D2?

Ketika Zul membawa masalah ini ke hadapan Yahya. Ia menasihati Zul untuk bersabar, karena rezeki itu Allah yang mengatur. Lalu, tiba-tiba Yahya menawarkan pada Zul untuk berkenalan dengan seorang wanita Malay bernama Laila Abdurrahman, untuk kemudian menikahinya. Zul menerima tawaran tersebut.

Keesokannya Zul berkenalan dengan Laila yang ternyata Profesor Madya di Universiti Kebangsaan Malay. Zul sangat tertarik dengan kecerdasan, keanggunan, dan kecantikan khas melayu Laila. Tetapi ternyata Laila sudah dijodohkan dengan lelaki lain oleh kakaknya.

Zul teringat kembali pada Mari, dulu ia pun bermaksud kuat untuk melamar Mari. Namun, karena kasus di surat kabar harapannya pupus. Kemudian, sehari sebelum keputusan Laila diterimanya, Zul mendapat kabar bahwa Mari bukanlah seperti yang diberitakan di surat kabar. Hatinya sempat goyah saat itu.


(11)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

Tapi lagi-lagi, ia berpikir dan tidak berputus asa dalam menjalani hidup, karena jodoh dan harta ada di tangan Yang Kuasa.

Kesedihan Zul tidak perlu berlarut-larut, karena peluag kerja yang sesuai harapannya telah menanti di tanah air. Di UNY, tempat Pak Muslim bekerja sedang membutuhkan tenaga pengajar Sosiologi pendidikan, jurusan yang Zul telah ambil untuk S2-nya.

Kemudian, rentetan kabar baik mendatangi Zul. Di Yogya, ia ditawari oleh Pak Muslim untuk berkenalan dengan teman istrinya, bernama Agustin. Seorang Dosen di suatu universitas di Semarang dan sering menulis di surat kabar dengan nama pena Asma Maulida. Dengan senang hati Zul menerima tawaran itu. walaupun sudah dua kali batal menikah, ia tidak ingin menyerah dalam masalah ini.

Seakan mendapat keajaiban yang turun dari langit, ketika Zul mengetahui bahwa Agustin tak lain adalah Mari, wanita yang dulu igin dinikahinya. Baik Zul maupun Mari, ternyata telah sama-sama memendam perasaan.

Mereka kemudian mengenang sejenak pertemuan mereka dulu. Serta kekagetan Zul tentang fakta bahwa teryata Mari dan Laila berkawan akrab. Sebagai bukti buku millik Laila yang ada pada Mari – yang ditemukan Zul pertama kali di Subang Jaya.

Setelah perbincangan mengenai nama asli Mari – Siti Martini atau Agustina Siti Mariana Maulida -- mereka pun membicarakan tentang pernikahan dan hidup bersama dalam kebahagiaan.


(12)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

BAB III ANALISIS CERITA

3.1 TEMA

Tema dari cerita berjudul “MAHKOTA CINTA” ini adalah tentang perjuangan cinta sepasang pemuda Indonesia di negeri jiran. Kemudian juga menyoroti tentang lika-liku hidup Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam menempuh pendidikan sambil bekerja di Malaysia.

3.2 PENOKOHAN

1. Zul

Ahmad Zul, biasa dipanggil Zul adalah seorang pemuda piatu. Ia tidak permah mengenal Ayahnya. Karena sang Ayah kabur meninggalkan Ibunya ketika sedang megandung Zul. Kemudian, segera setelah melahirkan Zul, ibunya meninggal. Sejak saat itu Zul tinggal dan dibesarkan oleh paman dan bibinya di Semarang.

Namun, masa lalu kelam yang dialami Zul ternyata tidak membuat sifat Zul menjadi buruk. Zul sangat menghormati pamannya dan sebaliknya pamannya pun memperlakukannya seperti anak sendiri. Hal ini terbukti dengan berhasilnya Zul meraih gelar S.Pd dari IKIP Semarang.

Kemudian, tiga kali Zul merantau; pertama ke Jakarta, lalu ke atama, dan terakhir ke Malaysia. Dalam masa-masa itu dapat dilihat betapa Zul adalah seorang yang jujur, gigih, tegas, dan pantang menyerah dalam meraih impian. Sayang, ketika menjalani proses di Malaysia, sifat gigih, tegas, dan pantang


(13)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

menyerah ini sempat teruji dengan beberapa masalah percintaannya. Hal ini dapat dilihat pada bab-bab terakhir ketika Zul patah hati akibat masalah Mari.

