PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI REDOKS.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI
INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN PETA KONSEP
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
KIMIA SISWA PADA MATERI REDOKS

Oleh:
Dina Wahida
NIM 4123331007
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI
INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN PETA KONSEP
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
KIMIA SISWA PADA MATERI REDOKS
DINA WAHIDA (NIM 4123331007)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan model problem based learning terintegrasi
inkuiri terbimbing menggunakan media peta konsep lebih tinggi daripada hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan model inkuiri terbimbing menggunakan
media peta konsep, apakah ada korelasi antara aktivitas belajar siswa dengan hasil
belajar siswa di kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pretest-postest control group design. Pengambilan sampel digunakan dengan cara
tekhnik random sampling cluster dengan mengambil 2 kelas. Sampel penelitian
kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 36 siswa. Instrumen
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam
bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Penelitian ini menggunakan instrument

test yang telah diujicobakan dan telah valid. Data hasil belajar siswa menunjukkan
kedua kelompok sampel diuji homogen dan berdistribusi normal. Hasil
pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas eksperimen memiliki rata-rata
nilai pretest 47,50 postest 85,97 dan gain 0,73. Sedangkan siswa pada kelas
kontrol memiliki rata-rata nilai pretest 44,31 postest 73,06 dan gain 0,49. Uji
hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji satu pihak (pihak
kanan) dan diperoleh thitung = 5,11; ttabel = 1,6697 untuk α = 0,05. Dengan
demikian thitung > ttabel, maka Ha diterima yakni peningkatan hasil belajar siswa
yang diajar dengan model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing
bermediakan peta konsep lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar
dengan model inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep. Uji hipotesis kedua
dengan menggunakan uji korelasi dan diperoleh koefisien korelasi = 0,49 yang
berarti ada korelasi yang cukup tinggi antara aktivitas belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa yang diajar dengan model problem based learning terintegrasi
inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep pada pokok materi redoks.

Kata kunci : Problem Based Learning, Inkuiri Terbimbing, Peta Konsep,
Aktivitas

iv


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat
dan Hidayah-Nya yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan
kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan waktu yang telah
direncanakan. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning
Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Bermediakan Peta Konsep Terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Redoks”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Alm. Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si, dan Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, sebagai
dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan, saran,
dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Prof. Dr.
Retno Dwi Suyanti,M.Si ; Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si ; dan Bapak Dr. Ajat
Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran - saran demi perbaikan
skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr. Ir Nurfajriani, M.Si, selaku dosen

penasehat akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Pegawai, Guru
Kimia (Drs. Binahar Situmorang), dan siswa/i kelas X -7 dan X-9 SMA N 1 Aek
Natas yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yaitu
Ayahanda Amin Timbul Nasution dan Ibunda Nuryatimah Panjaitan yang
berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan serta mendoakan saya
sehingga saya dapat memperoleh gelar sarjana, dan tak lupa buat abang dan adik
saya yang tercinta yaitu Asmul Fauzi Nasution, Asril Amin Nasution, Siti Anisah
Nasution dan Mutia Adha Nasution serta pihak keluarga lainnya yang telah

v

memberikan dukungan/ motivasi dan semangat yang luar biasa.
Terimakasih juga kepada sahabat satu lingkaran (group becak) : Rahmi
Ananda Samosir, Rizka Amanda, Nurkumalasari dan Melinda Siregar yang selalu
memberikan


motivasi,

memberi

saran,

dan

menghibur

penulis

untuk

menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi. Dan tidak lupa kepada M.
Sidik Dalimunthe yang selalu menemanin baik suka dan duka. Dan tidak lupa lagi
kepada teman - teman seperjuangan Alfitri Yatmis, Ucia Mahya Dewi, Asmianur,
dan Ronaldyo A. Sirait serta Nurmeni Br Sinuraya. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada adik-adik satu kost (Gita, Sukma, Nikmah, Ronda, sapta, nini)
serta teman PPL yang telah banyak memberikan doa, motivasi. Ucapan terima

kasih kepada teman - teman seperjuangan Kimia Ekstensi B 2012 yang memberi
semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun
di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis

Juli 2016

Dina Wahida
4123331007


vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat hidup

ii

Abstrak

iii

kata pengantar

iv


Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

1


1.2. Identifikasi Masalah

9

1.3. Batasan Masalah

9

1.4. Rumusan Masalah

9

1.5. Tujuan Penelitian

10

1.6. Manfaat Penelitian

10


1.7. Definisi Operasional

10

BAB II.Tinjauan Pustaka
2.1. Kerangka Teoritis

12

2.1.1. Pengertian Belajar

12

2.1.2. Hasil Belajar

13

2.1.3. Pengertian Model Pembelajaran


15

2.1.3.1. Model Pembelajaran PBL

16

2.1.3.2. Karakteristik Pembelajaran PBL

18

2.1.3.3. Kelebihan dan Kelemahan PBL

19

2.1.3.4. Sintaks Model Pembelajaran PBL

20

2.1.3.5. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

21

2.1.3.6. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

23

vii

2.1.3.7. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

24

2.1.3.8. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

25

2.1.3.9. Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing 26
2.1.4 Media Pembelajaran

