Lampiran 3 Analisis Sifat Fisik serta Sifat Kimia Analisis Sifat Fisik
1. Tekstur Wiyati 2004
Tekstur biskuit meliputi kekerasan dan keranyahan. Kekerasan berkaitan dengan kerenyahan, yaitu mudah tidaknya biskuit mengalami remuk pecah
ataupun membelah. Analisis tekstur berupa kekerasan diukur secara objektif dengan texture analyzer. Pertama, alat diset terlebih dahulu khusus untuk biskuit.
Analisis Sifat Kimia dan Zat Gizi 1. Kadar Air AOAC 1995
Cawan alumunium dikeringkan di dalam oven, didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sampel ± 3 g dimasukkan ke dalam cawan yang
telah diketahui beratnya. Cawan beserta isi dimasukkan ke dalam oven bersuhu 100°C, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Pengeringan dilakukan
hingga diperoleh bobot konstan. Kadar air dihitung dengan rumus: Kadar air bb = a
– c – b x 100 a
Keterangan: a = berat sampel awal g
b = berat cawan g c = berat cawan dan sampel akhir g
2. Kadar Abu Metode Gravimetri AOAC 1995
Cawan kosong dipanaskan dalam oven kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Sampel ditimbang ± 3 g dan diletakkan dalam cawan
kemudian dibakar dalam kompor listrik sampai tidak berasap. Cawan kemudian dimasukkan ke dalam tanur. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama berlangsung pada suhu 450°C sedangkan tahap kedua pada suhu 550°C berkisar 2-3 jam. Cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Persentase kadar abu dapat diukur dengan rumus sebagai berikut. Kadar Abu = Bobot abu g x 100
Bobot sampel g
3. Kadar Protein Metode Mikrokjeldahl AOAC 1995
Sejumlah sampel 0,3 g ditimbang, ditambahakan selenium mix dan katalis 25 ml H
2
SO
4
pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. Campuran dipanaskan dalam pembakar bunsen sampai percikan-percikan berhenti. Sampel
didekstruksi hingga jenuh dan berwarna hijau kekuningan. Labu destruksi didinginkan dan larutan dimasukkan ke dalam labu penyuling kemudian
diencerkan dengan 300 ml air yang tidak mengandung nitrogen dan ditambahkan dengan NaOH 33. Labu penyuling dipasang dengan cepat di atas alat
penyuling sehingga 23 cairan dalam labu penyuling yang menguap ditangkap oleh larutan H
2
SO
4
dalam erlenmeyer dititar dengan larutan NaOH 0,3 N Z ml sampai terjadi perubahan warna menjadi kehijauan kemudian dibandingkan
dengan titar blanko Y ml. N = Y
– Z x N NaOH x 0,014 x 100 Berat contoh g
Protein = N x 6,25 faktor konversi
4. Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC 1995