. Hubungan Partisipasi Dengan Pelaksanaan Kegiatan Dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu

HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA PINJAMAN DANA
BERGULIR DI DESA TERUSAN, KABUPATEN INDRAMAYU

AMANDA YUNITA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
PERNYATAAN
MENGENAI SKRIPSI DAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SUMBER INFORMASI SERTA
PELIMPAHAN HAK CIPTA
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan
Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan Kesejahteraan Anggota Pinjaman
Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten Indramayu” adalah benar karya saya

dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau dikutip dari karya yang
telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Amanda Yunita
NIM I34110091

ABSTRAK
AMANDA YUNITA. Hubungan Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan
Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan, Kabupaten
Indramayu. Di bawah bimbingan DJUARA P LUBIS.
Kemiskinan di Indonesia merupakan persoalan yang utama. Upaya yang
dilakukan pemerintah dalam mengatasi persoalan kemiskinan yaitu dengan
membuat program Pinjaman Dana Bergulir. Tujuan utama penelitian ini yaitu
mengetahui sejauhmana keefektifan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dalam
mengatasi persoalan kemiskinan, menganalisis hubungan karakteristik individu

dengan tingkat penilaian sikap terhadap partisipasi anggota kelompok,
menganalisis hubungan tingkat penilaian sikap terhadap partisipasi dengan tingkat
efektivitas pelaksanaan kegiatan, dan menganalisis hubungan tingkat penilaian
sikap terhadap partisipasi dengan tingkat kesejahteraan anggota. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama menjadi
anggota dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil. Terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat partisipasi pada tahap perencanaan
dengan fasilitas tempat tinggal dan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan
hasil dengan fasilitas tempat tinggal dan kesehatan keluarga. Namun, tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara tahap perencanaan dengan tingkat
ketepatan sasaran, ketepatan waktu, dan ketepatan tujuan.
Kata kunci: efektivitas, partisipasi, kesejahteraan, pinjaman dana bergulir
ABSTRACT
AMANDA YUNITA. Participation Relations with The Implementation of The
Activities and Welfare of Revolving Fund Members In Terusan Village,
Indramayu Distric. Under the guidance of DJUARA P LUBIS.
Poverty in Indonesia is a major problem. The efforts by governments to
overcome poverty problem is a credit to get revolving fund. The main objective of
this study that is know about the effectiveness of revolving fund in overcoming the
problem of poverty, analyze individual characteristics relationship with a

judgment attitude toward the participation members of the group, analyze
relations assessment level attitude toward participation with the effectiveness the
implementation of activities, and analyze the relation of level judgment attitude
toward participation with the level of welfare the members. This research result
indicates that there is a significant relation between long been a member with the
level of participation on the stage of the utilization the results. There are a
significant relation between the level of participation on the planning stage with
facilities residence and the level of participation on the utilization the results of
phase with facilities residence and family health. But, there is no significant
relationship between the planning stages with the level of targeting accuracy, the
accuracy of the time, and the accuracy of the purpose.
Keywords: effectiveness, participation, welfare, revolving fund

HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN PELAKSANAAN
KEGIATAN DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA PINJAMAN
DANA BERGULIR DI DESA TERUSAN, KABUPATEN
INDRAMAYU

AMANDA YUNITA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Hubungan Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan
Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa
Terusan, Kabupaten Indramayu

: Amanda Yunita
: I34110091

PRAKATA
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan
judul ‘Hubungan Partisipasi dengan Pelaksanaan Kegiatan dan
Kesejahteraan Anggota Pinjaman Dana Bergulir Di Desa Terusan,
Kabupaten Indramayu’ ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari
bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr Ir Djuara P. Lubis, MS sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan masukan selama proses
penulisan skripsi hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr Ir Pudji Muljono, M.Si dan Ibu Dr Ir Ekawati S. Wahyuni, MS
selaku dosen penguji dalam sidang skripsi penulis.
3. Papa Iis Iskandar dan Mama Hj Sri Hadiyati, S.Kep, Ners. dan Adik Gilang
Galang Gemilang, tercinta yang telah mencurahkan rasa kasih sayangnya,
perhatiannya, serta motivasi-motivasinya yang diberikan kepada penulis.

4. Pihak Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kec. Sindang, Kab. Indramayu, pihak
Kantor Kepala Desa Terusan yang telah memberikan ijin serta mempermudah
penulis dalam mengambil dan mengumpulkan data selama proses penyusunan
skripsi ini.
5. Ketua kelompok dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir khususnya Desa
Terusan yang telah memberikan informasi dan mempermudah penulis dalam
mengambil dan mengumpulkan data yang diperlukan penulis selama proses
penyusunan skripsi ini.
6. Anggota kelompok dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir khususnya Desa
Terusan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
7. Sahabat-sahabat penulis yang selalu setia dan mensupport penulis serta
memberikan saran dan masukan yang berguna bagi penulis yaitu Indah
Octavia Putri, Annisa Noviani, Nadia Itona Siregar, Tri Utami Meylinda dan
Surya Kinanti. Tidak lupa penulis juga ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Feri Supriyanto dan Fitria Nurma Gupitha yang telah
bersedia menemani penulis selama proses penelitian hingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Teman-teman SKPM angkatan 48 atas semangat dan kebersamaannya selama
penulis melaksanakan kuliah di IPB.
Harapan dari penulis yaitu semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Bogor, Agustus 2015

Amanda Yunita

i

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPMMandiri)
Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir

Konsep Efektivitas Pelaksanaan
Partisipasi Masyarakat
Konsep Kesejahteraan Masyarakat
Hasil Penelitian Sebelumnya
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional
Karakteristik Individu
Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota
Tingkat Efektivitas Pelaksanaan
Tingkat Kesejahteraan Anggota
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Teknik Pengambilan Responden dan Informan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kondisi Geografis

