Saran SIMPULAN DAN SARAN

58 menguntungkan untuk diusahakan BC ratio 1.3 -3.6 jika dikombinasikan dengan produk kelapa segar. Jika produk kelapa berupa kopra, maka keuntungan hanya diperoleh pada kombinasi kelapa 20 dan 50 thn+kacang tanah BC ratio 1.1-2.4 dan kombinasi kelapa-50+jagung atau padi BC ratio 1.5-1.9 dan merugikan pada kombinasi kelapa -20+jagung atau padi.

5.2 Saran

Penelitian dapat dikembangkan dengan memakai peralatan pengukur intensitas radiasi matahari yang lebih baik dalam jumlah yang memadai. Penelitian sebaiknya dilanjutkan dengan menggunakan sistem tanam dan umur kelapa lebih beragam dengan melakukan kombin asi monokultur dan polikultur. Kegiatan penelit ian dilakukan minimal 5 tahun untuk mendapatkan data yang lebih representatif. Penelit ian sebaiknya dilakukan di perkebunan kelapa rakyat dengan jarak dan sistem tanam yang tidak teratur. Aplikasi program simulasi tetap dikembangkan sehingga untuk masa d epan tidak perlu lagi melakukan kegiatan lapang yang memakan biaya, tenaga dan tidak efisien. DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 2010. Kacang tanah Arachis hypogeal L. Kantor Deputi Menristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. http:www.ristek.go.id [15 Juni 2010 Arrijani. 2007. Korelasi model arsitektur pohon dengan laju aliran batang, curahan tajuk, infiltrasi, aliran permukaan dan erosi: Suatu studi tenjtang peranan vegetasi dalam konservasi tanah dan air pada sub-DAS Cianjur Cisokan Citarum Tengah [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Baharsjah JS. 1980. Pengaruh naungan pada berbagai tahap perkembangan dan populasi tanaman terhadap pertumbuhan, hasil dan komponen hasil kedelai Glycine max L Merr [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. --------------. 1982. Hubungan cuaca dengan tanaman [bahan ajar]. Di dalam:Makalah Pelatihan Penerapan Agrometeorologi dalam Pengembangan Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Baldy C, Stigter CJ. 1997. Agrometeorology of multiple cropping in warm climates. INRA-Paris [BALITKA] Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Dalam cocos nucifera. 2001. Departemen Pertanian. Jakarta [BALITTRI] Balai Penelitian Tanaman Industri. 1983. Petunjuk pelaksanaan blok penghasil tinggi kelapa Dalam. Direktorat jenderal Perkebunan bekerjasama dengan Balai Penelit ian Tanaman Industri, Bogor-Jakarta. Barri NL dan Koesmaryono Y. 2005. Studi kasus pola penerusan radiasi surya di bawah tajuk pertanaman kelapa untuk peningkatan efisiensi lahan. Di dalam: Tanggung jawab agronomi dalam revitalisasi pertanian. Prosiding Seminar Nasional; Malang, 27 – 28 September 2005. Malang: Perhimpunan Agronomi Indonesia. Hlm 98 -106. Basri Haradi. 2010. Grand Strategi Dewan Kelapa Indonesia. http: www. dekindo.comcontentaboutusgrand_strategy.pdf [2 Januari 2012] Beer J, Muschler R, Kass D, Somarriba E. 1998. Shade management in coffee and cacao plantations. Agroforestry Sistems. 38:139-164 60 Beets WC. 1982. Multiple Cropping and Tropical Farming System. England. Gower Publishing Company Limited. Braconnier S. 1998. Maize-coconut intercropping: Effects of shade and root competition on maize growth and yield. Agronomie 18:373- 382. Bruijnzeel LA and Critc Hley WRS. 1994. Environmental impact of logging moist tropical forest. IHP Humid Tropics Program Series No. 7. Campbell GS. 1986. Extinction coefficient for radiation in plant canopies calculated using an ellipsoidal inclination angle distribution. Agricultural and Forest Meteorology 36:317-321 Chang JH. 1974. Climate and Agriculture, an Ecological Survey. Aldine Publishing Company. Copeland EB. 1931. The Coconut. Macmillan and Co., limited. London. 233 hlm. Darwis SN. 1988. Tanaman Sela di antara Kelapa. Seri Pengembangan No.2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Bogor. Dauzat J and Eroy MN. 1997. Simulating light regime and intercrop yield in coconut based farming systems. European Journal of Agronomy 7:63-74. [Davao Research Centre]. 