KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI PENERIMAAN SOSIAL PADA WARIA

KEMATANGAN EMOSI DANPERSEPSI PENERIMAAN SOSIAL PADA
WARIA
Oleh: DIAN FEBRIYANTI (00810074)
Psychology
Dibuat: 2007-01-19 , dengan 3 file(s).

Keywords: Kematangan Emosi, Persepsi Penerimaan Sosial, Waria.
Untuk mencapai hubungan yang lebih matang dan luas setiap individu dalam berinteraksi
membutuhkan lingkungan sosial yang mampu menciptakan ketenangan dan dapat menerima
mereka sebagai bagian dari anggota kelompok. Hal ini terkait dengan kebutuhan akan
keikutsertaaan dan diterima dalam kelompok merupakan hak yang sangat penting, bagi setiap
individu sejak “melepaskan diri” dari keterikatan keluarga dan berusaha memantapkan
hubungan-hubungan dengan teman dan lingkungan masyarakat. Begitu juga yang dibutuhkan
waria. Timbulnya persepsi penerimaan sosial bagi setiap individu tidak terkecuali kaum
minoritas seperti halnya waria, merupakan kebutuhan dasar sebagai makluk sosial yang diawali
karena adanya kebutuhan untuk diperhatikan dan diakui keberadaannya. Secara psikologis, setiap
manusia termasuk waria memerlukan kehadiran orang lain, dan ketentraman serta ketenangan
batin yang berasal dari rasa terlibat dalam suatu kelompok baik itu kelompok sosial yang
anggotanya memiliki gagasan dan pola perilaku yang sama, maupun kelompok masyarakat
secara keseluruhan. Bukan rasa takut karena dikucilkan dan dicemooh seperti yang selama ini
sering dialami waria.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang
diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipoesis.
Kematangan Emosi adalah kemampuan seseorang mengelola emosinya, menilai situasi secara
kritis, mempunyai stabilitas emosi ketika berhadapan dengan orang lain yang ditandai oleh tidak
“meledakkan” emosinya di hadapan orang lain, mampu menilai situasi secara kritis dan memiliki
suasana hati yang stabil.
Persepsi Penerimaan Sosial adalah kemampuan waria dalam memahami apakah dirinya diterima
atau dipilih untuk masuk menjadi anggota kelompok, dan karena penerimaan sosial ini maka
seseorang terlibat dalam kegiatan kelompok sosial. Yang ditunjukkan dengan sikap kooperatif
dan tidak egosentris, dapat menyesuaikan terhadap harapan sosial serta tidak menyesuaikan diri
secara berlebihan, adanya partisipasi dan aktivitas social. Yang diukur dalam skala Persepsi
Penerimaan Sosial.
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah waria yang menjadi anggota IWAMA
sebanyak 45 orang sampel. Waktu penelitian 15 – 22 Maret 2006. Alat ukur yang digunakan
adalah skala pengukuran psikologis. Analisa data menggunakan korelasi product moment.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kematangan emosi waria cenderung tinggi dimana
berdasarkan hasil penelitian kepada 45 orang waria anggota IWAMA, bahwa 24 orang (53,33%)
mempunyai tingkat kematangan emosi yang tinggi dan 21 orang (46,67%) mempunyai tingkat
kematangan emosi rendah, yang artinya kecenderungan kematangan emosi yang dimiliki waria

tinggi. Hasil dari persepsi penerimaan sosial dari 45 orang waria anggota IWAMA menunjukkan
bahwa 24 orang (53,33%) mempunyai tingkat persepsi penerimaan sosial yang tinggi dan 21
orang (46,67%) mempunyai tingkat persepsi penerimaan sosial rendah, yang artinya
kecenderungan persepsi penerimaan sosial yang dimiliki waria tinggi.

Abstract
To achieve a more mature relationship and extensive interaction requires every individual in the social
environment that can create peace and to accept them as part of group members. This is related to the
need for keikutsertaaan and accepted in the group is very important right, for every individual since the
"break away" from family attachments and tried to establish relationships with friends and communities.
So also is needed transvestites. The emergence of the perception of social acceptance for each
individual is no exception minorities such as transvestites, are basic needs as social beings who initiated
because of the need to be noticed and recognized. Psychologically, every human being including
transvestites require the presence of others, and the tranquility and peace of mind that comes from a
sense involved in a group whether it is a social group whose members have the ideas and behavior
patterns are the same, or a group of society as a whole. It's not fear because ostracized and ridiculed as
long as this is often experienced by transsexual.
The study was a descriptive study aims to provide a description of the study subjects based on data from
the variables obtained from the subjects under study and is not intended for testing hipoesis.
Emotional maturity is the ability to manage their emotions, assess the situation critically, to have

emotional stability when dealing with others which are marked by not "blow up" his emotions in front of
others, able to critically assess the situation and have a stable mood.
Perceptions of Social Acceptance is the ability of transvestites in understanding whether he accepted or
selected for entry into the group, and because social acceptance is the person involved in social group
activities. As indicated by the willingness to cooperate and not egocentric, to adapt to social
expectations and do not adjust themselves to excess, participation and social activity. Measured on a
scale of Perceptions of Social Acceptance.
In this study samples used were transvestites who are members of as many as 45 people Iwama sample.
When the study 15 to 22 March 2006. Measuring tool used is the scale of psychological measurement.
Data analysis using product moment correlation.
The results showed that emotional maturity transvestites tend to be high where based on research
results to 45 people transsexual members Iwama, that 24 people (53.33%) had a high level of emotional
maturity and 21 people (46.67%) had low levels of emotional maturity , which means the tendency of
emotional maturity possessed high transvestites. Results of the perception of social acceptance of 45
people transvestites Iwama members showed that 24 people (53.33%) had levels that high perception
of social acceptance, and 21 people (46.67%) had low levels of perceived social acceptance, which
means the tendency of the perception of social acceptance transvestites held high.