PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN
MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh:
Asmianur
NIM. 4122131002
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN
MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR SISWA
ASMIANUR (NIM 4122131002)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil
belajar siswa yang diajarkan menggunakan model problem based learning
terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint pada materi
reaksi redoks lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan
model problem based learning dengan media powerpoint dan untuk mengetahui
apakah ada korelasi antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Penelitian
ini bersifat quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas,
yaitu kelas X IPA-7 (kelas eksperimen) dan X IPA-5 (kelas kontrol) dengan ratarata siswa per-kelas adalah 45 orang. Sampel siswa diambil sebanyak 40 orang
berdasarkan kehomogenan nilai pretest dan berdasarkan pada tabel krejci dengan
α = 0,05 dimana jika jumlah siswa 45 maka sampel yang diambil adalah 40 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari insrumen tes untuk

melihat hasil belajar siswa berupa tes dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20
soal dan instrumen non-tes yaitu angket motivasi dan lembar observasi kognitif
dan psikomotor belajar siswa. Data dianalisis dengan menggunakan software
microsoft excel. Hasil analisis diperoleh data gain hasil belajar siswa berdistribusi
normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji ttest satu pihak, yaitu uji t pihak kanan. Uji hipotesis hasil belajar siswa diperoleh
thitung = 2,381 sedangkan ttabel = 1,670 untuk α = 0.05. Dengan demikian thitung >
ttabel, maka Ha diterima yakni peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan model problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri
terbimbing dengan media powerpoint lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang
diajarkan menggunakan model problem based learning dengan media powerpoint.
Koefisien korelasi antara motivasi dan hasil belajar diperoleh sebesar 0,90 yang
berarti ada korelasi tinggi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
siswa.
Kata kunci : PBL, Praktikum Inkuiri Terbimbing, Powerpoint, Redoks

iii

RIWAYAT HIDUP
Asmianur dilahirkan di Desa Tegal Sari kecamatan Natal kabupaten
Mandailing Natal pada tanggal 22 September 1993. Ayah bernama Sugianto, dan

Ibu bernama Taseh. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pada
tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 145629 Desa Tegal Sari kecamatan Natal,
dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di MTs
NU Natal, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan
sekolah di MAN Natal, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terintegrasi Praktikum Inkuiri Terbimbing Dengan Media
Powerpoint Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, FMIPA, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : Bapak
Alm.Drs.Rahmat Nauli, M.Si dan Bapak Agus Kembaren,S.Si, M.Si sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada
Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Ibu Dr.Ida Duma Riris, M.Si, dan Ibu
Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti,M.Si yang telah memberikan saran demi perbaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Murniati Simorangkir, M.Si,
selaku dosen penasehat akademik dan kepada bapak dan ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih
kepada ibu Dra. Uzma dan siswa/i kelas X MAN 1 Medan yang membantu
penulis selama penelitian berlangsung. Teristimewa saya sampaikan terima kasih
kepada orang tua saya yang telah mendoakan saya dalam menyelesaikan studi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat
dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,


Juni 2016

Penulis

Asmianur
4122131002

v

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan

i

Abstrak

ii

Riwayat Hidup


iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

v

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran


x

BAB 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

1

1.2. Identifikasi Masalah

7

1.3. Batasan Masalah

8

1.4. Rumusan Masalah

8


1.5. Tujuan Penelitian

9

1.6. Manfaat Penelitian

9

1.7. Defenisi Operasional

9

BAB II.Tinjauan Teoritis
2.1. Kerangka Teori

11

2.1.1. Pengertian Belajar

11


2.1.2. Hasil Belajar

12

2.1.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning

13

2.1.3.1. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning

16

2.1.3.2. Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning

16

2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri

17


2.1.4.1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

18

2.1.4.2. Langkah – Langkah Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 19
2.1.4.3. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

20

vi

2.1.4.4.Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

21

2.1.5. Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing

21


2.1.6. Media Pembelajaran

24

2.1.6.1 Media Powerpoint

25

2.1.7. Motivasi

27

2.2. Redoks

29

2.3. Kerangan Berpikir

35

2.4. Hipotesis Penelitian

37

BAB III. Metodologi Penelitian
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

