Latar Belakang TELAAH DEKONSTRUKSI SOSIAL DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra pada umumnya tidak pernah melepaskan diri dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat, dan berusaha menampilkan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam kehidupan manusia yang berkaitan dengan makna tata nilai dari kehidupan sosial. Hasil keindahannya bukan aspek kebudayaan yang sederhana. Karya sastra merupakan lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, sedangkan bahasa itu sendiri adalah ciptaan sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan yang merupakan kenyataan sosial. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sehingga karya sastra yang dihasilkan merupakan ciptaan dari proses kreativitas manusia. Hasil dari kreativitas dapat menggambarkan segala sesuatu yang sedang dialami atau diimajinasikan seorang pengarang atau pencipta karya sastra. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia, dan di dalam karya sastra tidak terkurung hanya pada psikologi dan sosiologi. Karya sastra dapat menggambarkan gambaran perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Novel sebagai salah satu bentuk hasil produk sastra memegang peranan penting dalam mengungkapkan imajinasi-imajinasi suatu bentuk kehidupan. Novel memberikan gambaran tentang bagaimana bentuk kehidupan baik hubungan secara vertikal maupun horizontal, karena novel lebih banyak menggambarkan tentang manusia dan kemanusiaan. Dewasa ini novel sudah mengalami berbagai kemajuan, terbukti semakin pesatnya perkembangan novel. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari tahun ke tahun novel yang telah diterbitkan, dari karya NH. Dini, Dewi Lestari, Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu dan lain-lain. Novel yang berkembang memiliki beragam tema dan isi yang menggambarkan bermacam-macam kehidupan sosial yang terjadi pada masyarakat. Gambaran kehidupan dalam novel salah satunya yaitu berkaitan dengan perempuan, karena perempuan memang hal yang menarik untuk dibicarakan. Kehidupan perempuan masih berada dalam budaya patriarki, yang mengkontruksi perempuan dalam posisi marginal. Namun dewasa ini banyak dijumpai bahwa perempuan tidak selalu berada di bawah laki-laki. Faktanya bahwa laki-laki tidak pernah menghentikan usahanya untuk membatasi kebebasan wanita. Seolah-olah pada saat ia melepaskan pengawasannya, atau meninggalkan kewaspadaannya, segala sesuatu akan berubah 180 derajat, dan wanita tidak lagi tunduk padanya, bahkan menjadi makhluk yang unggul, tidak lagi lemah tapi benar-benar kuat Saadawi, 2011 : 310. Kendala-kendala yang dihadapi perempuan adalah pandangan-pandangan yang telah terbentuk dan telah mengakar pada perempuan dan khususnya masyarakat pedesaan tentang hal-hal yang pantas untuk perempuan dan pantas untuk laki-laki. Perlu adanya dekonstruksi dalam membangun pandangan masyarakat. Dekonstruksi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perhatian terhadap gejala-gejala yang tersembunyi, sengaja disembunyikan, seperti ketidakbenaran, tokoh sampingan, perempuan dan sebagainya. Studi tentang dekonstruksi sosial dilakukan untuk memahami bagaimana bentuk-bentuk perubahan kontruksi sosial, yang semula berpusat pada satu titik dan titik lain berposisi sekunder. Dekonstruksi memberikan pemahaman bagaimana titik tersebut tidak termarginalkan atau tidak ada batasan yang membatasinya. Ada beberapa alasan dipilihnya novel Perempuan Berkalung Sorban sebagai bahan kajian, antara lain bahwa novel Perempuan Berkalung Sorban memiliki nilai-nilai perubahan sosok perempuan yang dijadikan prinsip hidup yang pada akhirnya akan menjadi sebuah karakter, bahwa perempuan itu bukanlah manusia lemah. Novel Perempuan Berkalung Sorban menggambarkan bagaimana tokoh wanita yang berwawasan luas dan mampu mendekontruksi peraturan- peraturan yang awalnya memarginalkan perempuan. Di samping itu dalam novel Perempuan Berkalung Sorban menggambarkan bagaimana tokoh wanita yang memiliki sikap dan pandangan hidup mampu memposisikan dirinya dalam pusat aktivitas. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka teori dekonstruksi dapat menjawab problematika yang dihadapi perempuan. Selain itu, penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perjuangan perempuan dalam mendapatkan haknya.

1.2 Fokus Masalah