PENGARUH EVA DAN BEBERAPA VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM

(1)

PENGARUH EVA DAN BEBERAPA VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Mey Linda Ayu Safitri 201110160311130

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Surat Pernyataan Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mey Linda Ayu Safitri NIM : 201110160311130 Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa :

1. Tugas akhir dengan judul “Pengaruh EVA dan Beberapa Variabel Fundamental terhadap Harga Saham” adalah hasil karya saya, dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dilakukan unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN. Serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 19 Juni 2015 Yang Menyatakan


(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul: “Pengaruh EVA dan Beberapa Variabel Fundamental terhadap Harga Saham”.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Marsudi, M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Drs. M. Jihadi, M.Si. dan Drs. Mursidi, M.M. selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Drs. Wiyono, M.M. dan Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M., AFP. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam pengembangan tugas akhir ini.

6. Dra. Fien Zulfikarijah, M.M. selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi dan pengarahan.


(9)

7. Semua dosen Manajemen yang telah memberi arahan dan wawasan penulis selama penulis melakukan pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Orang tua, adik serta keluarga penulis yang selalu mendoakan dan memberi semangat.

9. Sahabat terbaik yang selalu menemani dan memberi semangat Rifana, Sayu, Ira, Pipit, Lily, Priskila, Yola dan Lia.

10. Sahabat seperjuangan Niki, Risa dan Fika yang selalu setia mendukung dan menemani saat suka dan duka.

11. Timy yang selalu membantu dan memberi semangat.

12. Terakhir kepada seluruh teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 19 Juni 2015


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI ... iv

DAFTAR PERUBAHAN DRAFT ... v

KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI ... vi

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Penelitian ... 5


(11)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 7

B. Landasan Teori ... 9

C. Kerangka Pemikiran ... 15

D. Hipotesis ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17

B. Definisi Operasional Variabel ... 17

C. Populasi dan Sampel ... 20

D. Jenis Data dan Sumber Data ... 21

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 30

B. Analisis Data ... 32

C. Hasil Analisis Data ... 36

D. Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Laba dan Harga Saham ... 3

Tabel 3.1 Koefisien Korelasi ... 23

Tabel 3.2 Autokorelasi ... 26

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Property dan Real Estate ... 30

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 36

Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 37

Tabel 4.4 Hasil Transformasi Analisis Regresi Linier Berganda ... 38

Tabel 4.5 Hasil Koefisien Determinasi ... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik F ... 42

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t ... 43

Tabel 4.8 Hasil Uji Pengaruh Terbesar ... 44

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi ... 45


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 16 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laba Bersih Sebelum Pajak Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013

Lampiran 2 Beban Pajak Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 3 Total Hutang dan Ekuitas Perusahaan Property dan Real Estate

Tahun 2009-2013

Lampiran 4 Hutang Lancar Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009- 2013

Lampiran 5 Total Hutang Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 6 Beban Bunga Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 7 Total Ekuitas Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 8 Laba Bersih Setelah Pajak Perusahaan Property dan Real Estate

Tahun 2009-2013

Lampiran 9 Aktiva Lancar Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009- 2013

Lampiran 10 Total Aktiva Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 11 Penjualan Bersih Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-

2013

Lampiran 12 NOPAT Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 13 Invested Capital Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-

2013


(15)

Lampiran 15 Capital Charges Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009- 2013

Lampiran 16 EVA Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 17 CR Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 18 ROI Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 19 DER Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 20 TATO Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2013 Lampiran 21 Harga Saham Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2010-2014 Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas dengan Program SPSS. 16.0 for Windows Lampiran 23 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dengan Program SPSS. 16.0

for Windows

Lampiran 24 Hasil Transformasi Analisis Regresi Linier Berganda dengan Program SPSS. 16.0 for Windows

Lampiran 25 Hasil Koefisien Determinasi dengan Program SPSS. 16.0 for Windows

Lampiran 26 Hasil Uji Statistik F dengan Program SPSS. 16.0 for Windows Lampiran 27 Hasil Uji Statistik t dengan Program SPSS. 16.0 for Windows

Lampiran 28 Hasil Uji Pengaruh Terbesar dengan Program SPSS. 16.0 for Windows

Lampiran 29 Hasil Uji Autokorelasi dengan Program SPSS. 16.0 for Windows Lampiran 30 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Program SPSS. 16.0 for Windows


(16)

Adiningsih, Sri. 2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: PT Bursa Efek Jakarta.

Anoraga, P. dan Pakarti, P. 2003. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Ali. 2001. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi.

