Analisis Pengaruh Persepsi Promosi dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian dan Brand Switching FreshCare Aromatherapy

1

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI PROMOSI DAN PERSEPSI
HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN
BRAND SWITCHING FRESHCARE AROMATHERAPY

NOVIANI MEDIKA PRATIWI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh

Persepsi Promosi dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian dan Brand
Switching FreshCare Aromatherapy adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Noviani Medika Pratiwi
NIM H24090103

4

ABSTRAK
NOVIANI MEDIKA PRATIWI. H24090103. Analisis Pengaruh Persepsi
Promosi dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian dan Brand Switching
FreshCare Aromatherapy. Dibimbing oleh JONO M MUNANDAR.
Sejak lama masyarakat Indonesia mengenal produk minyak angin. Aroma
dan kehangatannya dipercaya dapat meredakan berbagai penyakit ringan seperti

flu, sakit kepala, mual, untuk penghangat tubuh, meredakan perut kembung,
mabuk perjalanan, dan sebagai pelemas otot. Industri farmasi merupakan pasar
global yang dinamis sehingga perlu respon yang cepat dan inovasi yang kreatif
untuk perkembangan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
persepsi promosi dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian dan brand
switching FreshCare Aromatherapy. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tabulasi silang dan analisis regresi dengan jumlah sampel
sebanyak 100 responden. Hasil tabulasi silang antara kepuasan dan loyalitas
konsumen adalah adanya korelasi antara keduanya. Dengan menggunakan analisis
regresi, dapat diketahui bahwa persepsi promosi tidak berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian pada konsumen, sedangkan persepsi harga
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dari hasil kuesioner telah
diketahui pula bahwa sebagian besar konsumen puas dan tidak akan berpindah
merek.
Kata kunci : brand switching, freshcare, regresi, tabulasi silang.

ABSTRACT
NOVIANI MEDIKA PRATIWI. H24090103. The Analysis Influence Perception
Of Promotions and The Perception Of Price On Purchasing Decisions and Brand
Switching FreshCare Aromatherapy. Supervised by JONO M MUNANDAR.

Indonesian society has long known the wind oil products. Fragrance and
warmth believed to relieve a variety of ailments such as colds, headaches, nausea,
to body warmers, relieve flatulence, motion sickness, and as muscle relaxants. The
pharmaceutical industry is a dynamic global market that need a quick response
and creative innovations to market developments. This study aimed to analyze the
influence of perception and perception promotional price on purchasing decisions
and brand switching FreshCare Aromatherapy. Analysis tools used in this study is
cross-tabulations and regression analysis with a sample size of 100 respondents.
Results of cross-tabulation between satisfaction and customer loyalty is a
correlation between the two. By using regression analysis, it can be seen that the
perception of promotion is not a positive influence on consumer purchasing
decisions, while a positive influence price perception on purchase decisions. From
the results of the questionnaire have also known that the majority of consumers
are satisfied and will not switch brands.
Keywords: brand switching, cross tabulation, freshcare, regression analysis.

5

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI PROMOSI DAN PERSEPSI
HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN

BRAND SWITCHING FRESHCARE AROMATHERAPY

NOVIANI MEDIKA PRATIWI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

6

J udul Skripsi : Analisis Pengaruh Persepsi Promosi dan Persepsi Barga Terhadap
Keputusan Pembelian dan Brand Switching Fresh Care


Aromatherapy
N ama
. 1L 1

: Noviani Medika Pratiwi

: B24090103

Disetujui oleh

Of If Jono M Munandaf, MSc

Pembimbing

t。ョ

Diketahui oleh

セ ァ。 ャ@ Lulus:


1 6 SEP 2013

7

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Persepsi Promosi dan Persepsi Harga Terhadap
Keputusan Pembelian dan Brand Switching FreshCare
Aromatherapy
Nama
: Noviani Medika Pratiwi
NIM
: H24090103

Disetujui oleh

Dr Ir Jono M Munandar, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Jono M Munandar, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

8

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah yang berjudul Analisis Pengaruh Persepsi Promosi dan
Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian dan Brand Switching FreshCare
Aromatherapy ini berhasil diselesaikan dengan baik. Penelitian dilaksanakan sejak
bulan April 2013 sampai Juni 2013 dan disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar
M,Sc. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan banyak
memberikan saran. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada papah,
mamah, teteh, abang, aang, seluruh keluarga besar, teman sepembimbing (Devi,
Nabilah, Fatia, Haidhar, Rocky, Sandy), sahabat, dan teman-teman, atas doa,

dukungan dan kasih sayangnya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih
kepada para responden yang telah membantu dalam pengisian kuesioner. Selain
itu ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Manajemen
yang meliputi para Dosen, Tata Usaha dan lain-lain atas bantuannya selama
penulis menuntut ilmu.
Penulis mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan
karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Noviani Medika Pratiwi

9

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii


DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2


Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

3

Kepuasan

3

Loyalitas

3

Merek

4


Perpindahan Merek (Brand switching)

5

METODE

5

Kerangka Pemikiran

5

Lokasi dan waktu penelitian

7

Metode Pengumpulan Data dan Sampel

7

Metode Pengolahan dan Analisis Data

8

Uji Asumsi Klasik

9

Analisis Regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
11

Gambaran Umum Perusahaan

11

Karakteristik Konsumen

11

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

14

Pola Adopsi

15

Tabulasi Silang

16

Analisis Regresi

17

Uji Asumsi Klasik

17

Uji F

18

Uji t

19

Implikasi Manajerial

20

10

SIMPULAN DAN SARAN

21

DAFTAR PUSTAKA

22

LAMPIRAN

23

RIWAYAT HIDUP

26

11

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Variabel Analisis
Hasil sensus penduduk
Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir
Karakteristik konsumen berdasarkan profesi pekerjaan
Alasan konsumen membeli produk
Penyebaran konsumen pencarian informasi
Penyebaran konsumen merekomendasikan produk
Penyebaran konsumen kepuasan
Penyebaran konsumen loyalitas
Tabulasi silang
Anova
Coeficient

6
7
12
13
14
14
15
15
16
16
18
19

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Piramida loyalitas merek
Kerangka pemikiran
Kerangka konseptual
Karakteristik konsumen berdasarkan usia
Karakteristik konsumen berdasarkan status pekerjaan
Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan
Karakteristik konsumen berdasarkan pengeluaran obat
Hasil uji normalitas
Hasil uji heteroskedastisitas

