Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN KREDIT
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

PRATIWI AGUSTINA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Pratiwi Agustina
NIM H24090038

ABSTRAK
PRATIWI AGUSTINA. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dibimbing oleh
BUDI PURWANTO.
Penyaluran kredit merupakan salah satu bentuk perbankan menjalankan
fungsi intermediasi dalam pembangunan perekonomian. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) menganalisis pengaruh faktor internal bank yang dilihat dari faktor dana
pihak ketiga (pertumbuhan dana pihak ketiga), faktor kinerja Capital Adequacy
Ratio (CAR) dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan
faktor risiko Non Performing Loan (NPL) terhadap kredit (pertumbuhan kredit);
(2) menganalisis pengaruh faktor eksternal bank (BI rate, inflasi dan kurs)
terhadap kredit (pertumbuhan kredit). Penelitian dilakukan di PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk menggunakan metode structural equation modeling

(SEM).
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pada faktor internal yang dilihat dari faktor dana pihak ketiga, faktor
kinerja dan faktor risiko memiliki pengaruh signifikan terhadap kredit. Faktor
dana pihak ketiga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kredit dengan
nilai koefisien standar sebesar 0.4631. Faktor kinerja dan faktor risiko memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap kredit dengan masing-masing nilai koefisien
standar sebesar -0.4325 dan -0.3983. Faktor eksternal berpengaruh positif
terhadap kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk sebesar 0.4156.
Kata kunci: Dana Pihak Ketiga, Eksternal, Kinerja, Kredit, Risiko, SEM

ABSTRAK
PRATIWI AGUSTINA. Analysis of Factors that Affect to Loan Growth at PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Supervised by BUDI PURWANTO.
The distribution of loan is one of many activity to do function of
intermediaton for economic development. This researce has three main objective
that include the following is to: (1) analyse influence of internal factors such third
of funds (third of funds growth), performance factors Capital Adequacy Ratio
(CAR) and operating expenses ratio (OER), and risk factor Non Performing Loan
(NPL) to credit (loan growth); (2) analyse influence of external factors (BI rate,

inflation and kurs) to credit (loan growth). This research was conducted at PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk with structural equation modeling (SEM).
Result of research analysis is third of fund factor, performance factors dan
risk factor has significant effect. Third of fund factor have a significant positive
effect to loan with coefficient standard of 0.4631. Performance factors and risk
factor has significant negative effect to loan with coefficient standard of -0.4325
and -0.3983. External factors have a positive significant to credit with coefficient
standard of 0.4156.
keyword: external, loan, performance, risk, third of fund, SEM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN KREDIT
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

PRATIWI AGUSTINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Nama
: Pratiwi Agustina
NIM
: H24090038

Disetujui oleh

Ir Budi Purwanto, ME
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Mei 2013 ini ialah kredit, dengan
judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Bapak Budi Purwanto, ME selaku
pembimbing yang telah banyak memberi saran dan meluangkan waktunya, Bapak
Muhammad Saefudin Andrianto, STP, Msi sebagai dosen moderator seminar hasil
penelitian, Bapak Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc sebagai dosen penguji pertama
dan Bapak Dr Ir Muhammad Syamsun, MSc sebagai dosen penguji kedua. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada bapak, ibu, kakak-kakak
(Anita, Hendy, Ali dan Puspa) serta seluruh keluarga atas dukungan baik secara

material maupun moril. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada sahabat
satu bimbingan (Sonny, Devi dan Arti), sahabat-sahabat yang selalu memberikan
dukungan dan tempat curahan hati dan terima kasih kepada staf tata usaha dan
komisi akademik Departemen Manajemen.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Pratiwi Agustina

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian


4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

4

METODE

8

Kerangka Penelitian

8

Lokasi dan Waktu Penelitian


10

Pengumpulan Data

10

Metode Pengolahan dan Analisis Data

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

13

Gambaran Umum Perusahaan

13

Perkembangan Volume Kredit dan Pertumbuhan Kredit


15

Perkembangan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

16

Faktor Kinerja

17

Faktor Risiko

18

Faktor Eksternal Bank

19

Pengujian Model SEM


21

Implikasi Manajerial

28

SIMPULAN DAN SARAN

29

DAFTAR PUSTAKA

30

LAMPIRAN

32

RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR TABEL
1
2

Peringkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk berdasarkan kredit
Rasio kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
periode 2006-2013
3 Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL
4 Cross loading factor
5 Cross loading factor setelah mengeluarkan indikator dibawah standar
6 Nilai laten variabel correlation
7 Nilai AVE dan √AVE
8 Nilai composite reliability
9 Estimasi path R-square
10 Path coefficient dan T statistik

1
3
7
23
24
24
25
25
26
26

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Perkembangan BI Rate dan Inflasi 2007-2013
Pertumbuhan DPK dan kredit periode 2006-2013
Kerangka pemikiran
Model penelitian
Perkembangan kredit periode 2006-2013
Pertumbuhan kredit periode 2006-2013
Perkembangan dana pihak ketiga (DPK)
Perkembangan CAR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Perkembangan efisiensi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Perkembangan NPL PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Perkembangan BI rate (Bank Indonesia 2013 (diolah))
Perkembangan inflasi (Bank Indonesia 2013 (diolah))
Perkembangan nilai tukar rupiah (Bank Indonesia 2013 (diolah))
Model SEM awal
Model SEM akhir

2
2
9
11
15
16
16
17
18
19
19
20
21
21
23

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Rekap hasil penelitian terdahulu
Daftar istilah
Hasil pengolahan PLS algoritm
Hasil pengolahan boostrapping