Kondisi Ekonomi
Kondisi Sarana dan Prasarana
Gambaran Umum Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa
Terusan
Gambaran Umum Responden Penelitian
TINGKAT PENILAIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA DAN
HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU
Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota Kelompok
Penilaian Sikap Pada Tahap Perencanaan
Penilaian Sikap Pada Tahap Pelaksanaan
Penilaian Sikap Pada Tahap Pemanfaatan Hasil
Penilaian Sikap Pada Tahap Evaluasi

iii
v
vii
1
1
2
3

3
5
5
5
7
10
12
13
14
15
16
16
16
17
18
18
21
21
21
22

23
23
25
25
25
25
26
26
28
31
31
32
33
34
35

ii

iii

Analisis Hubungan Karakteristik Individu dengan Tingkat Penilaian
terhadap Partisipasi Anggota
TINGKAT EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PENILAIAN TERHADAP
PARTISIPASI ANGGOTA
Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir
Penilaian
terhadap
Efektivitas
Pelaksanaan
Kegiatan
Berdasarkan Ketepatan Sasaran
Penilaian
terhadap
Efektivitas
Pelaksanaan
Kegiatan
Berdasarkan Ketepatan Waktu
Penilaian
terhadap
Efektivitas
Pelaksanaan
Kegiatan
Berdasarkan Ketepatan Tujuan
Analisis Hubungan Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota
dengan Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana
Bergulir
TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN
TINGKAT PENILAIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
KELOMPOK PINJAMAN DANA BERGULIR
Tingkat Kesejahteraan
Pendapatan
Fasilitas Tempat Tinggal
Kesehatan Keluarga
Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan
Akses Terhadap Pendidikan
Kepemilikan Alat Transportasi
Analisis Hubungan Tingkat Penilaian terhadap Partisipasi Anggota
dengan Tingkat Kesejahteraan Anggota Kelompok Pinjaman Dana
Bergulir
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

37

39
39
41
42
43

44

47
47
47
49
50
51
52
53

54
59
59
60
61
65
83

iv

v

DAFTAR TABEL

1
2
3
4

5

6
7
8
9
10

11

12
13
14
15

16

Perbandingan hasil penelitian sebelumnya terkait dengan
Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir
Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian di
Desa Terusan pada tahun 2014
Jumlah sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Terusan pada
tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik
responden Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan
pada tahun 2015
Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap
partisipasi dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa
Terusan pada tahun 2015
Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi
pada tahap perencanaan di Desa Terusan pada tahun 2015
Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi
pada tahap pelaksanaan di Desa Terusan pada tahun 2015
Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi
pada tahap pemanfaatan hasil di Desa Terusan pada tahun 2015
Jumlah responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi
pada tahap evaluasi di Desa Terusan pada tahun 2015
Nilai koefisien korelasi dan signifikansi antara karakteristik
individu dengan tingkat penilaian terhadap partisipasi anggota
kelompok Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan pada tahun
2015
Jumlah dan persentase responden menurut tingkat efektivitas
pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan
pada tahun 2015
Jumlah responden menurut jawaban pertanyaan komponen
ketepatan sasaran di Desa Terusan pada tahun 2015
Jumlah responden menurut jawaban pertanyaan komponen
ketepatan waktu di Desa Terusan pada tahun 2015
Jumlah responden menurut jawaban pertanyaan komponen
ketepatan tujuan di Desa Terusan pada tahun 2015
Nilai koefisien korelasi dan signifikansi antara tingkat penilaian
terhadap partisipasi anggota dengan tingkat efektivitas
pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir
Nilai koefisien korelasi dan signifikansi antara tingkat penilaian
terhadap partisipasi anggota dengan kesejahteraan anggota
kelompok Pinjaman Dana Bergulir

14
25
26

28

31
33
34
35
36

37

39
41
42
43

44

55

vi

vii

DAFTAR GAMBAR

1

2
3
4
5

6
7
8

9

Kerangka pemikiran “Hubungan Tingkat Partisipasi dengan
Tingkat Pelaksanaan Kegiatan dan Tingkat Kesejahteraan
Anggota Pinjaman Dana Bergulir di Desa Terusan”
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut pendapatan pada tahun 2015
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut fasilitas tempat tinggal pada tahun 2015
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut kesehatan keluarga pada tahun 2015
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut akses terhadap pelayanan kesehatan pada
tahun 2015
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut kemana responden berobat
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut kepemilikan jaminan kesehatan
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut akses terhadap pendidikan pada tahun
2015
Jumlah responden anggota kelompok Pinjaman Dana Bergulir di
Desa Terusan menurut tingkat kepemilikan alat transportasi pada
tahun 2015

15
48
49
50

51
51
52

52

54

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Sketsa lokasi penelitian
67
Kerangka sampling kelompok Pinjaman Dana Bergulir di Desa
Terusan
68
Daftar nama responden penelitian
69
Kuesioner penelitian
70
Panduan wawancara mendalam
77
Dokumentasi penelitian
78
Catatan harian lapang
79

