PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN GERAK LOKOMOTOR DI KELAS III SLB-C KARYA TULUS TAHUN AJARAN 2016/2017.

(1)

PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN GERAK LOKOMOTOR DI KELAS III SLB-C KARYA TULUS

TAHUN AJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat - Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH :

LIHARSON SIMANJORANG NIM. 6123111051

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

LIHARSON SIMANJORANG. NIM . 6123111051. PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN GERAK LOKOMOTOR DI KELAS III SLB-C KARYA TULUS TAHUN AJARAN 2016/20172016/2017. Pembimbing : Dr INDRA KASIH M.Or

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2017

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerak lokomotor berjalan, berlari dan melompat untuk anak tunagrahita dengan menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain yang diberi julukan “ Circuit Trening Games” pada siswa Kelas III SLB-C Karya Tulus Tuntungan Tahun Ajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas III SLB-C Karya Tulus Tuntungan yang berjumlah 8 Siswa yang terdiri dari 6 putera dan 2 puteri. Sumber data berasal dari guru, siswa dan peneliti. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi pembelajaran gerak dasar lokomotor dengan menerapkan permainan “Circuit Trening Games”.

Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya : (1). Pada Siklus I, dari 8 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 3 orang siswa (37,5%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 5 orang siswa (62,5%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 64,05. (2). Pada Siklus II, ternyata 7 orang siswa (87,5%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 1 orang siswa (12,5%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 71,85.

Berdasarkan hal diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak lokomotor anak tunagrahita di SLB Karya Tulus T.A. 2016/2017.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Variasi Pembelajaran Dalam Meningkatkan Gerak Lokomotor Di Kelas III SLB-C Karya Tulus Tahun Ajaran 2016/2017”.

Selama Penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd sebagai Dekan FIK UNIMED Drs. Suharjo,

M.Pd sebagai Wakil Dekan I FIK UNIMED, Syamsul Gultom, SKM, M.Kes, sebagai Wakil Dekan II FIK UNIMED, dan Drs Mesnan M.Kes sebagai Wakil Dekan III FIK UNIMED

3. Drs. Suryadi Damanik, M.Kes, sebagai Ketua Jurusan PJKR FIK UNIMED 4. Usman Nasution, S.Pd, M.Pd, sebagai Sekretaris Jurusan PJKR FIK

UNIMED.

5. Bapak Dr. Indra Kasih M.Or, selaku Dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan nasehat selama proses penyusunan Skripsi ini berlangsung.


(6)

6. Dosen Pengarah I Bapak Dr. Suprayitno, M.Pd dan Pengarah II Ibu Eva Faridah , S.Pd, M.Or yang telah memberikan arahan dan membimbing penyelesaian skripsi ini.

7. Sabar Surbakti, S.Pd, M.Or, sebagai pembina IMKA FIK UNIMED yang telah memberikan, arahan, dan bimbingan, juga motivasi kepada penulis 8. Bapak /IbuDosen, Asisten Dosen, Staf administrasi dan perlengkapan di

lingkungan FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu penyelesaian Skripsi ini.

9. Terima kasih kepada Ibu Setinevi Arnesta Tondang, S.Pd kepala sekolah SLB C Karya Tulus Tuntungan yang telah memberikan izin melakukan observasi disekolah tersebut. Ibu Elfrida Br Sembiring, S.Pd selaku guru olahraga dan peserta didik Kelas III SLB C Karya Tulus Tuntungan yang telah menjadi objek penelitian.

10. Teristimewa penulis ucapkan kepada Ibu Herni Wati Br Munthe dan Ayah Alm Lakser Simanjorang yang telah memberikan kasih sayang, doa, serta memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Juga Kakak saya Sarma Luciana Br Manjorang , adik saya Ida Yati Br Manjorang, Nova Dahlia Br Manjorang , Yuni Sarah Br Manjorang ,dan Nelson Simanjorang yang juga memberikan semangat dan serta sebagai motivasi juga dorongan moral kepada penulis. .