28

2.1.4.1 Media Peta Konsep

30

2.1.5. Aktivitas Belajar

31

2.2. Materi Redoks

32

2.3. Penelitian yang Relevan

38

2.4. Kerangan Berpikir

41

2.5. Hipotesis Penelitian

42

BAB III. Metode Penelitian
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

44

3.2. Populasi dan Sampel

44

3.2.1. Populasi

44

3.2.2. Sampel

44

3.3. Variabel Penelitian

44

3.3.1. Variabel Bebas

44

3.3.2. Variabel Terikat

45

3.3.3. Variabel Kontrol

45

3.4. Instrumen Penelitian

45

3.4.1. Instrumen Tes

45

3.4.2. Instrumen Non Tes

50

3.5. Rancangan Penelitian

50

3.6. Teknik Pengumpulan Data

52

3.6.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian

52

3.7. Teknik Analisis Data

53

3.7.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes

53

3.7.2. Pedoman Penilaian Instrumen Non-Tes

55

3.7.3. Uji Korelasi

55

viii

BAB IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian

57

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian

57

4.1.1.1. Analisis Data Instrumen Tes

57

4.1.1.2. Analisis Data Instrumen Non-Tes

60

4.1.2. Data Hasil Penelitian

60

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

61

4.2.1. Hasil Belajar Siswa

61

4.2.2. Peningkatan Hasil Belajar (gain)

62

4.2.3. Aktivitas Belajar Siswa

63

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian

65

4.3.1. Uji Normalitas

65

4.3.1.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

65

4.3.1.2. Uji Normalitas Aktivitas Belajar Siswa

66

4.3.2. Uji Homogenitas

67

4.3.2.1. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

67

4.3.2.2. Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Siswa

67

4.3.3. Uji Hipotesis

68

4.3.3.1. Pengujian Hipotesis I

68

4.3.3.2. Pengujian Hipotesis II

69

4.4. Pembahasan

70

BAB V. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan

74

5.2. Saran

74

DAFTAR PUSTAKA

76

LAMPIRAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

51

Gambar 4.1. Lokasi Penelitian

57

Gambar 4.2. Diagram Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelas

62

Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.3. Peningkatan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen

63

dan Kelas Kontrol
Gambar 4.4. Diagram Perbedaan Niai Rata - Rata Aktivitas
Belajar Siswa Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

64

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aliran Behavioristik dan Kognitif

13

Tabel 2.2. Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Bloom

14

Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning

21

Tabel 2.4. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

26

Tabel 2.5. Sintaks Model PBL Terintegrasi dengan Inkuiri Terbimbing

27

Tabel 3.1. Klasifikasi Analisis Validitas Isi

46

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian

50

Tabel 3.3. Koefisien Korelasi

56

Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

61

Tabel 4.2. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

62

Tabel 4.3. Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Aktivitas Belajar Siswa

64

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

65

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa

66

Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

67

Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Aktivitas Belajar Siswa

67

Tabel 4.8. Data Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

68

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Uji Korelasi Aktivitas Belajar Siswa

