Analisis persepsi pemangku kepentingan dan strategi pengembangan terminal dan pasar laladon di Kabupaten Bogor

ANALISIS PERSEPSI P E W G K U KEPENTINGAN
DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
TERMINAL DAN PASAR LALADON
DI KABUPATEN BOGOR

NITA SARI TARIGAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:

ANALISIS PERSEPSI P E W G K U KEPENTINGAN DAN
STRATEGS PENGEMBANGAN TERMINAL DAN PASAR LALADON
DI KABUPATEN BOGOR
adalah benar merupakan hasil karya penulis dan belum pernah dipublikasikan
sebelumnya. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telab dinyatakan

secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Mei 2007

Nita Sari Tarigan
NRP: A155040021

ABSTRAK
NITA SARI TARIGAN, Analisis Persepsi Pemangku Kepentingan dan Strategi
Pengembangan Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor (Isang
G o ~ ~ a r s y asebagai
h
Ketua dan D. S. Priyarsono sebagai Anggota Komisi
Pembimbing).
Sejak berdirinya pada tahun 2002 hingga kini operasional terminal dan pasar
Laladon belumlah optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa persepsi
peinangku kepentingan ~nengenaipendirian terminal dan pasar Laladon: alternatif
pemanfaatan dan strategi pengembangannpa. Alat analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif, proses hierarki analitis (PHA), dan SWOT. Hasil analisis
persepsi menunjukkan bahwa pemangku kepentingan secara umum setuju dengan

pendirian terminal dan pasar Laladon. Tetapi mayoritas masyarakat tidak
memahami isi dari konsep kebijakan penataan trayek angkutan melalui terminal
dan pasar Laladon. Altematif pemanfaatan yang disepakati adalah pengoptimalan
fungsi terminal dan pasar Laladon, dengan strategi utama penegakan peraturan
penataan trayek angkutan dengan meningkatkan koordinasi antara Pemerintah
Kabuapaten Bogor dan Pemerintah Kota Bogor.
Kata kunci: terminal dan pasar Laladon, persepsi, strategi.

O Hak cipta milik IPB, tahun 2007

Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip datr nzenzperbarzyak tattpa izin tertrdis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalanz
bentuk apa pun, baik cetak,fotokopi, microfim dan sebagainya

ANAJLISIS PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN
DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
TERMINAL DAN PASAR LALADON
DI KABUPATEN BOGOR


NITA SAW TARIGAN

Tesis
Sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu - I!mu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

Judul Penelitian

: Analisis Persepsi Pemangku Kepentingan dan Strategi

Pengembangan Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor
Nama Mahasiswa

: Nita Sari Tarigan


Nomor Pokok

: A155040021

Program Studi

: Ilmu - Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan

Perdesaan (PWD)

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. I;. I). S. Priyarsono
Anggota

Prof. Ir. Isang Gonarsvah, Ph. D
Ketua


Mengetahui
Ketua Program
Studi Ilmu - Ilmu
Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Perdesaan

Tanggal Ujian: 14 Mei 2007

Dekan Sekolah Pascasarjana

Tanggal Lulus:

3 O MAY *Oo7

PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan k m i a Nya sehingga penulisan tesis berjudul "Aiialisis Persepsi Pemangku Kepentingan
darz Strntegi Pertgembaitgun Terminal dan Pasar Laladoit di kabupaten Bogor"
dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini saya menyrunpaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar - besanlya kepada Prof. Ir. Isang Gonarsyah, Ph.D dan Dr.
Ir. D. S. Priyarsono telah bersedia menjadi komisi pemhimbing yang mencurahkan

waktu, pemikiran serta sabar memheri pengarahan dan masukkan bagi kelengkapan
penulisan. Dan juga terima kasih kepada Dr. Ir. Setia Hadi, MS sebagai penguji l u x
komisi yang memberi masukan bagi kelengkapan penulisan ini.
Terimakasih kepada Pemerintah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Yayasan Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen yang telah memberi izin,
rekomendasi dan biaya selarna Penulis mengikuti pendidikan di Institut Pertanian
Bogor (IPB). Terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Bogor, DPRD Kabupaten
Bogor, Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, DLLAJ Kota Bogor, Bappeda
Kabupaten Bogor dan pihak lain yang telah bekejasama dalam penelitian ini.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Ayahanda H. Mohd. Azis Tarigan,
SH dan bunda Hj. Dahliana Marzuki dan semua keluarga (Tety M. Tarigan, S.H,
M.Kn, Noer Budi S Tarigan, SKM, Bd. Dina A Tarigan, T. SST, Indra M Tarigan,
Suralman Saragih T, S.Pd, Wina SE dan Fahmi Saragih T) atas dukungan moril dan
doanya yang tak terhatas. Semoga Allah senantiasa memberi kelimpahan ridho dan
keberkahan setiap langkah kira. Kepada saudaraku PWD 2004 ( m pipit, k rita, te2h
ied, m dona, eniRawan, ayah qosdus, p rizal, p ichan, aziz, paman basri, irl, aan, toni,
hatta) terimakasih atas semua kehersamaan dan goresan perjalanan episode hidup
yang pemah kita laiui, setiap kenangan canda tawa dan pernak pemik perkuliahan
akan selalu teringat dalam ingatan. Serta m elva, bang askar, bu utari, p yunus, b fadli,
Rina, albert, Penghuni Alyesha Cs, terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya

dan rekan - rekan PWD laimya. Sukses buat kita semua. I will miss u all.. ..
Penulis menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis sehingga dalam
penelitian ini mungkin masih hanyak kekurangan. Semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Bogor, Mei 2007
Nita Sari Tarigan

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahir pada tanggal 18 Desember 1981 di Medan, propinsi Sumatera
Utara. Penulis adalah putri ke empat dari lima bersaudara dari keluarga Bapak I-I.
Mohd. Aziz Tarigan, SH dan Ibu Hj. Dahliana Marzuki. Penulis nlenyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri 064037 Medan pada tahun 1993, Sekolah
Menengah Pertama Negeri 25 Medan pada 1996, Sekolah Menegah Umum Negeri 3
Medan pada tahun 1999, dan menamatkan pendidikan s l di Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh pada tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai Dosen Tetap
Yayasan Almuslim Peusangan pada Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Kabupaten Bireuen. Pada tahun 2004 juga penulis melanjutkan pendidikan di Progran
Studi Ilmu - Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan, Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.