Arifin, Zainal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonesia.

Brigham, E.F. dan Houston, J.F. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, T. dan Fakhruddin, H.M. 2001. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Ediningsih, S.I. dan Nilmawati. 2010. EVA dan Beberapa Variabel Fundamental Perusahaan terhadap Harga Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan. 14 (2) : 263-273.

Fakhruddin, M. dan Hadianto, S. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Buku Satu. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harjito, D. Agus. 2009. Keuangan Perilaku Menganalisis Keputusan Investor. Edisi Pertama. Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama. Malang: Bayumedia Publishing.

Rachman, A.A. dan Sutrisno. 2013. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur. Proceeding. Universitas Islam Indonesia.

Rakasetya, G.G., Darminto dan Dzulkirom, M. 2013. Pengaruh Faktor Mikro dan Faktor Makro Ekonomi terhadap Harga Saham Perusahaan Mining dan Mining Service yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011. Jurnal Administrasi Bisnis. 6 (2) : 1-12.


(17)

Ekonomi dan Bisnis. 8 (2) : 150-165.

Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiyawan, Indra. 2014. Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Time Interest Earned dan Return on Equity terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012. Jurnal Nominal. 3 (2) : 117-133.

Sonia, B., Zahroh dan Azizah, D.F. 2014. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Return on Investment (ROI) terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis. 9 (1) : 1-10.

Subarjo. 2013. Pengaruh EVA (Economic Value Added), ROE (Return on Equity) dan EPS (Earning per Share) terhadap Harga Saham (Studi Kasus: PT Kimia Farma Tbk Periode Tahun 2001-2010). Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis. 1 (1) : 70-82. Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta. Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

Ekonesia.

Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. Young, S. David dan Stephen, O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai.


(18)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara, bahkan keberadaan pasar modal menjadi salah satu indikator untuk mengukur maju tidaknya tingkat perekonomian suatu negara. Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia membuat daya tarik masyarakat untuk berinvestasi semakin tinggi.

Pasar modal merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran instrumen keuangan jangka panjang. Instrumen keuangan jangka panjang yang bisa digunakan investor sebagai pilihan berinvestasi diantaranya yaitu, saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif lainnya seperti opsi danfutures(Samsul, 2006: 43).

Salah satu instrumen keuangan jangka panjang yang banyak diminati adalah saham, terutama saham yang diperjualbelikan pada perusahan Go Public. Saham lebih banyak diminati investor dikarenakan return yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya yang berupa dividen dan capital gain. Tempat transaksi perdagangan jual-beli saham di Indonesia diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sektor property dan real estate merupakan salah satu alternatif investasi pilihan utama bagi para investor, karena investasi di sektor ini merupakan investasi jangka panjang dan properti merupakan aktiva multiguna


(19)

yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan. Jumlah tanah yang terbatas menyebabkan harga tanah cenderung naik dari tahun ke tahun yang mengakibatkan semakin tingginya jumlah permintaan akan properti. Hal inilah yang membuat sektor properti dan real estate semakin banyak diminati oleh investor.

Berbeda dengan harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun, harga saham yang diperdagangkan di pasar modal mengalami kenaikan atau penurunan dalam hitungan detik. Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan, faktor eksternal sebagian disebabkan oleh sentimen investor sedangkan faktor internal disebabkan kondisi fundamental perusahaan (Harjito, 2009: 85).

Seorang investor yang membeli saham suatu perusahaan berarti investor tersebut membeli prospek suatu perusahaan. Apabila prospek perusahaan membaik maka harga saham perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, jika prospek perusahaan memburuk, maka harga saham perusahaan akan menurun (Sonia, dkk, 2014: 3).

Pada umumnya, seorang investor cenderung memilih saham dengan harga yang mengalami peningkatan. Selain itu, investor juga dapat mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba karena perusahaan dengan laba tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik. Perkembangan besarnya laba tahunan dan harga saham pada sektor property dan real estate di Indonesia tampak pada tabel 1.1.


(20)

Tabel 1.1 Laba dan Harga Saham Sektor Property dan Real Estate

Tahun Laba Tahun Harga Saham

2009 Rp 89.782.587.664 2010 Rp 484,98

2010 Rp 175.894.120.156 2011 Rp 559,99

2011 Rp 273.949.370.059 2012 Rp 795,75

2012 Rp 449.452.608.826 2013 Rp 1237,86

2013 Rp 761.278.806.685 2014 Rp 1552,68

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa sektor property dan real estate memiliki prospek yang sangat baik bagi para investor, karena laba perusahaan dan harga saham pada sektor ini selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sektor ini akan terus berkembang karena memiliki potensi yang cukup besar.

Ada beberapa cara untuk memprediksi harga saham yang dapat memberikan kemudahan para investor dalam mengambil keputusan pembelian saham, namun pada umumnya investor menggunakan analisis fundamental. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang, mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang dapat mempengaruhi harga saham yang akan datang sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2009: 307).

Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham ada empat rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari Current Ratio(CR), Return on Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TATO) untuk mewakili masing-masing rasio keuangan.


(21)

Penggunaan rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan menggunakan rasio keuangan adalah proses perhitungan lebih mudah dan cepat selama data yang dibutuhkan tersedia lengkap. Kekurangan menggunakan rasio keuangan adalah tidak mencerminkan hasil yang akurat karena data yang digunakan merupakan data akuntansi yang dihasilkan dari nilai buku sehingga tidak mencerminkan nilai pasar perusahaan (Sakir, 2009: 152).

Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk memprediksi harga saham adalah Economic Value Added (EVA). EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham (Sartono, 2001: 104). Metode EVA didasarkan pada laba bersih setelah pajak dikurangi semua biaya modal yang digunakan untuk operasi perusahaan.

Nilai EVA yang positif berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah dan mampu meningkatkan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan, dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga cenderung meningkat. Hal ini akan menarik minat investor untuk menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif yang kemudian menyebabkan peningkatan harga saham.

Hasil penelitian yang tidak konsisten mengenai pengaruh EVA terhadap harga saham dilakukan oleh Ediningsih dan Nilmawati (2010) yang menemukan bahwa EVA berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Subarjo (2013) menemukan bahwa EVA tidak


(22)

berpengaruh terhadap harga saham. Adanya perbedaan hasil penelitian (research gap) tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh EVA terhadap harga saham.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh EVA dan Beberapa Variabel Fundamental terhadap Harga Saham .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) berpengaruh terhadap harga saham?

2. Variabel manakah dari EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) yang paling berpengaruh terhadap harga saham?

C. Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang terdaftar dalam sektor property dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian


(23)

a. Untuk mengetahui pengaruh EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) terhadap harga saham.

b. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham.

2. Kegunaan Penelitian

Beberapa pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan terkait EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

b. Bagi investor dan calon investor

Memberikan informasi tentang adanya pengaruh EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) terhadap harga saham sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan masukan, informasi, acuan dan pustaka tentang pengaruh EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) terhadap harga saham bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lanjutan.


(24)

7

✄✂☎JAUAN TEORI

A. Landasan Penelitian Terdahulu

✆✝ ✞✟ ✞✟✠✡ ✞☛ ✝ ☞✟ ✌✞✍✎ ☞✏ ☞✑ ✞ (2010) ✎✒✍ ☞✓ ✔✓ ☞✟ ✕ ✒✟ ✒✍✞✑ ✞☞✟ ✝ ✒✟ ✠☞✟ ✖✔✝ ✔ ✍

✥✆✗✘ ✝ ☞✟ ✙✒✚✒✛☞✕☞ ✗ ☞✛✞☞✚✒✍ ✜✔✟✝ ☞✎ ✒✟✑ ☞✍ ✢✒✛✔✡ ☞☛☞☞✟ ✑ ✒✛☛ ☞✝ ☞✕ ✣☞✛✠ ☞

S☞☛ ☞✎ . Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama EVA dan

variabel fundamental perusahaan lainnya (CR, ROI, PER dan sze)

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Secara parsial menunjukkan bahwa EVA, ROI dan PER berpengaruh terhadap harga saham sedangkan CR

dansizetidak berpengaruh terhadap harga saham.

Subarjo (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh EVA

(Economic Value Added), ROE (Return on Equity) dan EPS (Earning per

Share) terhadap Harga Saham (Studi Kasus: PT Kimia Farma Tbk Periode

Tahun 2001-2010) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE, EPS dan EVA secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan bahwa hanya ROE yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rachman dan Sutrisno (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur . Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan faktor fundamental yang terdiri dari EPS, DER, ROA, CR, PBV, PER, QAI, NPM, TATO dan ROI berpengaruh terhadap harga saham. Secara


(25)

parsial faktor fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham adalah EPS, DER, ROA, PBV, PER, QAI dan ROI sedangkan faktor fundamental lainya seperti CR, NPM dan TATO tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rakasetya, dkk (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Faktor Mikro dan Faktor Makro Ekonomi terhadap Harga Saham Perusahaan

Mining and Mining Services yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 2008-2011 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor mikro (CR, DER, ITO, ROE dan PER) dan faktor makro (inflasi dan harga minyak dunia) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan bahwa DER, ROE, inflasi dan harga minyak dunia berpengaruh terhadap harga saham sedangkan CR, ITO dan PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Setiyawan (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Current Ratio, Inventory Turnover, Time Interest Earned dan Return on

Equity terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, ITO, TIE dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan bahwa CR, TIE dan ROE berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan ITO berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Sonia, dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul Analisis

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan


(26)

✦✧ ★✩ ✪rty dan ✫ ✪✬ ✭ ✮✯ ✰✬✪t yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama EVA, MVA dan ROI berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan bahwa EVA, MVA dan ROI berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap harga saham adalah ROI.

Pada penelitian ini, yang membedakan dengan penelitian Ediningsih dan Nilmawati (2010) terletak pada objek penelitian, periode waktu dan beberapa variabel independen yang digunakan. Objek penelitian yang digunakan oleh Ediningsih dan Nilmawati (2010) adalah perusahaan yang mempunyai EVA positif pada tahun 2005-2006 sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan pada sektor property dan real estate pada tahun

2009-2013 dan mengganti variabel PER dan✯ ✱zedenganDebt to Equity Ratio

(DER) danTotal Asset Turn Over(TATO).

B. Landasan Teori

1. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) merupakan indikator tentang

adanya penambahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan (Sawir, 2005: 48).

Menurut Moeljadi (2006: 75) EVA merupakan nilai tambah kepada pemegang saham oleh manajemen selama satu tahun tertentu. Jadi, EVA


(27)

difokuskan pada efektivitas manajerial selama satu tahun tertentu. EVA

dihitung dari laba operasi setelah pajak✲✳✴ ✵✶biaya modal setelah pajak.

Pada dasarnya pemodal (investor) akan tertarik untuk melakukan investasi pada saham di perusahaan yang menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka terima. Jika nilai EVA positif, maka laba operasi setelah pajak melebihi biaya modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba tersebut dan tindakan manajemen menambah nilai bagi pemegang saham, dengan kata lain EVA dapat mempengaruhi harga saham (Brigham dan Houston, 2012: 112).

2. Analisis Fundamental

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001: 55) analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan (i) mengestimasi nilai-nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Faktor-faktor fundamental merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan. Faktor ini meliputi kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, hak-hak investor atas dana yang diinvestasikan dalam perusahaan, serta kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban finansialnya dengan pihak lain (Husnan, 2001: 339).

Sesuai dengan konsep yang dikemukakan maka dalam meninjau fluktuasi harga saham perlu diketahui variabel-variabel yang dapat


(28)

mempengaruhi perubahan harga saham yang tercermin dalam rasio

keuangan. Menurut Sartono (2001: 114) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

2. Rasio Profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan

perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri.

3. Rasio Leverage, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk

memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Rasio Aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan.

Current Ratio (CR) adalah salah satu rasio likuiditas yang

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Jika CR dalam keadaan rendah maka dapat dikatakan bahwa perusahaan kekurangan modal untuk membayar hutang dan berakibat pada kurang efektif dan efisiennya

manajemen dalam mengelola laba dan return saham, sehingga memiliki

pengaruh terhadap harga saham yang akan berujung pada turunnya permintaan akan saham perusahaan tersebut, sehingga berimbas pada fluktuasi atau perubahan harga saham (Arifin, 2005: 136).


(29)

✷ ✸✹✺ ✻t ✼✻ ✽✻ ✾ ✸✿ ✸✻ ❀st (ROI) adalah salah satu dari bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. ROI umumnya digunakan sebagai pedoman investor dalam mengambil suatu keputusan investasi. Informasi laba yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari ROI yang tinggi, dianggap menghasilkan kinerja yang baik. Begitu pula sebaliknya, apabila perusahaan memiliki ROI yang rendah dianggap menghasilkan kinerja yang kurang baik. Jadi, apabila perusahaan dapat menghasilkan kinerja yang baik maka investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dan harga saham perusahaan tersebut juga akan mengalami peningkatan (Sutrisno, 2001: 242).

❁ ✸❂ ❀ t✼ ❃ ❄ ✹❅ty ✷ ❆ ❀❅✼ (DER) merupakan rasio ❇ ✸v✸✺ ❆❈ ✸ yang

digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan. Tingkat DER mempunyai hubungan terbalik dengan harga saham suatu perusahaan, artinya semakin tinggi nilai DER maka kemungkinan tingkat harga saham semakin rendah. Sedangkan semakin rendah nilai DER maka kemungkinan tingkat harga saham akan semakin tinggi dan perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dari investor. Dengan demikian tingkat DER berpengaruh negatif terhadap harga saham (Rakasetya, dkk, 2013: 3).

❉✼❀❆❇ ❊❋❋✸t ❉✹✺ ✻ ✼✾ ✸r (TATO) merupakan rasio aktivitas yang


(30)

dengan melihat tingkat aktivitas aset. Tinggi rendahnya harga saham suatu industri dapat disebabkan oleh seberapa efisien penggunaan seluruh aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain, jumlah aset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila TATO ditingkatkan atau diperbesar (Syamsuddin, 2007: 54).

3. Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).

Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis (Anoraga dan Pakarti, 2003: 58), yaitu sebagai berikut:

a. ● ❍■❏ ❍❑▲▼(Nilai Nominal)

Nilai nominal tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Jumlah saham yang dikeluarkan perseroan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca.


(31)

b. Base Price(Harga Dasar)

Harga perdana (untuk menentukan nilai dasar), dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Pada saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya.

c. Market Price(Harga Pasar)

Market price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan

harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar

sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing

price).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Arifin (2001: 116) faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu: Pertama, faktor non keuangan yaitu misalnya berupa pergerakan harga tren saham, yang biasanya digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan membeli ataupun menjual saham. Kedua, faktor keuangan berupa informasi-informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, misalnya profitabilitas. Informasi keuangan tersebut yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dimana kinerja perusahaan akan dijadikan acuan dari nilai saham dimata investor. Faktor keuangan disini termasuk rasio-rasio yang merupakan ukuran terhadap kinerja perusahaan.


(32)

5. Analisa Saham dan Pedoman Penilaian Harga Saham

Analisa saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (◆❖P◗ ◆❖❘ ◆❙

v

❚ ❯❱❲ ) suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar

saham tersebut pada saat ini (❙urr❲❖P ❳❚◗ ❨❲t ❩◗ ◆❙❲ ). Sedangkan nilai

intrinsik menunjukkan ❩◗❲❘❲❖P v❚ ❯❱❲ arus kas yang diharapkan dari suatu

saham (Adiningsih, 2001: 317).

Pedoman yang digunakan untuk menilai harga saham adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saat ini, maka

saham tersebut dinilai u❖❬❲❚❯❱❲❬rv (harganya terlalu rendah) dan

karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

2. Bila nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham

tersebut dinilai❭❪❲rv❚ ❯u❲❬ (harganya terlalu tinggi) dan karenanya

layak dijual.

3. Bila nilai intrinsik sama dengan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah teoritis yang dibuat, maka penelitian ini dapat membangun kerangka pemikiran teoritis pada gambar 2.1 sebagai berikut.


(33)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pada gambar 2.1 dijelaskan bahwa dari hasil analisis laporan keuangan yang berupa EVA, CR, ROI, DER serta TATO akan dilakukan pengujian apakah kelima variabel tersebut akan berpengaruh terhadap harga saham dan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis yang dibuat, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis alternatif untuk menguji pengaruh EVA, CR, ROI, DER dan TATO terhadap harga saham adalah sebagai berikut:

H1: EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) berpengaruh terhadap harga saham.

H2: ROI paling berpengaruh terhadap harga saham.

EVA (X₁)

Harga Saham (Y)

CR (X₂)

ROI (X₃)

DER (X₄)


(1)

mempengaruhi perubahan harga saham yang tercermin dalam rasio keuangan. Menurut Sartono (2001: 114) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

2. Rasio Profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri.

3. Rasio Leverage, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Rasio Aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan.

Current Ratio (CR) adalah salah satu rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Jika CR dalam keadaan rendah maka dapat dikatakan bahwa perusahaan kekurangan modal untuk membayar hutang dan berakibat pada kurang efektif dan efisiennya manajemen dalam mengelola laba dan return saham, sehingga memiliki pengaruh terhadap harga saham yang akan berujung pada turunnya permintaan akan saham perusahaan tersebut, sehingga berimbas pada fluktuasi atau perubahan harga saham (Arifin, 2005: 136).


(2)

✷ ✸✹✺ ✻t ✼✻ ✽✻ ✾ ✸✿ ✸✻ ❀st (ROI) adalah salah satu dari bentuk rasio

profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. ROI umumnya digunakan sebagai pedoman investor dalam mengambil suatu keputusan investasi. Informasi laba yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari ROI yang tinggi, dianggap menghasilkan kinerja yang baik. Begitu pula sebaliknya, apabila perusahaan memiliki ROI yang rendah dianggap menghasilkan kinerja yang kurang baik. Jadi, apabila perusahaan dapat menghasilkan kinerja yang baik maka investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dan harga saham perusahaan tersebut juga akan mengalami peningkatan (Sutrisno, 2001: 242).

❁ ✸❂ ❀ t✼ ❃ ❄ ✹❅ty ✷ ❆ ❀❅✼ (DER) merupakan rasio ❇ ✸v✸✺ ❆❈ ✸ yang

digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan. Tingkat DER mempunyai hubungan terbalik dengan harga saham suatu perusahaan, artinya semakin tinggi nilai DER maka kemungkinan tingkat harga saham semakin rendah. Sedangkan semakin rendah nilai DER maka kemungkinan tingkat harga saham akan semakin tinggi dan perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dari investor. Dengan demikian tingkat DER berpengaruh negatif terhadap harga saham (Rakasetya, dkk, 2013: 3).

❉✼❀❆❇ ❊❋❋✸t ❉✹✺ ✻ ✼✾ ✸r (TATO) merupakan rasio aktivitas yang


(3)

dengan melihat tingkat aktivitas aset. Tinggi rendahnya harga saham suatu industri dapat disebabkan oleh seberapa efisien penggunaan seluruh aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain, jumlah aset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila TATO ditingkatkan atau diperbesar (Syamsuddin, 2007: 54).

3. Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).

Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis (Anoraga dan Pakarti, 2003: 58), yaitu sebagai berikut:

a. ● ❍■❏ ❍❑▲▼(Nilai Nominal)

Nilai nominal tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Jumlah saham yang dikeluarkan perseroan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca.


(4)

b. Base Price(Harga Dasar)

Harga perdana (untuk menentukan nilai dasar), dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Pada saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya.

c. Market Price(Harga Pasar)

Market price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Arifin (2001: 116) faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu: Pertama, faktor non keuangan yaitu misalnya berupa pergerakan harga tren saham, yang biasanya digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan membeli ataupun menjual saham. Kedua, faktor keuangan berupa informasi-informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, misalnya profitabilitas. Informasi keuangan tersebut yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dimana kinerja perusahaan akan dijadikan acuan dari nilai saham dimata investor. Faktor keuangan disini termasuk rasio-rasio yang merupakan ukuran terhadap kinerja perusahaan.


(5)

5. Analisa Saham dan Pedoman Penilaian Harga Saham

Analisa saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (◆❖P◗ ◆❖❘ ◆❙

v

❚ ❯❱❲ ) suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar

saham tersebut pada saat ini (❙urr❲❖P ❳❚◗ ❨❲t ❩◗ ◆❙❲ ). Sedangkan nilai

intrinsik menunjukkan ❩◗❲❘❲❖P v❚ ❯❱❲ arus kas yang diharapkan dari suatu

saham (Adiningsih, 2001: 317).

Pedoman yang digunakan untuk menilai harga saham adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai u❖❬❲❚❯❱❲❬rv (harganya terlalu rendah) dan

karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

2. Bila nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai❭❪❲rv❚ ❯u❲❬ (harganya terlalu tinggi) dan karenanya

layak dijual.

3. Bila nilai intrinsik sama dengan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah teoritis yang dibuat, maka penelitian ini dapat membangun kerangka pemikiran teoritis pada gambar 2.1 sebagai berikut.


(6)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pada gambar 2.1 dijelaskan bahwa dari hasil analisis laporan keuangan yang berupa EVA, CR, ROI, DER serta TATO akan dilakukan pengujian apakah kelima variabel tersebut akan berpengaruh terhadap harga saham dan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis yang dibuat, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis alternatif untuk menguji pengaruh EVA, CR, ROI, DER dan TATO terhadap harga saham adalah sebagai berikut:

H1: EVA dan beberapa variabel fundamental (CR, ROI, DER dan TATO) berpengaruh terhadap harga saham.

H2: ROI paling berpengaruh terhadap harga saham. EVA (X₁)

Harga Saham (Y) CR (X₂)

ROI (X₃) DER (X₄) TATO (X₅)