AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI ( Studi Kasus Konflik Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul – Jember )
AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI
( Studi Kasus Konflik Internal Tenaga Pendidik
Di SMK PGRI 3 Tanggul – Jember )
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister
Program Studi Magister Sosiologi
Disusun oleh :
Diajukan oleh:
Muhammad Taftayani Yuniarto
NIM . 201110270211001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JANUARI 2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, maka
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan tesis untuk Program Studi
Magister Sosiologi ini dengan lancar.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai syarat guna
memperoleh gelar Magister Sosiologi, pada program Pasca Sarjana, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Tesis ini berjudul “Akar Konflik dan Model Resolusi (Studi Kasus Konflik
Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul Jember) ”. Kami sadari bahwa
penulisan
tesis ini jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena rendahnya
pengetahuan dan terbatasnya ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu tegur sapa
dan sumbang saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulisan ini dapat berjalan lancar berkat bantuan banyak pihak, untuk itu
dengan hati yang setulus-tulusnya penulis sampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan kepada yang terhormat:
1. Ibu Sri Himawati dan Bapak Wardan Ardjoputro (alm) tercinta yang telah
membesarkanku dan banyak mengajarkan makna kehidupan, mengantarkanku
sampai di akhir pendidikanku serta selalu mendo’akan dan memberi
dukungan terhadap keberhasilan penulis.
2. Istri Velly Evellyantin dan anak-anakku M. Rayhan Tazakka, M. Tsaqif
Alfarisi, dan M. Nabil Attaqiy yang senantiasa memberikan dukungan baik
moril maupun materiil dan setia mendampingiku selama penyelesaian studi
ini.
3. Bapak Dr. Wahyudi, M. Si. Selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Tri
Sulistyaningsih selaku pembimbing pendamping, yang dengan sabar telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
4. Bapak Rinikso Kartono, M.si Selaku Ketua Program Studi Magister Sosiologi
Pasca Sarjana dan seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Para Dosen, beserta staf administrasi Program Pasca sarjana Universitas
Muhammadiyah
Malang,
yang
telah
banyak
membantu
wawasan,
pengetahuan dan membimbing penulis selama studi.
6. Teman-teman satu angkatan
terutama kelas Jombang yang telah banyak
membantu penulis dalam proses kuliah dan menyelesaikan Tesis ini.
7.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis ini yang
tak sempat disebut satu persatu.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
serta membalas segala amal baik semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tesis ini. Amiiin.
Malang, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HalamanJudul..............................................................................................
i
HalamanPengesahan ...................................................................................
ii
HalamanPersetujuanPenguji .......................................................................
iii
HalamanPernyataan.....................................................................................
iv
Abstrak ........................................................................................................
v
Abstract .......................................................................................................
vi
Kata Pengantar ............................................................................................
vii
Daftar Isi......................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
11
C. Tujuan Penelitian .............................................................
11
D. Manfaat / Kegunaan Penelitian ........................................
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORITIS .......
13
A. Penelitian Terdahulu ........................................................
13
B. Kajian Pustaka .................................................................
15
C. Tinjauan Teoritis ..............................................................
17
1. Teori Konflik ...............................................................
17
2. Teori Model Resolusi Konflik .....................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................
33
A. Jenis Penelitian ................................................................
33
B. Penentuan Lokasi Penelitian ............................................
34
C. Penentuan Subjek Penelitian ............................................
35
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................
36
E. Teknik Analisis Data .......................................................
38
F. Keabsahan Data ...............................................................
41
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA............................
45
A. Penyajian Data .................................................................
45
1. Profil SMK PGRI 3 Tanggul Jember...........................
45
2. Konflik Internal ...........................................................
52
3. AkarKonflik Internal ...................................................
56
4. Model Resolusi Konflik Internal .................................
65
B. Analisis Data ....................................................................
79
BAB V PENUTUP ...........................................................................
90
A. Kesimpulan ......................................................................
90
B. Saran ................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
94
LAMPIRAN .....................................................................................
97
A. Biodata Subjek Penelitian
B. Gambar / Foto
C. Dokumen Sekolah
Daftar Tabel
A. Tabel 1.1
ContohKasusKonflik Internal Sekolah ............................... .......…… 6
B. Tabel 4.1 Pelaksanaan Dialog dalamPenyelesaianKonflik Di SMK PGRI 3
TanggulJember .................................................................... ......…66-67
C. Tabel 4.2
Hasil Dialog Konflik di SMK PGRI 3 TanggulJember ..... ......…66-69
Daftar Gambar
A. Gambar 3.1 Model Interaktif Miles danHuberman ................................
40
B. Gambar 3.2 Road Map Penelitian ..........................................................
44
C. Gambar 4.1 AkarKonflikdan Model Resolusi ........................................
89
DAFTAR PUSTAKA
Bernard Raho, SVD,(2007), Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka
Fisher, Simons, dkk, (2004), Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk
Bertindak, Jakarta : The British Council Indonesia
Gerungan, W.A. (1986), PsikologiSosial, Bandung: Eresco.
I.B. Wirawan, (2012), Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma FaktaSosial,
Definisi Sosial, Perilaku Sosial, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Koentjaraningrat,(1991), Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia.
LexyJ.Moleong, (2010), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya.
Mike S. Arifin (1994), Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Keagamaan,
Malang: Kalimasadha Press.
Miles, Mathew B. dan Huberman,A. Michel, (1992), Analisis Data Kualitatif,
Jakarta: Universitas Indonesia.
Mohammad Nazir, (2005), Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia.
Muhammad Idrus. (2009), Metode Penelitian Ilmu Sosial ,Pendekatan Kualitatifdan
Kuantitatif, Jakarta: Erlangga.
Novri Susan, (2010), Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer,
Jakarta: Kencana Predana Media Group
Rachmad K. Dwi Susilo, (2008), 20 Tokoh Sosiologi Modern : Biografi Para Peletak
Sosiologi Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ritzer, Geogerdan Goodman, Douglas J.(2007), Teori Sosiologi Modern, Jakarta:
Prenada Media Group
Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Surjono Soekanto,(2009), Sosiologi Suatu Pengantar, Malang: Rajawali Press.
