Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

(1)

PENGARUH BRAND IMAGE I-PHONE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FISIP USU

SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA HERMANTO SIMBOLON

110907036


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI Nama Penyusun : Hermanto Simbolon

Nomor Induk Mahasiswa : 110907036

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul Skripsi : Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap

Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

Medan, Mei 2015

Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Humaizi, MA Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA NIP. 195908091986011002 NIP. 195908161986111001

Dekan

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP: 19680505199203100


(3)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image iPhone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU serta untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana brand image berpengaruh terhadap keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang menggunakan smartphone iPhone dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik accidential sampling, purvosive sampling dan snowball sampling. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan pengujian hipotesis melalui korelasi Pearson Product Moment dan Uji T untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahsiswa FISIP USU.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis dengan teknik korelasi pearson product moment hasil penelitan menemukan bahwa bahwa tingkat hubungan antara kedua variabel yaitu antara brand image iPhone dengan keputusan pembelian berada dalam kategori kuat dan berpengaruh positif yang dtunjukkan dari nilai koefisien korelasi (R)=0,732. Dan dari ketiga faktor brand image (corporate image, user image dan product image), yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU adalah faktor produk image yang ditunjukkan dengan uji t dengan nilai t hitung sebesar 3.664 dengan nilai sig 0,01< 0,05.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat, kasih karunianya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH BRAND IMAGE I-PHONE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FISIP USU” dengan lancar. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi guna memperoleh gelar S1 Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara, Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, saran, cinta kasih dan doa dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta (Medang Simbolon dan Alm. Delfi Sinurat) serta kepada abang, kakak dan adik saya yang telah banyak memberikan dukungan baik dukungan berupa materi maupun non materi dan doa restu serta motivasi yang tak berkesudahan selam ini. Sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik dan berjalan lancar. Terlebih kepada ibunda saya yang telah terlebih dahulu menghadap Tuhan, yang tak perlah lelah memberi arahan, pengawasan, petuah dan kerja kerasnya yang bermandikan keringat untuk memperjuangkan saya selama kuliah.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang memberi motivasi dan banyak membantu selama kuliah. 4. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekretaris Program Srudi Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU dan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak membatu selama kuliah.

5. Bapak Drs. Humaizi, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, masukan-masukan yang sangat membantu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Buat Kak Siswati Saragi, S.Sos, MSP, selaku administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan segala keperluan surat-surat, dan memberikan motivasi dan masukan-masukan yang sangat membangun semangat selama perkuliahan. 7. Seluruh bapak dan ibu Dosen Program Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosia dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara tanpa terkecuali yang telah banyak memberikan ilmu, pengetahuan dan pemahaman dan pandangan-pandangan yang mengarahkan penulis kearah yang lebih baik. 8. Bang Farid, selaku bagian administrasi Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara yang telah banyak membantu dalam hal mengurus surat-surat dan keperluan administrasi lainnya.

9. Buat punguan Simbolon sadamaroha, bang Ridwan, Gracezela group, Jenrico, Hendra (Rolastama group), Swando, Frantua, dan Kakak Triana (Ribka Group)


(6)

yang telah banyak memberikan dorongan, semangat dan pencerahan kepada penulis selama kuliah.

10. Buat semua kawan-kawan saya yang selalu ada untuk teman bertukar pikiran, dan selalu memberi semangat yaitu Kely Simanjuntak, Deby Magdalena, Lisnawati Panggabean, Hendri, Triwan, Jhon.

11. Buat semua teman-teman seperjuangan mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga Bisnis stambuk 2011 terkhusus untuk kelas B yang telah banyak saling berbagi dan bekerjasama dengan kebersamaan yang selalu ada selama empat tahun mengikuti perkuliahan.

12. Buat KMK Don Bosco selaku keluarga kebersamaan yang memberi dorongan dan semangat selama proses pengerjaan skripsi ini.

13. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini termasuk para responden yaitu mahasiswa/i FISIP USU yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner, penulis mengucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan yang ada relevansinya dengan penyempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan nilai tambah bagi para pembacanya.

Medan, 25 Mei 2015


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Teori Brand Image 2.1.2 Pengertian Pemasaran ... 13

2.1.2.1 Bauran Pemasaran ... 13

2.1.3Brand ... 15

2.1.3.1 Elemen Brand... 17

2.1.3.2 Peran Brand ... 18

2.1.3.3 Manfaat Brand ... 19

2.1.3.4 Tipe-tipe Brand ... 20

2.1.4 Brand Image ... 21


(8)

2.1.4.2 Variabel Brand Image ... 26

2.1.4.3 Brand Image dan Strategi Pemasaran ... 27

2.1.5 Perilaku Konsumen ... 28

2.1.6 Keputusan Pembelian ... 31

2.1.6.1 Pihak-Pihak yang berperan dalam Keputusan Pembelian ... 31

2.1.6.2 Proses Keputusan Pembelian ... 32

2.2 Hubungan antara Brand Image dan Keputusan Pembelian ... 36

2.3 KerangkaBerpikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BentukPenelitian ... 38

3.2 LokasidanWaktu Penelitian ... 38

3.3 Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel ... 39

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 39

3.4 Hipotesis ... 40

3.5 Variabel Penelitian ... 41

3.6 Defenisi Operasional ... 42

3.7 Jenis dan Sumber data ... 48

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

3.9.1 Uji Validitas ... 50


(9)

3.10 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 56

4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59

4.2.1 Uji Validitas ... 59

4.2.2 Uji Realibilitas... 62

4.3 Analisis Tabel Tunggal ... 63

4.3.1 Karakteristik Responden ... 63

4.3.2 Deskripsi Variabel Brand Image iPhone sebagai variabel X ... 67

4.3.3 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel X ... 86

4.5 Uji Hipotesis ...126

4.5.1 Korelasi Pearson Product Moment ...126

4.5.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)...128

4.6 Pembahasan ...131

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...134

5.2 Saran ...136 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data penjualan smartphone dunia selama quartal 3 tahun 2014 ... 2

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ... 50

Tabel 4.1 Hasil Pengujian validitas kuisioner penelitian ... 58

Tabel 4.2 Hasil pengujian reliabilitas kuisioner penelitian ... 62

Tabel 4.3 Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.4 Pekerjaan Orang tua ... 64

Tabel 4.5 Uang saku/bulan ... 65

Tabel 4.6 Jurusan ... 66

Tabel 4.7 Nama besar perusahaan produk iPhone (Apple) ... 68

Tabel 4.8 Produk Apple yang beragam dan berkualitas tinggi ... 69

Tabel 4.9 Apple memberikan pelayanan yang memuaskan ... 70

Tabel 4.10 Tanggapan baik Apple akan produk iPhone atas keluhan dan saran konsumen ... 72

Tabel 4.11 Kemudahan konsumen mendapatkan iPhone karena jaringan penjualanyang luas ... 72

Tabel 4.12 Jaringan usaha yang luas iPhone untuk melayani konsumen ... 73

Tabel 4.13 Menggunakan iPhone lebih tampil gaya ... 74

Tabel 4.14 Menggunakan iPhone merasa lebih prestise ... 75

Tabel 4.15 iPhone dapat meningkatkan kepercayaan diri ... 76

Tabel 4.16 Merasa percaya diri menggunakan smartphone iPhone ... 77

Tabel 4.17 iPhone merupakan salah satu merek terpercaya ... 78

Tabel 4.18 iPhone salah satu merek yang diminati banyak orang ... 79


(11)