viii

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami berbagai
masalah salah satunya kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia sampai
saat ini merupakan masalah utama dan sangat kompleks. Permasalahan terkait
dengan kemiskinan sampai saat ini belum menemui titik terang, oleh karena itu
pemberantasan kemiskinan dimasukkan ke dalam agenda pertama dari delapan
agenda MDG’s tahun 1990-2015. Bank Dunia menyimpulkan bahwa sebanyak
60% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan (Theresia et al., 2014).
Upaya pemberdayaan masyarakat semakin menjadi suatu kebutuhan dalam setiap
upaya pembangunan. Hal tersebut juga dibuktikan dari beberapa hasil penelitian
yang berkaitan dengan persoalan kemiskinan yang menunjukkan bahwa angka
kemiskinan di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Angka kemiskinan di
Indonesia jika ditilik dari tahun 1998 hingga tahun 2011 terjadi penurunan. Hal
tersebut menunjukkan hasil yang semakin membaik, namun belum cukup
menjadikan Indonesia terbebas dari permasalahan kemiskinan.
Kemiskinan diartikan oleh Badan Pusat Statistik (2015) sebagai suatu
ketidakmampuan seseorang atau kelompok dalam memenuhi standar kebutuhan
dasar, baik berupa makanan maupun bukan makanan. Kemiskinan menjadi salah
satu alat ukur untuk dapat mengetahui perihal tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat. Pada dasarnya kesejahteraan merupakan suatu hak bagi setiap
manusia. Untuk dapat mengukur tingkat kesejahteraan dari suatu masyarakat yang
berada di suatu wilayah, maka salah satu alat ukur yang dapat digunakan yaitu
dengan mengukur tingkat kemiskinan suatu masyarakat yang bermukim di
wilayah tersebut.
Terkait dengan angka kemiskinan yang terjadi di Indonesia pemerintah
Indonesia sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan dari yang pada mulanya
11,37% pada tahun 2013 menjadi 10,96% pada tahun 2014 (Badan Pusat Statistik,
2015). Hal tersebut tidak lepas dari adanya peran pemerintah dalam membuat
program yang tujuan utamanya yakni untuk menanggulangi masalah kemiskinan
yang terjadi di Indonesia. Agar dapat menanggulangi permasalahan terkait
kemiskinan yang sampai saat ini masih terjadi di Indonesia, maka diperlukan
adanya pemberdayaan masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pemerintah yakni dengan membuat suatu program yang berbasis pada
pemberdayaan masyarakat. Jika ditilik dari 30 tahun belakangan ini, banyak sekali
program-program yang dengan sengaja dibentuk oleh pemerintah Indonesia yang
berbasis pemberdayaan masyarakat dan bantuan-bantuan langsung yang diberikan
kepada masyarakat. Latar belakang dari diadakannya program-program tersebut
yaitu dalam rangka upaya untuk mengatasi serta memberantas terkait kemiskinan
yang selama ini terjadi di Indonesia. Program-program bentukan pemerintah
Indonesia yakni dimulai dari adanya Program Inpres Desa Tertinggal (IDT),
Program Kesejahteraan Sosial Kelompok Usaha Bersama Keluarga Muda Mandiri
(Prokesos KUBE KMM), Tabungan Kesejahteraan Rakyat (Takesra), Kredit
Usaha Kesejahteraan Rakyat (Kukesra), Kredit Usaha Kecil Menengah, Jaring

2
Pengaman Sosial (JPS), Program Penanggulangan Kemiskinan Di-Perkotaan
(P2KP), Beras Miskin (Raskin), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) baik di lingkup
perdesaan maupun perkotaan, dan masih banyak program-program yang lainnya.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)
memiliki fokus kegiatan yakni dalam bidang ekonomi, sosial, dan infrastruktur
atau yang dikenal dengan Tridaya. PNPM Mandiri merupakan salah satu program
pemerintah untuk menanggulangi persoalan kemiskinan dan penurunan angka
pengangguran. PNPM Mandiri ini dibentuk sejak tahun 2007 yang terdiri dari
PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, dan PNPM Mandiri
wilayah khusus dan desa tertinggal. Salah satu desa yang terkena program PNPM
Mandiri adalah Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu yang
berawal sejak tahun 2007. Fokus kegiatan PNPM Mandiri di Desa Terusan yaitu
bidang ekonomi dan infrastruktur. Pada bidang ekonomi terdapat Kegiatan
Simpan Pinjam Perempuan atau yang sekarang berganti nama menjadi Kegiatan
Pinjaman Dana Bergulir yang sasaran kegiatan ini yaitu masyarakat miskin yang
bermukim di Desa Terusan dan tercatat dalam daftar warga miskin Desa Terusan.
Jika mengevaluasi setiap program yang telah dibentuk oleh pemerintah
Indonesia, pada kenyataannya jumlah masyarakat yang masih termasuk ke dalam
golongan miskin di Indonesia masih terbilang cukup tinggi dan jikalau terjadi
penurunan angka kemiskinan tetapi penurunan angka kemiskinan tersebut tidaklah
menunjukkan perubahan yang sangat drastis. Hal tersebut mungkin dikarenakan
masih terdapat banyak halangan serta hambatan di dalam pelaksanaan suatu
program yang dapat membuat program tersebut tidak dapat berjalan dengan baik
sehingga dampak yang dirasakan oleh masyarakatpun kurang dapat dirasakan dan
mengakibatkan persoalan kemiskinan masih saja terjadi di Indonesia. Oleh karena
itu, penting bagi peneliti untuk mengetahui serta menganalisis terkait program
pemberdayaan masyarakat dalam hal ini yakni salah satu kegiatan di dalam
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri). Kegiatan
tersebut adalah Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang dilakukan dalam rangka
pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Masalah Penelitian

Seperti yang sudah dijelaskan di dalam latar belakang di atas bahwa
kemiskinan sampai saat ini merupakan masalah yang sangat utama yang sampai
saat ini masih belum dapat diatasi dengan baik. Berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah demi menyelesaikan perkara tersebut. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan cara membuat suatu program yang
berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Program tersebut yaitu Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) yang mencakup
bidang ekonomi, sosial, dan infrastruktur. Desa Terusan Kecamatan Sindang
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu desa penerima Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) yang menjadikan desa ini
cocok untuk dilakukan penelitian terkait dengan keefektivitasan kegiatan dari
PNPM-Mandiri. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan dalam bidang ekonomi
yakni Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Keberhasilan suatu Kegiatan Pinjaman