DAFTAR IS1
Halaman

...
...................
.

DAFTAR IS1 ............ ...................................................... .......
DAFTAR TABEL
........
.........
DAFTAR GAMBAR ............... ........... ...............
..................
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
BAB I

............

....................

......

PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang.. ....................................................
1.2.
Pemmusan Masalah
................................................
..
1.3.
Tujuan Penelltlan... ......... ................ .......................
..
1.4.
Manfaat Penellt~an... ......... .......................................

BAB I1

TINJAUAN PUSTAKA...................................................

BAB I11


METODOLOGI PENELITIAN
..
3.1
Kerangka Pemlhran ..............................................
3.2
Metode Analisis ... ... ........... ....................................
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... ............................
3.2.2 Sumber dan Jenis Data ......... ... ....................................
3.2.3 Metode Pengambilan Sarnpel..............................
3.2.4 Model Analisis
3.2.4.1 Analisis Deskriptif .........................................
3.2.4.2 Proses Hierarki Analitis ... ...... ... ...........
3.2.4.3 Analisis SWOT. .. ....................................
3.2.5 Defenisi Operasional Variabel

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1

Ganbaran Umum Wilayah.. ....... ...... ...... ...... ........ ......
4.1.1 Kondisi Fisik .............................................
4.1.2 Kondisi Ekonomi ..........................................
Kondisi dan Moda Transportasi.. .................................
4.2
4.2.1 Pola Pergerakan Penurnpang.. .............................
4.2.2 Trip Rate Penduduk dan Komposisi Penggunaan Moda
Kabupaten Bogor ...........................................
4.2.3 Karateristik Pejalanan
4.2.4 Permasalahan Transportasi di Kabupaten Bogor.. ......
4.2.4.1 Pennasalahan Jaringan Jalan .....................
4.2.4.2 Permasalahan Jaringan Pelayanan ...............
4.2.4.3 Permasalahan Pelayanan Operasional
Angkutan .........: ..................................
Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor ..................
4.3

i
iii
vii
ix
x

1
3

6
7

8

BAB V
5.1
5.2

BAB VI
6.1
6.2

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan Penentuan Lokasi Terminal Penumpang ...........
Perencanaan Penentuan Terminal Penumpang .......................
5.2.1 Dasar Hukum Penetapan Lokasi dan Kelas Terminal..
5.2.2 Konsep Perencanaan Lokasi Terminal Penumpang ....
5.2.3 Perencanaan Lokasi Temlinal Berdasarkan RTRW
Kabupaten Bogor ..........................................
5.2.4 Perencanaan Lokasi Terminal Berdasarkan Kondisi
. .
Eksist~ng.....................................................................
5.2.5 Perencanaan Lokasi dan Kelas Terminal ...................
Persepsi Masyarakat Terhadap keberadaan Temiinal dan
Pasar Laldon di Kabupaten Bogor ..........................................
5.3.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Serdirinya Terminal
dan Pasar Laldon di Kabupaten Bogor ..................
5.3.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Konsep Penataan
Trayek Tenninal dan Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor ........................................................
Hirarki "Manfaat" dan "Biaya" Pemanfaatan Terminal Dan
Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor ..............................
5.4.1 Dampak Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal Dan
Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor ......................
5.4.2 Dampak Negatif "Biaya" Berdirinya Terminal Dan
Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor ......................
5.4.3 Altematif Pemanfaatan Terminal Dan Pasar Laladon
Berdasarkan Rasio Manfaat "Dampak Positif' d m
Biaya "Dampak Negatir' Berdirinya Terminal Dan
Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor ......................
Strategi dan Aralian Pemanfaatan Terminal dm Pasar
Laladon di Kabupaten Bogor ......................................
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ..................................................................................
Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

Tabel 3

Route trayek angkutan dari Kabupaten Bogor ke Kota
Bogor ............................................................
Konsep penataan jumlah trayek antara terminal
Laladon dan terminal Bubulak ...........................
Sebaran jumlah responden ....................................

Tabel 4

Matriks perbandingan/komparasi berpasangan ......

Tabel 5

Matriks perbandingan berpasangan

Tabel 6

Formula matriks pendapatan individu ...................

Tabel 7

Diagram matrik SWOT ..........................................

Tabel 8

Matriks pendekatan studi ......................................

Tabei 9

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor .....

.......................

Tabel 11 Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor
berdasarkan lapangan usaha ................................
Persentase PAD terhadap PDRB Kabupaten Bogor
Trip rate wilayah Kabupaten Bogor tahun 2002 ..
Komuter ailtar wilayah DKI - Bodetabek tahun 2000
Tabel 14 Regulasi pemerintah mengenai penetapan lokasi dan
klas terminal ................................................
Tabel 15 Karakteristik kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor
Tabel 16 Rencana lokasi dan klas terminal menurut RTRW
Kabupaten Bogor sampai tahun 2009 ......
Rencana lokasi dan klas terminal di Kabupaten Bogor
Hasil persepsi masyarakat terhadap persetujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon di Kabupaten
Rogor ...
Ilasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adaiah untuk
peningkatan pada Kabupaten Bogor .....................