Tabel 4.20 iPhone memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding

produk lain... 81

Tabel 4.21 iPhone memiliki fitur yang berbeda dibanding produk lain ... 82

Tabel 4.22 Aplikasi iPhone sudah seperti yang diharapkan ... 83

Tabel 4.23 Desain iPhone sudah menarik ... 84

Tabel 4.24 Desain iPhone memiliki berbagai pilihan warna dengan tipe yang berbeda ... 85

Tabel 4.25 Kebutuhan dan keinginan Smartphone ... 87

Tabel 4.26 iPhone salah satu produk Smartphone yang diinginkan ... 88

Tabel 4.27 Kebutuhan iPhone atas keinginan sendiri ... 89

Tabel 4.28 Pengaruh pemasaran berdampak pada keputusan memiliki iPhone ... 90

Tabel 4.29 Mendengar informasi dari keluarga dan teman mengenai iPhone ... 91

Tabel 4.30 Teman dan Keluarga menyarankan pembelian iPhone ... 92

Tabel 4.31 Iklan iPhone memberikan informasi yang dibutuhkan ... 93

Tabel 4.32 Informasi iPhone dari situs internet dan Web ... 94

Tabel 4.33 Pencarian informasi lebih lanjut terhadap kebutuhan akan iPhone... 95

Tabel 4.34 Penambahan informasi iPhone bersumber dari publik ... 96

Tabel 4.35 Pernah menggunakan iPhone sebelumnya ... 97

Tabel 4.36 Pengalaman oranglain sebagai salah satu dasar penggunaan iPhone ... 98

Tabel 4.37 Penggunaan informasi yang dimiliki untuk mengevaluasi iPhone dengan merek lainnya ... 99

Tabel 4.38 Penggunaan iPhone berdasarkan informasi yang dimiliki ...100


(12)

Tabel 4.40 iPhone memberikan manfaat yang lebih ...102

Tabel 4.41 iPhone mudah ditemui dan dijangkau ...103

Tabel 4.42 Sistem Penyaluran iPhone baik ...104

Tabel 4.43 Kuantitas yang ditawarkan iPhone besar ...105

Tabel 4.44 Pembelian iPhone untuk Kepentingan Pribadi...106

Tabel 4.45 Kemampuan Penggunaan iPhone bertahan lebih lama ...107

Tabel 4.46 Pembelian iPhone dalam waktu dekat ...108

Tabel 4.47 Kemudahan Metode Pembayaran untuk melakukan pembelian iPhone ...109

Tabel 4.48 Pembelian iPhone dengan sistem kredit...110

Tabel 4.49 Merasa puas memiliki smartphone iPhone ...111

Tabel 4.50 iPhone telah memenuhi semua harapananda mengenai produk itu ...112

Tabel 4.51 Membeli dan menggunakan iPhone kembali pada kesempatan lain ...113

Tabel 4.52 Merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli iPhone ...114

Tabel 4.53 Apple perusahaan salah satu terbesar didunia dengan sistem penyaluran iPhone yang baik...115

Tabel 4.54 Apple memiliki beragam jenis produk yang berkualitas tinggi dengan iPhone salah satu produk yang diinginkan ...117

Tabel 4.55 Merasa percaya diri menggunakan smartphone iPhone dan Memiliki keterpercayaan yang tinggi terhadap merek iPhone ...119

Tabel 4.56 iPhone salah satu merek yang diminati banyak orang dan membeli serta menggunakan iPhone kembali pada kesempatan lain ...121

Tabel 4.57 iPhone yang memiliki kualitas tinggi dan kebutuhan akan smartphone ...123


(13)

Tabel 4.58 Aplikasi iPhone seperti yang diharapkan dan iPhone salah satu

merek yang memberikan manfaat dibanding merek lain ...124 Tabel 4.59 Hasil Perhitungan KorelasiPearsonProduct Moment ...127 Tabel 4.60 Hasil perhitungan uji T ...129


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Keputusan... 30 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 34 Gambar 4.1 Logo Apple pada iPhone ... 58


(15)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image iPhone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU serta untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa FISIP USU. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana brand image berpengaruh terhadap keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang menggunakan smartphone iPhone dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik accidential sampling, purvosive sampling dan snowball sampling. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan pengujian hipotesis melalui korelasi Pearson Product Moment dan Uji T untuk mengetahui faktor brand image mana yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahsiswa FISIP USU.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis dengan teknik korelasi pearson product moment hasil penelitan menemukan bahwa bahwa tingkat hubungan antara kedua variabel yaitu antara brand image iPhone dengan keputusan pembelian berada dalam kategori kuat dan berpengaruh positif yang dtunjukkan dari nilai koefisien korelasi (R)=0,732. Dan dari ketiga faktor brand image (corporate image, user image dan product image), yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU adalah faktor produk image yang ditunjukkan dengan uji t dengan nilai t hitung sebesar 3.664 dengan nilai sig 0,01< 0,05.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Dilihat dari perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini kebutuhan akan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat. Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan akan berbagai jenis alat komunikasi yang mengakibatkan semakin banyaknya persaingan dalam dunia bisnis dibidang telekomunikasi. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya produsen produk-produk alat komunikasi seperti handphone yang menawarkan berbagai jenis produk baru dengan inovasi yang berbeda dari pada produk-produk sebelumnya, yang mana produk yang dihasilkan banyak memberikan kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan komunikasi. Oleh karena itu, dunia bisnis produk komunikasi berlomba-lomba supaya dapat menarik minat masyarakat dan memutuskan membeli serta menggunakan produknya. Hal ini juga merupakan langkah ataupun cara suatu perusahaan memberikan kepuasan terhadap konsumen-konsumen mereka yang sudah menggunakan produk-produk handphone atau smartphone jenis tertentu sebelumnya. Kebutuhan akan alat komunikasi seperti telepon seluler (handphone) atau smartphone sendiri selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun terutama untuk jenis-jenis handphone atau smartphone dengan merek-merek tertentu.

Di Indonesia, penggunaan handphone pintar atau biasa disebut Smartphone dengan jenis Android merupakan kebutuhan dengan prioritas yang


(17)

(pelengkap), bahkan kebutuhan tersier (barang mewah). Bertambahnya daya beli masyarakat serta meningkatnya daya beli per individu dapat mendorong tingkat penggunaan handphone pintar dari level pelengkap menjadi level yang lebih diprioritaskan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan penggunaan handphone pintar. Gaya hidup masyarakat modern menyebabkan kebutuhan akan alat komunikasi yang canggih juga merupakan salah satu penyebab tingginya kebutuhan akan kebutuhan handphone pintar.

Untuk melihat data penjualan handphone atau smartphone dengan merek tertentu dengan lebih rinci dapat kita lihat pada tabel yang ada dibawah ini :

Tabel 1.1

Data penjualan smartphone dunia selama quartal 3 tahun 2014

Sumber data: Gartner 16 Januari 2015 jam 13.50 wib

Dilihat dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa Samsung memiliki peringkat pertama diantara merek-merek yang lainnya termasuk Apple dalam hal penjualan. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan Samsung


(18)

menduduki peringkat teratas dibandingkan merek lainnya dimana angka penjualan Apple tidak melebihi angka penjualan Samsung. Tetapi, pada fenomena ini Samsung mengalami penurunan penjualan dan market share dibandingkan dengan Apple yang mengalami kenaikan penjualan serta market share dibandingkan kuartal sebelumnya meskipun Samsung masih bertahan di posisi teratas dibandingkan dengan merek Apple.

Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan jasa yang bermunculan di pasaran. Pasar global telah diramaikan dengan berbagai produk barang dan jasa yang ditawarkan untuk memikat konsumen. Dalam sebuah pasar global tentu saja terjadi persaingan antara produsen dengan merek masing-masing untuk memikat konsumen.