69

Dengan Peningkatan Hasil Belajar Siswa

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

Silabus

82

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan I

87

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II

96

Lampiran 2c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan III

104

Lampiran 3a Lembar Analisis Masalah Pertemuan I

114

Lampiran 3b Lembar Analisis Masalah Pertemuan II

118

Lampiran 3c Lembar Analisis Masalah Pertemuan III

122

Lampiran 4a Lembar Kerja Siswa I

126

Lampiran 4b Lembar Kerja Siswa II

127

Lampiran 4c Lembar Kerja Siswa III

128

Lampiran 5

Peta Konsep

129

Lampiran 6

Skor Validator Ahli

130

Lampiran 7

Lembar Validasi Instrumen Test

132

Lampiran 8

Lembar Validasi Angket Aktivitas

147

Lampiran 9

Kisi-kisi Instrumen Test Sebelum Validasi

150

Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Test Sesudah Validasi

161

Lampiran 11 Kisi-kisi Angket Aktivitas Sebelum Validasi

167

Lampiran 12 Kisi-kisi Angket Aktivitas Sesudah Validasi

170

Lampiran 13 Perhitungan Validasi Tes

173

Lampiran 14 Tabel Validitas Instrumen Tes

175

Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

176

Lampiran 16 Tabel Uji Tingkat Kesukaran

178

Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes

179

Lampiran 18 Tabel Uji Daya Beda

182

Lampiran 19 Perhitungan Distruktor Instrumen Tes

183

Lampiran 20 Tabel Distruktor

184

Lampiran 21 Perhitungan Reliabilitas Tes

186

Lampiran 22 Tabel Uji Reliabilitas Tes

187

xii

Lampiran 23 Perhitungan Rataan Hasil Belajar Siswa

188

Lampiran 24 Tabel Data Hasil Belajar Siswa

190

Lampiran 25 Perhitungan Rataan Gain Hasil Belajar Siswa

191

Lampiran 26 Tabel Data Peningkatan (Gain) Hasil Belajar Siswa

193

Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

195

Lampiran 28 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa

201

Lampiran 29 Pengujian Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar Siswa

204

Lampiran 30 Persentase Peningkatan Hasil Belajar

206

Lampiran 31 Perhitungan Rataan Aktivitas Belajar Siswa

204

Lampiran 32 Tabel Data Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

208

Lampiran 33 Perhitungan Uji Normalitas Data Aktivitas Siswa

209

Lampiran 34 Perhitungan Uji Homogenitas Data Aktivitas Siswa

211

Lampiran 35 Perhitungan Uji Korelasi

213

Lampiran 36 Tabel Uji Korelasi

215

Lampiran 37 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

216

Lampiran 38 Tabel Nilai-nilai r-Product Moment

217

Lampiran 39 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F

218

Lampiran 40 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t

219

Lampiran 41 Jadwal Kegiatan Penelitian

220

Lampiran 42 Dokumentasi

221

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran
dikelas diarahkan kepada anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita

lulus dari sekolah,

mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2011).
Selain itu, pada proses belajar mengajar dijumpai berbagai permasalahan
yang tidak hanya berasal dari guru dan siswa tetapi juga masalah sarana dan
prasarana pendukung dalam proses belajar, permasalahan dari siswa terletak pada
kecenderungan siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan
permasalahan dari guru diantaranya masih menggunakan pembelajaran yang
bersifat verbalistik, proses pembelajaran masih terpusat pada pengajar (teacher
centered learning) dan dalam penyajian materi yang monoton sehingga kurang
menarik dan membosankan bagi siswa (Yuniyanti, 2012).
Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu hal
yang penting sebagai

sarana dalam kegiatan belajar mengajar

untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif dan meningkatkan
keberhasilan belajar siswa (Assriyanto, 2014). Salah satunya yaitu model Problem
Based Learning (PBL). Model pembelajaran berdasarkan masalah (PBL)
merupakan suatu model pembelajaran yang membutuhkan penyelidikan autentik
yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan
yang nyata (Trianto, 2010).Menurut Sanjaya (2011) Model pemecahan berbasis
masalah (PBL) memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi
mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan
masalahyang dihadapi.Tujuan yang ingin dicapai oleh cpemecahan berbasis

2

masalah (PBL) yaitu kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis,
dan logisuntuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data
secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Penelitian

laintentang

model

pembelajaran

berbasis

masalah

ini

diantaranya adalah menurut Nurhayati, dkk (2013) menyatakan bahwa penerapan
model PBL mampu meningkatkan prestasi siswa dan kreativitas siswa, dengan
faktor yang mempengaruhinya dimana model PBL merupakan model

yang

memusatkan pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang harus
diselesaikan siswa, sehingga siswa menjadi merasa tertantang dan tidak merasa
bosan. Kemudian, Pandu (2013) menyatakan bahwa PBL dapat merangsang
keterbukaan

pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan

pembelajaran yang lebih kritis dan aktif sehingga dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa.
Penelitian Sahala dan Samad(2010) menyatakan bahwa penerapan Model
PBL dapat memberikan kesempatan pada siswa bereksplorasi mengumpulkan dan
menganalisis data untuk memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk
berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif
pemecahan masalah. Selanjutnya, Adawiyah (2011) menyatakan bahwa penerapan
modelpembelajaran PBL secara efektif akan membantu meningkatkan aktivitas
belajar siswa karena mengharuskan siswa untuk aktif dalam tahapan diskusi
kelompok. Kemudian menurut Dewi, dkk (2013) Dengan menggunakan PBL,
dapat meningkatkan interaksi sosial siswa dan pencapaian hasil belajar siswa
lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif atau pembelajaran
individualistik.
Model

lain yang dapat digunakan adalah

model inkuiri terbimbing.