39

3.2. Populasi dan Sampel

39

3.2.1. Populasi

39

3.2.2. Sampel

39

3.3. Variabel Penelitian

39

3.3.1. Variabel Bebas

39

3.3.2. Variabel Terikat

40

3.3.3. Variabel Kontrol

40

3.4. Instrumen Penelitian

40

3.4.1. Instrumen Tes

40

3.4.2. Instrumen Non Tes

44

3.5. Rancangan Penelitian

45

3.6. Teknik Pengumpulan Data

46

3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian

47

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

47

3.6.3. Tahap Akhir Penelitian

48

3.7. Teknik Analisis Data

48

BAB IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian

54

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian

54

vii

4.1.1.1. Analisis Data Instumen Tes

54

4.1.1.2 Analisis Data Instrumen Non-tes

56

4.1.2. Data Hasil Penelitian

57

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

57

4.2.1. Hasil Belajar Siswa

57

4.2.2. Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

58

4.2.3. Motivasi Belajar Siswa

59

4.2.4. Afektif (Sikap) Dan Psikomotorik (Keterampilan) Belajar Siswa

61

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian

63

4.3.1. Uji Normalitas

63

4.3.1.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

63

4.3.1.2. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa

64

4.3.1.3. Uji Normalitas Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa

65

4.3.2. Uji Homogenitas

65

4.3.2.1. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

65

4.3.2.2. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Siswa

66

4.3.2.3. Uji Homogenitas Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa

66

4.3.3. Uji Hipotesis

67

4.3.3.1 Pengujian Hipotesis I

67

4.4.3.2 Uji Hipotesis Korelasi Motivasi Belajar dengan Peningkatan

68

Hasil Belajar Siswa
4.4. Pembahasan

70

BAB V. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan

75

5.2. Saran

75

DATFAR PUSTAKA

77

LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

46

Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelas

58

Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Pada Eksperimen dan

59

Kontrol
Gambar 4.3. Diagram Perbedaan Niai Rata - Rata Motivasi

60

Belajar Siswa Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.4. Diagram Rata – Rata Nilai Afektif dan Psikomotorik 62
Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahap – Tahap Pembelajaran Problem Based Learning

15

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

20

Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning

23

Terintegrasi Inkuiri Terbimbing
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

45

Tabel 3.2. Tabel penolong uji normalitas

49

Tabel 3.3. Makna Koefisien Korelasi

51

Tabel 3.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar Siswa

52

Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

57

Tabel 4.2. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

58

Tabel 4.3. Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Motivasi Belajar Siswa

60

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Motivasi Belajar

61

Siswa
Tabel 4.5. Nilai Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa

62

Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

63

Tabel 4.7. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa

64

Tabel 4.8. Uji Normalitas Data Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa

65

Tabel 4.9. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

66

Tabel 4.10. Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Siswa

66

Tabel 4.11. Uji Homogenitas Afektif dan Psikomotorik Belajar Siswa

67

Tabel 4.12. Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar

67

Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa

68

dengan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.14.Hubungan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Peningkatan 69
Hasil Belajar Siswa

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Silabus

83

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan I

86

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II

95

Lampiran 2c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan III

103

Lampiran 3a Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen

111

Lampiran 3b Lembar Analisis Masalah Kelas Kontrol

126

Lampiran 3c Soal Latihan Siswa

132

Lampiran 4

Kisi – Kisi Instrumen Tes Penilaian Hasil Belajar Siswa

138

Lampiran 5a Instrumen Non Tes Penilaian Motivasi Siswa

149

Lampiran 5b Lembar Pengamatan Psikomotor Belajar Siswa

153

Lampiran 5c Lembar Pengamatan Afektif Belajar Siswa

155

Lampiran 6

Surat Keterangan Validasi Isi (Content Validity)

157

Lampiran 7

Analisis Skor Validator Ahli Untuk Validitas Isi Instrument 161
Tes

Lampiran 8

Analisis Skor Validator Ahli Untuk Validitas Isi Instrument 162
Non - Tes

Lampiran 9

Perhitungan Validitas Tes

163

Lampiran 10 Tabel Uji Validitas Instrumen Tes

165

Lampiran 11 Perhitungan Daya Pembeda Tes

166

Lampiran 12 Tabel Uji Daya Beda

168

Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Tes

169

Lampiran 14 Tabel Uji Tingkat Kesukaran

171

Lampiran 15 Perhitungan Reabilitas Tes

172

Lampiran 16 Tabel Uji Reliabilitas Tes

173

Lampiran 17 Kesimpulan Analisis Instrumen Tes Uji Kuantitatif

174

Lampiran 18

176

Instrumen Tes Setelah Validasi

Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

181

Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 20 Tabulasi Data Hasil Belajar Siswa

183

xi

Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

185

Data Gain Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Lampiran 22 Tabel Perhitungan Gain Hasil Belajar Siswa

187

Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

189

Lampiran 24 Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

195

Lampiran 25 Pengujian Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar

197

Lampiran 26 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa

199

Lampiran 27 Perhitungan Motivasi Belajar Siswa

200

Lampiran 28 Tabulasi Data Motivasi Belajar Siswa

205

Lampiran 29 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

207

Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Lampiran 30 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa

208

Lampiran 31 Uji Homogenitas Motivasi Belajar Siswa

210

Lampiran 32 Perhitungan Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa

212

Terhadap Hasil Belajar Siswa
Lampiran 33 Tabel Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa Terhadap

214

Hasil Belajar Siswa
Lampiran 34a Data Observasi Afektif (sikap) Belajar Siswa

216

Lampiran 34b Data Observasi Psikomotor Belajar Siswa

222

Lampiran 35a Tabulasi Data Observasi Afektif Belajar Siswa

228

Lampiran 35b Tabulasi Data Observasi Psikomotor Belajar Siswa

230

Lampiran 36 Uji Normalitas Data Afektif dan Psikomotor Belajar

232

Siswa
Lampiran 37 Uji Homogenitas Data Afektif dan Psikomotor Belajar

236

Siswa
Lampiran 38 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

239

Lampiran 39 Tabel Nilai - Nilai R-Product Moment

240

Lampiran 40 Tabel Krejcie

241

Lampiran 41 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

242

xii

Lampiran 42 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)

243

Lampiran 43 Jadwal Kegiatan Penelitian

244

Lampiran 44

245

Media Powerpoint

Lampiran 45 Dokumentasi Penelitian

250

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Proses pembelajaran adalah proses aktif karena pengetahuan terbentuk dari
dalam subyek belajar (Lestari, 2012). Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
kelas diarahkan untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari - hari. Akibatnya, ketika lulus
dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi (Sanjaya, 2011).
Padahal tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu menghasilkan siswa yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi kelak di masyarakat (Muharoma,2014).
Pada dasarnya setiap pribadi memiliki gaya belajar yang berbeda-beda
sesuai dengan kemampuan inteligensi, psikologis, pengaruh lingkungan sekitar,
bahkan teknik - teknik yang digunakan oleh tiap siswa (Lestari, 2012).
Pembelajaran konvensional tidak memungkinkan siswa untuk dapat memahami
kekuatan dan kelemahan dari masing-masing pribadi karena cenderung kurang
mengeksplorasi kemampuan tiap siswa, sehingga menyebabkan siswa merasa
malas dan pasif dalam belajar (Refriwati,2015).
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi dalam mengerjakan tugas, dan memberikan kemudahan bagi peserta
didik untuk memahami pelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih
baik (Pratiwi, dkk.2014). Pengembangan model pembelajaran yang diperlukan
saat ini adalah model pembelajaran inovatif yang memberikan iklim kondusif di
kelas sehingga memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek belajar yang
menuntut keaktifan siswa (Ghufroni, 2013). Salah satu model pembelajaran yang
menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (Sinaga,dkk.2014).

2

Pembelajaran berbasis masalah merupakan kegiatan belajar yang
menyajikan situasi masalah autentik dan bermakna yang memberikan kemudahan
bagi siswa dalam melakukan penyelidikan (Siregar,2014). Model PBL dapat
memberikan

kesempatan

pada

siswa

bereksplorasi

mengumpulkan

dan

menganalisis data untuk memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk
berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif
pemecahan masalah (Sahala dan Samad, 2010). Model PBL memusatkan
pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang harus diselesaikan
siswa, sehingga siswa tertantang dan tidak bosan (Nurhayati, 2013).
Kelebihan pembelajaran berbasis masalah di antaranya yaitu peserta didik
dapat belajar, mengingat, menerapkan dan melanjutkan proses belajar secara
mandiri dimana prinsip - prinsip membelajarkan seperti ini tidak bisa dilayani
melalui pembelajaran konvensional yang menekankan pada kemampuan
menghafal dan dengan model ini peserta didik diperlakukan sebagai pribadi yang
dewasa

yang

memberikan

kebebasan

pada

peserta

didik

untuk

mengimplementasikan pengetahuan ataupun pengalaman yang mereka miliki
untuk memecahkan masalah (Lestari, 2012).
Selanjutnya, pembelajaran inkuiri terbimbing efektif membantu guru
dalam memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang merupakan bagian
penting dari pembelajaran berbasis penyelidikan (Banerjee, 2010). Inkuiri
terbimbing merupakan suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan bimbingan
guru yang lebih terstruktur, dimana guru mengendalikan proses interaksi dan
menjelaskan prosedur percobaan yang harus ditempuh siswa (Suseno,2009).
Penemuan konsep dengan bimbingan guru membantu siswa memahami konsep
dan prinsip hasil temuannya melalui praktikum,karena dilatih untuk menggunakan
kemampuan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga
siswa mampu merumuskan sendiri pengetahuan yang diperoleh (Aji, 2014).
Penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing, dapat meningkatkan
pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
dan dalam kegiatan praktikum secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih
baik dan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar dan penemuan konsep