3

Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten
Bogor ......................................................................
Hasil persepsi masparakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah untuk
pengembangan
wilayah
Kabupaten
Bogor ......................................................................
Hasil persepsi masparakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah untuk
pertumbuhan ekonomi dan jasa di Kabupaten
Bogor ......................................................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah tersedianya
fasilitas terminal dan pasar di Kabupaten
Bogor ......................................................................
Tabel 24 Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adaleh untuk
mengurangi
kemacetan
di
Kabupaten
Bogor ......................................................................
Hasil persepsi nlasyarzkat terhadap penyebab belum
optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belum
tegaknya
peraturan
penataan
trayek
angkutan................ :...................................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum
optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah lokasi
yang tidak strategis .................................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum
optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah kurang
partisipasinya masyarakat .............................
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum
optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah
susahnya mendapat angkutan yang menuju terminal
dan pasar Laladon .....................................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap pengenalan
angkutan yang akan memasuki terminal dan pasar
Laladon ....................................................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum
optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belum
lengkapnya produk di pasar Laladon ........................
Hasil persepsi masyarakat terhadap perlu tidaknya
terminal dan pasar Laladon dipertahankan untuk
masa yang akan datang ..............................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap solusi keberadaan
terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan
datang.......................................................

Pengetahuan kebijakan penataan trayek di terminai
Laladon ....................................................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap diberlakukannya
kebijakan
konsep
penataan
trayek
angkutan ...................................................................
Hasil persepsi masyarakat terhadap kinerja aparat
pemerintah ..................................................................
Sun~berinfonnasi yang diperoleh masyarakat untuk
mengetahui adanya kebijakan penataan trayek
angkutan di terminal Laladon .....................................
Cara pengecalan masyarakat terhadap angkutan yang
akan
memasuki
terminal
Laladon ......................................................................
Waktu
masyarakat
menggunakan
terminal
Laladon ......................................................................
Rekapitulasi Hasil analisis pendapat gabungan
perumus kebijakan dalam penentuan faktor yang
berpengaruh terhadap "manfaat" berdirinya terminal
dan pasar Laladon ......................................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap pemilihan kriteria yang paling berpengaruh
dari faktor "manfaat" berdirinya terminal dan pasar
Laladon .....................................................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap stakeholder yang bertanggungjawab pada
faktor "manfaat" berdirinya terminal dan pasar
Laladon ...................................................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap kriteria stakeholder 9emei.i~tah yang
bertanggungjawab pada faktor "manfaat" berdirinya
terminal dan pasar Laladon ........................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap
kriteria
stakeholder swasta yang
bertanggungjawab pada faktor "manfaat" berdirinya
terminal dan pasar Laladon .......................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap kriteria stakeholder masyarakat yang
bertanggungjawab pada faktor "manfaat" berdirinya
terminal dan pasar Laladon .......................................
Tabel 45 Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap alternatif pemanfaatan menurut stakeholder
dari "manfaat" berdirinya terminal dan pasar Laladon

Rekapitulasi hasil analisis pendapat gabungan
perumus kebijakan dalam penentuan faktor yang
berpengaruh terhadap "biaya" berdirinya terminal
dan pasar Laladon .......................................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakzn
terhadap pemilihan kriteria yang paling berpengaruh
dari faktor "biaya" berdirinya terminal dan pasar
Laladon ......................................................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap stakeholder yang bertanggungjawab pada
faktor " biaya" berdirinya terminal dan pasar Laladon
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap kriteria stakeholder pemerintah yang
bertanggungjawab pada faktor "biaya" berdirinya
termina! dan pasar Laladon ........................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap kriterie stakeholder swasta
yang
bertanggungjawab pada faktor "biaya" berdirinya
terminal dan pasar Laladon ........................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap kriteria stakeholder masyarakat yang
bertanggungjawab pada faktor "biaya" berdirinya
terminal dan pasar 1;aladon.........................................
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan
terhadap alternatif pemanfaatan menurut stakeholder
dari "biaya" berdirinya terminal dan pasar Laladon ...
alternatif pemanfaatan terminal dan pasar Laladon di
Kabupaten Bogor berdasarkan rasio manfaat
"dampak
positif'
dan
biaya
"dampak
negati f'................
......................................................
EFAS dan IFAS pemanfaatan terminal dan pasar
Laladon di Kabupaten Bogor ....................................
Formulasi strategi pemanfaatan terminal dan pasar
Laladon di Kabupaten Bogor .........................
Alternatif strategi dalam SWOT pemanfaatan
terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor ...

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1

Peta lokasi industri, sekolahan di sekitar jalan dramaga
raya....................................................................................
Gambar 2
Kerangka pemikiran secara urnum dalam analisis persepsi
dalam pengembangan pemanfaatan terminal dan pasar
Laladon di Kabupaten Bogor ......................
Gambar 3
Pendekatan operasional analisis persepsi masyarakat
terhadap terminal dan pasar Laladon di Kabupaten
Bogor ................................................................
Gambar 4
Letak lokasi penelitian, terminal dan pasar Laladon
Kabupaten Bogor .................................................................
Gambar 5
Komposisi penggunaan moda di Kabupaten Bogor iahun
2002 .....................................................................................
Gambar 6.
Rekayasa lalulintas yang diharapkan dari berdirinya
terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor ...............
Gambar 7
Alur penyediaan sarana dan prasarana terminal
penumpang ..........................................................................
Gambar 8
Koneksitas
antar
kecamatan
di
Kabupaten
Bogor ...................................................................................
Gambar 9
Konsep perencanaan route dan lokasi penumpang di
Kabupaten Bogor ...............................................................
Gambar 10 Rer~canalokzsi terminal mencrut RTRW Kabupten Bogor
sampai tahun 2009 .............................................................
Gambar 11 Lokasi terminal eksisting di Kabupaten Bogor .................
Gambar 12. Penetapan terminal kelas di Kabupaten Bogor ....................
Gambar 13 Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap persetujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon ...
Gambar 14 Grzfik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk
meningkatkan pad Kabupaten Bogor .........................
Gambar 15 Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Bogor ....
Gambar 16 Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk
pengembangan wilayah Kabupaten Bogor ...............
Gambar 17 Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk
pertumbuhan ekonomi dan jasa Kabupaten Bogor ......