32
33
34
35

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyaluran kredit merupakan aktivitas utama perbankan dalam
menjalankan fungsi intermediasi untuk pembangunan perekonomian. Salah satu
jenis perbankan yang sangat berpengaruh dalam perekonomian yaitu bank
persero. Bank persero merupakan bank yang sebagian besar modalnya dimiliki
oleh negara sehingga berperan dalam pengelolaan aset-aset negara. Salah satu
bank persero yang ada di Indonesia yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk merupakan salah satu bank milik
negara yang memiliki jumlah kredit terbesar dari sepuluh bank terbesar di
Indonesia. Peringkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk berdasarkan
kredit dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Peringkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk berdasarkan kredit
Tahun

Peringkat

2007
2
2008
1
2009
1
2010
1
2011
1
Feb 2012
2
Sumber : Bank Indonesia 2012

Total Kredit
(Rp Triliun)
114.36
161.13
206.12
241.02
283.83
272.80

Pangsa Thd Total Kredit
Bank Umum (%)
11.41
12.32
14.53
13.65
13.14
12.38

Berdasarkan Tabel 1, selama empat tahun berturut-turut PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk menempati urutan pertama. Namun pada Februari
2012, bank tersebut menempati urutan kedua dari 10 bank terbesar di Indonesia
dengan total kredit yang disalurkan turun dengan pangsa kredit sebesar 12.38%
dan turun ke peringkat kedua, disusul oleh Bank Mandiri (Persero), Tbk dengan
total kredit sebesar Rp 275.54 triliun dengan pangsa kredit sebesar 12.51%.
Penurunan tersebut dapat terjadi karena bank ingin memperbaiki kualitas asetnya
sehingga atau dapat pula terjadi akibat kondisi ekonomi yang tidak mendukung
sehingga penyaluran kredit yang dilakukan belum optimal.
Beberapa kali Indonesia dilanda ketidakpastian ekonomi seperti
perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar pun mengalami depresiasi ke
posisi hingga ke posisi Rp12,000 di tahun 2008. Laju inflasi pada 2008 berada di
posisi 11.06% akibat melonjaknya harga minyak dunia dan tingginya permintaan
domestik sehingga suku bunga Bank Indonesia berada di posisi 9.25%, yang
nilainya lebih tinggi dari tahun sebelumnya (Gambar 1). Dari kondisi tersebut
tentu dapat menekan kinerja perbankan dalam menjalankan fungsi
intermediasinya.

Perkembangan (%)

2
15
10
5

9.75

11.06
8

6.5

6.96

6

5.75

3.79

4.3

2011

2012

6

9.25
6.6

6.59
2.78

0

2006

2007

2008

6.5

2009
2010
Tahun
Inflasi

5.9

2013

BI Rate

Gambar 1 Perkembangan BI Rate dan Inflasi 2007-2013 (Bank Indonesia 2013 (diolah))

Pertumbuhan (%)

Kenaikan suku bunga Bank Indonesia di tahun 2008 mendorong
perbankan untuk menaikkan suku bunga simpanan agar likuiditas dapat terjaga.
Dampak dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia menyebabkan pertumbuhan
dana pihak ketiga (DPK) mengalami perlambatan, yakni hanya tumbuh sebesar
21.77%. Pertumbuhan dana pihak ketiga tersebut mengakibatkan melambatnya
pertumbuhan jumlah kredit pada tahun 2009 yakni hanya 26.12% atau mencapai
Rp205.52 triliun, lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan kredit di tahun
2008 mencapai 41.46% hingga mencapai Rp161.06 triliun. Kondisi
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pertumbuhan Kredit PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk selama periode 2006-2013 dapat dilihat pada
Gambar 2 berikut.
50.00
40.00
30.00

28.43

20.00
10.00

19.53

32.95

29.29
41.46 26.12
21.77
18.28
17.18
27.61
13.27
26.11
20.16
22.80
14.83
12.50

0.00
2006

2007

2008

2009
2010
Tahun

Dana Pihak Ketiga

2011

2012

2013

Kredit

Gambar 2 Pertumbuhan DPK dan pertumbuhan kredit periode 2006-2013
(PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 2013 (diolah))

Namun setelah tahun 2008, kondisi perekonomian nasional sudah stabil
walaupun demikian perbankan masih perlu berjaga-jaga agar mempu bertahan.
Stabilnya kondisi ekonomi Indonesia terlihat pada turunnya suku bunga Bank
Indonesia menjadi 6.50% di tahun 2009. Selama BI rate mengalami penurunan
dan Inflasi membaik, justru perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga dan
perlambatan pertumbuhan kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
masih tetap terjadi, sehingga perlu dikaji apakah BI rate dan Inflasi yang

3
menjadi faktor eksternal berpengaruh terhadap pertumbuhan dana pihak ketiga
dan pertumbuhan kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada periode
2006 hingga 2013 tergolong pada bank dengan predikat baik. Dilihat dari sisi
pemodalan yang diwakili dengan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR)
menunjukkan tren yang meningkat dari 13.20% di tahun 2009 hingga mencapai
14.96% di akhir 2011 dan dari sisi efisiensi yang diwakili dengan nilai biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami penurunan
yang berarti bahwa tingkat efisiensi bank terbilang baik, namun perbaikan
tersebut tidak didukung dengan peningkatan pertumbuhan kredit dimana pada
tahun tersebut cenderung mengalami perlambatan, padahal semakin baik modal
dan semakin efisien bank seharusnya mendorong penyaluran kredit lebih besar.
Selain itu, dilihat dari risiko diwakili oleh nilai Non Performing Loan
(NPL) tergolong baik berada di bawah 5%. Pada tahun 2007 saat NPL berada di
posisi 2.80%, pertumbuhan kredit terbilang tinggi yakni hingga mencapai
41.46%. Namun ketika tahun 2011 ketika NPL sempat turun dari posisi 6.96
menjadi 2.30%, justru pertumbuhan kredit hanya sebesar 14.83% atau
pertumbuhan lebih kecil dari tahun sebelumnya yang mencapai 20.16%.
Ketidakkonsistenan yang terjadi menimbulkan pertanyaan apakah NPL
mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kinerja keuangan PT Bank Rakyat (Persero)
Tbk dapat dilihat dari Tabel 2.
Tabel 2 Rasio kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
periode 2006-2013
Tahun
Indikator