3

siswa terhadap materi pelajaran (Putri, 2013). Belajar dengan penemuan
terbimbing mempunyai beberapa keuntungan yaitu memacu keinginan siswa
untuk mengetahui, memotivasi untuk melanjutkan pekerjaannya hingga
menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri
dan memiliki keterampilan berpikir karena harus selalu menganalisis dan
menangani informasi (Suseno, 2009).
Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) terintegrasi inkuiri terbimbing merupakan salah satu pola pembelajaran
yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar, karena
melakukan sendiri dan juga memperhatikan setiap variabel-variabel penting
selama pembelajaran (Silalahi, 2014). Proses pembelajaran di kelas yang
menggunakan model PBL terintegrasi inkuiri terbimbing, membimbing siswa
untuk dapat menganalisis,mengevaluasi, menemukan sendiri konsep yang tidak
dipahami sampai dengan membuat suatu kesimpulan dari materi yang dipelajari.
Hal ini menjadikan sisiwa terbiasa mengatasi masalah yang dihadapinya terutama
dalam menyelesaikan soal yang memerlukan analisis dalam pengerjaannya serta
dalam melakukan penemuan melalui eksperimen,

yang pada akhirnya

menciptakan pembelajaran berpusat pada sisiwa (Silaban, 2015).
Dengan pembelajaran berbasis masalah melalui inkuiri terbimbing
merupakan model pembelajaran yang menekankan siswa berhadapan dengan
suatu masalah, dengan demikian siswa melakukan hipotesis terhadap masalah
yang dihadapi, hipotesis ini didasarkan atas pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya (Suseno, 2009). Kolaborasi dari model pembelajaran problem based
learning dengan inkuiri terbimbing ini akan menghasilkan peserta didik yang
berkembang sendiri sesuai dengan kemampuannya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan termotivasi sendiri sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi (Siregar, 2014).
Media pembelajaran merupakan salah satu jalan keluar setelah model
pembelajaran dalam mengatasi permasalahan siswa yang memiliki prestasi dan
aktivitas rendah terlebih untuk belajar kimia yang didominasi dengan penalaran
ilmiah dan membutuhkan keseriusan (Muharoma, 2014). Penggunaan suatu model

4

pembelajaran akan lebih baik jika disertai dengan media (Fadliana, 2013). Salah
satu fungsi media adalah fungsi atensi yaitu merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa (Arsyad, 2009). Dari segi proses pembelajaran, media berfungsi
sebagai proses komunikasi pembawa informasi dari sumber (pengajar) ke
penerima atau pelajar dan sebagai kegiatan interaksi antara pengajar dengan
lingkungannya, maka fungsi media dapat mengatasi hambatan komunikasi yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran (Fadliana, 2013).
Ada beberapa media belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran
kimia, salah satunya media powerpoint. Berbagai penelitian tentang manfaat
media pembelajaran menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikemas dalam bentuk
media powerpoint dapat meningkatkan kualitas pengajaran (Setyawan, 2014).
Namun demikian, media pembelajaran menggunakan powerpoint masih belum
banyak diterapkan guru secara maksimal dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
kesadaran untuk lebih memberikan perhatian pada peningkatan kualitas media
pembelajaran powerpoint perlu ditumbuhkembangkan.
Media Powerpoint merupakan media yang dapat menarik keinginan siswa
untuk lebih fokus terhadap materi yang sedang diajarkan. Media ini juga sangat
tepat digunakan untuk menghemat durasi dalam pemberian materi awal
(Listyorini, 2010). Media powerpoint dapat menarik perhatian siswa karena dapat
menyajikan teks dan gambar disertai dengan animasi. Penyajian media
powerpoint yang menarik dapat menjadikan anak lebih terangsang untuk
mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji (Muharoma,
2014). Media powerpoint mampu menyajikan konsep konsep teori secara ringkas
dan jelas yang dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami konsep
dari materi yang diajarkan (Listyorini, 2010).
Pemberian pembelajaran dengan media Power Point memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan cara masing-masing sehingga
dapat mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa
(Khasanah,2013). Media Powerpoint merupakan media yang dapat menarik
keinginan siswa untuk lebih fokus terhadap materi yang diajarkan dan tepat