2. Mari

Siti Martini biasa dipanggil Mari adalah seorang wanita berusia 28 tahun. Ia memiliki nama Siti Mariana Agustina Maulida. Mari memiliki sifat yang ramah, lembut, namun keras hati. Sifat ramah dan lembutnya dapat dilihat pada masa-masa awal perkenalan Mari dengan Zul. Ketika ia dengan mudahnya membantu Zul ketika pertama tiba di Malaysia, meskipun belum begitu mengenalnya.

Namun, Mari juga memiliki sifat keras hati, terutama pada kaum lelaki. Hal ini disebabkan oleh trauma pernikahannya di masa lalu dengan Warkum, seorang pengedar Narkoba. Kemudian, ada satu sifat Mari dan Zul yang sama, yaitu sama-sama rendah hati. Hal ini dapat dilihat dengan saling tidak tahunya mereka berdua bahwa masing-masing adalah mahasiswa di Malaysia.

3. Pak Hasan

Bagi Zul, Pak Hasan adalah seorang laki-laki yang sangat berjasa. Pak Hasan yang baik hati, ialah yang mendorong Zul kepada nasib yang menuntunnya ke jalan kebahagiaan.

4. Pak Rusli, Sugeng, Yahya, Arif dan Rizal

Mereka adalah sahabat Zul di Malaysia yang tinggal dalam satu rumah dan selalu membantu Zul dalam berbagai hal; mencari pekerjaan, meminjami materi,


(14)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

meminjami kendaraan, memberikan nasehat dan dorongan, dsb. Mereka adalah benar-benar sahabat terbaik bagi Zul.

Pak Rusli dan Sugeng yang selalu dengan murah hati meminjami fasilitas-fasilitas pribadi pad Zul. Yahya yang dengan sabar selalu menasihati Zul aaqr tetap di jalan yang benar. Arif dan Rizal yang yang selalu dengan senagn hati mengajari Zul berbagai hal tentang kehidupan di Malaysia. Mereka semua baik hati, ramah, dan tidak pamrih dalam membantu saudaranya.

5. Pak Muslim dan Istrinya

Pak muslim adalah orang yang dianggap tua di apartemen yang ditempati Zul dan kawan-kawan. Pak Muslim dan istrinya merupakan orang yang paling berjasa dalam pertemun Zul dan Mari. Pak Muslim sangat sabar, baik, dan tegas, ia yang selalu membantu dalam mengatasi semua masalah yang dihadapi Zul. Hal ini terutama dapat dilihat ketika Zul sedang terpuruk dalam patah hatinya, Pak Muslim lah yang menyadarkannya dengan kata-kata tegas.

6. Sumiati, Iin dan Linda

Mereka adalah sahabat Mari yang tinggal dalam satu rumah di Subang Jaya.diantara ketiganya, hanya Sumiati yang memiliki sifat baik. Hal ini dapat dilihat ketika ia bertemu Zul pertama kali di Subang Jaya dan terakhir kali di dalam KTM (angkutan umum). Sedangkan Iin dan Linda adalah cerminan wanita yang tergoda dengan kesenangan duniawi. Mereka cendeurung bertingkah genit dan tidak memiliki harga diri. Hal ini dapat dilihat dengan profesi mereka sebagai


(15)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

WTS (wanita tuna susila). Kelakuan buruk mereka inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah pada hubungan Zul dan Mari di Malaysia.

7. Warkum

Warkum adalah orang yang pernah menikahi Mari di masa lalu. Namun Mari mencampakkannya karena Warkum dipenjara akibat Narkoba. Warkum adalah orang yang keras kepala, berhati jahat, dan tidak bermoral. Hal ini apt dilihat ketika ia dengan kurang ajar berusaha merebut kehormatan Mari di Malaysia, ketika sudah diceraikan Mari.

3.3 SETTING

Dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta” terdapat beberapa setting sebagai berikut:

1. Semarang

Semarang merupakan kota yang terkenal dengan pendidikannya, selain Yogyakarta. Di kota itulah Zul lahir dan kemudian dibesarkan oleh paman dan bibinya. Dikota itu jugalah ia menikmati pendidikan hingga sarjana.

2. Jakarta

Jakarta, ibu kota negara Indonesia adalah kota metropolitan. Kota yang sangat sibuk dengan berbagai aktifitas, padat penduduknya dan memiliki berbagai jenis


(16)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

suku dan budaya yang ada disana. Bagi Zul Jakarta adalah tempat yang mengajari tentang pahit manisnya kehidupan yang sebenarnya.

3. Batam

Batam adalah kota pariwisata yang indah sekaligus kota industri. Kota ini adalah titik awal tempat yang merubah nasibnya di kemudian hari.