Young, Kimbal dan Raymond, W. Mark, (1959), Sociology and Social Life, New
York : American
Company
PustakadariLembaga :
PPLP DASMEN PGRI Provinsi Jawa Timur (2003), Pedoman Pengelolaan Tenaga
Kependidikan Dilingkungan Sekolah PGRI di Jawa Timur, Surabaya : PPLP
DASMEN PGRI Provinsi Jawa Timur
DokumenSekolah
Sejarah SMK PGRI 3 Tanggul Jember
Profil Sekolah 2012-2013
Notulen Rapat/ Dialog, 3 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 13 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 14 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 17 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 11 Desember 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 12 Januari 2013
Internet :
Sejarah PGRI, http://dediagussetiawan.wrdpress.com/2009/12/13/sejarah-pgri/
Diakses tanggal 26 september 2013
Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian
www.dikti.go.id/files/atur/pns/UU08-1974.pdf diakses tanggal 26
september 2013.
UU
No.
14
tahun
2005
tentang
Guru
dan
Dosen
http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf
diakses tanggal 26 september 2013
Siswa
SD
Terlantar
Gara-gara
Konflik
Guru-Kepala
Sekolah,
http://jogja.tribunnews.com/2013/06/02/338-siswa-sd-telantar-gara-garakonflik-guru-kepala-sekolahdiakses 23 Sepetember 2013 dari
Konflik
di SMP Mardi Putera Dipicu Ketidakpuasan Oknum Guru,
http://news.detik.com/surabaya/read/2013/09/07/114918/2352100/475/ko
nflik-di-smp-mardi-putera-dipicu-ketidakpuasan-oknum-guru
diakses
tanggal 23 September2013
Sudah
Sepekan
Siswa
SMA
Womulyo
Mogok
Belajarhttp://regional.kompas.com/read/2012/09/17/23222964/function.f
open diakses 26 September 2013
Cagar Budaya Bangunan SMA 17 Di Minta Di Kembalikan Seperti Semula, diakses
tanggal
26
September
2013
darihttp://www.harianjogja.com/baca/2013/05/21/cagar-budayabangunan-sma-17-diminta-dikembalikan-seperti-semula-4084464
Walikota Turunkan Tim Tangani Konflik SMAN 1, diakses 26 Sseptember 2013 dari
http://krjogja.com/m/read/143051/page/tentang_kami.kr
Kamus Bahasa Indonesia, http://kamusbahasaindonesia.org/anjanasana di akses
tanggal 17 Oktober 2013.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan sekolah merupakan organisasi yang berorientasi
dibidang pendidikan yang memiliki tanggung jawab penuh dalam pengembangan
dan transfer
ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Dalam pengelolaannya
organisasi ini seringkali harus berhadapan dengan konflik internal.Banyaknya
tugas-tugas sekolah seringkali mengabaikan persoalan-persoalan yang disebabkan
karena kurangnya komunikasi antara pimpinan sekolah (kepala sekolah, wakil
kepala sekolah dan bendahara sekolah) dengan bawahan (guru).Dalam upaya
mencapai visi dan misi sekolah seringkali Pimpinan Sekolah melakukan inovasi
di sekolah, yang terkadang menimbulkan
sekolah,termasuk
konflik
yang
timbul
berbagai masalah di intern
sebagai
akibat
dari
banyaknya
permasalahan dan perubahan di sekolah.
Semakin maju dan berkembang suatu lembaga pendidikan, maka semakin
banyak pula masalah yang harus dipecahkan. Semakin kecil konflik yang ada
disekolah maka akan berdampak positif bagi perkembangan sekolah, sekolah akan
harmonis dan anggota keluarga sekolah akan hidup dengan tenang dan nyaman.
Demikian sebaliknya manakala konflik disekolah tidak bisa dikelola dengan baik,
konflik menjadi bertumpuk-tumpuk dan membesar maka kehidupan sekolah akan
dirasakan tidak nyaman baik oleh keluarga sekolah yang meliputi, kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, karyawan dan peserta didik.
Sebenarnya penelitian tentang konflik internal organisasi ini pernah
dilakukan sebelumnya oleh M. Ibnu Ahmad pada tahun 2008 dengan judul
tesisnya “Konflik Kepemimpinan Perguruan Tinggi (Studi Kasus Dualisme
Kepemimpinan Universitas Darul Ulum Jombang). Fokus penelitian ini pada
dualisme
kepemimpinan Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang, yaitu
munculnya dua rektor dan dua yayasan, pada akta 1998 yayasan diketuai oleh H.
Lukman Hakim dan yayasan akte 2000 yang diketuai oleh Ma’muratus Sya’diyah
yang berujung pada meja pengadilan. Studi tentang konflik kepemimpinan
Perguruan Tinggi ini dilaksanakan di Undar Jombang dengan menggunakan
pendekatan kualitatif-fenomogik rancangan studi kasus. Hasil dari penelitian ini
adalah sumber-sumber paling banyak menyebabkan konflik di UNDAR Jombang
adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan/ keputusan sepihak,
2. Perebutan kekuasaan,
3. Ketidakseimbangan kekuasaan,
4. Masalah keuangan/ dana,
5. Salah satu pihak merasa dirugikan,
6. Budaya paternalistik
7. Rendahnya komitmen pemimpin (inkonsistensi).
Perbedaan dalam penelitian ini kalau penelitian M. Ibnu Ahmad lebih
berfokus pada konflik kepemimpinan dengan menggunakan teori manajemen
pada Perguruan Tinggi, sedangkan penulis menekankan fokus penelitian yang
lebih
pada konflik internal di lembaga pendidikan tingkat Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) antara pimpinan sekolah dengan beberapa guru yang jelas
memiliki perbedaan dalam kultur dan kondisi sosialnya dengan menggunakan
teori sosiologi khususnya teori konflik yang berkembang sebagai bahan
analisanya.
Menurut Dahrendorf bahwa wajah masyarakat tidak selalu dalam kondisi
terintegrasi, harmonis, dan saling memenuhi, tetapi ada wajah lain yang
memperlihatkan konflik dan perubahan. Menurut Dahrendorf pelembagaan
melibatkan
dunia
kelompok-kelompok
terkoordinasi
(ICAs/imperatively
coordinated associations) yang mewakili peran-peran organisasi yang dapat
dibedakan.Organisasi ini dikarakteri oleh hubungan kekuasaan (power), dengan
beberapa kelompok peranan mempunyai kekuasaan memaksakan dari yang
lainnya.( Novri Susan, 2010: 55).
Menurut Randall Collins bahwa penting membicarakan konflik sebagai
bagian fundamental dari masyarakat.Baik pada tingkatan individu atau kelompok,
konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindari. Sebab, setiap manusia memiliki
motif sendiri-sendiri yang tidak jarang berbenturan antar satu sama lain.
Perbenturan kepentingan, baik dikehendaki ataupun tidak, menjadi salah satu
penyebab konflik. (Rachmad K. Dwi Susilo, 2008:286).
