Hubungan Asupan Energi dan Zat Gizi serta Aktivitas Fisik dengan Komponen Sindroma Metabolik pada Orang Dewasa Gemuk

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI SERTA
AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPONEN SINDROMA
METABOLIK PADA ORANG DEWASA GEMUK

GREVI WIZIANI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Asupan
Energi dan Zat Gizi serta Aktivitas Fisik dengan Komponen Sindroma Metabolik
pada Orang Dewasa Gemuk adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Grevi Wiziani
NIM I14090108

ABSTRAK
GREVI WIZIANI. Hubungan Asupan Energi dan Zat Gizi serta Aktivitas Fisik
dengan Komponen Sindroma Metabolik pada Orang Dewasa Gemuk. Dibimbing
oleh EVY DAMAYANTHI.
Penelitian bertujuan menganalisis hubungan asupan energi dan zat gizi serta
aktivitas fisik dengan komponen sindroma metabolik (MetS). Tujuan khusus
penelitian ini untuk mempelajari: 1) karakteristik subyek, 2) asupan energi dan zat
gizi serta tingkat kecukupannya, 3) aktivitas fisik, 4) komponen-komponen MetS,
meliputi lingkar perut (LP), tekanan darah (sistol dan diastol), kadar glukosa darah
puasa (GDP), kolesterol HDL (k-HDL) dan trigliserida serta penetapan kejadian
MetS menggunakan kriteria Alberti et al. (2009) dan 5) hubungan karakteristik,
asupan energi dan zat gizi, serta aktivitas fisik dengan komponen-komponen MetS.
Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang. Subyek adalah laki-laki dan
perempuan dengan IMT≥25 kg/m2 berusia 25-60 tahun sebanyak 26 orang. Hasil

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara asupan energi dan zat gizi dengan LP,
tekanan darah, k-HDL, GDP dan trigliserida (p>0.05). Aktivitas fisik berhubungan
signifikan dengan LP, GDP dan k-HDL (p0.05).
Kata kunci: asupan energi, asupan zat gizi, aktivitas fisik, obesitas, sindroma
metabolik

ABSTRACT
GREVI WIZIANI. Correlation of Energy, Nutrients Intake and Physical Activity to
the Components of Metabolic Syndrome in Obese Adults. Supervised by EVY
DAMAYANTHI
The study was conducted to analyze the correlation of energy, nutrients
intake and physical activity to the metabolic syndrome’s components. The specific
aims were to study: 1) the characteristics of socio demographic and anthropometric
of subjects 2) energy and nutrients intake, 3) physical activity, 4) the components
of metabolic syndrome (MetS): waist circumference (WC), blood pressure (SBP and
DBP), fasting blood glucose (FBG), HDL cholesterol (HDL-c), triglyceride and
prevalence of MetS using Alberti et al. (2009) criteria, and 5) correlation of
characteristic, energy, nutrients intake, physical activity to components of MetS.
This study was conducted using cross sectional design. There were 26 subjects who
have BMI≥25 kg/m2. Result showed that energy and nutrients intake did not

associate significantly with all components of MetS (p>0.05). Physical activity
correlated significantly to WC, FBG and HDL-c (p0.05).
Key words: energy intake, nutrients intake, metabolic syndrome, obesity, physical
activity

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI SERTA
AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPONEN SINDROMA
METABOLIK PADA ORANG DEWASA GEMUK

GREVI WIZIANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Hubungan Asupan Energi dan Zat Gizi serta Aktivitas Fisik dengan
Komponen Sindroma Metabolik pada Orang Dewasa Gemuk
Nama
: Grevi Wiziani
NIM
: I4090108

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Evy Damayanthi, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “Hubungan Asupan Energi dan Zat Gizi serta Aktivitas Fisik dengan
Komponen Sindroma Metabolik pada Orang Dewasa Gemuk” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat,
Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan pada kedua orang tua dan adik-adik yang
telah banyak memberi kasih sayang, dukungan dan doa. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Prof. Dr. Evy Damayanthi, MS selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberi ilmu, arahan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan
tugas akhir ini. Kemudian, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr.
Naufal Muharam Nurdin, S.Ked, MSi selaku dosen pemandu seminar dan penguji
skripsi yang telah banyak memberi masukan dan saran. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen atas ilmu dan
nasehat yang telah diberikan selama penulis menempuh masa studi di Departemen
Gizi Masyarakat IPB.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan tim

