Perencanaan Ulang Taman Ade Irma Suryani Nasution sebagai Objek Rekreasi di Kota Cirebon

PERENCANAAN ULANG TAMAN ADE IRMA SURYANI NASUTION
SEBAGAI OBJEK REKREASI DI KOTA CIREBON

KUKUH AMALIYANTI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Ulang
Taman Ade Irma Suryani Nasution sebagai Objek Rekreasi di Kota Cirebon
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Kukuh Amaliyanti
NIM A44100054

iv

ABSTRAK
KUKUH AMALIYANTI. Perencanaan Ulang Taman Ade Irma Suryani Nasution
sebagai Objek Rekreasi Di Kota Cirebon. Dibimbing oleh AFRA DN
MAKALEW.
Kota Cirebon merupakan kota dengan luas lautan yang lebih banyak
dibandingkan dengan luas daratannya. Sesuai dengan RTRW Kota Cirebon,
beberapa titik pantai di Kota Cirebon dicanangkan untuk dijadikan sebagai
kawasan wisata. Salah satunya adalah Taman Ade Irma Suryani Nasution
(TAISN). Saat ini keadaannya sangat memprihatinkan karena kurangnya

perhatian dari Pemerintah Kota Cirebon, oleh karena itu diperlukan perencanaan
kembali tapak TAISN. Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada tahapan
penelitian dari Gold (1980) yang meliputi tahap persiapan, inventarisasi, analisis,
sintesis, konsep dan perencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu
perencanaan di TAISN dengan melihat potensi dan kendala yang ada kemudian
membuat konsep untuk mengembangkannya sebagai suatu tempat rekreasi pesisir.
Analisis spasial dan deskriptif digunakan dalam menganalisis semua data. Dari
hasil analisis didapatkan 3 zona kesesuaian yaitu; sesuai, cukup dan tidak sesuai
untuk dikembangkan menjadi area rekreasi. Konsep dasar dari penelitian ini
adalah mengembangkan TAISN dengan konsep rekreasi dan edukasi. Hasil akhir
dari penelitian ini adalah gambar rencana tapak dari TAISN yang mencakup
pembagian ruang, sirkulasi, aktifitas dan fasilitas serta ilustrasi.
Kata Kunci : Kota Cirebon, Perencanaan, Rekreasi, Taman Ade Irma Suryani
Nasution (TAISN)
ABSTRACT
KUKUH AMALIYANTI. Site Replanning of Ade Irma Suryani Nasution Park as
Recreation Object in Cirebon City. Supervised by AFRA DN MAKALEW.
Cirebon is a city which has ocean area larger than its land. According to
local government’s plan (RTRW) some point of beach in Cirebon are supposed to
be a tourism area. One of them is Ade Irma Suryani Nasution Park (TAISN). The

existence of this park is very neglected due to the lack of local government and
citizens maintainance as a tourism object in Cirebon. Therefore it is needed a
recreation planning of TAISN. This study follows the stages of rekreation
planning process by Gold (1980) which include preparation, analysis, synthesis,
consept and planning process. Spatial and descriptive analysis were used to
analyze data. The results found 3 zones which are suitable, suitable enough and
not suitable to be developed into recreation area. Basic concept of this study is to
develope recreation-education concept in TAISN which include of space,
circulation, activity and fasility. As the final result of this study is recreation
planning for tourism object of TAISN .
Key Word: Cirebon City, Planning, Recreation, Ade Irma Suryani Nasution Park
(TAISN)

v

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,

penulisan kritik, atau tujuan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak
merugikan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

vi

vii

PERENCANAAN ULANG TAMAN ADE IRMA SURYANI NASUTION
SEBAGAI OBJEK REKREASI DI KOTA CIREBON

KUKUH AMALIYANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap


DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

viii

ix

Judul Skripsi : Perencanaan Ulang Taman Ade Irma Suryani Nasution sebagai
Objek Rekreasi di Kota Cirebon
Nama
: Kukuh Amaliyanti
NIM
: A44100054

