Tujuan Karya Akhir Rumusan Masalah Batasan Masalah Metode Penulisan Pengertian Pengukuran Level

Sensor ultrasonic tersebut merupakan sensor berbentuk gelombang. Sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonic yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonic yang disebut receiver. Adapun Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver ultrasonic. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikoneksikan dengan peralatan kontrol yang pada umumnya memerlukan input sinyal yang berupa besaran listrik. Adapun hasil pengukuran level adalah berupa besaran listrik antara 4 – 20 mA Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang “Penggunaan Sensor Ultrasonic Untuk Mengukur Level Kokas Pada Silo” sebagai judul karya akhir.

1.2. Tujuan Karya Akhir

Adapun tujuan dari karya akhir ini adalah 1. Memenuhi syarat menyelesaikan masa studi sebagai mahasiswa program Diploma IV Teknologi Instrumentasi Pabrik. 2. Mengetahui cara kerja Sensor Ultrasonic dan penggunaanya sebagai alat ukur, serta penggunaanya untuk mengukur level kokas pada silo

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengukuran level kokas pada silo menggunakan sensor ultrasonic Prosonic M FMU 40. Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimana cara kerja sensor ultrasonic Prosonic M FMU 40.

1.4. Batasan Masalah

Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai karya akhir ini mempunyai ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah karya akhir ini pada: • Hanya membahas prinsip kerja, cara kerja sensor ultrasonic. • Hanya membahas penggunaan sensor ultrasonic Prosonic M FMU 40 pada pengukuran level kokas pada silo. • Tidak membahas secara detail alat-alat pendukung proses pengontrolan dan fungsi peralatan tersebut pada pengontrolan level. • Tidak membahas perhitungan secara detail.

1.5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipergunakan dalam penulisan karya akhir ini antara lain sebagai berikut: 1. Dengan mempelajari teori dan pengamatan langsung di lapangan serta melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan di bagian Green Plant di PT. Inalum. 2. Melakukan diskusi dengan Dosen Pembimbing Fakultas. 3. Dengan mencari buku-buku referensi dari beberapa pustaka yang dapat menunjang penyusunan Karya Akhir. Universitas Sumatera Utara

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan karya akhir ini, maka penulis membuat sistematik pembahasan. Sistematik pembahasan ini merupakan urutan bab demi bab termasuk isi dari sb-sub babnya. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan karya akhir, rumusan dan batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II :LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang pengertian level, alat- alat ukur level, pengertian sistem kontrol, transmiter, pengertian ultrasonic.

BAB III : SENSOR ULTRASONIC PROSONIC M FMU 40

Bab ini berisikan penjelasan mengenai sensor ultrasonic Prosonic M FMU 40, prinsip kerja, kontruksi alat, cara kerja alat.

BAB IV : PROSES PENGUKURAN LEVEL

Bab ini menjelaskan proses pengukuran level, fungsi sensor ultrasonic Prosonic M FMU 40 dan analisa data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pengamatan dilapangan dan pada waktu penulisan karya akhir. Universitas Sumatera Utara 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Pengukuran Level

Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom seperti:Tangki, Drum, Tabung Silinder. Tujuan dari pada pengukuran dan pengendalian level adalah untuk mencegah agar peralatan Instrumentasi pada suatu lapangan tidak mengalami kelebihan kekurangan fluida yang akhirnya dapat merusak peralatan – peralatan instrument tersebut.

II.1.1. Pengukuran Langsung

Tinggi level dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya tanpa harus mengalami proses pengubahan bentuk bacaan dari hasil pengukuran, seperti Gambar 2.1. ini dikarenakan oleh mekanisme tertentu yang secara langsung dapat diamati. Biasanya metoda pengukuran langsung ini dipakai oleh industri yang memerlukan tempat penampungan atau tangki yang berukuran kecil, dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang meter. Dengan diketahuinya tinggi level maka volume dari cairan yang diukur dapat diketahui bila diinginkan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Pengukuran Langsung Pengukuran level secara visual atau secara langsung dapat dilihat dengan bantuan alat ukur instrument maka dapatlah diketahui level dari media yang diukur.

II.1.2. Pengukuran Permukaan Dengan Gelas Penunjuk

Gelas penunjuk ini berhubungan dengan cairan di dalam tangki dan diletakkan disamping tangi yang berisi cairan. Menurut hukum bejana berhubungan, tinggi tangki dan pada gelas petunjuk selalu sama. Jadi, dengan mengatur tinggi cairan di dalam tinggi. Untuk dapat melihat tinggi ini,cairan yang akan diukur harus bening dan tidak boleh keruh karena akan menggangu penglihatan pada gelas petunjuk. Tentunya gelas petunjuk ini adalah bila gelas petunjuk ini pecah maka cairan di dalam tangki akan tumpah keluar. Selain itu biasanya batas ukurnya hanya sampai kira- kira satu meter. Pada gambar 2.2 terlihat cara pengukuran dengan gelas petunjuk baik dalam tangki terbuka maupun tertutup. TINGGI CAIRAN DILIHAT LANGSUNG Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Pengukuran permukaan dengan gelas penunjuk II.1.3. Pengukuran Permukaan Dengan Pelampung Pada gambar 2.3 terlihat salah satu dari banyak sekali cara-cara pengukukan dengan pelampung, tetapi pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama, yaitu gerakan permukaan cairan diikuti dengan gerakan pelampung yang selanjutnya dihubungkan pada jarum berskala. Hubungan antara pelampung jarum penunjuk bisa berupa tali, kawat dengan katrol atau batang kaku dengan suatu engsel. Dengan menggunakan pelampung, daerah kerja pengukur permukaan dapat diperbesar lebih dari 1 meter. Skala pembacaan dapat diletakkan pada tempat yang tinggi atau rendah, atau terpisah jauh dari tangki cairan. Untuk memperoleh ketelitian yang baik, pelampung harus tercelup sampai batas penampang yang terbesar. Gambar 2.3. Pengukuran permukaan dengan pelampung Universitas Sumatera Utara

II.2 Pengukuran tidak langsung