Model inkuiri terbimbing merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya,
2011).Inquiry Terbimbing atau Guided Inquiry Approach adalah pendekatan
inquiry

yang mana pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan

kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga

3

siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Guru membimbing siswa
melakukan kegiatan mencari sumber belajar dari manapun (Nasution, 2014).
Penelitian lain tentang lain tentang model pembelajaran Inkuiri terbimbing
ini diantaranya adalah menurut Sandi (2015) menyatakan bahwa Penggunaan
model pembelajaran inkuiri terbimbing, dapat meningkatkan pemahaman siswa
dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif,
sehingga konsep yang dicapai lebih baik. Selain itu, dengan menerapkan model
pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar siswa dapat menemukan suatu
konsep melalui kreatifitas secara langsung.Selanjutnya, menurut Argandi (2013),
menyatakan bahwa dengan inquiry terbimbing dapat membantu siswa untuk
berpikir kritis dan kreatif, sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik
serta peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian Riana (2011) menyatakan bahwa dengan inkuiri terbimbing
siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri
yang dia butuhkan untuk memecahkan masalah dengan mengembangkan
keterampilan intelektual dan daya pikir kritis sehingga aktivitas dan hasil belajar
siswa meningkat. Kemudian menurut Adawiyah, dkk (2014) menyatakan bahwa
Model pembelajaran

Inquiry

terbimbing melatih kemampuan siswa dalam

meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Hal ini
akan meningkatkan keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar yang meliputi kegiatan mental, intelektual dan sosial emosional. Selain itu
juga dapat mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada diri
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan model

Problem Based Learning

(PBL) terintegrasi inkuiri terbimbing merupakan salah satu pola pembelajaran
yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar, karena
melakukan sendiri dan juga memperhatikan setiap variabel-variabel penting
selama pembelajaran (Silalahi, 2014).Dengan pembelajaran berbasis masalah
melalui inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan siswa
berhadapan dengan suatu masalah, dengan demikian siswa melakukan hipotesis

4

terhadap masalah yang dihadapi, hipotesis ini didasarkan atas pengalaman yang
telah dimiliki sebelumnya (Suseno, 2009).
Sedangkan

Sinaga

(2013)

melaporkan

hasil

penelitiannya

yang

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar
kimia dan nilai karakter yang terkembang antara siswa yang diajar dengan model
pembelajaran berbasis masalah terintegrasi inkuiri terbimbing dengan media
komputer dengan model pembelajaran langsung dan metode pembelajaran
berbasis masalah terintegrasi inkuiri terbimbing.
Penggunaan media belajar juga akan sangat membantu kegiatan
pembelajaran terutama dalam mata pelajaran kimia. Ada beberapa media belajar
yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia, salah satunya media peta kosep.
Dengan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran maka dapat diperkirakan
kedalaman dan keluasan konsep yang perlu diajarkan kepada siswa (Fauziah,
2013).Berkenaan dengan itu Trianto (2010) mengemukakan bahwa cara untuk
mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dapat dilakukan dengan
pertolongan peta konsep.
Menurut Pohan (2013) menyatakan bahwa dengan menggunakan peta
konsep dalam pembelajaran, maka dapat diperkirakan kedalaman dan keluasan
konsep yang satu dengan konsep yang lain. Bagi siswa hal ini dapat menjadi suatu
pembelajaran yang bermakna karena lebih mudah diingat dan lebih mudah
dipahami.Sedangkan menurut Rohana (2009) Pembelajaran yang disertai
penyusunan peta konsep memungkinkan peserta didik terlibat aktif dalam proses
berpikir mengaitkan konsep-konsep relevan yang telah mereka miliki dengan
informasi baru yang sedang dipelajari. Hal ini juga membuat peserta didik terlatih
dalam mengaitkan konsep-konsep yang dimilikinya sehingga dapat membantu
dalam memecahkan soal-soal dalam pembelajaran yang melibatkan beberapa
konsep saling terkait .
Sejalan dengan itu, menurut Wardhani (2014) pembelajaran peta konsep
menuntut peran aktif siswa dalam memetakan konsep sehingga menjadi lebih
efektif daripada pembelajaran konvensional yang pasif. Menurut Sari (2009)
Melalui peta konsep, belajar akan lebih mudah berlangsung, bila konsep-konsep