5

digunakan untuk menghemat durasi dalam pemberian materi awal serta mampu
menyajikan teori secara ringkas dan jelas yang dapat mempermudah siswa untuk
mengerti dan memahami konsep (Sirait, 2015). Media pembelajaran powerpoint
mempunyai fungsi sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat menggambarkan
atau menunjukkan kepada peserta didik tentang fenomena alam ataupun peristiwa
yang tidak mungkin disajikan secara langsung (Setyawan, 2014).
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kesulitan siswa dalam mempelajari
ilmu kimia bersumber pada kesulitan dalam memahami konsep, istilah dalam
kimia, dan perhitungan (Purnamawati, dkk. 2014). Selanjutnya pemahaman
konsep kimia melibatkan kajian aspek makroskopis, submikroskopis, dan simbolis
yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran kimia. Kesulitan
mengintegrasikan ketiga aspek tersebut dalam pembelajaran mengakibatkan
pembelajaran kimia terkesan sulit, tidak kontekstual, dan sangat abstrak (Pratiwi,
dkk. 2014).
Materi redoks merupakan salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang
diberikan di kelas X SMA. Reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia
dengan konsep-konsep yang abstrak di antaranya konsep reaksi redoks
berdasarkan transfer elektron, proses pelepasan dan penerimaan elektron yang
tidak bisa dilihat dengan mata, tetapi hanya bisa dibayangkan. Keabstrakan materi
ini dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya atau
bahkan siswa dapat mengalami kesalahan konsep (Jannah, 2013). Selain itu,
reaksi redoks merupakan salah satu konsep kimia yang berjenjang yang
diperlukan dalam mempelajari konsep lebih kompleks seperti penyetaraan redoks
di kelas XII. Kesukaran siswa dalam mempelajari konsep dapat menimbulkan
kesalahan konsep, mulai dari subbab perkembangan pengertian redoks hingga
penentuan biloks siswa mengalami kesulitan (Astutik, 2010).
Beberapa penelitian tentang penerapan model problem based learning
diteliti oleh Pratiwi (2014) menunjukkan pembelajaran berbasis masalah efektif
diterapkan pada materi reaksi redoks kelas X SMA yang dilihat dari ketercapaian
pembelajaran yaitu 76,25% peserta didik memiliki aktivitas belajar tinggi; 81,25%

6

peserta didik mencapai KKM materi reaksi redoks; dan 90,63% peserta didik
memiliki sikap sangat baik melalui penilaian angket serta 82,29% peserta didik
memiliki sikap baik melalui penilaian observasi. Hasil ini menunjukkan bahwa
model PBL memberikan kesempatan pada siswa bereksplorasi untuk memecahkan
masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis
dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.
Penelitian Wulandari (2013) menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam menerapkan konsep pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai N-gain sebesar
82,5% yang merupakan peningkatan kategori tinggi. Hal ini sejalan dengan
penelitan Aji (2014) yang menunjukkan prestasi belajar aspek kognitif dan afektif
pada siswa menggunakan metode inquiry terbimbing lebih baik daripada metode
konvensional dengan diperolehnya nilai rata – rata postest kelas yang
menggunakan model inquiry terbimbing lebih tinggi dari kelas yang
menggunakan metode konvensional yaitu 84,2857 > 77,4285.

Hasil ini

menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Ghufroni (2013) menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan metode problem posing dilengkapi media power point dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif dan afektif. Untuk
penilaian aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa meningkat dari 37,14% menjadi
71,43%. Sedangkan untuk penilaian Aspek afektif menghasilkan capaian indikator
yang meningkat dari 67,91% menjadi 72,83%. Hasil ini menunjukkan bahwa
dengan penggunaan media powerpoint pelajaran yang disampaikan menjadi lebih
menarik dengan adanya objek yang ditampilkan sehingga siswa lebih tertarik dan
senang dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar
Hasil penelitian Julianti (2015) menunjukkan hasil belajar siswa yang
diberikan

model

inkuiri

terbimbing

menggunakan

media

powerpoint

menunjukkan peningkatan dengan gain sebesar 75% dan kemampuan berpikir
kritis siswa juga mengalami peningkatan dengan gain sebesar 69,8%. Hasil ini

7

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model inkuiri terbimbing dengan
media Power Point efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan cara masingmasing sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan motivasi
berprestasi siswa. Selanjutnya, Penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2015)
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada materi reaksi oksidasi reduksi
mengalami peningkatan dengan gain sebesar 0, 7293 dan persen gain sebesar
72,93%. Ini menunjukkan bahwa ketercapaian hasil belajar siswa pada materi
redoks tersebut masih belum maksimal sehingga perlu dilakukan tindak lanjut
untuk memaksimalkan hasil belajar siswa pada materi redoks tersebut.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti selama pelaksanaan
program pengalaman lapangan terpadu (PPLT) 2015 di SMAN 4 Kisaran, guru
masih mengajar dengan menggunakan metode konvensional atau ceramah. Pada
metode ini

kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Metode ceramah

menghasilkan prestasi belajar siswa yang belum memuaskan dengan alasan
metode ceramah adalah metode teacher-centered yang tidak menarik sehingga
siswa tidak bersemangat dalam mempelajari materi dan mengakibatkan hasil
belajar belum sesuai yang diharapkan (Pratiwi, dkk.2014).
Penelitian

tentang

penggunaan

model

Problem

Based

Learning

terintegrasi inkuiri terbimbing belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, perlu
untuk melakukan suatu penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran
problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing menggunakan media
powerpoint terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti
mengajukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terintegrasi Praktikum Inkuiri Terbimbing
Dengan Media Powerpoint Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui ruang lingkup
permasalahan sebagai berikut :

8

1. Bagaimanakah mengoptimalisasi pembelajaran kimia melalui pengintegrasian
model problem based learning dengan praktikum inkuiri terbimbing terhadap
hasil belajar siswa.
2. Apakah penggunaan media powerpoint pada pembelajaran kimia dapat
memaksimalkan hasil belajar siswa.
3. Apakah persentase peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi redoks
melalui pengintegrasian model problem based learning dan praktikum inkuiri
terbimbing dengan media powerpoint lebih maksimal.

1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, karena keterbatasan waktu, dana dan
kemampuan peneliti maka perlu dibatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran problem based learning terintegrasi dengan inkuri terbimbing.
2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
powerpoint.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1
Medan.
4. Pokok bahasan yang disajikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah
pokok bahasan redoks.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan
model problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing
dengan media powerpoint lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan model problem based learning dengan media
powerpoint?

9

2. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning
terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media powerpoint?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan model problem based learning terintegrasi praktikum
inkuiri terbimbing dengan media powerpoint lebih tinggi dari peningkatan
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem based learning
dengan media powerpoint.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan
media powerpoint.

1.6. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Sebagai model dan media pembelajaran alternatif pada proses
pembelajaran
2. Bagi Siswa
Sebagai model pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang
terdapat dalam KBM di sekolah di masa yang akan datang.

1.7. Defenisi Operasional
1. Problem based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

10

dalam memecahkan masalah nyata yang dapat menyebabkan motivasi dan
rasa ingin tahu menjadi meningkat juga menjadi wadah bagi siswa untuk
dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan keterampilan berpikir yang
lebih tinggi.
2. Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran penemuan oleh siswa untuk
mendapatkan pengalaman dan penemuan konsep melalui bimbingan guru.
3. Media Power Point adalah media elektronik digunakan untuk merancang
dan mempresentasikan suatu media dalam bentuk slide yang dapat dibuat
guru relevan dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa.
4. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya yang terjadi karena interaksi seseorang dengan
lingkungannya.
5. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil
belajar sebaik mungkin.
6. Redoks adalah materi kimia yang berisi konsep bertambah dan
berkurangnya oksigen, pelepasan dan penangkapan elektron, serta
berubahnya bilangan oksidasi.

75

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing
dengan media powerpoint lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan menggunakan model problem based learning
dengan media powerpoint.
2. Ada korelasi yang tinggi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media
powerpoint.

5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal - hal berikut :
1.

Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran problem
based learning terintegrasi praktikum inkuiri terbimbing dengan media
powerpoint pada materi reaksi redoks sehingga dapat mempermudah
pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar dan
motivasi belajar siswa.

2.

Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang berbeda
pada materi redoks sehingga dapat mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa yang diperoleh.

3.

Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model
pembelajaran problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri

76

terbimbing dengan media powerpoint pada materi kimia yang lain untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh.
4.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran problem based learning terintegrasi praktikum inkuiri
terbimbing dengan media powerpoint pada materi reaksi redoks, sebaiknya
memperhatikan kelemahan -kelemahan dalam menerapkan model dan media
dalam pembelajaran ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.

77

DAFTAR PUSTAKA
Aji, A.C.,Santosa, S., dan Probosari, R.M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Berbasis Joyful Learning (Interjoy) terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 2012/2013, Bio-Pedagogi 3(1) : 23 - 36.
Apriliani,D., (2011), Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis Moodle
Dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap
Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Siswa SMA Kelas X, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Malang.
Argandi,R.,Martini,K.S.,dan Saputro,A.N.C.,(2013), Pembelajaran Kimia Dengan
Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium Real dan
Virtual Pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran, Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK) 2 (2) : 44 - 49.
Arikunto, S., (2011), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Ariyanti, P., Martini,K.S., dan Agustina,W., (2015), Penerapan Problem Based
Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri di SMAN 2
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(3) :
1 – 9.
Arsyad, A., (2009), Media pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Astutik, T.P., (2010), Identifikasi konsep sukar dan kesalahan konsep reaksi
redoks pasa siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, Skripsi.
(Online),http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/identifik
asi-konsep-sukar-dan-kesalahan-konsep-reaksi-redoks-pasa-siswa-smalabo
ratorium-universitas-negeri-malang-trining-puji-astutik-46442.html akses
15 Desember 2015.
Banerjee, A., (2010), Teaching Science Using Guided Inquiry as the Central
Theme : A Professional Development Model for High School Science
Teachers, FALL Science Educator 19(2) : 1- 9.
Bisri, K., (2009), Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Elearning Berbasis