3
Dana Bergulir tidak lepas dari adanya partisipasi dari masyarakatnya itu sendiri.
Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah Kegiatan
Pinjaman Dana Bergulir ini efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan?
Berdasarkan kondisi di atas, dapat dirumuskan pertanyaan spesifik dalam
penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat partisipasi anggota kelompok dalam Kegiatan
Pinjaman Dana Bergulir?
2. Bagaimana hubungan karakteristik individu dengan tingkat partisipasi
anggota kelompok?
3. Bagaimana hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan tingkat
efektivitas pelaksanaan kegiatan?
4. Bagaimana hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan tingkat
kesejahteraan anggota kelompok?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampaikan sebelumnya, maka
secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauhmana
keefektifan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dalam mengatasi masalah
kemiskinan. Adapun tujuan lain dalam penelitian ini yaitu untuk:
1. Menganalisis tingkat partisipasi anggota kelompok dalam Kegiatan
Pinjaman Dana Bergulir.
2. Menganalisis hubungan karakteristik individu dengan tingkat partisipasi
anggota kelompok.
3. Menganalisis hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan
tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan.
4. Menganalisis hubungan tingkat partisipasi anggota kelompok dengan
tingkat kesejahteraan anggota kelompok.

Manfaat Penelitian

Penulisan ini akan berguna bagi berbagai pihak, yakni:
1. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai
partisipasi masyarakat terhadap Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dan
efektivitas pinjaman bergulir pada PNPM Mandiri dalam mengatasi
persoalan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta
menjadi referensi untuk dilakukannya penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan bahan
pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun dan membuat kebijakan
mengenai peraturan terkait dengan pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana
Bergulir pada PNPM Mandiri dalam hal pengentasan kemiskinan serta
mampu menciptakan solusi apabila terjadi hambatan-hambatan serta

4
persoalan-persoalan pada saat pelaksanaan kegiatan.
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
mengenai efektivitas Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir pada PNPM
Mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu
diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi desa-desa lain
penerima program agar dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan
Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir pada PNPM Mandiri yang sesuai agar
dampak dari kegiatan tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat.

5

PENDEKATAN TEORETIS

Tinjauan Pustaka

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)
Pendekatan pemberdayaan masyarakat selama ini telah diupayakan melalui
pembangunan baik dalam skala sektoral maupun regional. Namun, kebanyakan
pembangunan tersebut dilakukan secara parsial dan tidak berkelanjutan,
efektivitasnya terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan dipandang masih
belum berjalan optimal. Oleh karena itu, dengan adanya Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) diharapkan terjadinya
harmonisasi antaraa prinsip dasar, pendekatan, strategi, serta berbagai mekanisme
dan prosedur pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat
berdampak kepada kesejahteraan masyarakat yang berjalan lebih efektif dan
efisien.
Untuk meningkatkan efektivitas dalam hal penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja, maka salah satu langkah yang dilakukan oleh
pemerintah dalam hal menanggulangi persoalan kemiskinan yang selama ini
terjadi yaitu dengan membuat suatu program yang diberi nama Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri atau yang biasa dikenal dengan sebutan
PNPM-Mandiri. PNPM-Mandiri dimulai sekitar tahun 2007 yang terdiri dari
PNPM-Mandiri Perdesaan, PNPM-Mandiri Perkotaan, dan PNPM-Mandiri
wilayah khusus dan desa tertinggal. Melalui PNPM-Mandiri ini dirumuskan
kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur
masyarakat, yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemantauan atau evaluasi. Melalui proses pembangunan yang partisipatif, adanya
kesadaran kritis dan kemandirian dari suatu masyarakat, terutama masyarakat
yang tergolong ke dalam masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan dengan
pemberian beberapa program bagian dari Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri), sehingga mereka tidaklah hanya sebagai
objek melainkan sebagai subjek dalam hal upaya penanggulangan kemiskinan
(Sukidjo, 2009).
PNPM Mandiri merupakan pengembangan dari PPK yang selama ini dinilai
berhasil dijalankan sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di
perdesaan beserta dengan program pendukungnya seperti PNPM Generasi,
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar
pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, dan Percepatan
Pembangunan Daerah Terringgal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan
daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik.
Pada tahun 2008, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM-Mandiri) memperluas kegiatannya dengan melibatkan Program
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk
mengintergrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya.
PNPM-Mandiri diperkuat dengan adanya program pemberdayaan masyarakat
yang dilaksanakan di berbagai sektor dan pemerintah daerah. Dalam

6
pelaksanaannya, PNPM-Mandiri ini diprioritaskan dilaksanakan di desa-desa
tertinggal dan masyarakatnya mayoritas termasuk ke dalam kelompok masyarakat
miskin.
PNPM Mandiri didefinisikan sebagai suatu program nasional dalam wujud
kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat sendiri didefinisikan sebagai suatu upaya untuk menciptakan atau
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun secara
kelompok, dalam memecahkan berbagai permasalahan terkait upaya peningkatan
kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan. Pemberdayaan masyarakat
memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak, seperti pemerintah daerah serta
berbagai pihak lainnya untuk memberikan suatu kesempatan dan menjamin
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)
memiliki tujuan yang dikategorikan ke dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari PNPM-Mandiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan
memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat miskin secara mandiri.
Sedangkan tujuan khusus dari PNPM-Mandiri yaitu:
1. Untuk meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat termasuk masyarakat
miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan masyarakat
yang terpinggirkan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan dan pengelolaan pembangunan.
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,
representatif, dan akuntabel.
3. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak
kepada masyarakat miskin.
4. Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok peduli
lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya dalam hal penganggulangan
kemiskinan.
5. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas
pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi
kemiskinan di wilayahnya.
6. Meningkatkan modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan
potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
7. Meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan
komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
Dalam upaya mencapai tujuan PNPM-Mandiri, terdapat strategi, prinsip
dasar, pendekatan dan dasar hukum yang diperlukan sebagai acuan dalam
melaksanakan program pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini strategi yang
digunakan dalam PNPM-Mandiri terdiri atas strategi dasar dan strategi
operasional. Prinsip dasar pelaksanaan PNPM-Mandiri yaitu bertumpu pada
pembangunan manusia, otonomi, desentralisasi, berorientasi pada masyarakat
miskin, partisipasi, kesetaraan dan keadilan gender, demokratis, transparansi dan
akuntabel, prioritas, kolaborasi, keberlanjutan dan sederhana. Pelaksanaan PNPM
Mandiri juga diatur berdasarkan dasar hukum yang mengacu kepada landasan
konstitusional Undang-Undang Dasar 1945, landasan idiil pancasila dan