4
5
7
12
12
13
14
17
18

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hasil tabulasi silang
Hasil uji validitas
Hasil uji reliabilitas
Model summary
Keputusan pembelian
Kepuasan
Brandswitching

25
25
26
26
26
27
27

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persaingan yang menjadi masalah utama dalam industri perdagangan
memacu para produsen untuk dapat merebut dan mempertahankan pasar. Dalam
hal ini produsen mencoba menonjolkan produknya dari produk saingannya. Tak
kalah dengan produsen yang semakin pintar dalam berinovasi, konsumen pun
semakin pintar dalam memilih produk yang akan dibeli. Konsumen akan
membandingkan setiap produk dari berbagai segi. Apabila konsumen merasa tidak
puas terhadap produk yang mereka pilih, konsumen akan berpindah merek (brand
switching) dan terus mencari merek atau produk mana yang diinginkan hingga
mencapai kepuasan.
Seseorang akan memilih produk yang dapat memberikan kepuasan dalam
upaya pemenuhan kebutuhannya. Banyak faktor yang menciptakan kepuasan
tertinggi bagi setiap orang. Hal tersebut juga akan menimbulkan pertimbangan
bagi seseorang untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya.
Konsumen yang rasional akan memutuskan membeli produk dengan mutu baik,
praktis, mudah didapatkan, dan harganya terjangkau.
Sejak lama masyarakat Indonesia mengenal produk minyak angin. Aroma
dan kehangatannya dipercaya dapat meredakan berbagai penyakit ringan seperti
flu, sakit kepala, mual, untuk penghangat tubuh, meredakan perut kembung,
mabuk perjalanan, dan sebagai pelemas otot. Namun, bau menyengat dan citra
sebagai produk orang tua membuat kategori produk minyak angin seperti jalan di
tempat. Industri farmasi merupakan pasar gobal yang dinamis sehingga perlu
respon yang cepat dan inovasi yang kreatif untuk perkembangan pasar.
Diperlukan pendekatan yang kritis dalam membaca apa yang konsumen butuhkan
di pasar.
Produsen yang bermain di pasar minyak angin juga tidak begitu banyak.
Persaingan di kategori ini tidak seketat pada produk-produk lainnya. Hanya
beberapa pemain saja yang mendominasi dengan cukup kuat. Produk minyak
angin aromatherapy yang ada seperti FreshCare, Safe Care, Vfresh, Caplang, dan
lain-lain. Kuatnya dominasi beberapa merek tidak membuat ciut nyali PT. Ultra
Sakti yang memproduksi FreshCare untuk bermain di kategori ini dengan senjata
inovasi dan nilai tambah.
Strategi yang diterapkan Ultra Sakti ternyata berbuah manis. Penjualan
FreshCare langsung melejit, bahkan di atas ekspektasi. Penerimaan pasar atas
produk ini sangat baik dan mengalahkan berbagai macam produk minyak angin
lainnya. Namun demikian, perbedaan antarproduk minyak angin aromaterapi
sangat tipis. Seperti pada Superbrands Indonesia’s Choice 2013, FreshCare
masuk dalam Superbrands 2013 Nominee – Top Favorite Brands Mentioned
urutan ketiga setelah Cap Kapak dan Caplang. Hal ini harus disikapi hati-hati oleh
Ultra Sakti dengan menguatkan pengemasan, ketersediaan, pendistribusian, dan
cara mengomunikasikannya agar tetap menjadi Top Brand Indonesia. Jika tidak
begitu, jika pesaing melakukan aktivasi pemasaran yang lebih besar, FreshCare
akan dilumat habis.

2

Inovasi memang salah satu kunci dalam pemasaran. Dengan semakin
ketatnya persaingan di dunia bisnis diperlukan pemikiran dan tindakan yang
inovatif agar bisa survive dan berhasil dipasar. Bintang muda Agnes Monica
didapuk sebagai bintang iklan FreshCare. Agnes mewakili orang modern, cantik,
muda energik dan tipe bergaul yang menggambarkan minyak angin seperti ini
sebagai minyak angin modern dan bisa masuk ke kalangan sosialita. Ultra Sakti
ingin membentuk persepsi minyak angin modern dengan kehadiran FreshCare.
Tambahan aromatherapy yang dijadikan penarik perhatian konsumen serta desain
yang lebih sederhana dikemas dalam bentuk botol roll on yang modern, praktis,
dan tidak mudah tumpah.
Awal tahun ini telah diluncurkan produk turunan FreshCare yaitu
FreshCare Teens Aromatherapy yang diharapkan dapat menarik para konsumen
remaja. Sebelum adanya produk FreshCare, masyarakat tidak banyak mengenal
minyak angin serupa. Dengan berkembang pesatnya strategi yang dilakukan oleh
FreshCare melalui iklan yang sering sekali ada di televisi, sangat membantu
meningkatkan penjualannya. Hal tersebut yang membuat konsumen lebih banyak
mengenal FreshCare dibandingkan merek lain yang tidak terlihat iklannya di
layar kaca. Kegiatan promosi dan harga yang bersaing secara tidak langsung
mempengaruhi keputusaan pembelian konsumen. Konsumen selalu ingin
mencoba sesuatu yang baru.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang diteliti adalah:
1.
Bagaimana karakteristik konsumen minyak angin FreshCare?
2.
Bagaimana pengaruh persepsi promosi dan persepsi harga minyak angin
terhadap keputusan pembelian konsumen dan perpindahan merek (brand
switching) produk FreshCare?
3.
Bagaimana perilaku pasca pembelian konsumen?

Tujuan Penelitian

1.
2.

3.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
Mengidentifikasi karakteristik konsumen minyak angin FreshCare.
Menganalisis pengaruh persepsi promosi dan persepsi harga terhadap
keputusan pembelian dan perpindahan merek produk minyak angin
FreshCare.
Mengidentifikasi perilaku pasca pembelian konsumen minyak angin
FreshCare.

3

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian terbatas pada pengambilan keputusan konsumen
dari persepsi promosi dan persepsi harga serta keputusan konsumen melakukan
perpindahan merek (brand switching) produk minyak angin FreshCare.
Penyebaran kuesioner dilakukan di Jakarta Timur pada wanita berusia 20-60
tahun yang pernah memakai produk minyak angin roll on FreshCare
Aromatherapy.

TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasan
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah
membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005).
Menurut Tjiptono (2002), adanya kepuasan konsumen akan dapat menjalin
hubungan harmonis antara produsen dan konsumen. Menciptakan dasar yang baik
bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas konsumen dan membentuk
rekomendasi dari mulut ke mulut yang akan dapat menguntungkan sebuah
perusahaan.
Menurut Sumarwan (2010), teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan
atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah The Expectancy Disconfirmation
Model, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum
pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang
dibeli tersebut. Produk dapat berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, seperti
yang diharapkan, atau lebih buruk dari yang diharapkan (tidak puas).

Loyalitas
Menurut Durianto, et.all (2004), indikator dasar loyalitas adalah jumlah
konsumen yang bersedia membayar untuk sebuah merek dibandingkan untuk
merek lain yang menawarkan manfaat yang sama atau sedikit lebih rendah. Jika
konsumen loyal, secara logis mereka akan bersedia untuk membayar lebih tinggi;
jika mereka tidak bersedia membayar lebih tinggi, tingkat loyalitas mereka
rendah. Loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk.
Tingkatan loyalitas merek adalah sebagai berikut:
1.
Switcher/price buyer (pembeli yang berpindah-pindah): tingkat loyalitas
yang paling dasar. Semakin sering pembelian konsumen berpindah dari satu
merek ke merek yang lain mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal,
semua merek dianggap memadai. Ciri paling jelas dalam kategori ini adalah

4

2.
3.

4.
5.

mereka membeli suatu merek karena banyak konsumen lain membeli merek
tersebut karena harganya murah.
Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan): pembeli yang tidak
mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi suatu merek produk.
Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan): kategori
pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi. Namun mereka
dapat saja berpindah merek dengan menanggung switching cost (biaya
peralihan).
Likes the Brand (menyukai merek): kategori pembeli yang sungguhsungguh menyukai merek tersebut.
Committed buyer (pembeli yang berkomitmen): kategori pembeli yang setia.
Mereka mempunyai kebanggaan dalam menggunakan suatu merek.
Committed
Buyer
Likes the Brand
Satisfied Buyer

Habitual Buyer

Switcher

Gambar 1. Piramida Loyalitas Merek
Sumber: Aaker (1997), Manajemen Ekuitas Merek:
Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek, hal. 92.

Merek
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau
gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari
seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan membedakan barang
atau jasa dari produk pesaing (Fajar, 2008).
Menurut Kotler (2006), merek adalah asset kuat yang harus dikembangkan
dan dikelola secara seksama. Merek lebih dari sekadar nama dan lambang. Merek
adalah elemen kunci dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. Merek
merepresentasikan persepsi dan perasaan konsumen atas sebuah produk dan
kinerjanya−semua hal tentang arti produk atau jasa kepada konsumen. Nilai nyata
dari sebuah merek yang kuat adalah kekuatannya untuk menangkap preferensi dan
loyalitas konsumen. Merek mempunyai jumlah kekuatan dan nilai yang sangat
beragam di pasar.

5

Perpindahan Merek (Brand switching)
Menurut Sumarni (2010), brand switching adalah perpindahan merek yang
digunakan oleh pelanggan untuk tipe waktu tertentu. Tingkat brand switching ini
juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal.
Semakin tinggi tingkat brand switching, maka semakin tidak loyal pelanggan kita.
Itu berarti semakin beresiko juga merek yang dikelola karena bisa dengan mudah
dan cepat kehilangan pelanggan.
Perpindahan merek (brand switching) merupakan fenomena yang sering
terjadi pada berbagai pasar, terutama pasar persaingan sempurna dimana terdapat
macam produk sejenis dengan harga yang bersaing sehingga memudahkan
konsumen melakukan variety seeking (pembelian bervariasi) (Abisatya, 2009).

METODE
Kerangka Pemikiran
Tujuan: Mengetahui tentang perilaku konsumen terkait Brand Switching
Marketing Mix

Product

Promotion

Price

Place

Keputusan
Pembelian
Tidak Puas

Puas

Brand
Switching

Loyal
Analisis Regresi
Promosi dan harga yang
mempengaruhi Keputusan
Pembelian dan Brand Switching

Rekomendasi Kebijakan Pemasaran
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

6

Tabel 1. Variabel Analisis

Variabel
Persepsi Promosi

Operasional
Definisi
Persepsi terhadap

(X1)

usaha untuk

Indikator


Tertarik melihat

Skala
Likert

iklan pertama

memperbesar daya



Kuantitas promosi

tarik produk kepada



Jangkauan promosi

konsumen



Berhadiah



Pengaruh tenaga
penjual

Persepsi Harga

Persepsi terhadap

(X2)

nilai suatu barang
atau jasa



Potongan harga



Keterjangkauan

Likert

harga


Kesesuaian dengan
kualitas



Murah



Kesesuaian dengan
manfaat

Keputusan

Tahap dalam proses



Membeli

Pembelian (Y)

pengambilan



Pertimbangan

keputusan dimana
konsumen benar-

Likert

dalam membeli


Tidak membeli



Pernah berpindah

benar membeli
Pola Adopsi:

Sikap konsisten dan

1. Loyal

tidak konsisten dari

merek sebanyak

2. Brand

konsumen terhadap

minimal 1 kali

Switching

sebuah produk



Tidak pernah
berpindah merek

Likert

7

X1: Persepsi
Promosi

Pola Adopsi
Y:
Keputusan
Pembelian

X2: Persepsi
Harga




Loyal
Switch

Gambar 3. Kerangka Konseptual

Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur dan pada penduduk wanita.
Pemilihan lokasi berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi DKI
Jakarta.
Tabel 2.Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Provinsi DKI Jakarta

Kode
Kab/Kota
3101
3171
3172
3173
3174
3175
Total

Nama Kab/Kota

L

P

Total

KEPULAUAN SERIBU
JAKARTA SELATAN
JAKARTA TIMUR
JAKARTA PUSAT
JAKARTA BARAT
JAKARTA UTARA
PROVINSI DKI
JAKARTA

10711
1043675
1372300
453591
1164446
824480
4869203

10371
1018557
1321596
445924
1117499
821179
4735126

21082
2062232
2693896
899515
2281945
1645659
9604329

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Dari data diatas terlihat yang memiliki penduduk wanita terbanyak adalah di
Jakarta Timur. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu sejak bulan April
sampai dengan Juni 2013.