5

baru dikaitkan pada konsep yang lebih inklusif. Sedangkan menurut Rahayu
(2011) menyatakan bahwa Pemahaman yang memadai dalam menentukan
hubungan atau keterkaitan antar satu konsep dengan konsep yang saling
berhubungan melalui media peta konsep akan sangat membantu siswa dalam
menyelesaikan masalah dalam pembelajaran sains, termasuk di antaranya untuk
mengatasi miskonsepsi dan peningkatan hasil belajar.
Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam mempelajari gejalagejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan,
sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi
(Argandi, 2013). Sejalan dengan itu, Kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan
komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat.
(Nasution, 2014).Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana
ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah
kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk
konsep, prinsip, serta teori yang melandasinya (Magdalena, 2014). Namun,
sampai saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa materi kimia
merupakan materi yang sulit dipelajari (Malihah, 2011).
Materi redoks merupakan salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang
diberikan di kelas X SMA. Reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia yang
syarat dengan konsep-konsep yang abstrak di antaranya konsep reaksi redoks
berdasarkan transfer elektron, proses pelepasan dan penerimaan elektron yang
tidak bisa dilihat dengan mata, tetapi hanya bisa dibayangkan. Keabstrakan materi
ini dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya atau
bahkan siswa dapat mengalami kesalahan konsep (Nurjannah, 2014).Sejalan
dengan itu, Reaksi reduksi oksidasi menggunakan hitungan matematis logis,
memerlukan hafalan simbolik, pemahaman, terapan dan peristiwa yang sering
terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Sirait, 2015).
Pada reaksi reduksi oksidasi banyak perhitungan dan pemahaman yang
mendalam serta perkembangan konsepnya yang begitu cepat mulai dari konsep

6

pengikatan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta
kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.Faktor subtansial inilah yang membuat
siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak berupa
defenisi, ciri-ciri, dan kesulitan dalam soal hitungan (Pradita, 2014).Siswa dalam
belajar materi reaksi redoks membutuhkan kemampuan analisis karena materi ini
mencakup informasi, data dan fakta yang harus dianalisis untuk menghasilkan
suatu kesimpulan, misalnya dalam menentukan reduktor dan oksidator dari suatu
reaksi (Purnamawati, 2014).
Salah satu contoh masalah yang membingungkan pada materi reaksi
redoks, misalnya permasalahan yang berkaitan dengan

konsep reaksi redoks

berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. Guru menyajikan beberapa
persamaan reaksi redoks yang dapat dijelaskan menggunakan konsep tersebut,
misalnya reaksi pembakaran arang yang melibatkan oksigen. Namun disisi lain,
guru juga menyajikan reaksi redoks tetapi tidak bisa dijelaskan dengan konsep
pengikatan pelepasan oksigen, misalnya reaksi pembentukan senyawa NaClyang
di dalam reaksi tersebut tidak melibatkkan oksigen.

Pada kondisi tersebut,

permasalahan yang diberikan akan membuat peserta didik bingung menentukkan
konsep reaksi redoks yang paling tepat, sehingga dapatmenjelaskan semua jenis
reaksi redoks (Pratiwi, 2014).
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan PPLT di sekolah
SMK N 1 Talawi selama 3 bulan diperoleh data hasil ujian tengah semester kimia
siswa setiap formatif masih banyak siswa yang mempunyai nilai dibawah standar
ketuntasan minimal (nilai ≥ 75). Pengalaman peneliti selama PPLT, guru masih
menggunakan model pembelajaran yang monoton dan kurang melibatkan siswa
dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1Aek Natas
dengan mewawancarai guru mata pelajaran kimia yaitu Bapak Binahar
Situmorang, menyatakan bahwapermasalahan yang masih terjadi di sekolah yakni
sampai sekarang sebagian besar guru dikelas menyampaikan materi pembelajaran
bergantung pada guru itu sendiri. Pembelajaran yang demikian membuat
rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, karena lebih menekankan

7

pada informasi yang disampaikan oleh guru. Aktivitas belajar merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan penekanannya adalah pada
siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah
situasi belajar aktif. Semakin aktif siswa pada saat pembelajaran maka semakin
baik hasil belajarnya (Maryati, 2015).Pembelajaran yang efektif menitikberatkan
adanya aktivitas belajar yang didesain pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (Ristanto, 2010).
Beberapa penelitian tentang penerapan model problem based learning
diteliti oleh Pratiwi (2014) menunjukkan pembelajaran berbasis masalah efektif
diterapkan pada materi reaksi redoks kelas X SMA yang dilihat dari ketercapaian
pembelajaran yaitu 76,25% peserta didik memiliki aktivitas belajar tinggi; 81,25%
peserta didik mencapai KKM materi reaksi redoks; dan 90,63% peserta didik
memiliki sikap sangat baik melalui penilaian angket serta 82,29% peserta didik
memiliki sikap baik melalui penilaian observasi.Sedangkan penelitian Sastradewi
(2015), bahwa model pembelajaran PBL yang dikembangkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep kimia siswa siswa pada materi redoks.Hasil penelitian
menunjukkan nilai pemahaman konsep siswa didapatkan nilai gain skor
ternormalisasi sebesar 0,78.
Begitu juga dengan peneliti Maryati (2015) bahwa aktivitas dan hasil
belajarsiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based
lerarning menggunakan flash card lebih tinggi daripadaaktivitas dan hasil
belajarsiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran direct
instructionpada materi redoks yaitu denganpeningkatan hasil belajar pada kelas
eksprimen = 74% sedangkan kelas kontrol = 47% dan rata-rata aktivitas belajar
siswa pada kelas eksperimen = 80,54% sedangkan pada kelas kontrol
69,74%.Sejalan dengan itu, penelitian Simanjuntak (2015) bahwa hasil belajar
siswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL dengan media peta konsep
lebih tinggi dari pada model PBL tanpa menggunakan media dengan peningkatan
hasil belajar pada kelas eksperimen I = 75% sedangkan kelas eksperimen II =
62%.