Dengan demikian, konflik dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, yang
dalam batas-batas tertentu dapat bernilai positif kalau dikelola dengan baik dan
hati-hati, sebab bilamana melewati batas dapat berakibat fatal, misalnya
perpecahan. Oleh karena itu setiap pemimpin dituntut untuk memperhatikan
konflik, karena tidak dapat dihilangkan, tetapi jika dimanfaatkan dengan tepat
akan dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Konflik dapat dikatakan sebagai suatu oposisi atau pertentangan pendapat
antara
orang-orang,
kelompok-kelompok
atau
organisasi-organisasi,yang
disebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam
bidang manajemen, serta munculnya perbedaan pendapat, keyakinan ide, dan lain
sebagainya.Kehadiran konflik biasanya diawali dengan munculnya bibit konflik,
sehingga para pemimpin baik formal maupun informal bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi sumber dan tipe-tipe konflik secara dini, menganalisis akibat
yang harus ditanggung, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya untuk
menentukan langkah preventif secara tepat.
Konflik dapat diibaratkan “pedang bermata dua”, di satu sisi dapat
bermanfaat bila digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, di sisi lain dapat
merugikan dan mendatangkan bencana jika digunakan untuk bertikai. Demikian
halnya dilingkungan sekolah, meskipun kehadiran konflik sering menimbulkan
ketegangan, tetapi terkadang diperlukan untuk kemajuan sekolah. Sekolah
merupakan gudang intelektual, tempat nilai dan norma dikembangkan, tetapi
masih sering kali terjadi konflik dilingkungan sekolah.
Untuk menghindari konflik di lingkungan sekolah, Persatuan Guru
Republik Indonesia telah membuat rumusan kode etik guru yang merupakan
tindak lanjut dari Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok
kepegawaian. Pasal 28 menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai
kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan diluar
kedinasan”. Kode etik ini merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan
di dalam melaksanakan
tugas dan dalam hidup sehari-hari. Kemudian
ditindaklanjuti oleh PGRI melalui kongres PGRI XIII pada tanggal 21-25
Nopember
1973 di Jakarta diantaranya pada point tujuh berbunyi “Guru
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru baik berdasarkan lingkungan
kerja maupun di dalam antar hubungan keseluruhan”.
Kemudian pemerintah mempertegas lagi dengan mengeluarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Di
dalam UU No. 14 tahun 2005 ini mencantumkan pasal 43 yang berbunyi:
1.
Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru
dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru
membentuk kode etik.
2. Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika
yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
Kode etik guru merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang
mengejawantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan sebagai
guru pendidik putera-puteri bangsa, tetapi kenyataannya dilingkungan sekolah
masih sering terjadi konflik. Berikut ini adalah tabel contoh kasus konflik yang
terjadi dilingkungan sekolah:
Tabel. 1.1
Tabel Contoh KasusKonflik Internal Sekolah
Sekolah
Tahun
Keterangan
SMAN 1 Wonomulyo,
2012
Kepala Sekolah VS guru
Polewali Mandar, Sulawesi
Barat
SMA “17” Yogyakarta
2012-2013 Pihak Sekolah VS Ahli Waris
SMAN 1 Salatiga
2012
Kepala Sekolah VS guru
SDN Doule, Kec. Rumbia,
2013
Kepala Sekolah VS guru
Kab. Bombana
SMP Mardi Putera Surabaya
2013
Kepala Sekolah VS guru
Diolah dari sumber : diolah dari data sekunder (2013)
Banyaknya konflik di lembaga pendidikan di atas menyebabkan penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang konflik internal di lembaga
pendidikan khususnya konflik di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Guru
Republik Indonesia 3 Tanggul Jember (selanjutnya ditulis SMK PGRI 3 Tanggul
Jember) antara pimpinan sekolah dengan sebagian dewan guru, konflik yang
dilandasi kekecewaan beberapa guru terhadap kebijakan pimpinan sekolah yang
dipandang merugikan beberapa guru SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Untuk mengantisipasi konfik yang terjadi dilingkungan sekolah PGRI,
PPLP PGRI Jawa Timur sendiri ini sudah membuat pedoman pengelolaan tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah PGRI di Jawa Timur dengan Nomor Surat
Keputusan 30/SK/PPLP/III/2003. Terkait dengan kewajiban guru di lingkungan
PGRI di atur dalam pasal 21 pada point tujuh “Setiap tenaga kependidikan wajib
memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan
korps tenaga dalam lingkungan PPLP Dasmen PGRI”. Dengan kode etik ini guru
diharapkan mampu menjaga hubungan yang harmonis antar tenaga kependidikan
khususnya guru.
Adanya aksi pembuatan surat tuntutan yang ditujukan ke PPLP Dasmen
PGRI Kabupaten Jember yang dilakukan kelompok kontra Kepala Sekolah Jojon
Surjono adalah dalam rangka mewujudkan tuntutnya. Aksi ini merupakan konflik
terbuka yang ditandai dengan situasi ketika konflik sosial telah muncul
dipermukaan yang berakar dalam dan sangat nyata, dan memerlukan berbagai
tindakan untuk mengatasi akar penyebabnya. Ada beberapa tipe konflik yang akan
menggambarkan persoalan sikap, perilaku dan situasi yang ada. Menurut Fisher
dalam Novri Susan (2009:92) bahwa :
“tipe-tipe konflik terdiri dari tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka
dan konflik permukaan. Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif
stabil dan damai. Konflik laten adalah suatu keadaan yang didalamnya
terdapat banyak persoalan, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke
permukaan agar bisa ditangani. Konflik terbuka adalah situasi ketika
konflik sosial telah muncul ke permukaan berakar dalam dan nyata dan
memerlukan tindakan mengatasinya.Konflik di permukaan memiliki akar
yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya karena
kesalahpahaman dan dapat diatasi dengan komunikasi”.
Pada realitas sosialnya konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember
sulit dihindari. Munculnya konflik ini awalnya bersifat laten. Hal ini ditandai oleh
munculnya kecurigaan dalam pengelolaan keuangan sekolah terhadap pimpinan
sekolah.Pimpinan sekolah dianggap kurang mampu dalam mengelola keuangan
sekolah.Tidak adanya pembahasan Rencana Anggaran dan Pendapatan Sekolah
dengan dewan guru, tidak adanya laporan penggunaan uang sekolah menjadi
bahan pembicaraan guru-guru dan karyawan di SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Konflik menjadi bersifat konflik terbuka setelah sebagian guru berinisiatif
untuk mengkoordinir guru yang lain dengan cara menggalang tanda tangan
dukungan
membuat surat tuntutan yang menuntut Kepala Sekolah mundur.
Dengan adanya surat yang ditujukan Ketua Perkumpulan Pembina Lembaga
Pendidikan Dasar dan Menengah Persatuan Guru Republik Indonesia (selanjutnya
disebut PPLP Dasmen PGRI) Kabupaten Jember Poniman yang intinya adalah
memohon bantuan dari PPLP Dasmen PGRI Kabupaten Jember untuk melakukan
sidak dan meninjau kondisi internal di lembaga SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan konflik internal SMK PGRI 3 Tanggul
Jember semakin memanas, antara kubu kepala sekolah yang terdiri kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, dan beberapa guru dengan kubu kontra kepala
sekolah yang terdiri beberapa guru yang menuntut mundur kepala sekolah Jojon
Surjono.
Tuntutan mundur kubu kontra kepala sekolah terus berlangsung, Pada
tanggal 13 September 2012 dari PPLP Dasmen PGRI kabupaten Jember Poniman
melakukan supervisi dan audit di SMK PGRI 3 Tanggul Jember. Kemudian pada
tanggal 14 September 2012 dari Dinas pendidikan Kabupaten Jember, Tatang
Prijanggono (Kepala bidang SMP-SMA-SMK), Nur Hamid (Kepala Seksi SMK)
dan Jamhariyadi (Kepala Seksi Subsidi Sarana Prasarana Pendidikan Menengah
datang kesekolah untuk melakukan pembinaan terhadap guru dan karyawan SMK
PGRI 3 Tanggul Jember.Kemudian pada tanggal 17 September 2012 dari PPLP
Dasmen PGRI Poniman dan Anton (Sekretaris PPLP Dasmen PGRI kabupaten
Jember) datang ke SMK PGRI 3 Tanggul Jember untuk memberikan arahan untuk
menyelesaikan konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Langkah-langkah penyelesaikan konflik di atas tidak serta merta bisa
menyelesaikan konflik internal sekolah. Kubu yang kontra kepala sekolah terus
melakukan gerakan, mereka terus menuntut untuk segera diturunkannya Jojon
Surjono dari jabatan
Kepala Sekolah. Kubu kontra kepala sekolah terus
melakukan penggalangan tanda tangan guru dan karyawan untuk membuat surat
tuntutan kedua. Namun tidak semua guru mau menandatangani surat ini. Hanya
sebagian saja yang setuju dengan tuntutan kepala sekolah mundur yang
menandatangai. Surat ini ditujukan kepada Ketua PPLP Dasmen PGRI Kabupaten
Jember
Poniman, surat yang bertanggal 20 September 2012 ini berisi dari
tuntutan agar yayasan PPLP Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI segera
memenuhi tuntutan mereka yaitu menurunkan Jojon Surjono dari jabatan sebagai
kepala sekolah. Tuntutan ini disertai ancaman kalau dalam waktu satu minggu
tuntutan tidak dipenuhi, maka mereka akan melakukan tindakan konfrontasi
bersama guru, karyawan, komite sekolah, wali murid dan seluruh siswa SMK
PGRI 3 Tanggul Jember.
Konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember menarik perhatian
penulis, karena konflik seperti ini pernah terjadi ditahun 2006 antara Kepala
Sekolah Mulyono dengan sebagian besar dewan guru dan karyawan. Konflik ini
muncul disebabkan karena kekecewaan dewan guru dan karyawan terhadap
kepala sekolah, yang diikuti demontrasi besar-besaran guru, karyawan dan siswa
SMK PGRI 3 Tanggul Jember ketika itu.Konflik internal ini berakhir dengan
ditariknya Kepala sekolah Mulyono oleh dinas pendidikan.Kemudian atas
rekomendasi PPLP PGRI diganti oleh Kepala Sekolah PLH Poniman.
Konflik tahun 2006 yang dimulai tanggal 10 Juli 2006, konflik ini
bermuara pada tuntutan mundur dari guru dan karyawan terhadap kepala Sekolah
SMK PGRI 3 Tanggul
Jember Mulyono, yang dipicu dengan beredar dan
diterimanya surat bernomor 01/C.6/PPLP/2006 dari PPLP Dasmen PGRI
Kabupaten Jember yang ditanda tangani Ketua H. Abdul Halis AK, tertanggal 30
Juni 2006 tentang ucapan terima kasih yang memuat materi point “ Selanjutnya
apabila tenaga Saudara pada tahun diklat 2006-2007 masih kami butuhkan maka
akan dipanggil melalui Kepala SMK PGRI 03 Tanggul Jember pada pembagian
tugas mengajar”. Materi tersebut ternyata dipahami sebagai tindakan memecat
Dewan Guru dan Karyawan sehingga dipandang oleh Dewan Guru dan Karyawan
ketika itu
sebagai bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena
membuat resah sebagian mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan konflik antara
kepala sekolah dengan dewan guru dan karyawan ketika itu yang berujung dengan
digantikannya Kepala Sekolah Mulyono, oleh Poniman.
Dengan melihat kondisi tersebut di atas bahwa konflik yang sekarang
terjadi di SMK PGRI 3 Tanggul Jember bisa terjadi juga di lembaga pendidikan
yang lain dan bisa juga muncul kembali di tahun-tahun mendatang ketika ada
beberapa kebijakan kepala sekolah atau pimpinan sekolah yang dipandang kurang
menguntungkan oleh dewan guru atau karyawan. Atas dasar tersebut penulis
tertarik untuk mengkaji lebih dalam menjadi sebuah penelitian dengan mengambil
judul “AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI ( Studi Kasus Konflik
Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul - Jember) ”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah akar dari konflik internal antar tenaga pendidik di SMK PGRI 3
Tanggul Jember?
2. Bagaimana model resolusi yang diimplementasikan untuk mengatasi konflik
tersebut?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui latar belakang timbulnya konflik internal di SMK PGRI 3
Tanggul Jember antara Pimpinan Sekolah dengan Dewan Guru.
2. Untuk mengetahui model resolusi untuk mengatasi konflik tersebut.
D. Manfaat/ Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosiologi, terutama dalam pengembangan
konsep kebijakan sosial untuk mengatasi konflik di masyarakat.
2. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi pemikiran sebagai bahan
masukan bagi Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan(YPLP) PGRI dan
Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah khususnya dalam pengambilan
kebijakan/ keputusan untuk menyelesaikan konflik sosial di lembaga
pendidikan.
( Studi Kasus Konflik Internal Tenaga Pendidik
Di SMK PGRI 3 Tanggul – Jember )
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister
Program Studi Magister Sosiologi
Disusun oleh :
Diajukan oleh:
Muhammad Taftayani Yuniarto
NIM . 201110270211001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JANUARI 2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, maka
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan tesis untuk Program Studi
Magister Sosiologi ini dengan lancar.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai syarat guna
memperoleh gelar Magister Sosiologi, pada program Pasca Sarjana, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Tesis ini berjudul “Akar Konflik dan Model Resolusi (Studi Kasus Konflik
Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul Jember) ”. Kami sadari bahwa
penulisan
tesis ini jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena rendahnya
pengetahuan dan terbatasnya ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu tegur sapa
dan sumbang saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulisan ini dapat berjalan lancar berkat bantuan banyak pihak, untuk itu
dengan hati yang setulus-tulusnya penulis sampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan kepada yang terhormat:
1. Ibu Sri Himawati dan Bapak Wardan Ardjoputro (alm) tercinta yang telah
membesarkanku dan banyak mengajarkan makna kehidupan, mengantarkanku
sampai di akhir pendidikanku serta selalu mendo’akan dan memberi
dukungan terhadap keberhasilan penulis.
2. Istri Velly Evellyantin dan anak-anakku M. Rayhan Tazakka, M. Tsaqif
Alfarisi, dan M. Nabil Attaqiy yang senantiasa memberikan dukungan baik
moril maupun materiil dan setia mendampingiku selama penyelesaian studi
ini.
3. Bapak Dr. Wahyudi, M. Si. Selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Tri
Sulistyaningsih selaku pembimbing pendamping, yang dengan sabar telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
4. Bapak Rinikso Kartono, M.si Selaku Ketua Program Studi Magister Sosiologi
Pasca Sarjana dan seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Para Dosen, beserta staf administrasi Program Pasca sarjana Universitas
Muhammadiyah
Malang,
yang
telah
banyak
membantu
wawasan,
pengetahuan dan membimbing penulis selama studi.
6. Teman-teman satu angkatan
terutama kelas Jombang yang telah banyak
membantu penulis dalam proses kuliah dan menyelesaikan Tesis ini.
7.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis ini yang
tak sempat disebut satu persatu.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
serta membalas segala amal baik semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tesis ini. Amiiin.
Malang, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HalamanJudul..............................................................................................
i
HalamanPengesahan ...................................................................................
ii
HalamanPersetujuanPenguji .......................................................................
iii
HalamanPernyataan.....................................................................................
iv
Abstrak ........................................................................................................
v
Abstract .......................................................................................................
vi
Kata Pengantar ............................................................................................
vii
Daftar Isi......................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
11
C. Tujuan Penelitian .............................................................
11
D. Manfaat / Kegunaan Penelitian ........................................
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORITIS .......
13
A. Penelitian Terdahulu ........................................................
13
B. Kajian Pustaka .................................................................
15
C. Tinjauan Teoritis ..............................................................
17
1. Teori Konflik ...............................................................
17
2. Teori Model Resolusi Konflik .....................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................
33
A. Jenis Penelitian ................................................................
33
B. Penentuan Lokasi Penelitian ............................................
34
C. Penentuan Subjek Penelitian ............................................
35
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................
36
E. Teknik Analisis Data .......................................................
38
F. Keabsahan Data ...............................................................
41
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA............................
45
A. Penyajian Data .................................................................
45
1. Profil SMK PGRI 3 Tanggul Jember...........................
45
2. Konflik Internal ...........................................................
52
3. AkarKonflik Internal ...................................................
56
4. Model Resolusi Konflik Internal .................................
65
B. Analisis Data ....................................................................
79
BAB V PENUTUP ...........................................................................
90
A. Kesimpulan ......................................................................
90
B. Saran ................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
94
LAMPIRAN .....................................................................................
97
A. Biodata Subjek Penelitian
B. Gambar / Foto
C. Dokumen Sekolah
Daftar Tabel
A. Tabel 1.1
ContohKasusKonflik Internal Sekolah ............................... .......…… 6
B. Tabel 4.1 Pelaksanaan Dialog dalamPenyelesaianKonflik Di SMK PGRI 3
TanggulJember .................................................................... ......…66-67
C. Tabel 4.2
Hasil Dialog Konflik di SMK PGRI 3 TanggulJember ..... ......…66-69
Daftar Gambar
A. Gambar 3.1 Model Interaktif Miles danHuberman ................................
40
B. Gambar 3.2 Road Map Penelitian ..........................................................
44
C. Gambar 4.1 AkarKonflikdan Model Resolusi ........................................
89
DAFTAR PUSTAKA
Bernard Raho, SVD,(2007), Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka
Fisher, Simons, dkk, (2004), Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk
Bertindak, Jakarta : The British Council Indonesia
Gerungan, W.A. (1986), PsikologiSosial, Bandung: Eresco.
I.B. Wirawan, (2012), Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma FaktaSosial,
Definisi Sosial, Perilaku Sosial, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Koentjaraningrat,(1991), Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia.
LexyJ.Moleong, (2010), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya.
Mike S. Arifin (1994), Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Keagamaan,
Malang: Kalimasadha Press.
Miles, Mathew B. dan Huberman,A. Michel, (1992), Analisis Data Kualitatif,
Jakarta: Universitas Indonesia.
Mohammad Nazir, (2005), Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia.
Muhammad Idrus. (2009), Metode Penelitian Ilmu Sosial ,Pendekatan Kualitatifdan
Kuantitatif, Jakarta: Erlangga.
Novri Susan, (2010), Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer,
Jakarta: Kencana Predana Media Group
Rachmad K. Dwi Susilo, (2008), 20 Tokoh Sosiologi Modern : Biografi Para Peletak
Sosiologi Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ritzer, Geogerdan Goodman, Douglas J.(2007), Teori Sosiologi Modern, Jakarta:
Prenada Media Group
Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Surjono Soekanto,(2009), Sosiologi Suatu Pengantar, Malang: Rajawali Press.