Metode Pengumpulan Data dan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan langsung dengan melakukan penyebaran
kuesioner secara offline dan online menggunakan metode non-probability
sampling dengan convenience method. Kuesioner offline disebar oleh peneliti
secara langsung kepada mahasiswi, karyawan swasta dan ibu rumah tangga yang
tinggal di Jakarta Timur dan pernah mencoba produk FreshCare. Kuesioner
online disebar melalui Google Drive dan mendapatkan responden mahasiswa dan
kalangan ibu rumah tangga.

8

Data sekunder adalah data yang telah diolah terlebih dahulu dan didapatkan
dari buku, jurnal dan artikel dari internet, serta penelitian lembaga riset
sebelumnya.
Dalam penelitian ini dirumuskan dengan kategori kontrol jenis kelamin, usia
dan geografis. Pengambilan contoh penduduk berjenis kelamin wanita dengan
batas usia 20-60 tahun di wilayah Jakarta Timur. Model penarikan sampel
menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002):
n=
N
I + Ne2
dengan
n
= jumlah sampel yang diambil
N
= jumlah populasi
e
= nilai kritis
Menurut BPS, penduduk wanita usia 20-60 tahun di wilayah Jakarta Timur
pada tahun 2010 adalah 1.321.596 jiwa.
n=
1.321.596
1 + (1.321.596)(0,1)2
= 1.321.596
13216,96
= 99,99 ≈ 100
Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas, maka telah didapatkan
jumlah sampel (n) sebanyak 100 responden untuk dijadikan contoh penelitian.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas
Validitas dapat menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat
mengukur yang ingin diukur. Apabila peneliti menggunakan kuesioner di dalam
pengumpulan data maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang
ingin diukurnya (Umar, 2003). Cara pengujian validitas dengan menghitung
korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan
rumus korelasi Product Moment berikut:
r=



Keterangan:
rxy
= Korelasi Product Moment
n
= Jumlah responden atau sampel
X
= Variabel pertama
Y
= Variabel kedua

= Jumlah
Syarat validitas yaitu apabila nilai rxy > r table dinyatakan valid dan apabila
nilai rxy < r table maka instrument tersebut tidak valid.

9

Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat tersebut reliable. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
cronbach yaitu:
r11=
Keterangan:
r11
k



2
b

= Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir/item

Vt 2

= Varian total
Syarat reliabilitas jika nilai Cronbach Alpha> 0.61 maka dapat dikatakan
bahwa konstruk variabel adalah baik atau handal.

Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi, dilakukan uji asumsi klasik yaitu Uji
Normalitas Residual, Uji Multikolonearitas dan Uji Heteroskedastisitas.
Uji Normalitas Residual
Digunakan untuk menguji apakah data residual terdistribusikan secara
normal atau tidak. Residual merupakan nilai sisa atau selisih antara nilai variabel
dependen (Y) dengan variabel dependen hasil analisis regresi (Y’). Model regresi
yang baik adalah yang memiliki data residual yang terdistribusi secara normal.
Cara yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu dengan
analisis grafik (normal P-P plot) regresi.
Uji Multikolonearitas
Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui adanya interkorelasi antara
variabel-variabel independen yang terdapat dalam model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya tidak multikolonearitas antar variabel independen. Model
regresi yang bebas multikolonearitas apabila mempunyai nilai VIF (Variance
Inflation Factor) sekitar angka 1 dan mempunyai Tolerance mendekati 1.
Uji Heteroskedastisitas
Keadaan di mana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas dan dapat dilihat menggunakan grafik regresi.

10

Analisis Regresi
Menurut Ferdinand (2006), model regresi adalah model yang digunakan
untuk menganalisis pengaruh dari berbagai variabel independen terhadap satu
variabel dependen. Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode
untuk menentukan hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel
lain. Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan
kausal atau fungsional. Untuk mengetahui variabel dependen/kriteria dapat
diprediksi melalui variabel independen atau prediktor secara individual. Penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda yang dilakukan pada jumlah variabel
independen dua atau lebih.
Menurut Priyatno (2013), data yang diperoleh akan diolah menggunakan
perangkat statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan hubungan antar variabel
yang digunakan. Teknik analisis data yang dilakukan adalah uji kuantitatif dengan
menggunakan regresi berganda dua prediktor. Untuk mendapatkan nilai yang
terjabar, maka digunakan langkah-langkah berikut:
1.
Mencari hubungan fungsional antara variabel independen dengan variabel
dependen menggunakan analisis regresi, yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana:
Y = Variabel terikat
a = Konstanta Y bila X = 0 (konstan)
b = Koefisien Regresi
X = Variabel bebas ; X1 = Persepsi Promosi , X2 = Persepsi Harga
2.
Melakukan pengujian kebenaran hipotesis.
a.
H1 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi promosi
dengan keputusan pembelian minyak angin FreshCare pada
konsumen.
b.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi harga dengan
keputusan pembelian minyak angin FreshCare pada konsumen.
3.
Menghitung koefisien determinasi dan korelasi berganda (R2) untuk
mengukur seberapa besar variasi dalam variabel dependen mampu
dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel independen.
4.
Melakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabelvariabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan
cara membandingkan antara F hitung dengan F tabel.
5.
Melakukan uji t (t-test) untuk melihat apakah masing-masing koefisien
regresi signifikan atau tidak. Jika t-hitung lebih besar dari t-tabel maka
koefisien regresi adalah signifikan dan sebaliknya jika t-hitung lebih kecil
dari t-tabel maka koefisien regresi tidak signifikan.