Keputusan pembelian handphone atau smartphone juga tidak terlepas dari faktor brand image (citra merek) dari produk tersebut. America Marketing Association mendefenisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan dari pesaing.” Menurut Ali Hasan (2013:210),brand Image atau citra merek merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan, dan fitur yang membuatnya menjadi unik. Menurutnya, secara visual dan kolektif, sebuah brand image harus mewakili semua karakteristik internal dan eksternal yang mampu mempengaruhi bagaimana sebuah merek itu dirasakan oleh target pasar atau pelanggan. Oleh karena itu, sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut, dengan kata lain citra merek (brand image) adalah salah satu unsur penting yang


(19)

mendorong konsumen untuk membeli sebuah produk. Semakin baik citra merek (brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan citra merek yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman ketika konsumen itu menggunakan produk yang akan dibeli. Selain itu, semakin kuat brand image di benak pelanggan maka semakin kuat pula rasa percaya diri pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk yang dibelinya sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk tetap mendapatkan keuntungan dari waktu kewaktu. Persaingan semakin meningkat diantara merek-merek yang beroperasi dipasar. Hanya produk yang memiliki brand image yang kuat yang tetap mampu bersaing dan mampu menguasai pasar.

Handphone pintar atau smartphone Apple jenis android membuktikan bahwa dengan merek yang terpercaya dapat meningkatkan penjualan handphone atau smartphone mereka dibandingkan dengan merek produk lainnya seperti Sony, Nokia, Oppo ataupun merek handphone lainnya yang dari segi harga untuk merek-merek tersebut bisa dikatakan lebih murah dibanding dengan merek Apple. Akan tetapi tingkat penjualan dari handphone atau smartphone Apple jenis android ini tetap saja tidak bisa melebihi jumlah penjualan dari handphone atau smartphone merek Samsung.

Menurut Kotler & Keller (2009:166), Perilaku Konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Selain faktor budaya, faktor


(20)

sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status juga sangat mempengaruhi perilaku pembelian. Dari kelompok referensi tersebut, tidak jarang kalangan mahasiswa menjadikannya faktor keputusan pembelian seperti pada handphone atau smartphone. Hal ini disebabkan, biasanya mahasiswa membeli handphone atau smartphone berdasarkan kelompoknya dan juga semata-mata hanya untuk dapat mengimbangi pergaulan dirinya dengan kelompok acuannya. Selain itu, keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, dan gaya hidup dan nilai.

Dalam penelitian ini yang menjadi konsumen yang diteliti oleh peneliti adalah mahasiswa yang masih tergolong berstatus pelajar. Diusia mereka ini seringkali perilaku untuk mengganti jenis smartphone yang mereka miliki berdasarkan dengan perkembangan zaman dan juga kelompok referensi seperti teman dan sebagainya yang mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian smartphone. Selain itu, dilihat dari statusnya dimana mahasiswa masih mengandalkan penghasilan uang orangtua mereka harus juga menyesuaikan diri atas kebutuhan mereka sebagai mahasiswa untuk mengkonsumsi Smartphone.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mencari referensi yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yang dijadikan peneliti sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian ini.. Adapun penelitian terdahulu tersebut antara lain berjudul “Analisis pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian handphone atau smartphone Samsung jenis android” (Studi pada Mahasiswa Universitas Diponegoro) oleh Kurnia Akbar pada tahun 2013. Dimana harga, brand image,


(21)

dan atribut produk sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik nonprobability sampling dengan metode snowball sampling dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis data regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif antara variabel harga, brand image, dan atribut produk terhadap keputusan pembelian handphone atau smartphone Samsung jenis android (Studi kasus pada Mahasiswa Universitas Diponegoro). Variabel independen yang paling besar berpengaruh terhadap variabel dependen adalah variabel harga (0,348), diikuti oleh variabel atribut produk (0,272) dan yang terakhir adalah variabel brand image (0,246).

Selanjutnya penelitian Nurul Rizki Fachira pada tahun 2012 yang berjudul “Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Pajero Sport pada PT. Bosowa Berlian Motor”. Variabel bebasnya adalah brand image meliputi kualitas merek (X1), loyalitas merek (X2), asosiasi merek (X3). Dan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. Responden dalam penelitian ini berjumlah 93 orang dengan menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampelnya. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa secara simultan setelah diuji dengan uji- Fisher (F) ditemukan bahwa brand image berupa kualitas merek, loyalitas merek dan asosiasi merek signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil Pajero Sport pada PT. Bosowa Berlian Motor Makassar. Brand image berupa asosiasi merek merupakan faktor dominan dan signifikan yang berpengaruh


(22)

terhadap keputusan pembelian mobil Pajero Sport pada PT. Bosowa Berlian Motor Makassar.

Penelitian terdahulu berikutnya dalam penelitian ini adalah berjudul “Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji Kalla Cabang Polman” oleh Alfian B tahun 2012. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah citra merek dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive Sampling dengan jumlah responden 100 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan tahapan analisis seperti pengeditan, pemberian skor dan tabulasi. Analisis data kuantitatif dengan analisis data linear berganda dan pengajuan hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek (brand image) yang terdiri dari keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji Kalla cabang Polman.

Penelitian selanjutnya dengan judul “Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha di Makassar” oleh Nurul Huda pada tahun 2012. Variabel bebasnya adalah brand image dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dan metode analisis yang digunakan adalah metode regresi dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel brand image (corporate image, user image dan


(23)

product image) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor scuter matic Yamaha di Makassar.

Selanjtnya penelitian yang dijadikan peneliti sebagai acuan adalah penelitian dari Rizki Nurafdal Mustikarillah pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Brand Image terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush pada PT. Hadji Kalla Di Makassar” dengan brand imege sebagai variabel bebas dan pengambilan keputusan sebagai variabel terikat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampel acak sederhana (simple randome sampling) dengan jumlah responden 100 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kausalitatif dengan regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa pengaruh dari brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Rush tergolong kuat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebesar 60,8% pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota rush dipengaruhi oleh brand image.

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Brand Image I-Phone Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa di FISIP USU.”


(24)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah citra merek (brand image) iPhone berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU?

2. Faktor brand image apakah yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh brand image iPhone terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

2. Untuk mengetahui faktor brand image yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat serta berguna :

1. Bagi Penulis, untuk menerapkan langsung teori-teori yang didapatkan selama kuliah dan untuk lebih memahami sejauh mana peranan brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti berikutnya.


(25)

1.5Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai penelitian ini, sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab yang secara rinci sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI

Pada bab ini berisi landasan teori yang merupakan penjabaran dari teori tentang pemasaran, brand image, dan keputusan pembelian, serta teori-teori lain yang mendukung. Dalam bab ini juga terdapat penelitian terdahulu, variabel penelitian, defenisi operasional, kerangka berpikir dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi deskripsi lokasi penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi pembahasan hasil penelitian, analisis data dan pembahasannya secara lengkap.


(26)

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran kepada pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari penelitian.


(27)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang mendefinisikan sebagai dasar untuk melakukan kajian terhadap masalah yang ingin diteliti serta memberikan batasan secara umum, sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Adapun landasan teori dalam penulisan ini adalah:

2.1.1 Teori SOR

Teori SOR ( stimulus organism respon) dari De Flure (Sumartono, 2002:43) merupakan teori komunikasi. Teori ini mengemukakan setiap efek yang menimbulkan tingkah laku dapat dimengerti melalui analasis stimuli yang diberikan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh penghargaan sesuai reaksi yang terjadi. Karakteristik komunikator akan menentukan keberhasilan tentang perubahan sikap. Media iklan melalui promosi dapat menjadi salah satu stimuli yang dapat mempengaruhi reaksi atau efek yang kemudian akan ditimbulkan. “Seseorang komunikator dapat berbuat apa saja untuk meramalkan dan mengharapkan timbulnya efek-efek tertentu atas komunikannya. Namun keputusan terakhir pada komunikan” (Wiranto, 2007:41). Model SOR merupakan pengembangan dari model sebelumnya, yaitu S-R yang terdiri dari stimulus dan respon.