Browser Based Training Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Kompetensi Pemeliharaan / Servis Transmisi Manual dan Komponen,
Jurnal PTM Volume 9(1) : 37 – 42.
Brady,J.E.,(1999),Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara, Jakarta.

78

Djamarah, S.B., dan Zain,A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Ekowati, R., (2013), Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran
IPA Dengan Metode Discovery, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura : http://download.portalgaruda.org/article.php?art
icle=112424&val=2338 akses 15 Desember 2015.
Etherington, M. B., (2011), Investigative Primary Science : A Problem-based
Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education 36(9) : 3657.
Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Komparasi
Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi Dengan
Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi
Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam Basa dan
Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 158 – 165.
Ghufroni, M.Y., Haryono, dan Hastuti,B., (2013), Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar dan Interaksi Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode
Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi Media Power Point Pada Materi
Pokok Stoikiometri Kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 114 – 121.
Hamdu, G., dan Agustina, L., (2011), Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan 12(1) :
90 - 96.
Hartono, dan Oktafianto, W.R., (2014), Kefektifan Pembelajaran Praktikum IPA
Berbantu LKS Discovery Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses
Sains, Unnes Physics Education Journal 3 (1) : 16 - 22.
Jannah,R., Sapuro,A.N.C., dan Yamtinah,S.,(2013), Penerapan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Disertai Buku Saku Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Minyak
Bumi Kelas X SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2012/2013,
Jurnal Pendidikan Kimia 2(4) :19 - 23.
Joyce,B., Weil,M., dan Calhoun,E., (2011), Models of Teaching,Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Julianti.,(2015), Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing
Menggunakan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA, Skripsi,
FMIPA,Unimed,Medan.

79

Karunia,N., dan Permata,N.E., (2014), Makalah Belajar dan Pembelajaran Metode
Pembelajaran Problem Based Learning, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah
Prof.
Dr.
Hamka,
https://www.academia.edu/8234208/MAKALAH_PBLakses 15 Desember
2015.
Khasanah, N.L., Susilowati, S.M.E., dan Rudyatmi, E., (2013), Efektivitas
Strategi Question Student Have dan Media Powerpoint Pada Materi
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, Unnes Journal of Biology
Education 2(1) : 66 – 72.
Lee,M., (2007), The Effect of Guided Inquiry Laboratory on Conceptual
Understanding, Tesis., California State University, Northridge.
Lestari, N.N.S., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem based Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP., Tesis, Program Studi
Teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, Bali.
Listyorini,S., dan Sudarisman,S.; (2010), Perbedaan Pengaruh Penggunaan Media
Power Point dan Media Animasi Pada Pembelajaran Remedial Biologi
Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa, Seminar Nasional VIII Pendidikan
Biologi UNS Solo : 238 – 246.
Magdalena,O., Mulyani,S., dan Susanti,E., (2014), Pengaruh Pembelajaran Model
Problem Based Learning dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X
SMAN 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK) 3(4) : 162 – 169.
Muharoma,Y.P., dan Wulandari., (2014), Penerapan Model Problem Based
Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA, Joyful Learning Journal 3(2) : 33 – 40.
Nurhayati,L., Martini,K.S., dan Redjeki., (2013), Peningkatan Kreativitas dan
Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(4) : 151 – 158.
Petrucci,R.H.,(1987),Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern,Erlangga,Jakarta
.
Pratiwi,Y.,Redjeki,T.,dan Masykuri,M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri
5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3
(3) : 40 – 48.