1998. The light levels under coconut canopy. Agronomy and soils division-Philipine Coconut Authority. Davao - Philipine. Flenet F, James RK, James AB, Mark EW, Donald CR. 1996. Row spacing effect on light extinction coefficients of corn, sorghum, soybean, and sunflower. Agron J. 88:185-190. Frazer GW, Canham CD, Lertzman KP. 1999. Gap light analyzer GLA version 2.0: Imaging software to extract canopy structure and gap light transmission indices from true -colour fisheye photographs, users manual and program documentation. Simon Fraser University. 36 hlm. Friday, JB, James HF. 2001. A simulation model for hedgerow light interception and growth. Agricultural and Forest Meteorology 108 : 29-43. Ganis A. 1997. Radiation transfer estimate in row canopy:A simple procedure. Agricultural and forest Meteorology 88:67 -76 61 Hairiah K, Widianto, Sri RU, Betha L. 2002. Model Simulasi untuk Sistem Agroforestri. [ICRAF] International Centre for Research Agroforestry. Bogor. Handoko. 1993. Klimatologi dasar Landasan pemahaman fisika atmosfir dan unsur-unsur iklim [editorial]. Departemen Geofisika dan Meteorologi. Bogor: FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Handoko. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer untuk Pertaninan. Departemen Geofisika dan Meteorologi. Bogor: FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Http:www.fao.orgDOCREP005AC489EAC489E02.htm. [17 Sep 2004]. Http:www.puslittan.bogor.netindex.php?bawaan = varietasvarietas_ detail komoditas=05026id=Kancilpg=1varietas=1 . [4 Jan. 2012] Irianto GM. 2002. Karakteristik intersepsi radiasi surya pada kelapa Dalam dan kelapa Genjah [skripsi]. Bogor: Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Japar JS. 2000. Intersepsi hujan pada kelapa Dalam, Hibrida, dan Genjah [skripsi]. Bogor: Departemen Geo fisika dan Meteorologi FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Jones GH. 1992. Plant and Microclimate, A Quantitative Approach to Environmental Plant Physiology second edition. Cambridge University Press. Jumin HB. 2002. Agroekologi, Suatu Pendekatan Fisiolo gis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kaimuddin. 1994. Kajian Model Pendugaan Intersepsi Hujan di Tegakan pinus merkusii, Agathis lorathifolia dan Schima walicii di Hutan Pendidikan Gunung Wallat Sukabumi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Koesmaryono and Sabaruddin Laode. 2005. Scientific agrometeorological Aspect of Efficient Resources Use in Some Intercropping System in Southeast Sulawesi, Indonesia . J. Agric. Meteorol. 60 5: 331-35. ----------------, Sabaruddin Laode and Stigter Kees. 2005. Derived agrometerological information serving government and farmer‟s decisions in some intercropping systems in Southeast Sulawesi, Indonesia, J. Agric. Meteorol. 60 5: 343-47. 62 ----------------- and Sugimoto. 2005. Dry matter production and yield of maizae-soybean intercropping systems. J. Agric. Meteorol. 60 5: 941-44 Lakitan B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lamanda N, Jean D, Chistophe J, Eric M. 2004. Using 3D architecture models for evaluation of small holder coconut -based agroforestry sistem [artikel]: 1 st World Congress of Agroforestry: Working Together for Sustainable Land Use Sistems. 27 june –2 July 2004. Orlando, florida, USA. Larsen RD, Kershaw JA. 1996. Influence of canopy structure assumptions on predictions from Beer‟s law. A comparison of deterministic and stochastic simulations. Agriculture and forest Meteorology. 