(28)

2.1.2 Pengertian Pemasaran

Pemasaran ada dimana-mana, baik secara formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar aktivitas yang dapat disebut dengan pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Menurut Hermawan Kertajaya (2009:9), Marketing is a strategic business discipline that directs the process of creating, offering, and exchanging value from one initiator to its stakeholders. (Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholders-nya).

Sedangkan definisi pemasaran menurut Kotler (2009:5) dibedakan menjadi defenisi sosial yaitu pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai bagi orang lain.

Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bisa sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah memastikan produk dan jasa tersedia.

2.1.2.1 Bauran Pemasaran

Marketing Mix memiliki peran yang penting bagi perusahaan sehingga dengan menjalankan bauran pemasaran maka perusahaan akan memiliki kekuatan yang kokoh dipasar. Mengintegrasikan penawaran


(29)

perusahaan yang berupa produk barang atau jasa dengan menetapkan harga menyalurkan penawaran perusahaan kepasar melalui proses logistik atau distribusi, dan mengkomunikasikan penawaran perusahaan melalui promosi.

Menurut Hermawan Kertajaya (2009:86) marketing mix adalah mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi.

Bauran pemasaran memiliki komponen-komponen sebagai berikut: 1. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan, bisa berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan oleh suatu perusahaan.

2. Harga

Harga adalah jumlah yang harus disiapkan oleh pelanggan yang ingin mendapatkan barang atau jasa.

3. Lokasi

Lokasi adalah sebagai kumpulan dari organisasi yang independen, yang membuat suatu barang atau jasa menjadi tersedia sehingga pelanggan dapat menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.

4. Promosi

Promosi dianggap sebagai suatu bentuk pencampuran dari berbagai unsur kelengkapan yang terkait dalam media promosi. Olahan dari kelengkapan komunikasi pemasaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan secara meyakinkan nilai-nilai pelanggan.


(30)

2.1.3 Brand

Inti merek berhasil adalah produk atau jasa yang hebat, didukung oleh perencanaan yang seksama, sejumlah besar komitmen jangka panjang, dan pemasaran dirancang dan dijalankan secara efektif. Merek yang kuat menghasilkan loyalitas konsumen yang tinggi.

Kemampuan untuk menciptakan memelihara, melindungi dan meningkatkan merek merupakan keahlian yang paling unik dari pemasar. Para pemasar mengatakan bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian penting dalam pemasaran.

America Marketing Association mendefenisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan dari pesaing.” Menurut Hermawan Kertajaya (2004:121), merek adalah aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:258), merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional atau nyata berhubungan dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang dipresentasikan merek.

Merek dapat memiliki enam level pengertian menurut Kotler (dalam A.B. Susanto, 2001:575-576) sebagai berikut:


(31)

1. Atribut: merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut-atribut ini untuk meningkatkan produknya. Selama bertahun-tahun Mercedes mengiklankan “Dirancang tidak seperti mobil manapun juga di dunia ini.” Ini berfungsi sebagai dasar untuk meletakkan posisi bagi untuk memproyeksikan atribut lainnya. 2. Manfaat: merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli

atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan/ atau emosional. Atribut tahan lama dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional.

3. Nilai: merek juga menyatakan nilai produsen. Mercedes mengatakan kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan lain-lain.

4. Budaya: merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman yaitu terorganisir, efisien, dan bermutu tinggi.

5. Kepribadian: merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (hewan), atau suatu tempat yang sederhana (objek).

6. Pemakai: merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris berumur 20 tahun mengendarai Mercedes. Pemakainya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian produk tersebut.

Pada intinya, merek adalah penggunaan nama, logo, trademark, serta slogan untuk membedakan perusahaan-perusahaan dan individu-individu satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Penggunaan konsisten suatu


(32)

merek, simbol, atau logo membuat merek tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengannya tetap diingat.

Dengan demikian suatu merek dapat mengandung tiga hal, yaitu: 1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan

2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan 3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.

2.1.3.1 Elemen Brand

Elemen merek (brand element) adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Sebagian besar merek kuat menerapkan berbagai elemen merek yang terdiri dari logo, lambang dan slogan. Menurut Fandy Tjiptono (2011:10), mengatakan sebuah merek memiliki beberapa elemen atau identitas, baik yang bersifat tangible maupun intangible. Secara garis besar, elemen-elemen tersebut bisa dijabarkan menjadi nama merek (brand names), URL (Uniform Resource Locators), logo, simbol, karakter, juru bicara (spokespeople), slogan, jingles, kemasan, dan signage.

Ada enam kriteria utama untuk memilih elemen merek (Kotler dan keller: 2009) anatara lain:

1. Dapat diingat. Seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali?

2. Berarti. Apakah elemen merek itu kredibel dan mengindikasikan kategori yang berhubungan dengannya dan apakah elemen merek


(33)

itu menyiratkan sesuatu tentang bahan produk atau tipe orang yang menggunakan merek?

3. Dapat ditransfer. Apakah elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berebeda ?

4. Dapat disesuaikan. Seberapa mudah elemen merek itu disesuaikan dan diperbaharui?

5. Dapat dilindungi. Seberapa mudah elemen merek itu dapat dilindungi secara hukum dan dapat dilindungi secara kompetitif?

2.1.3.2 Peran Brand

Peran merek menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sebagai berikut:

1. Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan kemungkinan konsumen (bisa individual atau organisasi) untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut. 2. Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan.

Pertama, merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi. Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk.


(34)

3. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali.

2.1.3.3 Manfaat Brand

Menurut Fandi Tjiptono (2011:43), merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencetakan akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trademarks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain.

3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu. Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari pesaing.


(35)

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa mendatang.

Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Ada tujuh manfaat pokok merek bagi konsumen yaitu:

1. Sebagai identifikasi sumber produk.

2. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu.

3. Pengurang resiko.

4. Penekan biaya pencarian (search costs) internal dan eksternal. 5. Janji atau ikatan khusus dengan produsen.

6. Alat simbol yang memproyeksikan citra diri dan 7. Signal Kualitas.

2.1.3.4 Tipe-Tipe Brand

Menurut Fandy Tjiptono (2011:45), pemahaman mengenai peran strategik merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena masing-masing merek memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe tersebut meliputi:

1. Atribute brands, yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan keyakinan/kepercayaan terhadap


(36)

atribut fungsional produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara objektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang dipersepsikan sesuai dengan kualitasnya.

2. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang membeli merek yang bersangkutan. Citra tersebut tidak banyak menyangkut produknya, tetapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakinan yang dipegang konsumen adalah bahwa dengan memiliki merek semacam ini, akan tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan kelompok aspirasi tertentu (misalnya, golongan kaya, prestisius, populer).

3. Experience brands, mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi bersama (shared associations and emotions). Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual.

2.1.4 Brand Image

Menurut Ali Hasan (2013:210), Brand Image atau citra merek merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan, dan fitur yang membuatnya menjadi unik. Menurutnya, secara visual dan kolektif, sebuah brand image harus mewakili semua karakteristik internal dan


(37)

eksternal yang mampu mempengaruhi bagaimana sebuah merek itu dirasakan oleh target pasar atau pelanggan.

