II.3.3 Transmitter
Transmitter merupakan salah satu bagian penting dari proses pengontrolan. Transmitter dapat didefinisikan sebagai suatu alat yang berfungsi
untuk mengirimkan sinyal proses yang berasal dari alat pendeteksi sensor ke bagian pengendali, yang mana sebelumnya sinyal proses tersebut diubah ke
bentuk sinyal pneumatik atau sinyal elektrik, sesuai dengan jenis transmitter itu sendiri.
Karena input sinyal kontroler pada umumnya adalah berupa sinyal pneumatik dan sinyal elektrik. Maka transmitter dapat dibedakan atas :
1. Transmitter Pneumatik
Pada sistem ini sinyal proses diubah menjadi sinyal pneumatik yang berupa udara instrument dengan tekanan 3 psi sampai dengan 15 psi.
sebagai salah satu contoh dari transmitter ini adalah Force Balancing
Transmitter transmitter gaya seimbang tipe pneumatik yang dapat dilihat pada Gambar 2.8 dibawah ini.
Keterangan 1.
Penyetel Titik Nol 2.
Pengimbang Kedua 3.
Kapsul Pengimbang Balik 4.
Nozzel 5.
Keran Penutup 6.
Pembatas Beban Balik Berlebih
7. Pengimbang Utama
8. Pipa Kapsul Pengimbang
Balik 9.
Pipa Untuk Nozzel 10.
Penyetel Batasan Lebar 11.
Penyetel Batasan Sempit 12.
Relai Pilot 13.
Pegas Peninggi Atau Penekan
Gambar 2.8 Force Balancing Transmitter Tipe Pneumatik.
Universitas Sumatera Utara
Dimana pergerakan dari batang pemuntir menghasilkan pergerakan maju mundur pada pengimbang utama. Pergerakan ini akan mengubah
kedudukan pembalik sehingga menjauhi nozzle, bila menjauhi nozzle maka tekanan balik udara penggerak diafragma besar pada relai pilot akan
berkurang dari sebelumnya dan begitu pula sebaliknya. Berubahnya tekanan tekanan balik tersebut akan akan mengubah kedudukan kerangan
pilot pada relai untuk membuka atau menutup. Bila kerangan pilot membuka maka tegangan udara instrument output bertambah dan begitu
juga bila terjadi sebaliknya. Udara instrument output juga dikirimkan ke kapsul pengimbang balik. Tekanan udara instrumen output akan terus
bertambah atau berkurang sampai pengimbang mendapat gaya balas yang sama besar dari kapsul pengimbang balik melaui pengimbang utama.
Sekali gaya pengimbang utama sama dengan pengimbang kedua maka tekanan udara instrumen output tidak berubah lagi.
2. Transmitter elektrik
Pada transmitter elektrik sinyal proses diubah menjadi besaran elektrik berupa arus 4 mA – 20 mA. Sebagai salah satu contoh dari transmitter
elektrik ini dapat kita lihat pada Gambar 2.9 berikut ini menunjukkan Force Balancing Transmitter tipe elektrik.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : 1.
Pengimbang Utama 2.
Pegas Peninggi Dan Pegas Titik Nol
3. Peredam
4. Penyetel Batasan
5. Pengimbang Kedua
6. Pembatas Langkah
7. Kesatuan Magnet
8. Pegas Biaas
9. Detektor
10. Kesatuan Detektor Daya
Osilator 11.
Penunjuk Output
Gambar 2.9 Force Balancing Transmitter Tipe Elektrik.
Batang pemuntir dari detektor bagian perasa disambungkan dengan pengimbang utama dari bagian pengirim, sehingga pergerakan dari
batang pemuntir menghasilkan pergerakan pada pengimbang utama. Pergerakan dari pengimbang utama mengubah jarak antara kedua ferrite
dari detektor bagian pengirim. Berubahnya jarak antara kedua ferrite menghasilkan perubahan pada induktansi dari pick-up coil. Perubahan
induktansi pick-up coil menghasilkan perubahan pada output osilator dari kesatuan OPD oscillator power detector. Perubahan pada output osilator
menghasilkan perubahan nilai arus listrik yang keluar dari transmitter. Dengan demikian, perubahan pada variabel proses yang dirasakan oleh
detektor dapat menghasilkan perubahan pada nilai arus listrik yang keluar dari bagian pengirim. Dengan demikian akan dihasilkan kedudukan
dimana perubahan jarak antara kedua ferrite akan sebanding dengan perubahan variabel proses yang dirasakan detektor.
Universitas Sumatera Utara
II.3.4 Alat – Alat Pendukung Pengontrolan 1.