Young, Kimbal dan Raymond, W. Mark, (1959), Sociology and Social Life, New
York : American
Company
PustakadariLembaga :
PPLP DASMEN PGRI Provinsi Jawa Timur (2003), Pedoman Pengelolaan Tenaga
Kependidikan Dilingkungan Sekolah PGRI di Jawa Timur, Surabaya : PPLP
DASMEN PGRI Provinsi Jawa Timur
DokumenSekolah
Sejarah SMK PGRI 3 Tanggul Jember
Profil Sekolah 2012-2013
Notulen Rapat/ Dialog, 3 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 13 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 14 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 17 September 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 11 Desember 2012
Notulen Rapat/ Dialog, 12 Januari 2013
Internet :
Sejarah PGRI, http://dediagussetiawan.wrdpress.com/2009/12/13/sejarah-pgri/
Diakses tanggal 26 september 2013
Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian
www.dikti.go.id/files/atur/pns/UU08-1974.pdf diakses tanggal 26
september 2013.
UU
No.
14
tahun
2005
tentang
Guru
dan
Dosen
http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf
diakses tanggal 26 september 2013
Siswa
SD
Terlantar
Gara-gara
Konflik
Guru-Kepala
Sekolah,
http://jogja.tribunnews.com/2013/06/02/338-siswa-sd-telantar-gara-garakonflik-guru-kepala-sekolahdiakses 23 Sepetember 2013 dari
Konflik
di SMP Mardi Putera Dipicu Ketidakpuasan Oknum Guru,
http://news.detik.com/surabaya/read/2013/09/07/114918/2352100/475/ko
nflik-di-smp-mardi-putera-dipicu-ketidakpuasan-oknum-guru
diakses
tanggal 23 September2013
Sudah
Sepekan
Siswa
SMA
Womulyo
Mogok
Belajarhttp://regional.kompas.com/read/2012/09/17/23222964/function.f
open diakses 26 September 2013
Cagar Budaya Bangunan SMA 17 Di Minta Di Kembalikan Seperti Semula, diakses
tanggal
26
September
2013
darihttp://www.harianjogja.com/baca/2013/05/21/cagar-budayabangunan-sma-17-diminta-dikembalikan-seperti-semula-4084464
Walikota Turunkan Tim Tangani Konflik SMAN 1, diakses 26 Sseptember 2013 dari
http://krjogja.com/m/read/143051/page/tentang_kami.kr
Kamus Bahasa Indonesia, http://kamusbahasaindonesia.org/anjanasana di akses
tanggal 17 Oktober 2013.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan sekolah merupakan organisasi yang berorientasi
dibidang pendidikan yang memiliki tanggung jawab penuh dalam pengembangan
dan transfer
ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Dalam pengelolaannya
organisasi ini seringkali harus berhadapan dengan konflik internal.Banyaknya
tugas-tugas sekolah seringkali mengabaikan persoalan-persoalan yang disebabkan
karena kurangnya komunikasi antara pimpinan sekolah (kepala sekolah, wakil
kepala sekolah dan bendahara sekolah) dengan bawahan (guru).Dalam upaya
mencapai visi dan misi sekolah seringkali Pimpinan Sekolah melakukan inovasi
di sekolah, yang terkadang menimbulkan
sekolah,termasuk
konflik
yang
timbul
berbagai masalah di intern
sebagai
akibat
dari
banyaknya
permasalahan dan perubahan di sekolah.
Semakin maju dan berkembang suatu lembaga pendidikan, maka semakin
banyak pula masalah yang harus dipecahkan. Semakin kecil konflik yang ada
disekolah maka akan berdampak positif bagi perkembangan sekolah, sekolah akan
harmonis dan anggota keluarga sekolah akan hidup dengan tenang dan nyaman.
Demikian sebaliknya manakala konflik disekolah tidak bisa dikelola dengan baik,
konflik menjadi bertumpuk-tumpuk dan membesar maka kehidupan sekolah akan
dirasakan tidak nyaman baik oleh keluarga sekolah yang meliputi, kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, karyawan dan peserta didik.
Sebenarnya penelitian tentang konflik internal organisasi ini pernah
dilakukan sebelumnya oleh M. Ibnu Ahmad pada tahun 2008 dengan judul
tesisnya “Konflik Kepemimpinan Perguruan Tinggi (Studi Kasus Dualisme
Kepemimpinan Universitas Darul Ulum Jombang). Fokus penelitian ini pada
dualisme
kepemimpinan Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang, yaitu
munculnya dua rektor dan dua yayasan, pada akta 1998 yayasan diketuai oleh H.
Lukman Hakim dan yayasan akte 2000 yang diketuai oleh Ma’muratus Sya’diyah
yang berujung pada meja pengadilan. Studi tentang konflik kepemimpinan
Perguruan Tinggi ini dilaksanakan di Undar Jombang dengan menggunakan
pendekatan kualitatif-fenomogik rancangan studi kasus. Hasil dari penelitian ini
adalah sumber-sumber paling banyak menyebabkan konflik di UNDAR Jombang
adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan/ keputusan sepihak,
2. Perebutan kekuasaan,
3. Ketidakseimbangan kekuasaan,
4. Masalah keuangan/ dana,
5. Salah satu pihak merasa dirugikan,
6. Budaya paternalistik
7. Rendahnya komitmen pemimpin (inkonsistensi).
Perbedaan dalam penelitian ini kalau penelitian M. Ibnu Ahmad lebih
berfokus pada konflik kepemimpinan dengan menggunakan teori manajemen
pada Perguruan Tinggi, sedangkan penulis menekankan fokus penelitian yang
lebih
pada konflik internal di lembaga pendidikan tingkat Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) antara pimpinan sekolah dengan beberapa guru yang jelas
memiliki perbedaan dalam kultur dan kondisi sosialnya dengan menggunakan
teori sosiologi khususnya teori konflik yang berkembang sebagai bahan
analisanya.
Menurut Dahrendorf bahwa wajah masyarakat tidak selalu dalam kondisi
terintegrasi, harmonis, dan saling memenuhi, tetapi ada wajah lain yang
memperlihatkan konflik dan perubahan. Menurut Dahrendorf pelembagaan
melibatkan
dunia
kelompok-kelompok
terkoordinasi
(ICAs/imperatively
coordinated associations) yang mewakili peran-peran organisasi yang dapat
dibedakan.Organisasi ini dikarakteri oleh hubungan kekuasaan (power), dengan
beberapa kelompok peranan mempunyai kekuasaan memaksakan dari yang
lainnya.( Novri Susan, 2010: 55).
Menurut Randall Collins bahwa penting membicarakan konflik sebagai
bagian fundamental dari masyarakat.Baik pada tingkatan individu atau kelompok,
konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindari. Sebab, setiap manusia memiliki
motif sendiri-sendiri yang tidak jarang berbenturan antar satu sama lain.
Perbenturan kepentingan, baik dikehendaki ataupun tidak, menjadi salah satu
penyebab konflik. (Rachmad K. Dwi Susilo, 2008:286).
