Profil Gas Darah Pada Resusitasi Cairan Anak Babi (Sus Scrofa) Yang Diinduksi Sepsis

i

PROFIL GAS DARAH PADA RESUSITASI CAIRAN
ANAK BABI (Sus scrofa) YANG DIINDUKSI SEPSIS

EGA IFTAHUL RIZKI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Gas Darah pada
Resusitasi Cairan Anak Babi (Sus scrofa) yang Diinduksi Sepsis adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015

Ega Iftahul Rizki
NIM B04110154

ABSTRAK
EGA IFTAHUL RIZKI. Profil Gas Darah pada Resusitasi Cairan Anak Babi
(Sus scrofa) yang Diinduksi Sepsis. Dibimbing oleh GUNANTI dan RIKI
SISWANDI.
Sepsis merupakan respon sistemik yang disebabkan oleh adanya infeksi.
Mortalitas sepsis mencapai 30% meskipun telah dilakukan perawatan intensif.
Renjatan sepsis adalah sepsis yang disertai dengan gangguan pada organ
kardiovaskular dan respirasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
beberapa parameter dari gas darah setelah induksi sepsis dan resusitasi cairan.
Sebanyak 10 ekor anak babi dengan berat badan 10-13 kg dan umur 2-3 bulan
dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok yang pertama diresusitasikan

dengan cairan Modified Fluid Gelatin 4% yang termasuk ke dalam golongan
cairan koloid (A), sedangkan kelompok yang kedua diresusitasikan dengan cairan
ringer asetat malat yang termasuk ke dalam golongan cairan kristaloid (B).
Sebanyak 50 ug/kg berat badan lipopolisakarida E. coli diberikan untuk
menginduksi terjadinya sepsis dengan rute intravena. Induksi sepsis menyebabkan
penurunan pH dan PaO2, serta peningkatan PaCO2 dan laktat secara nyata
(p 58
kali/menit). Pemantauan tanda-tanda renjatan dilihat dari penurunan tekanan
darah, denyut nadi yang meningkat, takikardia dengan penurunan perfusi,
pemanjangan waktu pengisian kapiler, ekstremitas dingin, dan nilai EVLW >10
mL/kg BB. Setelah dua atau lebih dari tanda-tanda renjatan tersebut terlihat,
dilakukan pengambilan darah arteri untuk pemeriksaan AGD pada tahap

9

perlakuan, kemudian diberi cairan kristaloid (RAM) dan koloid (MFG 4%)
sebanyak 20 ml/kg BB. Saat satu jam dan tiga jam resusitasi cairan kembali
dilakukan pengambilan sampel untuk AGD melalui arteri femoralis, sehingga
total sampel yang diperoleh terdiri dari empat tahap. Setelah semua sampel
diperoleh dan untuk menghindari kesakitan serta sepsis yang lebih parah pada

hewan coba babi, maka dilakukan eutanasi menggunakan kalium klorida sebanyak
20 ml dengan babi tetap dalam keadaan teranastesi.

Prosedur Pemeriksaan Gas Darah
Pemeriksaan AGD dilakukan dengan pengambilan darah arteri
menggunakan syringe 1 ml, disambungkan ke three way stop cock yang
menempel pada kateter pembuluh arteri femoralis dan menggunakan alat portable
(i-STAT) dengan catridge. Tipe catridge yang digunakan adalah CG4+. Catridge
yang sudah berisi sampel darah disambungkan ke portable stick (i-STAT) dan
segera diproses oleh alat tersebut, kemudian akan muncul hasil dari parameter gas
darah berupa pH (tingkat keasaman darah), PaCO2 (tekanan karbondioksida),
PaO2 (tekanan oksigen), HCO3- (bikarbonat), BE ecf (base excess extra celuller
fluid), saturasi, laktat, TCO2 (total karbondioksida) dan lain-lain. Semua data yang
dibutuhkan dicatat sesuai parameter dan waktunya. Ilustrasi alur penelitian dan
pengambilan sampel AGD disajikan pada Gambar 3.
Induksi
endotoksin

Anastesi


Sepsis

Renjatan
Sepsis

Pengambilan
sampel AGD II

Pengambilan
sampel AGD I
KelompokA
(MFG 4%)

Eutanasi

3 jam
resusitasi
Pengambilan
sampel AGD IV


Kelompok B
(RAM)

1 jam
resusitasi
Pengambilan
sampel AGD III

Gambar 3 Alur penelitian dan pengambilan sampel gas darah
Analisis Data
Data yang diperoleh dinyatakan dalam rataan dan simpangan baku. Data
diolah menggunakan IBM SPSS 20 dan Microsoft Excel 2010. Perbedaan tahap
pengambilan sampel dan antar kelompok dianalisis menggunakan analisis ragam
(Analysis of Variant/ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan Duncan pada selang
kepercayaan 95% dan 99%.

10

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Keasaman (pH) Darah Arteri

Nilai tingkat keasaman (pH) darah arteri babi pada awal perlakuan berada
dalam rentangan normal, dimana menurut Cheung dan Barrington (2001) nilai
normal pH babi adalah 7.35-7.45 dan menurut Swindle (2007) pH normal pada
babi adalah 7.38-7.42. Terjadi penurunan pH yang bermakna pada kedua
kelompok babi saat renjatan sepsis. Kedua kelompok babi tidak menunjukkan
perubahan pH yang bermakna saat satu jam maupun tiga jam resusitasi cairan,
namun perbedaan yang bermakna terlihat antar kelompok perlakuan pemberian
cairan MFG 4% dengan kelompok perlakuan pemberian cairan RAM. Hasil
pengamatan rata-rata tingkat keasaman (pH) darah arteri ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1 Rata-rata tingkat keasaman (pH) darah arteri
WAKTU
KELOMPOK BABI
PENGAMATAN
KOLOID (A)
KRISTALOID (B)
AWAL (KONTROL)
7.39 ± 0.01a,x
7.36 ± 0.02a,x
b,x
RENJATAN SEPSIS

7.27 ± 0.05
7.23 ± 0.08b,x
b,x
1 JAM RESUSITASI
7.29 ± 0.04
7.14 ± 0.07b,y
b,x
3 JAM RESUSITASI
7.25 ± 0.05
7.06± 0.10b,y
Keterangan: Huruf superscript (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya
perbedaan nyata (p