4. Kuala Lumpur

Kuala lumpur merupakan ibukota dari malaysia yang terkenal akan menara kembarnya. Dibawah menara tersebut terdapat taman yang rapi dan indah yang bernama taman KLCC, Sehingga menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Zul sendiri kuliah di Universiti Malaya yang terletak di Kuala Lumpur.

5. Subang Jaya

Merupakan tempat tinggal Mari selama di Malaysia. Tempat ini juga merupakan persinggahan pertama kali Zul di Malaysia untuk sementara. Bagi Mari, tempat ini juga menjadi saksi kebiadaban Warkum yang mencoba memerkosanya, sekaligus tempat pertama kalinya mereka berdua saling jatuh cinta setelah Zul menyelamatkannya.


(17)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

Merupakan daerah tempat apartemen Zul dan kawa-kawan terletak. Pantai laut dalam terkenal sebagai pusat tempat tinggal mahasiswa asing yang berasal dari Indonesia.

7. Yogyakarta

Yogyakarta, yang juga kota pendidikan, merupakan tempat bersejarah bagi Zul. Karena disitulah Zul mendapatkan mimpi-mimpinya; bertemu kembali dengan Mari dan bekerja sebagai dosen di UNY.

3.4 ALUR

Cerita ” Mahkota Cinta “ ini menggunakan alur maju-mundur untuk mengungkapkan isi cerita. Berawal dari kisah perjalanan pemuda yang bernama Ahmad Zul (Zul) dan perjumpaannya dengan seorang wanita bernama Siti martini (Mari). Kemudian Siti martini menceritakan kepada Zul tentang kehidupannya di masa yang lalu bersama seseorang yang hanya sebulan menjadi suaminya. Kemudian cerita kembali pada perkembangan kehidupan Zul di Malaysia. Dengan beberapa kali flashback, akhirnya tujuan hidup Zul tercapai.


(18)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Disini penulis memaparkan kesimpulan pada novel “ MAHKOTA CINTA

karya “ HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY”.

1. Tema yang dibahas dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel

“ Dalam Mihrab Cinta” ini adalah mengenai perjuangan cinta sepasang muda-mudi yang berprofesi sebagai mahasiswa sekaligus TKI di Malaysia.

2. Cara penulis novel menceritakan penokohan, setting, dan alur dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta” cukup menarik dan mudah dimengerti. Hal ini dapat dilihat dari tutur mengalirnya cerita.

3. Amanat yang ingin disampaikan penulis dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta” yaitu, “ Jangan pantang menyerah dalam meraih impian. Manusia wajib berusaha, tapi jika ternyata belum dapat meraihnya, manusia harus berserah diri kepada-Nya. Karena Ia memiliki rahasia yang mungkin mengejutkan.”


(19)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

SARAN

Penulis berharap kepada pembaca dan semua kalangan baik itu anak kecil, pelajar, mahasiswa dan orang tua menumbuhkan minat baca pada diri sedini mungkin. Karena dengan banyak membaca pengetahuan bisa bertambah.

Penulis juga berharap kepada pembaca agar terus berjuang dan berusaha untuk mendapatkan ilmu, karna ilmu itu merupakan harta yang tidak ternilai harganya dan tidak akan habis di makan oleh zaman. Dan ilmu itu berada ditempat yang gelap, tidak mungkin tampak apabila kita tidak berusaha untuk meneranginya dengan cara mencarinya tanpa mengenal lelah.


(20)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Muliadi Yuddi Adrian, Nandi S, Eman Kusdiyana, 2007. Penyusunan Kertas Karya. Medan: Jurusan Bahasa Jepang

2. Mulyadi, 2006. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan

3. Shirazy Habiburrahman El, 2007. Dalam Mihrab Cinta. Jakarta: Republika


(1)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

WTS (wanita tuna susila). Kelakuan buruk mereka inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah pada hubungan Zul dan Mari di Malaysia.

7. Warkum

Warkum adalah orang yang pernah menikahi Mari di masa lalu. Namun Mari mencampakkannya karena Warkum dipenjara akibat Narkoba. Warkum adalah orang yang keras kepala, berhati jahat, dan tidak bermoral. Hal ini apt dilihat ketika ia dengan kurang ajar berusaha merebut kehormatan Mari di Malaysia, ketika sudah diceraikan Mari.

3.3 SETTING

Dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta” terdapat beberapa setting sebagai berikut:

1. Semarang

Semarang merupakan kota yang terkenal dengan pendidikannya, selain Yogyakarta. Di kota itulah Zul lahir dan kemudian dibesarkan oleh paman dan bibinya. Dikota itu jugalah ia menikmati pendidikan hingga sarjana.

