Pengertian Kalimat Pengertian dan Aturan Penggunaan Tanda Baca

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kalimat

Menurut Chaer 2011, kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu “pikiran” atau “amanat” yang lengkap. Lengkap, berarti di dalam satuan bahasa yang disebut kalimat itu terdapat: 1 Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut dengan istilah subjek S. Misalnya kata saya dalam kalimat “Saya menyusun skripsi ”. 2 Unsur atau bagian yang menjadi “komentar” tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilah predikat P. Misalnya kata menyusun dalam kalimat “Saya menyusun skripsi”. 3 Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat, yang lazim disebut dengan istilah objek O. Misalnya kata skripsi dalam kalimat “Saya menyusun skripsi”. 4 Unsur atau bagian yang merupakan “penjelasan” lebih lanjut terhadap predikat dan subjek, yang lazim disebut dengan istilah keterangan K. Misalnya frase pada tahun ini dalam kalimat “Saya menyusun skripsi pada tahun ini ”. Subjek dan predikat merupakan unsur yang harus ada di dalam setiap kalimat, sedangkan unsur objek dan keterangan tidak harus selalu ada. Ada atau tidaknya objek di dalam sebuah kalimat tergantung pada jenis kata yang menjadi predikat; kalau predikatnya berupa kata kerja transitif maka tentu objek itu akan 10 ada. Namun, kalau predikatnya bukan kata kerja transitif maka objek itu tidak akan ada. Kalau unsur objek dan unsur keterangan tidak ada di dalam sebuah kalimat maka kalimat itu masih tetap dianggap kalimat yang sempurna; tetapi kalau unsur subjek atau unsur predikatnya yang tidak ada maka kalimat tersebut dianggap sebagai kalimat yang tidak sempurna. 11 Selain unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan setiap kalimat yang tertulis harus pula dilengkapi dengan unsur tanda baca. Keberadaan tanda baca dalam tulisan berfungsi untuk memudahkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampaikan dalam bahasa tulis. 12

B. Pengertian dan Aturan Penggunaan Tanda Baca

Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis sehingga kalimat-kalimat yang ditulis dapat dipahami pembaca persis seperti yang dimaksudkan oleh si penulis. 13 Berikut aturan penggunaan tanda baca menurut “Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. B.1 Titik Tanda baca titik . digunakan: 1 pada akhir kalimat yang bukan kalimat seru atau kalimat tanya. Contoh: Saudara Adnan Syafi’i lulus kuliah S1 Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2015 dengan menyandang predikat cumlaude. 11 Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, h. 327 —328. 12 Ibid, h. 71 —72. 13 Ibid. 11 B.2 Koma Tanda koma , digunakan: 1 di antara unsur-unsur dalam suatu pemerian atau pembilangan, Contoh: Adik membawa piring, gelas, dan teko. 2 untuk memisahkan bagian-bagian kalimat majemuk setara yang dihubungkan dengan kata penghubung yang menyatakan pertentangan seperti tetapi dan sedangkan. Contoh: Saya bukan hanya mahasiswa, tetapi juga karyawan. 3 untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau dia menikah, saya juga akan menikah. Kalau anak kalimat tidak mendahului induk kalimat maka koma tidak dipakai. Contoh: Dia lupa akan skripsinya karena terlalu sibuk. 4 di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, dan sebagainya. Contoh: Jadi, menyelesaikan skripsi tidaklah semudah itu. 12 5 di belakang kata-kata seru, seperti O, ya, wah, aduh, kasihan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Aduh, mengapa skripsi saya harus direvisi? 6 untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Kata dosen penguji, “Skripsi kamu harus direvisi” Kalau petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu maka koma tidak digunakan. Contoh: “Cepat selesaikan revisi skripsi” perintah dosen itu. 7 untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Contoh: Di kampus saya, menulis skripsi itu, sungguh sulit. 8 untuk dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca. Contoh: Atas bantuan Anda, saya mengucapkan terima kasih. B.3 Tanda Seru Tanda seru digunakan sesudah kalimat, ungkapan, atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau menyatakan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Contoh: 13 Alangkah bagusnya skripsi itu B.4 Tanda Kurung Tanda kurung digunakan: 1 untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh: Masyarakat membenci DPR Dewan Perwakilan Rakyat 2 untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh: Dia pindah ke Genteng Kota kecil dekat Banyuwangi, Jawa Timur mengikuti kedua orang tuanya. B.5 Tanda Petik Tanda petik “...” digunakan: 1 untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: Kata dosen penguji, “Skripsi kamu harus direvisi.” 2 untuk mengapit istilah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh: Pada hari Jumat, ia berangkat ke masjid dengan memakai baju bernama “Koko”. B.6 Tanda Petik Tunggal Tanda petik tunggal ‘...’ dipakai: 14 1 untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Contoh: Tanya Basri, “Kau dengarkah bunyi ‘kring-kring’ tadi?” 14

C. Fungsi Tanda Baca