11

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Ultra Sakti memiliki perusahaan yang berlokasi di Jl. Bukit Gading
Raya Kompleks Gading Bukit Indah RA/03-05 Kelapa Gading Jakarta Utara.
Perusahaan ini sebagai salah satu perusahaan farmasi Indonesia berusaha untuk
menjawab tantangan pasar yang dinamis dengan membawakan produk yang
inovatif ke tangan konsumen. PT. Ultra Sakti didirikan pada tahun 1977,
memproduksi berbagai macam jenis obat yang masih exist sampai sekarang.
Agustus 2010 PT. Ultra Sakti mulai memproduksi minyak angin Aromatherapy
dengan Brand FreshCare. Saat ini PT. Ultra Sakti memiliki 11 Sertifikat GMP
(Good Manufacturing Practice) dan memproduksi lebih dari 30 produk dan masih
akan berkembang.
FreshCare hadir dengan inovasi dan nilai tambah atas produk minyak angin
yang selama ini dikenal masyarakat. Produk ini mendobrak pakem minyak angin
selama ini yaitu bau menyengat dan kemasan botol kaca yang terkesan kuno.
Harun Pramono selaku Direktur Ultra Sakti mengatakan bahwa citra minyak
angin itu terkesan hanya untuk nenek-nenek maka dari itu perlu dilakukan
perubahan dan PT Ultra Sakti berusaha keluar dari pakem tersebut. Berdasarkan
hasil riset, kebutuhan akan produk minyak angin sangat besar. Oleh karena itu
Ultra Sakti memutuskan fokus pada produksi minyak angin aromaterapi pada
tahun pertama sejak manajemen baru mengendalikan perusahaan ini walaupun
saat itu teknologinya belum ada.
Direktur Penjualan dan Pemasaran Ultra Sakti Diana Christy mengakui
bahwa FreshCare memang bukan produk minyak angin aromaterapi yang pertama
hadir di pasar. Safe Care masuk ke pasar lebih dulu, tetapi distribusinya hanya
sebatas daerah Jawa Timur. Seolah ingin menutup kekurangan Safe Care, Ultra
Sakti serius menggarap pemasaran FreshCare. Strategi distribusi pun diubah 180
derajat dari sebelumnya. Pasar modern, toko obat dan outlet ritel menjadi sasaran
distribusi produk yang dipasarkan di kisaran harga Rp 10 – 13 ribu ini.
Tujuan dan Misi Perusahaan
Tujuan yang ingin dicapai perusahaan antara lain : 1) menghasilkan produk
berkualitas yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang beragam, 2) memberikan
kontribusi untuk kemajuan medis, 3) berupaya untuk meningkatkan kualitas
hidup, dan 4) menjadi salah satu perusahaan farmasi dan produk kesehatan terbaik
di Indonesia.
Misi dari perusahaan adalah menghasilkan produk dan layanan kesehatan
berkualitas yang bernilai bagi kesehatan manusia.

Karakteristik Konsumen
Penelitian ini mengambil responden sebanyak seratus responden menurut
jenis kelamin di kota Jakarta Timur. Karakteristik khusus konsumen pada

12

penelitian ini adalah konsumen wanita karena konsumen wanita yang cenderung
lebih konsumtif dalam melakukan pembelian terhadap produk baru terutama
produk minyak angin. Karakteristik umum konsumen dibedakan berdasarkan usia,
pendidikan terakhir, status pekerjaan, profesi pekerjaan, pendapatan per bulan,
dan pengeluaran biaya untuk obat per bulan. Semua informasi yang terdapat di
dalam karakteristik umum konsumen ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
produsen terutama untuk pengembangan dan landasan penyusunan strategi bauran
pemasaran.
Usia
Berdasarkan usia diketahui bahwa mayoritas responden Minyak Angin
FreshCare Aromatherapy didominasi oleh usia < 25 tahun sebesar 47%. Hal ini
dikarenakan anak muda yang lebih banyak mengenal FreshCare dibandingkan
usia lanjut yang mayoritas masih memakai minyak angin biasa.
4%

Usia
< 25 tahun

1%

25 - 30 tahun

16%

31 - 40 tahun
47%
16%

41 - 50 tahun
60 tahun

16%

> 60 tahun

Gambar 4. Karakteristik konsumen minyak angin FreshCare
Aromatherapy berdasarkan usia

Pendidikan Terakhir
Responden Minyak Angin FreshCare Aromatherapy memiliki latar belakang
pendidikan Diploma/Sarjana sebesar 51%, SMU sebesar 45%, dan SMP sebesar
3%.
Tabel 3. Karakteristik konsumen minyak angin FreshCare Aromatherapy
berdasarkan pendidikan terakhir

a.
b.
c.
d.
e.

Pendidikan terakhir
SMP
SMU
Diploma/Sarjana
Pasca Sarjana
Lainnya

Persentase
3%
45%
51%
0%
1%

Status Pekerjaan
Sebagian besar responden Minyak Angin FreshCare Aromatherapy
memiliki status pekerjaan sebagai karyawan swasta sebesar 33%, kemudian
pelajar/mahasiswa sebesar 32%, hal ini karena usia< 25 tahun mayoritas adalah
mahasiswa dan karyawan swasta.

13

Status Pekerjaan
9% 2%2%
32%
22%
33%

Pelajar/Mahasiswa
Karyawan Swasta
Ibu Rumah Tangga
PNS
Wiraswasta
Tidak/Belum bekerja

Gambar 5. Karakteristik konsumen minyak angin FreshCare
Aromatherapy berdasarkan status pekerjaan

Profesi Pekerjaan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa profesi pekerjaan
konsumen Minyak Angin FreshCare Aromatherapy paling banyak adalah sebagai
mahasiswa yaitu 24%, hal ini dikarenakan usia< 25 tahun dan status responden
mayoritas mahasiswa.
Tabel 4. Karakteristik konsumen minyak angin FreshCare Aromatherapy
berdasarkan profesi pekerjaan

Profesi Pekerjaan
1. Mahasiswa
2. Ibu Rumah Tangga
3. Karyawan
4. Bidan
5. Accounting
6. Terapis
7. Guru
8. Dokter
9. Pelayanan masyarakat
10. Jurnalis
11. Pengusaha
12. Insinyur
13. Ahli masak
14. Psikolog

Persentase
24%
15%
11%
7%
6%
4%
3%
2%
2%
1%
1%
1%
1%
1%

Pendapatan
Responden Minyak Angin FreshCare Aromatherapy memiliki pendapatan
per bulan paling banyak sebesar Rp 2 juta – Rp 5 juta yaitu 35%. Pendapatan Rp 1
juta – Rp 2 juta sebanyak 30%. Pada mayoritas mahasiswa yang mengisi
kuesioner memilih pendapatan Rp 1 juta – Rp 2 juta sehingga menjadi tertinggi
kedua setelah pendapatan per bulan Rp 2 juta – Rp 5 juta yang banyak dipilih oleh
mahasiswa dan karyawan swasta.