8

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Harahap (2015), bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi redoks.Pada kelas eksperimen dengan penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Peta Konsep dan di kelas kontrol
dengan model pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Nilai rata-rata pada
kelas eksperimen 70,78sedangkan pada kelas control 65,94.Selain itu, penelitian
yang dilakukan oleh Gultom (2015) bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan media peta konsep dapat meningkatkan kemampuan
metakognitif dan hasil belajar siswa kelas X SMA pada materi reaksi reduksi
dengan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen adalah 76,61% sedangkan
pada kelas control adalah 67,88 %.
Sejalan dengan itu, hasil penelitian Siregar (2014) menunjukkan bahwa
hasil belajar dan nilai karakter siswa yang dibelajarkan denganmodel problem
based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan media komputer lebih tinggi
dari hasil belajar siswa yang diberikan model problem based learning terintegrasi
inkuiri terbimbing tanpa media komputer danpembelajaran dengan model direct
intruction yaitu dengan nilai gain rata – rata 0,83 pada kelas eksperimen 1, 0,63
pada kelas eksperimen 2, dan 0,60 pada kelas eksperimen 3.
Dengan adanya penelitian sebelumnya, maka peneliti berusaha untuk
mengkombinasikan antara model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing dengan
menggunakan media Peta konsep.Diharapkan penelitian ini memperoleh aktivitas
danhasil belajar peserta didik mengalami peningkatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik membuat
penelitian

dengan

Terintegrasi

judul

Inkuiri

“Pengaruh

Terbimbing

Model

Problem

Bermediakan

Peta

Based

Learning

KonsepTerhadap

Aktivitasdan Hasil BelajarKimia Siswa Pada Materi Redoks”.

9

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui ruang lingkup
permasalahan sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran melalui pengintegrasian model PBL dengan
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Penggunaan media peta konsep pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan
daya tarik siswa dalam belajar untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa.
3. Persentase hasil belajar kimia siswa pada materi redoks melalui
pengintegrasian model problem based learning dan inkuiri terbimbing dengan
media peta konsep akanlebih maksimal.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, karena keterbatasan waktu, dana dan
kemampuan peneliti maka perlu dibatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran problem based learning terintegrasi dengan inkuri terbimbing.
2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media peta
konsep.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Aek Natas pada
pokok bahasan redoks.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan
model problem based learning terintegrasi dengan inkuiri terbimbing
menggunakan media peta konsep lebih tinggi dari peningkatan hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan model inkuiri terbimbing
menggunakan media peta konsep?
2. Apakah aktivitas belajar siswa berkorelasi dengan hasil belajarnya?

10

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan model problem based learning terintegrasi dengan inkuiri
terbimbing menggunakan media peta konseplebih tinggi daripeningkatan
hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model inkuiri
terbimbingmenggunakan media peta konsep.
2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa berkorelasi dengan hasil
belajarnya

1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Sebagai

model

dan

media

pembelajaran

alternatif

pada

proses

pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning
terintegrasi

dengan

inkuiri

terbimbing

bermediakanpeta

konsep,

proses

pembelajaran kimia akan lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang
terdapat dalam KBM di sekolah di masa yang akan datang.

1.7 Definisi Operasional
Variabel – variabel penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Problem based learningadalahmodel pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam memecahkan masalah nyata yang dapat menyebabkan aktivitas dan
hasil belajar menjadi meningkat (Maryati,2015).

11

2. Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran penemuan oleh siswa untuk
mendapatkan pengalaman dan penemuan konsep melalui bimbingan guru
(Sandi, 2015).
3. Media peta konsepmerupakan mediayang digunakan untuk ilustrasi grafis
konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal
dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama (Trianto,
2010).
4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya (Ariyanti, 2015).
5. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar
(Hamalik, 2010).

74

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan
peta konsep lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep.
2. Ada korelasi yang cukup tinggi antara aktivitas belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan peta
konsep.

5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal - hal berikut
1.

Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran problem
based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep
sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, khususnya pada mata
pelajaran kimia.

2.

Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model
pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dan
diharapkan menggunakan dua kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai
studi pembandingan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan
hasil belajar yang lebih signifikan dan juga dengan media yang berbeda.

3.

Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti gaya
belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabel-variabel afektif lainnya.

75

4.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing
bermediakan peta konsep, sebaiknya memperhatikan kelemahan -kelemahan
dalam menerapkan model dan media dalam pembelajaran ini agar diperoleh
hasil yang lebih baik.

76

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, A., Triasianingrum., dan Suhardi, E., (2014), Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing Dengan Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VII Di SMPN 2 Cibinong, Jurnal
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan.
Adawiyah, R., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa, Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Argandi, R., Martini, K.S., dan Saputro A.N.C., (2013), Pembelajaran Kimia
Dengan Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium
Real dan Virtual Pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran, Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK), 2(2) : 44-49.
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara,
Jakarta.
Ariyanti, P., Martini, K.S., dan Agustina, W., (2015), Penerapan Problem Based
Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(3) :
1 – 9.
Arsyad, A., (2009), Media pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri
Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan
Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, jurnal
pendidikan kimia, 3(3) : 89-97.
Brady, J.E., (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Devi, A., Mulyani S., dan Haryono., (2014), Perbedaan Implementasi
Pembelajaran Kimia Model Problem Based Learning (PBL) Materi
Stoikiometri Kelas X Mia SMA Negeri Di Kota Surakarta Tahun Ajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(4) : 126-135.
Djamarah, S.B., dan Zain, A,. (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.

77

Dewi, R.S., Haryono, dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi
Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di Sma N 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, 2(1) : 15-20.
Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Komparasi
Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi Dengan
Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi
Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam Basa dan
Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 158 – 165.
Fauziah, N., Masykuri, M., dan Nugroho, A., (2013), Studi Komparasi Metode
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (Stad) Menggunakan
Peta Pikiran (Mind Mapping) Dan Peta Konsep (Concept Mapping)
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Periodik
Unsur Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri Kebakkramat Tahun
Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(2) : 132-139.
Gultom, R., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan
Media Peta Konsep Terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Pada Materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi, Skripsi,
FMIPA UNIMED, Medan.
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Handayani, T.D.A., karyasa, W., dan Suardana, N., (2015), Komparasi
Peningkatan Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa SMA yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Project Based Learning, Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, 5 : 1-12.
Harahap, J., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan
Peta Konsep Terhadap Motivasi, Kreativitas, dan Hasil Belajar Siswa
SMA Pada Pokok Bahasan Redoks, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Models of Teaching, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Magdalena, O., Mulyani, S., dan Susanti, E., (2014), Pengaruh Pembelajaran
Model Problem Based Learning dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia
Kelas X SMAN 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK) 3(4) : 162 – 169.

78

Malihah, M., (2011), Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi,
FT UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Maryati, S., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Dengan Menggunakan Flash Card Sebagai Media Chemo-Edutainment
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi,
FMIPA UNIMED, Medan.
Milfayetty, S., Yus, N., Rahmulyani., Hutasuhut, E., dan Zulhaini., (2015),
Psikologi Pendidikan, PPs Unimed, Medan.
Mudalara, P.I., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gianyar Ditinjau
Dari Sikap Ilmiah, Tesis, Program Studi Pendidikan IPA, Universitas
Pendidikan Ganesha, Bali.
Nasution, N., (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing
Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Jurnal Pendidikan
Kimia UNIMED, Medan.
Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki., (2013), Peningkatan Kreativitas dan
Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(4) : 151 – 158.
Nurjannah., (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan

Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas X SMA Swasta Panca Budi Medan Pada Materi Reaksi
Redoks, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.
Pandu, B.L., (2013), Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil BelajarSiswa pada Pelajaran
Komputer (KK6) Di SMK Negeri 2 Wonosari, Skripsi, Fakultas Teknik
Elektro, Universitas Negeri Yogyakarta.
Pohan, L.A., (2013), Penggunaan Strategi Peta Konsep (Concept Mapping)
Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Penelitian,
1(1) : 67-72.
Pradita, D.O., (2014), Pengaruh Penggunaan Animasi Pada Materi Reaksi
Reduksi Oksidasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA Yadika Jambi,
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi,
Jambi.