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

CAR
18.82
15.84
13.18
13.20
13.76
14.96
16.95
BOPO
74.38
69.80
72.65
77.64
70.86
66.69
59.93
NPL
4.81
3.44
2.80
3.52
6.96
2.30
1.78
Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 2013 (diolah)

Juli
2013
17.36
60.91
1.81

Berdasarkan kondisi tersebut pertumbuhan kredit tentu dipengaruhi oleh
kondisi perekonomian saat ini dan kondisi internal yang dilihat dari kinerja
bank, risiko bank dan dana yang dihimpun. Penelitian ini akan membahas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kredit dilihat dari
faktor kinerja (CAR dan BOPO), faktor risiko (NPL), faktor dana pihak ketiga
(pertumbuhan dana pihak ketiga), faktor eksternal (BI rate, inflasi dan kurs)
mempengaruhi kredit (pertumbuhan kredit).
Perumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah (1) bagaimana
pengaruh faktor internal bank yang dilihat dari faktor dana pihak ketiga
(pertumbuhan dana pihak ketiga), faktor kinerja (CAR dan BOPO) dan faktor
risiko (NPL) terhadap kredit (pertumbuhan kredit)?; (2) bagaimana pengaruh

4
faktor eksternal bank (BI rate, inflasi dan kurs) terhadap kredit (pertumbuhan
kredit)?.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang mengacu pada perumusan masalah dari penelitian
ini adalah : (1) menganalisis faktor dana pihak ketiga (pertumbuhan dana pihak
ketiga), pengaruh faktor kinerja (CAR dan BOPO) dan faktor risiko (NPL)
terhadap kredit (pertumbuhan kredit), (2) menganalisis pengaruh faktor eksternal
(BI rate, inflasi dan kurs) terhadap faktor dana pihak ketiga (DPK).
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi sebagai
dasar pertimbangan dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan terhadap
pertumbuhan kredit dan dapat membantu menentukan arah kebijakan dalam
pertumbuhan kredit di masa yang akan datang. Selain itu penelitian ini dapat
menjadi pertimbangan nasabah dalam melakukan transaksi kredit serta
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan kepada nasabah pada Bank dan
menjadi pertimbangan pihak berkepentingan untuk menanamkan modal pada
bank tersebut.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian sebagai berikut : (1) penelitian ini menganalisis
hubungan antara faktor dana pihak ketiga (pertumbuhan dana pihak ketiga),
faktor kinerja (CAR dan BOPO), faktor risiko (NPL), faktor eksternal (BI rate,
inflasi dan kurs) mempengaruhi kredit (pertumbuhan kredit) di PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk. (2) Data yang digunakan dalam penelitian adalah data
sekunder, yakni laporan keuangan bank yang diperoleh di Bank Indonesia,
menggunakan data bulanan mulai Januari tahun 2006 hingga Juni 2013 sebanyak
90 bulan. (3) Alat analisis yang digunakan adalah SmartPLs 2.0 dan Microsoft
Excel 2007.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Bank
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang Perbankan
menyatakan Bank Umum adalah badan usaha yang melaksanaan kegiatan usaha
seperti menghimpun dana pihak ketiga dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir 2008).

Fungsi Bank
Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan
pelayan jasa dalam lalu-lintas pembayaran dan peredaran uang dimasyarakat

5
yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional kearah
peningkatan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional dalam
rangka peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (Siamat 2005). Fungsi bank
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai penghimpun DPK.
b. Sebagai penyalur/pemberi kredit
c. Penyalur DPK-DPK yang terkumpul dalam bentuk pemberian kredit,
pembelian surat-surat berharga, penyertaan dan pemilikan harta tetap.
d. Penyalur jasa bank dalam berbagai aktifitas kegiatan antara lain
pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
Pengertian Kredit
Berdasarkan UU No 10 tahun 1998, kredit merupakan penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga (Siamat 2005).
Penyaluran atau pemberian kredit memiliki fungsi dan tujuan bagi
masyarakat. Fungsi kredit diantaranya menjadi motivator dan dinamisator
peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian, memperlancar arus
barang dan arus uang, meningkatkan produktivitas dana yang ada, memperbesar
modal kerja perusahaan dan mengubah cara berpikir/ bertindak masyarakat
untuk lebih ekonomis (Hasibuan 2007).
Tujuan Kredit
Misi bank dalam memberikan kredit tidak lepas dari tujuannya melakukan
pemberian kredit adapun tujuan utama bank dalam memberikan kredit kepada
para debitur atau nasabahnya adalah sebagai berikut :
1. Mencari Keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang
diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibiayakan kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang
memperoleh kredit pun bertambah maju dalam usahanya. Keuntungan ini
penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus-menerus
menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi.
2. Membawa Usaha Nasabah, yaitu untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluas usahanya.
3. Membantu Pemerintah. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang
disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana terbesar yang dimiliki
oleh bank dan menjadi sumber utama untuk menjalankan kegiatannya. DPK
adalah seluruh dana dari masyarakat luas yang dihimpun oleh bank. Dalam UU
Perbankan No. 10 tahun 1998, dana yang dihimpun bank umum dari masyarakat

6
tersebut biasanya berbentuk simpanan giro (demand deposit), simpanan
tabungan (saving deposit) dan simpanan deposito (time deposit) (Kasmir 2008)
Kinerja Keuangan
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April
2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, suatu bank
dinyatakan sehat apabila memenuhi kriteria CAMELS. Dari sisi rasio keuangan,
kesehatan bank dapat diukur dari rasio permodalan (capital), rasio aset (asset
quality), rasio laba (earning) dan rasio likuiditas (liquidity). Namun dalam
penelitian ini hanya menggunakan rasio permodalan yang diwakili oleh Capital
Adequacy Ratio (CAR), rasio laba yang diwakili Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) dan rasio aset diwakili oleh Non Performing
Loan (NPL)
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang disebabkan oleh aktiva yang
berisiko. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung CAR
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tanggal 25
Oktober 2012 Perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum, yaitu
A

