382 PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM DAN LABA PER SAHAM

PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM DAN LABA PER SAHAM Studi Kasus Pada Industri Properti Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta

Influence of Fundamental Variables Toward the Stock Price and Earning per Share

(Case Study on Property Industry that Go Public at Jakarta Stock Exchange)

Wahyu Budi Santoso

Mahasiswa Program Magister Manajemen, PPSUB

Thantawi A.S. dan Moeljadi

Dosen Jurusan Manajemen FEUB

ABSTRACT

This research aims at investigating two issues. First, Whether the several fundamental variables simultantly and partially influence toward the stock price and earning per share on property companies that go public at Jakarta Stock Exchange. Second, Which of several fundamental variables have the most dominant influence either toward the stock price or earning per share.

Population used in this research include the entire property companies that go public at Jakarta Stock Exchange with criteria that those companies had the data availibility during 4 periods, those are from the year of 1998 until 2001, from that criteria are obtained about 31 companies where the 24 companies were selected as sample with the simple random sampling technically. The method of analysis is Structural Equation Modelling (SEM).

Research results indicate that (1) Simultantly, fundamental indicators have the positive influence toward the stock price (Y 1 ) and earning per share (Y 2 ), these are indicated by positive coefficient for the two variables, however the influence to the earning per share are stronger than to the stock price because its coefficient is bigger than another. In addition, partially there are the significant influence for the variables

of earning quality (X 7 ), capital expenditure (X 3 ), gross margin (X 4 ), selling and administration expenses (X 5 ) and inventory (X 1 ) because the p-value are smaller than the 5% significant level, while the variables of account recievable (X 2 ), effective tax rate (X 6 ) and labour force (X 9 ) have not the significant influence. (2) And for the variable of earning quality (X 7 ) has the most dominant influence either to the stock

price or earning per share because the p-value is the smallest.

Key Words: Fundamental Analysis, Stock Price, EPS

PENDAHULUAN

yang diharapkan. Penentuan alternatif hasil yang diharapkan dalam hal ini

Pada dasarnya, investor membeli menjadi penting agar dana yang sekuritas itu karena mereka berharap

dialokasikan tidak sia-sia. akan imbalan yang positif, pembeli

Para investor yang terlibat dalam saham tertarik pada dua komponen

perdagangan saham tersebut tentu keuntungan, yaitu deviden (pembagian

mengetahui bahwa melakukan investasi laba perusahaan) dan capital gain

di pasar modal setidak-tidaknya harus (selisih lebih harga jual saham dengan

memperhatikan 2 (dua) hal yaitu : harga beli saham yang bersangkutan)

keuntungan yang dapat diperoleh keuntungan yang dapat diperoleh

nilai kurs suatu saham. keuntungan, terdapat pula resiko

Di sisi lain, investasi atau mengalami kerugian. Semakin besar

penanaman dalam saham merupakan peluang resiko, semakin besar pula

pemilikan atau pembelian saham-saham ekspektasi tingkat return yang akan

perusahaan lain oleh suatu perusahaan diperoleh.

dengan tujuan untuk memperoleh Walaupun

pendapatan atau tambahan di luar munculnya suatu resiko, namun pasar

terdapat

peluang

pendapatan dari usaha pokoknya modal dan transaksi perdagangan saham

(Subroto, 1991). Karena alasan atau tetap menjadi pilihan yang menarik

tujuan akhirnya adalah perolehan untuk investasi, khususnya di pasar

pendapatan, maka bagi investor untuk sekunder, mengingat ada keuntungan-

berinvestasi di pasar modal memerlukan keuntungan yang bisa diperoleh bagi

pertimbangan-pertimbangan yang investor, yang antara lain berupa bunga

matang. Penanaman modal dalam atau deviden yield yang akan dibagikan

bentuk investasi saham (common stock) pada pemegang saham bila perusahaan

memerlukan informasi yang akurat, memperoleh laba perusahaan dan

sehingga investor tidak terjebak pada capital gain atau apresiasi atas harga

kondisi yang merugikan, karena saham yang merupakan selisih harga

investasi saham pada bursa efek pembelian saham dan penjualan saham.

memerlukan jenis investasi dengan Di dalam pasar modal, keuntungan

resiko yang relatif tinggi dengan dari saham dapat dikaitkan dengan

keuntungan yang relatif tinggi pula. harga saham yang disebut dengan kurs,

Informasi akurat yang diperlukan yaitu atau juga keuntungan tersebut dapat

mengetahui sejauh mana eratnya dikaitkan dengan laba per saham

variabel-variabel yang (earning per share) . Nilai kurs dan laba

hubungan

menjadi penyebab fluktuasi harga per saham (earning per share) ini

saham dan laba per saham yang akan tergantung dari kinerja dan prospek

dibeli. Dengan mengetahui pengaruh perusahaan yang mengeluarkan saham

variabel-variabel tersebut, investor tersebut. Perbedaannya, nilai kurs

dapat memiliki strategi untuk memilih umumnya ditentukan oleh tarik-menarik

perusahaan yang benar-benar dianggap antara

sehat sebagai tempat menanamkan (demand-supply) di pasar modal

pembeli dengan

penjual

modalnya.

(ekstern perusahaan), sedangkan laba Pada dasarnya faktor-faktor yang per saham (earning per share)

mempengaruhi harga saham dan laba ditentukan

per saham mudah dikenali, yang kontribusi

oleh seberapa

besar

permasalahan adalah tersebut

bagaimana menetapkan faktor-faktor keuntungan bagi perusahaan, dari hasil

dalam

menghasilkan

tersebut kedalam suatu sistem penilaian ini dapat ditentukan berapa besar laba

untuk memilih saham mana yang yang dapat dialokasikan untuk masing-

dimasukkan kedalam masing saham yang beredar (intern

seharusnya

portofolio. Berkaitan dalam hal ini ada perusahaan).

2 (dua) cara yang dapat digunakan Namun dari perbedaan kedua

dalam memprediksi harga saham dan faktor tersebut, pada dasarnya kinerja

laba per saham yaitu 1) Analisis dan prospek perusahaanlah yang sangat

Teknikal (chartist theory) dan 2) menentukan kedua keuntungan tersebut.

