Latar Belakang Masalah Penggunaan Sensor Ultrasnik Untuk Mengukur level kokas Pada Silo (Applikasi PT. Inalum Kuala Tanjung)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pabrik peleburan aluminium merupakan bagian utama dari PT Inalum, Proses peleburan aluminium tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan proses, melalui dari pembuatan anoda karbon, reduksi alumina, dan pencetakan aluminium cair menjadi aluminium batangan ingot. Proses peleburan aluminium di PT. Inalum menggunakan prinsip elektrolisa, yang berarti dalam prosesnya harus ada elektroda yang bermuatan positif yaitu anoda,dan katoda sebagai elektroda negatif. Di PT. Inalum, blok anoda yang digunakan dalam proses elektrolisa reduksi di buat sendiri pada pabrik tersendiri yang disebut Carbon Plant Pabrik Karbon. Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan blok anoda karbon digolongkan menjadi 3tiga, yaitu: • Kokas coke • Hard pitch pitch keras, yang telah dicairkan berfungsi sebagai perekat. • Return butt, yaitu sisa anoda dari tungku reduksi Kokas coke adalah sejenis arang yang diperoleh dari sisa-sisa refinery minyak bumi. Kokas ini secara fisik berbentuk serbuk kasar yang berwarna hitam. Bahan ini diimpor dari negara Australia,China. Universitas Sumatera Utara Kemudian kokas dibawa ke tempat penyimpanannya masing-masing, yaitu Coke silo silo kokas, tempat penyimpanan kokas dan terdiri dari 20 unit yang masing-masing berkapasitas 1.400 ton kokas. Kokas yang disimpan di silo kokas,dibawa ke Anoda Green Plant dengan menggunakan belt conveyor, kemudian dengan bantuan bucket elevator, kokas dinaikkan ke lantai 8 delapan pada mesin pengayak penyaring. Kemudian secara gravitasi sistem granulasi kokas dipisahkan berdasarkan ukurannya oleh mesin pengayak, sehingga diperoleh kokas dengan berbagai ukuran, yaitu: • Coarse I kasar 1 : 5 – 18 mm • Coarse II kasar 2 : 1 – 5 mm • Medium : 0,2 – 1 mm • Fine halus : 0,2 mm Kokas yang masih kasar dipecah dengan mesin pemecah tumbuk “Air Swept Ball Mill”. Lalu dilakukan pengayakan kembali, dan dikumpulkan dalam bag filter, kemudian dibawa ke bagian penyimpanan kokas halus dengan menggunakan Cyclone Collector. Setiap industri senantiasa memiliki peralatan elektronik sebagai peralatan kontrol maupun sebagai peralatan instrumen. Alat kontrol tersebut bermacam-macam bentuk dan fungsinya salah satunya adalah pengukur level yang dalam hal ini digunakan sensor ultrasonic yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian material didalam silo tempat penyimpanan kokas tersebut. Universitas Sumatera Utara Sensor ultrasonic tersebut merupakan sensor berbentuk gelombang. Sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonic yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonic yang disebut receiver. Adapun Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver ultrasonic. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikoneksikan dengan peralatan kontrol yang pada umumnya memerlukan input sinyal yang berupa besaran listrik. Adapun hasil pengukuran level adalah berupa besaran listrik antara 4 – 20 mA Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang “Penggunaan Sensor Ultrasonic Untuk Mengukur Level Kokas Pada Silo” sebagai judul karya akhir.

1.2. Tujuan Karya Akhir