79

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas
X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3) : 40 – 48.
Purnamawati, H., Ashadi., dan Susilowati, E., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan
Media Kartu dan Ular Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas
X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Pelajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(4) : 100 -108.
Rahayu, A.A., (2011), Pengunaan Peta Konsep Untuk Mengatasi Miskonsepsi
Siswa Pada Konsep Jaringan Tumbuhan, Skripsi, Program Studi
Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Riana., (2011), Pembelajaran Kimia dengan Metode Inkuiri Terbimbing
Menggunakan Virtual Lab dan Real Lab Ditinjau dari Gaya Belajar dan
Aktivitas Belajar Siswa, Tesis Program Studi Pendidikan Sains, Program
Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Ristanto, R.H., (2010), Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Dengan
Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan
Kemampuan Awal, Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Roestiyah., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Rohana., Hartono Y., dan Purwoko., (2009), Penggunaan Peta Konsep Dalam
Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Pgri Palembang, Jurnal Matematika, 3(2) : 93-102.
Sahala, S., dan Samad, A., (2010), Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran
Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas PGRI Palembang, Jurnal Matematika dan IPA, 1(2) : 12-25.
Sandi, T., (2015), Hasil Belajar Kimia Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Jurnal
Nalar Pendidikan, 3(1) : 293-300.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, kencana Preneda Media Group, Jakarta.
Sardiman., A.M., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali
Pers, Jakarta.

80

Sadiman, S.A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito., (2010), Media
Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta.
Sari, N.F., (2009), Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6 SMAN 2 Malang Semester Genap
Tahun Ajaran 2006-2007, JPE, 2(1) : 53-73.
Sastradewi, P.F., Sadia, I.W., dan Karyasa, I.W., (2015), Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Kimia Yang Menerapkan Model Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa, Jurnal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 5 : 1-12.
Sari, S., Sriyono., dan Desy, S., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode
Konvensional, Peta Konsep dan Peta Pikiran Bagi Siswa Pada Mata
Pelajaran Fisika Kelas X SMA Muhammadiyah Purworejo Tahun
Pelajaran 2012/2013, Jurnal Radiasi, 3(2) : 150-153.
Silaban,R., (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri
Terbimbing Bermediakan Komputer Terhadap Hasil Belajar dan Karakter
Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Kimia 7(2) : 1-12.
Silalahi, E.K., Silaban, R., dan Silalahi, A., (2014), Pengembangan Model
Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Pada
Pelajaran Kimia Larutan di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia dan Nilai Karakter Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia
Pascasarjana Unimed 6(2) : 1-17.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed,
Medan.
Simanjuntak, T., (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar dengan Menggunakan Media Peta Konsep
Pada Pokok Bahasan Oksidasi Reduksi Di Kelas X SMA Swasta Teladan
Medan, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.
Sinaga, G.E., Jahro, I.S., dan Mahmud., (2013), Pengembangan Kombinasi Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Pada
Pembelajaran Kimia Larutan Di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia dan Karakter Siswa, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed,
Medan.
Sirait, T., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Dengan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA
Pada Pokok Bahasan Konsep Redoks, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

81

Siregar, S.H., (2014), Efektivitas Model Problem Based Learning Terintegrasi
Inkuiri Terbimbing Dengan Media Komputer Untuk Menignkatkan Hasil
Belajar dan Nilai Karakter Siswa Pada Pelajaran Kimia Larutan di SMA
Kelas XI, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito Bandung, Bandung.
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung.
Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia,Unimed Press,
Medan.
Suseno, B., (2009), Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri
Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Minat dan Kreativitas
Siswa., Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Susilana, R., dan Riyana,C., (2009), Media Pembelajaran, Cv. Wacana Prima,
Bandung.
Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.
Wardhani, A.I., Masykuri, M., dan Utami, B., (2014), Pengaruh Pembelajaran
Kooperatif Model Think Pair Share (TPS) Menggunakan Strategi Peta
Konsep dan Peta Pikiran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Ikatan
Kimia Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(2) : 36-44.
Yuniyanti, E.D., Sunarno, W., dan Haryono., (2012), Pembelajaran Kimia
Menggunakan Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul dan E–Learning
ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Membaca dan Kemampuan
Berpikir Abstrak, Jurnal Inkuiri, 1(2) : 112-120.

ii

RIWAYAT HIDUP

Dina Wahida dilahirkan di Bandar Durian pada tanggal 29 Mei 1994.
Ayah bernama Amin Timbul Nasution dan Ibu bernama Nuryatimah Panjaitan,
dan merupakan anak ke -2 dari 5 bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD
No. 112299 Bandar Durian dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis
melanjutkan sekolah di MTs N 1 Aek Natas dan lulus pada tahun 2009. Pada
tahun 2009 penulis melanjutkan sekolahnya di SMA N 1 Aek Natas dan lulus
pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis diterima di Program studi pendidikan kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

14 69 177

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 31

PENGARUH KOLABORASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 28

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

1 10 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA S ISWA KELAS X SMA PADA MATERI REAKSI REDOKS.

0 3 25

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNINGDENGAN MEDIAPOWER POINTTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 10 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA HANDHOUT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KONSEP MOL.

0 2 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REDOKS.

0 5 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEP REAKSI REDOKS.

0 3 13