Analisis Fundamental (intrinsic value Meskipun nilai kurs banyak ditentukan

analysis). Kedua alat analisis tersebut di pasar modal, namun kinerja dan

secara bersama-sama akan membentuk prospek perusahaan merupakan salah

kekuatan pasar yang berpengaruh kekuatan pasar yang berpengaruh

Variabel sosial, ekonomi dan politik mengalami berbagai kemung-kinan

adalah sisi informasi lain yang perlu kenaikan harga atau penurunan harga

diketahui investor karena informasi ini (Fama, 1995).

mempengaruhi prospek Asumsi dasar dari analisis teknikal

dapat

perusahaan, perdagangan surat berharga atau chartist theory adalah bahwa

di bursa efek baik secara fundamental sejarah itu cenderung terjadi berulang-

maupun secara teknikal. Variabel- ulang. Pola perilaku harga masa lalu

variabel tersebut antara lain kebijakan dalam tiap-tiap saham akan cenderung

moneter, musim, neraca perdagangan berulang-ulang di masa mendatang.

dan APBN, keadaan politik dan Dengan demikian cara memprediksi

ekonomi.

harga saham (dan tentunya laba per Berbeda dengan asumsi diatas, saham yang mungkin didapat) adalah

perhitungannya (khususnya dengan mengembangkan kebiasaan

dalam

dalam analisis fundamental) variabel- dengan pola perilaku harga dimasa lalu.

variabel yang mempengaruhi harga Selain itu, variabel-variabel yang

saham yang populer adalah dengan terkandung dalam analisis teknikal itu

menghitung Price Earning Ratio (PER) meliputi

dimana PER ini digunakan untuk menyaji-kan informasi yang akan

variabel-variabel

yang

menilai kewajaran harga saham. Saham memberikan gambaran kepada investor

dengan PER yang tinggi biasanya untuk menentukan kapan pembelian

diduga harga sahamnya terlalu tinggi saham dilakukan dan kapan saham

yang selanjutnya akan berpengaruh pula tersebut dijual atau ditukar dengan

terhadap laba per saham (Husnan, saham

1996). Selain dengan menggunakan keuntungan yang maksimal. Variabel

lain agar

memperoleh

PER diatas, variabel-variabel lain yang teknikal

dipertimbangkan oleh perkembangan kurs saham, keadaan

ini meliputi

tentang

umumnya

kebanyakan para analis antara lain pasar

adalah dengan mempertimbangkan 9 perkembangan harga saham dari waktu

modal, volume

transaksi,

(sembilan) variabel informasi keuangan ke waktu dan capital gain/loss.

internal berikut ini antara lain (Penman, Sedangkan analisis fundamental

Lev dan Thiagarajan dalam Abarbanell adalah memprediksi harga saham dan

dan Bushee, 1997; Brian O’neal et al., laba

2000) : Persediaan (inventory), Piutang kemampuan perusahaan. Alat analisis

per saham

berdasarkan

(account recievable), ini terutama menyangkut masalah

dagang

modal (capital kebijakan

Pengeluaran

expenditures), Laba kotor (gross variabel yang terkandung dalam analisis

peru-sahaan.

Variabel-

margin) , Beban penjualan dan ini meliputi variabel-variabel yang

administrasi (selling and administrative memberi informasi tentang kinerja

expenses) , Tingkat pajak efektif perusahaan dan variabel lain yang

(effective tax rate), Kualitas laba mempengaruhinya.

Variabel-variabel (earnings quality), Kualifikasi audit ini merupakan variabel yang meliputi

(audit qualification), Tenaga kerja ke-mampuan

manajemen

dalam

(labor force).

Menginvestasikan dananya hanya perusahaan, prospek bisnis perusahaan

mengelola kegiatan

operasional

dengan cara mencermati harga saham di masa mendatang, prospek pemasaran

dan laba per saham tidaklah cukup dari bisnis yang dilakukan, dan

tanpa memperhatikan kecende-rungan variabel-variabel

(trend) sektoral industri di masa yang mempengaruhinya seperti kondisi sosial

lain

yang

akan datang, dan kita tahu bahwa di ekonomi, politik, keamanan, dan

pasar modal, saham perusahaan yang pasar modal, saham perusahaan yang

judul yang akan diangkat dalam beberapa sektor industri. Dan salah satu

kedalam

penelitian ini adalah : “Analisis sektor industri yang menarik untuk

Beberapa Variabel diteliti adalah sektor properti karena

Pengaruh

Fundamental Terhadap Harga Saham sektor ini merupakan sektor yang amat

dan Laba Per Saham (Studi Kasus Pada terpukul

Perusahaan Properti yang Go Public di Indonesia sehingga harga sahamnya

akibat krisis

ekonomi

Bursa Efek Jakarta)”. banyak yang dibawah harga nominal (undervalued) dan laba per sahamnya menjadi banyak yang minus.

KERANGKA KONSEP

Terkait dengan ulasan diatas, jika kita mengamati kebelakang (kilas balik)

Seperti yang telah diuraikan pada akan kondisi industri properti beberapa

latar belakang diatas bahwa analisis tahun yang lalu, memang industri ini

fundamental merupakan salah satu alat mengalami booming di tahun 1986,

analisis yang tepat digunakan dalam properti menjamur dimana-mana hingga

memprediksi harga saham dan laba per banyak investor (pembeli) membeli

saham karena selain berdasarkan rumah tidak untuk ditinggali melainkan

kemampuan internal perusahaan juga untuk berspekulasi. Akibatnya harga

karena alat ini menyangkut masalah properti berguguran, ekonomi stagflasi,

kebijakan perusahaan. Banyak variabel- kredit macet meningkat, perang harga

variabel yang digunakan sebagai dasar rumah

dalam menggunakan alat ini, tapi yang akibatnya banyak pengembang ambruk

semakin meningkat

dan

banyak digunakan oleh para analis terutama di tahun 1997. Masih belum

berupa 9 (sembilan) variabel seperti hilang pada ingatan kita bahwa stigma

yang telah diuraikan sebelumnya. negatif

Dalam penelitian ini, alat analisis mengkristal di masyarakat karena sektor

tentang properti

masih

fundamental dan 9 (sembilan) variabel ini dituduh menjadi biang keladi

internal perusahaan tersebut digunakan rusaknya perbankan nasional (terutama

menganalisis pengaruhnya kredit macet) akibat maraknya praktek

untuk

terhadap harga saham dan laba per mark-up

hingga menjerumuskan saham dengan salah satu tujuannya perekonomian negeri ini ke jurang

adalah untuk menambah pengetahuan krisis yang paling.