11. Terima kasih saya ucapkan kepada saudara dan saudari saya Antara lain : Adi Pranata Perangin-angin , Andreas Tarigan , Andri Bawena Perangin-angin , Dea Valencia Tarigan , Ervan Purba , Erwin Sembiring , Ferdinand Edy S


(7)

Tarigan , Jessy Van Tomy Sitepu, Libra S.J Sembiring , Marno Purba , Rio March Tarigan , Yehezkiel Tarigan , Periaman Zai , Reza septa Prayuda , Ardi , Ema Febrianty Br Purba , Marissa Armiz dan Tri Herlina Br Damanik yang telah memberikan motivasi dan tenaganya dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Terima kasih saya ucapkan kepada semua kerabat dan sanak saudara yang tidak bisa saya ucapkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Juga tak lupa kepada saudara-saudari seperjuangan mahasiswa FIK UNIMED khususnya PJKR-C Reguler 2012, seluruh teman-teman PJKR 2012, kepada seluruh teman-teman, sahabat dan semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini dapat berguna bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri.

.

Medan , Maret 2017 Penulis

Liharson Simanjorang NIM. 6123311051


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 7

1.3Pembatasan Masalah ... 7

1.4Perumusan Masalah ... 8

1.5Tujuan Penelitian ... 8

1.6Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Teoritis ... 10

1. Hakikat Anak Tunagrahita, Hakikat Pembelajaran Adaptif, Pendidikan Jasmani Bagi Tunagrahita ... 10

a. Hakikat Anak Tunagrahita ... 10

b. Hakikat Pembelajaran Adaptif ... 16

c. Pendidikan Jasmani Bagi Tunagrahita ... 18

2 Hakikat Hasil Belajar ... 21

3 Hakikat Variasi Pembelajaran... 19

4 Belajar Gerak Dan Gerak Dasar Lokomotor ... 22

a. Belajar Gerak ... 22

b. Pengertian Gerak Dasar ... 24

c. Klasifikasi Keterampilan Gerak Dasar ... 25

d. Hakikat Gerak Dasar Lokomotor ... 26

a. Gerak Berjalan ... 28


(9)

c. Gerak Melompat... 32

e. Tujuan Pembelajaran Gerak Lokomotor ... 34

f. Hakikat Pendekatan Bermain ... 37

g. Hakikat Variasi Pembelajaran ... 40

1.Pengertian Variasi Pembelajaran ... 40

2.Tujuan Variasi Pembelajaran ... 42

3.Vasriasi Pembelajaran ... 43

B Kerangka Berpikir ... 48

C Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 51

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 51

D. Desain Penelitian ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 58

F. Teknik Analisis Data... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 63

B. Hasil Penelitian ... 64

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 84

B. SARAN ... 85


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi tunagrahita ... 11

Tabel 2.2. Tema-tema gerak dasar ... 25

Tabel 3.1 Langkah-langkah pembelajaran siklus 2 ... 57

Tabel 3.2. Portofolio hasil belajar gerak dasar lokomotor; Berjalan, berlari & melompat ... 60

Table 4.1 Daftar post tes nilai siklus I dan nilai siklus II ... 63

Table 4.2 Hasil post tes siklus I gerak dasar lokomotor ... 68

Table 4.3 Deskripsi hasil belajar siklus II ... 73

Table 4.4 perbandingan hasil belajar siklus I dan Siklus II ... 77


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gerakan berjalan kedepan ... 28

Gambar 2.2. Berjalan kesamping ... 28

Gambar 2.3. Latihan jalan mengarah pada lomba jalan cepat ... 30

Gambar 2.4. Berlari... 31

Gambar 2.5. Melompat dengan dua kaki ... 33

Gambar 2.6. Melompat dengan satu kaki ... 36

Gambar 2.7. Gerak berjalan kedepan 10 M ... 34

Gambar 2.8. Gerak berlari 10 M ... 35

Gambar 2.9. Gerak melompat ... 36

Gambar 2.10. Variasi berjalan diatas garis lurus sambil membawa bola ... 44

Gambar 2.11. Variasi berlari ... 45

Gambar 2.12. Variasi melompat ... 46

Gambar 2.13. Variasi melompat kardus sambil menyentuh bola pelastik ... 47

Gambar 3.1. Skema (PTK)... 52

Gambar 4.1 Diagram Silus I ... 68

Gambar 4.2 diagram siklus II ... 73

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan siklus I dan siklus II ... 78


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Siklus I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 87