A

.............................................. 1

b. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO, berarti semakin
efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya,
dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan
semakin besar. Menurut Bank Indonesia, besarnya rasio BOPO yang dapat
ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 92%.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung CAR berdasarkan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2012
Perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum, yaitu
.......................................................... 2
Namun dalam penelitian ini efisiensi diukur dengan menghitung
selisih dari nilai BOPO, yaitu (100% - BOPO). Hal ini dilakukan untuk
menunjukkan nilai efisiensi yang sebenarnya dan mengubah tanda bahwa
semakin tinggi efisiensi maka kinerja akan semakin baik.
c. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)
Pengertian kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah
sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada
bank seperti yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut
ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam

7
kolektibilitas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D) dan Macet (M). Kriteria
penilaian tingkat kesehatan rasio NPL dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah
ini.
Tabel 3 Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL
Rasio
≤η
NPL > 5%

Predikat
Sehat
Tidak sehat

Sumber : Bank Indonesia, 2013

NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang
bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut (SE BI Nomor 13/11/PBI/2011). Rasio NPL ini dapat
diformulasikan sebagai berikut :
............................................................. 3

Faktor Eksternal
a. Suku Bunga Bank Indonesia (BI rate)
Dalam penelitian ini akan digunakan variabel BI rate yang biasanya
digunakan bank dalam penentuan suku bunga acuan kredit. Bank Indonesia
mengharapkan suku bunga kredit yang ditentukan bank dapat mendekati BI
rate sehingga akan menentukan jumlah kredit yang disalurkan bank.
Semakin rendah suku bunga Bank Indonesia maka semakin tinggi
permintaan kredit dan sebaliknya. Dengan demikian BI rate berpengaruh
negatif terhadap permintaan kredit.
b. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa
secara umum dan terus menerus dengan persentasi yang sama selama waktu
tertentu, biasanya dalam rentang waktu yang lama. Dampak dari inflasi
diantaranya adalah melemahkan semangat untuk menabung. Meningkatnya
f


y
masyarakat juga merasa tidak diuntungkan dengan menyimpan uang di bank
dengan harapan bunga ditengah inflasi yang tinggi, sehingga mereka enggan
untuk menabung,yang menyebabkan dana yang dihimpun bank akan
menjadi lebih kecil.
c. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Nilai tukar merupakan harga dalam negeri dari uang luar negeri. Suatu
kenaikan nilai tukar disebut depresiasi atau pengurangan nilai mata uang
dalam negeri dengan nilai mata uang asing, sedangkan penurunan nilai tukar
disebut dengan apresiasi atau kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri
dengan mata uang luar negeri (Siamat 2005).

8
Penelitian Terdahulu
Astuti (2013) berjudul Pengaruh Inflasi, BI Rate, Dana Pihak Ketiga, Non
Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio terhadap Penyaluran Kredit. Hasil
penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 96.39% dengan
variabel independen yang digunakan berpengaruh signifikan secara parsial
maupun simultan terhadap pertumbuhan kredit, dimana Inflasi dan Dana Pihak
Ketiga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit dengan masing-masing
probabilitas sebesar 0.0101 dan 0.0000 sedangkan BI Rate, Non Performing
Loan dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
kredit dengan masing-masing probabilitas sebesar 0.000; 0.0494 dan 0.0281.
Hasanudin dan Prihatiningsih (2010) berjudul Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Tingkat Suku Bunga, Non Performing Loan (NPL), tingkat Inflasi
terhadap Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah. Hasil
penelitian in menunjukan bahwa secara parsial Dana Pihak Ketiga memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan kredit. NPL, inflasi, tingkat
suku bunga, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit dan tingkat risiko
kredit memiliki pengaruh negatif signifikaan terhadap pertumbuhan kredit.
Pratama (2010) berjudul Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode
Tahun 2005 - 2009). Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa dana
pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
kredit perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan
(NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.
Sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.
Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
kredit, tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya pada
pembagian faktor menurut kelompoknya. Faktor yang digunakan yaitu faktor
kinerja (CAR dan BOPO), faktor risiko (NPL), faktor dana pihak ketiga
(pertumbuhan dana pihak ketiga) dan faktor eksternal (BI rate, inflasi dan kurs)
mempengaruhi kredit (pertumbuhan kredit). Pengolahan data menggunakan
metode structural equation modelling (SEM) karena terdapat variabel laten yang
dapat diukur menggunakan indikator.

METODE
Kerangka Penelitian
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk merupakan salah satu bank
persero yang mengelola aset negara sehingga berperan dalam perekonomian
nasional. Fungsi intermediasi yang berkontibusi membangun perekonomian.
Salah satu peran bank dalam menjalankan hal tersebut salah satunya dengan
menyalurkan kredit kepada masyarakat. Dalam melakukan pertumbuhan kredit
perlu mempertimbangkan faktor kinerja, faktor risiko, faktor dana pihak ketiga
dan faktor eksternal agar kredit dapat dilakukan secara optimal. Faktor kinerja
dilihat dari CAR dan BOPO, faktor risiko dilihat dari NPL, faktor dana pihak