dan pemahaman mengenai fluktuasi Dengan menyimak uraian diatas

harga saham dan laba per saham, dan dengan mengacu pada kedua alat

sedangkan obyek yang diteliti adalah analisis dalam memprediksi harga

sektor industri properti yang go public saham seperti yang telah dijelaskan

di Bursa Efek Jakarta karena industri ini sebelumnya, maka dalam penelitian ini

sejak krisis moneter di Indonesia akan dikaji bagaimana pengaruh dari

merupakan salah satu sektor yang variabel-variabel funda-mental terhadap

sangat terpukul dan harga sahamnya harga saham dan laba per saham

banyak yang undervalued dan laba per khususnya pada perusahaan properti

sahamnya banyak yang minus. Oleh yang go public di Bursa Efek Jakarta

karena itu, rumusan masalah yang akan (BEJ). Dalam penelitian ini sengaja

dibahas dalam penelitian ini adalah : hanya menfokuskan pada alat analisis

1. Apakah variable fundamental funda-mental saja dengan didukung

secara simultan maupun secara parsial oleh 9 (sembilan) variabel seperti yang

berpengaruh terhadap harga saham dan umumnya dipertimbangkan oleh para

laba per saham pada perusahaan analis diatas, hal ini dilakukan dengan

properti yang go public di Bursa Efek tujuan untuk memperkuat penelitian-

Jakarta.

penelitian sebelum nya. Oleh karena itu penelitian sebelum nya. Oleh karena itu

2. Dari variable fundamental ter-

perusahaan

kuantitas (pelaporan). Untuk kualifikasi berpengaruh terhadap harga saham dan

audit sebagaimana diketahui bahwa laba per saham pada perusahaan

pelaporan keuangan untuk perusahaan properti yang go public di Bursa Efek

yang go public di bursa harus Jakarta.

dilaporkan wajar tanpa pengecualian Analisis fundamental merupakan

terdapat keseragaman salah satu alat analisis yang tepat

sehingga

kualifikasi audit dari perusahaan digunakan dalam memprediksi harga

tersebut. Sedangkan untuk variabel saham dan laba per saham karena selain

kualitas laba, variabel ini merupakan berdasarkan

salah satu output penting dari suatu perusahaan juga karena alat ini me-

kemampuan

internal

pelaporan keuangan karena sangat nyangkut

terhadap pembagian perusahaan, dan variabel-variabel yang

deviden (earning per share) dan bahkan digunakan

terhadap fluktuasi harga saham, jika menggunakan alat ini berupa 9 nilainya minus dapat dipastikan deviden

(sembilan) variabel seperti yang banyak tidak dapat dibagikan. Oleh karena itu, digunakan oleh para analis. Atas dasar

Hipotesis II yang diajukan adalah : tersebut, diduga kesembilan variabel

H2. Diduga variabel kualitas laba internal

mempunyai pengaruh dominan terhadap berpengaruh terhadap harga saham dan

perusahaan

tersebut

harga saham dan laba per saham pada laba per saham pada perusahaan

perusahaan properti yang go public di properti yang go public di Bursa Efek

Bursa Efek Jakarta. Jakarta. Oleh karena itu, Hipotesis I yang diajukan adalah :

H1. Diduga terdapat pengaruh baik

METODE PENELITIAN

simultan maupun parsial dari variabel- variabel fundamental terhadap harga

Pendekatan penelitian ini adalah saham dan laba per saham pada

pendekatan korelasional (correlational perusahaan properti yang go public di

study) , dimana penelitian ini dirancang Bursa Efek Jakarta.

untuk menentukan tingkat hubungan Dan dari sembilan

atau pengaruh variabel-variabel yang tersebut,

variabel

dalam suatu populasi. memiliki karakteristik tersendiri yang

Pendekatan ini terutama digunakan mana untuk variabel persediaan,

untuk mengetahui seberapa besar piutang dagang dan pengeluaran modal

variabel-variabel bebas merupakan variabel yang berasal dari

kontribusi

terhadap variabel terikat serta besarnya neraca

arah hubungan yang terjadi (Umar, perusahaan, sedangkan untuk variabel

dan merupakan

asset

2000). Sedangkan desain penelitian laba kotor, beban penjualan dan

digunakan adalah desain administrasi dan tingkat pajak efektif

yang

eksplorasi yaitu merupakan desain merupakan variabel yang berasal dari

penelitian yang dilakukan dengan laba-rugi

mengembangkan konsep-konsep yang operasional dalam periode tertentu atas

dan merupakan

hasil

lebih jelas terhadap obyek penelitian dasar asset perusahaan diatas, dan

digunakan. Adapun variabel tenaga kerja merupakan faktor

yang

pelaksanaannya, peneliti menggunakan pembantu

data kuantitatif berupa data sekunder perusahaan.

jalannya

operasional

laporan keuangan dan laporan tahunan Sedangkan untuk variabel kualitas

perusahaan properti yang go public di laba dan kualifikasi audit merupakan

Bursa Efek Jakarta dari tahun 1998 faktor

yang mencirikan

kualitas

sampai dengan tahun 2001.

Unit sampel (unit analisis) di Untuk menentukan persen kelong- dalam penelitian ini adalah perusahaan.

garan di atas, Sevilla (1994) dalam Populasinya adalah seluruh perusahaan

Umar (2000) memperlihatkan batas properti yang go public di Bursa Efek

kesalahan yang dapat digunakan pada Jakarta (BEJ) dari tahun 1998 hingga

ukuran populasi yang digunakan yaitu 2001 (berdasarkan laporan tahunan

maksimum 10%, semakin kecil persen emiten dan juga berdasarkan Indonesian

kelonggaran yang digunakan, maka Capital Market Directory 1998 – 2001)

semakin besar sampel yang akan dan

diperoleh. Dengan menggunakan rumus keuangannya. Pengertian perusahaan

telah memberikan

laporan

tersebut diatas dapat dihitung sampel real estate dan properti adalah

sebagai berikut : perusahaan yang baik seluruhnya atau sebagian

31 produk properti seperti real estate,

perumahan, perkantoran dan sejenisnya.

31 Kriteria lain yang digunakan adalah

perusahaan tersebut telah memenuhi 31

persyaratan atas dasar ketersediaan data 1 , 31 selama 4 (empat) tahun sesuai dengan

n = 23,66 atau 24 buah periode penelitian yang diperlukan yaitu dari tahun 1998 sampai dengan tahun

Adapun cara atau teknik yang 2001. Adapun populasi perusahaan

dipergunakan untuk mengambil sampel properti yang go public di Bursa Efek

perusahaan properti yang go public di Jakarta (BEJ) dari tahun 1998 hingga

Bursa Efek Jakarta (BEJ) tersebut 2001 dapat dilihat pada Tabel 1 pada

setelah ditentukan jumlah sampel diatas Lampiran.