5

Gambar 18

Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon adalab tersedianya
fasilitas terminal dan pasar Laladon di Kabupaten
Bogor ......................
Gambar 19 Grafii persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan
berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk
menghindari kemacetan di Kabupaten Bogor ....................
Gambar 20 Grafik persenrase persepsi masyarakat terhadap penyebab
belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belum
tegaknya peraturan angkutan ...............
Gambar 21. Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab
belum optimalnya terminal dan pasar Lzladon adalah lokasi
yang tidak strategis.....................
Ganlbar 22 Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab
belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah
kurangnya partisipasi masyarakat ...................................
Gambar 23 Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab
belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah
susahnya mendapat angkutan yang menuju terminal
Laladon .........
Gambar 24 Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap mengenal
angkutan yang akan memasuki terminal Laladon .............
Gambar 25. Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab
belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belum
lengkapnya produk di pasar Laladon .....................
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap perlu
tidaknya mernpertahankan keberadaan terminal dan pasar
Laladon ................................
Gainbar 27 Grafik persenrase peisepsi masyarakat terhadap aiternatif
solusi keberadaan terminal dan pasar Laladon .............
persentase
persepsi
masyarakat
terhadap
Gambar 28 Grafik
pengetabuan kebijakan penataan trayek di terminal Laladon

.............
Gambar 29
Gambar 30
Gambar 31

Gambar 33

Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap kebijakan
konsep penataan trayek angkutan ..................
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap kinerja
aparat pemerintah ..............................................
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap sumber
informasi tentang kebijakan penataan trayek angkutan
terminal Laladon ...............................
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap cara
pengenalan angkutan yang akan memasuki terminal
Laladon
Grafik persepsi masyarakat terhadap waktu penggunaan
terminal Laladon ................................................................

DAFTAR ISTILAH
TPL

Terminal dan Pasar Laladon

STL

Sopir tidak terminal Laladon

SL

Sopir Laladon

PTL

Penumpang tidak terminal Laladon

PL

Penumpang Laladon

PBL

Pembeli pasar Laladon

PDL

Pedagang Laladon

May

Masyarakat sekitar terminal dan pasar Laladon

DAFTAR LAMPiRAN
Lampiran 1.

Garnbar Hierarki Altematif Pemanfaatan Terminal dan Pasar
Laladon Berdasarkan Dampak Positif "Manfaatt' Berdirinya
Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor

Lampiran 2.

Garnbar Hierarki Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon
Berdasarkan Kerugian "Dampak NegaW
Berdirinya
Terminal dan Pasar Lalzdon di Kabupaten Bogor ..................

Lampiran 3.

Lembaran Kuisioner Persepsi Masyamkat Terhadap
Berdiinya Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor.. .................................................................

Lampiran 4.

Lzmbaran Kuisioner Persepsi Masyarakat terhadap Konsep
Penataan Trayek di Terminal dan Pasar Laladon di
Kabupaten Bogor.....................................................................

Lampiran 5.

Lembaran Kuisioner PHA Persepsi Stakeholders Dalam
Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon berdasarkan
Dampak Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal dan Pasar
Laladon di Kabupaten Bogor....................................................

Lampiran 6.

Lembaran Kuisioner PHA Persepsi Stahholders Dalam
Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon berdasarkan
Dampak Negatif "Biaya" dari belum optimalnya Terminal
dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.........................-- .........

Lampiran 7.

Nilai Bobot PHA Aspek Yang Berpengaruh Dari Dampak
Positif "Manfaat" Berdiinya Terminal & Pasar Laladon di
Kabupaten Bogor ....................................................

Lampiran 8.

Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Ekonomi Dari Positif
Dampak Positif "Manfaat" Berdiinya Terminal & Pasar di
Kabupaten Bogor ....................................................

Lampiran 9.

Nilai Bobot PHA Kriteria Asp& Ligkungan Dari Positif
Dampak Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal & E'asar
Laladon di Kabupaten Bogor ......................................

Lampiran 10. Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Sosial dari Dampak Positif
"Manfaat" Berdiiya Terminal & Pasar Laladon di
Kabupaten Bogor ...................................................

Hal
114

Lampiran 11. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada
Aspek Ekonomi Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" dari
Berdiiya Terminal & Pasar di Kabupaten Bogor. .............
Lampiran 12. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada
Aspek Lingkungan Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat"
dari Berdirinya Terminal&Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor .................................;................................
Lampiran 13. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada
Aspek Sosial Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" ddari
Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor. ..
Lampiran 14. Nilai Bobot PHA Stakeholder Pemerintah yang
Bertanggungjawab Terhadap Dampak Positif "Manfaat" dari
Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. .
Lampiran 15. Nilai Bobot PHA Stakeholder Eksekutif
yang
Bertanggungjawab Pada Dampak Positif "Manfaat" dari
Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor...
Lampiran16. Nilai
Bobot
PHA
Stakeholder
Swasta
Yang
Bertanggungjawab Terhadap Dampak Positif "Manfaat" dari
Berdiiya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. .
Lampiran 17. Nilai Bobot PHA Stakeholder Masyarakat
Yang
Bertanggungjawab Terhadap Dampak Positif "Manfaat" dari
Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. .
Lampiran 18. Nilai Bobot PHA Altematif Pemanfaatan Terminal & Pasar
Laladon Berdasarkan Kepentingan Pemerintah Dari Dampak
Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di
Kabupaten Bogor ....................................................
Lampiran 19. Nilai Bobot PHA Altematif Pemanfaatan Terminal & Pasar
Berdasarkan Kepentingan Swasta Dari Dampak Positif
"Manfaat" Berdiiya Terminal & Pasar Laladon di
Kabupaten Bogor.. ...................................................
Lampiran 20. Nilai Bobot PHA Alternatif Pemanfaatan Terminal & Pasar
Laladon Berdasarkan Kepntingan Masyarakat Dari Dampak
Positif "Manfaat" Berdiiya Terminal & Pasar Laladon di
Kabupaten Bogor ....................................................