Lampiran 2: Siklus II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 90

Lampiran 3: Lembar Observasi Guru siklus I... 95

Lampiran 4: Lembar Observasi Guru siklus II ... 98

Lampiran 5: Lembar Observasi Siswa siklus I ... 101

Lampiran 6: Lembar Observasi Siswa siklus II ... 103

Lampiran 7: Data tes siklus I hasil belajar gerak dasar lokomotor ... 105

Lampiran 8 : Reduksi nilai tes siklus I... 106

Lampiran 9 : Paparan nilai tes siklus I ... 107

Lampiran 10 : Rata-rata data hasil belajar siklus I ... 108

Lampiran 11 : Data tes siklus I hasil belajar gerak dasar lokomotor ... 109

Lampiran 12 : Reduksi nilai tes siklus II ... 110

Lampiran 13 : Paparan nilai tes siklus II ... 111

Lampiran 14 : Rata-rata data hasil belajar siklus II ... 112

Lampiran 15 : paparan perbandingan hasil belajar ... 113

Lampiran 16 : Susunan tim kepanitiaan pengambilan data penelitian ... 114


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi kehidupan yang akan datang hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang tua. Untuk mencapai keberhasilan ini, perlu dukungan dan partisipasi aktif yang bersifat terus menerus semua pihak. Pembangunan di bidang pendidikan adalah upaya yang sangat menentukan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia. Salah satu upaya itu adalah mewujudkan bentuk manusia Indonesia yang sehat, kuat terampil dan bermoral melalui pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media utama mencapai tujuan pembelajaran, adapun aktivitas utamanya adalah cabang-cabang olahraga.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya: memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani


(14)

2

olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik dan sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Kesegaran jasmani merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan kualitas manusia, pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai titik pangkal mendidik anak dan anak dipandang sebagai satu kesatuan jiwa raga. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani di sekolah identik dengan tujuan pendidikan. Istilah pendidikan jasmani berkembang sejak perjuangan fisik, dengan terbitnya Undang-undang No. 4 tahun 1950, memberikan landasan yang kuat pendidikan jasmani di sekolah. Dalam Bab VI pasal 9 tercantum: Pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya. Badan dan perkembangan jiwa merupakan satu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat lahir batin, diberikan kepada semua jenis sekolah.

Dari uraian di atas diharapkan dapat tercapai tujuan pendidikan jasmani. Olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan individu dan masyarakat yang mengutamakan peningkatan dan pemanfaatan fisik manusia. Olahraga adalah salah satu cara belajar mengenai dunia sekelilingnya dan diri sendiri oleh karena itu olahraga merupakan bagian integral dari pendidikan yang dapat memberikan sambungan yang berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya yang berlangsung seumur hidup.


(15)

3

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi besar untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat tercapai, jika materi-materi dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan diajarkan dengan baik dan benar. Menurut

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)(2007: 20) bahwa, “Ruang Lingkup mata

pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek: permainan

olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik dan kesehatan”. Mengingat pentingnya jasmani yang kuat agar dapat melaksanakan tugas sehari-hari maka pendidikan jasmani menjadi kunci bagi peningkatan kemampuan jasmani di sekolah. Mutu, kesuksesan dan keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani sangat dipengaruhi unsur-unsur antara lain: guru sebagai unsur utama, siswa, kurikulum, tujuan, metode, sarana dan prasarana, penilaian dan suasana kelas. Pendidikan jasmani di sekolah juga mempunyai peranan penting diantaranya: memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.

Menurut Lawson (1981) yang dikutip Ardiansyah (2009:1) menyatakan bahwa tujuan penjas adalah

1) Memberi kesempatan siswa belajar bergerak secara terampil dan cekatan.

2) Memberi kesempatan siswa untuk memahami berbagai pengaruh dan akibat

keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang menggembirakan.

3) Membantu siswa untuk memadukan keterampilan baru yang dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.

4) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan secara rasional.


(16)

4

Pendidikan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi setiap manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 diamanatkan bahwa setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar seseorang untuk meningkatkan kualitas pribadi baik secara jasmani maupun rohani. Dengan adanya pendidikan yang merata akan melahirkan bangsa yang maju, adil dan makmur.