14

Pendapatan
8% 4%

23%

35%

< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 - Rp
2.000.000
Rp 2.000.000 - Rp
5.000.000
Rp 5.000.000 - Rp
10.000.000
> Rp 10.000.000

30%

Gambar 6. Karakteristik konsumen minyak angin FreshCare
Aromatherapy berdasarkan pendapatan per bulan

Pengeluaran Biaya Obat
Besarnya pengeluaran untuk obat-obatan per bulan para responden Minyak
Angin FreshCare Aromatherapy pada kisaran Rp 20.000 – Rp 50.000 sebanyak
47%, sedangkan untuk kisaran Rp 50.000 – Rp 100.000 sebanyak 35%. Hal ini
dapat diperkirakan bahwa responden tidak sering membeli obat-obatan.

Pengeluaran Biaya Obat
2% 5%

Rp 20.000 - Rp 50.000

11%

Rp 50.000 - Rp 100.000
47%
35%

Rp 100.000 - Rp 150.000
Rp 150.000 - Rp 200.000
Rp 200.000 - Rp 250.000

Gambar 7. Karakteristik konsumen minyak angin FreshCare
Aromatherapy berdasarkan pengeluaran biaya obat per bulan

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan
memiliki pertimbangan. Proses pengambilan keputusan meliputi pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan
pasca pembelian.
Tabel 5. Alasan konsumen membeli dan menggunakan FreshCare

Alasan membeli minyak angin FreshCare
1. Kebutuhan
2. Desain Praktis
3. Mudah Didapatkan
4. Harga Murah
5. Pengaruh Keluarga/Teman
6. Lainnya

Presentase
41%
25%
24%
12%
18%
8%

15

Tahap setelah pengenalan kebutuhan adalah pencarian informasi. Konsumen
akan mencari informasi tentang produk yang diinginkan.
Tabel 6. Penyebaran konsumen berdasarkan pencarian informasi tentang
FreshCare yang dilakukan konsumen

Pencarian Informasi
Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
3%
2. Tidak Setuju
32%
3. Ragu-Ragu
18%
4. Setuju
38%
5. Sangat Setuju
9%
Tahap proses evaluasi alternatif akan dilalui konsumen setelah konsumen
memperoleh banyak informasi mengenai suatu produk yang akan mereka beli
untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen akan membandingkan berbagai pilihan
produk yang ada dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka lalu
memakainya.
Tahap akhir dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen
adalah perilaku pasca pembelian. Dapat dilihat dari sikap konsumen yang akan
merekomendasikan minyak angin FreshCare kepada orang lain. Menggambarkan
puas atau tidak puasnya konsumen terhadap produk yang dikonsumsi.
Tabel 7. Penyebaran konsumen dalam merekomendasikan produk

Merekomendasikan Produk Minyak Angin
FreshCare Kepada Orang Lain
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju

Persentase
3%
13%
18%
54%
12%

Pola Adopsi

Loyal dan Switch
Dari hasil kuesioner, konsumen yang puas terhadap minyak angin
FreshCare sebanyak 92%. Konsumen yang loyal dan tidak akan berpindah merek
adalah sebanyak 66%, sedangkan konsumen yang akan berpindah merek dari
FreshCare adalah sebanyak 34%. Jika dihubungkan dengan kepuasan, ada 26%
sisa dari konsumen yang puas tetapi berpindah merek. Dapat diartikan bahwa
konsumen yang akan berpindah merek tidak hanya dari konsumen yang merasa
tidak puas, tetapi konsumen yang puas pun ada kemungkinan akan berpindah
merek.
Hal ini dapat dikarenakan konsumen yang puas merasa bosan atau ingin
mencoba merek lain, sehingga konsumen berpindah merek walaupun merasa puas
terhadap minyak angin FreshCare. Seperti pada gambar piramida loyalitas merek,
posisi kepuasan berada ditengah piramida, sehingga dapat disimpulkan bahwa

16

kepuasan tidak selalu akan loyal tetapi konsumen dapat saja berpindah merek
dengan menanggung switching cost (biaya peralihan).
Tabel 8.Penyebaran konsumen berdasarkan kepuasan

Kepuasan

Persentase
92%
8%

1. Puas
2. Tidak puas
Tabel 9. Penyebaran konsumen berdasarkan loyalitas

Membeli Produk Merek Lain Untuk Masa
Mendatang
1. Tidak
2. Ya

Persentase
66%
34%

Tabulasi Silang
Tabulasi silang dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hubungan
antara kepuasan dengan perpindahan merek pada minyak angin FreshCare. Pada
tabulasi silang ini akan diolah dengan menggunakan SPSS dan dilihat dari nilai
chi-square. Hasil dari tabulasi silang dapat dilihat pada tabel 10. Pada tabel
tersebut dapat dilihat bahwa konsumen yang tidak puas dan tidak berpindah merek
ada 1%. Konsumen yang puas dan tidak berpindah merek ada 65%. Konsumen
yang tidak puas dan berpindah merek ada 7%. Konsumen yang puas namun
berpindah merek ada 27%.

Tabel 10. Kepuasan * BrandSwitching Crosstabulation

Kepuasan
Total

Tidak
Ya

BrandSwitching
Tidak
Ya
1
7
65
27
66
34

Total
8
92
100

Nilai α yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,1 dengan
mempertimbangkan nilai half precission yang digunakan adalah 10%. Nilai cross
tabulation (Asymp sig.) yang korelasinya berada kurang dari 0,1 maka dapat
dinyatakan adanya korelasi atau hubungan pada variabel tersebut. Hasil ChiSquare Tests dapat dilihat pada lampiran 1.
Hasil dari Chi-Square Tests tersebut menunjukkan nilai Asymp. Sig.
dibawah 0,1 sehingga dapat dinyatakan adanya korelasi atau hubungan antara
variabel kepuasan dengan variabel loyalitas. Semakin puas konsumen terhadap
produk yang mereka konsumsi, maka akan semakin loyal mereka terhadap produk
tersebut. Konsumen tidak akan melakukan perpindahan merek dan akan membeli
atau menggunakan kembali produk tersebut dikemudian hari. Dalam hasil
kuesioner 100 responden, konsumen yang puas sebesar 92% dan konsumen yang

17

loyal sebesar 66%, hal ini menunjukkan hubungan antara kepuasan konsumen
dengan loyalitas konsumen.