Image secara keseluruhan (brand, product, dan value) adalah penyatuan semua persepsi dan perasaan orang-orang yang berpegang pada sebuah perusahaan. Indikator nilai membuat sebuah merek itu ada berdasarkan evaluasi pelanggan (positif atau negatif). Evaluasi ini membentuk citra merek dalam persepsi pelanggan, dan dalam arti faktual mereka memerlukan bukti objektif-nyata dalam menciptakan persepsi-persepsi tertentu yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. Jika semua citra merek, produk, dan nilai yang positif dimata pelanggan secara terus-menerus, merek akan bekerja untuk perusahaan dalam suatu persaingan yang sangat kompetitif.

Menurut Fandi Tjiptono (2011:21), brand image yakni deskripsi tentang asosiasi merek tertentu. Istilah “merek” sebenarnya memiliki banyak interpretasi dan tidaklah mudah membedakannya dengan produk dan market offering. Salah satunya interpretasi merek adalah sebagai citra merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek.

Sedangkan menurut Keller (1993) dalam Erna Ferrinadewi (2008:165) brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subjektif dan emosi pribadinya. Brand Image terdiri dari dua komponen yaitu brand associaton atau asosiasi merek dan favorability, strenght & uniqueness of brand association atau sikap positif, kekuatan dan keunikan merek.


(38)

Konsumen dapat membuat asosiasi merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk dan evaluasinya atau sikapnya terhadap merek. Konsumen dapat membuat asosiasi berdasarkan atribut yang berkaitan dengan produk misalkan harga dan kemasan atau atribut yang berhubungan dengan produk misalkan warna, ukuran, desain dan fitur lain. Asosiasi juga dapat diciptakan berdasarkan manfaat.

Sikap positif (favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri dari tiga hal dibenak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keyakinannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek yang signifikan dibandingkan merek lainnya. Kekuatan asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung konsumen dengan merek, pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun komersial.

2.1.4.1 Manfaat Brand Image

Brand image merupakan hal yang penting dalam pemasaran. Dengan adanya brand image yang kuat dibenak konsumen, maka akan dapat membawa perusahaan menuju pada puncak kesuksesannya. Brand image juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat atau belum.

Manfaat brand image atau citra merek menurut Ali Hasan (2013:215-217) terdiri dari:

1. Manfaat bagi Pelanggan

Ada tiga alasan sekaligus manfaat penting bagi pelanggan dari sebuah merek yang memiliki citra positif:


(39)

a. Sebuah merek yang kuat akan memudahkan konsumen untuk mengevaluasi, menimbang dan membuat keputusan membeli dari semua rincian nilai-nilai yang terkait dengan kinerja produk, harga, pengiriman, garansi. Merek dengan image yang kuat adalah sintesis bagi pembeli dari segala sesuatu yang ditawarkan oleh pemasok, mengurangi resiko keputusan pembelian yang rumit.

b. Sebuah merek yang kuat membuat pelanggan merasa percaya diri dalam pilihan mereka, menyederhanakan pilihan sehari-hari. Branding yang kuat mampu menciptakan hubungan kepercayaan jangka panjang, aksesibilitas, kepercayaan, rasa aman dan kenyamanan.

c. Sebuah merek yang kuat membuat pelanggan merasa lebih puas dengan pembelian mereka, memberikan manfaat dan ikatan emosional .

2. Manfaat bagi Perusahaan

a. Harga premium. Sebuah merek dengan citra positif akan menciptakan margin yang lebih besar walaupun ada tekanan untuk menjual dengan harga rendah atau menawarkan diskon, akan tetapi relatif tidak atau kurang rentan terhadap kekuatan kompetitif.

b. Klaim produk. Sebuah merek yang dengan citra yang kuat akan menciptakan orang-orang melakukan permintaan secara khusus, orang akan mencari merek yang diinginkan.


(40)

c. Kompetitif parrier. Sebuah merek yang kuat mampu bertindak sebagai penghalang untuk beralih keproduk pesaing. Brand adalah pertahanan yang berlangsung secara parmanen.

d. Komunikasi pemasaran lebih mudah diterima. Perasaan positif tentang suatu merek akan mengakibatkan orang mampu menerima klaim baru terhadap kinerja produk.

e. Pengembangan merek. Sebuah merek yang terkenal menjadi platform untuk pengembangan/menambah produk baru karena beberapa aspek dari citra positif yang berpengaruh dan membantu dalam peluncuran produk baru.

f. Kepuasan pelanggan. Sebuah citra positif akan memberikan tingkat kepuasan pelanggan ketika menggunakan produk.

g. Jaringan distribusi. Sebuah merek yang kuat lebih mudah dijual ke pedagang grosir dan distributor yang sangat responsif terhadap apa yang diinginkan pelanggannya.

h. Perizinan dan peluang. Dapat mendukung transaksi usaha patungan atau mengizinkan merek dilisensikan untuk digunakan dalam aplikasi baru atau negara lain.

i. Nilai harga jual lebih tinggi. Sebuah perusahaan dengan nama merek – goodwill yang baik akan mendapat premi yang lebih tinggi jika akan dijual.

Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 83), ada beberapa manfaat dari brand image yang positif, yaitu :


(41)

1. Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap brand produk lama.

3. Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan jika brand image produk yang telah ada positif.

2.1.4.2 Variabel Brand Image

Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan (2004) brand image memiliki tiga variabel pendukung, antara lain :

a. Citra Pembuat (Corporate Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Simamora (2004) adapun cara pengukuran citra pembuat ditentukan oleh nama besar perusahaan, layanan perusahaan dan jaringan penjualan.

b. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Sedangkan menurut Simamora (2004) adapun cara pengukuran citra pemakai berdasarkan gaya, percaya diri dan menarik.

c. Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Sedangkan


(42)

menurut Simamora (2004) adapun citra produk dapat diukur berdasarkan merek, kualitas, fitur/gaya serta desain.

2.1.4.3 Brand Image dan Strategi Pemasaran

1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefenisikan secara jelas brand personalitynya agar sesuai dengan kepribadian konsumennya. Adanya kesesuaian ini menandakan konsumen telah mengasosiasikan merek seperti dirinya sendiri. Asosiasi yang kuat akan mendorong terciptanya citra merek yang positif.

2. Pemasar harus mengupayakan agar tercipta persepsi bahwa merek yang ditawarkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh konsumen dalam keputusan pembeliannya melalui strategi komunikasinya.

3. Pemasar harus melakukan image analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap merek. Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemasar dalam melakukan image analysis:

a) Mengidentifikasi segala asosiasi yang mungkin telah dilakukan konsumen dalam benaknya.

b) Langkah kedua, menghitung seberapa kuat hubungan antara merek yang diteliti dengan asosiasi konsumen.

c) Selanjutnya, pemasar harus menyimpulkan dari langkah kedua diatas menjadi sebuah pernyataan yang mencitrakan merek secara psikologis.


(43)

2.1.5 Perilaku Konsumen

Menurut Kotler & Keller (2009:166). Perilaku Konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam.

1. Faktor Budaya

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya disetiap negara untuk memahami cara terbaik untuk memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang untuk mencari produk baru.

Setiap budaya dari beberapa subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagai nilai, minat dan perilaku yang sama.


(44)

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.

Kelompok Referensi (reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus-menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group), seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempersentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.

Peran dan Status. Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok-keluarga, klub, organisasi. Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dan membantu mendefenisikan norma perilaku. Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status.