9
ketiga dilihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga, sedangkan faktor eksternal
dari BI rate, inflasi dan kurs.
Dana pihak ketiga merupakan dana utama yang paling diandalkan untuk
menjalankan usaha perbankan sehingga pertumbuhannya perlu diperhatikan agar
dapat memenuhi kebutuhan operasional bank. Kinerja keuangan sangat penting
untuk diperhatikan, karena kinerja merupakan cerminan keberhasilan perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Dalam penyaluran kredit, kinerja bank dilihat dari
kecukupan modal yang dimiliki untuk menanggung risiko yang diwakili oleh
CAR dan efisiensi bank yang diwakili oleh 1- biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO). Semakin tinggi CAR maka bank semakin
percaya diri menyalurkan kredit karena kecukupan modal yang tinggi dan
memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan (Warjiyo 2005 dalam
Kusnandar 2012). Sedangkan BOPO, bank dikatakan efisien apabila nilai BOPO
semakin kecil, karena pendapatan lebih besar daripada biaya yang ditanggung.
Faktor risiko yang terjadi tentu akan mempengaruhi kebijakan yang
diambil dalam penyaluran kredit. Ketika risiko kredit macet atau NPL meningkat,
bank akan meningkatkan jumlah kredit yang akan disalurkan atau bank akan
mengurangi kredit yang disalurkan untuk menurunkan risiko kredit. Dana pihak
ketiga merupakan dana utama yang paling diandalkan untuk menjalankan usaha
perbankan sehingga pertumbuhannya perlu diperhatikan agar dapat memenuhi
kebutuhan operasional bank.
Faktor eksternal yang mempengaruhi kredit salah satunya adalah BI rate.
BI rate merupakan acuan ekonomi yang menentukan suku bunga yang berlaku
di perbankan. Meningkatnya BI rate maka akan mengurangi pertumbuhan kredit,
karena keengganan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kredit tersebut
akibat biaya yang ditanggung nasabah semakin besar. Tidak hanya itu, inflasi
pun menentukan kebijakan dalam penyaluran kredit. Ketika Inflasi terjadi maka
bank akan mengurangi penyaluran kredit, demikian pula dengan kurs.
Kerangka Pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah bagi suatu
penelitian agar penelitian tersebut dapat berjalan sesuai dengan ruang lingkup
yang telah ditetapkan. Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada
Gambar 3.
BI rate

Kurs

NPL

Inflasi

+

+

Pertumbuhan kredit

+/+
CAR

-

BOPO

Gambar 3 Kerangka pemikiran

DPK

10
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Waktu penelitian dilakukan selama tujuh bulan yaitu dari Mei sampai November
2013.
Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh
dari studi literatur berupa pencarian teori–teori maupun data yang dapat
mendukung terlaksananya penelitian. Studi literatur didapat dari berbagai
sumber seperti buku, internet, jurnal internasional maupun nasional, skripsiskripsi terdahulu dan majalah. Penelitian ini menggunakan data kinerja
keuangan pada periode 2006-2013 yang dipublikasikan di Bank Indonesia dan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah
menjadi data yang dapat dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.
Dalam analisis deskriptif, nilai ini bisa diwakili mean (rata-rata), median, modus,
tabel frekuensi, persentase dan berbagai diagram.
Analisis Structural Equation Model (SEM)
Penelitian ini menggunakan alat analisis Partial Least Square Path
Modeling (PLS-PM) yang merupakan salah satu model alternatif dari SEM.
Analisa data dengan model ini dilakukan dengan alat bantu analisis SmartPLS
2.0. Pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data
berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio).
PLS merupakan metode analisis powerfull karena tidak didasarkan banyak
asumsi dan sampel tidak harus besar. Walaupun PLS dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi teori, tetapi PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada
tidaknya hubungan antara variabel konstruk (Ghozali 2008).
Model analisis jalur semua variabel variabel dalam PLS terdiri dari tiga set
hubungan, yaitu (Ghozali 2008):
1. Inner model, yaitu model struktural yang menghubungkan antar variabel
variabel.
2. Outer model, yaitu model pengukuran yang menghubungkan indikator
dengan variabel variabelnya.
3. Weight relation, yaitu di mana nilai kasus dari variabel variabel dapat
diestimasi.
Langkah yang dilakukan dalam pengujian menggunakan PLS (Ghozali
2008), diantaranya
1. Merancang Model Pengukuran (Outer Model) dan Model Struktural (Inner
Model)
Model struktural merupakan model yang menghubungkan antar variabel
variabel. Dalam penelitian ini, model struktural dibentuk dari faktor kinerja,

11
faktor risiko, faktor dana pihak ketiga, faktor eksternal (mempengaruhi
kredit.
Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator
CAR dan 1-BOPO atau efisiensi untuk faktor kinerja, NPL untuk faktor
risiko, indikator pertumbuhan dana pihak ketiga (GDPK) untuk faktor DPK
dan indikator BI rate, inflasi dan pertumbuhan kurs (Gkurs) untuk faktor
eksternal, sedangkan indikator pertumbuhan kredit (Gkredit) untuk kredit.
2. Membuat Diagram Jalur
Model yang digunakan pada penelitian ditunjukkan pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4 Model penelitian
3. Mengkonversi Diagram Jalur Ke dalam Sistem Persamaan
Persamaan yang dibangun merupakan hasil konversi dari diagram jalur pada
Gambar 4, yang terdiri dari:
a. Persamaan-persamaan struktural (structural equation).
Persamaan ini digunakan untuk menyatakan hubungan antar variabel,
dengan rumus:
Kredit = γ1 Kinerja + γ2 Risiko + γ3 Eksternal + γ4 DPK +
b. Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model).
Persamaan ini digunakan untuk menghubungkan indikator dengan
variabel-variabelnya.
1) Untuk variabel independen (kinerja) reflektif
CAR = λx11X11 Kinerja + ε11
Efisiensi = λx12X12 Kinerja + ε12
Persamaan di atas bermakna bahwa Faktor kinerja disebabkan CAR
dan Efisiensi
2) Untuk variabel independen (risiko) reflektif
NPL = λx21X21 Kinerja + ε21
3) Untuk variabel independen (eksternal) reflektif
BI rate = λx31X31 Eksternal + ε31
Inflasi = λx32X32 Eksternal + ε32
Kurs = λx33X33 Eksternal + ε33
4) Untuk variabel independen (DPK) reflektif
GDPK = λx41X41 DPK + ε41

