Subtractive polarity b. Additive polarity

H1 H2 X1 X2 Φ H1 H2 X1 X2 Gambar 3.2 Polaritas Pengurangan Subtractive polarity. Dalam menentukan polaritas transformator dapat dilakukan uji polaritas, dimana pengujian daripada polaritas itu sendiri dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Pengujian Polaritas Transformator. Untuk menentukan polaritas transformator, dapat dilihat dari hasil pengujian dimana hasil yang diperoleh hanya ada kemungkinan, sesuai dengan jenis polaritas transformator. Dalam hal ini untuk menentukan polaritas transformator tersebut adalah : V’ V H1 H2 X1 X2 V H1 H2 X2 X1 V’

a. Subtractive polarity b. Additive polarity

Universitas Sumatera Utara 1. Apabila Voltmeter V’ V ggl induksi saling menjumlahkan , maka disebut polaritas penjumlahan. 2. Apabila Voltmeter V’ V ggl induksi saling mengurangi , maka disebut polaritas pengurangan. III.2 Vektor Group Transformator Vektor tegangan primer dan sekunder suatu transformator dapat dibuat searah atau berlawanan dengan mengubah cara melilit kumparan. Untuk transformator tiga phasa, arah tegangan akan menimbulkan perbedaan phasa, arah dan besar perbedaan phasa tersebut akan mengakibatkan adanya berbagai macam kelompok hubungan pada transformator itu. Dalam menentukan kelompok hubungan diambil beberapa patokan, yaitu : 1. Notasi untuk hubungan delta, bintang dan hubungan zigzag masing-masing adalah D, Y, Z untuk sisi tegangan tinggi dan d, y, z untuk sisi tegangan rendah. 2. Untuk urutan phasa U, V, W untuk tegangan tinggi dan u, v, w untuk tegangan rendah. 3. Tegangan sisi primer dianggap sebagai tegangan tinggi dan tegangan sisi sekunder tegangan rendah. 4. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap tegangan rendah. Universitas Sumatera Utara 5. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan dibuat berimpit dicocokkan dengan vector phasa V L tegangan tinggi line to line. 6. Bergantung pada perbedaan phasanya, vector phasa tegangan rendah u, v, w dapat dilukiskan, letak vector phasa vl tegangan rendah line to line menunjukkan arah jarum pendek. 7. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pergeseran vector phasa Vdan v. Ketentuan - ketentuan dalam penentuan angka jam vektor group transformator adalah : 1. Ketiga phasa tegangan dianggap berselisih 120°. 2. Setiap belitan pada kaki transformator yang sama dianggap mempunyai arah yang sama. 3. Tegangan pada kumparan tegangan tinggi , vektornya dianggap merupakan jarum jam panjang dan tegangan pada kumparan tegangan rendahnya merupakan jarum pendek dari sebuah jam. 4. Pembacaan angka jam harus dari penamaan yang serupa. 5. Penamaan phasa diberikan mulai dari kiri jika sisi tegangan tinggi sebagai referensi. Universitas Sumatera Utara Untuk setiap transformator dikenal vektor dasar sebagai berikut : R 1 R 2 r 1 r 2 S 1 S 2 s 1 s 2 T 1 T 2 t 1 t 2 R S T r s t a b Gambar 3.4 Vektor dasar Transformator. a vektor dasar transformator pada kumparan tegangan tinggi. b vektor dasar transformator pada kumparan tegangan rendah. Untuk memudahkan penggambaran dibuat seperti Gambar 3.5 R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 r 1 r 2 s 1 s 2 t 1 t 2 Gambar 3.5 Penggambaran Vektor Transformator. Universitas Sumatera Utara R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T a b C d Gambar 3.6 Vektor group Transformator. a dan c Transformator dihubungkan secara delta segitiga. b dan d vektor group transformator terhubung delta. R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T a b R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T c d Gambar 3.7 Vektor group Transformator. a dan c Transformator dihubungkan secara Y. b dan d vektor group transformator terhubung Y bintang. Universitas Sumatera Utara R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T a b s 1 s 2 t 1 t 2 r s t c d r 1 r 2 Teg.Tinggi Teg.Rendah R S r s e Gambar 3.8 Vektor group Transformator 3 phasa Dy 11 . a Transformator pada sisi tegangan tingggi dihubungkan secara delta, c Transformator pada sisi tegangan rendah dihubungkan secara Y bintang, e vektor SR dan sr membentuk angka jam 11. Universitas Sumatera Utara R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T a b s 1 s 2 t 1 t 2 r s t c d r 1 r 2 Teg.Tinggi Teg.Rendah R S r s e n Gambar 3.9 Transformator hubungan Dyn5. a Transformator pada sisi tegangan tingggi dihubungkan segitigadelta, c Transformator pada sisi tegangan rendah dihubungkan secara Ybintang, e vektor SR dan sr membentuk angka jam 5. Universitas Sumatera Utara R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T a b s 1 s 2 t 1 t 2 r r d r 1 r 2 Teg.Tinggi Teg.Rendah R S r s e n s 3 s 4 t 3 t 4 c r 3 r 1 s 1 t 1 s t r 4 r 3 t t 3 s 3 s Gambar 3.10 Transformator hubungan Yz5. a Transformator pada sisi tegangan tingggi dihubungkan Ybintang, c Transformator pada sisi tegangan rendah dihubungkan secara Zig-zag, e vektor SR dan sr membentuk angka jam 5. Universitas Sumatera Utara Kelompok hubungan transformator yang umum digunakan sesuai dengan normalisasi pabrik VDE 0532 adalah : 1. Angka jam 0 atau group A, hubungan Dd0, Yy0, Dz0. 2. Angka jam 6 atau group B, kelompok hubungan Dd6, Yy6, Dz6. 3. Angka jam 5 atau group C, kelompok hubungan Dy5, Yd5, Yz5. 