(45)

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi meliputi :

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada satu waktu tertentu.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, stabilitas, dan pola waktu), tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.

c. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian. Yang dimaksudkan dengan kepribadian (personality) adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). d. Gaya Hidup dan Nilai

Orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda.


(46)

2.1.6 Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan. Keputusan selalu selalu mengisyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Menurut Peter Jerry C. Olson (2013:162-164), Suatu keputusan (decision) mencakup suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan atau perilaku alternatif. Pemasar secara khusus tertarik pada perilaku pembelian, terutama pilihan konsumen mengenai merek-merek yang akan dibeli. Proses inti dalam pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya. Hasil proses integrasi tersebut adalah suatu pilihan (choice), secara kognitif menunjukkan intensi perilaku.

2.1.6.1 Pihak-Pihak yang berperan dalam Keputusan Pembelian Peran seseorang (bukan pembeli utama) dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk perlu diketahui oleh marketer, karena diantara mereka ini terkadang justru menjadi faktor yang sangat kuat dalam keputusan pembelian (Ali Hasan, 2008), adalah sebagai berikut:

a. Initiator adalah orang yang pertama kali menyadari adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan berinisiatif mengusulkan untuk membeli produk tertentu.


(47)

b. Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

c. Decider adalah orang yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk jadi dibeli, produk apa yang akan dibeli, bagaimana cara membeli dan dimana produk itu dibeli.

d. Buyer adalah orang yang melakukan pembelian aktual.

e. User adalah orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk yang dibeli.

2.1.6.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Peran psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian. Perusahaan berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh-semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan produk.

Menurut Kotler dan Keller (2009), Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian, antara lain:

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Keputusan

Sumber : Kotler dan Keller (2009) Pengenalan

Masalah

Keputusan Pembelian

Perilaku Pascapembelian Pencarian

Informasi

Evaluasi Alternatif


(48)

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang – rasa lapar, haus, seks-naik ketingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. Seseorang mungkin mengagumi mobil baru tetangga atau melihat iklan di televisi yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian. Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu keadaan kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

2. Pencarian Informasi

Ada dua yang dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih respektif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:

a. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

b. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.


(49)

d. Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan produk. Jumlah dan pengaruh relatif dan sumber-sumber ini bervariasi dengan kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial-yaitu sumber yang didominasi pasar. Meskipun demikian, informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan otoritas independen. Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Evaluasi Alternatif

Pada tahap ini, konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir. Bahwa, tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.

Beberapa konsep dasar yang akan membantu dalam memahami proses evaluasi. Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen mellihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperluan untuk memuaskan kebutuhan ini. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan.


(50)

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan yaitu merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku Pasca pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin akan mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut. Karena tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.

a. Kepuasan Pasca pembelian

Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antar harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan, konsumen puas jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi.


(51)

b. Tindakan Pasca pembelian

Jika konsumen puas, ia mungkin ingin embeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain. Dipihak lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk.

c. Penggunaan dan Penyingkiran Pasca pembelian

Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan menyingkirkan produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk-semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali kepasar untuk membelinya lagi.

2.2 Hubungan antara Brand Image dan Keputusan Pembelian

Hubungan antara brand image dengan keputusan pembelian terletak pada keinginan-keinginan dan pilihan konsumen terhadap suatu merek yang akan dibeli. Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan terlebih dahulu memberi penilaian terhadap produk yang memiliki merek yang berbeda. Suatu produk yang memiliki brand image yang dipersepsikan konsumen memiliki kualitas tinggi maka konsumen akan melakukan pembelian pada merek tersebut. Teori penghubung antara brand image dengan keputusan pembelian di kutip dari keputusan konsumen membeli atau menyewa barang atau jasa sangat dipengaruhi oleh citra merek (Siswanto Sutojo, 2004).


(52)

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi antarkonsep/antarkonstruk atau pertautan/hubungan antarvariabel penelitian. Pertautan atau hubungan antarvariabel ini penting dikemukakan sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis. Juliandi dan Irfan (2014:114).

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Dikembangkan dalam penelitian ini, 2014


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, mencari peranan, pengaruh, hubungan yang bersifat sebab akibat, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah bagian untuk mengemukan secara rinci, spesifik, lengkap dimana penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Jl. A. Sofyan No.1 Kampus USU Padang Bulan, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april dengan waktu yang disesuaikan sesuai dengan kebutuhan peneliti.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini populasi yang dipilih oleh peneliti adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang memiliki smartphone dengan merek I-Phone.


(54)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 116).

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi FISIP USU yang terdiri dari delapan jurusan yaitu, Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Administrasi Negara, Ilmu Politik, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Ilmu Komunikasi dan Administrasi Perpajakan. Dimana setiap jurusan hanya mewakili beberapa sampel saja mengingat jumlah populasi dari sampel tersebut besar. Dalam penelitian ini ada suatu kendala yang dihadapi oleh peneliti untuk menentukan sampel karena jumlah populasi yang tidak dapat diketahui secara pasti oleh peneliti. Selain alasan tersebut, karena kurangnya waktu, tenaga, dan dana oleh peneliti dalam mempelajari dan mengidentifikasi populasi.

Dalam penelitian ini jumlah yang dijadikan peneliti sebagai sampel sebanyak 50 responden.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel dalam bentuk nonprobability sampling artinya, teknik pengambilan sampel dimana tidak seluruh anggota/elemen dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan menjadi sampel (Ajuar dan Irfan, 2013).


(55)

Metode yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tiga metode yaitu :

1. Teknik accidential sampling adalah dengan cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian.

2. Teknik purvosive sampling adalah teknik untuk memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan pertimbangan stertentu. Dalam hal ini pada awalnya, peneliti mengidentifikasi semua karakteristik yang berhubungan dengan populasi, Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri 3. Teknik snowball sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

cara menentukan sampel secara berantai pada suatu populasi yang sangat spesifik. Peneliti dapat menentukan siapa sampel pertama, dan kemudian dari sampel tersebut diminta untuk menyebutkan calon sampel lainnya yang dikenal.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dirumuskan didalam rumusan masalah sebelumnya.


(56)

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah :

a) Diduga variabel brand image iPhone berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

b) Diduga faktor product image yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU.

3.5 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi variabelnya antara lain brand image dan keputusan pembelian. Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Penelitian terdiri dari dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah brand image. 2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.


(57)

3.6 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberi suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Juliandi, 2013:118).


(58)

Defenisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian Variabel

Teoritis

Variabel

Operasional Deskriptor Pertanyaan Skala

Brand Image merupakan serangkaian sifat tangibledan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan, dan fitur yang membuatnya menjadi unik. (Menurut Ali Hasan2013), Citra Pembuat (Corporate Image) adalah sekumpulan

asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Sutisna (2001 : 80)

Nama besar perusahaan Layanan perusahaan Jaringan penjualan

1. Menurut Anda, apakah Apple merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia? 2. Apakah Anda mengetahui bahwa

perusahaan Apple memiliki beragam jenis produk yang berkualitas tinggi?