yaitu digunakan teknik simple random Dari daftar perusahaan yang listing

sampling dengan cara undian. di Bursa Efek Jakarta berdasarkan

Berdasarkan pada permasalahan Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa

dan hipotesis yang diajukan pada bab 1 perusahaan properti yang memiliki

dan bab 2 sebelumnya, maka analisis ketersediaan data selama 4 (empat)

variabel-variabel yang akan diteliti tahun dari tahun 1998 hingga 2001

dalam penelitian ini dibagi dalam 2 sesuai dengan periode penelitian yang

kelompok yaitu : Variabel terikat diperlukan dalam penelitian ini adalah

(dependent variable) adalah Harga sebanyak 31 perusahaan. Dengan

Saham dan Laba Per Saham dari setiap demikian populasi yang digunakan

sampel penelitian dalam penelitian ini adalah sebanyak 31

perusahaan

perusahaan dan selanjutnya disebut perusahaan.

sebagai variabel Y yang terdiri dari : Adapun dalam menentukan ukuran

Harga Saham (Y1) dan Laba Per Saham sampel dari populasi tersebut dihitung

(Y2).

bebas (independent (Umar, 2000) :

berdasarkan pendapat Slovin berikut ini

Variabel

variable) yang digunakan dan diduga memiliki pengaruh terhadap variabel

terikat (harga saham dan laba per saham) pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Variabel bebas (X)

dimana : n = Ukuran sample, N =

mencerminkan sinyal-sinyal Ukuran populasi,

ini

fundamental berbasis akuntansi, yang kelonggaran ketidak-telitian karena

e = Persen

terdiri dari : Persediaan, Piutang kesalahan pengambilan sampel yang

dagang, Pengeluaran modal, Laba masih dapat ditolerir atau diinginkan.

kotor,

Beban penjualan dan Beban penjualan dan

sampel penelitian Kualitas laba, Kualifikasi audit, dan

perusahaan

periode 1997- 2000 yang diukur Tenaga kerja.

dalam satuan rupiah. Definisi operasional variabel yang

6. Tingkat Pajak Efektif (X 6 ) adalah digunakan dalam penelitian ini antara

tingkat pajak riil yang dibayarkan lain :

oleh masing-masing perusahaan sampel penelitian setiap tahunnya

a. Variabel terikat

(dependent

periode 1997- 2000yang diukur variable) dalam satuan prosentase.

7. Kualitas Earning (X 7 ) adalah pasar (kurs saham) per bulan

1. Harga Saham (Y 1 ) adalah nilai harga

kualitas laba yang masing-masing perusahaan sampel

penilaian

masing-masing penelitian

dihasilkan

sampel penelitian penutupan (closing price) periode

periode 1997- 2000 yang diukur 1997-2000 yang diukur dalam

satuan skor dengan satuan rupiah.

dalam

pertimbangan jika laba positif diberi

skor 1 jika negatif diberi skor 0. laba per saham tahunan masing-

2. Laba Per Saham (Y 2 ) adalah nilai

8. Kualifikasi Audit (X 8 ) adalah masing

penilaian kualifikasi audit terhadap penelitian periode 1997-2000 yang

perusahaan

sampel

laporan keuangan masing-masing diukur dalam satuan rupiah.

sampel penelitian periode 1997-2000 yang diukur b.Variabel bebas (independent

perusahaan

satuan skor dengan variable). Variabel bebas dalam

dalam

pertimbangan jika hasil audit penelitian ini terdiri dari 9 (sembilan)

qualified maka diberi skor 1 dan jika variabel yaitu :

unqualified maka diberi skor 0.

9. Tenaga Kerja (X 9 ) adalah jumlah persediaan dalam neraca tahunan

1. Persediaan (X 1 )

adalah

nilai

tenaga kerja pada masing-masing masing-masing perusahaan sampel

sampel penelitian penelitian periode 1997-2000 yang

perusahaan

periode 1997-2000 yang diukur diukur dalam satuan rupiah.

dalam satuan jumlah.

2. Piutang Dagang (X 2 ) adalah piutang Analisa data dilakukan untuk dagang dalam neraca tahunan

hipotesis penelitian. masing-masing perusahaan sampel

membuktikan

Sesuai dengan hipotesis yang telah penelitian periode 1997- 2000 yang

dirumuskan sebelumnya, maka metode diukur dalam satuan rupiah.

analisis data yang paling tepat

digunakan adalah SEM (Structural pengeluaran modal dalam neraca

3. Pengeluaran Modal (X 3 ) adalah

Equation Modeling). Pengunaan SEM tahunan masing-masing perusahaan

dengan alasan : sampel penelitian periode 1997-

a. Variabel dependen ada 2 buah, yaitu 2000 yang diukur dalam satuan

Y 1 dan Y 2 , dengan SEM analisis rupiah.

dapat dilakukan secara serentak

sistem persamaan dalam perkiraan laba-rugi tahunan

4. Laba Kotor (X 4 ) adalah laba kotor

terhadap

(simultan). Di dalam penelitian ini masing-masing perusahaan sampel

dua persamaan yang penelitian periode 1997- 2000 yang

ada

membentuk sistem. diukur dalam satuan rupiah.

b. Variabel dependen memiliki data

5. Beban Penjualan dan Administrasi berskala ratio, sehingga memenuhi (X 5 ) adalah beban penjualan dan

asumsi digunakannya SEM. administrasi dalam perkiraan laba-

c. Pada pembuktian pengaruh variabel rugi

tahunan

masing-masing

fundamental (secara simultan) fundamental (secara simultan)

piutang dagang lebih banyak daripada fundamental merupakan variabel

hakekatnya

variabel

yang mengalami kenaikan. Perusahaan latent (konstruk), sedangkan X 1 dengan piutang dagang terbesar adalah

Mulialand sedangkan yang terkecil indikator dari variabel fundamental.

sampai dengan X 9 merupakan

adalah Suryamas Dutamakmur. Adapun Analisis yang dapat digunakan

yang sangat bergejolak tetap dialami untuk ini adalah SEM.

oleh Suryainti Permata. Memang besar

d. Dengan SEM akan dapat diketahui kecilnya piutang dagang ini tidak variabel

terlepas dari kapasitas perusahaan itu berpengaruh terhadap harga saham

yang lebih

dominan

sendiri, namun ketepatan strategi atau terhadap laba per saham.

mengelola piutang dagang baik jangka Adapun

panjang maupun jangka pendek tidak dikembangkan dalam bentuk diagram

model

yang

melihat besar kecilnya perusahaan. path untuk pengaruh simultan dan parsial kedalam SEM (Structural

3. Pengeluaran Modal Equation Modeling) ini dapat dilihat

(Investments)

dalam Gambar 1 pada Lampiran. Berdasarkan perkembangan data Sedangkan

nampaknya banyak perusahaan yang dilakukan dengan bantuan program

proses

perhitungan

sangat hati-hati dalam mengelola komputer AMOS 4.01.

