Kondisi perairan di beberapa sungai yang bermuara di Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Barat sebagai habitat Ikan Sidat (Anguilla Spp.)

KONDISI PERAIRAN DI BEBERAPA SUNGAI YANG
BERMUARA DI TELUK PALABUHAN RATU, JAWA BARAT
SEBAGAI HABITAT IKAN SIDAT (Anguilla spp.)

AJENG VAMELLIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kondisi Perairan
Di Beberapa Sungai Yang Bermuara Di Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Barat
Sebagai Habitat Ikan Sidat (Anguilla spp.)” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.


Bogor, November 2014
Ajeng Vamellia
NIM C24100042

ABSTRAK
AJENG VAMELLIA. Kondisi Perairan Di Beberapa Sungai Yang Bermuara Di
Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Barat Sebagai Habitat Ikan Sidat (Anguilla spp.).
Dibimbing oleh M MUKHLIS KAMAL dan RIDWAN AFFANDI.
Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan salah satu sumber daya perikanan
yang dapat pulih, namun rentan kepunahan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui status kondisi perairan di beberapa sungai yang bermuara di Teluk
Palabuhan Ratu sebagai habitat ikan sidat (Anguilla spp.). Kegiatan penelitian
meliputi kegiatan lapang dan analisis laboratorium. Lokasi sampling terbagi
menjadi dua bagian badan sungai yakni hulu dan hilir sungai, meliputi Sungai
Cibareno, Sungai Citiis, Sungai Cimaja, Sungai Cisukawayana, Sungai Citepus,
Sungai Cipalabuhan, dan Sungai Cimandiri. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Sungai Cimaja bagian hulu dan hilir memiliki status sangat baik, Sungai Citiis,
Sungai Cibareno, dan Sungai Cisukawayana bagian hulu memiliki status baik dan
hilir memiliki status sangat baik, Sungai Cimandiri bagian hulu dan hilir memiliki

status baik, Sungai Citepus bagian hulu memiliki status baik dan hilir memiliki
status sedang, dan Sungai Cipalabuhan bagian hulu dan hilir memiliki status
sedang.
Upaya pengelolaan meliputi membatasi limbah dari kegiatan
antropogenik, membuat IPAL, pembuatan kawasan hijau di pinggiran sungai, dan
membatasi penggunaan bahan berbahaya (mengandung logam berat).
Kata kunci: ikan sidat, pengelolaan, sungai

ABSTRACT
AJENG VAMELLIA. Water Quality in the Rivers That End in Palabuhan Ratu
Bay, West Java as Habitat for Eels (Anguilla spp.). Supervised by M MUKHLIS
KAMAL and RIDWAN AFFANDI.
Eels (Anguilla spp.) is one of the fisheries resources can be recovered but
are susceptible to extinction. The purpose of the research was to determine the
water quality status for eels in rivers that end in Palabuhan Ratu Bay, West Java
as habitat for eels (Anguilla spp.). This research included field activity and
laboratory analysis. Sampling location was divided into two parts on the body of
the river that is upstream and downstream of the river which includes Cibareno,
Citiis, Cimaja, Cisukawayana, Citepus, Cipalabuhan, and Cimandiri River. Result
showed are Cimaja River upstream and downstream was a very good status,

Citiis, Cibareno, and Cisukawayana River upstream was a good status and
downstream was a very good status, Cimandiri River upstream and downstream
was a good status, Citepus River upstream was a good status and downstream was
a average status, and Cipalabuhan River upstream and downstream was a average
status. Management efforts that are restricting waste input of anthropogenic
activities, making WWTP, making green belt in beside the river, and restricting
the use of hazardous materials (containing heavy metals).
Key words: eels, management, river

KONDISI PERAIRAN DI BEBERAPA SUNGAI YANG
BERMUARA DI TELUK PALABUHAN RATU, JAWA BARAT
SEBAGAI HABITAT IKAN SIDAT (Anguilla spp.)