1. Apakah Apple memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Anda?

2. Apakah Apple memberikan tanggapan yang baik untuk setiap keluhan dan saran Anda?

1. Apakah Apple mempunyai jaringan penjualan yang luas sehingga konsumen mudah mendapatkan produknya?

2. Apakah menurut Anda, Apple memiliki jaringan usaha yang luas dalam melayani konsumen?

Likert

Citra Pemakai (User Image) adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap

Gaya

1. Apakah dengan menggunakan merek iPhone membuat Anda lebih tampil gaya?

2. Apakah dengan menggunakan iPhone Anda merasa lebih prestise?


(59)

pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

Sutisna (2001 : 80) Percaya diri

1. Apakah dengan menggunakan iPhone dapat meningkatkan kepercayaaan diri Anda?

2. Apakah Anda merasa percaya diri menggunakan smartphone iPhone?

Citra Product (Product Image)merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Sutisna (2008 : 80)

Merek

Kualitas

Fitur/gaya

Desain

1. Apakah menurut Anda iPhone merupakan salah satu merek yang terpercaya?

2. Apakah menurut Anda iPhone adalah salah satu merek yang diminati banyak orang?

1. Apakah produk iPhone memiliki kualitas yang tinggi?

2. Apakah iPhone memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan produk lain?

1. Apakah iPhone memiliki fitur-fitur yang berbeda dengan produk lain? 2. Apakah aplikasi iPhone sudah

seperti yang Anda harapkan?

1. Apakah menurut Anda desain iPhone sudah menarik?

2. Apakah menurut Anda desain iPhone memiliki berbagai pilihan warna dengan tipe yang berbeda?

Likert Keputusan Pembelian adalah proses integrasi

1. Pengenalan masalah adalah Prosespembelian dimulai ketika pembeli menyadari Kebutuhan dan keinginan

1. Apakah Anda memiliki kebutuhan akan smartphone?

2. Apakah smartphone iPhone termasuk salah salah satu produk smartphone yang Anda inginkan?


(60)

yang digunakan untuk mengkombin asikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya. Peter, Jerry C. Olson (2013)

suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal

atau eksternal.

2. Pencarian informasi. Ada dua

yang dapat membedakan antara

dua tingkat keterlibatan dengan

pencarian informasi

yaitu keadaan pencarian yang lebih

rendah dan pencarian informasi aktif. Pengaruh pemasaran Pribadi Komersial Publik Eksperimen tal

1. Apakah Anda membutuhkan iPhone berdasarkan keinginan Anda sendiri tanpa ada pengaruh dari pemasaran?

2. Apakah pengaruh pemasaran berdampak terhadap keputusan Anda untuk memiliki iPhone?

1. Apakah Anda pernah mendengar informasi dari salah satu keluarga atau teman Anda yang memakai iPhone?

2. Apakah teman atau keluarga Anda yang manyarankan untuk membeli iPhone?

1. Apakah iklan iPhone cukup memberikan informasi yang Anda butuhkan?

2. Apakah informasi tentang iPhone pernah Anda dapatkan dari situs-situs internet atau web?

1. Apakah kebutuhan Anda terhadap smartphone membuat Anda untuk mencari informasi lebih lanjut? 2. Apakahin formasi yang bersumber

dari publik dapat menambahin formasi yang sebelumnya Anda ketahui?

1. Sebelumnya, apakah Anda memakai smartphone iPhone?

2. Apakah informasi dari pengalaman orang lain merupakan salah satu dasar Anda untuk menggunakan


(61)

3. Evaluasi alternatif

adalah Tahap konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir 4. Keputusan pembelian adalah

tahap dimana konsumen untuk

membeli merek yang paling disukai. Seleksi penilaian alternatif Merek Penyalur Kuantitas iPhone?

1. Apakah informasi yang Anda miliki Anda gunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan iPhone dengan merek lainnya?

2. Apakah setelah mendapat informasi mengenai iPhone, Anda memilih iPhone sebagai smartphone untuk Anda gunakan?

1. Apakah Anda memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap merek iPhone ?

2. Apakah menurut Anda, iPhone merupakan salah satu dari sekian banyak merek yang memberikan manfaat yang lebih dibanding merek lainnya?

1. Apakah I-Phone mudah ditemui dan dijangkau oleh Anda ketika ingin melakukan pembelian?

2. Menurut Anda, apakah sistem penyaluran smartphone iPhone sudah baik ?

1. Apakah menurut Anda kuantitas yang ditawarkan oleh iPhone jumlahnya besar?

2. Apakah Anda membeli iPhone hanya untuk keperluan pribadi Anda?

1. Apakah Anda memiliki keyakinan terhadap iPhone mengenai


(62)

5. Perilaku pasca pembelian adalah tahap konsumen akan mengalami konflik karena melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain setelah melakukan pembelian. Waktu Metode Pembayaran . Kepuasan pasca pembelian Tindakan pasca pembelian

kemampuan penggunaannya yang dapat bertahan lebih lama?

2. Apakah dalam waktu dekat ini, Anda akan membeli smartphone iPhone?

1. Apakah metode pembayaran yang dilakukan oleh iPhone memudahkan Anda ketika memutuskan untuk membeli iPhone?

2. Ketika membeli iPhone, apakah Anda boleh membayarnya dengan sistem kredit?

1. Apakah Anda merasa puas memiliki iPhone sebagai smartphone Anda? 2. Apakah Anda merasa bahwa iPhone

telah memenuhi semua harapan Anda mengenai produk tersebut? 1. Apakah Anda ingin membeli dan

menggunakan iPhone kembali pada kesempatan lain?

2. Apakah Anda akan merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli iPhone?


(63)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data mentah yang diperoleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dimana data tersebut sbelumnya tidak ada. Dalam penelitian ini data primer bersumber dari mahasiswa dan mahasiswi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik pemilik handphone merek iPhone dengan cara menyebarkan kuisioner kepada masing-masing pemilik handphone yang bermerek iPhone.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti untuk kepentingan penelitiannya. Peneliti memperoleh data sekunder yang bersumber dari internet, perpustakaan, artikel, buku dan karya ilmiah yang telah ada.

3.8Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data terdiri dari 2 antara lain :


(64)

1. Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu yang dilakukan dengan membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, skripsi maupun thesis sebagai acuan penelitian terdahulu, dan dengan cara browsing di internet untuk mencari artikel-artikel serta jurnal-jurnal atau data-data yang dapat membantu hasil dari penelitian.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan secara langsung oleh peneliti dengan cara menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Bentuk kuisioner yang digunakan yaitu dalam bentuk kuisioner tertutup dimana dalam kuisioner tersebut terdapat beberapa pertanyaan dan jawaban yang sudah disusun dan disediakan oleh peneliti tentang indikator dari variabel penelitian yaitu brand image dan keputusan pembelian untuk mengetahui pendapat/persepsi responden.

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden yang disesuasikan dengan pertanyaan yang diajukan. Contoh interval jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap item pertanyaan :

1. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 2. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 3. Netral (N) dengan skor 3 4. Setuju (S) dengan skor 4 5. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5


(65)

3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Instrumen angket yang telah dirancang perlu diketahui kebenaran, ketepatan dan keterpercayaan serta kehandalannya. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner yang disebarkan tersebut perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel. Oleh sebab itu, peneliti juga akan melakukan pengujian ini terhadap instrumen penelitian dengan pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 19,0 Statistic.

Bentuk pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan pengujian sekali jalan (single trial administration). Bentuk pengujian sekali jalan (single trial administration) adalah pengujian hanya diuji sekali saja, yakni dengan cara menyebarkan angket kepada kelompok responden, lalu diuji validitas dan reliabilitasnya, jika hasilnya valid dan reliabel, maka dilanjutkan kepada analisis data (Juliandi dan Irfan 2013:77).

3.9.1 Uji Validitas

Menguji validitas berarti menguji sejauh mana ketepatan dan kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian. Jika instrumen valid/benar maka hasil pengukuranpun kemungkinan akan benar (Juliandi dan Irfan 2013:79). Salah satu cara untuk menguji validitas ini adalah korelasi item total, yakni mengkorelasikan skor-skor suatu angket dan totalnya.