12
5) Untuk variabel dependen (Kredit) reflektif.
GKredit = λx5Y51 Kredit + ε51
Keterangan:
ξ = Ksi, variabel laten independen
= Eta, variabel laten dependen
λ
= Lamda (kecil), loading faktor variabel laten independen
λy = Lamda (kecil), loading faktor variabel laten dependen
γ
= Gama (kecil), koefisien pengaruh antara variabel independen
terhadap dependen
= Zeta (kecil), galat model
ε = Epsilon (kecil), galat pengukuran pada variabel laten dependen
4. Estimasi: Koefisien Jalur, Loading dan Weight
Pendugaan parameter:
a. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel variabel.
a. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel
variabel (koefisien jalur) dan antara variabel variabel dengan
indikatornya (loading).
b. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi)
untuk indikator dan variabel variabel.
5. Evaluasi Goodness of Fit
Model dapat dikatakan baik dapat dilihat dari evaluasi goodness of fit dari
outer model dan inner model yang dibentuk.
a. Outer Model
Nilai convergent validity atau nilai loading factor per indikator > 0.70.
Namun pada riset tahap pengembangan skala, loading 0.50 sampai 0.60
masih dapat diterima. Jika nilainya di bawah nilai ini maka indikator
harus dikeluarkan atau digantikan.
b. Inner Model:
R-square menunjukan koefisien determinasi yang artinya sejauh mana
suatu variabel (variabel variabel) mampu menjelaskan model struktural.
Nilai R-square yang akan dilihat adalah dari variabel independen.
6. Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antar variabel dan
kesesuaian dengan teori sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan melihat
nilai koefisien dan nilai signifikansi antar variabel. Berikut adalah hipotesis
yang digunakan pada penelitian ini.
a. Faktor kinerja terhadap faktor kredit
Berdasarkan penelitian Oktaviani (2012) menunjukkan bahwa CAR
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit, dan
penelitian Kusnandar (2012) menyatakan bahwa CAR dan BOPO pada
bank asing berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Hipotesis
yang digunakan pada penelitian ini adalah :
H0 : Faktor kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap faktor kredit
H1 : Faktor kinerja berpengaruh positif signifikan terhadap faktor
kredit

13
b. Faktor risiko terhadap faktor kredit
Berdasarkan penelitian Fauzi (2011), Kusnandar (2012), Astuti (2013)
menunjukkan bahwa NPL memiliki pengaruh negatif terhadap
penyaluran kredit. Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :
H0 : Faktor risiko tidak berpengaruh signifikan terhadap faktor kredit
H1 : Faktor risiko berpengaruh negatif signifikan terhadap faktor kredit
c. Faktor eksternal terhadap faktor kredit
Berdasarkan penelitian Mongid (2008) menunjukkan exchange rate
berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan kredit pada masa
krisis. Penelitian Haryati (2009), variabel makroekonomi BI rate dan
exchange rate berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan
kredit pada Bank Nasional. Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini
adalah :
H0 : Faktor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap faktor
kredit
H1 : Faktor eksternal berpengaruh negatif signifikan terhadap faktor
kredit
d. Faktor dana pihak ketiga terhadap faktor kredit
Berdasarkan penelitian Mongid (2008), Haryati (2009) dan Hasanudin
(2010) menyatakan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh positif
signifikan terhadap kredit pada perbankan nasional. Hipotesis yang
digunakan pada penelitian ini adalah :
H0 : Faktor dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap
kredit
H1 : Faktor dana pihak ketiga berpengaruh negatif signifikan terhadap
kredit

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah Singkat Perusahaan
Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah yang
terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia didirikan di
Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga
keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).
Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan
sebagai hari kelahiran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status Bank Rakyat
Indonesia berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan PT Bank Rakyat

14
Indonesia (Persero) saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik
Indonesia. BRI mencatatkan namanya di bursa saham Indonesia pada tanggal 10
November 2003 dengan melepas saham ke publik sebanyak 30% dengan kode
nama BBRI. Dengan aksi korporasi ini, BRI resmi menjadi perusahaan publik
dengan nama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Pada tahun 2007, BRI
semakin giat melakukan ekspansi dengan mengakuisisi Bank Jasa Artha yang
nantinya akan diubah menjadi PT Bank BRISyariah. BRI kembali mengakuisisi
sebuah bank pada tanggal 3 Maret 2011 yaitu PT Bank Agroniaga Tbk.
Visi dan Misi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Visi Bank Rakyat Indonesia yaitu Menjadi Bank Komersial Terkemuka
yang Selalu Mengutamakan Kepuasan Nasabah. Visi tersebut didukung dengan
misi sebagai berikut, yaitu (1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik
dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah
untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat, (2) Memberikan pelayanan
prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung
oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang
handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktik Good Corporate
Governance (GCG) yang sangat baik dan (3) Memberikan keuntungan dan
manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Kegiatan Usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk menawarkan produk simpanan
dan pinjaman kepada masyarakat. Produk simpanan yang ditawarkan berupa
giro, tabungan dan deposito. Giro yang merupakan simpanan pihak ketiga yang
dapat diambil alih setiap saat menggunakan warkat cek atau bilyet giro, surat
perintah penarikan lainnya atau pemindahbukuan. BRI menawarkan jenis Giro
BRI Rupiah dan Giro BRI Valas. Produk simpanan berupa tabungan diantaranya
Simpedes, Britama, Britama Dollar, Britama Junio, Britama Rencana dan
Tabungan haji. Deposito bernama DepoBRI dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
Deposito BRI Rupiah dan Deposito BRI Valas dengan jangka waktu penarikan
atau pencairan Deposito BRI adalah 1, 2, 3, 6, 12, 18 dan 24 bulan.
Produk pinjaman yang ditawarkan BRI diantaranya Kredit Mikro yang
ditujukan kepada usaha mikro, kecil dan menengah berupa kredit investasi dan
kredit modal kerja dengan maksimal pinjaman Rp50 juta; Kredit Ritel berupa
kredit investasi dan kredit modal kerja ditujukan kepada usaha kecil dan
menengah dengan minimal pinjaman Rp50 juta hingga Rp500 juta; Kredit
Menengah yaitu kredit dengan minimal pinjaman Rp500 juta hingga Rp2 milyar;
Kredit Program yaitu kredit yang diberikan sesuai program yang dijalankan BRI
untuk membangun suatu daerah; KUR BRI dan Kretap/Kersun yaitu kredit yang
ditujukan kepada pegawai tetap dan pensiunan. Produk tersebut dapat dinikmati
oleh perorangan maupun instansi. Tidak hanya pinjaman untuk pengembangan
usaha saja, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pun melayani kredit untuk
kegiatan konsumsi yang dinamakan dengan Consumer Banking. Pelayanan ini
berupa pinjaman untuk kredit perumahan (KPR), kredit kendaraan bermotor
(KKB) dan Kartu kredit. Pelayanan lain yang digeluti untuk menawarkan jasa
Bank berupa layanan Transfer/LLG, Remittance, Kliring, Incaso, Safe Deposit