penelitian, Kak Ika, Mas Deni, Mas Maulana atas kerja samanya. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada para sahabat Rieska Indah S.Gz, Ilyatun Niswah S.Gz,
Inti Makaryani S.Gz, Masruroh Mastin S.Gz, Agustino S.Gz, Aisyah S.Gz dan Bob
Edwin Normande S.Si atas bantuan, saran, dukungan dan semangat yang diberikan.
Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman seperjuangan Gizi
Masyarakat IPB angkatan 46, seluruh kakak dan adik tingkat, FORCES,
HIMAGIZI, CLC, Edukasi Gizi, Sinabung Girls, Aremaru, serta seluruh temanteman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas kebersamaan dan
semangat yang diberikan.
Semoga hasil karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2014
Grevi Wiziani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Hipotesis


2

Manfaat

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

3

Desain, Waktu dan Tempat

3

Jumlah dan Cara Penarikan Subyek


4

Jenis dan Cara Pengumpula Data

5

Pengolahan dan Analisis Data

5

Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
12

Karakteristik Sosiodemografi dan Antropometri Subyek

12


Asupan Energi dan Zat Gizi Subyek serta Tingkat Kecukupannya

16

Gambaran Aktivitas Fisik Subyek

18

Komponen Sindroma Metabolik (MetS) Subyek

20

Kejadian Sindroma Metabolik

23

Hubungan antara Karakteristik Sosiodemografi dan Komponen MetS

25


Hubungan antara Karakteristik Antropometri dan Komponen MetS

30

Hubungan antara Asupan Energi, Zat Gizi dan Komponen MetS

35

Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Komponen MetS

37

Keterbatasan Penelitian

40

SIMPULAN DAN SARAN

40

Simpulan

40

Saran

41

DAFTAR PUSTAKA

41

LAMPIRAN

48

RIWAYAT HIDUP

49

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Jenis dan cara pengumpulan data
Karakteristik sosio demografi subyek
Kategori batasan IMT
Physical Activity Ratio berbagai aktivitas fisik
Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistol dan diastol
Klasifikasi kolesterol HDL dan trigliserida
Kriteria klinis sindroma metabolik
Sebaran subyek berdasarkan karakteristik sosio demografi
Sebaran karakteristik antropometri obesitas subyek
Asupan energi dan zat gizi berdasarkan IMT
Sebaran subyek berdasarkan jenis aktivitas fisik
Sebaran subyek berdasarkan tingkat aktivitas fisik
Distribusi frekuensi kejadian sindroma metabolik
Distribusi frekuensi komponen sindroma metabolik
Hubungan antara jenis kelamin dan komponen sindroma metabolik
Hubungan antara usia dan komponen sindroma metabolik
Hubungan antara status gizi dan komponen sindroma metabolik
Hubungan antara lingkar perut dan komponen sindroma metabolik
Hubungan antara RLPP dan komponen sindroma metabolik
Hubungan antara asupan energi, zat gizi dan komponen sindroma
metabolik
22 Hubungan antara aktivtas fisik dan komponen sindroma metabolik

5
6
6
6
9
9
10
10
10
14
18
19
19
23
24
26
28
31
33
34
36
39

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kerangka pemikiran
Sebaran subyek menurut tingkat kecukupan energi
Sebaran subyek menurut tingkat kecukupan protein
Sebaran subyek menurut tingkat kecukupan lemak
Sebaran subyek menurut tingkat kecukupan karbohidrat
Sebaran subyek menurut tekanan darah
Sebaran subyek menurut kadar glukosa darah puasa
Sebaran subyek menurut kadar kolesterol HDL
sebaran subyek menurut kadar trigliserida

4
16
16
17
17
20
21
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Hasil uji korelasi Chi-square
Hasil uji korelasi Pearson
Hasil uji korelasi Rank Spearman
Hasil uji beda (independent t-test)