Lampiran 21. Nilai Bobot PHA Aspek Yang Berpengaruh Berdasarkan
Kerugian Dari Belum Beroperasinya Terminal & Pasar
Laladon di Kabupaten Bogor .......................................
Lampiran 22. Nilai Bobot PHA ;;riteria Aspek Ekonorni Berdasarkan
Dampak Negatif "Biaya" Dari Belum Beroperasinya
Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor ................
Lampiran 23. Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Lingkungan Berdasarkan
Dampak Negatif "Biaya" Dari Belum Beroperaskya
Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. ................
Lampiran 24. Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Sosial Berdasarkan
Dampak Negatif "Biaya" Dari Belum Beroperasinya
Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. ...............
Lampiran 25. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada
Aspek Ekonomi Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya" Dari
Belum Beroperasinya Terminal & Fasar Laladon di
Kabupaten Bogor.....................................................
Lampiran 26. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada
Aspek Lingkungan Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya"
Dari Belum Beroperasinya Terminal & Pasar Laladon di
Kabupaten Bogor.. ...................................................
Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungiawab Pada
Aspek Sosial Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya" Dari
Bzlum Eeropsrasbya Terminai & Fasar La!adon di
Kabupaten Bogor.. ...................................................
Lampiran 28. Nilai Bobot PHA Terhadap Stakeholder Pernerintah yang
Bertanggungiawab Dari Belun Beroperasinya Terminal &
Pasar Laladon di Kabupaten Bogor ................................
Lampiran 29. Nilai Bobot PHA Stakeholder Eksekutif yang
Bertanggungjawab Dari Belum Beroperasinya Terminal &
Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. ..............................
Lampiran 30. Nilai
Bobot
PHA
Stakeholder
Swasta
yang
Bertanggungjawab Dari Bel-an Beroperasinya Tenninal &
Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. ..............................
Lampiran 3 1. Nilai Bobot PHA Stakeholder Masyarakat yang
Bertanggungjawab Dari Belum Beroperasinya Tenninal &
Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. ..............................

Lampiran 32. Nilai Bobot PHA Altematif Pemanfaatan Terminal & Pasar
Laladon Berdmkan Kepentingan Pemerintah Dari Belum
Beroperasinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor.. .................................................................

159

Lampiran 33. Nilai Bobot PHA Alternatif Pemanfaatan Terminal & Pasar
Laladon Berdasarkan Kepentingan Swasta Dari Belum
Beroperasinya T e d & Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor.. .................................................................

160

Larnpizan 34. Nilai Bobot PHA Altematif Pernanfaatan Terminal & Pasv
Laladon Berdasarkan Kepentingan Masyarakat Dari Belum
Beroperasinya T e d & Pas= Laladon di Kabupaten
Bogor ..................................................................

101

Lampiran 35. Nilai Ratio PHA Altematif Pemanfaatan Terminal dan Pasar
Laladon Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" Dengan
PI-FA Altematif Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon
Berclasarkau Dampak Negatif "Biaya" Berdirinya Terminal
dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor....................................

162

I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Terminal sebagai salah satu titik simpul sistem jaringan transportasi sangat

berperan penting dalam pembangunan wilayah dan befingsi sebagai fasilitas
pelayanan mum, untuk tempat naik turunnya penumpang, pengendali lalu lintas
dan angkutan mum serta tempat perpindahan intra clan antara moda transportasi.
Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah untuk pengembangan terminal
berlandaskan pada temjudnya sistem pengangkutan mum secara terpadu
dengan mengutamakan aspek pelayananan kepada masyarakat dan memberikan
kesempatan peran serta swasta. Sesusi dengan PP nomor 22 tahun 1990 bahwa
kewenangan penyelengaraan terminal sesuai fungsinya dilaksanaican olei:
Pemerintah Daerah Tk II ditegaskan pula sesuai SK Menteri Perhubungan nomor

31 tahun 1995 tentany terminal transportasi jalan dalam pasal 16 ayat 1
disebutkan bahwa pembangunan terminal penumpang dilaksanakan oleh
Bupati/Walikotarr.adya KDH Tk II kecuali untuk DKI Jakarta dan Kotamayda
administratif Batam dilaksanakan oleh Gubemur KDH Tk I.
Ekstemalitas dari pengoperasian terminal yang tidak sesuai dengan
peraturannya adalah kemacetan. Hal ini juga terjadi di Kota Bogor. Melihat
keadaan ini, pada tahun 2002 Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan kebijakan
yang bertujuan mengurangi kemacetan di Kota Bogor yaitu memindahkan lokasi
terminal Merdeka yang berada di tengah Kota Bogor ke lokasi baru daerah
Kecamatan Bubulak yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Bogor sehingga
berdiri terminal Bubulak.
Hasil kebijakan ini mampu mengurangi kemacetan di Kota Bogor, namun
menimbulkan kemacetan baru di daerah sekitar terminal Bubulak. Melihat kondisi
kemacetan tersebut berada diperbatasan antara Kota Bogor dengan Kabupaten
Bogor, maka pada tahun 2004 Pemerintah Kabupaten Bogor meresmikan terminal
dan pasar Laladon yang bertujuan untuk memberi dukungan terhadap langkah langkah penanganan laluliitas di Kota Bogor, memberikan pelayanan internal

kepada masyarakat Kabupaten Bogor wilayah Barat, mengumngi kemacetan,
sumber PAD, serta menjadi basis pengembangan wilayah dan sektor ekonomi
di Kabupaten Bogor wilayah Baiat. Keberadaan terminal dan pasar Laladon
diharapkan mendukung tumbuhnya pusat

- pusat

kegiatan sehingga terjadi

pergeseran ekonomi yang lebih cepat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan
memperluas cakupan, efisiensi, efektifitas dan pelayanan umum Kota Bogor
maupun Kabupaten Bogor (Anonym, 2003).
Peresmian tem~inaldan pasar Laladon telah bejalan selama tiga tahun,
namun pengoperasiannya belum optimal dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkzn pengamatan awal di lokasi penelitian didapati permasalahan pem~asalahan, seperti menurunnya pendapatan yang diterima para sopir dan
pedagang, meningkatnya kemacetan di Simpang Tiga Perumahan IPB I1 Sindang
Barang, polusi udara dll. Hal ini mengakibatkan besarnya kerugian ekonomi dan
sosial yang ditanggung oleh masyarakat.
Seiring dengan permasalahan di atas, didapati pula keinginan masyarakat
untuk menggantungkan mata pencaharian di terminal dan pasar Laladon serta
semakin meningkatnya kegiatan perjalanan yang terjadi di Kabupaten Bogor
wilayah Barat, sehingga menimbulkan keinginan untuk secepatnya beroperasinya
terminal dan pasar Laladon ini. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
keinginan tersebut dibarengi dengan adanya konflik pemanfaatan pada rnasing masing pihak berkepentingan karena mempunyai nlaksud, target dan rencana yang
berbeda untuk menggunakan terminal dan pasar Laladon ini.
Menyikapi konflik pemanfaatan terminal dan pasar Laladon, diperlukan
upaya evaluasi kebijakan sehingga didapat keputusan altematif kebijakan
pemanfaatan dan penentuan strategi yang terbaik untuk pengoperasian terminal
dan pasar Laladon pada masa yang akan datang.

