EVALUASI PERBANDINGAN KECUKUPAN MODAL PADA ASURANSI PT BINA DANA ARTA Tbk. dan PT JASA TANIA Tbk.

EVALUASI PERBANDINGAN KECUKUPAN MODAL PADA
ASURANSI PT BINA DANA ARTA Tbk. dan PT JASA TANIA Tbk.

SKRIPSI

Oleh

Fitriana Anggrawati
201010160311368

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

EVALUASI PERBANDINGAN KECUKUPAN MODAL PADA
ASURANSI PT BINA DANA ARTA Tbk. dan PT JASA TANIA Tbk.

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi


Oleh

Fitriana Anggrawati
201010160311368

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkat puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Evaluasi
Perbandingan Kecukupan Modal pada Asuransi PT Bina Dana Arta Tbk. Dan PT Jasa
Tania Tbk. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam
menyelesaikan program sarjana Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.
Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi kecukupan
modal perusahaan asuransi PT. Bina Dana Arta, Tbk dan PT Jasa Tania, Tbk sesuai
keputusan Menteri Keuangan RI no. 424/KMK.06.2003 pasal 2 dinyatakan bahwa

perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat
solvabilitas paling sedikit 120% , menggunakan rasio kecukupan modal risk based
capital (RBC), rasio kesehatan keuangan, perbandingan dengan perusahaan asuransi
lainnya.
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Marsudi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang, terima kasih atas segala bantuan, dorongan dan semangat
untuk para mahasiswa.

3. Dra. Dewi Nurjannah, M.M. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
masukan dan arahan serta bimbingan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
4. Drs. Warsono, M.M selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan
dan arahan serta bimbingan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5. Drs. Dicky Wisnu, M.M. selaku Dosen Wali angkatan 2010 kelas G Jurusan
Manajemen yang telah memberikan dukungan, arahan dan bimbingan selama
penulis menjalani kuliah.

6. Kedua orang tua M. Sholeh dan Oktoria Manik serta Bella Yohanna adik penulis
yang selalu mengiringi setiap langkah dalam pencapaian setiap harapan dengan doa
dan biaya.
7. Radina sahabat seperjuangan dan sekelompok berdua terus dari semester 4,
Amandawati sahabat dari awal yang selalu ke kos mulai pesmaba, Sherly sahabat
yang membantu mengerjakan, Alfitri sahabat yang selalu jadi tameng dan jagain
kita, Uun N dan Annyza P sahabat yang selalu memberi suport dan doa, Febrilia W
sahabat seperjuangan hidup 4tahun kuliah, dan juga teman yang tak bisa penulis
sebutkan satu-satu sahabat yang senantiasa membantu dan memberikan semangat
kepada penulis dalam mengerjakan Skripsi ini.
8. Segenap keluarga besar Manajemen Angkatan 2010 terutama kelas G yang mana
setiap kesulitan besar dan kecil kami selalu bisa melewatinya.
Semoga budi baik Bapak, Ibu dan saudara semua dibalas oleh Allah
SWT, penulis menyadari pengetahuan yang dimiliki sangat terbatas, sehingga
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan sebagai acuan perbaikan untuk generasi
yang akan datang. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

sekalian khususnya mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Malang, 6 Januari 2015
Penulis,

Fitriana Anggrawati
201010160311368

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.


Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................ 5
Pembatasan Masalah ........................................................................... 5
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
A.
B.
C.
D.

Landasan Penelitian Terdahulu .......................................................... 7
Landasan Teori................................................................................... 8
Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 16
Hipotesis Penelitian ........................................................................... 17

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 18
A.
B.