Maka dari itu hendaknya pemerintah menghimbau masyarakat agar mengenyam pendidikan WAJAR 9 TAHUN (wajib belajar 9 tahun). Pemerataan pendidikan juga harus bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat yang mempunyai kelainan atau disebut anak berkebutuhan khusus (ABK) maupun yang normal. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 5 Ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Warga negara yang berkelainan juga telah disebutkan dalam Pasal 5 ayat 2, yang menyebutkan bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

Dengan demikian berarti anak-anak yang dengan kebutuhan khusus seperti, tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras dan anak-anak berkesulitan belajar juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Seyogyanya, agar semua anak berkebutuhan pendidikan khusus dapat ditampung di SLB. Salah satu penyebab masih terbatasnya jumlah SLB adalah biaya operasional yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah biasa/reguler. Selain itu SLB yang ada


(17)

5

biasanya berlokasi di ibu kota propinsi, kabupaten/kota, padahal anak berkebutuhan pendidikan khusus tersebar di daerah yang sulit dijangkau.

Salah satu sekolah yang menyediakan program bagi anak berkebutuhan khusus adalah SLB-C Karya Tulus. Sesuai dengan kode yang tertera pada nama sekolah , bahwa sekolah ini dikhususkan bagi anak tuna grahita. Letak sekolah ini ada di desa Namopecawir , Dsn.III Tuntungan II , Kec.Pancur Batu. Dengan situasi yang aman dan keberadaannya sangat didukung oleh masyarakat sekitar . luas tanah sekitar 1 hektar. Sehingga anak-anak memiliki lokasi bermain yang luas dan cocok untuk keterampilan beternak dan berkebun.

Dari hasil Observasi yang dilakukan di SLB-C Karya Tulus yang telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016, peneliti melihat dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang kurang mau mengikuti gerakan yang dilakukan oleh gurunya dan sebagian dari mereka ada yang tidak mau untuk melakukan sama sekali, selain susahnya mengambil perhatian mereka dan guru tersebut kurang menarik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Khususnya untuk materi gerak dasar lokomotor sehingga membuat anak tunagrahita mengalami kejenuhan atau bosan.

Khususnya untuk siswa – siswi di SLB-C Karya Tulus ini juga tidak terdapat tenaga pengajar secara khusus yang membidangi olahraga sehingga menjadi salah satu hambatan dalam menjalankan kegiatan pembelajaran penjaskes secara optimal. Dampak dari hal tersebut, maka siswa belum mendapatkan pembelajaran khusus yang dapat merangsang kemampuan gerak dasar pada anak tunagrahita, begitupun juga dengan kemampuan gerak dasar lokomotor berupa berlari, berjalan dan melompat.


(18)

6

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk memberikan solusi dalam menyampaikan materi pembelajaran gerak dasar lokomotor dengan variasi pembelajaran berjalan, berlari dan melompat melalui pendekatan bermain yang peneliti beri nama permainannya circuit training games. Yaitu membuat pos dan menentukan variasi permaina do setiap pos. Pos pertama yaitu berjalan sambil membawa bola warna warni lalu memasukkan kedalam keranjang. Pos kedua berlari sambil memindahkan bola dari satu tempat ketempat yang lainnya. Pos ketiga melompat kotak. Pos keempat melompat kardus sambil menyentuh bola pelastik yang telah digantung.

Penerapan variasi pembelajaran dilakukan melalui pendekatan bermain tentang pelajaran pendidikan jasmani terhadap anak tunagrahita di harapkan akan meningkatkan minat siswa terhadap bidang studi pendidikan jasmani. Khususnya pada materi pelajaran gerak dasar lokomotor karena dengan pendekatan bermain anak akan lebih ceria dan aktif melakukannya. Untuk itu saya ingin menuahkan bentuk pembelajaran ini kedalam sebuah penelitian untuk mendapat dan mengetahui nilai.

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang peningkatan hasil belajar gerak dasar lokomotor ( berjalan, berlari dan melompat ) di Sekolah tersebut dengan pendekatan bermain dalam satu kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik menjadikan sebuah judul penelitian yaitu,

PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN GERAK LOKOMOTOR DI KELAS III SLB-C KARYA TULUS TAHUN AJARAN 2016/2017


(19)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan gerak dasar anak tunagrahita. Adapun masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Faktor – faktor yang dapat menarik minat anak tunagrahita dalam belajar gerak dasar lokomotor

b. Penerapan variasi pembelajaran dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar gerak dasar lokomotor anak tunagrahita

c. Menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lokomotor

1.3 Pembatasan Masalah

Agar terhindar dari pemahaman yang salah dalam melakukan penelitian ini, maka perlu kiranya menentukan pembatasan masalah pada hal-hal yang pokok saja untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain terhadap hasil belajar gerak dasar lokomotor pada anak tunagrahita SLB Karya Tulus Tahun Ajaran 2016/2017


(20)

8

1.4 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan kenyataan yang ada di lapangan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

 Apakah dengan penerapan variasi pembelajaran dapat meningkatkan gerak lokomotor di kelas III SLB-C Karya Tulus tahun ajaran 2016/2017?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah

 Untuk mengetahui apakah dengan penerapan variasi pembelajaran dapat meningkatkan gerak lokomotor anak kelas III SLB-C Karya Tulus.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teiritis

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan penulis sebagai pendidik mengenai pembelajaran penjasorkes di sekolah luar biasa.