1.2

Perumusan Permasatahan
Peresmian terminal dan pasar Laladon oleh Bupati Kabupaten Bogor pada

awalnya

dimaksudkan

untuk

mengambil

manfaat

secara optimal

dan

berkelanjutan dan meningkat kesejahterarn masyarakat tanpa menimbulkan
terjadinya kerusakan lingkungan serta konflik pemanfaatan dan kewenangan.
Kenyataan menunjukkan bahwa lokasi terminal dan pasar Laladon milik
Kabupalen Bogor yang kurang 1 kilometer dari terminal Bubulak milik
pemerintah Kota Bogor telah menimbulkan permasalahan dalam penyaturan route
trayek angkutan yang akan memasuki kedua terminal sedangkan jumlah dan route
trayeknya sama. Adapun route trayek angkutan dari Kabupaten Bogor wilayah
Barat ke Kota Bogor begitu juga sebaliknya dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1 Route trayek angkutan dari Kabupaten Bogor ke Kota Bogor
N
Kode
Route Travek
o Trayek
T r a y e k Kabupaten Bogor
1.
05
Ciamoea - Dramaga - Terminal Bubulak
2.
05 B Leuwiliang - Dramaga - Terminal Bubulak
3.
05 C Jasinga - Leuwiliang -Terminal Bubulak
13
Gunung Malang - Situ Daun - Terminal Laladon
4.
5.
15
Petir - Cibeureum - Dramapa
- - Terminal
Laladon
6.
16
Nambo Kuripan - Ciherang -Terminal Laladon
7.
17
Cangkrang - Cangkorawok - Kampus IPB Dramaga - Terminal Laladon
8.
32
Cibinong - Terminal Laladon - Pagelaran
9.
50
Tenjolaya - Terminal Laladon
Trayek Kota Bogor
7.
02
Sukasari -terminal Bubulak
8.
03
Baranangsiang - Terminal Bubulak
9.
i5
~ e r d e k ~~e-r m i n a Bubulak
l
Sumber : Dishub Kabupaten Bogor, 2006

-

Jumlah

Kendaraan
415
440
520
60
174
150
120
200
34
585
382
101

Melihat permasalahan tersebut, maka Dinas Perhubungan Kabupaten
Bogor dan Kota Bogor melakukan nota kesepahaman kerjasama nomor
55 1.22/1447/DlSHUB

-

nomor 55 1.221709lDLLAJ tentang penataan trayek

angkutan umum dari dan ke terminal Laladon Kahupaten Bogor dan terminal
Bubulak Kota Bogor sebagai solusi mengoptimalkan keberadaan terminal dan
pasar Laladon. Konsep penataan trayek angkutan umum ini bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan serta xnemberi manfaat kepada masyarakat
melalui pengaturan kembali trayek yang ada tanpa ada penambahan jumlah
alokasi kendaraan yang telah ditetapkan dan menghiidari pertemuan antara trayek
Kabupaten Bogor dengan trayek Kota Bogor di persimpangan perumahan IPB 11.
Adapun konsep kebijakan penataan trayek angkutan dapat di lihat pada Tabel 2
berikut ini:
Tabel 2 Konsep penataari jumlah trayek antara terminal Laladon dan
terminal Bubulak
No.

Kode
Trayek

Terminal
Laladon
(Kendaraan)

Terminal
Bubulak
(Kendaraan)

Jumlah

Trayek Kabupaten Bogor
1.
05
50
365
415
50
390
440
2.
05 B
50
470
520
3.
05 C
4.
13
54
6
60
157
17
174
5.
15
6.
16
135
16
150
108
12
120
7.
17
8.
32
100
100
200
30
4
34
9.
50
Trayek Kota Bogor
1.
02
117
468
585
2.
03
76
306
382
"J .
15
Melintas melalui terminal Laladon Kabuuaten
Bogor dan terminal Bubulak Kota ~ o g o r .
Jumlah
927
2.153
3080
Sumber: Dishub Kabupaten Bogor, 2006
Konsep ini telah disepakati pada tahun 2006, namun sampai sekarang
masyarakat

belum

merasakan

pengoperasian terminal
keputusan

dilakukan

kegunaan

peraturan

tersebut

dalam

dan pasar Laladon. Mengingat pengambilan
secara

terpusat

sehingga

dalam

memberikan

pertimbangan banyak faktor - faktor terabaikan dan pada akhirnya
menimbulkan permasalahan baru. Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan
ditemukan masalah - masalah sebagai berikut:

1.

Menurunnya disiplin pengguna transportasi dalam mematuhi
peraturan lalulintas.

2.

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah.

3.

Menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

4.

Menurunnya pendapatan sopir dan pedagang di terminal dan pasar
Laladon.

5.

Kemacetan di Simpang Tiga Perumahan IPB I1 Sindang Barang
hingga sepanjang jalan Raya Dramaga.

6.

Meningkatnya polusi baik yang disebabkan oleh polutan padat
maupun udara.
Kemacetan ini juga disebabkan jumlah angkutan tidak seimbang

dengan pertambahan luas badan jalan, mental pengguna jalan dan petugas
pemerintah yang mengatur arus transportasi yang tidak disiplin serta adanya
kegiatan industri, sekolahan dan pertokoan dipinggir jalan. Adapun skema
kegiatan tersebut di jalan Dramaga Raya adalah sebagai berikut:
SOY H r i u l u i i k # a l y s O l a03
I,,' < 2 ~ S C , , ~ , . ~ * r C

..