Analisis Regresi

Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian terhadap nilai
residual, sedangkan pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik Normal P-P
Plot of Regression Standardized Residual. Cara untuk mendeteksinya adalah
dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik sebagai dasar
pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis
diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.
Seperti pada hasil pengujian berikut, menunjukkan bahwa model regresi
terdistribusi secara normal.

Gambar 8. Normal P-P Plot Uji Normalitas

Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas adalah uji untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolonieritas yaitu adanya hubungan linier antar
variabel independen dalam model regresi. Suatu variabel menunjukkan gejala
multikolonieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang
tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model regresi dan nilai tolerance yang
rendah. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 dan tolerance dibawah 0,1
menunjukkan adanya gejala multikolonieritas dalam model regresi.

18

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan
prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF dibawah 10 yaitu 1,164 dan
tolerance diatas 0,1 yaitu 0,859. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas
yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan gejala multikolonieritas
yang berarti variabel bebas dapat digunakan sebagai variabel independen dan
sebagai prediktor yang independen. Hasil dapat dilihat pada tabel 13.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dan residual untuk semua pengamatan pada regresi. Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan scatter plot. Jika tidak
terdapat pola yang teratur pada titik-titik residualnya, maka dapat disimpulkan
tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak ada pola teratur,
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 9. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Uji F
Hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 8,792 dengan signifikansi
0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa Persepsi Promosi dan Persepsi Harga sama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian dapat diterima. Hasil
dapat dilihat di tabel 12.

19

Tabel 11. ANOVA

Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
202,768
1118,592
1321,360

Df
2
97
99

Mean
Square
101,384
11,532

F

Sig.

8,792

,000a

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel
bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.
Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,136. Hal ini berarti 13,6% keputusan
pembelian dapat dipengaruhi oleh persepsi promosi dan persepsi harga. Sisanya
86,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model
regresi ini. Tabel hasil dapat dilihat pada lampiran 4.
Uji t
Pengaruh kedua prediktor sebagaimana pada model tersebut selanjutnya
dibuktikan dengan pengujian hipotesis.
1.
Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk variabel Promosi terhadap
Keputusan Pembelian menunjukkan nilai 1,482 dengan signifikansi 0,142.
Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian diperoleh hipotesis yang
menyatakan bahwa Persepsi Promosi memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap Keputusan Pembelian tidak dapat diterima.
2.
Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk variabel Harga terhadap
Keputusan Pembelian menunjukkan nilai 3,079 dengan signifikansi 0,003.
Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian diperoleh hipotesis yang menyatakan
bahwa Persepsi Harga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
Keputusan Pembelian dapat diterima.
Tabel 12. Coefficients

Model
1 (Constant)
Promosi
Harga

Unstandardize Standardized
d Coefficients Coefficients
Std.
B
Error
Beta
10,521 1,837
,088
,059
,149
,371
,121
,310

t
5,726
1,482
3,079

Sig.
,000
,142
,003

Collinearity
Statistics
Toleranc
e
VIF
,859 1,164
,859 1,164

20

Implikasi Manajerial
Untuk menghadapi para pesaing, diperlukan langkah-langkah untuk
menentukan strategi tepat dengan menggunakan strategi pemasaran dan bauran
pemasaran (marketing mix).
Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan produk FreshCare
berdasarkan hasil penelitian meliputi aspek demografis yaitu konsumen yang
membeli FreshCare adalah wanita dengan usia 20 tahun keatas dan pendapatan
menengah kebawah. Oleh karena itu FreshCare perlu mempertahankan kualitas
produk dan membuat inovasi-inovasi yang dapat diterima oleh konsumen dengan
segmentasi tersebut.
Produsen perlu menentukan target pasar yang akan dituju. Target pasar
FreshCare adalah wanita dari usia 20 – 25 tahun dan memiliki pendapatan
menengah kebawah. Minyak angin FreshCare adalah minyak angin
aromatherapy yang praktis dan modern, sehingga bisa menarik target konsumen
pria dengan tetap memperhatikan manfaat produk yang dibeli bagi kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa positioning produk FreshCare
adalah produk minyak angin yang aromanya wangi, hangatnya pas, harganya
terjangkau dan desainnya unik serta praktis. Oleh karena itu FreshCare perlu
mempertahankan positioning yang sudah ada dibenak konsumen dalam setiap
melakukan strategi pemasaran produk.Selain itu pembuatan positioning dari
kompetensi produk FreshCare dibuat melalui tagline yang menarik bagi
konsumen. Adapun tagline minyak angin FreshCare yang sudah banyak dikenal
konsumen adalah “FreshCare, hangatnya bikin fresh!”.
Produk minyak angin FreshCare Aromatherapy melakukan inovasi dengan
mengeluarkan varian baru yaitu FreshCare Teens, ini merupakan salah satu cara
baik dalam diferensiasi produk. Inovasi desain, kemasan dan aromaterapi yang
baru disesuaikan dengan anak muda, sehingga lebih mudah dan semakin praktis
dikonsumsi oleh anak-anak muda.
Berdasarkan hasil penelitian, persepsi promosi FreshCare tidak
berpengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli
produk. Berbagai macam iklan FreshCare memang banyak dan sudah sangat
dikenal oleh konsumen terutama karena bintang iklannya yang juga sudah sangat
terkenal yaitu Agnes Monica. FreshCare sudah memiliki promosi yang baik,
namun perlu lebih diperhatikan lagi dikarenakan targetnya adalah anak muda,
maka sulit untuk mencuri perhatiannya. Perlu evaluasi, karena akan percuma bila
mengeluarkan budget yang banyak untuk iklan, tetapi tidak berpengaruh pada
konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian, persepsi harga berpengaruh terhadap
keputusan konsumen dalam membeli FreshCare. Dengan penetapan harga
FreshCare yang menurut persepsi konsumen sudah terjangkau sesuai dengan
manfaatnya, membuat konsumen membandingkan dengan merek lain dan lebih
memilih untuk membeli FreshCare. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga
FreshCare sudah tidak perlu berubah dan terus dipertahankan, sehingga
konsumen dapat selalu membeli minyak angin FreshCare dibandingkan yang lain
yang mungkin lebih mahal.
Berdasarkan persepsi konsumen, minyak angin FreshCare mudah
didapatkan karena produk dapat ditemukan di apotik, minimarket, supermarket.

