Evaluasi Radiografi Jantung Anak Babi (Sus Scrofa) Sepsis Dengan Terapi Cairan Koloid Atau Kristaloid

EVALUASI RADIOGRAFI JANTUNG ANAK BABI (Sus scrofa)
SEPSIS DENGAN TERAPI CAIRAN KOLOID ATAU
KRISTALOID

ANKGIE HERRIS STIARLDI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Radiografi
Jantung Anak Babi (Sus scrofa) Sepsis dengan Terapi Cairan Koloid atau
Kristaloid adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015
Ankgie Herris Stiarldi
B04110020

ABSTRAK
ANKGIE HERRIS STIARLDI. Evaluasi Radiografi Jantung Anak Babi (Sus
scrofa) Sepsis dengan Terapi Cairan Koloid atau Kristaloid. Dibimbing oleh
HARRY SOEHARTONO dan RIKI SISWANDI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi radiografi kardiovaskular anak
babi sepsis dan diterapi menggunakan resusitasi cairan. Sebanyak 10 anak babi
berusia 2-3 bulan dan 8-13 kg berat badan dibagi kedalam dua kelompok
perlakuan resusitasi. Kondisi sepsis diinduksi dengan menyuntikan
lipopolisakarida (LPS) dari E.coli. Resusitasi cairan diberikan setelah renjatan
sepsis terjadi. Kelompok pertama diberikan koloid (modified fluid gelatin 4% /
MFG 4%) dan kelompok kedua diberikan kristaloid (ringer asetat malat / RAM).
Evaluasi radiografi dilakukan sebelum induksi sepsis dan setelah resusitasi cairan.
Hasil yang diperoleh menunjukan pada arah pandang lateral nilai Vertebrae Heart
Score (VHS) kelompok RAM meningkat dibandingkan kelompok MFG 4%. Nilai
sudut jantung berkisar 46.80-49.20 dan rasio HH:HC adalah 4:5. Peningkatan nilai

ini diduga jantung mengalami kompensasi edema yang ditimbulkan akibat respon
infeksi sistemik pada keadaan sepsis. Pada lapang pandang dorsoventral nilai
CTR meningkat baik pada kelompok MFG 4% maupun RAM. Nilai A
39.8ºC) atau hipotermia (suhu tubuh < 38.7ºC), takikardia (frekuensi jantung >120
kali/menit), dan takipnea (frekuensi napas > 58 kali/menit).
Pemantauan tanda-tanda renjatan dilihat dari penurunan tekanan darah,
denyut nadi meningkat, takikardia dengan penurunan perfusi, pemanjangan waktu
pengisian kapiler.
Setelah tanda-tanda renjatan terlihat, yaitu penurunan tekanan darah (< 90
mmHg), pulsus meningkat, dan penurunan perfusi, dilakukan pemberian cairan
MFG 4% atau RAM sebanyak 20 ml/kg BB sampai tanda renjatan stabil. Setelah
semua sampel diperoleh, dan untuk mencegah semakin meluasnya sepsis,
dilakukan eutanasia menggunakan kalium klorida dalam keadaan teranestesi.
Kemudian dilakukan pengambilan gambar radiografi yang kedua. Tahapan
perlakuan dilakukan seperti Gambar 3.

Teknik Interpretasi Radiografi

Interpretasi radiografi dilakukan penilaian lapang jantung dengan lapang
pandang DV dan LL. Parameter pengukuran digunakan vertebrae heart score

(VHS) yang terdiri dari SA dan LA, serta pengukuran cardiothoracic ratio (CTR)
yang terdiri dari parameter nilai R, L, RH, LH, dan CTR. Parameter lain yang
digunakan adalah nilai A, nilai LC, height of heart (HH), height of chest (HC),
dan nilai sudut jantung.

Prosedur Analisis Data

Hasil pengukuran dinyatakan dalam rataan dan standar deviasi. Data diolah
menggunakan SPSS 16 dan Microsoft Excel 2010. Perbedaan antar kelompok
perlakuan diuji secara statistik menggunakan metode One Way-Analyse of Variant
(ANOVA). Uji ini kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD pada selang
kepercayaan 95% (α=0,05).

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai R, L, RH, LH, dan CTR

Nilai R merupakan jarak antara dinding ventrikel kanan jantung dengan

dinding kanan toraks, sedangkan nilai L merupakan jarak antara dinding ventrikel
kiri jantung dengan dinding kiri toraks. Data mengenai nilai R dan L dapat dilihat
pada Tabel 1.
Nilai kelompok babi normal merupakan nilai gambaran radiografi babi
sebelum dilakukan injeksi endotoksin. Kelompok MFG 4% dan RAM mengalami
penurunan nilai R yang tidak signifikan dengan kelompok babi praperlakuan.
Begitu juga dengan nilai L yang mengalami penurunan yang tidak signifikan pada
kelompok MFG 4%, pada kelompok RAM nilai L mengalami penurunan yang
signifikan (P