Disetujui oleh

Dr Ir Afra DN Makalew, M.Sc
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Ir Bambang Sulistyantara, M.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

x

xi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian ini ialah perencanaan lanskap, dengan judul Perencanaan Ulang Taman
Ade Irma Suryani Nasution sebagai Objek Rekreasi di Kota Cirebon.
Penyelesaian penelitian dan penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada
Dr Ir Afra DN Makalew selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membina
dan membantu dengan penuh kesabaran. Dr Ir Tati Budiarti M.Si dan Fitriyah

Nurul H. Utami, ST. MT selaku dosen penguji serts Dr Ir Nurhayati selaku dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan nasehat yang sangat
berarti, Bapak, Ibu, Dina, Hilmi, Mr. Cee dan Yulita, teman seperjuangan Iffah,
Sai, Dilfan, dan Bagus serta teman-teman Lanskap 47 dan ARL angkatan 45, 46,
48 atas doa serta dukungan selama ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
BMKG Pusat dan DKP3 Kota Cirebon atas data yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini belum sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan. Semoga penelitian ini bisa memberikan manfaat
untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2015
Penulis

xii

xiii

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI


xiii

DAFTAR TABEL

xiv

DAFTAR GAMBAR

xv

DAFTAR LAMPIRAN

xvi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang
Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian
Kerangka Pikir

1
1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA

3

Rekreasi
Lanskap Pesisir dan Pantai
Perencanaan Lanskap Pesisir
METODOLOGI

3
3
4

5

Lokasi dan Waktu Penelitian
Batasan Penelitian
Alat dan Bahan
Metode

5
6
6
6

HASIL DAN PEMBAHASAN

11

Data dan Analisis
Sintesis
Konsep
Perencanaan Lanskap


11
32
34
39

SIMPULAN DAN SARAN

51

Simpulan
Saran

51
51

DAFTAR PUSTAKA

52

RIWAYAT HIDUP

63

xiv

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Bentuk dan jenis data
Kriteria analisis data
Kriteria kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi pesisir
Jenis wisata di Kota Cirebon
Vegatasi di tapak
Kriteria kawasan wisata rekreasi
Analisis dan sintesis
Pembagian zona pada rencana blok
Rrencana aktivitas
Konsep fasilitas
Alokasi ruang
Rencana aktivitas dan fasilitas
Rencana vegetasi di tiap ruang
Rencana daya dukung

7
9
9
12
23
26
33
34
38
39
39
42
42
42

xv

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Kerangka pikir penelitian
Lokasi penelitian
Tahapan penelitian (modifikasi Gold 1980)
Orientasi Kota Cirebon
Kondisi eksisting tapak
Peta eksisting tapak
Peta Tata guna lahan sekitar tapak
Peta topografi TAISN Kota Cirebon
Peta analisis kemiringan lereng
Kesesuaian lahan untuk rekreasi tepi pantai
Kolam yang ada di tapak
Aliran air yang langsung menuju laut
Grafik suhu rata-rata Kecamatan Lemahwungkuk
Kanopi untuk memodifikasi iklim mikro
Pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu
Peta analisis visual
Peta penutupan lahan
Fasilitas pendukung yang diinginkan pengunjung
Beberapa fasilitas yang ada di TAISN 1. Rumah makan
Aksesibilitas menuju tapak
Karakteristik pengunjung berdasarkan usia
Daerah asal pengunjung
Karakteristik pengunjung berdasarkan frekuensi kedatangan
Karakteristik pengunjung berdasarkan tujuan datang ke tapak
Persepsi pengunjung terhadap TAISN
Peta komposit
Rencana blok
Diagram konsep ruang
Diagram Konsep sirkulasi dalam tapak
Rencana ruang
Rencana tapak
Ilustrasi 1
Ilustrasi 2
Ilustrasi 3

2
5
7
11
14
15
16
17
18
19
20
21
21
22
22
24
25
28
28
29
30
30
30
31
32
35
36
37
37
40
45
48
49
50

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner penelitian
57
2 Peta tata guna lahan Kecamatan Lemahwungkuk
59
3 Tabel Rencana zona dan subzona pada kawasan pemanfaatan umum Kota
Cirebon
60
4 Karakteristik Sungai-Sungai di Satuan Wilayah Sungai CimanukCisanggarung
61
5 Temperatur rata-rata Kota Cirebon
61
6 Kelembapan rata-rata Kota Cirebon
61
7 Curah hujan Kota Cirebon
62

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan garis pantai
memanjang dari utara hingga selatan sekitar 7 km. Perkembangan wilayahnya
yang semakin pesat membuat rutinitas sehari-hari masyarakatnya semakin padat.
Peningkatan kesibukan dan kejenuhan masyarakat terhadap rutinitasnya,
mendorong keinginan untuk melakukan aktivitas diluar kebiasaan semakin
meningkat. Salah satu aktivitas yang mampu mengurangi tingkat kejenuhan ialah
dengan melakukan rekreasi. Menurut Avenzora (2008) rekreasi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan di waktu luang dengan tujuan kembali kreatif.
Kota Cirebon memiliki garis pantai yang cukup panjang sehingga memiliki
beberapa lokasi yang sering dijadikan sebagai tempat untuk berwisata maupun
berekreasi di tepi pantainya. Diantaranya adalah Pantai Pelabuhan Pelelangan
Ikan Kejawanan dan TAISN. Potensi pesisir yang dimiliki Cirebon belum begitu
dikembangkan terutama untuk kegiatan pariwisata. Terlebih lagi potensi yang ada
di TAISN. Taman ini awalnya merupakan tempat hiburan dan rekreasi yang
menyediakan fasilitas bermain untuk anak-anak, wisata pantai dan sarana
pendukung lainnya. Selain berfungsi sebagai sarana rekreasi, taman ini pun
berfungsi sebagai ruang terbuka hijau di Kota Cirebon.
Luas TAISN adalah sekitar 2.7 hektar dan terletak berdekatan dengan
pelabuhan II Kota Cirebon dan untuk proses perencanaan kawasan rekreasi luas
yang digunakan adalah kurang lebih 7 hektar dengan penambahan lahan milik
pemerintah kota yang berada disamping tapak, hal ini juga sesuai dengan rencana
dari pemerintah Kota Cirebon. Kondisinya saat ini terbengkalai karena kurangnya
perhatian dari pemerintah kota bahkan cenderung tanpa ada perencanaan dan
penataan yang memadai. TAISN sangat berpotensi untuk dikembangkan, karena
bukan hanya potensinya yang banyak tapi juga karena taman ini sudah dikenal
oleh banyak orang, tidak hanya oleh masyarakat Kota Cirebon tapi juga oleh
masyarakat dari luar Kota Cirebon.
Dalam rencana pengembangan pariwisata Kota Cirebon, pemerintah kota
berencana untuk membuat Taman Ade Irma Suryani sebagai objek wisata rekreasi
pantai yang memanfaatkan potensi pemandangan langsung ke laut lepas. Untuk
mendukung hal tersebut, diperlukan perencanaan lanskap dari TAISN untuk
dikembangkan sebagai objek wisata rekreasi di Kota Cirebon.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu perencanaan di
TAISN dengan melihat potensi dan kendala yang ada kemudian membuat konsep
untuk mengembangkannya sebagai suatu tempat rekreasi bagi masyarakat Kota
Cirebon dan sekitarnya melalui penataan ruang, sirkulasi, aktivitas dan fasilitas.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
potensi dan kendala yang ada di TAISN Kota Cirebon. Hasil penelitian ini juga
diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pemerintah Kota Cirebon dan pihak-pihak
terkait dalam merencanakan dan mengembangkan TAISN dan juga sebagai

2

dokumen tertulis mengenai TAISN yang bermanfaat, baik bagi masyarakat Kota
Cirebon maupun masyarakat disekitarnya
Kerangka Pikir
TAISN sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai area rekreasi untuk
sedikit menghilangkan kepenatan masyarakat Kota Cirebon dari rutinitas dan
aktivitas sehari-hari. Untuk mengembangkan TAISN menjadi sebuah objek wisata
rekreasi diperlukan suatu perencanaan yang dimulai dari tahap persiapan,
mengidentifikasi aspek-aspek yang ada pada tapak, aspek sosial, aspek wisata
serta aspek legal. Setiap aspek yang telah terkumpul kemudian dianalisis untuk
menghasilkan zona kesesuaian pada tapak yang kemudian dikembangkan melalui
konsep dasar dan konsep pengembangan yang hasil akhirnya adalah rencana tapak
TAISN (Gambar 1).
Taman Ade Irma
Suryani Nasution
Objek Wisata Rekreasi
Pesisir Kota Cirebon
Potensi tapak belum
termaksimalkan
Aspek Biofisik

1. Tata guna
lahan
2. Topografi
3. Iklim
4. Hidrologi
5. Vegetasi

Aspek Wisata

Aspek Sosial

1. Atraksi
2. Fasilitas dan
aktivitas
3. Aksesibilitas

1. Persepsi dan
preferensi
pengunjung

Aspek Legal

1. Peraturan
Pemerintah

Zona kesesuaian pengembangan rekreasi

Konsep dasar dan pengembangan
Rencana Lanskap Rekreasi Taman Ade Irma Suryani Nasution Kota Cirebon

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA
Rekreasi
Rekreasi merupakan kebutuhan rohani manusia yang harus terpenuhi untuk
mengurangi kejenuhan disela-sela rutinitas dan aktivitas sehari-hari. Menurut
Douglass (1982) rekreasi adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan
konstruktif serta memberi tambahan pengetahuan dan pengalaman mental maupun
fisik.
Secara harfiah, rekreasi berasal dari bahasa inggris yaitu recreation yang
terdiri dari 2 suku kata, re yang berarti kembali dan creation yang berarti
menciptakan/ menemukan sesuatu yang baru. Menurut Avenzora (2008) rekreasi
merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan pada waktu luang dengan tujuan
untuk kembali kreatif.
Kegiatan rekreasi merupakan kegiatan yang bersifat sementara dan
dilakukan dengan senang hati oleh pelakunya diluar rutinitasnya yang bertujuan
untuk mendapatkan kepuasan dan tidak untuk mencari nafkah. Kegiatan rekreasi
bisa dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).
Kegiatan rekreasi yang termasuk rekreasi outdoor salah satunya adalah rekreasi
perairan atau rekreasi tirta yang bisa dilakukan di laut, sungai, danau, rawa, dan
waduk (UU No 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan).
Lanskap Pesisir dan Pantai
Lanskap pesisir adalah daerah pantai yang mendapat pengaruh dari
lingkungan daratan maupun lingkungan lautan. Menurut UU No 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir, wilayah pesisir merupakan suatu wilayah
antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang memiliki karakteristik yang sangat
unik, baik dari segi kondisi lingkungan maupun jenis sumber dayanya, atau suatu
kawasan tempat berinteraksinya ekosistem darat dan laut, di mana batas ke arah
darat dianggap daerah aliran sungai sepanjang dipengaruhi dan mempengaruhi
ekosistem laut dan ke arah laut sejauh 12 mil dari garis pantai yang merupakan
wilayah kewenangan provinsi dan sepertiga dari kewenangan provinsi tersebut
adalah milik kabupaten/kota.
Definisi pantai menurut Waryono (2000) yaitu wilayah pesisir ke arah darat
yang dipengaruhi oleh batas pasang tertinggi dan berfungsi sebagai tanggul.
Landform khas yang dapat ditemui di pantai menurut Wiradisastra et al. dalam
Ariani (2000), antara lain dataran pasang surut (tidal flat), gisik (beach), beting
gisik (beach ridge), swale, bura (spit), karang (sea cliff), marine terraces, delta
dan gumuk pasir (sand dunes). Gisik (beach) adalah daerah tepi pantai yang agak
landai dan terdiri dari material-material lepas seperti pasir. Bagian ini dibentuk
mulai dari garis pantai terendah hingga daratan dimana ombak masih dapat
mencapainya. Adapun beting gisik (beach ridge) yaitu gundukan-gundukan
(mounds) yang membentang sepanjang pantai di belakang gisik. Sementara
cekungan di antara dua beting gisik disebut swale. Beting gisik biasanya
ditumbuhi oleh vegetasi. Akan tetapi, pada beting tua yang letaknya sudah jauh
dari garis pantai sering dimanfaatkan sebagai area pemukiman penduduk,
sedangkan swale dimanfaatkan untuk area persawahan.

4

Perencanaan Lanskap Pesisir
Perencanaan lanskap adalah salah satu bentuk produk utama dalam kegiatan
arsitektur lanskap. Secara praktik dinyatakan bahwa kegiatan perencanaan suatu
lanskap adalah suatu proses pemikiran dari suatu ide, gagasan atau konsep ke arah
suatu bentuk lanskap atau bentang alam yang nyata. (Nurisjah dan Pramukanto
2008).
Proses perencanaan lanskap menurut Simonds dan Starke (2006) merupakan
suatu alat yang sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan
yang diharapkan dan cara terbaik untuk mencapai keadaan tersebut. Perencanaan
lanskap untuk area rekreasi maupun wisata bisa dikatakan sebagai perencanaan
suatu bentuk program rekreasi yang sesuai dengan sumber daya lanskap yang
tersedia (lanskap berbukit, pesisir dan perkampungan) untuk menjaga keindahan
dan keunikan yang dimiliki dan meminimalkan kerusakan lingkungan akibat
pembangunan.
Perencanaan lanskap pesisir dilakukan dan diarahkan untuk mendapatkan
tujuan dan maksud tertentu melalui pengaturan, pengarahan atau pengendalian
terhadap proses pengembangan dan pembangunan. Perencanaan berorientasi pada
kepentingan masa depan terutama untuk mendapatkan suatu bentuk social good
dan umumnya dikategorikan juga sebagai pengelolaan (Nurisjah 2000).

5

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang Perencanaan Ulang TAISN sebagai Objek Rekreasi di
Kota Cirebon dilakukan di Kecamatan Lemahwungkuk tepatnya di Jalan Yos
Sudarso Kota Cirebon, Jawa Barat (Gambar 2). Area perencanaan ini memiliki
luasan sekitar 7 hektar. Waktu dilakukannya pengambilan data untuk penelitian
ini dimulai pada bulan Maret hingga Juni 2014.

Peta Jawa Barat
Tanpa Skala

Peta Kota Cirebon

Sumber: map.google.com
Gambar 2 Lokasi penelitian

6

Batasan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi perencanaan di TAISN untuk mendukung
pengembangan kawasan TAISN. Hasil dari penelitian ini dibatasi hingga tahapan
perencanaan tapak TAISN yang meliputi tata ruang tapak, jalur sirkulasi, aktivitas
dan fasilitas yang berupa tulisan dan gambar rencana lanskap TAISN disertai
dengan gambar perspektif.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Global Positioning
System (GPS) Garmin 60Csx, kamera digital, lembar kuisioner, alat tulis, buku
catatan, alat gambar dan software (AutoCad 2010, Adobe Photoshop CS5, Google
Sketch up8, Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007,
Microsoft Office Power Point 2007). Bahan yang digunakan adalah peta dasar,
literatur dan pustaka serta data sekunder.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi literatur,
wawancara dan survei lapang. Tahapan penelitian yang digunakan mengacu pada
tahapan perencanaan menurut Gold (1980) yaitu mulai dari tahap persiapan,
inventarisasi, analisis, sintesis, konsep dan perencanaan lanskap (Gambar 3).
Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan pada penelitian ini adalah
pengumpulan informasi awal tapak untuk menetapkan tujuan penelitian, dan
metode yang akan digunakan serta pengurusan surat perijinan penelitian pada
instansi pemerintah dan pihak-pihak terkait.
Inventarisasi
Tahap inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data dan informasi yang
berhubungan dengan keadaan tapak. Data yang dikumpulan pada tahap ini berupa
data primer yang didapat dari hasil wawancara dan pengamatan langsung pada
tapak serta data sekunder yang didapat dari studi pustaka dan data yang didapat
dari instansi terkait.
Data yang diambil pada tahap ini adalah data dari aspek biofisik, dan aspek
wisata pada tapak serta aspek sosial yang didapat dari persepsi pengunjung dan
pengelola. Data-data tersebut didapat dari survei langsung ke tapak, wawancara
dan pengambilan dokumentasi. Untuk melengkapi data yang didapat, dilakukan
pula studi pustaka dari buku acuan, peta dan dokumen dari instansi terkait (Tabel
1).
Data primer mengenai tapak didapat langsung melalui pengamatan langsung
di lapangan (Tabel 1), wawancara dengan narasumber dan penyebaran kuisioner
kepada pengunjung tapak. Pengambilan sampel untuk pengisian kuisioner
ditentukan berdasarkan kelas umur. Jumlah responden yang diambil adalah 30
orang yang terdiri dari 15 orang berusia sekitar 14-20 tahun dan 15 orang berusia
di atas 20 tahun. Penyebaran kuisioner dilakukan untuk mengetahui preferensi
responden secara acak. Selain menggunakan kuisioner, persepsi masyarakat pun

7

diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala Dinas
Pemuda, Olahraga, budaya dan Pariwisata.

Gambar 3 Tahapan penelitian (modifikasi Gold 1980)
Data sekunder mengenai tapak didapat melalui instansi atau badan yang
terkait serta studi pustaka yang didapat dari buku acuan, data informasi, peta dan
dokumen dari berbagai instansi pemerintah. Data yang didapat tersebut diolah
sebagai bahan analisis potensi dan kendala pada tahap berikutnya yaitu tahap
analisis.
Tabel 1 Bentuk dan jenis data
Bentuk Data

Cara Pengambilan
Data

Sumber

Tata Guna Lahan

Spasial, deskriptif

Studi pustaka

BAPPEDA

2

Batas wilayah
perencanaan

Spasial, deskriptif

Studi pustaka, survei

BAPPEDA

3

Topografi

Spasial, deskriptif

Studi pustaka, survei

BAPPEDA,Tapak

4

Hidrologi

Deskriptif

Studi pustaka, survei

PUSLITBANG
SDA

5

Vegetasi dan satwa

Deskriptif, spasial,
Tabel

Studi pustaka, survei

BAPPEDA

6

Iklim

Deskriptif

Studi pustaka

BAPPEDA

7

Visual

Spasial

Survei

Tapak

II

Rekreasi

1

Atraksi

Spasial, deskriptif

Survei, studi pustaka

Dinas pariwisata

No.

Jenis Data

I

Biofisik

1

8

Tabel 1 Bentuk dan jenis data (Lanjutan)
No.

Jenis Data

Bentuk Data

Cara Pengambilan
Data

Sumber

2

Sarana dan
prasarana

Tabular, Spasial,
deskriptif

Survei, studi pustaka

Dinas pariwisata

3

Aksesibilitas

Spasial, deskriptif

Survei, studi pustaka

Dinas
Perhubungan

4

Pengunjung

Deskriptif, tabular

Survei, studi pustaka

Dinas pariwisata

Deskriptif

Survei, studi pustaka

Dinas pariwisata,
tapak

Deskriptif

Studi pustaka

Dinas pariwisata

5
III

Kebutuhan
pengelola
Peraturan dan
kebijakan

Analisis
Analisis data dilakukan guna menentukan potensi dan kendala yang ada
pada tapak, mengetahui karakter tapak untuk pengembangan tapak sebagai
kawasan rekreasi. Metode yang digunakan ialah berupa analisis deskriptif dan
spasial (Tabel 2). Analisis spasial dilakukan terhadap data fisik dan biofisik
seperti kemiringan lahan, penutupan lahan, peta aktivitas pengunjung. Analisis ini
dilakukan dengan metode overlay. Hasil overlay tersebut digunakan untuk
membuat peta perencanaan.
Dalam analisis dilakukan skoring, untuk nilai skoring berkisar antara 1
sampai 3. Berdasarkan nilai tersebut maka penentuan untuk kesesuaian lahan pada
tapak terbagi menjadi 3 yaitu, lahan dengan kelas yang sesuai nilainya 3, lahan
dengan kelas yang cukup sesuai nilainya 2 dan untuk lahan yang kelasnya tidak
sesuai nilainya 1. Analisis secara kuantitatif juga dilakukan untuk mengetahui
daya dukung tapak yang akan dikembangkan sebagai kawasan rekreasi. Daya
dukung suatu kawasan bisa diketahui berdasarkan kebutuhan standar rata-rata
individu dalam m2/orang dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
DD= A/SxRf
Keterangan:
DD
: Daya dukung
A
: Area yang digunakan pengunjung
S
: kebutuhan standar rata-rata individu
Rf
: Faktor rotasi
Analisis kuantitatif juga dilakukan untuk menentukan tingkat kenyamanan
pengunjung di tapak dengan menghitung THI (Thermal Humadity Index) pada
tapak. Nilai THI suatu area bisa diketahui dengan rumus sebagai berikut:
THI= 0,8T + (RHxT)/500
Keterangan:
T
: Suhu rata-rata
RH
: Kelembapan rata-rata
Analisis terhadap persepsi, preferensi dan karakteristik pengunjung
dilakukan dengan metode wawancara dan penyebaran kuisioner. Penyebaran
kuisioner dilakukan dengan menggunakan accidental-sampling dan random

9

sampling, yaitu dengan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung yang
kebetulan ditemui, pengambilan sampel dilakukan pada 30 orang pengunjung.
Tabel 2 Kriteria analisis data
No.
I

1

Jenis Data
Biofisik

Tata Guna Lahan

Variabel

Kriteria

Skor

Kondisi tapak dengan
penggunaan menurut RTRW

Tapak didominasi oleh
penggunaan lahan yang
terbuka, tidak terdapat
vegetasi kecuali semak
dan ground cover
Tapak cukup
didominasi oleh lahan
terbuka namun terdapat
struktur bangunan
Tapak dominan
bangunan dan vegetasi

2

Batas wilayah
perencanaan

Kondisi tapak dengan
penggunaan menurut RTRW

3

Topografi

Kesesuaian pengembangan
rekreasi

4
5
6
II

Ketersediaan air
Jenis dan distribusi
Kenyamanan untuk aktivitas
Jenis dan kondisi

Deskriptif

2

Hidrologi
Vegetasi dan satwa
Iklim
Rekreasi
Sarana dan
prasarana
Aksesibilitas

Sesuai 0-8%
Cukup sesuaia 8-15%
Tidak sesuai >15%
Deskriptif
Deskriptif
Deskriptif

Ketersediaan dan kondisi fisik

Deskriptif

3

Pengunjung

Persepsi dan preferensi

Deskriptif

-

Deskriptif

Peraturan terkait pengembangan

Deskriptif

1

4
III

Kebutuhan
pengelola
Peraturan dan
kebijakan

3

2

1

Deskriptif
3
2
1

Sumber: SK. Menteri Pertanian No. 837/kptsn/um/11/1980

Dalam perencanaan lanskap yang dilakukan di wilayah pantai kategori
rekreasi parameter yang paling penting yaitu kedalaman peraiaran. Kedalaman
perairan untuk rekreasi pantai berkisar antara 0-3 meter, namun tidak menutup
kemungkinan hingga kedalaman 5 meter. Hal tersebut dikarenakan aktivitas
rekreasi pantai untuk bermain air aman dilakukan pada kedalaman kurang dari 3
meter (DKP3 Kota Cirebon 2013).
Tabel 3 Kriteria kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi pesisir
No.
1

Parameter
Kedalaman dasar laut (m)

Sesuai
0-5

Cukup sesuai
5-10
50