-

_/--\.
.-------------~ --7.=.--.--=zL>.~zlyzI--Lr-;~---L~~~z----.-----~-?-------------------

Gambar 1 Peta lokasi industri, sekolahan di sekitar Jalan Dramaga Raya

Masalah yang timbul dari pemanfaatan terminal dan pasar Laladon
selama ini menunjukkan bahwa belum tercapainya tujuan pengelolaan seperti
yang diharapkan, diduga akibat adanya kepentingan pemanfaatan masingmasing stakeholders yang terkait serta kurang terkoordinasinya pelaksanaan
kebijakan nota kesepahaman pada pihak terkait yang berwenang untuk
melaksanakannya. Hal ini menunjukkan bahwa keterpaduan dan koordinasi
dalam pengclolaan terminal dan pasar Laladon belum sepenuhnya terlaksana.
Melihat pengoperasian terminal dan pasar Laladon yang belum
maksimal dalam mencapai tujuan awal pembangunan fasilitas ini, maka salah
satu langkah awal untuk mengevaluasi kebijakan berdirinya terminal dan
pasar Laladon dapat dilakukan dengan mengetahui persepsi masyarakat dan
perumus kebijakan yang terkait, sehingga dalam pengambilan keputusan
kebijakan pemanfaatan apa yang terbaik serta strategi yang tepat untuk
terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan datang berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang terjadi dan dirasakan dilapangan, maka
masalah yang dapat diteliti adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana persepsi masyarakat tentang berdirinya terminal dan pasar
Laladon?

2. Alternatif

pemanfaatan

apa

yang

terbaik

terhadap

kebijakan

pemanfaatan terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan
datang?

3.

Bagaimana fornlulasi strategi pemanfaatar, yang paling sesuai
terhadap terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan datang?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalab:
1.

Mengetahui persepsi masyarakat pengguna terminal dan pasar Laladon
tentang berdirinya terminal dan pasar Laladon.

2. Mengetahui alternatif pemanfatan yang terbaik terhadap kebijakan
pemanfaatan terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan datang.
3.

Merumuskan formulasi strategi alternatif pemanfaatan yang sesuai
terhadap terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan datang.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memperoleh persepsi masyarakat

tentang pentingnya pemanfaatan terminal dan pasar Laladon dalam
meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat dan pengemhangan wilayah

Kabupaten Bogor wilayah Barat dan juga menjadi bahan masukan kepada
pihak terkait dalam merumuskan strategi pengembangan pemanfaatan
terminal dan pasar Laladon secara optimal dimasa yang akan datang.

I1 TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan kegiatan perekonomian serta meningkatnya kegiatan
perjalanan masyarakzt membutuhkan adanya jasa layanan terminal angkutan
yang lebih baik. Dinata (2006) dalam penelitiannya mengenai kajian rencana
pengembangan terminal AKAP Mayang Terurai di Kota Pekan Baru Propinsi
Riau menemukan bahwa kebutuhan akan tersedianya sarana dan prasarana
transportasi dirasakan sangat penting untuk mendukung pengembangan
sektor perdagangan dan industri. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut
pemerintah Kota Pekan Baru berupaya menggalakkan layanan yang maksimal
di sektor perhubungan terutama jasa terminal angkutan penumpang antar kota
antar propinsi (AKAP) yang dimiliki yaitu terminal Mayang Terurai.
Terminal Mayang Terurai merupakan terminal AKAP satu - satunya di Kota
Pekanbaru yang sangat potensial dalam memacu pembangunan daerah karena
di lokasi ini terdapat pula pasar tradisional, pertokoan dan supermarket.
Sehingga berdirinya terminal ini diharapkan memberikan konstribusi yang
cukup penting bagi perekonomian dengan memperlancar mobilitas orang dan
barang ke dalam dan ke luar daerah.
Selain sebagai sarana penataan lalu lintas dan angkutan, keberadaan
terminal menjadi potecsi penerimaan PAC bagi pemerintah daerah setempat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryanti (2003) tentang retribusi
terminal di Kota Magelang, menyatakan bahwa retribusi terminal dapat
ditingkatkan melalui pemungutan retribusi sesuai dengan jumlah kendaraan
yang beroperasi dan masuk melalui terminal. Kontribusi retribusi daerah
terhadap PAD merupakan komponen yang penting untuk mendanai
pelaksanaan pembangunan di Kota Magelang.
Pennasalahan dalarn sistem pengoperasian terminal juga sering tejadi.
Penelitian Hapsono (2005) mengemukakan bahwa permasalahan yang timbul di
bidang angkutan umum pada dasarnya merupakan penataan trayek angkutan kota
dan keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Dampak yang timbul adalah
terjadi p e n w a n kineja angkutan umum yang ditandai dengan penyimpangan

rute trayek, berbedanya trayek yang dijalani dengan izin yang telah diberikan
berdasarkan SK Bupati Cilacap No. 9 tahun 1996, yaitu adanya trayek yang
tumpang

-

tindih dan tidak beroperasinya beberapa angkutan yang telah

ditetapkan rute dan jumlah armadanya, sehingga layanan jasa angkutan tidak
menyebar merata dan banyak angkutan umum tidak beroperasi secara optimal.
Penelitian

Rahmani

(2000)

menemukan bahwa

permasalahan

transportasi di Kota Bogor pada dasarnya adalah tidak seimbangnya ruas
jalan yang ada dibanding dengan jumlah kendaraan yang beroperasi, selain
tidak seimbangnya kendaraan umum kota dengan jumlah penduduk yang
dilayani. Di sisi lain arus kendaraan yang memasuki Kota Bogor melebihi
beban sarana transportasi dan juga mental pengguna sarana transportasi yang
lemah sehingga kemacetan menjadi fenomena sehari - hari Kota Bogor.
Kenlacetan lalulintas biasa terjadi di tempat - tempat kerumunan
orang, seperti pasar, pertokoan/mall, sekolah dan persimpangan jalan. Faktor