15
Box, Bill Payment, Setoran Pajak dan jasa bank lainnya misalnya pembayaran
angsuran, pembayaran tagihan listrik dan pembayaran tagihan PDAM.
Perkembangan Volume Kredit dan Pertumbuhan Kredit
PT Bank Rakyat Indonesia Persero (Tbk)

Rp (Triliun)

Volume pertumbuhan kredit yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun pada
periode 2006 hingga 2013. Posisi volume kredit pada Desember 2006 sebesar
Rp90.28 triliun dan terus meningkat hingga mencapai posisi Rp391.77 triliun
pada Juni tahun 2013. Peningkatan ini membuktikan bahwa PT Bank Rakyat
Indonesia telah menjalankan perannya sebagai lembaga yang berperan dalam
perekonomian nasional.
600
400
200

246.97

113.85

161.06

205.63

90.28
2006

2007

2008

2009
2010
Tahun

283.70

350.75

391.77

2012

2013

0

Gambar 5

2011

Perkembangan kredit periode 2006-2013 (Laporan keuangan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 2013 (diolah))

Namun jika dilihat pertumbuhannya, kredit cenderung fluktuatif.
Pertumbuhan kredit tertinggi pada tahun 2008 sebesar 41.46% dan terendah pada
tahun 2013 sebesar 12.50%. Pertumbuhan kredit pada tahun 2006 hingga 2008
mengalami peningkatan cukup besar, yakni masing-masing di tahun 2006
pertumbuhan kredit sebesar 19.53% dari tahun sebelumnya, di tahun 2007 kredit
tumbuh sebesar 26,11% dari tahun sebelumnya dan di tahun 2008 kredit tumbuh
sebesar 41,46% dari tahun sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan yang cukup
tinggi ini dikarenakan pada tahun tersebut BRI memang melakukan ekspansi
kredit cukup besar.
Setelah tahun 2008, pertumbuhan kredit mengalami perlambatan yakni
kredit yang tumbuh di tahun 2009, 2010 dan 2011 masing- masing sebesar
27.673%; 20.104% dan 14.872%. Hal tersebut terjadi karena saat itu Indonesia
terkena dampak krisis global. Selain itu pada tahun 2010, PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk cenderung memperlambat kucuran pembiayaan ke
sektor usaha menengah karena terjadi kenaikan kredit bermasalah (Non
Performing Loan) pada segmen tersebut mencapai 14% yang tergolong tinggi.
Tidak hanya itu, perlambatan diakibatkan oleh semakin banyaknya bank
lain yang memasuki usaha kredit mikro (produk andalan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk) yang juga berpotensi merebut debitur BRI sehingga
semakin sulitnya memperluas cabang dengan agresif, terutama di perkotaan.
Penambahan cabang pada 2008 sebanyak 32 unit dan cabang pembantu 107 unit,
sedangkan pada 2009 ada penambahan sebanyak 30 unit dan cabang pembantu

16

Pertumbuhan (%)

97 unit. Penambahan terutama di daerah perkotaan. Sesudah 2009, BRI tidak
lagi melakukan penambahan cabang dengan agresif.
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00

41.46
19.53
2006

Gambar 6

27.61

26.11
2007

20.16
2008

2009
2010
Tahun

22.80
14.83
2011

2012

12.50
2013

Pertumbuhan kredit periode 2006-2013 (Laporan keuangan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2013 (diolah))

Perkembangan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Pertumbuhan (%)

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) selalu mengalami tergolong
fluktuatif dari tahun ke tahunnya. Selama periode 2006-2013, titik terendah pada
2011 yang sebesar 13.27%. Sedangkan titik tertinggi terjadi pada 2007 sebesar
32.95%. Peningkatan dana pihak ketiga di tahun 2009-2010 terjadi karena BRI
sempat menguasai transfer dana anggaran pemerintah pusat atau single treasury
account, tetapi kemudian treasury single account dibagi ke beberapa bank
berplat merah sehingga penurunan di tahun 2011 menjadi 13.27%. Sedangkan
Peningkatan pertumbuhan dana pihak ketiga terjadi tahun 2012 dikarenakan
terdapat penambahan jumlah unit kerja (delivery channel) online yang cukup
besar yakni meningkat 1,000 unit menjadi 8,618 unit dibandingkan dengan tahun
2011, sehingga cara tersebut efektif digunakan untuk meningkatkan dana pihak
ketiga.
40.00
30.00
20.00

28.43

32.95
21.77

10.00

26.12

29.29
13.27

0.00

Gambar 7

2006

2007

2008

2009
2010
Tahun

2011

17.18

18.28

2012

2013

Perkembangan dana pihak ketiga (DPK) (Laporan keuangan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 2013 (diolah))

