Persiapan Contoh Uji Ekstraksi Ethanol Benzene Penentuan Kadar Lignin Klason Penentuan Lignin Terlarut Asam Acid-Soluble Lignin

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium Kimia Bersama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan baku yang digunakan adalah sampel kayu yang diambil dari enam jenis kayu daun lebar yaitu Eucalyptus urophylla asal sampel dari Vietnam, Eucalyptus camaldulensis asal sampel dari Thailand, Eucalyptus grandis asal sampel dari Afrika Selatan, Eucalyptus deglupta asal sampel dari Papua New Guinea, Eucalyptus nitens asal sampel dari Australia dan Eucalyptus hybrid persilangan dari E. camaldulensis dan E. deglupta asal sampel dari Laos. Contoh uji dalam bentuk chips yang diambil dari campuran bagian kayu gubal dan kayu teras. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan kimia pereaksi, bahan pelarut, dan bahan kimia penolong lainnya antara lain Ethanol 95, Benzena C 6 H 6 grade, Asam sulfat H 2 SO 4 72 dan aquades. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain Willey mills, oven, UV Visible Spectrophotometer SHIMADZU UV Pharma Spec. 1700, timbangan elektrik, soxhlet, gelas ukur, desikator, pemanas air, erlenmeyer, pipet volume, kertas saring, aluminium foil, corong, pengaduk kaca, labu ukur, gelas kimia. Pengujian kandungan siringil dan guaiasil lignin dilakukan dengan menggunakan alat Gas-Kromatografi.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Persiapan Contoh Uji

Sampel kayu untuk analisis komponen kimia disiapkan dalam bentuk partikel halus untuk memungkinkan reaksi yang sempurna antara kayu dengan pereaksi. Sampel kayu E. urophyla, E. camaldulensis, E. grandis, E. deglupta, E. nitens, E. hybrid dibuat serpihan-serpihan kecil dan digiling setelah dalam kondisi kering udara dengan Willey mills. Kayu digiling sampai didapatkan ukuran partikel lolos saringan 40-60 mesh. Serbuk kemudian dicampur dan disimpan dalam wadah tertutup.

3.3.2 Ekstraksi Ethanol Benzene

Untuk pengujian kadar lignin Klason, contoh uji terlebih dahulu diekstraksi dengan ethanol benzene. Ekstraksi dilakukan dengan metode standar TAPPI T 204 om 88. Serbuk kayu sebanyak 6 gram diekstraksi dengan 300 ml ethanol benzene 1:2 selama 6-8 jam. Setelah itu sampel dicuci dengan ethanol hingga larutan bening, dan diangin-anginkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ± 3 C hingga beratnya konstan.

3.3.3 Penentuan Kadar Lignin Klason

Penentuan kadar lignin Klason mengacu pada prosedur modifikasi seperti yang dinyatakan dalam Dence 1992. Serbuk kayu sebanyak 500 mg dihidrolisis dengan 5 ml asam sulfat H 2 SO 4 72 selama 3 jam pada suhu ruangan. Hidrolisis dilanjutkan pada konsentrasi asam sulfat 3 pada suhu 121 C selama 30 menit dengan menggunakan autoclave. Padatan lignin disaring dengan kertas saring dan filtrat ditampung. Padatan lignin Klason dikeringkan dalam oven pengering pada suhu 105 C selama 12 jam. B lignin = x 100 A A = berat serbuk awal gram B = berat lignin gram

3.3.4 Penentuan Lignin Terlarut Asam Acid-Soluble Lignin

Dari filtrat pengujian lignin klason, volume filtrat digenapkan menjadi 500 ml. Lignin terlarut asam diuji dengan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelompang 205 nm dengan koefisien adsorpsi 110Lg.cm. Sebagai standar digunakan larutan asam sulfat hasil pengenceran dari 5 ml asam sulfat 72 menjadi 500 ml. Konsentrasi lignin terlarut asam dihitung sebagai : C = A110 x VfVi Dimana : A = nilai adsorpsi pada alat spectrofotometer Vf Vi = Faktor pengenceran larutan Kadar lignin terlarut asam dihitung : ASL = CV1000xBKT x 100 Dimana : CV = Konsentrasi acid soluble lignin dalam liter BKT = Berat sampel kayu

3.3.5 Rasio Siringil dan Guaiasil Penyusun Lignin