Kandungan Gizi Tanaman Genjer Pemeriksaan Histologi Tumbuhan

melalui luka. Ruang antar diafragma dipenuhi parenkima berbentuk bintang pada tumbuhan akuatik yang tidak tenggelam. Fahn 1991.

2.3 Kandungan Gizi Tanaman Genjer

Tanaman genjer L. flava mengandung gizi yang cukup lengkap, dari protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Nilai masing-masing komponen gizi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Kandungan gizi tanaman genjer L. flava Komposisi gizi Jumlah100 g bahan a Jumlah b Energi 33 kkal 343,26 ± 9,75 kJ100 g Protein kasar 1,7 g 0,28 ± 0,01 Lemak kasar 0,2 g 1,22 ± 0,01 Karbohidrat 7,7 g 14,56 ± 0,14 Abu - 0,79 ± 0,03 Kalsium 62 mg 770,87 ± 105,26 mg100 g Fosfor 33 mg - Besi 2,1 mg - Potasium - 4202,5 ± 292,37 mg100g Tembaga - 8,31 ± 1,83 mg100 g Magnesium - 228,1 ± 15,26 mg100 g Zinc - 0,66 ± 0,05 mg100 g Natrium - 107,72 ± 17,15 mg100 g Vitamin A 3.800 mg - Vitamin B1 0,07 mg - Vitamin C 54 mg - Air 90 g 79,34 ± 0,15 Serat kasar - 3,81 ± 0,04 B.D.D 70 - Sumber: a Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan 1992, diacu dalam Astawan dan Kasih 2008 b Bujang et al. 2009, jumlah dalam berat kering Daun dan bunga dari tanaman genjer Limnocharis flava berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Kandungan kimia dari daun dan bunga tanaman genjer diantaranya kardenolin, flavonoida dan polifenol. Pengolahan genjer sebagai penambah nafsu makan adalah dengan pengukusan genjer segar hingga setengah matang dan dikonsumsi sebagai lalapan Anonim 2009.

2.4 Pemeriksaan Histologi Tumbuhan

Histologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur internal dari tanaman. Histologi berhubungan dengan struktur sel dan jaringan. Tanaman terdiri atas jaringan vegetatif dan jaringan reproduktif. Secara morfologi, jaringan merupakan kesatuan sejumlah sel, serupa dalam asal-usul dan fungsi utama, bersifat terus-menerus. Kajian objektif untuk mengidentifikasi histologi pada tanaman diukur dalam gambaran mikroskopis. Morfologi sel digambarkan dengan ukuran sel dan bentuk dan dengan ketebalan dinding sel Guillemin et al. 2004. Metode utama dari pengkajian struktur tanaman adalah menggunakan peralatan penyayatan tipis untuk bahan tanaman dan maserasi dalam larutan yang membebaskan sel-sel dari sel lainnya. Metode umum untuk mempelajari jaringan diantaranya metode beku, metode seloidin, metode paraffin, metode penanaman rangkap. Metode paraffin banyak digunakan karena hampir semua macam jaringan dapat dipotong dengan baik bila menggunakan metode ini. Kelebihan metode paraffin diantaranya irisan dapat jauh lebih tipis daripada menggunakan metode beku atau metode seloidin. Irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah bila menggunakan metode ini dan prosesnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode seloidin Suntoro 1983. Metode pembuatan preparat terlebih dahulu dilakukan sebelum mempelajari histologi tanaman. Metode pembuatan preparat dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu preparat segar, preparat utuh whole mount, dan preparat yang dilakukan proses penanaman embedding. Pembuatan preparat segar dilakukan dengan sayatan tipis melintang dan diletakkan pada gelas objek kemudian diwarnai. Pembuatan preparat utuh merupakan metode pembuatan preparat sampel secara utuh biasanya untuk tanaman dengan ukuran kecil. Tahapan untuk preparat ini terdiri atas fiksasi bertahap, penggunaan xilol berseri, pewarnaan, inkubasi, dehidrasi, dan perekatan ke gelas preparat, dan dilakukan penutupan. Proses pembuatan preparat embedding terdiri atas gelatin embedding, paraffin embedding, nitrocellulose embedding, double embedding, dan embedding pada plastik Kiernan 1990, diacu dalam Kristiono 2009.

2.5 Mineral dan Fungsinya