2. Jakarta

Jakarta, ibu kota negara Indonesia adalah kota metropolitan. Kota yang sangat sibuk dengan berbagai aktifitas, padat penduduknya dan memiliki berbagai jenis


(2)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

suku dan budaya yang ada disana. Bagi Zul Jakarta adalah tempat yang mengajari tentang pahit manisnya kehidupan yang sebenarnya.

3. Batam

Batam adalah kota pariwisata yang indah sekaligus kota industri. Kota ini adalah titik awal tempat yang merubah nasibnya di kemudian hari.

4. Kuala Lumpur

Kuala lumpur merupakan ibukota dari malaysia yang terkenal akan menara kembarnya. Dibawah menara tersebut terdapat taman yang rapi dan indah yang bernama taman KLCC, Sehingga menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Zul sendiri kuliah di Universiti Malaya yang terletak di Kuala Lumpur.

5. Subang Jaya

Merupakan tempat tinggal Mari selama di Malaysia. Tempat ini juga merupakan persinggahan pertama kali Zul di Malaysia untuk sementara. Bagi Mari, tempat ini juga menjadi saksi kebiadaban Warkum yang mencoba memerkosanya, sekaligus tempat pertama kalinya mereka berdua saling jatuh cinta setelah Zul menyelamatkannya.


(3)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

Merupakan daerah tempat apartemen Zul dan kawa-kawan terletak. Pantai laut dalam terkenal sebagai pusat tempat tinggal mahasiswa asing yang berasal dari Indonesia.

7. Yogyakarta

Yogyakarta, yang juga kota pendidikan, merupakan tempat bersejarah bagi Zul. Karena disitulah Zul mendapatkan mimpi-mimpinya; bertemu kembali dengan Mari dan bekerja sebagai dosen di UNY.

3.4 ALUR

Cerita ” Mahkota Cinta “ ini menggunakan alur maju-mundur untuk mengungkapkan isi cerita. Berawal dari kisah perjalanan pemuda yang bernama Ahmad Zul (Zul) dan perjumpaannya dengan seorang wanita bernama Siti martini (Mari). Kemudian Siti martini menceritakan kepada Zul tentang kehidupannya di masa yang lalu bersama seseorang yang hanya sebulan menjadi suaminya. Kemudian cerita kembali pada perkembangan kehidupan Zul di Malaysia. Dengan beberapa kali flashback, akhirnya tujuan hidup Zul tercapai.


(4)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Disini penulis memaparkan kesimpulan pada novel “ MAHKOTA CINTA

karya “ HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY”.

1. Tema yang dibahas dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel

“ Dalam Mihrab Cinta” ini adalah mengenai perjuangan cinta sepasang muda-mudi yang berprofesi sebagai mahasiswa sekaligus TKI di Malaysia.

2. Cara penulis novel menceritakan penokohan, setting, dan alur dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta” cukup menarik dan mudah dimengerti. Hal ini dapat dilihat dari tutur mengalirnya cerita.

3. Amanat yang ingin disampaikan penulis dalam cerita berjudul “ Mahkota Cinta” dalam novel “ Dalam Mihrab Cinta” yaitu, “ Jangan pantang menyerah dalam meraih impian. Manusia wajib berusaha, tapi jika ternyata belum dapat meraihnya, manusia harus berserah diri kepada-Nya. Karena Ia memiliki rahasia yang mungkin mengejutkan.”


(5)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

SARAN

Penulis berharap kepada pembaca dan semua kalangan baik itu anak kecil, pelajar, mahasiswa dan orang tua menumbuhkan minat baca pada diri sedini mungkin. Karena dengan banyak membaca pengetahuan bisa bertambah.

Penulis juga berharap kepada pembaca agar terus berjuang dan berusaha untuk mendapatkan ilmu, karna ilmu itu merupakan harta yang tidak ternilai harganya dan tidak akan habis di makan oleh zaman. Dan ilmu itu berada ditempat yang gelap, tidak mungkin tampak apabila kita tidak berusaha untuk meneranginya dengan cara mencarinya tanpa mengenal lelah.


(6)

Rina Sari. “Mahkota Cinta” No Shousetsu No Bunseki. 2008 USU e-Repository©2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Muliadi Yuddi Adrian, Nandi S, Eman Kusdiyana, 2007. Penyusunan Kertas Karya. Medan: Jurusan Bahasa Jepang

2. Mulyadi, 2006. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan

3. Shirazy Habiburrahman El, 2007. Dalam Mihrab Cinta. Jakarta: Republika