2.5. Cakram Rem
Cakram rem adalah suatu alat yang digunakan untuk memperlambat atau menghentikan perputaran roda. Rem telah dikenal oleh orang sejak tahun 1890–an
di Inggris dengan menggunakan tromol dan sepatu rem, namun pengereman yang dilakukan belum juga efektif. Rem gesekan digunakan secara luas untuk
menyediakan sebuah perlambatan yang murah, konsisten, dapat diandalkan dan dapat dengan baik sekali melahirkan gaya gesek yang besar untuk memberikan
perlambatan rata–rata yang tinggi. Gaya gesek antara dua benda dalam kontak saling bergesek terutama dihasilkan oleh interaksi fisik, pada skala mikroskopik,
kekasaran permukaan, dan kerja yang dilakukan menghasilkan energi panas dalam
lapisan–lapisan permukaan dari pasangan yang saling berinteraksi.
Seiring dengan perkembangan zaman seorang berkebangsaan Inggris di
Birmingham yang bernama Federick Williams Lanchester pada tahun 1902
memperkenalkan pengereman pada mobil dengan rem cakram yang kemudian pengereman dengan metode ini terus berkembang hingga dilengkapi dengan
teknologi elektronik yang fungsinya untuk menambah kinerja dari rem itu sendiri. Rem cakram itu juga memiliki standart yaitu ABS Anti–lock Brake System,
namun standart ini juga sering disalah artikan sebagai performa pengereman yang lebih pakem, padahal fungsi ABS adalah berguna untuk mencegah terjadinya efek
mengunci pada perangkat rem tatkala menginjak pedal secara mendadak sehingga mobil terhindar dari kemungkinan selip akibat efek gaya dorong kendaraan yang
menjauhi titik pusat sentrifugal. Caranya adalah dengan sensor yang memberikan input atau kontrol, kapan roda harus berhenti dan kapan roda harus
berputar. Jadi ketika kendaraan di rem, roda tidak terkunci dan pengemudi masih tetap bias mengendalikan kendaraan tersebut. Teknologi ini pertama kali
diperkenalkan oleh Daimler yang ketika itu masih berduet hanya dengan Benz tahun 1970. ABS awalnya diberi nama anti-block system diciptakan oleh Hans
Scherenberg di Stuttgart, Jerman.
Rem berpengaruh penting kepada masuknya suhu pada komponen– komponen dari suatu rem. Suhu yang tinggi pada saat pemakaian rem berlangsung
Universitas Sumatera Utara
dapat menyebabkan hancurnya komponen sebelum waktunya, seperti penguapan cairan vavor dari suatu rem, rem blong, dan lainnya, seperti yang terlihat pada
Gambar 2.13. Thomas Valvano. et, al., 2000
Gambar 2.13 Suhu Keadaan Panas
Suhu terbesar pada saat pertama kali sepatu rem menyentuh cakram sebesar 287°C dan rem cakram berventilasi mampu mengantisipasi panas yang
berfluktuasi, untuk itu bentuk ventilasi mempengaruhi stabilitas, hal ini membutuhkan dimensi yang besar. Stabilitas ini merupakan demonstrasi simulasi
tentang perlakuan dari jenis kondisi gejaladeformasi yang ditimbulkan. Gejaladeformasi ini lebih sedikit dari satu jenis piringan cakram yang tidak
mempunyai ventilasi di bawah kondisi batas ukuran yang sama. Lebih lanjut, bahan gesekan terlihat pada karakteristik termomekanika, pada kontur ini tidak
adanya terjadi keretakkan pada cakram rem dengan jenis bahan cast iron UNI 5330 Gh 190 pada Gambar 2.14. Pier Francesco Gotowicki, et. al., 2005
a. Thermal Pada Ujung Pengereman b. Thermal di Dalam Ventilas
Pertama
Gambar 2.14. Permukaan Cakram rem Simulasi
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan sebaran tekanan dinamik yang baik maka dilakukan dengan menggunakan bahan yang tidak licin. Pengukuran terhadap permukaan
bahan gesekan perlu dilakukan dengan topografi pelapis bahan gesekan. Ini memastikan perkiraan daya pengereman dapat dilakukan dengan lebih tepat lagi
disamping prestasi sistem rem dapat lebih berkesan seperti pada Gambar 2.15 berikut ini.
a. Pelapik Omboh kiri b. Pelapik Jejari kanan
Gambar 2.15 Sebaran Tekanan Dinamik Pada Kelajuan v = 110 dan Tekanan
P = 4 MPa.
Untuk menjadikan umur pakai sepatu rem lebih panjang dibutuhkan distribusi tekanan yang seragam antara sepatu rem dengan cakram. Maka
modifikasi C pada gambar berikut adalah b merupakan jawaban yang tepat untuk memperpanjang umur pakai sepatu rem seperti yang terlihat pada Gambar
2.16 di bawah. Abd Rahim Abu Bakar et. al. 2005
Universitas Sumatera Utara
Ω = 0 rads Ω = 6 rads
Ω = 0 rads Ω = 6 rads a Modification B
b Modification C
Gambar 2.16 Sepatu Rem
Rem cakram terdiri atas sebuah cakram dari baja yang dijepit oleh lapisan rem dari kedua sisinya pada waktu pengereman berlangsung. Rem ini mempunyai
sifat–sifat yang baik seperti mudah dikendalikan, pengereman yang stabil, radiasi panas yang baik dan lain–lain, sehingga sangat banyak dipakai untuk pengereman
pada roda depan. Adapun kelemahannya adalah umur lapisan yang relatif lebih pendek dikarenakan terjadinya gesekan secara kontiniu antara lapisan cakram
dengan lapisan remnya. Sularso, 1997
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN