Rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung
A
ADE IRMA
TRISTA
DEPART
INS
A SURYA
A PRASIDY
TEMEN A
FAKULT
STITUT P
ANI NASU
YA WEGAN
ARSITEK
TAS PERT
PERTANIA
2011
UTION, BA
NGSULANG
KTUR LAN
TANIAN
AN BOGO
ANDUNG
GJANI
NSKAP
OR
(2)
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, Maret 2011
Trista Prasidya Wegangsulangjani A44060819
(3)
Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian. Berdasarkan data tersebut, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 87%.
Manusia sebagai pengguna jalan kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga diperlukan pendidikan tentang kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah taman lalu lintas.
Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, khususnya untuk anak. Di dalam taman ini, diharapkan anak-anak dapat paham dan mengerti tentang tata tertib berlalu lintas serta dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Taman ini memiliki tujuan pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup dan taman bermain (rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan rencana pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat tercapai.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei yang merupakan modifikasi dari metode Gold. Tahapannya meliputi persiapan, inventarisasi, analisis, dan sintesis. Pada tahap analisis, dilakukan analisis yang mengacu ketiga fungsi dari Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya. Aspek tersebut meliputi aspek fisik, biofisik, dan program yang dianalisis secara deskriptif, aspek daya dukung yang dihitung menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon, aspek sosial yang dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung berdasarkan data kuisioner, dan analisis SWOT ( strengths-weaknesses-opportunities-threats) untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan.
Berdasarkan analisis masing-masing fungsi Taman Lalu Lintas Bandung, didapatkan berbagai potensi dan kendala. Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman ini didesain sebagai miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan sarana pendidikan kelalulintasan seperti perangkat jalan dan papan informasi. Namun, beberapa sarana tersebut kurang diletakkan pada tempat yang sesuai, contohnya peletakan papan rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, terdapat
(4)
Bandung yang berwujud taman kota yang terdapat banyak pohon di dalamnya. Untuk saat ini, program yang mendukung fungsinya ini belum ada. Namun, pendidikan lingkungan hidup ini disisipkan pada program PPKLL. Sebagai tempat bermain (rekreasi), taman ini dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi. Namun, masih ditemukan kerusakan pada beberapa sarana bermain. Selain itu, terjadi penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu. Hal ini disebabkan oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Berbagai potensi dan kendala tersebut kemudian digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan dalam analisis SWOT.
Dalam analisis SWOT faktor potensi dan kendala diidentifikasi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor kekuatannya adalah sebagai taman bermain dan belajar, sarana bermain yang tersedia cukup bervariasi, dan terdapat berbagai jenis pohon yang fungsional dan estetis. Kelemahannya adalah terkonsentrasinya pengunjung pada area/sarana bermain tertentu, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana yang kurang terawat dan rusak, program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan, dan peletakan sarana pendidikan kelalulintasan yang kurang sesuai. Untuk faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor peluang yang ditemui adalah taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat. Faktor ancamannya adalah perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan. Keempat jenis faktor tersebut kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam matriks SWOT sehingga dihasilkan delapan alternatif strategi yang dapat dilakukan agar tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung tercapai dengan baik, yaitu (1) menambah program yang menunjang tujuan pengelolaan; (2) meningkatkan kualitas pelayanan; (3) memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas; (4) memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai; (5) melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan; (6) meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan; (7) meletakkan sarana bermain secara menyebar; dan (8) mempertahankan keberadaan pohon.
Kata kunci: analisis SWOT, pendidikan kelalulintasan, rencana pengelolaan, taman lalu lintas.
(5)
© Hak cipta milik IPB, tahun 2011
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
(6)
ADE IRMA SURYANI NASUTION, BANDUNG
TRISTA PRASIDYA WEGANGSULANGJANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
(7)
Nama : Trista Prasidya Wegangsulangjani NRP : A44060819
Mayor : Arsitektur Lanskap
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr NIP. 19491105 197403 1 001
Diketahui
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
(8)
Bismillahirahmanirahim
Segala puji hanya kepunyaan Allah Swt., salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Atas rahmat dan hidayah Allah Swt., akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih juga ditujukan kepada Dr. Ir. Aris Munandar, MS dan Fitriyah Nurul H. Utami, ST, MT selaku dosen penguji atas saran dan nasehat yang membantu penulis serta Karyawan dan staf Taman Lalu Lintas Bandung, khususnya kepada Ibu Prapti, Bapak Dantje, Bapak Asep, Bapak Hadi, dan Bapak Cepi atas bantuan dan informasi yang diberikan selama penelitian. Ucapan yang terima kasih juga diberikan kepada Dicky atas motivasi dan saran yang diberikan kepada penulis; Cici, Hikmah, dan Ardi yang telah membantu kelancaran penelitian selama penulis di Bandung; teman-teman satu bimbingan (Ronal, Yogi, dan Perthy), Om Jun, Rido, dan teman-teman ARL 43 lainnya atas persahabatan dan kebersamaan yang diberikan selama kuliah serta dukungan dalam penyelesaian skripsi; serta teman-teman ARL 42, 44, dan 45, serta PFers dan d’Sabar atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih yang terakhir yang tidak mungkin dilupakan adalah ucapan terima kasih kepada mama, papa, Mogie, Panca, nenek, tante sekeluarga serta keluarga lainnya yang terus memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Maret 2011
(9)
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1988. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Ayahanda Endratmo Patris Wardomo dan Ibunda Rr. Elly Tjahyani.
Pendidikan penulis diawali pada tahun 1992 dan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Tunas Jakasampurna pada tahun 1994. Pada tahun 1995-1998 penulis menempuh pendidikan di SD Tunas Jakasampurna dan pada tahun 1999 penulis pindah ke SD Nusa Indah I dan menyelesaikan pendidikan SD di SD tersebut. Kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 109, Kodam, Jakarta Timur. Selanjutnya, pada tahun 2006 penulis lulus SMAN 42, Halim, Jakarta Timur.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2006 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Setahun setelah itu, yaitu tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.
Selama menjalankan studi di IPB, penulis juga mengikuti kegiatan di luar akademik, seperti menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) Divisi Kewirausahaan periode 2008/2009 dan anggota Badan Pengawas Himpro (BP Himpro) HIMASKAP periode 2009/2010. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan magang di Agroedutourism (AET) IPB pada tahun 2008.
Penulis aktif mengikuti beberapa lomba dan kompetisi baik di bidang akademik maupun di luar akademik seperti Lomba Karya Tulis Mahasiswa tahun 2009, Lomba Fotografi Expo Lanskap IPB tahun 2009, Lomba Desain Taman Bunga Nusantara tahun 2009, Sayembara Kebon Pisang Penjaringan tahun 2010, dan Sayembara Taman Topi tahun 2010. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan, sarasehan, dan seminar yang mendukung kegiatan akademis.
(10)
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Manfaat ... 2
1.4 Kerangka Pikir ... 2
II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Taman Lalu Lintas ... 4
2.1.1 Lalu Lintas ... 4
2.1.1 Rambu Lalu Lintas ... 5
2.2 Taman Bermain ... 7
2.2.1 Bermain ... 7
2.2.2 Perangkat Bermain ... 8
2.3 Rekreasi ... 9
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman ... 10
III METODOLOGI ... 12
3.1 Lokasi dan Waktu ... 12
3.2 Bahan dan Alat ... 12
3.3 Tahapan Penelitian ... 13
3.3.1 Persiapan ... 14
3.3.2 Inventarisasi ... 14
3.3.3 Analisis ... 15
3.3.4 Sintesis ... 21
(11)
4.2 Aspek Fisik ... 23
4.2.1 Sirkulasi ... 25
4.2.2 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana ... 25
4.2 Aspek Biofisik ... 31
4.2.1 Hidrologi ... 31
4.2.2 Vegetasi ... 31
4.2.3 Satwa ... 35
4.3 Aspek Sosial ... 35
4.3.1 Sejarah Taman Lalu Lintas Bandung ... 35
4.3.2 Pengunjung ... 37
4.4 Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan ... 40
4.4.1 Struktur Organisasi ... 40
4.4.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan ... 41
4.4.3 Alat dan Bahan ... 43
4.4.4 Pengelolaan Karcis ... 45
4.4.5 Program ... 47
V ANALISIS DAN SINTESIS ... 48
5.1 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Pendidikan Kelalulintasan ... 48
5.1.1 Aspek Fisik ... 48
5.1.2 Aspek Sosial ... 50
5.1.3 Program ... 51
5.2 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Lingkungan Hidup ... 51
5.2.1 Aspek Biofisik ... 51
5.2.2 Aspek Sosial ... 53
5.2.3 Program Lingkungan Hidup ... 54
5.3 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Bermain (Rekreasi) ... 54
5.3.1 Aspek Fisik ... 54
5.3.2 Aspek Sosial ... 58
5.3.3 Daya Dukung ... 60
(12)
5.5.3 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal ... 63
5.5.3 Penilaian Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 64
5.6 Sintesis ... 65
5.6.1 Matriks SWOT ... 66
5.6.2 Pembuatan Tabel Pemeringkatan Alternatif Strategi ... 67
VI RENCANA PENGELOLAAN ... 68
6.1 Strategi Pengelolaan ... 68
6.1 Struktur Organisasi ... 71
6.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan ... 73
6.3 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana ... 74
6.4 Program ... 77
VII SIMPULAN DAN SARAN ... 78
7.1 Simpulan ... 78
7.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
(13)
Halaman
1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian ... 14
2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal ... 18
3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal ... 18
4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal ... 19
5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 20
6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 20
7 Matriks SWOT ... 21
8 Formulir Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT ... 22
9 Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung ... 33
10 Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung ... 42
11 Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan ... 44
12 Sarana Bermain dan Tarif Karcis ... 46
13 Tingkat Kepentingan Faktor Internal ... 63
14 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal ... 63
15 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Taman Lalu Lintas Bandung ... 64
16 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Taman Lalu Lintas Bandung ... 64
17 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 64
18 Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 65
19 Matriks SWOT ... 66
20 Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT ... 67
(14)
Halaman
1 Kerangka Pikir penelitian ... 3
2 Beberapa Contoh Rambu Peringatan ... 5
3 Contoh Rambu Petunjuk ... 6
4 Beberapa Contoh Rambu Larangan ... 6
5 Beberapa Contoh Rambu Perintah ... 7
6 Peta Lokasi Penelitian ... 12
7 Tahapan Penelitian ... 13
8 Matriks IE ... 20
9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung ... 23
10 Pintu Gerbang Taman Lalu Lintas Bandung ... 24
11 Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung ... 25
12 Sarana Belajar Formal yang Ada di Taman Lalu Lintas Bandung ... 26
13 Pondok Baca Taman Lalu Lintas Bandung ... 26
14 Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin... 27
15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran ... 27
16 Sarana Bermain Non-Karcis ... 27
17 Rambu-Rambu dan Street Furniture... 28
18 Fasilitas Toilet ... 29
19 Fasilitas Peribadatan ... 29
20 Fasilitas Kafetaria dan Kantin ... 30
21 Fasilitas Panggung ... 30
22 Kanal ... 31
23 Pohon Tua di Taman Lalu Lintas Bandung ... 32
24 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Pekerjaan dan Tujuan ... 38
25 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Daerah Asal dan Pendamping Saat Berkunjung ... 38
26 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Frekuensi Berkunjung dan Hari Kunjungan ... 39
(15)
28 Jumlah Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Hari ... 40
29 Kegiatan Pemeliharaan ... 43
30 Peralatan Pemeliharaan ... 45
31 Peletakkan Rambu Lalu Lintas yang Kurang Sesuai ... 49
32 Papan Informasi Tentang Camejasa ... 50
33 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Perolehan Pendidikan Kelalulintasan 50 34 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Rambu-Rambu Lalu Lintas ... 51
35 Papan Nama pada Pohon ... 52
36 Persepsi Pengunjung terhadap Tanaman di Taman Lalu Lintas Bandung ... 53
37 Persepsi Pengunjung terhadap Kebersihan, dan Kenyamanan ... 54
38 Persepsi Pengunjung terhadap Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung ... 54
39 Kondisi Sarana Bermain ... 55
40 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Harapan ... 55
41 Papan Himbauan dan Kondisi Waktu Ramai Pengunjung ... 56
42 Pemilihan Warna pada Sarana Bermain ... 56
43 Jalan Buntu dan Area Bermain Utama (Karcis) ... 57
44 Area Kepadatan Pengunjung ... 57
45 Persepsi Pengunjung terhadap Pemandangan dan Kondisi Fasilitas ... 58
46Persepsi Pengunjung terhadap Keamanan ... 59
47 Persepsi Pengunjung terhadap Jenis Permainan yang Diminati ... 59
48 Matriks IE ... 65
49 Struktur Organisasi Taman Lalu Lintas Bandung yang Diusulkan ... 72
50 Kegiatan Pemanduan yang Dapat Dilakukan di Pusat Informasi ... 74
51 Rekomendasi Desain Leaflet ... 75
52 Ilustrasi di Dalam Mini Teater ... 75
53 Rencana Peletakan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Taman Lalu Lintas Bandung ... 76
(16)
Halaman
1 Formulir Kuisioner Pengunjung ... 84
2 Peta Lokasi Fasilitas, Sarana, dan Prasarana di Taman Lalu Lintas Bandung .. 86
3 Struktur Organisasi Yayasan Taman Lalu Lintas Bandung ... 87
4 Daily Report ... 88
5 Data Penerimaan Karcis dari Dispenda ... 89
6 Formulir Laporan Karcis Harian ... 90
7 Formulir Laporan Karsis Bulanan ... 91
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian.
Berbagai kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor manusia, kendaraan, dan kondisi jalan. Namun, berdasarkan data powiltabes Bandung, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 87%. Manusia sebagai pengguna jalan kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga banyak pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang tata tertib lalu lintas yang baik (Anonim, 2008). Oleh karena itu, perlu penanaman pendidikan kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah Taman Lalu Lintas. Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas untuk anak-anak. Di dalam taman ini, diharapkan anak-anak dapat paham dan mengerti akan tata tertib berlalulintas yang baik serta dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini memiliki tujuan pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain (rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Selain itu, semakin bermunculan taman atau tempat rekreasi lain yang dapat menjadi ancaman bagi taman lalu lintas ini. Oleh karena itu, diperlukan rencana
(18)
pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat tercapai dan berkelanjutan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. menginventarisasikan dan menganalisis aspek pemeliharaan dan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang mengacu kepada tujuan pengelolaannya, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi);
2. menyusun rencana pengelolaan yang dapat mewujudkan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung.
1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah
1. menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung dan
2. menjadi pertimbangan bagi pemerintah setempat atau daerah lain dalam mengembangkan suatu taman lalu lintas seperti Taman Lalu Lintas Bandung.
1.4 Kerangka Pikir
Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman lalu lintas yang ada di Indonesia. Pada saat ini, tujuan pengelolaannya adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi). Pengelolaan ini diharapkan merupakan pengelolaan yang mempertimbangkan aspek fisik, biofisik, dan sosial. Setiap aspek tersebut diinventarisasi dan dianalisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang akan menghasilkan berbagai potensi dan kendala. Potensi dan kendala tersebut kemudian akan disusun dalam analisis SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-threats). Selanjutnya, analisis SWOT ini akan menghasilkan Matriks SWOT yang sesuai dengan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. Hasil sintesis adalah
(19)
strategi pengelolaaan yang dijabarkan dalam rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang mendukung tujuan pengelolaannya tersebut. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Aspek Fisik
1.Sirkulasi 2.Fasilitas,
Sarana, dan Prasarana
Potensi dan Kendala
Analisis SWOT
Matriks SWOT
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung
Aspek Biofisik
1.Hidrologi 2.Vegetasi 3.Satwa
Aspek Sosial
1.Sejarah Lokasi 2.Pengunjung
Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan
1.Struktur Organisasi 2.Tenaga Kerja dan
Penjadwalan 3.Alat dan Bahan 4.Pengelolaan Karcis 5 Program
Strategi Pengelolaan
Rencana Pengelolaan Tujuan Pengelolaan
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taman Lalu Lintas
Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari tentang lalu lintas (Anonim, 2008). Dalam taman lalu lintas, anak-anak usia minimum sepuluh tahun (dalam beberapa kasus), dapat menggunakan sepeda atau mobil bertenaga pedal untuk menelusuri jalan-jalan dan beroperasi sesuai dengan hukum/peraturan lalu lintas. Orang tua, sebagai pendamping, dapat ikut berkeliling dalam kereta sambil memberikan panduan tentang taman. Taman lalu lintas merupakan miniatur jalan raya dengan jalur dan jalan yang ukurannya sebanding dengan ukuran kendaraan yang kecil. Seringkali dalam taman lalu lintas terdapat tanda lalu lintas (seperti lampu lalu lintas) dan bahkan terdapat karyawan yang berprofesi sebagai polisi lalu lintas. Salah satu tujuan dari taman lalu lintas adalah untuk meningkatkan kesadaran keselamatan lalu lintas bagi anak-anak usia sekolah. Dalam taman lalu lintas anak-anak diharapkan mendapat pengalaman menyebrangi jalan dan mengendarai sepeda atau mempelajari keselamatan pejalan kaki dalam lingkungan yang sangat terkendali tanpa kendaraan bermotor (Wikipedia, 2010).
Taman lalu lintas terdapat di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Taman lalu lintas di Asia dan Eropa difokuskan kepada keselamatan berlalu lintas melalui kendaraan bertenaga pedal. Di Amerika Serikat dan Kanada menggunakan sepeda bertenaga listrik, yaitu kendaraan bermotor. Di Amerika Utara, taman ini disebut safety village karena penekanan yang lebih luas kepada keselamatan untuk kebakaran, listrik, makanan, dan keperluan pendidikan lainnya (Wikipedia, 2010).
2.1.1 Lalu Lintas
Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang,
(21)
d l l a p k p d 2 t d p d dan/atau bar lintas di jala lintas, priori arus di persi Terd pengguna, k kendaraan pengemudi y dan angkuta 2.1.2 Ramb Ram tertentu yang digunakan u pemakai jala dikelompokk 1. Rambu P R pengemu yang me berbahay
Jalan
rang yang b an diatur de itas menggu impangan. dapat tiga k
kendaraan yang mem yang mengi an jalan (Wik
u Lalu Lint mbu lalu linta
g memuat l untuk memb an. Berdasar kan sebagai Peringatan Rambu per udi berhati-h enunjukkan ya bagi para
Simpang 4 n bergelomban Ga (Sumber berupa jalan engan peratu unakan lajur komponen te dan jalan menuhi pers ikuti peratur kipedia, 2010 tas
as merupaka ambang, kal berikan perin rkan jenis pe
berikut (Wik ingatan me hati dalam adanya lin pengemudi Simpan
g Ada persim
ambar 2 Bebe r: http://id.wik
n serta fasili uran perunda
lalu lintas, j
erjadinya la yang saling yaratan ke ran perundan
0).
an salah satu limat, dan at ngatan, laran esan yang dis kipedia, 201
emperingatk menjalankan ntasan kereta (Gambar 2) ng 3 mpangan P rapa Contoh kipedia.com/r itas penduku angan yang jalur lalu lin
alu lintas, y g berinterak layakan da ngan yang m
u alat perlen tau perpadua ngan, perint sampaikan, r 10). kan adanya n kendaraan a api atau .
Jalan licin
Penyempitan
Rambu Perin rambu_lalu_li
ung. Tata c menyangku ntas, dan pe
yaitu manus ksi dalam p an dikemud
menyangkut
ngkapan dal an dari kedu tah, dan petu
rambu lalu l
a bahaya nnya, misaln adanya per Longs Jalan men ngatan intas, 2010) ara berlalu ut arah lalu engendalian sia sebagai pergerakan dikan oleh lalu lintas lam bentuk uanya, yang unjuk bagi lintas dapat agar para nya, rambu rsimpangan sor nyempit
(22)
2
3
2. Rambu P R pengemu letak ya (Gambar
3. Rambu L R untuk m dilarang dilarang Semua dilaran Sepeda m m Petunjuk Rambu petu
udi atau pem ang akan di
r 3).
Larangan da Rambu ini un memakai jala berhenti, ke lewat (Gam kendaraan ng masuk motor dilarang
masuk T
Gam
(Sumber
unjuk mem makai jalan la
ituju lengka Gambar 3 (Sumbe n Perintah ntuk melaran an, jurusan, endaraan ha mbar 4 dan 5)
Dilarang ma
Truk dilarang m mbar 4 Bebe
r: http://id.wik
mberikan pe ainnya, tenta ap dengan
3 Contoh Ram er: Dok. Priba
ng/memerin atau tempat arus lewat ja
).
asuk Mobil d dil
masuk Peseped rapa Contoh
kipedia.com/r
etunjuk atau ang arah yan nama dan
mbu Petunjuk adi, 2007)
ntah semua je t-tempat tert alur tertentu,
dan sepeda mo larang masuk
da dilarang ma h Rambu Lar
rambu_lalu_li
u keteranga ng harus dite arah letak
enis lalu lint tentu. Misal
dan semua
otor Mobil ma
asukPejalan ka ma rangan intas, 2010) an kepada empuh atau itu berada tas tertentu nya rambu kendaraan dilarang asuk aki dilarang asuk
(23)
2 k t s ( m k s p t m p t p 4 C h 2 p a Ramb
2.2 Taman B Tam khusus, temp teratur atau sesuai denga (1980), tuju manusia d kesejahteraa sehat, lebih m
Menu petak berma terbuka beru memerlukan permainan la taman berm petak tanah 4–20 hektar Chiara dan K hektar. 2.2.1 Berma
Berm proses yang awal dari pr
bu stop B
Gam (Sumber: h
Bermain an bermain pat untuk iku menonton p an tingkat d uan keseluru di daerah
an masyarak menyenangk urut Chiara ain untuk an umput untuk n ketenangan apangan, dan main dan are
kosong; nei r; city dan r Koppelman
ain
main dan be terus-mener roses belaja
Beri kesempata mbar 5 Bebe http://id.wik
adalah ruan ut serta dala penampilan-p
dan jenis ke uhan taman perkotaan. at dengan m kan, dan lebi
dan Koppe nak praseko k permainan n, (5) daerah n (7) ruang s a bermain m ighborhood p regional par
(1989) meny
elajar untuk rus terjadi da ar pada anak
an Wajib m erapa Contoh ipedia.com/r ng-ruang de am permaina penampilan k eikutsertaann bermain ada Tujuan l menciptakan ih menarik d elman (1989 lah, (2) dae n aktif, (4) d h serbaguna
sirkulasi dan meliputi seg park 2–4 he rk dengan lu yarankan tam
k anak meru alam kehidup k yang diala
mengitari bunda h Rambu Pe rambu_lalu_
engan bentu an aktif dan k
khusus mela nya (Eckbo, alah mening lainnya ada lingkungan di perkotaan. 9), taman be erah perangk daerah teduh yang diperk n penyekat. M gala macam
ektar; comm uas ratusan man bermain
upakan suat pannya. Ber ami hampir
aran Wajib m ke rintah _lintas, 2010
uk dan kegu kegiatan-keg alui pilihan y
1964). Men gkatkan kua alah mema yang lebih . ermain terdi kat berpasir, h untuk keg keras, (6) da Menurut Eck
ukuran: satu munity dan di
bahkan ribu n seluas min
tu kesatuan rmain merup semua oran membelok ekiri 0) unaan yang giatan yang yang bebas nurut Gold alitas hidup aksimalkan baik, lebih
iri dari (1) , (3) ruang giatan yang aerah untuk kbo (1964), u atau dua istrict park uan hektar. nimum 2–4 dan suatu pakan tahap ng. Melalui
(24)
kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang banyak, baik pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang cemerlang. Terdapat lima karakteristik bermain, yaitu
1. merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak;
2. berasal dari motivasi yang muncul dari dalam diri si anak, atas kemauannya sendiri, tanpa disuruh atau diberi imbalan oleh orang lain;
3. bersifat spontan dan sukarela, atas pilihan sendiri, bukan merupakan kewajiban;
4. senantiasa melibatkan peran aktif anak, baik secara fisik maupun mental; 5. memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan
bermain seperti kemampuan berkreasi, memecahkan masalah, berbahasa, dan bersosialisasi dengan teman sebaya (IDAI, 2009).
2.2.1 Perangkat Bermain
Menurut Chiara dan Koppelman (1989), perangkat mainan dasar termasuk di dalamnya ayunan, papan luncur, karosel, berbagai tipe panjatan, perangkat keseimbangan seperti balok keseimbangan, pipa, tiang loncatan, dan kotak-kotak, perangkat gantung seperti batang sejajar, batang horizontal, dan tangga, dinding dan rumah-rumahan, dan beberapa bentuk patung untuk bermain. Tipe perangkat mainan yang berbeda harus disediakan untuk anak-anak prasekolah dan untuk anak-anak sekolah dasar untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan rekreasi dari kedua kelompok umur itu.
Menurut Chiara dan Koppelman (1989), lahan bermain yang lebih kecil dapat dibangun untuk melayani lingkungan yang berjumlah kurang lebih 30 anak dengan memanfaatkan keterbatasan pilihan perangkat mainan dengan persyaratan ruang bermain seluas kira-kira 1.200 kaki persegi (1 m2 = 10.7639 kaki persegi).
(25)
2.3 Rekreasi
Rekreasi adalah berbagai aktivitas atau pengalaman yang biasanya dipilih secara sukarela oleh seseorang, baik itu disebabkan oleh keinginan untuk mendapat kesenangan sesaat atau karena orang tersebut menginginkan atau mencapai sesuatu yang lebih bersifat personal atau memiliki nilai sosial tertentu. Biasanya aktivitas ini dilakukan pada waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan jika kegitan tersebut merupakan bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi sosial bagi seseorang yang mengikuti kegiatan tersebut (Kraus, 1977).
Menurut Laurie (1986), rekreasi menurut sifat kegiatannya dibedakan menjadi rekreasi pasif dan aktif. Rekreasi pasif merupakan rekreasi yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan keletihan fisik setelah bekerja keras, sehingga rekreasi ini hanya sedikit membutuhkan energi. Contoh rekreasi pasif adalah menikmati matahari terbit di tepi pantai, duduk di rumput taman kota atau menikmati pagelaran musik. Rekreasi aktif adalah rekreasi yang dilakukan untuk hiburan, memerlukan tantangan dan perlibatan penuh makna. Untuk melakukan rekreasi ini biasanya dibutuhkan banyak energi, misalnya, berkuda, bersepeda, dan jogging.
Kegiatan rekreasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan kesamaan pengalaman dan sumber daya. Selain itu, perlu dianalisis hubungan antara aktivitas yang berbeda, dampaknya terhadap lingkungan atau daya dukung, standar kesesuaian lahan, dan elemen-elemen pendukung seperti pengelolaan dari tiap-tiap kategori. Di bawah ini merupakan jenis aktivitas yang dikategorikan berdasarkan pengalaman yang akan didapat, yaitu sebagai berikut: 1. rekreasi fisik, mengutamakan kegiatan fisik sebagai pengalaman utama dari
suatu aktivitas;
2. rekreasi sosial, mengutamakan interaksi sosial sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas;
3. rekreasi kognitif, mengutamakan budaya, pendidikan, dan kreativitas sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas;
(26)
daya alam seperti air, pepohonan, pemandangan alam, dan kehidupan liar sebagai fokus utama dari suatu aktivitas (Gold, 1980).
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman
Menurut Stoner dan Freeman (1992), pengelolaan atau manajemen adalah suatu proses merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengelolaan suatu lanskap umum perkotaan seyogyanya melibatkan aparat pemerintah kota atau daerah, pembimbing ahli, masyarakat pengguna atau yang tinggal di sekitar taman kota, serta sponsor (Arifin et al., 2007). Dalam suatu taman, diperlukan suatu pengelolaan untuk 1. menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitasnya tetap sesuai
dengan tujuan desain dan fungsi semula;
2. memperjelas kepemilikan (individu atau lembaga);
3. membuat program pengelolaan yang meliputi organisasi, tenaga kerja, jadwal, ketersediaan alat dan bahan, serta pendanaan;
4. membuat taman yang berkelanjutan (Arifin, 2009).
Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin terpertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula. Pemeliharaan merupakan upaya untuk menjaga dan merawat taman beserta elemen taman dan fasilitas di dalamnya. Pemeliharaan lanskap meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Tingkat pemeliharaan taman dapat dibedakan menjadi pemeliharaan intensif, pemeliharaan semi-intensif, dan pemeliharaan ekstensif (Arifin dan Arifin, 2005).
Prinsip-prinsip pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005) adalah sebagai berikut.
1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan.
2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga kerja, peralatan, maupun bahan.
(27)
tertulis yang logis.
4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar.
5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan.
6. Pengelola pemeliharaan taman harus diorganisasi dengan baik.
7. Dana harus cukup tersedia untuk mendukung program pemeliharaan yang telah ditetapkan.
8. Tenaga kerja hendaknya cukup tersedia untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan.
9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami. 10.Pengelola pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap keamanan
umum dan para operator pemelihara taman.
11.Para operator pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap pengelola pemelihara taman.
(28)
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu
Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 6).
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kota Bandung, citra satelit (googlemaps), kuesioner, dan literatur. Alat yang digunakan antara
Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian
(29)
lain kamera digital, alat tulis, alat gambar, dan perangkat komputer yang dilengkapi program Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan Adobe PhotoshopCS2.
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yang merupakan modifikasi dari metode Gold (1980). Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, dan penyusunan rencana pengelolaan (Gambar 7).
Tahapan Kegiatan Hasil
Gambar 7 Tahapan Penelitian
Persiapan
Inventarisasi Survei lapang Studi pustaka
1.Aspek fisik 2.Aspek biofisik 3.Aspek sosial 4.Aspek
pengelolaan dan
pemeliharaan
Analisis Taman Lalu Lintas sebagai:
1. Taman pendidikan kelalulintasan 2. Taman lingkungan
hidup
3. Taman Bermain (rekreasi)
Potensi dan Kendala
Sintesis
Analisis SWOT
Strategi Pengelolaan Matriks SWOT
Rencana Pengelolaan Konsep
(30)
3.3.1 Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi umum tentang kondisi lokasi penelitian saat ini, pembuatan usulan penelitian, permohonan izin untuk dapat melaksanakan penelitian, dan persiapan alat serta bahan yang diperlukan untuk tahap inventarisasi.
3.3.2 Inventarisasi
Inventarisasi bertujuan mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dari aspek fisik, biofisik, dan sosial, serta aspek pengelolaan dan pemeliharaan yang mengacu kepada tujuan pengelolaan. Secara rinci jenis data, unit data, dan sumber data disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian
No. Jenis Data Unit Sumber Analisis Kegunaan
1. Aspek Fisik
a. Sirkulasi b. Fasilitas, sarana, dan prasarana - - Pustaka/survei Wawancara/ pustaka/survei Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala
2. Aspek Biofisik
a. Hidrologi b. Vegetasi c. Satwa - Spesies Spesies Wawancara/survei Wawancara/survei Pustaka/survei Deskriptif Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala
3. Aspek Sosial
a. Jumlah pengunjung dan waktu kunjungan b. Karakteristik Pengunjung c. Persepsi Pengunjung Orang - - Wawancara Wawancara/ kuisioner Wawancara/ kuisioner Daya dukung Statistik dan deskriptif Statistik dan deskriptif Mengetahui daya dukung rekreasi dan pertimbang-an rencpertimbang-ana pengelolaan 4. Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan a. Struktur organisasi b. Tenaga kerja
dan
penjadwalan c. Alat dan
bahan d. Pengelolaan karcis e. Program - Waktu - Rupiah - Wawancara Wawancara Wawancara/survei Wawancara Wawancara/pustaka Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Mengetahui kondisi dan tujuan pengelolaan
(31)
Cara pengumpulan data meliputi survei langsung, wawancara dengan nara sumber, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Rincian pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. survei langsung yang meliputi pengambilan foto dan pengamatan kondisi fisik, biofisik, sosial, pengelolaa, dan pemeliharaan di lokasi penelitian;
2. wawancara dengan nara sumber yang dilakukan kepada pihak pengelola, dan pengunjung di lokasi penelitian;
3. penyebaran kuisioner yang dilakukan secara acak kepada pengunjung di lokasi penelitian;
4. pengumpulan data melalui studi pustaka yang terdiri dari peta umum lokasi penelitian, data fisik, dan data biofisik.
3.3.3 Analisis
Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut.
1. Taman Lalu Lintas sebagai taman pendidikan kelalulintasan a. Analisis aspek fisik (deskriptif);
b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program pendidikan kelalulintasan (deskriptif). 2. Taman Lalu Lintas sebagai taman lingkungan hidup
a. Analisis aspek biofisik (deskriptif);
b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program lingkungan hidup (deskriptif).
3. Taman Lalu Lintas sebagai taman taman bermain (rekreasi) a. Analisis aspek fisik (deskriptif);
b. Analisis sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis daya dukung.
(32)
Analisis-analisis tersebut kemudian akan menghasilkan bebagai potensi dan kendala yang akan digunakan dalam Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Penjelasan dari analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah data inventarisasi yang didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan pengelola dan pengunjung, hasil penyebaran kuisioner, serta pengamatan langsung. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis potensi dan kendala yang terdapat pada aspek fisik, biofisik, sosial, dan pemeliharaan 2. Analisis daya dukung
Analisis ini menggunakan formula kebutuhan area rekreasi yang dapat menghitung jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam manusia. Perhitungan ini menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003), yaitu
dengan
DD = daya dukung (orang);
A = luas area yang digunakan untuk rekreasi (m2); S = standar rata-rata individu (m2/orang);
T = total pengujung per hari pada area yang diperkenankan (orang); K = koefisien rotasi;
N = jam kunjungan per hari area yang diizinkan (jam); R = rata-rata waktu kunjungan (jam).
3. Analisis karakteristik dan persepsi pengunjung
Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 46 orang pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung secara acak. Dalam kuisioner, pengunjung akan menjawab pertanyaan seputar karakteristik dirinya
DD = A T = DD x K K = N
(33)
dan juga persepsi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung. Contoh kuisioner terlampir (Lampiran 1).
4. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi rencana pengelolaan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah area rekreasi secara sistematik dengan membandingkan faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating (peringkat).
Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah identifikasi faktor internal dan eksternal, penentuan bobot faktor internal dan eksternal, dan pembuatan matriks faktor internal dan eksternal. Untuk lebih jelasnya penjabaran tahapan analisis SWOT adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal
Identifikasi faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung.
b. Penentuan bobot faktor internal dan eksternal
Pembobotan dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh pada taman. Sebelum melakukan pembobotan, ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai
(34)
berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 2 dan 3). Tingkat kepentingan setiap faktor strategis internal dan eksternal ditentukan oleh pengaruh setiap faktor terhadap rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan (Kinnear dan Taylor, 1991). Penentuan tingkat kepentingan faktor-faktor yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung mengacu pada fungsi dari taman ini. Faktor yang berhubungan dengan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan, tingkat kepentingannya lebih penting dari pada fungsi Taman Lalu Lintas Bandung yang kedua (sebagai taman lingkungan hidup) dan fungsi ketiga (sebagai taman bermain/rekreasi).
Tabel 2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal
Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan
Strengths (S)
S1 S2 Sn
Weaknesses (W)
W1 W2 Wn
Tabel 3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal
Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan
Opportunities (O) O1 O2 On
Threats (T)
T1 T2 Tn
Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, dilakukan pembobotan dengan metode paired comparison, yaitu membandingkan setiap faktor internal dengan faktor eksternal (Tabel 4). Menurut David (2008), penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1 – 4, yaitu
1) nilai 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal;
2) nilai 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal;
(35)
3) nilai 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal;
4) nilai 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal.
Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Faktor Strategis
Internal/ Eksternal
A B C D Total Bobot
A x1 α1
B x2 α2
C x3 α3
D x4 α4
Total
Sumber: Kinnear dan Taylor, 1991
Kemudian bobot akhir setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear & Taylor 1991):
dengan
αi
= bobot variabel ke-I; xi = nilai variabel ke-I;i = 1,2,3,…,n; n = jumlah variabel.
c. Pembuatan Matriks Faktor Internal dan Eksternal
Selanjutnya pemberian peringkat pada masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingannya dengan nilai 1–4. Nilai peringkat faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman) (Rangkuti, 1997). Jika faktor positif tingkat kepentingannya sangat penting bernilai 4, penting bernilai 3, cukup penting bernilai 2, dan tidak penting bernilai 1, sedangkan jika faktor negatif memiliki tingkat kepentingan sangat penting bernilai 1, penting bernilai 2, cukup penting 3, dan tidak penting 4. Kemudian setiap peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 5 dan 6).
αi=
x
i∑
nx
i i=1(36)
Tabel 5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Simbol Faktor
Internal Bobot Peringkat
Skor = Bobot*Peringkat Strengths (S)
S1 S2 S3 Sn
Weaknesses (W)
W1 W2 W3 Wn
Total
Tabel 6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Simbol Faktor
Eksternal Bobot Peringkat
Skor = Bobot*Peringkat Opportunities (O)
O1 O2 O3 On
Threats (T)
T1 T2 T3 Tn
Total
Dari total skor yang didapat dari pembobotan pemeringkatan di atas, akan diketahui posisi Taman Lalu Lintas Bandung pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE) (Gambar 8).
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Gambar 8 Matriks IE
3.3.4 Sintesis
Berdasarkan hasil analisis, dilakukan sintesis. Sintesis bertujuan memberikan solusi dari masalah dan pengembangan potensi. Permasalahan dan potensi dari hasil analisis aspek fisik, biofisik, sosial, serta pengelolaan dan
4 tinggi sedang
rendah
rendah sedang
tinggi 3
2 1
3 2 1
Total S
kor EF
E
(37)
pemeliharaan dirumuskan dalam faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Sintesis yang dilakukan merupakan penyusunan alternatif strategi menggunakan Matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dan dipadukan dengan kelemahan dan kekuatan dari faktor internal (Tabel 7). Matriks ini dapat menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan, yaitu
1. strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada;
2. strategi WO, strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahankelemahan;
3. strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi;
4. strategi WT, strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.
Tabel 7 Matriks SWOT Eksternal Internal
Opportunities (O) Threats (T)
Strengths (S)
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi
Weaknesses (W)
Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada
Sumber: Rangkuti (1997)
Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT kemudian ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. Strategi yang memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas alternatif strategi disajikan pada Tabel 8.
(38)
Tabel 8 Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT
Strategi Keterkaitan dengan unsur SWOT Skor Peringkat SO1
SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn
Sumber: Saraswati, 2010
3.3.5 Rencana pengelolaan
Konsep rencana pengelolaan yang disusun adalah konsep pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang diharapkan dapat mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi) yang berkelanjutan. Rencana pengelolaan ini berupa strategi pengelolaan yang meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, media promosi, fasilitas, sarana, dan prasarana.
(39)
BAB IV INVENTARISASI
4.1 Kondisi Umum
Taman Lalu Lintas Bandung terletak di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Sumur Bandung secara umum berada pada ketinggian 687,5 m diatas permukaan air laut dengan suhu rata-rata 23,6 oC (Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2006). Secara geografis, taman ini terletak di antara 1070 61’ 235” Bujur Timur dan 60 91’ 20,48” Lintang Selatan. Luas taman ini kurang lebih 3,5 hektar dan dilengkapi dengan berbagai jenis pohon dan tanaman berbunga.
Taman Lalu Lintas Bandung berada di wilayah pusat Kota Bandung yang merupakan pusat aktivitas manusia. Taman ini dibatasi oleh empat ruas jalan, yaitu Jalan Aceh (sebelah utara), Jalan Belitung (sebelah selatan), Jalan Kalimantan (sebelah timur), dan Jalan Sumatera (sebelah barat). Penggunaan lahan di sekitar taman sangat bervariasi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung (Sumber: http://maps.google.com, 2010)
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani
B d
U
Tanpa Skala
Markas Kodam II
Siliwangi
Gedung Sabau
SMA 3 dan SMA 5 Bandung
(40)
p M m B m u ( b t m t t t K G S t r 4 P Tam pada hari Minggu/libu memasuki ta Belitung yan masuk dan untuk karya (Gambar 10) Akse beberapa ar tersebut dap maupun um tersedia di transportasi transportasi Kalapa–Cica Gede Bage– Serang–St. H taman denga ruas Jalan B
4.2 Aspek F Aspe Perolehan d
an Lalu Lint Senin–Kam ur. Untuk h aman ini, di ng mempuny
keluar pada wan dan par ).
esibilitas me rah melalui pat dicapai mum, serta da
sepanjang umum yan umum ters aheum, Ant –St. Hall, Hall. Penggu an lahan park
elitung.
Fisik
ek fisik me data untuk a
Gambar 1
(a) Pintu Ge
tas Bandung mis dan S
hari Jumat sediakan pin yai jalur ken a ruas Jalan ra siswa yan
enuju Tama jaringan jal baik denga apat ditempu jalan raya. ng melewati ebut di anta tapani–Ciroy Abdul Mui una kendaraa
kir yang ters
eliputi sirku aspek fisik
10 Pintu Gerb
erbang Utama
g dibuka unt abtu serta libur, kecu ntu gerbang ndaraan satu n Kalimanta ng bersekola
an Lalu Lin lan yang m an kendaraan
uh dengan b Taman in nya, seperti aranya angk yom, Kalap is–Dago, A an pribadi d sedia di depa
ulasi serta didapatkan
bang Taman L
(b
tuk umum pa pukul 08 uali libur n
masuk dan arah. Terda an. Namun,
ah di Taman
ntas Bandun mengelilingi
n bermotor berjalan kak ni juga ditu i angkutan kot dengan j
a-Ledeng, D Abdul Muis–
dapat secara an pintu gerb
fasilitas, sa melalui lit
Lalu Lintas B
b) Pintu Gerba
ada pukul 08 .00–16.00 nasional. Un
keluar pada apat pula pin pintu terseb n Lalu Linta
ng dapat di taman. Jari yang bersi ki melalui tr unjang deng
kota (angko jurusan Dag Dipatiukur–P –Ledeng, da langsung me bang utama, arana, dan teratur serta Bandung ang khusus 8.00–15.00 pada hari ntuk dapat a ruas Jalan ntu gerbang but khusus as Bandung icapai dari ngan jalan fat pribadi rotoar yang gan sarana ot). Sarana go–Kalapa, Panghegar, an Sadang engunjungi yaitu pada prasarana. a observasi
(41)
lapang secara langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung.
4.2.1 Sirkulasi
Sirkulasi di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari dua jenis, yaitu jalan beraspal yang merupakan jalan utama di dalam tapak dan jalan setapak yang berupa perkerasan atau paving (Gambar 11). Beberapa bagian jalan utama ada yang dilengkapi dengan trotoar. Sirkulasi di luar maupun di dalam tapak pada hari-hari biasa cukup ramai karena adanya aktivitas yang berlangsung di sekitar taman, baik aktivitas kantor, sekolah, maupun rekreasi. Pada saat ramai oleh pengunjung, tepi jalan di sekeliling (sebelah barat dan timur) terkadang digunakan untuk parkir mobil jika ruang parkir yang tersedia penuh.
4.2.2 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana
Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman di Kota Bandung yang ramai dikunjungi oleh warga masyarakat terutama untuk kegiatan rekreasi. Fasilitas yang nyaman merupakan suatu hal utama yang diperlukan dalam suatu taman. Fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di taman ini dapat dilihat pada Lampiran 2 dan secara rinci dijelaskan sebagai berikut.
1. TK dan Playgroup (Kelompok Bermain)
Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan sarana belajar formal, yaitu berupa TK dan playgroup (Gambar 12). Taman ini telah menerima siswa-siswi sejak tahun 1992. TK yang berada di dalam Taman Lalu Lintas Bandung ini memiliki keunggulan, yaitu adanya kurkulum tetang pendidikan keamanan lalu lintas. Selain itu, anak-anak juga dapat menikmati berbagai sarana
Gambar 11 Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung (a)Jalan Beraspal (b) Jalan Setapak (Paving)
(42)
2
3
bermain terlalu m (kelomp
2. Pondok B
Men belajar membac Pondok ini. Pon penyedia 14.00 (h
3. Sarana B Seb dilengka terdiri d dengan k
Gam
yang terdap muda untuk m
ok bermain)
Baca
ngunjungi T kelalulintasa ca buku-buku Baca ini dap ndok Baca aan buku-bu
ari Rabu dan
Bermain Ana agai taman api berbagai dari sarana karcis, diken Gamba mbar 12 Sarana
(a) Tam
pat di Tama mengikuti TK ) yang mener
aman Lalu L an saja. Na u yang terd pat dinikma bekerja sa uku bacaan.
n Sabtu) dan
ak-Anak n bermain
sarana berm bermain ka nakan tarif k
ar 13 Pondok a Belajar Form
man Kanak-Kan
an Lalu Lint K, anak-anak rima anak-an
Lintas Bandu amun, di t dapat di Pon ati secara gra ama dengan Pondok ba n pukul 08.00
dan belajar main. Saran arcis dan no karcis yang b
Baca Taman mal yang Ada
nak
as Bandung k dapat masu nak berusia
ung tidak ha taman ini a ndok Baca ( atis oleh set n Rotary C aca ini dibuk 0–14.00 (har
r, Taman L na bermain y on-karcis. U berkisar anta
Lalu Lintas B a di Taman L
(b) Playg
. Jika usia a uk ke dalam di bawah lim
anya dapat be anak-anak j (Gambar 13 tiap pengunj Club Bandu ka pada puk ri Mingggu)
Lalu Lintas yang ada di Untuk saran ara Rp 2.000
Bandung Lalu Lintas Ba
group
anak masih m playgroup
ma tahun. ermain dan juga dapat ). Fasilitas jung taman ung dalam kul 09.00– . s Bandung i taman ini na bermain 0,00 sampai
(43)
dengan Rp 6.000,00. Sedangkan untuk sarana bermain non-karcis dapat digunakan secara gratis.
Sarana bermain karcis umumnya menggunakan tenaga mesin/listrik seperti kereta api mini, mobil baterai, kereta motor, kereta listrik, kincir, karosel, gajah terbang, dan permainan koin (Gambar 14). Sarana bermain karcis yang lain adalah sarana bermain yang dapat melatih ketangkasan dan kebugaran anak seperti sepeda mini, kolam renang, kolam pancing, mandi bola, flying fox, dan sport kids (Gambar 15).
Sarana bermain non-karcis merupakan perangkat bermain sederhana seperti ayunan, panjatan, komidi putar, luncuran, jungkitan, dan panjatan spiral (Gambar 16).
Gambar 14 Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin
(a) Kereta Api Mini (b) Kinciran
Gambar 15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran
(a) Sepeda Mini (b) Kolam Renang
Gambar 16 Sarana Bermain Non-Karcis
(44)
4. Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Street Furniture
Sebagai sarana pendidikan kelalulintasan untuk anak-anak, Taman Lalu Lintas Bandung dilengkapi oleh fasilitas rambu-rambu (rambu-rambu lalu lintas, lampu merah), street furniture/perangkat jalan (halte dan zebra cross), dan papan informasi yang berisi pendidikan kelalulintasan (Gambar 17). Untuk rambu-rambu lalu lintas berada pada suatu tiang yang diletakkan di tengah kanal, dekat dengan gerbang masuk. Tulisan yang ada pada rambu-rambu agak kecil sehingga agak sulit terbaca.
5. Fasilitas Toilet
Fasilitas toilet merupakan fasilitas penting yang dibutuhkan oleh pengunjung (Gambar 18). Toilet dibuka dan dijaga setiap hari. Kebersihan toilet dijaga setiap waktu oleh petugas kebersihan sehingga kebersihannya terus terpantau dan bersifat insidental. Akan tetapi, lokasi toilet ini kurang banyak dan tidak tersebar merata serta sulit diakses oleh pengunjung berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, perlu penyediaan fasilitas toilet yang lebih banyak dan jalur akses toilet yang lebih mudah digunakan oleh semua golongan umur dan fisik pengunjung taman.
(a) Rambu Larangan dan Perintah (b) Rambu Peringatan
Gambar 17 Rambu-Rambu dan Street Furniture
(45)
6. Fasilitas Peribadatan
Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat fasilitas peribadatan yaitu sebuah musala. Musala ini terletak di dekat kantor pengelola harian (Gambar 19). Kebersihan dalam musala dijaga setiap hari oleh petugas sehingga kebersihannya terus terpantau.
7. Kafetaria dan Kantin
Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan fasilitas kafetaria dan kantin bagi pengunjung yang ingin membeli makanan atau minuman (Gambar 20). Kafetaria terletak di sebelah barat taman, dekat arena bermain sepeda mini, sedangkan kantin terletak di sebelah utara taman dekat kolam renang. Kafetaria dibangun dengan aksen dinding bata yang dicat warna biru. Kantin/kafetaria ini disewakan kepada masyarakat umum dengan biaya sewa Rp 400.000,00 – Rp 500.000,00 per bulan.
Gambar 18 Fasilitas Toilet
(a) Kondisi Bangunan (b) Kebersihan
(a) Kondisi Bangunan (b) Kebersihan
(46)
8. Panggung dan Ruang Serba guna
Panggung dan gedung serba guna dapat digunakan oleh umum dengan biaya sewa masing-masing Rp 300.000,00 untuk panggung dan Rp 400.000,00 untuk ruang serba guna.
Pada hari-hari tertentu terutama hari libur atau hari Minggu, Taman Lalu Lintas Bandung menyelenggarakan acara khusus seperti atraksi seni budaya dan perlombaan-perlombaan. Atraksi seni budaya yang ditampilkan misalnya sulap, reog, pencak silat, orkes/band, dan seni tari, sedangkan perlombaan yang diadakan seperti lomba nyanyi, tari, dan lukis (Gambar 21). Untuk ruang serba guna, biasanya digunakan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) sebagai tempat untuk terapi pada hari Rabu.
Fasilitas penunjang rekreasi lain seperti tempat sampah, tempat duduk, lampu taman, dan patung cukup tersebar di dalam Taman Lalu Lintas Bandung. Pada umumnya kondisi fasilitas tersebut cukup baik, tetapi masih ditemukan beberapa fasilitas yang kurang terawat/rusak.
(a) Kondisi Bangunan (b) Ketika Ada Perlombaan
Gambar 21 Fasilitas Panggung
(a) Kafetaria (b) Kantin
(47)
4.2 Aspek Biofisik
Aspek biofisik diperoleh melalui studi literatur dan survei lapang secara langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung. Data aspek biofisik meliputi hidrologi, vegetasi, dan satwa.
4.2.1 Hidrologi
Sumber air yang dimanfaatkan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah air pompa dan sumur (air tanah). Pemanfaatan air dari sumur untuk kebutuhan air bersih, sedangkan air pompa digunakan untuk menyiram tanaman dan kebutuhan air kolam renang.
Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat kanal yang lebarnya kurang lebih 1–2 meter dengan kedalaman sekitar satu meter yang mengalir dari arah utara ke arah selatan. Namun, di kanal tersebut jarang dijumpai air karena air yang mengalir ke kanal tersebut biasanya banyak mengandung limbah dari hotel atau perkantoran. Oleh karena itu, dilakukan buka dan tutup pintu air (yang berada di sebelah utara taman) agar air yang mengalir ke dalam taman merupakan air yang bersih (Gambar 22).
4.2.2 Vegetasi
Pada awalnya Taman Lalu Lintas Bandung merupakan taman kota (insulinde park) yang dibuat dengan gaya “indische tropische” (taman tropis Indonesia). Menurut perkumpulan “Bandoeng Vooruit” (dalam Kunto, 1986), konsep taman tropis Indonesia adalah sebagai berikut.
1.Tipe taman merupakan taman terbuka, warga kota dapat berkunjung, berjalan-jalan, dan berekreasi di dalamnya.
2.Jenis flora tropis dominan dalam taman. Flora tropis ini yang menjadi ciri khas dari “Indische Park” (Taman Indonesia) yang menonjolkan aksen tropis.
(a) Kondisi Fisik (b) Pintu Air
(48)
3.Bangunan dan perlengkapan taman dari bahan besi, batu bata, semen, dan kayu dibatasi pemakaiannya dengan maksud agar taman selalu mengungkap wajah alamiah.
4.Koleksi pohon lindung dan tanaman hiasnya dipilih dari jenis tumbuhan yang kuat, unik, khas, dan langka ditemui di tempat lain.
5.Bentuk tanaman organik umumnya alamiah, tidak teratur (asimetris), dan non-formal.
6.Taman dilengkapi dengan saluran air atau kolam air.
Gaya kolonial juga mempengaruhi karakter dari Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu dengan adanya elemen taman seperti kanal, air mancur serta vegetasi yang tua dan langka. Hal ini dapat memberi kenikmatan psikologis bagi pengunjung yang mengamatinya, yaitu melihat dan merasakan eksistensi mereka dalam arus kesinambungan sejarah antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini terdiri dari vegetasi rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman merambat (climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Keberadaan pohon pelindung yang dominan, membuat konsep taman tropis masih terasa di dalam taman ini. Beberapa di antara pohon tersebut ada yang telah berusia kurang lebih 70 tahun, antara lain dari jenis angsana (Pterocarpus indicus), beringin karet (Ficus elastica), pohon sosis (Parmentiera cereifera), palem raja (Roystenia regia), kecrutan (Spathodea campanulata), ki hujan (Samanea saman), dan sawo kecik (Manilkara kauki) (Gambar 23). Jenis rumput yang umum dijumpai adalah rumput paetan (Axonopus compressus). Secara rinci data vegetasi dalam Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Tabel 9.
(a) Pohon Ki Hujan (b) Pohon Sosis
(49)
Tabel 9 Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung
No Nama Tanaman Jumlah
Nama Latin Nama Lokal/Lain
Penutup Tanah/Ground Cover
1 Althernantera sp. Krokot 4 m2
2 Arachis pintoi Kacang-kacangan 10 m2
3 Carex morrowii Kucai 72 m2
4 Chlorophytum sp. Lili paris 11 m2
5 Iresine herbstii Simbang darah 19 m2
6 Rhoeo discolor Adam hawa 43 m2
7 Sansevieria sp. Lidah mertua 14 m2
8 Spathiphyllum sp. Peace lily 10 pb Semak
1 Acalypha macrophylla Teh-tehan 246 pb
2 Acalypha wilkesiana Daun renda 4 pb
3 Alocasia sp. Talas 8 pb
4 Arundinaria pumila Bambu jepang 9 pb
5 Canna sp. Kana 180 pb
6 Duranta sp. Pangkas kuning 23 pb
7 Furcraea gigantea Giant false agave 10 pb
8 Hemma sp. Kemoceng 85 pb
9 Hibiscus sp. Kembang sepatu 4 pb
10 Hymenocalis speciosa Spiderlily 3 pb
11 Impatiens sp. Pacar air 9 m2
12 Ixora sp. Soka 2 pb
13 Jatropha pandurifolia Batavia 1 pb
14 Neomarica longifolia Iris 277 m2
15 Pedilanthus tithymaloides Patah tulang 52 m2
16 Phyllantus urinaria Cendrawasih 52 pb
17 Rhapis excelsa Palem wregu 12 pb
18 Schefflera sp. Walisongo 2 pb
19 Zinnia elegans Bunga kertas 10 m2
Perdu
1 Chrysalidocarpus lutescens Palem kuning 11 pb
2 Codiaeum sp. Puring 59 pb
3 Cordyline fruticosa Hanjuang hijau variegata 22 pb 4 Cordyline terminalis Hanjuang merah 838 pb
5 Dracaena sp. Drasena 4 pb
6 Euphorbia mili Euphorbia 3 pb
7 Malvaviscus arboreus Turkish cap 2 pb
8 Mussaenda sp. Nusa indah 16 pb
(50)
10 Pandanus amaryllifolius Pandan 10 pb 11 Phaleria macrocarpa Mahkota dewa 2 pb
12 Rhododendron sp. Azalea 4 pb
Pohon
1 Acacia longifolia Akasia 1 pb
2 Areca catechu Pinang 3 pb
3 Artocarpus communis Sukun 21 pb
4 Artocarpus integra Nangka 15 pb
5 Bambusa sp. Bambu 11 pb
6 Bauhinia blakeana Bunga kupu-kupu 6 pb
7 Bismarckia nobilis Palem kipas 3 pb
8 Caesalpinia pulcherrima Kembang merak 2 pb
9 Carica papaya Pepaya 7 pb
10 Casuarina sp. Cemara angin 18 pb
11 Citrus sp. Jeruk 28 pb
12 Delonix regia Flamboyan
-13 Ficus benjamina Beringin 14 pb
14 Ficus elastica Beringin karet 4 pb
15 Filicium decipiens Kerai payung 6 pb
16 Lagerstromia speciosa Bungur 1 pb
17 Mangifera indica Mangga 43 pb
18 Manilkara kauki Sawo kecik
-19 Mimusoph elengi Tanjung
-20 Muntingia calabura Kersen 5 pb
21 Paraserianthes falcatarina Sengon 6 pb
22 Parmentiera cereifera Pohon sosis/Candle tree 1 pb 23 Phoenix roebelenii Palem phoenix 12 pb
24 Pinus merkusii Pinus 87 pb
25 Pisonia grandis Kol banda 1 pb
26 Plumeria sp. Kamboja 1 pb
27 Podocarpus nerifalius Kiputri 2 pb
28 Psidium guajava Jambu 9 pb
29 Pterocarpus indicus Angsana 6 pb
30 Roystenia regia Palem raja 8 pb
31 Samanea saman Ki hujan 5 pb
32 Spathodea campanulata Kecrutan
-33 Stelechocarpus burahol Buah kepel
-34 Swietenia mahogany Mahoni 10 pb
35 Tectona grandis Jati 7 pb
36 Terminalia catappa Ketapang 10 pb
(51)
Tanaman Merambat /Climber
1 Allamanda sp. Alamanda 3 pb
2 Bougainvillea sp. Bugenvil 2 pb
3 Mansoa hymenaea Garlic vine 2 pb
4 Philodendron sp. Daun pilo 2 pb
Tanaman Air/Aquatic
1 Equisetum hymale Paku ekor kuda 1 pb
Keterangan: Pb = Polybag 4.2.3 Satwa
Tidak banyak satwa yang dapat dinikmati sebagai obyek penglihatan dan pendengaran, selain dari beberapa satwa burung seperti jalak, titiran, manyar, engang, blekok, pelatuk, perkutut, gereja, pipit, dan cangkurileung. Satwa lain yang dijumpai di dalam Taman Lalu Lintas Bandung adalah kadal, belalang, kupu-kupu, tawon, semut, dan ulat bulu.
4.3 Aspek Sosial
Aspek sosial Taman Lalu Lintas Bandung meliputi sejarah Taman Lalu Lintas Bandung dan pengunjung. Data untuk aspek sosial didapatkan dengan observasi secara langsung, kuisioner, dan wawancara dengan pengelola dan pengunjung.
4.3.1 Sejarah Taman Lalu Lintas Bandung
Kota Bandung dikenal dengan sebutan Kota Taman. Hal ini bukan hanya karena memiliki banyak taman dan lahan terbuka, tetapi juga karena tata kotanya mengacu pada konsep kota taman (garden city), seperti yang dianut oleh banyak negara di Eropa. Dari sekian banyak taman dan lahan terbuka tempo dulu itu, hanya tersisa sedikit saja sekarang ini. Kebanyakan taman dan lahan terbuka telah hilang atau berubah fungsi, terutama pada lahan terbuka yang berukuran kecil. Salah satu taman tempo dulu yang masih ada sampai sekarang adalah Taman Lalu Lintas Bandung.
Taman Lalu Lintas Bandung atau lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas, merupakan tempat belajar kelalulintasan bagi anak-anak agar mereka dapat berlatih sopan santun berlalu-lintas dan bersikap sebagai seorang pengguna jalan yang taat akan peraturan lalu lintas. Anak-anak akan senang belajar kelalulintasan di taman ini karena metode yang digunakan adalah bermain sambil belajar. Di
(52)
taman ini tersedia permainan yang dapat membantu anak mempelajari etika dan peraturan lalu lintas. Selain itu, terdapat pula berbagai wahana permainan dan rekreasi yang menyatu dengan alam.
Pada awalnya, lahan tempat Taman Lalu Lintas Bandung ini berada merupakan lahan berawa dan di sekelilingnya terdapat rumpun bambu. Untuk mengeringkan lahan itu dibuat saluran drainase yang melintasi bagian tengahnya. Mengingat lahan tersebut letaknya di lingkungan kompleks militer, lahan itu digunakan sebagai tempat upacara dan latihan olahraga bagi anggota militer pada tahun 1915-1919. Secara bertahap dan teratur, mulai tahun 1919, lahan tersebut ditanami berbagai jenis pohon pelindung, tanaman hias, dan tanaman berbunga. Lapangan itu diubah menjadi sebuah taman bergaya indische tropische park (taman tropis) di Kota Bandung pada tahun 1920. Kemudian, oleh Gemeente Bandung, taman tropis tersebut diberi nama Insulinde Park pada tahun 1925 (Kunto, 1986).
Pada tahun 1935 Insulinde Park telah memiliki 90 jenis tanaman keras dan bunga-bungaan. Selanjutnya nama Insulinde Park diganti menjadi Taman Nusantara pada tanggal 28 April 1950. Pada tahun 1958, Badan Keamanan Lalu Lintas Bandung merencanakan membangun Taman Lalu Lintas (Traffic Garden) untuk wadah penyelenggaraan pendidikan kelalulintasan (traffic education), terutama kepada anak sekolah, generasi muda, dan umum. Kepala polisi Provinsi Jawa Barat pada saat itu, R. Enoch Danubrata (alm.), menganjurkan agar Taman Lalu Lintas dibangun di Taman Nusantara (Buku 33 Tahun Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung, 1991). Akhirnya pada 1 Maret 1958, Taman Nusantara menjadi Taman Lalu Lintas Bandung dan diresmikan penggunaannya untuk umum sebagai tempat pendidikan dan rekreasi. Sebagai pengelola tetap dari taman rekreasi tersebut, dibentuk Yayasan Taman Lalu Lintas (YTLL) Bandung pada tahun 1960 .
Berdasarkan SK Menteri Kehakiman No. 58/60 dalam tambahan berdasarkan SK Ketua DPR-GR Kodya Bandung No. 18660/65, Taman lalu Lintas diganti namanya menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (pada akhir tahun 1965). Pergantian nama ini dimaksudkan untuk mengenang putri dari almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution, yang
(53)
meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S). Dengan adanya perubahan nama tersebut, pengelola taman mempunyai nama baru pula yaitu Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (YTLL-AISN).
Selama pergantian tahun dan pergantian kepengurusan pengelolaan, Taman Lalu Lintas Bandung pernah terlantar menjadi hutan ilalang. Rel kereta api mini yang mengelilingi taman hilang tertimbun oleh sampah dedaunan. Baru sekitar tahun 1974, beberapa orang ibu dari perkumpulan Bandung Kota Kembang turun tangan membenahinya hingga menjadi tempat rekreasi, juga sebagai salah satu wadah pendidikan dan latihan, khususnya pendidikan informal tentang kelalulintasan (Azhariyah, 1994). Pada tanggal 1 Maret 2007, dalam rangka memperingati hari jadi Taman Lalu Lintas Bandung yang ke-49, walikota Bandung, Dada Rosada, mengukuhkan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan taman lingkungan hidup.
Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan ketertiban lalu lintas kepada anak-anak agar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Pelaksanaannya melalui bentuk rekreasi dan hiburan dalam sebuah taman yang juga menjadi salah satu taman kota.
4.3.2 Pengunjung
Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung didominasi oleh anak-anak dan para orang tua yang mengantar anaknya. Hal ini dikarenakan sarana bermain yang ada di taman ini diperuntukkan bagi anak-anak berusia di bawah 13 tahun. Oleh karena itu, perlu pendampingan dari orang tua. Kebanyakan anak-anak didampingi oleh ibu mereka. Hal ini sesuai dengan hasil kuisioner, yang dibagikan kepada 46 orang pendamping anak-anak, yang menunjukkan 41% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (Gambar 24a). Selain itu, mayoritas responden mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung dengan tujuan untuk bermain/berekreasi dengan persentase 53% (Gambar 24b). Hal ini menunjukkan bahwa fungsi taman lalu lintas sebagai taman bermain/berekreasi lebih menonjol dibandingkan fungsi lainnya, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan lingkungan hidup.
(54)
Pengunjung yang datang ke Taman Lalu Lintas Bandung mayoritas berasal dari Kota Bandung. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang menunjukkan 67% responden menjawab Kota Bandung sebagai daerah asal (Gambar 25a). Pada Gambar 25b dapat dilihat bahwa tidak ada pengunjung yang datang sendiri. Kebanyakan responden (37%) datang bersama rombongan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa taman ini cukup dikenal di wilayah Kota Bandung. Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola, taman ini sering menjadi tempat diadakannya lomba-lomba yang diikuti TK/SD yang ada di Kota Bandung. Kebanyakan dari TK/SD tersebut datang secara rombongan ke taman ini.
Seratus persen pengunjung menyatakan sudah pernah mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung. Dari seratus persen, 85% menyatakan jarang/tidak tentu mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung, sedangkan 15% responden menyatakan mengunjungi taman sebanyak 1–2 kali seminggu (Gambar 26a).
Gambar 25 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Daerah Asal (a) dan Pendamping Saat Berkunjung (b)
Gambar 24 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung berdasarkan Pekerjaan (a) dan Tujuan (b)
(a) (b)
(a) (b) Kota Bandung 67% Kabupa-ten Bandung 20% Lainnya
13% Sendiri0%
Keluarga 33% Rombong-an 37% Teman 17% Teman dan Keluarga 13% Ibu Rumah Tangga 41% Pelajar/ Mahasiswa 15% PNS/ Swasta 35% Wira-swasta 7% Lainnya 2% Bermain /Berekreasi 53% Belajar Kelalu-lintasan 12% Jalan-Jalan 7% Bersantai 15% Lainnya 13%
(55)
Berdasarkan hari kunjungan, sebanyak 35% responden mengunjungi taman pada hari Minggu (Gambar 26b). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan pengunjung, yang menyatakan bahwa kedatangannya ke Taman Lalu Lintas Bandung jika ada acara atau perlombaan yang biasanya diadakan pada akhir pekan atau hari libur.
Pada Gambar 27 dapat dilihat bahwa kebanyakan pengunjung (52%) mengetahui informasi tentang Taman Lalu Lintas Bandung dari keluarga dan 31% dari teman. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya media promosi dari pengelola. Menurut hasil wawancara dengan beberapa pengunjung, kedatangan mereka ke taman ini merupakan suatu kegiatan untuk mengenang masa kanak-kanaknya dahulu sewaktu bermain di Taman Lalu Lintas Bandung sekaligus memperkenalkan taman ini kepada anak-anak mereka.
Gambar 26 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Frekuansi Berkunjung (a) dan Hari Kunjungan (b)
Gambar 27 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Sumber Informasi
(a) (b)
Hari Sabtu 28% Hari Minggu
35% Hari Kerja
13% Hari Libur
Nasional 22%
Setiap Hari 2%
Teman 31%
Keluarga 52% Media
Cetak 4%
Media Elektronik
2%
Lainnya 11% 1-2 Kali Seminggu 15%
Baru Pertama
Kali 0% Setiap Hari
0%
Jarang/ Tidak Tentu
(56)
Taman Lalu Lintas Bandung ramai dikunjungi pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dan hari libur (Lebaran, Natal, dan tahun baru). Hal ini dapat dilihat pada grafik jumlah pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung berdasarkan hari pada Gambar 28.
4.4 Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan
Aspek pengelolaan dan pemeliharaan terdiri dari struktur organisasi, tenaga kerja dan penjadwalan, alat dan bahan, pengelolaan karcis, dan anggaran biaya.
4.4.1 Struktur Organisasi
Setelah Taman Lalu Lintas diresmikan pemakaiannya pada tanggal 1 Maret 1958, taman ini kemudian dikelola oleh Badan Keamanan Lalu Lintas (BKLL). Dalam perkembangannya tersebut, tidak ada pasal yang menyinggung mengenai tata cara/peraturan tentang pengurus/pengelola Taman Lalu Lintas dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BKLL dari pusat. Oleh karena itu, BKLL cabang Bandung meminta persetujuan pada BKLL pusat mengenai rencana pembentukan yayasan sebagai pemilik dan pengelola Taman Lalu Lintas.
Pada tanggal 24 Juni 1960, Ketua BKLL Pusat memberikan persetujuan secara tertulis. Selanjutnya, dibentuk Badan Pendiri Taman Lalu Lintas dengan anggota sebanyak 21 orang yang semuanya merupakan anggota BKLL dari cabang Bandung yang kemudian mendirikan Yayasan Taman Lalu Lintas (YTLL) dengan akte No. 58 tertanggal 9 Juli 1960 oleh notaris Bapak Noezar di Bandung. Pada tanggal 19 Mei 1966 merupakan awal dari penggunaan nama Yayasan
Gambar 28 Jumlah Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Hari
1291 1606 1356 1479
807
6272
5333
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat sabtu Minggu
Ju
mla
h
Pe
ng
un
ju
n
g
(Ora
ng
(57)
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani (YTLL BANDUNG) Bandung. Pergantian nama ini dimaksudkan untuk mengenang putri dari almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution, yang meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) (http://patrolikeamanansekolah01.wordpress.com). Struktur organisasi Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.4.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan
Tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung berjumlah 50 orang, 37 laki-laki dan 13 perempuan (BPS, 2009). Kelimapuluh tenaga kerja tadi terdiri dari 10 orang pengurus harian, 6 di bidang pendidikan, 24 orang karyawan lapang, 4 orang keamanan, dan 6 orang tenaga bantuan. Jadwal tenaga kerja tersebut terbagi ke dalam dua shift: pukul 07.00 – 14.00 untuk karyawan lapang dan 08.00 – 15.00 untuk karyawan lainnya.
Sebelum taman dibuka pada pukul 08.00, seluruh karyawan lapang melakukan kegiatan membersihkan taman sampai dengan pukul 08.00. Setelah kegiatan pembersihan taman tersebut, para karyawan lapang menjadi portir (penjaga loket) pada area permainan berkarcis. Karyawan lapang yang berjumlah 24 orang tersebut dibagi per area kerja, 15 petugas di depan dan 9 lainnya bertugas di area belakang. Karyawan lapang ini selain merangkap menjadi potir, mereka juga merangkap menjadi teknisi bila ada sarana bermain yang rusak.
Terdapat enam orang tenaga pembantu. Tenaga pembantu tersebut tidak datang setiap hari di Taman Lalu Lintas Bandung. Mereka diperlukan pada hari-hari tertentu, yaitu pada saat ramai pengunjung (biasanya pada hari-hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional). Tugas mereka adalah sebagai porter dan pendokumentasi. Tenaga pembantu ini biasanya merupakan kerabat dari karyawan Taman Lalu Lintas Bandung.
Jadwal pemeliharaan yang telah dibuat di Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari jadwal pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan insidental (Tabel 10).
(58)
Tabel 10 Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung
Kegiatan Jenis Pekerjaan Frekuensi Kegiatan
Pemangkasan Pemangkasan rumput Mingguan
Pemangkasan daun tanaman Bulanan
Penebangan pohon Insidental
Perawatan Perawatan pohon/tanaman Bulanan
Perawatan pagar Bulanan
Perawatan rambu-rambu Tahunan
Perawatan sumur resapan Bulanan
Perawatan air mancur Bulanan
Pembersihan Penyapuan area Harian
Pembersihan patung-patung Mingguan Pembersihan kursi taman Mingguan
Pembersihan selokan Mingguan
Pembersihan toilet Harian
Pembersihan lantai gedung Harian Pembersihan kaca gedung Harian
Pembersihan pavingblock Mingguan
Pembersihan tempat sampah Harian Pembersihan atap gedung Bulanan Pembuangan sampah ke TPS Harian
Pengecatan Pengecatan kanstien Tahunan
Pengecatan alat mainan Tahunan
Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung, 2010
Kegiatan pemeliharaan dibagi menjadi 18 area pekerjaan, yaitu area depan dan area belakang. Agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan optimal, dilakukan pengawasan oleh pengawas yang berkeliling mengontrol jalannya kegiatan pemeliharaan. Sejak bulan Februari 2010, diberlakukan daily report, yaitu catatan hasil pekerjaan tiap karyawan yang akan diperiksa oleh pengawas setiap harinya (Lampiran 4). Daily report ini dibagikan ke masing-masing karyawan lapang dan tiap karyawan mendapat tugas yang berbeda (sesuai dengan area kerjanya). Daily report akan diperiksa oleh pengawas dan akan dikembalikan ke petugas lagi agar petugas tersebut dapat mengetahui hasil kinerjanya. Bagi petugas yang memiliki penilaian yang baik, diberikan reward atau penghargaan tiap tahunnya.
Jadwal pemeliharaan yang ditentukan umumnya hanya pada kegiatan pemeliharaan soft material yang bersifat rutin, sedangkan yang bersifat tidak rutin dan insidental serta kegiatan pemeliharaan hard material tidak dijadwalkan secara rinci. Kegiatan pemeliharaan hard material contohnya adalah perawatan perangkat bermain. Jenis pekerjaannya adalah pembersihan/pengelapan perangkat
(59)
Gambar 29 Kegiatan Pemeliharaan
(a) Penyapuan (b) Pembuangan Sampah
(c) Perbaikan Mainan (d) Pengecatan
bermain, penggantian spare part, pengecatan, dan perbaikan mainan (insidental). Untuk pemeliharaan kolam renang dilakukan tiap dua kali seminggu (setiap hari Senin dan Selasa). Kegiatan pemeliharaannya, antara lain, berupa penyaringan sampah, pengurasan, penyedotan, dan pengobatan (dengan kaporit).
Untuk kegiatan pengelolaan sampah, terdapat tempat pembuangan sampah (TPS) di sebelah belakang taman sebagai tempat pengumpulan sampah. Sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan, Kotamadya Bandung, setiap dua hari sekali. Untuk sampah organik, setelah dikumpulkan di suatu tempat, sampah tersebut didiamkan sampai membusuk sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik. Beberapa jenis kegiatan pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 29.
.
4.4.3 Alat dan Bahan
Dalam pelaksanaan pemeliharaan diperlukan alat dan bahan untuk mendukung keberhasilan pemeliharaan. Alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharaan disediakan oleh pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung. Alat yang digunakan secara umum seperti sapu, kape, gunting pangkas, babatan, selang air, keranjang, sapu lidi, sikat kawat, mesin rumput, gerobak sampah, kain lap, dan kain pel (Tabel 11).
(1)
Lampiran 3 Struktur Organisasi YTLL–AISN
Administratur TLL-AISN Bidang Pendidikan
Pengawas Bidang Sarana dan Umum
Pengurus Harian 5. TK dan PG
6. Program PPKLL
3. Kepegawaian 4. Inventaris 5. Dokumentasi 2.Pemeliharaan sarana bermain 3.Pemeliharaan tanaman 4.Kebersihan taman 5.Humas 5. Keuangan 6. Administrasi 7. Personalia 8. Karcis Dewan Pembina Dewan Pengawas Pengurus YTLL-AISN Sekretariat DP Sekretariat YTLL
(2)
(3)
L
(4)
Lampiran 6 Formulir Laporan Karcis Harian
(5)
Lampiran 7 Formulir Laporan Karsis Bulanan
(6)