(1)

dapat dimengerti melalui analasis stimuli yang diberikan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh penghargaan sesuai reaksi yang terjadi. Karakteristik komunikator akan menentukan keberhasilan tentang perubahan sikap. Media iklan melalui promosi dapat menjadi salah satu stimuli yang dapat mempengaruhi reaksi atau efek yang kemudian akan ditimbulkan. “Seseorang komunikator dapat berbuat apa saja untuk meramalkan dan mengharapkan timbulnya efek-efek tertentu atas komunikannya. Namun keputusan terakhir pada komunikan” (Wiranto, 2007:41). Model SOR merupakan pengembangan dari model sebelumnya, yaitu S-R yang terdiri dari stimulus dan respon. Perbedaan tersebut adanya variabel O yaitu Organism (manusia) keberadaan variabel ini menunjukan bahwa media memiliki efek terbatas.

Menunjukkan kesesuaian dengan teori yang disebutkan diatas, bahwa brand image iPhone yang merupakan bentuk komunikasi dapat mempengaruhi konsumen atau mahasiswa FISIP USU untuk memutuskan pembelian iPhone. Semakin positif brand image yang dimiliki iPhone maka akan semakin positif juga tanggapan mahasiswa untuk produk tersebut yang akhirnya sampai kepada proses pembelian.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh brand image iPhone terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISIP USU, yaitu melalui tahap analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis dapat diketahui bahwa:

1. Brand image dalam hal ini menyangkut produk iPhone salah satu brand yang dianggap mahasiswa sebagai brand baik, yang menjadi pilihan atau dibeli mahasiswa untuk kebutuhan smartphonenya. Para mahasiswa menganggap bahwa brand image mempengaruhi proses keputusan pembelian mereka akan smartphone. Karena iPhone memeiliki kualitas yang tinggi, di hasilkan oleh salah satu perusahaan terbesar didunia, mempunyai desain, fitur maupun aplikasi yang berbeda dengan produk lain, terpercaya maupun lebih percaya diri jika menggunakan smartphone iPhone tersebut.

2. Mahasiswa FISIP USU yang membeli atau memiliki smartphone iPhone merasa bahwa kebutuhan mereka akan smartphone sangat penting untuk membantu mereka dalam melakukan aktivitas sehari-harinya dan untuk memudahkan mereka untuk melakukan komunikasi maupun mencari informasi. Untuk melakukan pembelian maka mahasiswa harus melakukan pencarian informasi baik dari pribadi, komersial, public, maupun pengalaman sebelum tahap menyeleksi pilihan alternative, apakah jadi membelinya atau tidak. Mahasiswa beraggapan bahwa memiliki smartphone dengan merek iPhone sudah menjadi suatu gaya hidup yang


(3)

dapat membuat mereka merasa kelasnya lebih tinggi dibanding mahasiswa lainnya yang belum bisa membeli iPhone, dengan menggunakan iPhone juga mereka menganggap bahwa mereka lebih percaya diri. Apalagi sebagian besar mahasiswa FISIP USU yang miliki kebiasaan untuk mengganti smartphone dan juga memiliki sifat ingin menunjukkan jati diri mereka masig-masing, dan karena alasan ingin sama dengan kelompok lain. Hal itulah yang memacu mereka dan membuat mereka untuk melakukan pembelian smartphone iPhone.

3. Hasil penelitian tentang pengaruh brand image iPhone terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa FISI USU mempunyai hubungan yang positif dan signifikan, menurut pendapat para mahasiswa yang menggunakan smartophone iPhone. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu produk yang memiliki brand image yang positif akan mempengaruhi keputusan pembelian mahasiswa FISIP USU yang berdampak pada pembelian produk iPhone tersebut. Dan citra produk (product image) iPhone lah yang paling dominan mempengaruhi mahasiswa untuk membeli serta menggunakan produk tersebut karena alasan merek, kualitas, fitur/gaya dan desain iPhone yang lebih baik dibanding dari produk lain yang membuat mahasiswa tertarik untuk membeli dan menggunakannya, walaupun mahasiswa sadar bahwa harganya sangat mahal yang mungkin tidak sesuai dengan uang saku mereka perbulannya namun tidak menjadi masalah bagi sebagian mahasiswa yang mungkin lebih dari segi ekonomi.


(4)

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, banyak yang ditemukan peneliti tanggapan yang baik dan positif dari mahasiswa sebagai responden penelitian ini mengenai brand image iPhone. Mahasiswa sangat setuju jika brand image iPhone salah satu merek yang memiliki kualitas dan sangat diminati mereka. Namun ada suatu halangan yang dapat membuat mahasiswa mengeluh akan iPhone karena produk tersebut mempunyai harga yang terlalu tinggi, sehingga mereka yang ingin membeli dan menggunakan produk tersebut mengeluh karena alasan uang sakunya yang tidak cukup. Namun walaupun demikian ada juga mahasiswa dengan uang saku yang pas-pasan, membeli serta menggunakan iPhone tersebut hanya karena pengaruh dari kelompoknya sehingga menjadi suatu sikap yang tidak terlalu pas bagi mahasiswa tersebut. Saharusnya mahasiswa tersebut harus dapat berfikir lebih panjang untuk memanejemen uang sakunya yang masih mengandalkan kiriman orangtuanya. Karena masih banyak kebutuhan yang lain di akademik maupun kebutuhan sehari-harinya yang lebih penting dibanding harus membeli iPhone hanya karena pengaruh orang lain dan karena alasan mengenai brand tersebut.

Perusahaan Apple yang merupakan perusahaan yang memproduksi smartphone iPhone sebaiknya menurunkan harga produk tersebut, karena jika harga diturunkan maka otomatis konsumen atau mahasiswa yang ingin membeli produk tersebut pasti akan sangat banyak, yang berdampak bagi perusahaan iPhone yang akan mendapatkan keuntungan yang tinggi karena brand image yang positif dari produknya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan. 2004. Pengaruh Citra Merek Terhadap Efektifitas Iklan. Jurnal Media Mahardika Vol 2 No.3, Hal 41-49.

Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen: Implikasi pada strategi pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasan, Ali. (2008). Marketing. Yogyakarta: Media Pressindo.

. (2013). Marketing dan Kasus-kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS Juliandi dan Irfan. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Cipta Pustaka

Media Perintis.

J. Paul Peter dan Jerry C. Olson (2013). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarata: Salemba Empat.

Kertajaya, Hermawan. (2009). Mark Plus Basic. Jakarta: Esensi.

Khotijah, Siti .(2004). Smart Strategy of Marketing :Persaingan pasar global. Bandung: CV. Alfabeta.

Kotler dan Amstrong.(2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler dan Keller.(2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mangkunegara, A.P.(2009). Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Rafita Aditama Philip Kotler dan A.B. Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survival. Yogyakarta: PT Pustaka LP3S.

Sugiyono. (2005). Metodologi Penelitian.Jakarta: Alfabeta.

. (2012).Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharso, Puguh. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis: Pendekatan Filosofidan Praktis. Jakarta: PT. Indeks.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti.(2014).Analisis Data: Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press 2014.

Tjiptono, Fandy.(2005). Brand Management & Strategi. Yogyakarta: Andi. . (2011). Manajemen dan Strategi Merek. Yogyakarta: Andi.

Skripsi

Kurnia Akbar. (2013. Analisis pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk terhadap keputusan pembelian handphone atau smartphone Samsung jenis android (Studi pada Mahasiswa Universitas di Ponegoro). Semarang: Fakultas Ekonomik dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Nurul Huda. (2012). Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha di Makassar. Makassar: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

Rizki Nurafdal Mustikarillah (2011). Pengaruh Brand Image terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush pada PT. Hadji Kalla Di Makassar. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin