Influence Of The Stock Price, Trade Volume And Return Variance Against Bid-Ask Spread In The Period Before And After The Stock Split In The Indonesian Stock Exchange

(1)

SKRIPSI

PENGARUH HARGASAHAM, VOLUME PERDAGANGAN DAN VARIAN RETURN TERHADAP BID – ASK SPREAD

PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH

LISNA ROMAITO 110521115

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA SAHAM,VOLUME PERDAGANGAN DAN

VARIAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga saham, volume perdagangan saham dan varian return terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 24 perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel yang menjadi penelitian adalah sebanyak 12 perusahaan dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham, volume perdagangan saham dan varian return secara serempak berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, harga saham sebelum stock split berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan harga saham sesudah stock split berpengaruh negatif dan signifikan. Volume perdagangan saham sebelum stock split berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan volume perdagangan sesudah stock split

berpengaruh negatif dan signifikan. Varian return sebelum dan sesudah stock split berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bid-Ask Spread.

Kata Kunci: harga saham, volume perdagangan saham, varian return, bid-ask spread, dan stock split.


(3)

ABSTRACT

INFLUENCE OF THE STOCK PRICE, TRADE VOLUME AND RETURN VARIANCE AGAINST BID-ASK SPREAD IN THE PERIOD BEFORE

AND AFTER THE STOCK SPLIT IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of the stock price, trade volume and stock return variance of the bid-ask spread in the period before and after the stock split in the Indonesian Stock Exchange.

Type of research is associative. The population used in this study a number of 24 companies that conduct a stock split in the Indonesia Stock Exchange. Total of that the sample there were 12 companies that meet the established criteria. Hypothesis testing using multiple linear regression analysis with significance level of 5%.

The results of this study indicate that the stock price, trade volume and stock return variance simultaneously significant effect on the bid-ask spread in the before and after stock-split companies in Indonesia Stock Exchange. Partially, the share price before the stock split and a significant positive effect, while the share price after the stock split and significant negative effect. The volume of stock trading before the stock split and significant positive effect, while the trading volume after the stock split and a significant negative effect. Variants of return before and after stock split and a significant positive effect to bid-ask spread. Keywords: stock prices, stock trading volume, return variance, the bid-ask spread,


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata-1 pada Universitas Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, masukan atau saran, motivasi dan doa dari dosen pembimbing, dosen pembaca dan juga teman-teman selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, khususnya kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Julimer Panjaitan dan Ibu Testinar Ardelima Simanjuntak atas dukungan beliau yang luar biasa. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, C., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departmen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis. 7. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan saran dan kritik bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen M a n a j e m e n , s t a f , d a n p e g a w a i F a k u l t a s E k o n o m i Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan, saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, atas bantuan saran dan kerja sama, motivasi, penghiburan, dan perhatian selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk kesempurnaan dan keakuratan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang memberikan dampak positif kepada semua pihak.

Medan, Desember 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Stock Split ... 9

2.2. Bid-Ask Spread ... 12

2.3. Harga Saham ... 14

2.4. Volume Perdagangan ... 15

2.5. Varian Return ... 16

2.6. Penelitian Terdahulu ... 17

2.7. Kerangka Konseptual ... 20

2.8. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1. Jenis Penelitian ... 22

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Batasan Operasional ... 22

3.4. Definisi Operasional Variabel ... 23

3.5. Populasi Penelitian ... 25

3.6. Jenis Data ... 25

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.8. Teknik Analisis Data ... 26

3.9. Uji Asumsi Klasik ... 27

3.9.1. Uji Normalitas ... 27

3.9.2. Uji Multikolinieritas ... 28

3.9.2.1. Uji Multikolinieritas Sebelum Stock Split ... 29

3.9.2.2. Uji Multikolinieritas Sesudah Stock Split ... 29


(7)

3.9.3. Uji Autokorelasi ... 29

3.9.3.1. Uji Autokorelasi Sebelum Stock Split ... 30

3.9.3.2. Uji Autokorelasi Sebelum Stock Split ... 30

3.9.4. Uji Heteroskedastisitas ... 30

3.9.4.1. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Stock Split ... 31

3.9.4.2. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Stock Split ... 31

3.10. Uji Hipotesis ... 31

3.10.1.Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 31

3.10.1.1.Uji Hipotesis Sebelum Stock Split Secara Serempak (Uji F) ... 32

3.10.1.2.Uji Hipotesis Sesudah Stock Split Secara Serempak (Uji F) ... 32

3.10.2.Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 32

3.10.2.1.Uji Hipotesis Sebelum Stock Split Secara Parsial (Uji t) ... 33

3.10.2.2.Uji Hipotesis Sebelum Stock Split Secara Parsial (Uji t) ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 34

4.2. Hasil Penelitian ... 41

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 41

4.2.1.1. Statistik Deskriptif Sebelum Stock Split ... 42

4.2.1.1. Statistik Deskriptif Sesudah Stock Split ... 43

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 44

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 45

4.2.2.1.1. Uji Normalitas Sebelum Stock split ... 45

4.2.2.1.2. Uji Normalitas Sesudah Stock split ... 48

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 50

4.2.2.2.1. Uji Multikolinearitas Sebelum Stock Split ... 51 4.2.2.2.2. Uji Multikolinearitas Sebelum


(8)

Stock Split ... 51 4.2.2.3. Uji Heteroskedatisitas ... 51

4.2.2.3.1. Uji Heteroskedastisitas Sebelum

Stock split ... 52 4.2.2.3.2. Uji Heteroskedastisitas Sesudah

Stock split ... 52 4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 54

4.2.2.4.1. Uji Autokorelasi Sebelum

Stock Split ... 54 4.2.2.4.2. Uji Autokorelasi Sesudah

Stock Split ... 54 4.2.3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 55

4.2.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda

Sebelum Stock Split ... 55 4.2.3.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Sesudah Stock Split ... 56 4.2.4. Uji Hipotesis ... 57

4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t)

Sebelum Stock Split ... 57 4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t)

Sesudah Stock Split ... 58 4.2.4.3. Uji Hipotesis Secara Serempak (uji F)

Sebelum Stock Split ... 59 4.2.4.4. Uji Hipotesis Secara Serempak (uji F)

Sesudah Stock Split ... 59 4.2.5. Koefisien Determinasi ... 60

4.2.5.1. Koefisien Determinasi Sebelum

Stock Split ... 60 4.2.5.2. Koefisien Determinasi Sesudah

Stock Split ... 60 4.3. Pembahasan ... 61

4.3.1. Pengaruh Harga Saham Sebelum Stock Split

Terhadap Bid-ask Spread ... 61 4.3.2. Pengaruh Harga Saham Sesudah Stock Split

Terhadap Bid-ask Spread ... 61 4.3.3. Pengaruh Volume Perdagangan Sebelum Stock Split

Terhadap Bid-ask Spread ... 62 4.3.4. Pengaruh Volume Perdagangan Sesudah Stock Split

Terhadap Bid-ask Spread ... 62 4.3.5. Pengaruh Varian Return Sebelum Stock Split


(9)

Terhadap Bid-ask Spread ... 63

4.3.6. Pengaruh Varian Return Sesudah Stock Split Terhadap Bid-ask Spread ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(10)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

1.1 Harga Saham Untuk Beberapa Perusahaan Yang

Melakukan Stock Split Tahun 2010-2012 (dalam %) ... 4

1.2 Volume Perdagangan Untuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-2012 (dalam %) ... 5

1.3 Varian Return Untuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-2012 (dalam %) ... 5

1.4 Bid-ask Spread Untuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-2012 (dalam %) ... 6

2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 17

3.1 Daftar sampel perusahaan stock split ... 25

4.1 Statistik Deskriptif Sebelum Stock Split ... 42

4.2 Statistik Deskriptif Sesudah Stock Split ... 43

4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Stock Split (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 47

4.4 Hasil Uji Normalitas Sebelum Stock Split Setelah Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 47

4.5 Hasil Uji Normalitas Sesudah Stock Split (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 49

4.6 Hasil Uji Normalitas Sesudah Stock Split Setelah Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 50

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Stock Split (VIF-Tolerance) ... 51

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Sesudah Stock Split (VIF-Tolerance) ... 51

4.9 Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Stock Split (Durbin Watson) ... 54

4.10 Hasil Uji Autokorelasi Sesudah Stock Split ... 54

4.11 Hasil Regresi Linear Berganda ... 55

4.12 Hasil Regresi Linear Berganda ... 56

4.13 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak Sebelum Stock Split (Uji F) ... 59

4.14 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak Sesudah Stock Split (Uji F) ... 59

4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Sebelum Stock Split ... 60


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.2 Kerangka Konseptual ... 20 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Stock Split

(Grafik Histogram) ... 45 4.2 Hasil Uji Normalitas Sesudah Stock Split

(Grafik Histogram) ... 46 4.3 Hasil Grafik Scatterplot Sebelum Stock Split ... 48 4.4 Hasil Grafik Scatterplot Sesudah Stock Split ... 49 4.5 Hasil Uji Normalitas Sebelum Stock Split

(Grafik Histogram) ... 52 4.6 Hasil Uji Normalitas Sesudah Stock Split

(Grafik Histogram) ... 52 4.7 Hasil Grafik Scatterplot Setelah Transformasi Data ... 53 4.8 Hasil Grafik Scatterplot Setelah Transformasi Data ... 53


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Nilai harga saham, volume perdagangan dan

varian return terhadap bid-ask spread pada masa

sebelum dan sesudah stock split ... 70 2 Nilai harga saham, volume perdagangan dan

varian return terhadap bid-ask spread pada masa

sebelum dan sesudah stock split setelah transformasi ... 81

3 Data olah untuk harga saham, volume perdagangan dan varian return terhadap bid-ask spread pada


(13)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA SAHAM,VOLUME PERDAGANGAN DAN

VARIAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga saham, volume perdagangan saham dan varian return terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 24 perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel yang menjadi penelitian adalah sebanyak 12 perusahaan dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham, volume perdagangan saham dan varian return secara serempak berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, harga saham sebelum stock split berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan harga saham sesudah stock split berpengaruh negatif dan signifikan. Volume perdagangan saham sebelum stock split berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan volume perdagangan sesudah stock split

berpengaruh negatif dan signifikan. Varian return sebelum dan sesudah stock split berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bid-Ask Spread.

Kata Kunci: harga saham, volume perdagangan saham, varian return, bid-ask spread, dan stock split.


(14)

ABSTRACT

INFLUENCE OF THE STOCK PRICE, TRADE VOLUME AND RETURN VARIANCE AGAINST BID-ASK SPREAD IN THE PERIOD BEFORE

AND AFTER THE STOCK SPLIT IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of the stock price, trade volume and stock return variance of the bid-ask spread in the period before and after the stock split in the Indonesian Stock Exchange.

Type of research is associative. The population used in this study a number of 24 companies that conduct a stock split in the Indonesia Stock Exchange. Total of that the sample there were 12 companies that meet the established criteria. Hypothesis testing using multiple linear regression analysis with significance level of 5%.

The results of this study indicate that the stock price, trade volume and stock return variance simultaneously significant effect on the bid-ask spread in the before and after stock-split companies in Indonesia Stock Exchange. Partially, the share price before the stock split and a significant positive effect, while the share price after the stock split and significant negative effect. The volume of stock trading before the stock split and significant positive effect, while the trading volume after the stock split and a significant negative effect. Variants of return before and after stock split and a significant positive effect to bid-ask spread. Keywords: stock prices, stock trading volume, return variance, the bid-ask spread,


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang

Stock split merupakan salah satu bentuk corporate action yang dilakukan emiten, dengan cara memecah jumlah sahamnya (split) menjadi lebih banyak. Hal ini akan secara otomatis juga memecah harga saham. Baik harga nominal dan harga saham. Tujuan dilakukannya pemecahan saham adalah untuk menjaga harga agar saham tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham maka nilai pari atau nilai yang ditetapkan menjadi berubah tetapi di lain pihak jumlah lembar saham yang beredar bertambah pula. Menurut Dolley (dalam Fatmawati dan Asri 1999) motif utama dilakukan stock split atau pemecahan saham adalah untuk meningkatkan likuiditas saham.

Tujuan utama emiten melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga saham menjadi lebih luas. Kebijakan stock split

merupakan strategi untuk mempengaruhi transaksi saham tersebut di Bursa Efek Indonesia. Harga awal yang diperkirakan terlalu tinggi dapat memberikan image

mahal bagi investor sehingga tidak semua investor berani membeli saham tersebut. Kemampuan investor untuk membeli saham menjadi berkurang. Kebijakan stock split akan menurunkan harga saham sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan transaksi dan menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut, Ang (1997:18).


(16)

Stock split dapat mempengaruhi volume perdagangan dan jumlah pemegang saham yang dalam hal ini adalah semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena jika harga saham yang ditawarkan tidak terlalu tinggi (rendah) maka banyak investor yang tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga volume perdagangan pun akan meningkat karena saham tersebut aktif diperdagangkan. Sedangkan varian return saham adalah varian dari return harian dari perubahan harga saham. Dalam berinvestasi yang diharapkan investor adalah tingkat keuntungan yang maksimal dengan resiko yang kecil.

Informasi lain yang dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan selain stock split, yaitu bid-ask spread. Dimana bid-ask spread adalah perbedaan harga beli dan harga jual pada suatu waktu tertentu. Jarak atau perbedaan harga beli dan harga jual sering dijadikan indikasi likuiditas pasar. Besarnya bid-ask spread dapat dikaitkan dengan besarnya biaya transaksi dan efisien pasar. Bila diasumsikan pasar modal adalah dalam keadaan efisien setengah kuat, maka informasi yang ada akan tercermin sesegera mungkin dalam harga pasar. Dalam kondisi demikian bisa dipastikan antara pihak yang akan membeli atau menjual saham memiliki muatan informasi yang sama terhadap suatu peristiwa. Disinilah kemampuan stock split dalam signaling bekerja, dan dapat dijadikan sebagai alat untuk menghilangkan informasi asymetry yang selanjutnya akan menurunkan biaya atas informasi tersebut. Berdasarkan kamus ekonomi bid atau tawaran harga mempunyai pengertian sebagai harga yang dinyatakan oleh seorang pembeli yang ingin membeli. Bid-ask spread merupakan fungsi dari biaya transaksi yang harus ditanggung oleh investor dalam melakukan


(17)

aktifitas investasi di bursa efek. Bid-ask spread yang besar berarti bahwa biaya yang harus ditanggung oleh investor menjadi semakin tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap keputusan investor dalam menahan sahamnya beredar. Begitu juga sebaliknya jika bid-ask spread kecil berarti biaya yang harus ditanggung oleh investor menjadi semakin kecil sehingga akan berpengaruh terhadap keputusan investor dalam menyebar sahamnya di pasar.

Ambarwati (2006) menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap

bid-ask spread antara lain adalah harga saham, volume perdagangan dan varian return. Harga saham menurut Purwanto (2004), menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan stock split memiliki harga saham yang lebih mahal dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan stock split. Volume perdagangan adalah instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Sutrisno, 2000). Menurut Abdul dan Hidayat (2000) “volume perdagangan adalah lembar saham yang diperdagangkan pada hari ke t. Sedangkan varian return adalah berbagai ukuran yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan sekuritas.

Menurut Baker dan Gallagher (dalam Chandra, 2003) stock split bertujuan untuk mengidentifikasi bahwa pemecahan dilakukan agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik, sehingga likuiditas perdagangan meningkat dengan cara menarik minat investor baru. Maka dari itu penulis melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan varian


(18)

return terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai periode 2012”. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga saham, volume perdagangan dan varian return

terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split.

Berikut dibawah ini adalah kondisi dari masing-masing variabel penelitian saham-saham yang dari 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah melakukan stock split

dari tahun 2010 sampai dengan 2012.

Tabel 1.1

Harga Saham Untuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-2012

Emiten Hari

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

TURI 556 575 575 569 575 556 587.5 142.5 137.5 135 140 145 145 150 147.5

CTRA 430 435 430 450 450 455 430 92 89 86 85 87 90 88 88

LSIP 2180 2110 2190 2200 2180 2160 2100 480 475 470 455 450 445 430 430

JTPE 310 304 296 298 298 298 290 54 55 57 56 56 59 60 61

KLBF 860 940 910 915 915 940 960 247.5 242.5 245 247.5 245 245 240 237.5

DKFT 326 324 326 346 400 400 386 83.75 83.75 86.25 87.5 87.5 85 90 91.25

Rata-Rata 777 781.3 787.8 798.3 803 801.5 792 183 180 180 179 178 178 176 176

Sumbe

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa harga saham pada saat stock split dan setelah stock split mengalami penurunan dari sebelum adanya stock split. Misalnya, pada perusahaan TURI mengalami stock split 1:4, maksudnya harga saham setelah stock split mengalami pemecahan sebanyak empat kali, sehingga nilai untuk setelah stock split jauh lebih kecil dari sebelum terjadinya stock split

yang dikarenakan adanya pemecahan saham tersebut. Sedangkan rata-rata harga saham pada saat stock split adalah 183.


(19)

Tabel 1.2

Volume Perdagangan Untuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split

Tahun 2010-2012 (dalam %)

Emiten Hari

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

TURI 0.0848 0.0989 0.1082 0.0512 0.038 0.0408 0.0847 0.0745 0.041 0.0335 0.0217 0.017 0.0548 0.067 0.0266 CTRA 1.0853 0.3294 0.4848 1.1623 0 0.9416 0.6868 0.5337 0.3905 0.3634 0.4779 0.0976 0.3251 0.9294 0.8479 LSIP 0.2356 0.3052 0.5196 0.306 0.3058 0.5599 0.4481 0.1125 0.111 0.211 0.1926 0.4219 0.3627 0.2217 1.4977 JTPE 1.4342 1.2253 0.6649 1.0404 0.9347 0.3588 0.5926 1.3969 0.5777 0.3531 0.8893 0.3058 0.2722 0.3194 0.2183 KLBF 0.9519 1.4825 2.1227 1.0239 0.607 0.9956 0.946 0.7441 0.6471 1.2591 0.5607 0.4781 0.3954 0.3307 0.514 DKFT 0.1015 0.3911 0.274 0.1501 0.213 0.1941 0 0.0652 0.8869 2.285 1.4642 6.5623 7.8814 3.218 2.0876 Rata-Rata 0.6488 0.6387 0.6955 0.6212 0.3497 0.5151 0.4597 0.4878 0.4423 0.7508 0.6010 1.3137 1.5401 0.847 0.8653

Sumbe

Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa volume perdagangan pada saat stock split tidak mengalami mengalami perubahan yang besar dari hari sebelum stock split, begitu juga pada saat telah melakukan stock split, volume perdagangannya terus mengalami peningkatan sampai hari ke 4 selanjutnya menurun dari hari

stock splitnya. Misalnya, pada perusahaan TURI pada saat tanggal stock split

sebesar 0.0745% lebih kecil daripada satu hari sebelumnya yaitu sebesar 0.0847%, dan juga lebih kecil daripada satu hari sesudah stock split yaitu sebesar 0.041%. Sedangkan rata-rata harga untuk sampel perusahaan saham diatas pada saat stock split adalah 0,4878%.

Tabel 1.3

Varian Return Untuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-2012 (dalam %)

Emiten Hari

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

TURI 0.0984 0.1228 0 0 0.0608 0 0.1621 0.0187 0.0818 0 0 0 0 0.0866 0.1280

CTRA 0 0 0 0.1252 0.1488 0.1857 0.0670 0 0 0 0 0 0.0916 0 0

LSIP 0 0 0.1274 0 0 0 0 0.0959 0 0.0147 0.0538 0.0533 0.1172 0.0509 0.0504

JTPE 0.1798 0 0.0158 0.07 0 0 0 0.1655 0 0 0 0 0.1022 0 0

KLBF 0 0.2035 0 0 0 0.0927 0.0744 0 0.0141 0.0731 0 0 0.01 0 0.0724 DKFT 0.1222 0.1483 0 0.1067 0.0877 0.1486 0 0 0.3754 0 0.2274 0 0.1888 0 0.1592 Rata-Rata 0.066 0.0791 0.0238 0.0503 0.0495 0.0711 0.0505 0.0466 0.0785 0.0146 0.0468 0.0088 0.0849 0.0229 0.0683


(20)

Pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa varian return masing-masing perusahaan ada yang mengalami penurunan dan kenaikan setelah perusahaan melakukan stock split. Misalnya, pada perusahaan TURI pada saat tanggal stock split sebesar 0.0187% lebih kecil daripada satu hari sebelumnya yaitu sebesar 0.01621%, dan juga lebih kecil daripada satu hari sesudah stock split yaitu sebesar 0.0818%. Perusahaan yang mengalami kenaikan varian return saham setelah melakukan stock split lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami penurunan varian return saham. Rata-rata varian return pada saat terjad stock split sebesar 0,0466%.

Tabel 1.4

Bid-Ask Spread Untuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-2012 (dalam %)

Emiten Hari

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

TURI 0.033 0.032 0.032 0.021 0.021 0.022 0.042 0.05 0.033 0.034 0.017 0.035 0.011 0.054 0.035 CTRA 0.041 0.028 0.014 0.027 0.039 0.061 0.024 0.063 0.025 0.026 0.094 0.04 0.04 0.013 0.086 LSIP 0.041 0.042 0.059 0.031 0.022 0.027 0.033 0.034 0.034 0.033 0.044 0.021 0.031 0.021 0.02 JTPE 0.077 0.039 0.027 0.026 0.026 0.006 0.027 0.049 0.033 0.016 0.089 0.035 0.035 0.036 0.037 KLBF 0.023 0.074 0.049 0.021 0.005 0.047 0.052 0.073 0.02 0.051 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 DKFT 0.021 0.078 0.028 0.035 0.044 0.094 0 0.185 0.043 0.06 0.015 0.029 0.016 0.03 0.016 Rata-Rata 0.039 0.048 0.035 0.027 0.026 0.042 0.030 0.076 0.031 0.037 0.046 0.03 0.025 0.029 0.036

Sumber

Berdasarkan Tabel 1.4 menunjukkan nilai dari bid-ask spread untuk masing-masing perusahaan ada yang mengalami penurunan, tetap dan mengalami kenaikan pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. Misalnya, pada perusahaan TURI pada saat tanggal stock split sebesar 0.05% lebih besar dari pada hari sebelumnya dan hari sesudah stock split. Ini menggambarkan bahwa persentase hari stock split lebih besar dari hari sebelum


(21)

dan sesudah stock splitnya. Sedangkan untuk nilai rata-rata bid-ask spread untuk ke 6 sampel perusahaan diatas pada saat stock split sebesar 0,076%.

1.6. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh terhadap bid-ask spread pada masa sebelum stock split periode 2010-2012? 2. Apakah harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh

terhadap bid-ask spread pada masa sesudah stock split periode 2010-2012?

1.7. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan varian return terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia.

1.8. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan (Emiten)

Sebagai pertimbangan untuk memperhatikan harga saham, volume perdagangan, dan varian return terhadap bid ask spread, agar mampu menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan.

2. Bagi Investor

Sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dengan melihat pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan varian return terhadap bid


(22)

ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split perusahan-perusahaan yang terdapat di BEI.

3. Bagi Peneliti

Sebagai referensi untuk memperkaya khasanah penelitan mengenai bid ask spread dan mampu memberikan bukti mengenai pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan varian return terhadap bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split perusahan-perusahaan yang terdapat di BEI. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya, untuk dapat lebih mempermudah dalam proses penyelesaian skripsi mengenai pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan varian return terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stock Split

Menurut Baridwan (2002;241), stock split adalah usaha perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Pengurangan nilai nominal dapat menambah jumlah lembar saham tanpa adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

tidak terjadi penambahan modal yang disetor (Ang, 1997:18). Perusahaan melakukan stock split karena harga sahamnya dinilai terlalu tinggi (over valued). Harga saham yang over valued menyebabkan kemampuan investor untuk membeli saham tersebut menjadi menurun. Melalui stock split, diharapkan harga saham terjadi pada kisaran tertentu yang dianggap optimal.

Secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split

hanya mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari saham, sedangkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Banyak peristiwa stock split dipasar modal memberikan indikasi bahwa stock split

merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal karena stock split

menjadi salah satu alat manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan dalam praktik dipasar modal apabila perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus maka harga akan meningkat lebih cepat.

Dengan adanya stock split, saham emiten dipasar akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi seperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split diharapkan bias lebih likuid dan kemampuannya


(24)

menggalang dana untuk perusahaan akan semakin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham terebut, kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini akan semakin tinggi.

Pada dasarnya stock split dapat dilakukan dengan dua cara (Husnan, 2005:169), yaitu:

1. Pemecahan Naik (Split Up)

Pemecahan naik artinya penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecahan 2:1.

2. Pemecahan Turun (Split Down/Reserve Split)

Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecah 1:2.

Secara teoritis, motivasi yang mendasari perusahaan melakukan stock split

serta dampak yang ditimbulkannya tertuang dalam teori trading range theory dan

signaling theory (Halim, 2007:16).

1. Trading Range Theory.

Teori ini menyatakan bahwa alasan manajemen melakukan stock split

didorong oleh perilaku pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split, maka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal. Dengan adanya stock split, nilai nominal saham dipecah sehingga meningkatkan daya beli investor, dengan tujuan agar akan tetap banyak pelaku pasar modal yang mau memperjualbelikan saham bersangkutan. Melalui stock


(25)

split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah.

2. Signaling Theory.

Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan signal yang positif karena manajemen akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split

adalah perusahaan yang mempunyai kondisi kinerja keuangan yang baik. Pengumuman stock split juga merupakan signal bahwa earning dan cash dividend akan meningkat. Peningkatan earning dan cash dividend merupakan salah satu gambaran prospek perusahaan yang positif. Tidak semua perusahaan dapat melakukan stock split. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang disinyalkan yang akan bereaksi positif. Perusahaan yang memberikan sinyal yang tidak valid akan mendapat dampak negatif. Stock split yang dilakukan emiten memerlukan biaya yang harus ditanggung dan hanya perusahaan yang mempunyai prospek yang baik yang dapat menanggung biaya tersebut.

Adapun manfaat Stock Split (Halim; 2007:17) yang dilakukan oleh perusahaan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid untuk


(26)

2. Mengubah investor odd lot (membeli saham dibawah 500 lembar) menjadi

round lot (membeli saham minimal 500 lembar).

3. Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih rendah.

4. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi. 5. Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.

Menurut Halim (2007:17) menyatakan bahwa ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu:

1. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan

public untuk membeli/memiliki saham tersebut. 2. Mempertahankan tingkat likuiditas.

3. Menarik investor yang berrpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut.

4. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau. 5. Menambah jumlah saham yang beredar.

6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi.

2.2. Bid-Ask Spread

Bid-ask spread atau dikenal dengan spread adalah selisih antara kurs beli/harga bid dan ask/harga jual suatu mata uang dan merupakan biaya transaksi (Fabozzi, 2000:794). Spread yang lebih besar diberlakukan terhadap currecy notes


(27)

dan travelers cheque karena lebih besar handling cost, resiko kerugian dan tidak adanya kompetisi substansial untuk foreign cash pada level jalanan. Spread yang lebih lebar juga diambil oleh para dealer untuk mengkompensasi tambahan risiko akibat semakin tidak stabilnya valas karena lebih berisiko bagi pedagang untuk mengambil posisi terhadap valas tersebut.

Menurut Jones (2002:418) spread merupakan selisih antara harga beli (bid) tertinggi yang menyebabkan investor bersedia untuk membeli saham tertentu dengan harga jual (ask) terendah yang menyebabkan investor bersedia menjual sahamnya. Spread mempunyai dua model, yaitu:

1. Dealer spread adalah selisih antara harga bid dan harga ask yang menyebabkan dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivanya sendiri untuk mendapatkan keuntungak sendiri.

2. Marked spread merupakan perbedaan antara permintaan beli tertinggi dengan penawaran jual terendah yang terjadi pada suatu saat tertentu.

Abdul dan Hidayat (2000) mendefinisikan bid-ask spread sebagai selisih harga beli tertinggi yang dealer bersedia membeli saham dengan harga jual terendah yang dealer bersedia menjual. Spread yang diketahui ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah market spread. Hal ini disebabkan aktifitas BEI lebih bersifat competitive order matching market atau dikenal dengan order-driven market system dimana invetor hanya dapat diperbolehkan menyerahkan order jual beli dan melakukan transaksi melalui broker. Penelitian tentang bid-ask spread ini lebih mengarah kepada Perantara Pedagang Efek (PPE) sebagai dealer maupun broker berusaha untuk membatasi adanya ketidaksamaan waktu yang diperlukan


(28)

untuk memenuhi keinginan invetor untuk membeli atau menjual sesuai dengan harga dan jumlah yang diinginkan terhadap keinginan investor.

Perhitungan bid-ask spread dapat dirumuskan sebagai berikut di bawah ini (Stoll,1989:115):

Bid-Ask Spread=(Pj-Pb)/Ptx100% Dimana:

Pj = Harga jual saham Pb = Harga beli saham Pt = Harga penutupan saham

2.3. Harga Saham

Harga saham merupakan suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2008:5). Harga saham di pasar modal (pasar sekunder) setiap saat bisa mengalami perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus jeli dalam pemilihan saham. Jika harga saham naik maka saham aktif diperdagangkan, sedangkan jika harga saham turun maka saham tidak aktif diperdagangkan. Hal ini yang menyebabkan bid-ask spead turun, sehingga harga saham memiliki hubungan negatif dengan bid-ask spread. Berdasaran hak kepemilikannya, saham dibagi atas dua bagian (Fakhruddin dan Hadianto, 2008:12), yaitu:

1. Saham Biasa (Common Stocks)

Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam hal pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila


(29)

perusahaan tersebut di likuidasi. Saham ini bisanya merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan dipasar.

2. Saham Preferen (Preferred Stocks)

Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bias menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bias juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham tersebut dan membayar deviden. Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak pada dua hal yakni klaim atas laba dan aktiva. Deviden tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.

Faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham, proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian stock split.

2.4. Volume Perdagangan

Menurut (Abdul dan Hidayat, 2000), volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu. Volume perdagangan akan menurunkan nilai pemilikan saham sehingga menurunkan


(30)

besar volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya kepemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask spread saham tersebut.

Perubahan harga merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan suatu saham merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor secara individual. Total volume perdagangan suatu saham merupakan suatu penjumlahan dari setiap transaksi perdagangan yang dilakukan oleh para pelaku pasar. Proses penjumlahan ini mencerminkan adanya perbedaan pandangan (asimetri) diantara investor mengenai nilai suatu saham.

Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktifitas volume perdagangan (Trading Volume Activity/TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktifitas volume perdagangan saham di pasar modal. Adapun yang menjadi rumus dari volume perdagangan adalah:

Jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan Volume perdagangan =

Jumlah saham perusahaan yang beredar

2.5. Varian Return

Varian return adalah berbagai ukuran yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan sekuritas. Dalam kaitannya dengan pertimbangan investasi khususnya keputusan untuk menahan atau


(31)

melepas suatu kepemilikan saham, return dan tingkat resiko merupakan bahan pertimbangan tambahan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan karena pada dasarnya antara tingkat risiko yang harus di tanggung dengan penentuan waktu untuk keputusan menahan atau melepas saham merupakan suatu hal yang berkaitan. Argumen ini di dukung oleh hasil penelitian Stoll (1989) yang menunjukkan bahwa varian saham berhubungan positif dengan bid-ask spread.

Adapun rumus dari varian return adalah:

σ

i2 =

∑��−1����−����� �−1 Dimana :

σi2 = varian return saham

Rit = Return saham I pada periode t

��it = Rata-rata return saham I pada periode t n = Jumlah periode pengamatan

2.6. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini:

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Peneliti /Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian

Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

1 Agung Nur Isra Ciptaningsih (2010)

Analisa pengaruh harga saham, volume

perdagangan dan variansi return saham terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan manufakatur yang listing di BEI

Dependen: Bid-ask spread Independen: 1. harga saham 2. volume perdagangan 3. variansi return

Regresi linier berganda

Secara parsial:

1. harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2. volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan

3. varian return berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid-ask spread


(32)

Secara serempak: Harga saham, volume perdagangan, dan varian return saham berpengaruh terhadap bid-ask spread 2 Agus Purwanto

(2004)

Pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan varian return terhadap bid-ask spread pada masa sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Jakarta

Dependen: Bid-ask spread Independen: 1. harga saham 2. volume Perdagangan 3. varian return

Regresi linier berganda

Secara parsial:

1. harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2. volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan

3. varian return berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid-ask spread Secara serempak:

Harga saham, volume perdagangan, dan varian return saham berpengaruh terhadap right issue. 3 Ardha Chandra W.K

(2003)

Pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid-ask spread, studi pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Jakrta

Dependen: Bid-ask spread Independen: 1. harga saham 2. volume Perdagangan 3. volatilitas harga saham

Regresi linier berganda

Secara parsial:

1. harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2. volume perdagangan berpengaruh positif dan signifikan

3. volatilitas harga saham berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap bid-ask spread

Secara serempak: Harga saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham berpengaruh terhadap bid-ask spread 4 Magdalena Nany

dan M. Abdul Aris (2004)

Pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, earnings dan volume perdagangan terhadap bid-ask spread pra dan pasca

pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news

Dependen: Bid-ask spread Independen: 1. harga saham 2. return saham 3. varian return Saham 4. earnings 5. volume perdagangan saham

Regresi linier berganda

Secara parsial:

1. harga saham berpengaruh positif dan tidak signifikan 2. return saham

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

3. varian return saham berpengaruh positif dan signifikan

4. earnings berpengaruh negatif dan tidak signifikan

5. volume perdagangan berpengaruh positif dan signifikan

Secara serempak:

Harga saham, return saham, dan varian retun saham, earnings dan volume perdagangan berpengaruh positif dan signifikan


(33)

terhadap bid-ask spread 5 Veronica

Napitupulu (2013)

Pengaruh return saham, volume perdagangan dan volatilitas harga saham terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia

Dependen: Bid-ask spread Independen: 1. return saham 2. volume perdagangan 3. volatilitas harga Saham

Regresi linier berganda

Secara parsial:

1. return saham berpengaruh positiff dan signifikan 2. volume perdagangan berpengaruh positif dan tidak signifikan

3. volatilitas harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap bid-ask spread

Secara serempak: Return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham berpengaruh terhadap bid-ask spread 6 Sri Dwi Ari

Ambarwati (2006)

Pengaruh return saham, volume perdagangan saham dan varian return saham terhadap bid-ask spread saham pada perusahaan manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ

Dependen: Bid-ask spread Independen: 1. return saham 2. volume perdagangan 3. varian return

Regresi linier berganda

Secara parsial:

1. return saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2. volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan

3. varian return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid-ask spread Secara serempak:

Harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh terhadap bid-ask spread

7 Wang Sutrisno (2000)

Pengaruh harga saham, volume perdagangan, varians saham dan abnormal return terhadap bid-ask spread studi pada perusahaan yang

melakukan stock split di Bursa Efek Jakrta

Dependen: Bid-ask spread Independen: 1.Harga saham 2.Volume

perdagangan 3. presented spread 4.Varians saham 5.Abnormal return

Regresi linier berganda

Secara parsial:

1. harga saham berpengaruh positif dan signifikan 2. volume perdagangan berpengaruh positif dan signifikan

3. varian saham berpengaruh positif dan tidak signifikan 4. abnormal return

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

Secara serempak:

Harga saham, saham, volume perdagangan, varians saham dan abnormal return

berpengaruh terhadap bid-ask spread studi pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Jakrta


(34)

2.7. Kerangka Konseptual

Aktifitas stock split berpengaruh terhadap persentase bid-ask spread. Menuru Miller dan Rock (1998) bid-ask spread dipengaruhi oleh harga saham, volume perdagangan dan varian return. Dengan begitu perusahaan-perusahaan yang telah berada di dalam Bursa Efek Indonesia dapat mengetahui apa dampak yang dihasilkan dari bid-ask spread baik itu sebelum stock split maupun sesudah

stock split. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan untuk melakukan stock split ataupun tidak melakukan stock split.

Berikut ini digambarkan tentang kerangka konseptual hubungan antara variabel dependen yaitu bid-ask spread dengan variabel independennya yaitu harga saham, volume perdagangan dan return saham dan juga sebelum dan sesudah stock split.

Adapun kerangka pemikiran penelitian adalah sebagai berikut : Harga saham

Bid-ask spread volume perdagangan

Varian return saham

Sebelum dan sesudah stock split Sebelum dan sesudah stock split

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual

Besarnya bid-ask spread merupakan kompensasi atas biaya–biaya informasi, biaya order, dan biaya pemilikan saham (Stoll, 1989). Dengan demikian, kompensasi atas biaya–biaya tersebut berakibat pada fluktuasi harga saham. Dalam penelitian Stoll (1989) menghitung persentase bid–ask spread


(35)

dengan rumus (Pj – Pb)/Pt. Hal ini berarti bahwa persentase bid–ask spread akan semakin rendah apabila harga saham semakin tinggi, demikian pula sebaliknya apabila bid–ask spread semakin tinggi maka harga saham semakin rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa harga saham memiliki hubungan negatif dengan bid–ask spread.

2.8. Hipotesis

Menurut Nasir (2000:124), hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan sementara terhadap yang diteliti secara empiris. Berdasarkan kerangka konseptual diatas diambil sebuah hipotesis sebagai berikut:

1. Bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh terhadap bid-ask spread pada masa sebelum stock split di Bursa Efek Indonesia.

2. Bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh terhadap bid-ask spread pada masa sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lain (Sugiyono, 2009:57).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan situs Waktu pelaksanaan penelitian dari Juli 2013 sampai dengan November 2013.

3.3. Batasan Operasional

Dalam penelitian ini, perlu memusatkan pembahasan dan menganalisis masalah, maka perlu pembatasan dalam penelitian yang sesuai dengan kemampuan penulis dan keterbatasan informasi yang didapat dari objek penelitian. Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan pada masalah sebagai berikut:

a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah harga saham, volume perdagangan, dan varian return.

b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah bid-ask spread.

c. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai dengan periode 2012.


(37)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam suatu variabel adalah suatu definisi yang terdapat dalam suatu variabel tertentu, dengan cara membenarkan suatu operasional yang diperlukan mengukur suatu variabel.

Berikut definisi-definisi dari tiap variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Harga Saham

Harga saham adalah harga yang terjadi di Bursa Efek Indonesia pada waktu tertentu yang ditentukan yaitu permintaan dan penawaran pasar. Penelitian ini menggunakan harga dari tujuh hari sebelum stock split dan tujuh hari sesudah

stock split.

2. Volume Perdagangan

Volume perdagangan adalah volume perdagangan saham harian perusahaan yang menjadi objek penelitian yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Volume perdagangan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan volume perdagangan harian saham tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah stock split. Rumus volume perdagangan dapat dihitung dengan cara (Akmila dan Kusuma, 2003):

Jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan Volume perdagangan =

Jumlah saham perusahaan yang beredar

3. Varian Return

Varian return adalah varian dari return harta selama periode penelitian.

Varian return yang digunakan adalah rata-rata tujuh hari sebelum dan tujuh sesudah stock split. Rumus varian return dapat dihitung dengan cara (Husnan, 2005:169):


(38)

σ

i2 =

∑��−1����−����� �−1 Dimana :

σi2 = varian return saham

Rit = Return saham i pada periode t

��it = Rata-rata return saham i pada periode t n = Jumlah periode pengamatan

4. Bid-Ask Spread

Bid-ask spread adalah selisih antara bid price dengan ask price. Konsep perhitungan spread adalah dengan membuat rata-rata bid-ask spread selama tujuh hari sebelum dan tujuh hari setelah stock split. Dalam penelitian ini dinyatakan dalam persentase dan dirumuskan dengan persamaan berikut (Stoll, 1989):

Bid-Ask Spread = (Pj-Pb)/Pt Dimana:

Pj = Harga jual Saham Pb = Harga beli saham Pt = Harga penutupan saham

Data bid dan ask spread dapat dilihat diAsk price adalah offer price pada data transaksi harian saham. Bid-ask spread digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas saham.


(39)

3.5. Populasi Penelitian

Berikut sampel perusahaan yang melakukan stock split periode 2010 sampai 2012.

Tabel 3.1

Daftar sampel perusahaan stock split

No Nama Perusahaan Kode Split Ratio Tanggal Stock

Split

1 Charoen Pokphan Indonesia Tbk CPIN 1:5 08-12-2010

2 Intiland Development Tbk DILD 1:2 26-07-2010

3 Tunas Redean Tbk TURI 1:4 17-06-2010

4 Ciputra Development Tbk CTRA 1:2 07-04-2010

5 Central Omega Resources Tbk DKFT 1:2 02-12-2011

6 Metro Realty Tbk MTSM 1:4 18-10-2011

7 Jasuindo Tiga Perkasa Tbk JTPE 1:5 06-07-2011

8 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 1:4 07-07-2011

9 Astra Otopart Tbk AUTO 1:5 24-06-2011

10 Malindo Feedmill Tbk MAIN 1:5 15-06-2011

11 Pan Brother Tbk PBRX 1:4 15-06-2011

12 Intraco Penta Tbk INTA 1:5 06-06-2011

13 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 1:5 28-03-2011

14 London Sumatera Plantation Tbk LSIP 1:5 25-02-2011

15 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 1:2 11-01-2011

16 Kalbe Farma Tbk KLBF 1:5 08-10-2012

17 Indosiar Karya Media Tbk IDMK 1:5 03-10-2012

18 Kresna Graha Sekurindo Tbk KREN 1:4 07-08-2012

19 Modern Internasional Tbk MDRN 1:5 03-07-2012

20 Indospring Tbk INDS 5:7 19-06-2012

21 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 1:2 07-06-2012

22 Astra Internasional Tbk ASII 1:10 05-06-2012

22 Pakuwon Jati Tbk PWON 1:4 30-03-2012

24 Petrosea Tbk PTRO 1:10 06-03-2012

Sumber: sahamok. Periode 2010 sampai dengan 2012

3.6. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data komplementer) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Keuntungan utama dari penggunaan data sekunder adalah biaya yang digunakan


(40)

untuk memperoleh data tersebut tidak semahal jika menggunakan data primer (Erlina, 2011:22). Kelemahan dari penggunaan data sekunder antara lain adalah data sekunder tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan peneliti.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi. Data

tentang emiten yang melakukan stock split diperoleh dari

www.finance.yahoo.com tahun 2010 sampai dengan 2012.

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (�1, �2, �3) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Rumus regresi linier berganda sebelum stock split: Y = a+�11+�22+�33+e

Rumus regresi linier berganda sebelum stock split: Y = a+�11+�22+�33+e

Keterangan:

Y = Bid-Ask Spread

a = Konstanta

b1,b2,b3 = Koefisien regresi variabel bebas

X1 = Harga saham

X2 = Volume perdagangan


(41)

e = Error of term

3.9. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk memperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalisasi, uji multikolinieritas, uji auto korelasi, dan uji heteroskedastisitas.

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk membuktikan data dari sampel yang dimiliki berasal dari populasi berdistribusi normal atau data dari sampel yang dimiliki berdistribusi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n>30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Bisa dikatakan sebagai sampel besar.

1. Analisis Grafik

Untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability.

2. Analisis Statistik

Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan uji statistic non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2005:27). Untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal, maka kriterian pengujiannya adalah sebagai berikut:


(42)

b. Jika angka signifikan < 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal.

3.9.2. Uji Multikolinieritas

Multikiolinieritas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Multikolinieritas biasanya terjadi ketika sebagia besar variabel yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi. Untuk menentukan batas terendah dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) atau nilai toleransi. Beberapa ahli berpendapat bahwa nilai toleransi kurang dari 1 atau VIF lebih besar dari 10 menunjukkan multikolinieritas signifikan, sementara itu para ahli lainnya menegaskan bahwa besarnya R2 model dianggap mengidentifikasikan adanya multikolinieritas (Asnawi dan Wijaya, 2005). Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinieritas, jika kolerasi di antara variabel independen lebih besar (Ghozali, 2005:28).

Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari permasalahan multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF). Pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah:

1. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

2. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.


(43)

3.9.2.1. Uji Multikolinieritas Sebelum Stock Split

Uji multikolinieritas sebelum stock split dilakukan untuk melihat apakah data dari hari sebelum stock split sudah normal atau tidak, dengan melihat pengujian berikut ini:

1. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

2. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

3.9.2.2. Uji Multikolinieritas Sesudah Stock Split

Uji multikolinieritas sesudah stock split dilakukan untuk melihat apakah data dari hari sesudah stock split sudah normal atau tidak, dengan melihat pengujian berikut ini:

1. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

2. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

3.9.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara eror serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series. Pengujian dengan uji Durbin Watson dibandingkan dengan nilai d-tabel. Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti criteria sebagai berikut:


(44)

a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi c. Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negative

3.9.3.1. Uji Autokorelasi Sebelum Stock Split

Uji autokorelasi sebelum stock split dilakukan untuk melihat apakah data sebelum terjadinya stock split sudah berdistribusi normal atau tidak.

3.9.3.2. Uji Autokorelasi Sesudah Stock Split

Uji autokorelasi sesudah stock split dilakukan untuk melihat apakah data sesudah terjadinya stock split sudah berdistribusi normal atau tidak.

3.9.4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas diartikan sebagai varian yang tidak konstan (Asnawi dan Wijaya, 2005). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi–Y sesungguhnya). Pengambilan keputusan untuk ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(45)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:30).

Selain dapat dideteksi dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3.9.4.1. Uji Heteroskedastisitas Sebelum stock split

Uji Heteroskedastisitas Sebelum stock split dilakukan untuk melihat apakah pada saat sebelum stock split ada terjadi heteroskedastisitas atau tidak adanya terjadi heteroskedastisitas.

3.9.4.2. Uji Heteroskedastisitas Sesudah stock split

Uji Heteroskedastisitas Sesudah stock split dilakukan untuk melihat apakah pada saat sesudah stock split ada terjadi heteroskedastisitas atau tidak adanya terjadi heteroskedastisitas.

3.11. Uji Hipotesis

3.11.1.Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:


(46)

1. Ho: b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas harga saham secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap

bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

2. Ha : Tidak semua bi adalah 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas harga saham secara serempak berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika Sig > 0,05 dan Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

3.11.1.1. Uji Hipotesis Sebelum Stock Split Secara Serempak (Uji F)

Uji Hipotesis Sebelum Stock Split Secara Serempak (Uji F) ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat.

3.11.1.2. Uji Hipotesis Sesudah Stock Split Secara Serempak (Uji F)

Uji Hipotesis Sesudah Stock Split Secara Serempak (Uji F) ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat.


(47)

3.11.2.Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Ho : bi = 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas harga saham secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia. 2. Ha : bi ≠ 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas

harga saham secara parsial berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread

pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika Sig > 0,05 dan thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

3.11.2.1. Uji Hipotesis Sebelum Stock Split Secara Parsial (Uji t)

Uji Hipotesis Sebelum Stock Split Secara Parsial (Uji t) ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat.

3.11.2.2. Uji Hipotesis Sesudah Stock Split Secara Parsial (Uji t)

Uji Hipotesis Sesudah Stock Split Secara Parsial (Uji F) ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat.


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia berdasarkan penelitian periode 2010 sampai dengan 2012. Penelitian ini dilakukan pada 24 sampel perusahaan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, namun hanya ada 12 perusahaan yang memenuhi kriteria. Adapun alasan penelitian ini memilih perusahaan yang melakukan stock split sebagai objek penelitian bukan kebijakan dividen lainnya adalah karena dalam kebijakan stock split perusahaan melakukan peningkatan jumlah saham yang beredar, yang otomatis akan mempengaruhi harga saham, volume perdagangan saham, dan varian return .

1. PT. Tunas Ridean Tbk (TURI)

PT. Tunas Ridean Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia kendaraan yang ada di Indonesia. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jakarta. Awal berdirinya perusahaan ini terjadi pada tahun 1967 yang merupakan importir serta penjual mobil bekas dengan merek Fiat, Holden dan Mecedes-Benz. Pada tahun 1974, perusahaan ini ditunjuk sebagai Dealer resmi merek mobil Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot dan Renault untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tak hanya itu, perusahaan juga memiliki hak eksklusif untuk mendistribusikan sepeda motor dengan merek Honda dan mobil Daihatsu untuk wilayah Lampung dan Sumatera Selatan. Perusahaan Tunas


(49)

Ridean Tbk melakukan stock split pada tanggal 17 juni 2010. Perusahaan ini memiliki jumlah saham sebesar 5.580.000.000.

2. PT. Malindo Feedmill Tbk (MAIN)

PT Malindo Feedmill Tbk didirikan untuk pertama kalinya pada tahun 1997 sebagai anak cabang dari dua perusahaan asal Malaysia yakni Leong Hup Holding Berhad dan Emivest Berhad. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan pakan ternak, khususnya pakan ternak broiler dan Commerciall Day Chicks

(DOC). Disamping itu, perusahaan ini juga berinvestasi pada anak perusahaan yang memproduksi dan memasarkan induk produksi DOC, Commercial DOC dan ayam broiler. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 16 juni 2011. Perusahaan ini memiliki saham sebesar 1.695.000.000.

3. PT. Astra Otopart Tbk (AUTO)

PT. Astra Otopart Tbk merupakan perusahaan milik Astra Group yang berdiri sejak tahun 1996. Perusahaan ini merupakan proses penggabungan antara PT. Federal Dinamika Lestari, PT. Astra Pradipta Internusa, PT. Astra Persada Nusantara dan PT. Astra Multi Trading. Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) adalah perusahaan komponen otomotif terkemuka Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Saat ini perusahaan telah bertransformasi menjadi perusahaan industri komponen otomotif terbesar di Indonesia yang didukung oleh 6 unit bisnis dan 33 anak perusahaan dengan 34.566 orang karyawan. Perusahaan ini memenuhi segala kebutuhan pelanggan dengan menyediakan inovasi, nilai


(50)

tambah dan produk yang berorientasi pasar. Sebagai tambahan kepada pelanggan, perusahaan ini juga menyediakan pelayanan kepada masyarakat luas lewat Shop& Drive jaringan retail modern. Target utama dari jaringan ini adalah untuk mendukung pengembangan bisnis otomotif dari PT. Astra Otopart untuk memenuhi segala jenis kebutuhan otomotif yang ada di Indonesia. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 24 juni 2011 dan memiliki jumlah saham sebesar 4.819.733.000.

4. PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF)

PT. Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1966. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan farmasi.

PT. Kalbe Farma Tbk didirikan pada tahun 1966, oleh 6 bersaudara: Khouw Lip Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing Aryanto. PT Kalbe Farma Tbk telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara.

Saat ini, PT. Kalbe Farma Tbk adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun. Kalbe memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kambodia, Vietnam, Myanmar, Sri Lanka, Nigeria dan Afrika Selatan.


(51)

Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 8 oktober 2012. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan yakni 40.624.057.688.

5. PT. London Sumatera Plantation Tbk (LSIP)

PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 18 Desember 1962. Kemudian timbul pergolakan akibatadanya perubahan situasi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris. Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP London Sumatera Indonesia melakukan merger dengan beberapa perusahaan yaitu: PT. Nagodang Plantation Company, PT. Seibulan Plantation Company, PT. Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel, PT. Perusahaan Perkebunan Sulawesi. Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT. PP London Sumatera Indonesia. Namun pada tanggal 27 juli 1994, kepemilikan saham PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatera Plantation dengan komposisi saham beberapa kali mengalami perubahan.

PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan hasil produksi dari bahan mentah menjadi bahan baku. Usaha utama perusahaan ini meliputi penanaman, pemeliharaan, pengolahan, dan penjualan hasil produksi. Perusahaan ini mempunyai perkebunan yang terbesar di wilayah Republik Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Dimana hasil perkebunan terbanyak dihasilkan oleh perkebunan yang berada di Sumatera Utara. Hasil perkebunan yang diolah oleh perusahaan ini sangat bervariasi dan distribusi produknya sudah sampai ke luar negri. Perusahaan ini melakukan stock


(52)

split pada tanggal 25 Februari 2011 dan jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan ini yaitu 6.822.863.955.

6. PT. Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

PT. Surya Semesta Internusa Tbk didirikan pada tanggal 15 Juni 1971 dengan nama PT. Multi Investments Limited. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Kegiatan utama perusahaan ini adalah berusaha dalam bidang industri, perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan perusahaan di bidang perindustrian bahan bangunan, real estate, kawasan industri, pengelolaan gedung dan lain – lain. Pada saat ini kegiatan perusahaan adalah melakukan penyertaan dan memberikan jasa managemen serta pelatihan pada entitas anak yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan atau pengelolaan dan jasa konstruksi. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 7 Juli 2011 dengan jumlaah saham yang dimiliki 3.528.937.080. Di tahun 1995, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT Surya Semesta Internusa Tbk sampai sekarang dengan tujuan mencerminkan strategi perusahaan yang luas.

7. PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE)

PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk didirikan pada tanggal 10 Juli 1991. Perusahaan ini bergerak di bidang percetakan di Indonesia. Pada awal berdirinya, perusahaan ini hanya bergerak di bidang percetakan umum, terutama mencetak dokumen niaga. Lima tahun setelah berdirinya, perusahaan menerima lisensi dari Botasupal untuk mencetak dokumen sekuriti.


(53)

Pada tahun 2010, perusahaan ini membuka pabrik baru untuk divisi kartu sekuriti. Kini, perusahaan telah memiliki tiga pabrik utama, yaitu pabrik untuk mencatat dokumen sekuriti, pabrik untuk memproduksi kartu VISA & Master dan kartu sekuriti lainnya, serta pabrik untuk mencetak dokumen niaga. pabrik-pabrik ini berada dalam lingkungan yang tertata asri serta dilengkapi dengan sistem dan peralatan terkini untuk menunjang kelancaran dan kinerja perusahaan. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 26 Juli 2011 dengan jumlah saham yang dimiliki sebesar 1.415.744.000.

8. PT. Intraco Penta Tbk (INTA)

PT. Intraco Penta Tbk didirikan pada tanggal 10 Mei 1975 dan memulai usaha komersialnya pada tahun 1975. PT.Intraco Penta Tbk adalah salah satu perusahaan distributor alat-alat berat terkemuka di Indonesia. Untuk menjadi partner yang memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan, perusahaan ini menawarkan jasa layanan pendukung lainnya yang mencakup persediaan suku cadang, perawatan, dan perbaikan.

Setelah berada di bisnis ini selama 38 tahun, perusahaan ini telah mendapat kepercayaan dari para pelaku, termasuk yang terkenal produsen alat-alat berat

VOLVO, Ingersoll-Rand, dan Bobcat dan pelanggannya yang terdiri dari perusahaan-perusahaan di bidang pertambangan, konstruksi atau infrastruktur, kehutanan, agrobisnis, minyak dan gas, dan industri umum. Pada tahun 1993 perusahaan ini telah mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 6 Juni 2011 dengan jumlah saham yang dimiliki sebesar 2.160.029.220.


(1)

3.

LAMPIRAN III

Data olah untuk harga saham, volume perdagangan dan

varian return

terhadap bid-ask spread

Statistik Deskriptif Sebelum Stock Split

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Deviation Hargasahamsebelum 184 197.5 8875.0 1963.364 2190.68091 Volumeperdagangansebelum 184 .0000 7.4405 .534891 .9060986 Varianreturnsebelum 184 .0000 .2035 .040278 .0583318 Bidaskspreadsebelum 184 .000 .185 .03358 .024377

Statistik Deskriptif Sesudah

Stock Split

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Hargasahamsesudah 184 50.0 3975.0 526.5689 856.53283 Volumeperdagangansesudah 184 .0000 7.8814 .529500 .9405832 Varianreturnsesudah 184 .0000 .3861 .041267 .0668101 Bidaskspreadsesudah 184 .000 .910 .04193 0.068099 Valid N (listwise) 184

Hasil Uji Normalitas Sebelum

Stock Split

(Grafik Histogram)

Hasil Uji Normalitas Sebelum

Stock Split

Setelah Transformasi Data

(Grafik Histogram)


(2)

Hasil Uji Normalitas Sebelum

Stock Split

(Uji Kolmogorov-Smirnov)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 184

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .02187218 Most Extreme

Differences

Absolute .130

Positive .130

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.767

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Test distribution is Normal.

Hasil Uji Normalitas Sebelum

Stock Split

Transformasi Data

(Uji Kolmogorov-Smirnov)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .45791161 Most Extreme Differences Absolute .070

Positive .070

Negative -.049

Kolmogorov-Smirnov Z .585

Asymp. Sig. (2-tailed) .883

a. Test distribution is Normal.

Hasil Uji Normalitas Sesudah

Stock Split

(Uji Kolmogorov-Smirnov)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 184

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .06768491 Most Extreme Differences Absolute .271

Positive .271

Negative -.265

Kolmogorov-Smirnov Z 3.676

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


(3)

Hasil Uji Normalitas Sesudah

Stock Split

Setelah Transformasi Data (Uji

Kolmogorov-Smirnov)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .60295387 Most Extreme Differences Absolute .104

Positive .104

Negative -.078

Kolmogorov-Smirnov Z .864

Asymp. Sig. (2-tailed) .444

a. Test distribution is Normal.

Hasil Uji Normalitas Sesudah

Stock Split

(Grafik Histogram)

Hasil Uji Normalitas Sesudah

Stock Split

Setelah Transformasi Data

(Grafik Histogram)


(4)

Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum

Stock Split

(VIF-

Tolerance

)

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Hargasahamsebelum .998 1.002

Volumeperdagangansebelum .977 1.023

Varianreturnsebelum .976 1.025

Hasil Uji Multikolinearitas Sesudah

Stock Split

(VIF-

Tolerance

)

Variabel

Tolerance

VIF

Harga Saham Sesudah

.993

1.007

Volume Perdagangan Saham Sesudah

.957

1,045

Varian Return Saham Sesudah

.958

1.044

Hasil Grafik

Scatterplot

Sebelum

Stock Split

Hasil Grafik

Scatterplot

Sebelum

Stock Split

Setelah Transformasi Data

Hasil Grafik

Scatterplot

Sesudah

Stock Split

Hasil Grafik

Scatterplot

Sesudah

Stock Split

Setelah Transformasi Data


(5)

Autokorelasi Sesudah

Stock Split

(

Durbin Watson

)

Hasil Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

(Constant) -3.215 .434 -7.402 .000

LnHargasahamsebelum .129 .049 .283 2.601 .012

LnVolumeperdagangansebelum .106 .043 .271 2.469 .016

LnVarianReturnsebelum .370 .104 .375 3.545 .001

a. Dependent Variable: LnBidaskSpreadsebelum

Hasil Regresi Linear Berganda

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimensio0 .442 a

.195 .182 .022054 1.838

a. Predictors: (Constant), Varianreturnsebelum, Hargasahamsebelum, Volumeperdagangansebelum

b. Dependent Variable: Bidaskspreadsebelum

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin – Watson

1 .110a .012 -.004 .068247 1.917

a. Predictors: (Constant), Varianreturnsesudah, Hargasahamsesudah, Volumeperdagangan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

(Constant) -2.268 .501 -4.527 .000

Hargasahamsesudah -.119 .069 -.204 -1.716 .091

Volumeperdagangansesudah -.052 .043 -.143 -1.190 .239

Varianreturnsesudah .196 .115 .205 1.705 .093


(6)

Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak Sebelum

Stock Split

(Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.999 3 2.000 9.116 .000a

Residual 14.258 65 .219

Total 20.258 68

a. Predictors: (Constant), LnVarian return, LnVolume Perdagangan, LnHarga Saham b. Dependent Variable: LnBid-Ask Spread

Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak Sesudah

Stock Split

(Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.503 3 .834 2.194 .037a

Residual 24.722 65 .380

Total 27.224 68

a. Predictors: (Constant), LnVarian return, LnVolume Perdagangan, LnHarga Saham b. Dependent Variable: LnBid-Ask Spread

Hasil Uji Koefisien Determinasi Sebelum

Stock Split

Model Summary

b

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .544

a

.296

.264

.46836

a. Predictors: (Constant), LnVolatilitasSaham, LnVolumePerdagangan, LnReturnSaham b. Dependent Variable: LnBidAskSpread

Hasil Uji Koefisien Determinasi Sesudah

Stock Split

Model Summary

b

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .303

a

.092

.050

.61671

a. Predictors: (Constant), LnVolatilitasSaham, LnVolumePerdagangan, LnReturnSaham b. Dependent Variable: LnBidAskSpread


Dokumen yang terkait

Analysis Effect Development Of The Money Market And Fundamental’s Factors Affect The Stock Price Of Banking In Indonesia

0 42 90

Analisa pengaruh risiko sistematis, likuditas, dan stock split terhadap return saham

0 10 120

ANALYSIS OF ABNORMAL STOCK RETURN, TRADING VOLUME OF SHARE AND VOLATILITY OF STOCK PRICE BEFORE AND AFTER STOCK SPLIT EVENT (STUDY ON THE GO PUBLIC COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2010-2012) ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SA

2 18 73

INTRODUCTION Forecasting Stock Price Index Using Artificial Neural Networks in the Indonesian Stock Exchange.

0 4 9

CONCLUSION Forecasting Stock Price Index Using Artificial Neural Networks in the Indonesian Stock Exchange.

0 4 39

Analysis Of The Implication Of Stock Price And Exchange Rate And Stock Price In 5 Asia Pacific Countries, Before And After Crisis

0 0 23

Influence of Size Company and the Company's Financial Performance Against the Value of Banking Listed In The Indonesia Stock Exchange Period 2013-2016

0 0 7

ABSTRACT EFFECT OF STOCK RETURNS, TRADING VOLUMEAND RETURN VARIANCE TO BID-ASK SPREAD OF BANKING COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

0 0 10

ABSTRACT THE EFFECT OF THE ANNOUNCEMENT OF STOCK SPLIT TO STOCK PRICES AND TRADING VOLUME OF SHARES IN GOING PUBLIC COMPANIES LISTED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD 2006 – 2011

0 0 10

1. LAMPIRAN I - Influence Of The Stock Price, Trade Volume And Return Variance Against Bid-Ask Spread In The Period Before And After The Stock Split In The Indonesian Stock Exchange

0 0 28