7
perundang-undangan yang berlaku serta landasan khusus terkait dengan
pelaksanaan PNPM-Mandiri.
Menurut Panduan Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri tahun 2008 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM-Mandiri) dibedakan menjadi dua kategori, yakni kategori PNPM
inti yang terdiri dari program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
berbasis kewilayahan, yang mencakup PPK, P2KP, Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal Dan Khusus (P2DTK), serta PNPM penguatan yang terdiri dari
program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus
untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait
pencapaian target tertentu. Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri dalam hal
penanggulangan kemiskinan yaitu meliputi penyediaan dan perbaikan sarana dan
prasarana lingkungan permukiman, sosial dan ekonomi serta padat karya,
penyediaan sumberdaya keuangan melalui program dana bergulir dan kredit mikro
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin, kegiatan terkait
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kapasitas masyarakat dan
pemerintah lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan keterampilan usaha,
manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang
baik.

Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sudah
dilaksanakan sejak tahun 1999 dan merupakan suatu upaya yang dilakukan
pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah
dalam hal menanggulangi persoalan kemiskinan secara berkelanjutan. Program
P2KP ini sangat strategis dilakukan karena menyiapkan landasan kemandirian
masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif,
mengakar, dan kondusif bagi perkembangan modal sosial masyarakat di masa
yang akan datang, serta menyiapkan program masyarakat dengan jangka
menengah dalam menanggulangi kemiskinan yang menjadi pengikat di dalam
kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
Menurut Petunjuk Teknis Pinjaman Bergulit tahun 2012 bahwa
penanggulangan persoalan kemiskinan dilakukan dengan memberdayakan
masyarakat melalui tiga jenis kegiatan, yaitu infrastruktur, sosial, dan ekonomi,
atau yang dikenal dengan sebutan Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan
dengan adanya Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir. Kegiatan Pinjaman Dana
Bergulir merupakan sejenis kegiatan yang terdapat pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) yang bergerak dalam bidang
ekonomi. Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir adalah suatu bentuk kegiatan yang
memberikan pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di suatu
wilayah atau desa dimana Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Unit
Pengelola Keuangan (UPK) berada dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, seluruh Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir ini
diserahkan langsung kepada masyarakat di wilayah atau desa tersebut. Tujuan dari
diadakannya Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yaitu untuk menyediakan akses
layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis

8
pasar yang tujuannya untuk memperbaiki kondisi ekonomi serta memberikan
pelajaran dalam mengelola dana pinjaman tersebut.
Sasaran dari pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yaitu rumah
tangga miskin yang berpendapatan rendah yang terdapat di suatu wilayah atau
desa dimana di wilayah atau desa tersebut sudah terdapat Lembaga Keswadayaan
Masyarakat (LKM) atau Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan warga tersebut
sudah tercatat dalam daftar warga miskin. Indikator tercapainya sasaran tersebut
yaitu peminjam tercatat dalam daftar warga miskin, sebanyak 30% peminjam
berasal dari kaum perempuan, peminjam tergabung di dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang beranggotakan minimal 5 orang dalam setiap kelompok.
Pendekatan yang dilakukan di dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir
adalah dengan mengarahkan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir sebagai suatu
akses pinjaman bagi masyarakat yang saat ini belum memiliki akses pinjaman ke
lembaga keuangan yang lainnya melalui:
1. Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dilaksanakan di tingkat kelurahan, dan
dikelola secara profesional untuk menjaga kelangsungan akses pinjaman
bagi masyarakat miskin.
2. Transparansi atas pengelolaan dan kinerja UPK serta monitoring partisipatif
oleh warga masyarakat sebagai wujud dari pertanggungjawaban pengelolaan
dana masyarakat.
3. Penyediaan akses pinjaman yang jumlahnya maupun tingkat bunganya
hanya menarik bagi kelompok masyarakat miskin.
4. Menggunakan sistem tanggung jawab renteng kelompok sebagai alat
kontrol pengelola (UPK) maupun kelompok peminjam (KSM).
5. Meningkatkan kapasitas kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan
ekonomi rumah tangga, kewirausahaan, dan pembukuan sederhana.
Dalam Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir terdapat prinsip dasar dalam
pemberian pinjaman bergulir yang perlu mendapatkan perhatian dari LKM/UPK,
yakni antara lain:
1. Dana BLM yang dialokasikan untuk Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir
merupakan milik masyarakat kelurahan/desa sasaran dan bukanlah milik
perorangan.
2. Tujuan dipilihnya Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir ini adalah dalam
rangka membantu program penanggulangan kemiskinan dan oleh karenanya
harus menjangkau warga masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran
utama dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM-Mandiri).
3. Pengelolaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir berorientasi kepada proses
pembelajaran untuk penciptaan peluang-peluang usaha dan memberikan
kesempatan kerja, peningkatan pendapatan pada masyarakat miskin, serta
kegiatan-kegiatan produktif yang lainnya.
4. Pengelolaan pinjaman dana bergulir dipisahkan antara LKM sebagai
representasi dari warga masyarakat pemilik modal dengan UPK sebagai
pengelola Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yang bertanggungjawab
langsung kepada LKM.
5. Prosedur serta keputusan pemberian pinjaman harus mengikuti prosedur
pemberian pinjaman dana bergulir standar yang telah ditetapkan.