17
Faktor Kinerja

CAR (%)

Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk
Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan seberapa besar kemampuan
permodalan untuk menutupi risiko yang terjadi. Nilai CAR tahun 2006 hingga
2013 cenderung fluktuatif. Tahun 2006 merupakan saat dimana nilai CAR
mencapai titik tertinggi yakni mencapai 18.82%, sedangkan titik terendah berada
di tahun 2009 sebesar 13.18%. Nilai CAR di tahun 2006 hingga 2008 cenderung
mengalami penurunan. Hal ini karena melakukan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk melakukan ekspansi kredit cukup besar untuk usaha mikro kecil
dan menengah sehingga adanya peningkatan penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP). Penurunan ini pun dikarenakan oleh adanya pemisahan (spinoff) unit usaha syariah BRI ke dalam PT Bank Syariah BRI pada Desember 2008.
Namun nilai CAR terus mengalami peningkatan dari tahun 2009 sehingga
2013. Nilai CAR pada 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 masing-masing sebesar
13.20%; 13.76%; 14.96%; 16.95%; dan 17.36%. Peningkatan CAR yang terjadi
karena sistem KUR yang dijamin oleh pemerintah juga memberikan keuntungan
bagi BRI karena Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) KUR sebesar
31.00 - 36.5% lebih kecil dibandingkan dengan kredit mikro sebesar 75%.
Selain itu total ekuitas BRI meningkat sebesar 30.23% lebih tinggi dari
posisi tahun 2011 yang sebesar Rp49.82 triliun, terutama didorong oleh adanya
peningkatan yang signifikan dari saldo laba sebesar 37.63% dari Rp40.02 triliun
di tahun 2011 menjadi Rp55,08 triliun di tahun 2012. Peningkatan signifikan
tersebut berasal dari proporsi pembagian dividen untuk laba bersih tahun buku
2011 yang tetap terjaga pada level 20%, tidak berubah apabila dibandingkan
dengan rasio pembagian dividen tahun sebelumnya. Sehingga dividen per saham
untuk laba bersih tahun buku 2010 dan 2011 adalah Rp93.01 per lembar saham
dan Rp122.28 per lembar saham. Hal tersebut mendorong meningkatnya nilai
CAR.
20
15
10
5
0

18.82

2006

15.84

2007

13.18

13.2

13.76

14.96

2008

2009
2010
Tahun

2011

16.95

17.36

2012

2013

Gambar 8 Perkembangan CAR PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
(Laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 2013 (diolah))

Perkembangan Efisiensi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Perkembangan efisiensi dilihat dari 1- BOPO di PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk mengalami perbaikan. Posisi paling tidak efisien terjadi
pada tahun 2009, dengan nilai efisiensi sebesar 22.36%, sedangkan posisi paling
efisien terjadi pada tahun 2012 sebesar 40.07%. PT Bank Rakyat Indonesia

18

1-BOPO(%)

(Persero), Tbk sempat mengalami kondisi tidak efisien di tahun 2009 karena
pada tahun tersebut BOPO BRI meningkat seiringan dengan kenaikan rasio
kredit bermasalah (NPL) sehingga perlu meningkatkan pencadangan kredit
bermasalah ke posisi 3.52% sehingga biaya operasional meningkat (Kontan
Mobile! 2009).
Sejak 2009, efisiensi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk terus
mengalami peningkatan hingga ke posisi 40.07%. Hal tersebut karena adanya
peningkatan fee based income (FBI) terutama dari e-channel dan trade finance.
Hal ini mengindikasikan peningkatan kontribusi dari bisnis e-banking BRI. FBI
pada triwulan II-2011 mencapai Rp 1.59 triliun dan naik menjadi Rp1,806 triliun
di triwulan II-2012. Selain itu ekspansi jaringan ATM pun memberikan
kontribusi atas FBI sebesar Rp160.7 milyar pada triwulan II-2012 naik dari
perode yang sama tahun lalu sebesar Rp115.85 milyar. Kontribusi trade finance
terhadap FBI sebesar Rp97.52 miliar pada triwulan II-2012 atau naik dari
periode yang sama 2011 yang hanya sebesar Rp50.78 milyar. Penurunan BOPO
pun tak lepas dari optimalisasi penggunaan dan pengembangan fitur teknologi
informasi (Okezone 2012).
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00

25.62
2006

30.20

2007

27.35

2008

29.14

40.07

39.09

2012

2013

33.31

22.36
2009
2010
Tahun

2011

Gambar 9 Perkembangan efisiensi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
(Laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 2013 (diolah))

Faktor Risiko
Perkembangan Non Performing Loan (NPL) PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk
Perkembangan Non Performing Loans (NPL) pada 2006 berada pada
kisaran 5%. NPL mengalami penurunan 2 tahun setelah 2006 menjadi 3.44%
dan 2.80%. Namun NPL meningkat menjadi 3.52% pada tahun 2009 yang
mencerminkan dampak penurunan kualitas aset akibat ketidakpastian ekonomi.
NPL meningkat cukup tajam hingga mencapat titik tertinggi mencapai 6.96% di
2010. Peningkatan NPL yang terjadi ini disebabkan karena adanya bencana
erupsi Gunung Merapi yang terjadi di Yogyakarta yang menyebabkan kredit
macet bertambah sekitar Rp 400 miliar. Pada 2011 mengalami penurunan NPL
cukup tajam pula ke posisi 2.30%. Penurunan NPL cukup besar yang terjadi
pada tahun 2010 terjadi karena PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
menurunkan portofolio kredit komersial, ritel dan kelas menengah yang menjadi
penyumbang tertinggi NPL mencapai 14% dan meningkatkan jumlah

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN OLEH PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI KABUPATEN TRENGGALEK

0 8 68

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh UMKM (Studi kasus Nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Cigudeg, Cabang Bogor)

1 27 139

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk)

0 6 53

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA Tbk Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada PT. Bank Mega Tbk.

0 6 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 21

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 12