AJENG VAMELLIA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan


DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur atas rahmat dan hidayah Allah SWT, karena memberikan
nikmat-Nya untuk Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“KONDISI PERAIRAN DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI
TELUK PALABUHAN RATU, JAWA BARAT SEBAGAI HABITAT IKAN
SIDAT (Anguilla spp.)”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar
sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Ungkapan terima kasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini terutama kepada :
1 Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan Penulis untuk
menempuh pendidikan di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan.
2 Dr Ir Mohammad Mukhlis Kamal, MSc dan Prof Dr Ir Ridwan Affandi,
DEA selaku komisi pembimbing.
3 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN),
DIPA IPB Tahun Ajaran 2013, kode Mak : 2013. 089. 521219, Penelitian
Dasar untuk Bagian, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, Lembaga
Penelitan dan Pengabdian kepada Masyarakat, IPB dengan judul “Upaya
Penentuan Daerah Perlindungan Larva Ikan Sidat (Anguilla spp.) Berbasis
Analisis Konektivitas Laut – Muara – Sungai di Teluk Palabuhan Ratu,
Jawa Barat” yang dilaksanakan oleh Dr Ir Mohammad Mukhlis Kamal,
MSc.
4 Dr Ir Luky Adrianto, MSc selaku pembimbing akademik
5 Prof Dr Ir Sulistiono, MSc penguji skripsi dan Dr Ir Niken Tunjung Murti
Pratiwi, MSi selaku ketua komisi pendidikan Departemen Manajemen
Sumber Daya Perairan.
6 Kedua orang tua tercinta Bapak (M Syofie Abdullah) dan Ibu (Ratini), serta
kakak (Lydia Silviani) atas doa dan dukungan baik moril maupun materi
kepada Penulis dalam menyelesaikan studi.
7 Tim BOPTN (Bang Aries, Ka Panji, Ka Robin, Ka Ari, Kang Agus) yang
telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan lapang.
8 Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA/BBM) yang telah
memberikan bantuan dana selama perkuliahan.

9 Bagian Laboratorium Biologi Makro dan Laboratorium Fisika dan Kimia
Perairan atas bantuan selama analisis laboratorium.
10 Teman-teman MSP 47 IPB, terutama (Rana, Hesvi, Yuyun, Akrom, Deni,
Lufi, Dewi, Agus, Ita, Susi, Mega) yang telah memberikan semangat, rasa
kebersamaan dan dukungan moril kepada Penulis dalam menyelesaikan
studi.

Bogor, November 2014
Ajeng Vamellia

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE

Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Penelitian
Analisis Data
Tingkat Pencemaran
Water Quality Index (Indeks Kualitas Air)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Nilai suhu, oksigen terlarut (DO), dan pH perairan
Kandungan logam berat perairan
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi

1
1
2
2
2
3
3
4
4
7
8
10
10
14
14
16
20
20
20
20

23
28

DAFTAR TABEL
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
17
18

Deskripsi kondisi lokasi penelitian
Metode pengukuran parameter kimia air (APHA, AWWA,WEF 2012)
Penghitungan skoring untuk menilai kondisi perairan
Kriteria status kualitas perairan hulu/hilir sungai
Nilai skor untuk suhu (OC)
Nilai skor untuk pH
Nilai skor untuk DO (mg/L)
Nilai skor untuk nitrat (mg/L)
Nilai skor untuk fosfat total (mg/L)
Nilai skor untuk logam berat (mg/L)
Kriteria tingkat pencemaran berdasarkan IP
Kualitas air berdasarkan nilai Water Quality Index
Kelayakan perikanan berdasarkan Water Quality Index
Nilai pengukuran suhu, oksigen terlarut, dan pH
Nilai kandungan Hg, Pb, dan Cd pada masing-masing lokasi
Hasil skoring kondisi perairan

Status perairan berdasarkan IP di bagian hulu dan hilir sungai
Status perairan dan kelayakan perikanan

3
4
5
5
5
6
6
6
7
7
8
9
9
14
14
15
15
16

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kerangka pemikiran pengelolaan habitat ikan sidat
Peta lokasi sampling
Hulu Sungai Cibareno
Hilir Sungai Cibareno
Hulu Sungai Citiis
Hilir Sungai Citiis
Hulu Sungai Cimaja
Hilir Sungai Cimaja
Hulu Sungai Cisukawayana
Hilir Sungai Cisukawayana
Hulu Sungai Citepus
Hilir Sungai Citepus
Hulu Sungai Cipalabuhan
Hilir Sungai Cipalabuhan
Hulu Sungai Cimandiri
Hilir Sungai Cimandiri

2
3
10
10
11
11
11
11
12
12
12
12
13
13
13
13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Prosedur kerja analisis nitrat
Prosedur kerja analisis fosfat total
Prosedur kerja analisis logam berat

23
23
23

4
5
6
7
8

Tahapan penghitungan indeks pencemaran
Hasil penghitungan indeks pencemaran
Hasil penghitungan indeks kualitas perairan
Hasil penghitungan analisis skoring
Hasil keseluruhan analisis kondisi perairan

24
25
26
26
27

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan salah satu sumber daya perikanan
yang laku di pasar internasional (Affandi 2005). Ikan sidat menjadi komoditas
impor dan ekspor di sejumlah negara seperti Jepang, Hongkong, Belanda, Italia,
Jerman, Denmark, Belgia, Taiwan, China, Swedia, dan Prancis (Tesch et al.
2003). Permintaan terhadap komoditas ikan sidat mengalami peningkatan setiap
tahunnya (Wouthuyzen et al. 2002). Peningkatan tersebut dikarenakan ikan sidat
menjadi sumber pangan yang mengandung gizi cukup tinggi, di antaranya
kandungan DHA (Decosahexaenoic Acid) sebesar 1,337 mg/100 gram, EPA
(Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram, dan vitamin A 4700 IU/100
gram (Pratiwi 1998). Walaupun demikian, permintaan ikan sidat tidak seimbang
dengan ketersediaan ikan sidat di alam. Menurut Wouthuyzen et al. (2002),
belum ada teknologi untuk proses pemijahan ikan sidat sehingga kebutuhan benih
untuk budidaya masih mengandalkan hasil tangkapan di alam. Akibatnya, daerah
penyebaran ikan sidat saat ini menjadi incaran para pelaku usaha ikan sidat.
Indonesia merupakan salah satu daerah penyebaran ikan sidat meliputi
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi (Delsman 1929 in Tesch et al. 2003).
Pulau Jawa, tepatnya di Teluk Palabuhan Ratu menjadi salah satu daerah
penyebaran ikan sidat dan terdapat aktivitas penangkapan (Darmono 2012).
Penyebaran ikan sidat di Teluk Palabuhan Ratu dikarenakan terdapat aliran
sungai. Sungai yang bermuara di Teluk Palabuhan Ratu, di antaranya Sungai
Cibareno, Sungai Citiis, Sungai Cimaja, Sungai Cisukawayana, Sungai Citepus,
Sungai Cipalabuhan, dan Sungai Cimandiri (BPSDA 2010). Sungai menjadi
bagian alur migrasi ikan sidat dengan pola hidup yang bersifat diadromus (Myers
1949 in McDowall 1997).
Pola hidup ikan sidat membutuhkan penyesuaian dengan kondisi perairan
tawar dan laut. Kondisi perairan secara fisik dan kimia menjadi faktor utama
untuk kelangsungan hidup ikan sidat. Kehidupan ikan sidat dapat terganggu
apabila terjadi penurunan kondisi perairan. Kegiatan yang berada di sekitar
sungai seperti pertanian, pertambangan, pariwisata, pemukiman, dan PLTU dapat
menurunkan kondisi perairan habitat ikan sidat. Menurut FAO (2007), dampak
dari antropogenik dan kegiatan pemanfaatan listrik tenaga uap (PLTU) dapat
mencemari perairan sehingga proses migrasi terganggu, pergeseran distribusi
ukuran dan rasio jenis kelamin, bahkan kematian pada ikan sidat.
Kegiatan penambangan yang di sekitar sungai yang dilakukan terus menerus
akan menyebabkan pencemaran sehingga mengancam keberadaan ikan sidat di
alam. Oleh karena itu diperlukan penelitian terhadap kondisi perairan sehingga
dapat menentukan status sungai bagi kehidupan ikan sidat. Kondisi perairan yang
cocok dan ideal dapat direkomendasikan sebagai kawasan habitat ikan sidat yang
perlu dilindungi. Penetapan kawasan perlindungan habitat ikan sidat menjadi
upaya pengelolaan untuk menjamin kelestarian ikan sidat di perairan tersebut.