Dengan demikian, konflik dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, yang
dalam batas-batas tertentu dapat bernilai positif kalau dikelola dengan baik dan
hati-hati, sebab bilamana melewati batas dapat berakibat fatal, misalnya
perpecahan. Oleh karena itu setiap pemimpin dituntut untuk memperhatikan
konflik, karena tidak dapat dihilangkan, tetapi jika dimanfaatkan dengan tepat
akan dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Konflik dapat dikatakan sebagai suatu oposisi atau pertentangan pendapat
antara
orang-orang,
kelompok-kelompok
atau
organisasi-organisasi,yang
disebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam
bidang manajemen, serta munculnya perbedaan pendapat, keyakinan ide, dan lain
sebagainya.Kehadiran konflik biasanya diawali dengan munculnya bibit konflik,
sehingga para pemimpin baik formal maupun informal bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi sumber dan tipe-tipe konflik secara dini, menganalisis akibat
yang harus ditanggung, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya untuk
menentukan langkah preventif secara tepat.
Konflik dapat diibaratkan “pedang bermata dua”, di satu sisi dapat
bermanfaat bila digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, di sisi lain dapat
merugikan dan mendatangkan bencana jika digunakan untuk bertikai. Demikian
halnya dilingkungan sekolah, meskipun kehadiran konflik sering menimbulkan
ketegangan, tetapi terkadang diperlukan untuk kemajuan sekolah. Sekolah
merupakan gudang intelektual, tempat nilai dan norma dikembangkan, tetapi
masih sering kali terjadi konflik dilingkungan sekolah.
Untuk menghindari konflik di lingkungan sekolah, Persatuan Guru
Republik Indonesia telah membuat rumusan kode etik guru yang merupakan
tindak lanjut dari Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok
kepegawaian. Pasal 28 menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai
kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan diluar
kedinasan”. Kode etik ini merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan
di dalam melaksanakan
tugas dan dalam hidup sehari-hari. Kemudian
ditindaklanjuti oleh PGRI melalui kongres PGRI XIII pada tanggal 21-25
Nopember
1973 di Jakarta diantaranya pada point tujuh berbunyi “Guru
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru baik berdasarkan lingkungan
kerja maupun di dalam antar hubungan keseluruhan”.
Kemudian pemerintah mempertegas lagi dengan mengeluarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Di
dalam UU No. 14 tahun 2005 ini mencantumkan pasal 43 yang berbunyi:
1.
Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru
dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru
membentuk kode etik.
2. Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika
yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
Kode etik guru merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang
mengejawantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan sebagai
guru pendidik putera-puteri bangsa, tetapi kenyataannya dilingkungan sekolah
masih sering terjadi konflik. Berikut ini adalah tabel contoh kasus konflik yang
terjadi dilingkungan sekolah:
Tabel. 1.1
Tabel Contoh KasusKonflik Internal Sekolah
Sekolah
Tahun
Keterangan
SMAN 1 Wonomulyo,
2012
Kepala Sekolah VS guru
Polewali Mandar, Sulawesi
Barat
SMA “17” Yogyakarta
2012-2013 Pihak Sekolah VS Ahli Waris
SMAN 1 Salatiga
2012
Kepala Sekolah VS guru
SDN Doule, Kec. Rumbia,
2013
Kepala Sekolah VS guru
Kab. Bombana
SMP Mardi Putera Surabaya
2013
Kepala Sekolah VS guru
Diolah dari sumber : diolah dari data sekunder (2013)
Banyaknya konflik di lembaga pendidikan di atas menyebabkan penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang konflik internal di lembaga
pendidikan khususnya konflik di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Guru
Republik Indonesia 3 Tanggul Jember (selanjutnya ditulis SMK PGRI 3 Tanggul
Jember) antara pimpinan sekolah dengan sebagian dewan guru, konflik yang
dilandasi kekecewaan beberapa guru terhadap kebijakan pimpinan sekolah yang
dipandang merugikan beberapa guru SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Untuk mengantisipasi konfik yang terjadi dilingkungan sekolah PGRI,
PPLP PGRI Jawa Timur sendiri ini sudah membuat pedoman pengelolaan tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah PGRI di Jawa Timur dengan Nomor Surat
Keputusan 30/SK/PPLP/III/2003. Terkait dengan kewajiban guru di lingkungan
PGRI di atur dalam pasal 21 pada point tujuh “Setiap tenaga kependidikan wajib
memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan
korps tenaga dalam lingkungan PPLP Dasmen PGRI”. Dengan kode etik ini guru
diharapkan mampu menjaga hubungan yang harmonis antar tenaga kependidikan
khususnya guru.
Adanya aksi pembuatan surat tuntutan yang ditujukan ke PPLP Dasmen
PGRI Kabupaten Jember yang dilakukan kelompok kontra Kepala Sekolah Jojon
Surjono adalah dalam rangka mewujudkan tuntutnya. Aksi ini merupakan konflik
terbuka yang ditandai dengan situasi ketika konflik sosial telah muncul
dipermukaan yang berakar dalam dan sangat nyata, dan memerlukan berbagai
tindakan untuk mengatasi akar penyebabnya. Ada beberapa tipe konflik yang akan
menggambarkan persoalan sikap, perilaku dan situasi yang ada. Menurut Fisher
dalam Novri Susan (2009:92) bahwa :
“tipe-tipe konflik terdiri dari tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka
dan konflik permukaan. Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif
stabil dan damai. Konflik laten adalah suatu keadaan yang didalamnya
terdapat banyak persoalan, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke
permukaan agar bisa ditangani. Konflik terbuka adalah situasi ketika
konflik sosial telah muncul ke permukaan berakar dalam dan nyata dan
memerlukan tindakan mengatasinya.Konflik di permukaan memiliki akar
yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya karena
kesalahpahaman dan dapat diatasi dengan komunikasi”.
Pada realitas sosialnya konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember
sulit dihindari. Munculnya konflik ini awalnya bersifat laten. Hal ini ditandai oleh
munculnya kecurigaan dalam pengelolaan keuangan sekolah terhadap pimpinan
sekolah.Pimpinan sekolah dianggap kurang mampu dalam mengelola keuangan
sekolah.Tidak adanya pembahasan Rencana Anggaran dan Pendapatan Sekolah
dengan dewan guru, tidak adanya laporan penggunaan uang sekolah menjadi
bahan pembicaraan guru-guru dan karyawan di SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Konflik menjadi bersifat konflik terbuka setelah sebagian guru berinisiatif
untuk mengkoordinir guru yang lain dengan cara menggalang tanda tangan
dukungan
membuat surat tuntutan yang menuntut Kepala Sekolah mundur.
Dengan adanya surat yang ditujukan Ketua Perkumpulan Pembina Lembaga
Pendidikan Dasar dan Menengah Persatuan Guru Republik Indonesia (selanjutnya
disebut PPLP Dasmen PGRI) Kabupaten Jember Poniman yang intinya adalah
memohon bantuan dari PPLP Dasmen PGRI Kabupaten Jember untuk melakukan
sidak dan meninjau kondisi internal di lembaga SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan konflik internal SMK PGRI 3 Tanggul
Jember semakin memanas, antara kubu kepala sekolah yang terdiri kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, dan beberapa guru dengan kubu kontra kepala
sekolah yang terdiri beberapa guru yang menuntut mundur kepala sekolah Jojon
Surjono.
Tuntutan mundur kubu kontra kepala sekolah terus berlangsung, Pada
tanggal 13 September 2012 dari PPLP Dasmen PGRI kabupaten Jember Poniman
melakukan supervisi dan audit di SMK PGRI 3 Tanggul Jember. Kemudian pada
tanggal 14 September 2012 dari Dinas pendidikan Kabupaten Jember, Tatang
Prijanggono (Kepala bidang SMP-SMA-SMK), Nur Hamid (Kepala Seksi SMK)
dan Jamhariyadi (Kepala Seksi Subsidi Sarana Prasarana Pendidikan Menengah
datang kesekolah untuk melakukan pembinaan terhadap guru dan karyawan SMK
PGRI 3 Tanggul Jember.Kemudian pada tanggal 17 September 2012 dari PPLP
Dasmen PGRI Poniman dan Anton (Sekretaris PPLP Dasmen PGRI kabupaten
Jember) datang ke SMK PGRI 3 Tanggul Jember untuk memberikan arahan untuk
menyelesaikan konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember.
Langkah-langkah penyelesaikan konflik di atas tidak serta merta bisa
menyelesaikan konflik internal sekolah. Kubu yang kontra kepala sekolah terus
melakukan gerakan, mereka terus menuntut untuk segera diturunkannya Jojon
Surjono dari jabatan
Kepala Sekolah. Kubu kontra kepala sekolah terus
melakukan penggalangan tanda tangan guru dan karyawan untuk membuat surat
tuntutan kedua. Namun tidak semua guru mau menandatangani surat ini. Hanya
sebagian saja yang setuju dengan tuntutan kepala sekolah mundur yang
menandatangai. Surat ini ditujukan kepada Ketua PPLP Dasmen PGRI Kabupaten
Jember
Poniman, surat yang bertanggal 20 September 2012 ini berisi dari
tuntutan agar yayasan PPLP Pendidikan Dasar dan Menengah PGRI segera
memenuhi tuntutan mereka yaitu menurunkan Jojon Surjono dari jabatan sebagai
kepala sekolah. Tuntutan ini disertai ancaman kalau dalam waktu satu minggu
tuntutan tidak dipenuhi, maka mereka akan melakukan tindakan konfrontasi
bersama guru, karyawan, komite sekolah, wali murid dan seluruh siswa SMK
PGRI 3 Tanggul Jember.
Konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember menarik perhatian
penulis, karena konflik seperti ini pernah terjadi ditahun 2006 antara Kepala
Sekolah Mulyono dengan sebagian besar dewan guru dan karyawan. Konflik ini
muncul disebabkan karena kekecewaan dewan guru dan karyawan terhadap
kepala sekolah, yang diikuti demontrasi besar-besaran guru, karyawan dan siswa
SMK PGRI 3 Tanggul Jember ketika itu.Konflik internal ini berakhir dengan
ditariknya Kepala sekolah Mulyono oleh dinas pendidikan.Kemudian atas
rekomendasi PPLP PGRI diganti oleh Kepala Sekolah PLH Poniman.
Konflik tahun 2006 yang dimulai tanggal 10 Juli 2006, konflik ini
bermuara pada tuntutan mundur dari guru dan karyawan terhadap kepala Sekolah
SMK PGRI 3 Tanggul
Jember Mulyono, yang dipicu dengan beredar dan
diterimanya surat bernomor 01/C.6/PPLP/2006 dari PPLP Dasmen PGRI
Kabupaten Jember yang ditanda tangani Ketua H. Abdul Halis AK, tertanggal 30
Juni 2006 tentang ucapan terima kasih yang memuat materi point “ Selanjutnya
apabila tenaga Saudara pada tahun diklat 2006-2007 masih kami butuhkan maka
akan dipanggil melalui Kepala SMK PGRI 03 Tanggul Jember pada pembagian
tugas mengajar”. Materi tersebut ternyata dipahami sebagai tindakan memecat
Dewan Guru dan Karyawan sehingga dipandang oleh Dewan Guru dan Karyawan
ketika itu
sebagai bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena
membuat resah sebagian mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan konflik antara
kepala sekolah dengan dewan guru dan karyawan ketika itu yang berujung dengan
digantikannya Kepala Sekolah Mulyono, oleh Poniman.
Dengan melihat kondisi tersebut di atas bahwa konflik yang sekarang
terjadi di SMK PGRI 3 Tanggul Jember bisa terjadi juga di lembaga pendidikan
yang lain dan bisa juga muncul kembali di tahun-tahun mendatang ketika ada
beberapa kebijakan kepala sekolah atau pimpinan sekolah yang dipandang kurang
menguntungkan oleh dewan guru atau karyawan. Atas dasar tersebut penulis
tertarik untuk mengkaji lebih dalam menjadi sebuah penelitian dengan mengambil
judul “AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI ( Studi Kasus Konflik
Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul - Jember) ”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah akar dari konflik internal antar tenaga pendidik di SMK PGRI 3
Tanggul Jember?
2. Bagaimana model resolusi yang diimplementasikan untuk mengatasi konflik
tersebut?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui latar belakang timbulnya konflik internal di SMK PGRI 3
Tanggul Jember antara Pimpinan Sekolah dengan Dewan Guru.
2. Untuk mengetahui model resolusi untuk mengatasi konflik tersebut.
D. Manfaat/ Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosiologi, terutama dalam pengembangan
konsep kebijakan sosial untuk mengatasi konflik di masyarakat.
2. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi pemikiran sebagai bahan
masukan bagi Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan(YPLP) PGRI dan
Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah khususnya dalam pengambilan
kebijakan/ keputusan untuk menyelesaikan konflik sosial di lembaga
pendidikan.