pengeluaran modal ini, yang mana diindikasikan stagnannya perusahaan dalam menganggarkan dana investasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

dan bahkan banyak yang nol. Hal ini selain disebabkan oleh prospek bisnis

1. Persediaan (Inventories) properti yang masih belum sepenuhnya Secara umum perkembangan data

pulih, juga disebabkan oleh stok ini bervariasi. Perbandingan antara

properti yang masih ada sehingga kenaikan

strategi perusahaan ditekankan pada khususnya di tahun 2001 adalah

dengan

penurunannya

maksimalisasi penjualan stok properti seimbang. Jumlah persediaan terbesar

yang ada.

dimiliki oleh Jakarta Internasional Hotel & Development dan Putra Surya

4. Laba Kotor (Gross Margin) Perkasa. Jakarta Internasional Hotel &

Perkembangan data secara umum Development cenderung mengalami

banyak yang mengalami peningkatan peningkatan sejak tahun 1999 hingga

meskipun tidak terlalu besar. Laba kotor 2001 namun Putra Surya Perkasa

terbesar khususnya di tahun 2001 cenderung menurun sejak tahun 1998,

dialami oleh Duta Pertiwi, sedangkan hanya di tahun 2001 mengalami

laba kotor terkecil dialami oleh Panca kenaikan kecil. Sedangkan yang sangat

Wiratama Sakti. Nampaknya besarnya gejolak adalah Suryainti Permata.

laba kotor ini secara signifikan tidak Memang persediaan bagi perusahaan

berkorelasi langsung dengan variabel properti rentan bergejolak karena stok

lainnya misalnya persediaan. Persediaan persediaan

yang besar tidak dapat secara langsung diproduksi secara terus menerus karena

berpengaruh terhadap laba yang besar tergantung persediaan lahan.

pula. Memang kinerja keuangan perusahaan properti tidak bisa dicermati

2. Piutang Dagang (Account dalam kurun waktu singkat karena Recievables )

investasi sifatnya jangka panjang. Secara umum perkembangan data ini bervariasi.

Namun jumlah

2001. Hal ini disebabkan oleh Administrasi (Operating Expenses)

5. Beban Penjualan

dan

nilai penjualan yang Perkembangan

rendahnya

dialaminya selain besarnya beban nampak-nya

laba

positif

pengeluaran yang dialokasikan. peningkatan variabel beban penjualan dan administrasi ini. Secara umum

juga diiringi

oleh

8. Kualifikasi Audit (Audit perusahaan mengalami peningkatan

Qualifications )

pengeluaran penjualan dan administrasi. Rincian data kualifikasi audit Jika laba kotor terbesar khususnya di

ditentukan berdasarkan skor dan sesuai tahun 2001 dialami oleh Duta Pertiwi,

dasar teori yang digunakan, untuk untuk beban penjualan dan administrasi

qualified audit diberi skor 1 sedangkan terbesar di tahun 2001 ini dialami oleh

untuk unqualified audit diberi skor 0 Duta Pertiwi pula. Begitu juga yang

(Abarbanell dan Bushee, 1997). Seperti terkecil dialami oleh Panca Wiratama

diketahui bahwa laporan keuangan Sakti yang mana laba kotornya juga

perusahaan yang go public di Bursa terkecil.

Efek Jakarta salah satu syaratnya adalah harus disajikan secara wajar (qualified).

Dikarenakan seluruh laporan keuangan (Effective Taxes Rate)

6. Tingkat Pajak

Efektif

selama 4 (empat) tahun pengambilan Tingkat pajak efektif ini dihitung

data ini disajikan secara qualified maka dari pajak riil yang dibayarkan

seluruh sampel penelitian diberi skor 1 perusahaan

sehingga data tidak bervariasi, dan bersangkutan. Pajak riil ini mencakup

untuk proses analisis data selanjutnya pajak tahun berjalan dan yang

tidak disertakan. ditangguhkan dari tahun sebelumnya. Tidak seperti variabel yang lain,

9. Tenaga Kerja (Labor Force) variabel ini justru banyak penurunan.

Jika mengamati data secara rata- Memang bukan rahasia lagi jika

rata cukup stabil, hanya ada beberapa umumnya

perusahaan yang mengalami perubahan membebankan

peru-sahaan

tidak

drastis khususnya di tahun 2001 seperti sesungguhnya pada tahun berjalan atau

pajak

yang

Lippo Karawaci yang mengalami menangguhkan sebagian beban pajak

peningkatan terbesar dan Mulialand untuk tahun mendatang karena per-

yang mengalami penurunan terbesar di timbangan tertentu misalnya sebagian

tahun tersebut. Perubahan drastis ini dana pajak sementara digunakan untuk

dikarenakan biasanya tenaga kerja investasi.

dibutuhkan secara musiman tergantung proyek yang dikerjakan dan lamanya

proyek sehingga Quality )

7. Kualitas Laba

(Earning

penyelesaian

jumlahnya berubah-ubah. Data ini ditentukan berdasarkan skor sesuai dengan dasar teori yang

10. Harga Saham (Stock Price) digunakan dalam penelitian ini, yang

Bisnis properti yang belum mana untuk laba positif diberi skor 1

sepenuhnya pulih ini nampaknya sedangkan untuk laba negatif diberi

tercermin dalam perkembangan harga skor 0 (Abarbanell dan Bushee, 1997).

saham sampel penelitian yang terus Berdasarkan perkembangan data ini

menurun ini. Hanya ada beberapa nampaknya

perusahaan saja yang mengalami perusahaan yang tidak mengalami

terdapat

beberapa

peningkatan di atas rata-rata periode keuntungan per lembar saham. Hal ini

seperti Lippo Land diindikasikan oleh nilai skor 0 pada

1998-2001

Development yang di akhir tahun 2001 beberapa perusahaan terutama di tahun

ditutup dengan harga tertinggi (closing ditutup dengan harga tertinggi (closing

untuk data dari variabel lain terlihat Indah Permai dan Putra Surya Perkasa

bahwa data tidak bersifat ekstrim, hal yang diakhir tahun 2001 ditutup dengan

ini ditandai oleh nilai standar deviasi harga (closing price) sebesar Rp 30,-.

yang tidak jauh dari nilai mean-nya yang hampir pada semua variabel,

11. Laba per Saham (Earning per perbedaan ekstrim hanya terdapat pada Share )

variabel Laba Per Saham dimana nilai Bisnis

standar deviasi berada diatas nilai merupakan bisnis yang sifatnya jangka

properti

memang

mean- nya. Perbedaan ekstrim tersebut panjang, investasi yang ditanamkan

disebabkan kecilnya laba perusahaan tahun ini hasilnya belum tentu bisa

dibandingkan dengan jumlah saham dinikmati tahun ini pula karena hasilnya

beredar sehingga mayoritas perusahaan baru bisa direalisasikan pada tahun-

mengalami rugi per lembar saham. tahun

berikutnya. Fenomena

ini

nampaknya bisa dilihat dari trend laba per saham. Ada perusahaan mengalami

Pembahasan Umum

laba per lembar saham yang sangat kecil dan bahkan rugi (loss per share)

1. Pembuktian Hipotesis I

dikarenakan besarnya biaya yang harus Untuk membuktikan hipotesis per- dianggarkan pada tahun tersebut,

tama yaitu “diduga terdapat pengaruh namun di tahun berikutnya perusahaan

baik secara simultan maupun parsial baru mengalami keuntungan yang

dari variabel-variabel fundamental cukup signifikan. Meskipun tidak

terhadap harga saham dan laba per semua

saham pada perusahaan properti yang fenomena ini, namun kondisi laba

perusahaan

mengalami

go public di Bursa Efek Jakarta”, dalam perusahaan ini setidaknya menjawab

ini dianalisis dengan fenomena tersebut.

penelitian

menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM).

Namun perlu diketahui bahwa Seperti diketahui bahwa penelitian

2. Analisis Deskriptif

dalam analisis SEM, data yang tidak ini dilakukan dengan mengambil data

memiliki nilai atau angka misalnya nol sekunder berupa laporan keuangan

(0) secara otomatis akan diabaikan tahunan perusahaan properti yang go

dalam analisis selanjutnya. Oleh karena public di Bursa Efek Jakarta. Sampel

data riil dari sembilan variabel penelitian ini terdiri dari 24 perusahaan

fundamental yang telah terkumpul dimana pada setiap perusahaan diambil

tersebut ditemukan data yang tidak data tahunan selama empat tahun

memiliki nilai atau angka atau tercatat (1998-2001). Dengan demikian data

sebesar nol (0) seperti yang ada pada penelitian ini berupa data pooling, yaitu

persediaan (X 1 ) dan pengeluaran modal gabungan data cross sectional dengan

(X 3 ) (lihat Tabel 2 dan 4), maka unit data time series, sehingga unit analisis

analisis sebesar n = 96 yang digunakan pada penelitian ini sebanyak n = 96

dalam penelitian ini hanya terbaca n = datum.

64, jumlah ini diketahui setelah proses Hasil uji kenormalan menunjukkan

komputerisasi SEM ini dijalankan. bahwa terdapat data yang tidak

Adapun hasil analisis pengaruh memiliki

variable - variabel fundamental baik Kualifikasi Audit, hal ini ditandai oleh

variasi yaitu

variabel

maupun secara parsial nilai standar deviasi sebesar 0.0000.

simultan

terhadap harga saham dan laba per Karena data tidak memiliki variasi,

saham dapat dilihat pada diagram path maka data ini tidak dapat dilanjutkan

dalam Gambar 2 pada Lampiran. Dari dalam Gambar 2 pada Lampiran. Dari

adalah hal paling populer dalam rangka indikator fundamental secara simultan

kondisi saham seperti yang disajikan dalam Tabel 14

memperbaiki

(Abarbanell dan Bushee, 1998). pada Lampiran. Berdasarkan tabel

Berdasarkan uraian diatas dapat tersebut

disimpulkan bahwa untuk membuktikan ternyata

dapat dijelaskan

bahwa

hipotesis pertama yaitu “diduga terdapat berpengaruh positif terhadap harga

faktor

fundamental

pengaruh baik secara simultan maupun saham dan laba per saham. Dari kedua

dari variabel-variabel pengaruh tersebut, pengaruh terhadap

parsial

fundamental terhadap harga saham dan laba per saham lebih kuat pengaruhnya

laba per saham pada perusahaan daripada terhadap harga saham. Hal ini

properti yang go public di Bursa Efek ditunjukkan oleh nilai koefisien terbesar

Jakarta” adalah terbukti, dan dari yaitu 0.544 dan p-value terkecil yaitu

penjelasan diatas maka hipotesis 0.014, yang mana nilai ini lebih tinggi

pertama yang diajukan dalam penelitian dari pada nilai koefisien harga saham

ini (H 1 ) tidak sepenuhnya diterima. sebesar 0.079 dengan p-value 0.147. Adapun nilai loading faktor secara

2. Pembuktian Hipotesis II

parsial dari masing-masing indikator Sedangkan untuk membuktikan fundamental ini dapat dilihat dalam

hipotesis kedua yaitu “diduga variabel Tabel 15 pada Lampiran. Kontribusi

kualitas laba mempunyai pengaruh yang paling tinggi pengaruhnya berasal

dominan terhadap harga saham dan laba dari kualitas laba (X 7 ) dengan koefisien

per saham pada perusahaan properti sebesar 0,847 (p-value = 0,013),

yang go public di Bursa Efek Jakarta”, berikutnya disusul oleh pengeluaran

dalam penelitian ini juga dianalisis modal (X 3 ) (bobot = 0,708 ; p-value =

menggunakan Structural 0,012), laba kotor (X 4 ) (bobot = 0,673 ;

dengan

Equation Modelling (SEM). p-value = 0,013), beban penjualan dan

Adapun hasil analisis variabel administrasi (X 5 ) (bobot = 0,589 ; p-

fundamental yang mempunyai pengaruh

dominan terhadap harga saham dan laba = 0,404 ; p-value = 0,023). Sedangkan

value = 0,013), persediaan (X 1 ) (bobot

per saham dapat dilihat pada Tabel 16

pada Lampiran. Dari tabel tersebut 0,285 ; p-value = 0,081), pajak efektif

untuk piutang dagang (X 2 ) (bobot =

dapat dijelaskan bahwa dengan = (X 6 ) (bobot = 0,197 ; p-value = 0,062)

0.05, dari 9 (sembilan) variabel dan tenaga kerja (X 9 ) (bobot = 0,172 ;

fundamental yang digunakan, terdapat 5 p-value 0,071) tidak terdapat pengaruh

(lima) variabel yang memiliki pengaruh karena p-value > dari = 0.05.

baik terhadap harga saham maupun laba Atas dasar analisis di atas dapat

per saham karena memiliki p-value dikatakan bahwa indikator fundamental

lebih kecil dari 0.05. Dan dari kelima terpenting yang perlu diperhatikan

variabel tersebut, ternyata variabel dalam menganalisis harga saham dan

kualitas laba (X 7 ) yang memiliki laba per saham adalah memperhatikan

pengaruh terbesar karena memiliki kualitas

estimate terbesar dengan p-value lebih memperhatikan indikator pengeluaran

laba,

selanjutnya

kecil dari 0.05.