2
Kerangka Pemikiran
Sungai-sungai yang bermuara di Teluk Palabuhan Ratu menjadi bagian dari
habitat ikan sidat. Keberadaan ikan sidat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya topografi dan morfologi sungai (kontur dasar, keberadaan batuan, dan
lebar sungai), serta fisika dan kimia perairan sungai. Kondisi perairan juga
dipengaruhi oleh buangan limbah dari berbagai kegiatan. Kegiatan di sekitar
sungai meliputi pertanian, pertambangan, perkebunan, PLTU, dan pemukiman.
Kegiatan yang dilakukan terus menerus dapat meningkatkan pencemaran di
perairan. Peningkatan beban pencemar dapat menurunkan kondisi perairan bagi
kehidupan ikan sidat. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan penelitian
mengenai status habitat ikan sidat di beberapa sungai yang bermuara di Teluk
Palabuhan Ratu. Penentuan status habitat dapat digunakan dalam upaya
pengelolaan habitat ikan sidat. Pada saat status sungai kurang mendukung bagi
ikan sidat maka diperlukan perbaikan dan rehabilitasi habitat. Status sungai yang
cocok dan ideal direkomendasikan sebagai kawasan perlindungan habitat ikan
sidat. Skema kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1.
Fisika dan kimia
perairan

Morfologi dan
topografi sungai

Min (-)

Perbaikan dan
rehabilitasi habitat
ikan sidat

Status habitat
ikan sidat
Aktifitas
disekitar sungai
Plus (+)

Penetapan lokasi
perlindungan kawasan
habitat ikan sidat

Keberadaan
ikan sidat

Gambar 1 Kerangka pemikiran pengelolaan habitat ikan sidat

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kondisi perairan di
beberapa sungai yang bermuara di Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Barat sebagai
habitat ikan sidat (Anguilla spp.).

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi
untuk menetapkan kawasan perlindungan habitat ikan sidat di beberapa sungai
yang bermuara di Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Barat.

3

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini meliputi dua kegiatan, yakni kegiatan lapang dan analisis
laboratorium. Kegiatan lapang dilaksanakan pada tanggal 7 sampai 8 September
2013 dan 5 sampai 6 Oktober 2013. Lokasi Stasiun berada di tujuh sungai, yaitu
Sungai Cibareno, Sungai Citiis, Sungai Cimaja, Sungai Cisukawayana, Sungai
Citepus, Sungai Cipalabuhan, dan Sungai Cimandiri. Analisis laboratorium
dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2013 di Laboratorium Fisika dan
Kimia Perairan, MSP FPIK IPB. Lokasi dan keterangan lokasi Stasiun disajikan
pada Gambar 2 dan Tabel 1.

Gambar 2 Peta lokasi sampling (Arfianto 2014)
Tabel 1 Deskripsi kondisi lokasi penelitian
Parameter

Stasiun

Lokasi
Cibareno
Citiis
Cimaja
Cisukawayana
Citepus
Cipalabuhan
Cimandiri
*Sumber : BPSDA (2010)

Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir

* Panjang
sungai
(Km)

Kegiatan sekitar

27,00

Pemukiman, Pertambangan

8,00

Pemukiman, Pertanian

19,00

Pemukiman, Pemecah Batu

10,00

Pemukiman, Pertanian

16,00

Pemukiman, Perkebunan, Pertanian

5,50
69,50

Pemukiman padat, Pertanian,
Pertambangan
Pemukiman, Pertanian, Pariwisata,
PLTU

4
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan lapang
Lokasi sampling meliputi dua bagian badan sungai, yakni hulu dan hilir.
Pengukuran dilakukan secara serentak pada setiap lokasi sungai. Pelaksanaan
lapang meliputi pengukuran parameter fisika dan kimia perairan secara in situ
(suhu, pH dan DO) dan ex situ (fosfat total, nitrat, Hg, Pb, Cd), pengamatan
karakteristik sungai (arus, lebar sungai, tipe substrat), dan wawancara kepada
masyarakat setempat (keberadaan ikan sidat, aktivitas penangkapan, dan jenis
kegiatan di sekitar sungai). Pengukuran parameter dilakukan saat kondisi perairan
sungai stabil (tidak hujan) dan pada waktu pagi sampai siang hari. Pengukuran
secara ex situ pada sampel air dianalisis di Laboratorium.
Analisis laboratorium
Analisis laboratorium dilakukan untuk mengetahui kimia perairan.
Parameter yang diukur meliputi fosfat total, nitrat, Hg, Pb dan Cd. Metode
pengukuran parameter menggunakan standar APHA, AWWA, WEF (2012)
(Tabel 2). Tahapan prosedur kerja dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, dan 3.
Tabel 2 Metode pengukuran parameter kimia air (APHA, AWWA, WEF 2012)
Parameter
Fosfat Total
Nitrat
Hg, Pb, Cd

Satuan
mg/L
mg/L
mg/L

Metode
Manual Digestion and Flow Injection
Colorimetric
Direct Air Acetylene Flame dan
Extraction Air Acetylene Flame

Analisis Data
Penilaian kualitas perairan bagi kehidupan ikan sidat
Penilaian kualitas perairan menggunakan analisis kuantitatif yang
merupakan penentuan status kualitas perairan berdasarkan penghitungan sistem
skoring. Parameter yang digunakan dalam sistem skoring meliputi parameter fisik
dan kimia perairan. Nilai skor berkisar antara 1 sampai 5 untuk setiap parameter.
Pemberian skor pada masing-masing parameter mengacu pada nilai optimum
untuk keberlangsungan hidup ikan sidat.
Skor tertinggi diberikan kepada nilai parameter yang optimum untuk
keberlangsungan hidup ikan sidat. Skor terendah untuk tiap parameter diberikan,
jika memiliki nilai terkecil dari nilai kisaran toleransi. Urutan bobot parameter
berdasarkan urutan parameter terpenting untuk kelangsungan hidup ikan sidat.
Nilai bobot ditentukan berdasarkan hasil komunikasi pribadi (Prof Dr Ir Ridwan
Affandi, DEA 2014). Perbedaan bobot pada logam berat, karena kandungan Hg
memiliki tingkat toksisitas yang lebih tinggi dari logam Pb dan Cd.
Setiap parameter memiliki kisaran selang kelas yang mengacu pada nilai
optimum. Nilai optimum bagi kehidupan ikan sidat mengacu pada hasil penelitian
mengenai kehidupan ikan sidat. Penentuan skor dan bobot kualitas perairan
ditunjukkan pada Tabel 3. Hasil total skor dari keseluruhan parameter
menunjukkan status kualitas perairan bagi kehidupan ikan sidat. Kriteria status
kualitas perairan hulu/hilir sungai ditunjukkan pada Tabel 4.

5
Rumus kondisi perairan bagi kehidupan ikan sidat

Tabel 3 Perhitungan skoring untuk menilai kondisi perairan
Parameter
Suhu
pH
DO
Fosfat total
Nitrat
Hg
Pb
Cd

Skor

Nilai Skor
(1 sampai 5)

Total

Bobot
10
10
20
5
5
30
10
10
100

Skor x Bobot

Skor x Bobot

Σ (Skor x Bobot)

Tabel 4 Kriteria status kondisi perairan hulu/hilir sungai
Bobot x Skor
100-180
181-260
261-340
341-420
421-500

Status Habitat Sidat
Sangat buruk
Buruk
Sedang
Baik
Sangat baik

Penentuan skor untuk parameter kehidupan ikan sidat
Suhu
Suhu menjadi parameter penentu keberadaan ikan sidat serta faktor
pengontrol metabolisme ikan sidat. Suhu perairan berperan penting bagi
keberhasilan migrasi ikan sidat (Jellyman 1977 in August dan Hicks 2008). Suhu
optimum bagi ikan sidat adalah 29 oC dan pada suhu 20 oC pertumbuhan ikan
akan melambat (Hasbullah 1996). Nilai skor yang diperoleh memiliki nilai
kisaran yang mengacu dari nilai optimum (Tabel 5).
Tabel 5 Nilai skor untuk suhu (oC)

a

Kisaran Suhu (oC)
20≤Suhu