21

Konsumen tidak sulit mencari FreshCare tetapi belum tersebar luas, sehingga
produsen disarankan untuk memperluas pasar dan memastikan bahwa keberadaan
produk akan selalu terjamin dengan sistem distribusi yang baik.

SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui dari
karakteristik konsumen bahwa mayoritas konsumen adalah mahasiswa dan
karyawan swasta dengan usia 20 - 25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minyak
angin juga sudah banyak dikonsumsi oleh anak muda khususnya mahasiswa dan
karyawan swasta, bukan lagi hanya dikonsumsi oleh konsumen yang berusia
lanjut. Dalam segi penghasilan, berpenghasilan antara Rp 2.000.000 sampai Rp
5.000.000 per bulan, sehingga itu menunjukkan bahwa konsumen minyak angin
FreshCare adalah kelas menengah. Untuk membeli obat-obatan, mayoritas
konsumen mengeluarkan Rp 20.000 sampai Rp 50.000 per bulan. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen tidak mengeluarkan banyak uang untuk obat
dalam setiap bulan, melihat bahwa harga minyak angin FreshCare terjangkau.
Persepsi promosi dan persepsi harga secara serentak memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian. Namun, pada proses keputusan pembelian,
mayoritas konsumen membeli FreshCare setelah melihat harganya dan merasa
harganya sesuai serta merasa bahwa harga FreshCare terbaik. Hal ini
menunjukkan bahwa harga yang menjadi pengaruh tertinggi pada konsumen
dalam memilih dan memutuskan untuk membeli minyak angin FreshCare.
Perilaku pasca pembelian konsumen menggunakan minyak angin
FreshCare, konsumen yang merasa puas sebesar 92% dan konsumen yang tidak
akan berpindah merek sebesar 66% sehingga menunjukkan bahwa minyak angin
FreshCare sudah menjadi produk yang baik dan dapat mencuri perhatian
konsumen.

Saran
Minyak angin FreshCare merupakan minyak angin dengan desain yang
praktis, modern dan sudah banyak dikenal masyarakat. Konsumennya adalah
wanita dengan usia 20 - 25 tahun. Remaja juga dapat memakai minyak angin yang
dikembangkan oleh FreshCare yaitu FreshCare Teens. Dengan ketatnya
persaingan minyak angin serupa, FreshCare masih membutuhkan banyak
pengembangan dan penyempurnaan serta mempertahankan yang sudah ada,
terutama dalam promosi dan distribusi. Oleh karena itu, diperlukan inovasiinovasi baru dalam promosi agar menarik konsumen untuk memilih dan perluasan
pasar. Mempertahankan harga yang sudah terjangkau dan sesuai dengan manfaat
yang diterima konsumen. Selain itu pihak perusahaan sebaiknya selalu

22

mengadakan evaluasi pasar dalam jangka waktu tertentu agar keinginan pasar
yang bersifat dinamis terhadap minyak angin FreshCare dapat selalu terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
Aaker D. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Spektrum Mitra Utama. Jakarta
Abistya D. 2009. Competitive Advertising serta Dampaknya pada Perilaku
Brandswitching Konsumen. Jurnal Bisnis Dan Manajemen.Vol. X, No. 1
Anonim. 2010. BPS Provinsi DKI Jakarta. [Online]. Tersedia:
http://www.jakarta.bps.go.id. [18 Juni 2013]
Anonim. Tersedia: http://www.ultrasakti.com. [10 Juni 2013]
Anonim. Tersedia: http://www.freshcare.co.id. [10 Juni 2013]
Augusty F. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang
Durianto D et al. 2004. Brand Equity Ten. Gramedia Pusaka Utama. Jakarta
Hidayat T. (2012, 8 Februari). Cara FreshCare Segarkan Pasar Minyak Angin.
SWA [Online]. Tersedia: http://www.swa.co.id. [10 Juni 2013]
Kotler. 2006. Manajemen Pemasaran Edisi ke 11 jilid 2.PT. Indeks Kelompok
Gramedia. Jakarta
Priyatno D. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Mediakom.
Jakarta
Sumarwan U. 2010. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor
Sumarni M. 2010. Manajemen Pemasaran Bank. Liberty
Tjiptono F. 2002. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta
Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. ANDI. Yogyakarta
Umar H. 2002. Metode Riset Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Umar H. 2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta

23

LAMPIRAN
Lampiran 1. Chi-square tests

Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
11,091a
8,651
10,815
10,980

Df

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
1
,001
1
,003
1
,001
,002
,002
1
,001

100

Lampiran 2. Hasil uji validitas

Variabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Nilai r Hitung
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361

Nilai r Tabel
0,418
0,564
0,817
0,431
0,676
0,677
0,619
0,731
0,531
0,463
0,624
0,554
0,449
0,563
0,661
0,647
0,731
0,762
0,807
0,669
0,639
0,695
0,469
0,708
0,376
0,563
0,888
0,807

Kesimpulan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

24

Lampiran 3. Hasil uji reliabilitas

Cronbach's Cronbach's Alpha Based
Alpha
on Standardized Items
,910
,914

N of Items
28

Lampiran 4

Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

5 158 153

Analisis pengaruh penetapan harga, promosi pemasaran dan brand image terhadap keputusan pembelian dan loyalitas konsumen: studi kasus pada sebagian masyarakat Bintaro Jaya

0 5 230

Analisi pengaruh celebrity endorser, brand image,dan persepsi konsumen terhadap keputusan produk sabun lux :studi kasus mahasiswa uin syarif hidayatullah

1 11 122

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, PERSEPSI KUALITAS, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK EIGER

0 3 21

PENGARUH PERSEPSI RISIKO TERHADAPKEPERCAYAAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PENGARUH PERSEPSI RISIKO TERHADAP KEPERCAYAAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE.

0 4 13

ANALISIS PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Analisis Pengaruh Harga, Promosi Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Batik Danar Hadi Surakarta.

0 2 16

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN pengaruh persepsi konsumen pada keputusan pembelian.

1 3 12

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PROMOSI, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL Analisis Pengaruh Produk, Promosi, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Obat Herbal Ud. Tazakka Sukoharjo.

0 3 11

ANALISIS BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL DAIHATSU XENIA di WONOSOBO.

0 0 137

Analisis Persepsi Harga, Promosi, Kualitas Layanan, Dan Kemudahan Penggunaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Secara Online,

0 1 20