48
48
48
48

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian utama di
seluruh dunia. WHO mencatat, pada tahun 2008 sebanyak lebih dari 36 juta orang
meninggal akibat penyakit ini (WHO 2013). Driskell (2009) menyatakan kondisi
ini diestimasikan akan tetap terjadi hingga tahun 2020. Jenis PTM yang banyak
menyebabkan kematian diantaranya adalah penyakit kardiovaskular dan diabetes
melitus yang masing-masing menyumbang angka mortalitas sebesar 48% dan 3.5%.
Faktor risiko yang menjadi pencetus PTM antara lain merokok, diet yang tidak
sehat, kurang aktivitas fisik dan konsumsi alkohol. Usia dewasa pada umumnya
rentan menjadi subyek, walaupun tidak menutup kemungkinan PTM menyerang
individu yang lebih muda (WHO 2013).
Obesitas merupakan suatu kondisi tubuh yang merujuk pada status gizi lebih
menurut indeks massa tubuh (IMT) yaitu berat badan (dalam kg) dibagi tinggi
badan kuadrat (dalam m2) (Gibson 2005). Mahan & Escott-Stump (2008)
mendefinisikan obesitas sebagai kondisi lemak tubuh berlebih, baik itu menyebar
di seluruh tubuh maupun terlokalisasi pada bagian tubuh tertentu. Prevalensi
obesitas global tahun 2008 meningkat dua kali lipat dari tahun 1980 yang berkisar
5% pada laki-laki dan 8% pada perempuan. Saat ini diperkirakan lebih dari setengah
miliar penduduk dewasa di seluruh dunia mengalami obesitas. Prevalensi penduduk
dewasa obesitas (IMT≥25.0 kg/m2) di Indonesia meningkat dari 23.3% pada tahun
2010 menjadi 28.9% pada tahun 2013 (Kemenkes RI 2014). Berdasarkan jenis
kelamin, prevalensi obesitas lebih besar terjadi pada perempuan dibanding laki-laki
(32.9% dan 19.7%).
Indikator antropometri yang mudah diaplikasikan sebagai penanda obesitas
selain IMT adalah lingkar perut (LP) dan rasio lingkar perut pinggul (RLPP). LP
dan RLPP merupakan indikator untuk distribusi lemak sentral. Ukuran LP termasuk
kategori berisiko bagi penduduk Asia Pasifik bila ≥ 90 cm pada laki-laki dan ≥ 80
cm pada perempuan (Kemenkes RI 2014). Adapun RLPP dianggap berisiko jika
nilainya ≥ 0.90 pada laki-laki dan ≥ 0.85 pada perempuan (WHO 2008). Prevalensi
obesitas sentral di Indonesia meningkat dari 18.8% pada tahun 2007 menjadi 26.6%
pada tahun 2013 (Kemenkes RI 2014).
Sindroma metabolik (MetS) adalah kombinasi dari gangguan medis yang
meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes (Effendi 2013).
MetS telah diidentifikasi sebagai faktor risiko yang bersifat multipleks dan tiap
komponen faktor risiko tersebut berpotensi menimbulkan kejadian patologik
(Grundy et al. 2004). Seseorang teridentifikasi mengalami MetS jika ditemukan
setidaknya 3 dari 5 kriteria berikut: obesitas sentral, hipertrigliseridemia, kadar
kolesterol HDL rendah, hipertensi dan peningkatan kadar glukosa darah puasa
(Alberti et al. 2009). Obesitas sentral ditandai dengan adanya penimbunan lemak
pada bagian perut. Prevalensi kejadian obesitas, terutama obesitas sentral perlu
diturunkan karena berhubungan dengan peningkatan stress oksidatif yang berujung
pada timbulnya penyakit kardiovaskular dan diabetes (Effendi 2013; Savini et al.
2013; Matsuda 2013).

2
Berbagai studi telah dilakukan untuk melihat hubungan konsumsi pangan
dan aktivitas fisik terhadap MetS. Penelitian pada subyek remaja di Australia
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi
pangan dan komponen-komponen MetS (Ambrosini et al. 2009) Aktivitas fisik
tingkat sedang menuju berat (moderate to vigorous) juga berhubungan signifikan
dengan sindroma metabolik pada populasi dewasa di Canada (Clarke & Janssen
2013). Individu pada usia dewasa (20-64 tahun) termasuk usia produktif. Diet dan
aktivitas fisik sangat berpengaruh terhadap status kesehatan dan kesejahteraan pada
masa selanjutnya (Brown 2011). Namun, golongan usia ini sangat rentan menjadi
sasaran penyakit kardiovaskular sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik meneliti kembali hubungan konsumsi
pangan dan aktivitas fisik terhadap komponen-komponen MetS pada orang dewasa
gemuk dengan menggunakan metode yang berbeda.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan energi dan zat
gizi serta aktivitas fisik dengan komponen sindroma metabolik pada orang dewasa
gemuk.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik a) sosiodemografi subyek, meliputi usia,
jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, besar
keluarga dan b) antropometri, meliputi indeks massa tubuh (IMT), lingkar
perut (LP) dan rasio lingkar perut pinggul (RLPP).
2. Mengidentifikasi asupan energi dan zat gizi (protein, lemak dan
karbohidrat) serta tingkat kecukupan energi dan zat gizi subyek.
3. Mengidentifikasi aktivitas fisik subyek.
4. Mengidentifikasi komponen-komponen sindroma metabolik (MetS) subyek,
meliputi obesitas sentral (LP dan RLPP), tekanan darah (sistol dan diastol),
kadar glukosa darah puasa, kolesterol HDL dan trigliserida serta penetapan
kejadian MetS.
5. Menganalisis hubungan antara karakteristik (sosiodemografi dan
antropometri), asupan energi dan zat gizi, serta aktivitas fisik subyek dan
komponen-komponen sindroma metabolik
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara asupan energi serta zat gizi dan komponen
sindroma metabolik pada subyek dewasa gemuk.
2. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan komponen sindroma metabolik
pada subyek dewasa gemuk.

3
Manfaat
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memfasilitasi dan sarana
pendalaman serta aplikasi ilmu terkait gizi dan kaitannya dengan penyakit. Bagi
subyek, penelitian diharapkan menambah wawasan mengenai pengendalian PTM
sejak dini melalui pengendalian komponen sindroma metabolik. Dalam lingkup
yang lebih luas, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memotivasi masyarakat
untuk selalu menjaga berat badan ideal dan menerapkan gaya hidup berbasis gizi
seimbang. Dengan demikian, angka prevalensi PTM dapat diturunkan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian nomor
1 di dunia adalah penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Risiko seseorang
mengalami penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus dapat diidentifikasi
dengan sekumpulan gangguan yang disebut sindroma metabolik (MetS). Menurut
Alberti et al. (2009), MetS ditandai jika ditemukan 3 dari kriteria berikut:
hipertrigliserida, kolesterol HDL rendah, hiperglikemia, hipertensi dan obesitas
sentral. Indikator antropometri yang dapat digunakan untuk mengetahui seseorang
mengalami obesitas adalah indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut (LP) dan rasio
lingkar perut dan pinggul (RLPP).
Overweight/berat badan lebih (BBL) dan obesitas merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan status gizi lebih atau kegemukan. Kegemukan
terjadi akibat ketidakseimbangan antara kalori yang diasup dan aktivitas fisik.
Berbagai studi telah menemukan adanya hubungan antara konsumsi pangan,
aktivitas fisik dan komponen-komponen MetS. Namun, terdapat pula faktor-faktor
lain yang mempengaruhi seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
tingkat pendapatan, status pernikahan dan besar keluarga sebagaimana yang
tercantum dalam kerangka penelitian pada Gambar 1.

METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan studi dengan desain potong lintang, yaitu
pengambilan data dilakukan pada satu saat atau pada waktu yang bersamaan, baik
untuk variabel dependen maupun variabel independen. Penelitian dilakukan di
lingkungan kampus IPB Dramaga. Lokasi penelitian ditentukan dan dipilih dengan
pertimbangan: (1) keberadaan subyek yang akan mewakili populasi sasaran, dan (2)
kemudahan akses. Penelitian ini menggunakan sebagian data dari baseline
penelitian hibah Dikti (Penelitian Strategis Nasional) Tahun 2012-2013 dengan
ketua peneliti Prof. Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS yang berjudul “Pengkajian
Minuman Bekatul, Minyak Bekatul dan Tomat untuk Kesehatan Lipid dan Kadar
Gula Darah serta Status Imun Orang Dewasa Gemuk”. Pengambilan data
dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

4
Jumlah dan Cara Penarikan Subyek
Penarikan subyek dilakukan dengan kriteria: laki-laki atau perempuan
dewasa berusia>18 tahun, berstatus gizi lebih ditandai dengan IMT≥25 kg/m2
(Kemenkes RI 2014), tidak menderita diabetes melitus, perempuan tidak hamil atau
menyusui dan bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini. Berdasarkan kriteria
tersebut, jumlah subyek dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 orang.
Karakteristik subyek
- Jenis kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Status pernikahan
- Besar keluarga
- Status gizi
- Lingkar perut
- Rasio lingkar perut
pinggul

Asupan energi dan
zat gizi serta tingkat
kecukupan energi dan
zat gizi

Komponen Sindroma
Metabolik
-Lingkar perut
(laki-laki ≥90cm,
perempuan ≥80 cm)
- Tekanan darah
≥130/85mmHg
- Glukosa darah puasa ≥
100 mg/dL
- Kolesterol HDL
(laki-laki < 40 mg/dL,
perempuan < 50 mg/dL)
-Trigliserida ≥ 150 mg/dL