80

Purba,M., (2007), Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Purnamawati,H., Ashadi., dan Susilowati,E., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan
Media Kartu dan Ular Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas
X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Pelajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(4) : 100 - 108.
Purwanto,C.E., Nughoro,S.E., dan Wiyanto., (2012), Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Materi Pemantulan Cahaya Untuk
Meningkatkan Berdikir Kritis, Unnes Physics Education Journal 1(1) : 27
– 32.
Putri,Y.M.D., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided
inquiry) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (high order thinking skill) Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Malang Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, http://jurnalonline.um.ac.id/...
/artikel339ECE54E2DC10A5BF8815ABF4410 (accessed 09 Desember
2015).
Rahayu,M.R., (2015), Pembelajaran Matematika Menggunakan Numbered Heads
Together (NHT) Dengan Media Powerpoint dan Bagan Ditinjau Dari
Kemampuan Memori Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang,
Jurnal Akademis dan Gagasan matematika 2 : 1 – 8.
Refriwati., (2015), Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Pendekatan
Problem Based Learning Pada Pelajaran Kimia Kelas XI TSM Semester 1
SMKN 1 Bukit Sundi Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok, Jurnal
Education Jurnal Pendidikan Indonesia 1(1) : 36 – 42.
Ristanto,R.H., (2010), Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Dengan
Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan
Kemampuan Awal., Tesis, Program Pascasarjana,Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Roestiyah., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Sadiman,dkk., (2010), Media Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta.
Sahala, S., dan Samad,A., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Dalam Pembiasan Cahaya Pada Lensa Terhadap Hasil Belajar
Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang, Jurnal Matematika dan IPA
1(2) : 12 – 25.

81

Sandi, T., (2015), Hasil Belajar Kimia Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Jurnal
Nalar Pendidikan 3(1) : 293-300.
Sanjaya,W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Preneda Media Group, Jakarta.
Setyawan,B.,(2014), Pengaruh Media Power Point Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Biologi Siswa Kelas IX-G SMP Negeri 39 Surabaya, E-Jurnal
Dinas Pendidikan Kota Surabaya 4 : 1 – 12.
Silaban,R., (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri
Terbimbing Bermediakan Komputer Terhadap Hasil Belajar dan Karakter
Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Kimia 7(2).
Silalahi, E.K.,Silaban,R., dan Silalahi,A., (2014), Pengembangan Model Problem
Based Learning (PBL) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Pada Pelajaran
Kimia Larutan di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia dan Nilai Karakter Siswa,Jurnal Pendidikan Kimia Pascasarjana
Unimed 6(2).
Silitonga,P.M.,(2011),Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed,Medan.
Sinaga,G.E., Jahro, I.S., dan Mahmud., (2014), Pengembangan Kombinasi Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Inkuiri Terbimbing Pada
Pembelajaran Kimia Larutan di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Dan Karakter Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia 6(3):1-14.
Sirait, T., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Dengan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA
Pada Pokok Bahasan Konsep Redoks, Skripsi, FMIPA,Unimed,Medan.
Siregar,S.H.,(2014), Efektivitas Model Problem Based Learning Terintegrasi
Inkuiri Terbimbing Dengan Media Komputer Untuk Menignkatkan Hasil
Belajar dan Nilai Karakter Siswa Pada Pelajaran Kimia Larutan di SMA
Kelas XI, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed,Medan.
Sudarmo, U.,(2013), Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito Bandung, Bandung.
Sugiharti,G.,(2014),Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia,Unimed Press,
Medan.
Syukri,S., (1999), Kimia Dasar 1, Penerbit ITB,Bandung.

82

Supriyono, H.J., (2015), Penerapan Model Guided Discovery Pada Materi Kalor
Kelas X Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Al-Mahadul
Islami, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) 04 (03) : 50-54.
Suseno,B., (2009), Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri
Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Minat dan Kreativitas
Siswa., Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Unimed Press, Medan.
Tan,O.S., (2003),Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power
Learning in 21st Century, thompson Learning, http://www.tp.edu.sg/staticf
iles/TP/files/centres/pbl/pbl._tan_oon_seng.pdf akses 15 Desember 2015.
Trianto., (2009), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.
Utami,B., (2009), Kimia Untuk SMA Kelas X Program Ilmu Alam, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wasonowati, R.R.T., Redjeki, T., dan Ariani, S.R.D., (2014), Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum
Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA
SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK) 3(3) : 66 – 75.
Widyaningsih, S.Y., Haryono., dan Saputro,S., (2012), Model MFI dan Pogil
Ditinjau Dari Aktivitas Belajar dan Kreativitas Siswa Terhadap Hasil
Belajar, Jurnal Inkuiri 1(3) : 266 – 275.
Wulandari, D.A., Kurnia., dan Sunarya,Y., (2013), Pembalajaran Praktikum
Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa SMA Pada Materi Laju Reaksi, Jurnal Riset dan Praktik
Pendidikan Kimia 1(1) : 18 – 26.

Dokumen yang terkait

Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI

1 7 115

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA EXE-LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS.

0 13 28

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI REDOKS.

0 1 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REDOKS.

0 5 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Pen

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Peneliti

0 4 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS XI PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

2 7 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWAKELAS XI PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

0 2 23

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN. docx

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SUB

0 0 13