2. Bagi civitas akademika, dapat digunakan sebagai wahana tambahan referensi dan bahan kajian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.

1.6.2 Manfaat Praktis 1. Siswa

Memberikan sumbangan bagi siswa mengenai sistem pembelajaran yang menarik untuk anak berkebutuhan khusus dengan harapan dapat memberi suasana baru dalam sistem pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi.


(21)

9

2. Guru

a) Memperbaiki kinerja guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam proses pembelajaran.

b) Memberikan masukan kepada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam melakukan pendekatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan mengajar.

3. Sekolah

a) Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil guna peningkatan hasil mutu belajar.

b) Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk pelajaran pendidikan jasman i olahraga dan kesehatan.


(22)

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil belajar siswa adanya peningkatan proses hasil belajar gerak dasar lokomotor dengan menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain pada siklus I, setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik gerak dasar lokomotor masih rendah. Dimana pada tes hasil belajar I didapat hasil penelitian yaitu persentase nilai rata-rata setelah dikofersikan sebesar 64,05 serta tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar 37,05% namun belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yang diharapkan yaitu 85%, dapat dilihat pada tabel 4.2.

Sedangkan pada siklus II, setelah tes hasil belajar II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar II secara klasikal sudah meningkat yaitu diperoleh hasil penelitian dengan persentase nilai rata-rata setelah dikonfersi sebesar 71,85 serta tingkat ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 87,5%. Ini berarti terlihat ada peningkatan dari siklus ke siklus, yang dapat dilihat pada tabel 4.3.

Berdasarkan dari kesimpulan diatas bahwa dengan menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak lokomotor anak tunagrahita di SLB-C Karya Tulus Tahun Ajaran 2016/2017.


(23)

85

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru pendidikan jasmani khususnya SLB-C Karya Tulus untuk dapat menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam meningkatkan proses pembelajaran dengan materi yang disesuaikan dalam penjas karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

2. Kepada guru SLB yang tidak membidangi kompetensi penjas, agar lebih meningkatkan kompetensi nya. Agar anak berkebutuhan khusus memdapatkan hak belajar yang sama seperti anak normal pada umumnya.

3. Kepada teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan media-media lain yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran.

4. Dapat digunakan untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini sehingga permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penelitian ini dapat terjawab dan teratasi.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma (1996), Pendidikan Jasmani Adaptif, Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Sekolah 6 Dasar Luar Biasa Tunagrahita Sedang (SDLB-C), Jakarta: Depdiknas dan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Djamarah, Bahri & Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Dhelpie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita, Bandung: PT. Refika Aditama. Hamalik, Oemar. (1999). Proses belajar Mengajar, Bumi Aksara

Hurlock, Elzabeth B. (1978). Perkembangan Anak (Jilid 1), Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, Rusli. (2005). Psikologi Pendidikan Jasmani dan Olahraga PLB, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik,Oemar, (1999), Proses belajar Mengajar, Bumi Aksara

Ibrahim, Rusli (2005). Psikologi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga PLB, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Kristiyanto, Agus (2010). Penelitian Tindakan kelas Dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Jakarta: Sebelas Maret University press.

Matakupan, J. (1996). Bimbingan Belajar Olahraga, STO, Jakarta. Muhadjir. (2007). Bugar Jasmaniku, Jakarta: Ganeca Exact


(25)

87

N.Kerlinger, Fred. (1990). Asas Asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press

Muhadjir (2007). Bugar Jasmaniku . Jakarta: Ganeca Exact

Sagala, Syaiful (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung : CV alfabeta. Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik,

Bandung: Nusa Media.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta: Rhineka Cipta

Sunardi dan Sunaryo. (2007). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus, Jakarta: Depdiknas.