Aktivitas fisik

Keterangan
Hubungan yang diteliti
Hubungan yang tidak diteliti
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran

5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan sekunder. Data primer
meliputi konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Data sekunder meliputi karakteristik
sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, status pernikahan dan besar keluarga) dan antropometri (indeks massa
tubuh, lingkar perut dan rasio lingkar perut pinggul).
Indeks massa tubuh (IMT) diperoleh melalui berat badan dan tinggi badan.
Berat badan diukur menggunakan timbangan injak (nilai ketelitian 0.1 kg) dan
tinggi badan menggunakan microtoise (nilai ketelitian 0.1 cm). Lingkar perut (LP)
dan lingkar pinggul diukur menggunakan pita ukur (nilai ketelitian 0.1 cm). Data
tekanan darah sistol dan diastol subyek diperoleh dengan menggunakan alat
sphygnomanometer air raksa.
Darah diambil melalui pembuluh darah vena pada lipatan siku sebanyak 3
mL. Pengambilan darah dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 sampai
dengan 09.00 WIB pada subyek yang telah puasa minimal selama 8 jam
sebelumnya. Data darah meliputi glukosa darah puasa dan profil lipid darah,
meliputi kadar trigliserida dan kolesterol HDL. Data darah dianalisis menggunakan
metode spektrofotometri dengan Reagen-Kit. Analisis darah dilakukan oleh laboran
kesehatan Kimia Farma® Kota Bogor. Secara keseluruhan jenis dan cara
pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data penelitian
Jenis data
Karakteristik
sosiodemografi
Antropometri obesitas

Variabel
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, status
perkawinan dan besar keluarga
IMT, LP dan RLPP

Konsumsi pangan

Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat

Aktivitas Fisik

Nilai PAL (Physical Activity Level)

Tekanan darah

Tekanan sistol dan diastol

Biokimia darah

Glukosa darah puasa, trigliserida dan kolesterol
HDL

Cara pengambilan data
Wawancara menggunakan
kuesioner
Menggunakan timbangan
injak, microtoise dan pita
centimeter
Metode food recall 2 x 24
jam
Wawancara pencatatan
kegiatan pada hari kerja
dan hari libur (2 x 24 jam)
Menggunakan alat
sphygmomanometer air
raksa.
Melalui venipuncture dan
dianalisis dengan metode
Reagen-Kit

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yakni entry, coding dan
editing menggunakan program Microsoft Excel 2013. Kemudian data dianalisis
secara statistik dengan analisis univariat untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi dan proporsi dari berbagai variabel yang diteliti. Di samping itu,
dilakukan juga analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat yakni dengan menggunakan korelasi Pearson untuk data yang

6
terdistribusi normal dan korelasi Rank Spearman untuk data yang tidak terdistribusi
normal. Selain itu, digunakan pula uji hubungan Chi-square untuk variabel-variabel
kategorikal. Jenis kelamin subyek dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan.
Usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan status pernikahan dikelompokkan
menurut sebaran subyek. Besar keluarga dikelompokkan menurut BKKBN (1997).
Secara keseluruhan karakteristik sosiodemografi subyek dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Karakteristik sosiodemogafi subyek
Variabel

Kelompok

Jenis kelamin

1.
2.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

Pendapatan

Status pernikahan

Besar keluarga

Laki-laki
Perempuan
20-29 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
50-59 tahun
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
DIPLOMA
SI/S2/S3
Pramukantor/pramucaraka
Staf
kependidikan/administrasi
Dosen
0 - 1 juta
≥ 1 jt – 2 jt
≥ 2 jt – 3 jt
≥ 3 jt – 4 jt
≥ 4 jt – 5 jt
≥ 5 jt
Belum menikah
Menikah
Cerai hidup/mati
Kecil (6 orang)

Sumber
acuan/keterangan
Sebaran subyek
Sebaran subyek

Sebaran subyek

Sebaran subyek

Sebaran subyek

Sebaran subyek

BKKBN (1997)

Status Gizi. Status gizi ditentukan dengan menentukan IMT yang dihitung
berdasarkan rumus : berat badan (kg) / tinggi badan (m2). Menurut Kemenkes RI
(2014), IMT penduduk Indonesia dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3 Kategori batasan IMT
Kategori
Underweight
Normal
Overweight
Obesitas
Sumber : Kemenkes RI (2014)

IMT (kg/m2)