81:61-77. Mahmud Z. 2008. Modernisasi usahatani kelapa rakyat. Pengembangan Inovasi Pertanian 14:274-287. Jakarta. Monteith JL, Unsworth MH. 1990. Principles of environmental physics. Edward-Arnold. London Moss JRJ. 1992. Measuring light interception and the efficiency of light utilization by the coconut palm Cocos nucifera. Expl. Agric 28:273-285 Musa Y. 2007. Analisis pertanamana jagung pada sistem tumpangsari dengan tanaman kelapa. Jurnal Agrisistem. Desember Vol. 3 No. 2. Nelliat EV, Bavappa KV and Nair PKR. 1974. Multistoryed cropping: A New Dimension Cropping for Coconut Plantation. World Crops 266:262-66 Ohler JG. 2006. Modern coconut management; palm cultivation and products. eArticle by Food and Agriculture organization of United Nations http:www.amazon.co.ukModern-Coconut-Management- Cultivation-Productsdp185339467X [ 4 Oktober 2006]. 137 pp. Pelawi SF. 2009. Intersepsi pada berbagai kelas umur tegakan kelapa sawit Elaeis guinnensis [skripsi]. Medan: Fakultas Kehutanan , Universitas Sumatera Utara. Penning de Vries, FWT, Van Laar HH. 1982. Simulation of Plant Growth and Crop Production. Center for Agricultural Publishing and Documentation. Wageningen-Netherland 63 Proud KRS. 2005. A guide to intercropping coconuts. www.udpmindanao.org. [10 Juni 2010]. [Puslibangtan] Pusat Penelitian Tanama Pangan. 2012 . Deskripsi Tanaman Jagung Manado Kuning, Padi gogo Limboto, dan Kacang Tanah Kelinci. http:puslit.bogor.netindex.php ? 9 Januari 2012. Ramirez JA, Senarath SUS. 1999. A Statistical dynamical parameterization of interception and land surface-atmosphere interaction. Am. Meteorol.Soc. 13:4050-4063. Rauf A. 2009. Intersepsi hujan dan pengaruhnya terhadap pemindahan energi dan massa pada hutan tropika basah: Studi kasus taman nasional LORE LINDU [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjan a, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ridwan BM. 2009. Penerapan model Gash untuk pendugaan intersepsi hujan pada perkebunan kelapa sawit Studi kasus di Unit Usaha Rejosari PTPN VII Lampung [skripsi]. Bogor: Program Studi Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rochette P, Desjardinas RL, Pattey E, Lessard R. 1996. Instantaneous measurement of radiation and water use efficiences of a corn crop. Agron J. 88:627-635. Rukmana HR. 1997. Usaha tani jagung.Yogyakarta: Kanisius Serra M, Dauzat J, Auclair D. 2001. Using plant-architectural models for estimationof radiation transfer in a coconut -based agroforestry sistem. Agroforestry Sistems 53:141-149. Kluwer Academic Publishers [sumber: TEEAL CD-ROM]. Sitaniapessy, P.M. 1982. Pengaruh Iklim dan Cuaca terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor Sitompul SM. 1998. Radiasi dalam system agroforesti [bahan ajar]. WaNulCAS; Model simulasi untuk sistem agroforestri. [ICRAF] International Centre for Research Agroforestry. Bogor-Indonesia. Stadt KJ, Leiffers VJ, Pinno BD. 2001.Modelling light dynamics in boreal mixwood forests. [Project report, 2001-12]. www.ualberta.casf [10 juni 2009] Sugimoto, Koesmaryono, and Nishii Miyahara. 2005. Canopy photosynthesis of Maize-Soybean intercropping systems. J. Agric. Meteorol. 605: 937-940 64 Suharto E. 2007. Model empiris intersepsi tajuk dan curah hujan efektif pada tegakan sawit Elaeis guineensis Jacq.. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Edisi Khusus.3:365-370 Suparman dan Abdurahman. 2003. Teknik pengujian galur kacang tanah toleran naungan di bawah tegakan pohon kelapa. Buletin Teknik Pertanian Vol. 8 No.2:76-79 Suryanto P, Tohari, Sabarnurdin SM. 2005. Dinamika system berbagai sumberdaya resource sharing dalam agroforestri: dasar pertimbangan penyusunan strategi silvikultur. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2:165-178. Squire GR. 1990. The Physiology of Tropical Crop Production. CAB International-Wallingford-UK. Tarigans DD dan Sumanto. 2002. Penelitian pola usaha tani berbasis kelapa hibrida di Cimerak. Jurnal Littri 8 4:109-116. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Thondok AR. 1998. Pemanfaatan peluang pengembangan kelapa dalam era globalisasi. Di dalam: Modernisasi Usaha pertanian berbasisi kelapa. Prosiding Konferensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung 21-23 April 1998. Hlm 25-32 Tsubo M, Walker S. 2002. A model of radiation interception and use by maize-bean intercrop canopy. Forest Ecology and Management 110:203 – 215. Wilson and Ludlow,1991. The Pasture-Cattle-Coconut System http:www.fao.orgDOCREP005AC489EAC489E02.htm [10 Maret 2010] Zhang Xiao-Quan, Deying Xu. 2002. Modeling radiation transfer within the canopy of a Chinese fir plantation. Forest Ecology and Management 170:107-116. 65 Lampiran 1 Lokasi penelitian di Kebun Percobaan Kima Atas BALIT PALMA Balai Penelitian Tanaman Palma Manado- Sulawesi Utara Lokasi penelitian ini terletak pada ketinggian 80 m dpl pada koordinat 1.32 LU dan 124.54 BT dan berjarak 500 m dari Airport Sam Ratulangi kea rah Utara. Kebun Percobaan Kima Atas merupakan salah satu tempat koleksi beberapa varietas kelapa, termasuk jenis kelapa “KOPYOR” yang penelitiannya sedang intensif dilakukan. Blok 50 tahun pada lokasi penelitian adalah lokasi kelapa Dalam Mapanget, Tenga, dan Palu kelapa Unggul Nasional yang juga merupakan sumber benih tersertifikasi. Blok 20 tahun adalah koleksi beberapa kelapa Hibrida DalamxDalam saat ini juga sebagai salah satu sumber benih. Blok kelapa 5 tahun merupakan peremajaan kelapa sumber benih yang induknya diambil adalah kelapa Dalam unggul yang ada di Balit Palma. Sumber : Google-earth [10 Maret 2010] koordinat 1.23 LU; 124.54 BT 50 t hn 20 t hn Air por t Sam R at ulang i K e bun Perc . K IM A AT AS B AL I T K A Blok 20 thn Blok 5 thn Blok 50 thn Blok open lahan 66 Lampiran 2 Keragaan tanaman kelapa umur 5, 20, dan 50 tahun. Sumber: Dokumentasi pribadi KELAPA UMUR 5 TAHUN Jenis kelapa Dalam Batang belum jelas terbentuk Tajuk belum terbentuk sempurna Rata-rata luas daun 338.53 m 2 Tutupan proyeksi tajuk rendah Tinggi batang semu 0.55 m Belum berbuah Sistem tanam segitiga 9x9x9m Pemeliharaan rutin dilakukan KELAPA UMUR 50 TAHUN Jenis kelapa Dalam Batang lurus, kasar, bertakik Tajuk terbentuk sempurna Rataan luas daun 191.98m 2 Tutupan proyeksi tajuk rendah Rataan tinggi tanaman 15.32m Sistem tanam segiempat 10x10m Pemeliharaan rutin dilakukan KELAPA UMUR 20 TAHUN Jenis kelapa Hibrida Batang lurus, kasar, bertakik Tajuk terbentuk sempurna Rataan luas daun 301.15m 2 Tutupan proyeksi tajuk tinggi Rataan tinggi tanaman 12.03m Sistem tanam segitiga 9x9x9m Pemeliharaan rutin dilakukan 67 Lampiran 3 Persiapan lahan dan penanaman tanaman sela. Sumber: Dokumentasi pribadi Tanam kacang tanah di kelapa umur 20 tahun Rotari lahan penelitian setelah pembajakan dan pen yisiran di lahan ter buka Pembajakan lahan pen elitian pada pertanaman kelapa umur 50 tahun Tanam padi di lahan ter buka Tanam jagung di kelapa umur 50 tahun 68 Lampiran 4 Langkah-langkah penggunaan software 3Ds Max Design DIOPERASIKAN DENGAN EXCEL MO D EL K E L APA 3D 69 Lampiran 5 Kalibrasi luas anak daun kelapa menggunakan Leaf Area Meter Jumlah contoh anak daun kelapa 50, diambil secara sengaja dari lima pelepah daun kelapa, bagian ujung, tengah dan bawah. Pengukuran dengan leaf area meter diulang tiga kali. Nilai rata-rata luas dari LAM digunakan untuk membangun persamaan kalibrasi sebagaimana gambar pada Lampiran 10. Nama alat: Leaf Area Meter, skala 1 x 10 2 tingkat ketelitian 2 decimal. Lokasi: Laboratorium ekofisiologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado-Sulawesi Utara. 70 Lampiran 6 Keragaan tanaman sela jagung, padi dan kacang tanah. Keragaan padi di kelapa umur 50 tahun Keragaan jagung di kelapa umur 20 tahun Kelapa 5 thn Kelapa 20 thn Lahan terbuka Kelapa 50 thn Keragaan kacang tanah di kelapa umur 50 tahun Lampiran 7 a Posisi bayangan kelapa tanggal 21 Maret jam 08:00 sd 17:00 Kelapa Dalam umur 50 tahun sistem segiempat 10m x 10m.

09.00 10.00