- faktor yang dianggap menjadi sumber terjadinya kemacetan di wilayah
Bogor adalah masalah disiplin pegemudi, jumlah kendaraan, dan penegakan
aturan. Sugiarto (2001), dalam evaluasinya terhadap layanan jasa angkutan
umum perkotaan di Kota Bogor, dengan studi kasus angkot nomor 02, 03, 07
dan 10, dengan menghitung volume, menemukan bahwa jumlah penumpang
yang diangkut tidak seirnbang dengan jumlah angkutan, sehingga frckuensi
kendaraan per jam pada jam sibuk menjadi tinggi, sehingga terjadi kemacetan
sedangkan pada jam-jam sepi terjadi kelebihan angkutan.
Penelitian Dinata (2006), menemukan bahwa hampir separuh dari
jumlah perusahaan - perusahan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan
baik AKAP maupun AKDP, tidak memanfaatkan terminal secara maksimal
sebagai tempat pemberangkatan dan kedatangan kendaraan, karena fasilitas
utama dan fasilitas penunjang terminal Mayang Terurai tidak lagi mendukung
operasional terminal. Perusahaan - perusahaan angkutan tersebut mendirikan
pool - pool bis tersendiri yang tersebar di sepanjang jalan dari dan menuju
terminal. Keberadaan pool - pool bis yang berada di luar terminal sangat
mempengaruhi penerimaan PAD Kota Pekan Baru dari segi retribusi

terminal. Berkurangnya pemasukan dari jasa retribusi karena bus - bus yang
berangkat maupun yang datang tidak lagi memasuki terminal tetapi langsung
memarkirkan kendaraan di pool - pool angkutan masing-masing.
Maryanta (2005), mengemukakan bahwa operator atau penyedia moda
bus angkutan umum menainpilkan kinerja yang buruk, ha1 ini dapat dilihat
melalui banyaknya bus yang tidak mau masuk terminal karena kemacetan dan
ketidakmampuan untuk inengoperasikan kendaraan dalam jumlah yang
dibutuhkan.

Kemacetan

lalulintas

merupakan

indikator

utama

ketidakmampuan operator untuk memberikan tingkat pelayanan yang
diinginkan oleh pengguna mods angkutan umum. Selain kemacetan salah satu
penyebab rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh operator adalah
pengaturan pengoperasian bus yang dilakukan oleh pemerintah sedangkan
penyediaan sarana pelayanan diserahkan sepenuhnya kepada sektor swasta,
operator diwajibkan untuk melayani status trayek tertentu. Dipihak lain
operator harus menanggung rugi, tetapi tarif ditentukan oleh pemerintah.
Akibatnya operator merasa diberikan beban secara tidak adil sehingga tidak
dapat memberikan pelayanan yang disyaratkan.
Budiyatno (2002) menyatakan bahwa, partisipasi dalam pembuatan
keputusan adalah partisipasi dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk mengemukakan pendapat dan aspirasinya dalam menilai suatu rencana yang
diambil. Tujuan dasar dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah
untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga negara dan
masyarakat yang berkepentingan (public interest) dalam rangka meningkatkan
kualitas

pengambilan

keputusan.

Dengan melibatkan

masyatakat

yang

berpotensial terkena dampak kegiatan, para pengambil keputusan dapat
menangkap pandangan, kebutuhan dan pengharapan dari masyarakat dan
kelompok tersebut dan menuangkannya kedalam konsep. Pandangan dan reaksi
masyarakat itu sebaliknya menolong pengambil keputusan untuk menentukan
prioritas, kepentingan dan arah yang positif dari berbagai faktor.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat diambil
kesimpuian bahwa permasalahan yang sering timbul dalam bidang jasa angkutan
ulnurn dapat diatasi melalui adanya partisipasi pengguna jasa layanan angkutan
tersebut dengan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan kebijakan,
sehingga tercipta kelancaran dalam menggunakan jasa layanan angkutan yang
diharapkan memberikan konstribusi bagi perekonomian suatu daerah.

111 METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Kerangka Pemikiran
Pembangunan

pembangunan

secara

perekonomian
keseluruhan.

sering
Salah

dijadikan
satu

sektor

barometer
pendukung

pembangunan bidang ekonomi adalah sektor transportasi yang diharapkan
memberi kontribusi terhadap kelancaran perekonomian suatu kawasan.
Permintaan (demand) transportasi merupakan permintaan turunan dari
keperluan aktivitas sosial dan ekonomi. Tersedianya jasa transportasi secara
memadai dapat meningkatkan nilai tambah pada sumber daya fisik, sumber
daya manusia dan waktu. Jasa transportasi juga memberikan nilai tambah
dalam bentuk nilai tempat (glace utility) dan nilai tambah waktu (time
utility). Maka sebagai penunjang aktivitas perekonomian, diperlnkan rencana

kebijakan transportasi yang baik untuk mendukung perekonomian dan
pengembangan wilayah.
Pengembangan wilayah sebagai salah satu sumber pertumbuhan harus
terstruktur dengan baik sehingga tercipta efisiensi yang dapat mendukung
pertumbuhan bagi suatu wilayah (Kanafani, 1983). Dalam kenyataan yang
sering ditemui adalah tnjuan ekonomi selalu menjadi pertimbangan dominan
dalam pelaksanaan pembangunan sehingga mengabaikan aspek sosial dan
kelestarian lingkungan hidup yang dapat menimbulkan kendala dalam
pelaksanaan pembangunan. Secara umum faktor penyebab persoalan pada
faktor alam dan manusia sebaiknya diperhatikan dengan seksama di dalam
setiap kebijakan. Oleh karena itu, faktor alam dan manusia sebaiknya
diperhatikan dengan seksama dalam kebijakan pemanfaatan terminal dan
pasar Laladon agar dampak yang merugikan bagi lingkungan maupun
makhluk hidup yang ada didalamnya dapat diminimalkan.
Dengan penerapan UU no. 22 tahun 1999 yang kem