9
6. Manajer dan petugas UPK haruslah orang yang memiliki kemampuan dan
telah memperoleh sertifikat pelatihan dasar yang diadakan oleh PNPMMandiri.
7. UPK memiliki sistem pembukuan yang standar dan sistem pelaporan
keuangan yang memadai.
8. UPK mendapat pengawasan baik dari LKM melalui Pengawas UPK
maupun konsultas pelaksana melalui tenaga ahli dan fasilitator, atau pihak
yang ditunjuk proyek.
Agar pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir dapat berjalan dengan
baik maka perlu dibuat aturan terkait dengan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir,
yakni kriteria kelayakan lembaga pengelola Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir,
kelayakan peminjam, ketentuan umum atau skim pinjaman bergulir, sumber dana,
kolektabilitas pinjaman bergulir dan pendampingan. Kriteria-kriteria tersebut
dijelaksan sebagai berikut:
1. Kriteria kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir. Dalam hal ini yang
mengelola Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir yaitu Lembaga Keswadayaan
Masyarakat (LKM) atau Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Unit
Pengelola Keuangan (UPK), dan pengawas UPK.
2. Kelayakan peminjam. Dalam hal ini yang diperbolehkan melakukan
peminjaman yaitu hanya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau
anggotanya yang sudah memenuhi persyaratan sebagai peminjam.
Berikut ini merupakan kriteria kelayakan Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM):
a. KSM peminjam telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin
yang tercantum dalam daftar PS2.
b. KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan
kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin.
c. KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota-anggotanya secara
sukarela, demokratis, partisipatif, transparan dan kesetaraan.
d. Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin yang sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan sendiri oleh LKM/BKM/Masyarakat.
e. Jumlah anggota KSM minimal 5 orang.
f. Jumlah anggota KSM minimal 30% perempuan.
g. Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai dengan kebutuhan.
h. Semua anggota KSM menyetujui sistem tanggung renteng dan
dituangkan secara tertulis dalam Pernyataan Kesanggupan Tanggung
Renteng.
i. Semua anggota KSM telah memperoleh pelatihan tentang Kegiatan
Pinjaman Dana Bergulir, Rencana Usaha, Kewirausahaan dan
Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) dari fasilitator dan
LKM/UPK.
j. KSM dapat mengakses dana pinjaman apabila membentuk kelompok
dan minimal 3 bulan berturut-turut memiliki kegiatan untuk
menggalang tabungan kelompok.
Sedangkan berikut ini merupakan kriteria kelayakan anggota KSM:
a. Anggota KSM adalah warga masyarakat dan memiliki KTP setempat.

10
b. Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan kriteria yang
dikembangkan dan siepakati sendiri oleh masyarakat dan terdaftar
dalam PS2.
c. Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lain.
d. Semua anggota KSM telah mempunyai tabungan minimal 5% dari
pinjaman yang diajukan sebagai dana tanggung renteng dan bersedia
aktif untuk menggalang kegiatan tabungan kelompok secara
berkelanjutan.
e. Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula memiliki
usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan usaha, pendapatan,
dan meningkatkan kesejahteraan keuarganya.
f. Belum pernah mendapatkan akses pinjaman dari lembaga keuangan
lainnya.
3. Ketentuan umum atau skim pinjaman bergulir. Ketentuan tersebut
didalamnya mencakup terkait siapa saja yang boleh melakukan pinjaman,
tujuan penggunaan pinjaman, besarnya pinjaman, jasa pinjaman dan sistem
bagi hasil, jangka waktu pinjaman dan frekuensi pinjaman, serta angsuran
pinjaman.
4. Kolektabilitas pinjaman. Dalam hal ini kolektabilitas pinjaman adalah
cerminan dari pengelolaan pinjaman bergulir. Dengan kolektabilitas tersebut
dapat dilihat baik buruknya kualitas dan tingkat resiko daripada pinjaman.
5. Pendampingan. Dalam hal ini bentuk pendampingan yang dilakukan yaitu
dalam bentuk coaching, konsultasi dan diskusi, membimbing, membantu
pelaksanaan kegiatan sampai petugas dapat melakukan secara mandiri,dan
upaya yang lainnya yang dapat mengarah kepada peningkatan kemamouan
petugas dan anggota masyarakat. Pendampingan tersebut dilakukan kepada
LKM, UPK, dan kelompok Pinjaman Dana Bergulir (Petujuk Teknis
Pinjaman Bergulir, 2012).