modal, laba kotor, beban penjualan dan Berdasarkan uraian diatas dapat administrasi,

disimpulkan bahwa untuk membuktikan dagang, tingkat pajak efektif dan

persediaan,

piutang

hipotesis kedua yaitu “diduga variabel angkatan kerja. Besarnya pengaruh

kualitas laba mempunyai pengaruh kualitas laba terhadap perubahan harga

dominan terhadap harga saham dan laba saham dan laba per saham ini

per saham pada perusahaan properti nampaknya mendukung riset lain

yang go public di Bursa Efek Ja karta” yang go public di Bursa Efek Ja karta”

untuk AGFI sebesar 0,504 atau 50,4%. Selain

3. Temuan Lain

Dari kedua nilai tersebut dapat disimak hipotesis tersebut, dalam penelitian ini

membuktikan

kedua

kontribusi model yang juga berupaya untuk membuktikan

bahwa

digunakan dalam penelitian ini cukup bagaimana pengaruh variabel harga

tinggi karena ditunjukkan oleh nilai saham (Y 1 ) terhadap variabel laba per

yang cukup tinggi sehingga model yang saham (Y 2 ). Dan juga membuktikan

dikembangkan dalam penelitian ini sejauh mana kontribusi ketepatan model

cukup tepat.

ini digunakan dalam menganalisis pengaruh variabel-variabel fundamental terhadap harga saham dan laba per

KESIMPULAN DAN SARAN

saham tersebut.

Berdasarkan Gambar 2 pada

Kesimpulan

lampiran menunjukkan bahwa harga saham (Y 1 ) memiliki bobot pengaruh

1. Berdasarkan hasil analisis des-

kriptif terhadap 24 perusahaan properti 0.110, dan sebagaimana diketahui

terhadap laba per saham (Y 2 ) sebesar

yang go public di Bursa Efek Jakarta bahwa

periode 1998-2001 menunjukkan bahwa digunakan dalam penelitian ini adalah

taraf signifikansi

yang

secara umum tidak terdapat data yang = 0.05. Karena bobot pengaruh harga

bersifat ekstrim, hal ini ditandai oleh saham terhadap laba per saham sebesar

nilai standar deviasi yang tidak jauh 0,110 tersebut lebih besar dari taraf

dari nilai mean-nya yang hampir pada signifikansi, maka dapat dikatakan

semua variabel. Namun terdapat 1

(satu) data variabel yang tidak memiliki secara signifikan tidak berpengaruh

bahwa perubahan harga saham (Y 1 )

variasi yaitu variabel Kualifikasi Audit terhadap perubahan laba per saham

yang ditandai dengan standar deviasi (Y 2 ).

sebesar 0.00 sehingga data ini tidak Sedangkan

dapat digunakan dalam proses analisis besar-nya kontribusi ketepatan model

untuk

mengetahui

statistik selanjutnya. dalam menganalisis pengaruh variabel-

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan variabel fundamental terhadap harga

asumsi, secara umum tidak terdapat saham dan laba per saham tersebut

data yang bersifat ekstrim (data diamati berdasarkan Goodness of Fit

normal), hal ini Index (GFI) dan Adjusted Goodness of

berdistribusi

disebabkan trend kinerja perusahaan Fit Index (AGFI). Nilai dari kedua

properti yang go public di Bursa Efek indeks

periode 1998-2001 ini berdasarkan rincian yang tertera pada

tersebut dapat

dilihat

Jakarta

mengalami kondisi yang sama. Dengan summary of models (lihat pada

demikian secara teoritis data yang lampiran).

digunakan masih termasuk dalam Nilai

kerangka populasi penelitian sehingga Goodness of Fit Index (GFI) dan

yang dihasilkan

dari

dapat dikatakan tidak terdapat data Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

outliers dan metode SEM yang berdasarkan summary of models seperti

membutuhkan asumsi data berdistribusi yang

normal ini terpenuhi. menunjukkan bahwa nilai default model

disajikan pada

lampiran

simultan variabel untuk GFI sebesar 0,842 atau 84,2%

3. Secara

fundamental berpengaruh positif baik dan untuk AGFI sebesar 0,744 atau

terhadap harga saham maupun laba per 74,4%. Kedua nilai indeks tersebut

saham, namun bobot pengaruhnya saham, namun bobot pengaruhnya

pergerakan harga saham disarankan saham sebesar 0.079. Sedangkan secara

selain mempertimbangkan variabel- parsial, terdapat pengaruh positif hanya

variabel fundamental internal juga

untuk kualitas laba (X 7 ), pengeluaran

eksternal bagi perusahaan seperti

modal (X 3 ), laba kotor (X 4 ), beban

tingkat inflasi, tingkat bunga

deposito, jumlah uang beredar, nilai persediaan (X 1 ) karena memiliki p-

penjualan dan administrasi (X 5 ) dan

tukar mata uang dan variabel value lebih kecil dari = 0.05.

eksternal fundamental lainnya.

b. Selain mempertimbangkan variabel- pengaruh signifikan terhadap harga

4. Lima variabel

memiliki

fundamental eksternal saham dan laba per saham. Variabel

variabel

diatas, tentunya bagi investor atau kualitas laba (X 7 ) memiliki pengaruh

juga disarankan terbesar karena memiliki estimate

broker

mempertimbangkan variabel- terbesar dengan p-value terkecil.

variabel teknikal seperti volume

penjualan saham, harga saham masa bobot pengaruh terhadap laba per

5. Harga saham (Y 1 ) memiliki

lalu dan variabel teknikal lainnya. saham (Y 2 ) sebesar 0.110, dengan

Dengan adanya kombinasi beberapa demikian dapat disimpulkan bahwa

jenis variabel baik fundamental

(internal dan eksternal) maupun signifikan tidak ber-pengaruh terhadap

perubahan harga saham (Y 1 ) secara

teknikal ini maka kesempurnaan

perubahan laba per saham (Y 2 ).

penganalisaan pergerakan harga

saham akan diperoleh. digunakan dalam penelitian ini cukup,

6. Kontribusi model

yang

c. Variabel-variabel fundamental yang sehingga model yang dikembangkan

digunakan dalam penelitian ini dalam penelitian ini cukup tepat.