4. Angka jam 11 atau group D, kelompok hubungan Dy11, Yd11, Yz11. Menurut SPLN 50 tahun 1997, ada 4 macam transformator yang dibedakan berdasarkan kelompok vector dan titik netralnya, yaitu : 1. Kelompok vektor Yzn5 Transformator hubungan Yzn5, digunakan pada transformator yang berkapasitas sampai dengan 160 kVA. 2. Kelompok vektor Dyn5 Transformator hubungan Dyn5, digunakan pada transformator yang berkapasitas 200 kVA sampai dengan 250 kVA. 3. Kelompok vektor Y N yn0 Transformator tipe hubungan ini, digunakan pada transformator yang dipasang pada system jaringa n distribusi tiga phasa 4 kawat. Universitas Sumatera Utara 4. Kelompok vektor Ynd5 Transformator hubungan Ynd5, digunakan pada transformator yang digunakan pada pembangkit listrik misalnya : PLTD. Tabel 3.1 Kelompok hubungan transformator berdasarkan lilitan primer laggingleading terhadap lilitan sekunder. Phase shift deg Hubungan Yy0 Dd0 Dz0 30 lag Yd1 Dy1 Yz1 60 lag Dd2 Dz2 120 lag Dd4 Dz4 150 lag Yd5 Dy5 Yz5 180 lag Yy6 Dd6 Dz6 150 lead Yd7 Dy7 Yz7 120 lead Dd8 Dz8 60 lead Dd10 Dz10 30 lead Yd11 Dy11 Yz11 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Kelompok hubungan transformator menurut VDE 0532 Universitas Sumatera Utara III.3 Pengujian Transformator Menurut ANSI dan standard IEEE, pengujian transformator terdiri atas tiga macam pengujian, yaitu : pengujian rutin, pengujian jenis, dan pengujian khusus serta ditambah pengujian commisioning serah-terima. III.3.1 Pengujian Rutin Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi: a. Pengujian tahanan isolasi. b. Pengujian tahanan kumparan. c. Pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group. d. Pengujian rugi besi dan arus beban kosong. e. Pengujian rugi tembaga dan impedansi. f. Pengujian tegangan terapan Withstand Test. g. Pengujian tegangan induksi Induction Test. h. Pengujian kebocoran tangki. Universitas Sumatera Utara III.3.2 Pengujian Jenis Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili trafo-trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis memenuhi persyaratan yang belum dilakukan dengan pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi: 1. Pengujian Kenaikan Suhu. 2. Pengujian Tegangan Impuls Atau Impedansi. 3. Pengujian tegangan tembus oli. III.3.3 Pengujian Khusus Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari pengujian rutin dan pengujian jenis dilaksanakan atas persetujuan pabrik dengan pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam sebuah kontrak. Pengujian khusus meliputi : 1. Pengujian Dielektrik. 2. Pengujian Impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa. 3. Pengujian Hubung Singkat. 4. Pengujian Harmonik pada arus beban kosong. 5. Pengujian tingkat bunyi akuistik. 6. Pengukuran Daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak. Universitas Sumatera Utara III.3.4 Pengujian Commisioning pengujian serah terima Pengujian commissioning merupakan pengujian pada transformator yang dilakukan antara pembeli dan penjual transformator sebelum transformator itu digunakan. Adapun tujuan pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa keadaan transformator itu dalam kondisi prima dan siap pakai. Adapun pengujian serah terima meliputi : 1. Pengukuran rugi beban nol kW. 2. Persentase arus beban nol. 3. Persentase tegangan impedansi untuk beberapa terminal hubung-sadap. 4. Rugi-rugi pembebanan kW untuk beberapa terminal hubung-sadap. 5. Persentase pengaturan tegangan pada factor daya tertentu untuk beberapa terminal hubung-sadap. 6. Kenaikan temperatur °C pada : minyak bagian atas, kumparan primer, dan kumparan sekunder, untuk beberapa waktu lamanya beberapa jam atau sehari penuh. 7. Pengukuran tahanan pada kumparan primer dan kumparan sekunder per phasa, dan pengukuran tahanan isolasi megger antara kumparan primer dengan kumparan sekunder, antara kumparan primer dengan pentanahan, antara kumparan sekunder dengan pentanahan. 8. Pengukuran rasioperbandingan tegangan untuk mengetahui persentase kesalahan ratio error. Universitas Sumatera Utara 9. Pengukuran impedansi hubung singkat dan impedansi urutan nol. 10. Pemeriksaan polaritas dan vector group. 11. Pengukuran tingkat kebisingan noise level, yang dilakukan dengan menempatkan mikrofon pengukur di dekat beberapa bagian transformator. III.4 Pengujian Vektor Group Transformator Angka jam suatu transformator memang dapat diukur, maka untuk mengukur bilangan jam suatu transformator dilakukan dengan cara menghubungkan dua terminal yang sama hurufnya antara sisi tegangan tinggi dengan sisi tegangan rendah misal: W - w , kemudian pada sisi tegangan tinggi di supply tegangan rendah, kemudian diukur tegangan teminal yang lainnya seperti : U-u U-v V-v V-u Bila tegangan antara dua terminal pada sisi tegangan tinggi adalah E, dan tegangan antara dua terminal pada sisi sekunder adalah e, maka dengan menggunakan hukum-hukum ilmu segitiga, dapat diperoleh bahwa tegangan yang diukur antara terminalnya adalah : Terminal, U-u, Tegangan = [1] U-v, = [1] Universitas Sumatera Utara V-v, = [1] V-u, = [1] Angka-angka atau rumus –rumus yang digunakan adalah pada umumnya pendekatan, biasanya perbandingan rasio besar, sehingga persamaan di atas hanya berlaku khusus untuk golongan hubungan dengan angka jam 0. Dengan menggunakan rumus pendekatan, maka untuk golongan hubungan jam 0, 5, 6, dan 11 berlaku :