Konsep Efektivitas Program
Kata efektif berasal dari Bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil.
Efektivitas didefinisikan sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau ketepatan
tujuan. Efektivitas merupakan salah satu unsur pokok dalam mencapai suatu
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan atau
program. Dapat dikatakan efektif apabila suatu tujuan ataupun sasaran yang sudah
ditentukan tersebut dapat tercapai dengan baik. Efektivitas didefinisikan oleh
banyak ahli, salah satunya definisi efektivitas menurut Robbins seperti dikutip
oleh Indrawijaya (2010) yang mengemukakan bahwa efektivitas merupakan
tingkat pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek (tujuan) dan jangka
panjang (cara). Selain itu Siagian dalam Indrawijaya (2010) juga memberikan
pengertian mengenai efektivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu
pekerjaan yaitu penyelesaian pekerjaan yang sesuai atau tepat pada waktu yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Jika dikaitkan dengan kegiatan yang dibentuk oleh pemerintah maka
orientasi efektivitas yang akan dicapainya lebih kepada pengeluaran (output)
dibandingkan dengan masukan (input). Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan
oleh Sanex dalam Indrawijaya (2010) yang mengemukakan bahwa:

11
“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kualitas, kuantitas, waktu) telah dicapai. Makin
besar target yang dicapai, maka semakin tinggi tingkat
efektivitas. Konsep ini orientasinya lebih tertuju pada
keluaran. Masalah penggunaan masukan tidak menjadi isu
salam konsep ini. Pada umumnya organisasi pemerintah
(yang tidak mencari laba) berorientasi ke pencapaian
efektivitas.”
Upaya mengevaluasi jalannya suatu program dapat dilakukan melalui
konsep efektivitas. Efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi secara
efisiensi yang ditinjau dari sisi masukan atau input, porses, maupun keluaran atau
output. Menurut Mahmudi (2005) efektivitas merupakan hubungan antar output
dengan tujuan, semakin besar konsumsi (sumbangan) output terhadap tujuan maka
semakin efektif suatu organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas berfokus pada
outcome (hasil), program atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang
dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. Menurut Sutrisno (2007)
indikator dalam mengukur tingkat efektivitas suatu kegiatan yaitu:
1. Pemahaman program atau kegiatan
2. Tepat sasaran
3. Tepat waktu
4. Tercapainya tujuan
5. Perubahan nyata
Untuk mengukur suatu efektivitas program bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan, karena efektivitas dikaji dari berbagai sudut pandang. Tingkat
efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana awal yang telah
ditentukan dengan hasil yang nyata yang sudah diwujudkan. Jika rencana awal
tersebut dilakukan dengan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan atau sasaran
tidak tercapai, maka hal tersebut dikatakan tidak efektif. Siagian dalam
Indrawijaya (2010) mengemukakan bahwa pencapaian tujuan efektif atau tidak
diukur berdasarkan:
1. Kejelasan tujuan yang akan dicapai
2. Kejelasan strategi dalam mencapai tujuan
3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap
4. Perencanaan yang matang
5. Penyusunan program yang tepat sesuai yang dibutuhkan
6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja
7. Pelaksanaan program yang efektif dan efisien
8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
Selain itu pendekatan yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas
suatu program yaitu dengan pendekatan sumber (resource approach) yakni
mengukur efektivitas berdasarkan input, pendekatan proses (process approach)
yakni untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua
kegiatan proses internal, dan pendekatan sasaran (goals approach) yakni
mengukur efektivitas berdasarkan keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil
atau output yang sesuai dengan rencana. Dengan menggunakan konsep ini
diharapkan dapat mengukur tingkat efektivitas. Dalam hal ini yaitu tingkat
efektivitas pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir pada PNPM-Mandiri.

12
Partisipasi Masyarakat
Definisi partisipasi menurut Theodorson (1969) seperti dikutip Theresia et
al. (2014) mendefinisikan partisipasi yaitu keikutsertaan seseorang di dalam
kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, di luar
pekerjaannya atau profesinya sendiri. Raharjo (1983) seperti dikutip Theresia et
al. (2014) juga menambahkan terkait keterlibatan atau keikutsertaan tersebut. Ia
menjelaskan bahwa keikutsertaan seseorang itu dilakukan sebagai akibat dari
terjadinya interaksi sosial antar individu yang bersangkutan dengan anggota
masyarakat yang lain. Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut dilandasi
dengan adanya kesadaran yang dimiliki. Kesadaran tersebut menurut Theresia et
al. (2014) yaitu terkait dengan:
1. Kondisi yang tidak memuaskan dan mengharuskan untuk diadakannya
perubahan.
2. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan kegiatan manusia atau
masyarakatnya sendiri.
3. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan.
4. Adanya kepercayaan diri bahwa dirinya dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.
Dalam kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan
perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab terhadap
pentingnya pembangunan. Hal tersebut dimaksudkan bahwa dengan adanya
partisipasi yang diberikan, berarti mereka menyadari bahwa kegiatan
pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang dilaksanakan oleh pemerintah
melainkan melibatkan adanya partisipasi dari masyarakat yang akan diperbaiki
mutu hidupnya (Theresia et al., 2014).
Menurut Yadav seperti dikutip Theresia et al. (2014) menjelaskan bahwa
terdapat empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi masyarakat di
dalam kegiatan pembangunan, yaitu partisipasi dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi dalam
pemantauan dan evaluasi, serta partisipasi dalam pemanfaatan hasil-hasil
program.
1. Partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu ditumbuhkan dengan
membuat forum yang memungkinkan untuk adanya partisipasi dari
masyarakat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan terkait
dengan program pembangunan di wilayah atau desa tersebut.
2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai suatu
partisipasi masyarakat banyak untuk sukarela dalam menyumbangkan
tenaga di dalam kegiatan pembangunan tersebut.
3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan
Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan merupakan unsur
terpenting. Karena tujuan dari pembangunan yaitu untuk memperbaiki mutu
hidup masyarakat. Selain itu, pemanfaatan hasil pembangunan juga akan
merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam setiap kegiatan pembangunan. Namun pada kenyataannya, partisipasi
dalam pemanfaatan hasil pembangunan sering kurang mendapat perhatian
dari pemerintah. Pemerintah menganggap bahwa selesainya program

