I
P
= arus phasa
N
1R
N
1S
N
1T
N
2r
N
2s
N
2t
R
S
T r
s
t V
1L
V
1ph
V
2ph
V
2L
R
S
T N
1R
N
1S
N
1T
V
1L
V
1ph
r
s
t N
2r
N
2s
N
2t
V
2ph
V
2L
Gambar 2.22 Transformator 3 phasa hubungan Δ-Δ.
II.8 Kerja Pararel
Dua buah transformator dikatakan bekerja secara pararel apabila kedua sisinya primer dan sekunder dihubungkan untuk melayani beban.
Kebutuhan pararel disebabkan oleh : a.
Pertumbuhan beban. b.
Meningkatkan keandalan pelayanan. c.
Batasan transportasi. d.
Batasan memproduksi.
Universitas Sumatera Utara
E
2A
E
1A
E
2B
E
1B
I
2A
I
1A
I
1total
I
2total
V
1
V
2 beban
I
2B
I
1B
Gambar 2.23 Kerja pararel transformator. Adapun syarat untuk kerja pararel adalah :
1. Perbandingan tegangan yang dipararelkan harus sama.
Jika perbandingan tegangan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing-masing transformator tidak sama, perbedaan tegangan ini akan
menyebabkan terjadinya arus sirkulasi Is pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani Gambar 2.11. Dimana arus sirkulasi ini akan mengakibatkan panas pada
kumparan sekunder tersebut, besarnya arus sirkulasi adalah :
[7]
X
A
R
A
X
B
R
B
I
S b
eban
V
1
V
2
I
A
I
B
I
total
Gambar 2.24 Arus sirkulasi pada saat trafo dibebani.
Universitas Sumatera Utara
2. Polaritas tegangan harus sama.
Jika hal ini tidak dipenuhi, akan terjadi panas pada trafo yang mempunyai polaritas yang searah dengan arus beban.
3. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama.
4. Perbandingan reaktansi terhadap tahanan sebaiknya sama.
Apabila perbandingan tahanan dan reaktansi sama, maka kedua transformator tersebut bekerja pada factor daya yang sama.
5. Jumlah fasanya harus sama.
6. Khusus untuk transformator tiga fasa, maka kelompok vector group transformator
harus sama. Jika vektor groupnya tidak sama, maka selisih antara vektor group transformator
pertama dengan vektor group transformator kedua sebesar 120°.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PENGUJIAN VEKTOR TRANSFORMATOR
III.1 Polaritas Transformator
Polaritas transformator perlu diketahui, terutama untuk membuat sambungan-sambungan atau kerja pararel. Adapun macam polaritas transformator ada 2, yaitu :
1. Polaritas penjumlahan additive polarity
2. Polaritas pengurangan substractrive polarity
Menurut standar ASA the American Standard Association, pada sisi tegangan tinggi
transformator, terminalnya diberi tanda H
1
,H
2
,H
3
, sedangkan pada sisi tegangan sisi rendahnya diberi tanda X
1
,X
2
,X
3
. Jenis polaritas transformator dapat dilihat seperti Gambar 3.1.
H1
H2 X2
X1
Φ
H1 H2
X2 X1
Gambar 3.1 Polaritas Penjumlahan Additive Polarity.
Universitas Sumatera Utara
H1
H2 X1
X2
Φ
H1 H2
X1 X2
Gambar 3.2 Polaritas Pengurangan Subtractive polarity.
Dalam menentukan polaritas transformator dapat dilakukan uji polaritas, dimana pengujian daripada polaritas itu sendiri dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Pengujian Polaritas Transformator.
Untuk menentukan polaritas transformator, dapat dilihat dari hasil pengujian dimana hasil yang diperoleh hanya ada kemungkinan, sesuai dengan jenis polaritas transformator.
Dalam hal ini untuk menentukan polaritas transformator tersebut adalah :
V’ V
H1 H2
X1 X2
V H1
H2
X2 X1
V’
a. Subtractive polarity b. Additive polarity