1. Jam 0 :

[1] [1] [1] [1]

2. Jam 5 :

[1] [1] [1] [1] Universitas Sumatera Utara

3. Jam 6 :

[1] [1] [1] [1] 4. Jam 11 : [1] [1] [1] [1] Dimana : E = tegangan terminal sisi tegangan tinggi e = tegangan terminal sisi tegangan rendah Secara umum pengujian vektor group dilakukan untuk mengetahui kebenaran vektor group yang tercantum pada nameplate transformator. Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan salah satu terminal tegangan tinggi dengan terminal tegangan rendah. Misal vektor group transformator adalah Dy 5 . Universitas Sumatera Utara R 1 R 2 S 1 S 2 T 1 T 2 R S T a b s 1 s 2 t 1 t 2 r s t c d r 1 r 2 Teg.Tinggi Teg.Rendah R S r s e R S T r s t f Gambar 3.11 Pengujian vektor Transformator hubungan Dy5. Dari gambar 3.11 f pengujian vektor group transformator hubungan Dy5, yang dilakukan dengan cara menghubungkan terminal R pada sisi tegangan tinggi dan terminal r pada sisi tegangan rendah, vektor group tersebut dinyatakan sesuai dengan name plate transformator jika hasi pengukuran : Universitas Sumatera Utara R S T R S T a b Teg.Tinggi r s t t Teg.Rendah r s c d T S s t e S T t s f R r Gambar 3.12 Pengujian vektor Transformator hubungan Yd5. Dari gambar 3.12 f pengujian vektor group transformator hubungan Yd5, yang dilakukan dengan cara menghubungkan terminal R pada sisi tegangan tinggi dan terminal r pada sisi tegangan rendah, vektor group tersebut dinyatakan sesuai dengan name plate transformator jika hasi pengukuran : Universitas Sumatera Utara Penentuan angka jam dapat juga dilakukan sebagaimana dikemukakan oleh Ritchter yaitu dengan menggunakan sebuah transformator pembantu yang diketahui vektor groupnya. Sedapat mungkin rasio perbandingan transformator pembantu ini tidak terlampau jauh berbeda dengan transformator yang akan diperiksa. Transformator yang akan diperiksa mempunyai terminal U, V, W utuk sisi tegangan tinggi, dan pada sisi tegangan rendah yaitu u,v,w. sedangkan transformator pembantu memiliki terminal-terminal pada sisi tegangan tinggi U’, V’, W’, dan pada sisi tegangan rendah u’, v’, w’. Gambar 3.13 Pengujian vektor group dengan trafo bantu. Dari Gambar 3.13, tiga tahanan dalam bentuk bintang dihubungkan pada tegangan rendah yang akan diperiksa, kemudian titik bintang tahanan tersebut dihubungkan dengan titik bintang transformator pembantu, Kemudian diukur : u-u’ , u-v’, dan u-o Harga-harga yang diperoleh digambarkan pada diagram bintang u’-v’-w’, dan diperoleh titik u dan dengan demikian diperoleh sudut α, sudut α ini menunjukkan angka jam relatif terhadap transformator pembantu Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS PENGUJIAN VEKTOR GROUP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA PHASA

IV.1 Umum