secara signifikan diketahui hanya 5

(lima) variabel yang memiliki pengeluaran modal secara tidak terduga

7. Koefisien

variabel

pengaruh positif terhadap harga bersifat

saham (Y 1 ) dan laba per saham (Y 2 ) menunjukkan bahwa kenaikan dalam

positif, yang

mana

yaitu kualitas laba (X 7 ), pengeluaran pengeluaran modal yang lebih dari rata-

modal (X 3 ), laba kotor (X 4 ), beban rata industri sebenar-nya merupakan

penjualan dan administrasi (X 5 ) dan berita buruk untuk laba satu tahun

persediaan (X 1 ) sedangkan untuk kedepan. Koefisien variabel piutang

piutang dagang (X 2 ), tingkat pajak dagang juga secara tidak terduga

efektif (X 6 ) dan tenaga kerja (X 9 ) bersifat positif, sinyal ini merefleksikan

secara signifikan tidak berpengaruh, situasi dimana pertumbuhan penjualan

maka bagi investor atau broker dan laba didukung oleh perpanjangan

lebih mengamati kredit.

disarankan

pergerakan kelima variabel tersebut.

d. Variabel yang berpengaruh positif

Saran-saran

terhadap harga saham (Y 1 ) dan laba per saham (Y 2 ) ternyata variabel

1. Bagi Investor atau Broker kualitas laba (X 7 ) dan memiliki Adapun saran yang diperlukan

pengaruh dominan terhadap kedua bagi investor atau broker antara lain :

variabel endogen tersebut; oleh

karena itu bagi investor atau broker (yang

a. Variabel-variabel

fundamental

disarankan untuk lebih cermat perusahaan) secara statistik lebih

berasal dari

internal

dalam mengamati perkembangan kuat pengaruhnya terhadap laba per

kualitas laba perusahaan karena saham (Y 2 ) daripada terhadap harga

berpengaruh terhadap harga saham saham (Y 1 ), maka bagi investor atau

dan laba per saham.

e. Ketajaman analisis investor atau disarankan menggali lebih dalam broker

variabel fundamental dari teori lain pemahaman terhadap perbedaan

dalam

membedakan

agar mampu memberi kontribusi harga saham dan laba per saham

yang lebih besar lagi. dalam hal ini dibutuhkan karena antara pengaruh variabel-variabel fundamental terhadap harga saham

DAFTAR PUSTAKA

dengan pengaruhnya terhadap laba per saham tidak saling terkait.

Abarbanell, Jeffrey S., dan Brian J.

f. Model yang dikembangkan dengan Bushee. 1997. Fundamental analisis

Ana-lysis, Future Earnings, and Modelling (SEM) dalam penelitian

Structural

Equation

Price, Journal of ini ternyata memiliki kontribusi

Stock

Accounting Research, Vol. 35, yang

No. 1 Spring 1997, pp. 1-24. menganalisis pengaruhnya terhadap

cukup besar

dalam

Abarbanell, Jeffrey S., dan Brian J. harga saham dan laba per saham.

Bushee. 1998. Abnormal Returns Dari

to A Fundamental Analysis pengembangan model ini perlu

besarnya

kontribusi

Strategy, The Accounting dipahami oleh investor atau broker

Review, Vol. 73, No. 1 January bahwa

paket variabel-variabel 1998, pp. 19-45. fundamental yang dikembangkan

Bellante, Don., Mark Jackson. 1990. oleh Abarbanell & Bushee (1997)

Ekonomi Ketenagakerjaan, ini layak dipertimbangkan sebagai

Terje-mahan, Lembaga Penerbit salah satu alat dalam menganalisis

Fakultas Ekonomi Universitas harga saham dan laba per saham.

Indonesia, Jakarta.

g. Jika melihat kembali terhadap Bolten, Stephen E. 1976. Managerial realitas perkembangan pasar modal

Financial : Principles of di Indonesia, menurunnya tingkat

Corporate Finance, Third suku

Edition, McGraw-Hill Book seharusnya direspon positif bagi

bunga belakangan

ini

Company, Singapore. para pelaku pasar modal karena

Brigham, Eugene F., Louise C. investasi saham akan menjadi

Gapenski. 1991. Financial bergairah. Sektor properti yang pada

Management Theory and saat krisis moneter sangat terpuruk

Practice. Sixth Edition, The belakangan ini juga mulai bangkit

Dryden Press, Harcour Brace kembali. Oleh karena itu, sektor

Jovanovich College Publishers. properti bisa dijadikan alternatif

Boston.

dalam investasi saham. Cooper, Donald R., William C. Emory.

Business Research

2. Bagi Peneliti Selanjutnya Methods, Jilid I (Edisi Bahasa Adapun saran yang diperlukan

Indonesia), Penerbit Erlangga, bagi peneliti selanjutnya antara lain :

Jakarta.

Elton, EJ., Gruber. 1991. Modern mendalam

a. Perlu memgkaji

secara

lebih

Portfolio Theory and Investment variabel

besarnya

kontribusi

Analysis, Fourth Edition, John variabel yang dikem-bangkan tidak

penelitian.

Kombinasi

Wiley and Sons, Inc., Singapore. menutup kemungkinan berpengaruh

Fama, Eugene F. 1995. Random Walks terhadap kesempurnaan model.

in Stock Market Prices, Financial

b. Meskipun kontribusi model dalam Analysis Journal, January- penelitian cukup besar, maka

February 1995, pp. 75-80. peneliti

selanjutnya

masih

Ferdinand, Augusty. 2000. Structural to Oil and Gas Firm Valuation, Equation

Journal of Business Finance & Pene-litian Manajemen, Badan

Modelling

Dalam

Accounting, September/Oktober Penerbit

2000, pp. 785-820. Diponegoro, Semarang.

Universitas

Russel, Fuller., James L. Farrell Jr. Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika

1987. Modern Investments and Dasar,

Security Analysis, Financial Jakarta.

Penerbit

Erlangga,

Analysis, McGraw-Hill Hanson, Earnest I., James C. Hamre.

International Edition, New York. 1996. Financial Accounting,

Samuelson, Paul A., William D. Eight Edi-tion, The Dryden

Nordhaus. 1992. Economics, Press, Harcourt Brace College

Fourteenth Edition, McGraw- Publishers, Orlando, Florida.

Hill International, Singapore. Husnan, Suad. 1996. Dasar-Dasar Teori

Samuelson, Paul A., William D. Portofolio

Nordhaus. 1998. Economics, Sekuritas, Edisi Kedua, Penerbit

dan

Analisis

Sixteenth Edition, Richard D. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

- McGraw-Hill Jack Clark, Francis. 1988. Management

Irwin

International, New York. of Investments. Financial Series.

Sharpe, William F., Gordon J. McGraw-Hill

Alexander. 1990. Investment, Edition, New York.

International

Fourth Editions, Prentice Hall Jones, Charles P. 1988. Investment,

International Edition, Englewood Analysis