13
pembangunan maka sudah jelas masyarakat dapat menerima manfaatnya.
Padahal, seringkali masyarakat justru tidak memahami manfaat dari
program pembangunan secara langsung.
4. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan
Kegiatan pemantauan dan evaluasi pembangunan merupakan salah satu
kegiatan yang sangat dibutuhkan. Dalam kegiatan ini partisipasi masyarakat
sangat diperlukan dalam mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan perkembangan kegiatan pembangunan.
Berkembangnya suatu partisipasi dari masyarakat di dalam suatu kegiatan
pembangunan tidaklah lepas dari adanya unsur-unsur pokok ini, yaitu adanya
kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi, adanya
kemauan yang timbul dari suatu masyarakat untuk ikut berpartisipasi serta adanya
kemampuan yang dimiliki suatu masyarakat untuk ikut berpartisipasi (Mardikanto
2010 seperti dikutip oleh Theresia et al. 2014). Selain itu, terdapat faktor lain
yang juga berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan
pembangunan yaitu faktor internal atau yang biasa disebut dengan karakteristik
individu dan faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut menurut Yulianti (2012)
yaitu pengaruh yang berasal dari luar kelompok yakni adanya suatu peran
pemerintah, pengurus kelurahan, tokoh masyarakat dan peran dari fasilitator yang
juga dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pembangunan. Kemudian dijelaskan kembali oleh Tjokroamidjojo seperti dikutip
Girsang (2012) bahwa faktor eksternal lainnya yang juga mendukung tingkat
partisipasi adalah kepemimpinan dan informasi atau komunikasi.

Konsep Kesejahteraan Masyarakat
Kemiskinan ditandai dengan kurangnya akses masyarakat terhadap barang,
jasa, aset dan peluang yang penting yang menjadi suatu hak bagi setiap orang.
Untuk dapat mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat maka dapat
digunakan instrumen kesejahteraan. Konsep kesejahteraan ini merupakan suatu
konsep yang digunakan untuk dapat mengukur suatu keadaan seseorang pada
kondisi tertentu di suatu wilayah.
Untuk dapat mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat maka
diperlukan indikator-indikator yang diukur dari beberapa sudut pandang. Indikator
untuk mengukur kesejahteraan masyarakat dikemukakan oleh BPS yang dikutip
oleh Bappenas (2005), yaitu diantaranya tingkat pendapatan, tingkat konsumsi dan
pengeluaran rumah tangga, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga,
kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan, kemudahan akses terhadap
pendidikan, dan kepemilikan alat transportasi. Indikator di atas secara rinci
dijelaksan oleh BPS (2011):
1. Pendapatan adalah penghasilan tetap yang diperoleh dalam satu bulan oleh
seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Tingkat konsumsi atau pengeluaran rumahtangga adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Fasilitas tempat tinggal yang diukur berdasarkan penerangan yang
digunakan, jenis lantai/ubin, kondisi MCK, kondisi bangunan, atap rumah,
dan sumber air.
4. Kesehatan anggota keluarga merupakan indikator kebebasan dari penyakit.

14
5. Akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan kemudahan bagi responden
dalam memperoleh fasilitas untuk kesehatan seperti program jaminan
kesehatan masyarakat (jamkesmas), BPJS dan lain-lain.
6. Akses terhadap pendidikan merupakan suatu kemudahan bagi responden
dalam memperoleh pendidikan yang layak.
7. Kepemilikan alat transportasi merupakan jenis alat transportasi yang
dimiliki oleh responden.

Hasil Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian Maulidyah (2014) bahwa efektivitas
pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir ini sudah dapat dikatakan efektif.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat dampak positif dan dampak negatif yang
dihasilkan. Dampak positif tersebut yaitu berupa dampak fisik dan dampak
ekonomi. Dampak fisik yakni adanya perbaikan sarana prasarana infrastruktur,
sedangkan dampak ekonomi yakni terjadinya peningkatan pendapatan.
Peningkatan pendapatan itu dirasakan oleh masyarakat penerima kegiatan karena
berkat adanya bantuan pinjaman dana.
Tabel 1

Perbandingan hasil penelitian sebelumnya terkait dengan Kegiatan
Pinjaman Dana Bergulir
Penulis
Hasil Penelitian

Rahmatika Masyarakat penerima bantuan dana bergulir PNPM Mandiri
(2011)
merasa tidak adanya kenaikan profit dari sebelum menerima
program dan sesudah menerima program. Hal tersebut terjadi
karena sistem pengelolaan pro

Dokumen yang terkait

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Analisis Dampak Program Alokasi Dana Kampung Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kampung di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh

7 61 130

Peranan Dinas Penanaman Modal, Koperasi, dan Pengusaha Kecil Menengah dalam Mengelola Dana Pinjaman Bergulir di Kabupaten Deli Serdang.

9 167 209

Pengaruh Pinjaman Dana Bergulir dan Pendampingan Terhadap Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Mandiri di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

5 17 146

Tingkat keberlanjutan program nasional pemberdayaan masyarakat pinjaman bergulir di Desa Kotabatu Kabupaten Bogor

0 3 85

EFEKTIVITAS PROGRAM PINJAMAN BERGULIR TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Efektivitas Program Pinjaman Bergulir Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Korelasi Pada PNPM Mandiri Perkotaan di BKM “Amanah Sejahtera” Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolal

0 0 18

EFEKTIVITAS PROGRAM PINJAMAN BERGULIR TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Efektivitas Program Pinjaman Bergulir Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Korelasi Pada PNPM Mandiri Perkotaan di BKM “Amanah Sejahtera” Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolal

0 0 20

HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN PEMBANGUNAN POLITIK DI DESA RANCAJAWAT KECAMATAN TUKDANA KABUPATEN INDRAMAYU.

3 19 77

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Efektivitas - HUBUNGAN EFEKTIVITAS PROGRAM PINJAMAN DANA BERGULIR DENGAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI DESA TOYAREJA KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 - repository per

0 0 18