Sudjana. (2015). Metode Statistika, Bandung: PT.Tarsito Bandung.

Suryosubroto B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka cipta, Syarifuddin, Aip. (1992). Arletik, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Tarigan, Beltasar. (2000). Penjaskes Adaptif, Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.


(1)

1.4

Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan kenyataan yang ada di lapangan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Apakah dengan penerapan variasi pembelajaran dapat meningkatkan

gerak lokomotor di kelas III SLB-C Karya Tulus tahun ajaran

2016/2017?

1.5

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, tujuan dari penelitian tindakan

kelas ini adalah

Untuk mengetahui apakah dengan penerapan variasi pembelajaran dapat

meningkatkan gerak lokomotor anak kelas III SLB-C Karya Tulus.

1.6

Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teiritis

1.

Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan penulis sebagai pendidik

mengenai pembelajaran penjasorkes di sekolah luar biasa.

2.

Bagi civitas akademika, dapat digunakan sebagai wahana tambahan referensi

dan bahan kajian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan.

1.6.2 Manfaat Praktis 1. Siswa


(2)

9

2.

Guru

a)

Memperbaiki kinerja guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dalam proses pembelajaran.

b)

Memberikan masukan kepada guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan dalam melakukan pendekatan yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam kegiatan mengajar.

3.

Sekolah

a)

Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil

guna peningkatan hasil mutu belajar.

b)

Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk

pelajaran pendidikan jasman i olahraga dan kesehatan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil belajar siswa adanya peningkatan proses hasil belajar gerak

dasar lokomotor dengan menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan

bermain pada siklus I, setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal

siswa dalam melakukan teknik gerak dasar lokomotor masih rendah. Dimana pada tes

hasil belajar I didapat hasil penelitian yaitu persentase nilai rata-rata setelah

dikofersikan sebesar 64,05 serta tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar 37,05%

namun belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yang diharapkan yaitu

85%, dapat dilihat pada tabel 4.2.

Sedangkan pada siklus II, setelah tes hasil belajar II dapat dilihat bahwa

kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar II secara klasikal sudah

meningkat yaitu diperoleh hasil penelitian dengan persentase nilai rata-rata setelah

dikonfersi sebesar 71,85 serta tingkat ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar

87,5%. Ini berarti terlihat ada peningkatan dari siklus ke siklus, yang dapat dilihat

pada tabel 4.3.


(4)

85

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1.

Kepada guru pendidikan jasmani khususnya SLB-C Karya Tulus untuk dapat

menggunakan variasi pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam

meningkatkan proses pembelajaran dengan materi yang disesuaikan dalam penjas

karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

2.

Kepada guru SLB yang tidak membidangi kompetensi penjas, agar lebih

meningkatkan kompetensi nya. Agar anak berkebutuhan khusus memdapatkan

hak belajar yang sama seperti anak normal pada umumnya.

3.

Kepada teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan media-media lain yang

bisa digunakan dalam proses pembelajaran.

4.

Dapat digunakan untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini sehingga

permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penelitian ini dapat terjawab dan

teratasi.


(5)

Akademik

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

Sekolah 6 Dasar Luar Biasa Tunagrahita Sedang (SDLB-C), Jakarta: Depdiknas dan

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Djamarah, Bahri & Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Dhelpie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita, Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (1999). Proses belajar Mengajar, Bumi Aksara

Hurlock, Elzabeth B. (1978). Perkembangan Anak (Jilid 1), Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, Rusli. (2005). Psikologi Pendidikan Jasmani dan Olahraga PLB, Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik,Oemar, (1999), Proses belajar Mengajar, Bumi Aksara

Ibrahim, Rusli (2005). Psikologi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga PLB, Jakarta :

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional


(6)

87

N.Kerlinger, Fred. (1990). Asas

Asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga, Gadjah Mada

University Press

Muhadjir (2007). Bugar Jasmaniku . Jakarta: Ganeca Exact

Sagala, Syaiful (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung : CV alfabeta.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik,

Bandung: Nusa Media.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi,

Jakarta: Rhineka Cipta

Sunardi dan Sunaryo. (2007). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus, Jakarta:

Depdiknas.

Sudjana. (2015). Metode Statistika, Bandung: PT.Tarsito Bandung.

Suryosubroto B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka cipta,

Syarifuddin, Aip. (1992). Arletik, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Tarigan, Beltasar. (2000). Penjaskes Adaptif, Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.