C.
D.
E.
F.

Jenis Penelitian ................................................................................... 18
Definisi Operasional variable ............................................................. 18
Data dan Sumber Data........................................................................ 20
Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 20
Teknik Analisis Data .......................................................................... 21
Uji Hipotesis ....................................................................................... 23

BAB IV. HASIL PENELITIAN ......................................................................... 24
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 24
B. Pembahasan Hasil Analisis Data....................................................... 48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 51
A. Kesimpulan......................................................................................... 51
B. Saran ................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1

: Perkembangan Nilai Modal dan Jumlah aset............................ 3

Tabel 3.1

: Uji Hipotesis .................................................................................. 23

Tabel 4.1

: Risk Based Capital Pada PT Asuransi Bina Dana Arta ,Tbk
pada tahun 2011 s/d 2013 .............................................................. 32

Tabel 4.2

: Hasil perhitungan Rasio Modal Sendiri PT Bina Dana Arta,Tbk

dari tahun 2011 s/d 2013 .............................................................. 34

Tabel 4.3

: Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas PT Asuransi Bina Dana Arta,
Tbk tahun 2011 s/d 2013 ............................................................... 34

Tabel 4.4

: Hasil Perhitungan Rasio Beban Klaim PT Bina Dana Arta, Tbk
pada tahun 2011 s/d 2013 ............................................................. 35

Tabel 4.5

: Hasil perhitungan Rasio Komisi Neto PT Asuransi Bina Dana
Arta, Tbk dari tahun 2011 s/d 2013 ............................................. 36

Tabel 4.6

: Hasil Perhitungan Rasio Hasil Investasi (IYR) PT Bina Dana

Arta, Tbk pada tahun 2011 s/d 2013 .............................................. 37

Tabel 4.7

: Perhitungan Risk Based Capital PT Asuransi Jasa Tania, Tbk
pada Tahun 2011 s/d 2013 ........................................................... 38

Tabel 4.8

: Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri PT Jasa Tania, Tbk
pada Tahun 2011 s/d 2013 ............................................................. 39

Tabel 4.9

: Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas PT Asuransi Jasa Tania,
Tbk tahun 2011 s/d 2013 ............................................................... 40

Tabel 4.10

: Hasil Perhitungan Rasio Beban Klaim PT Asuransi Jasa Tania,

Tbk pada tahun 2011 s/d 2013 .................................................... 40

Tabel 4.11

: Hasil perhitungan Rasio Komisi Neto PT Asuransi Jasa
Tania, Tbk dari tahun 2011 s/d 2013 ............................................ 41

Tabel 4.12

: Hasil Perhitungan Rasio Hasil Investasi (IYR) PT Asuransi
Jasa Tania, Tbk pada tahun 2011 s/d 2013 ................................. 42

Tabel 4.13

: Hasil Analisis kecukupan modal dan kesehatan keuangan
PT Asuransi Bina Dana Arta, Tbk. Tahun
2011 s/d 2013 Secara Lintas Waktu (Time Series) ...................... 43

Tabel 4.14


: Hasil Analisis kecukupan modal dan kesehatan
keuangan PT Asuransi Bina Dana Arta, Tbk.
Tahun 2011 s/d 2013 Secara Lintas Waktu (Time Series) ........... 44

Tabel 4.15

: Hasil Analisis kecukupan modal dan kesehatan
keuangan PT Asuransi Bina Dana Arta, Tbk. Tahun
2011 s/d 2013 Secara Cross Section .......................................... 45

Tabel 4.16

: Hasil Analisis kecukupan modal dan kesehatan
keuangan PT Asuransi Jasa Tania, Tbk. Tahun
2011 s/d 2013 Secara Lintas Waktu (Time Series) ....................... 46

Tabel 4.17

: Hasil Analisis kecukupan modal dan kesehatan
keuangan PT Asuransi Jasa Tania, Tbk. Tahun
2011 s/d 2013 Secara Lintas Waktu (Time Series) ...................... 46

Tabel 4.18

: Hasil Analisis kecukupan modal dan kesehatan
keuangan PT Asuransi Jasa Tania, Tbk. Tahun
2011 s/d 2013 Secara Cross Section ............................................ 47

Tabel 4.19

: Hasil Analisis Kecukupan Modal secara Lintas Waktu
(Time Series) PT Bina Dana Arta, Tbk dan PT Jasa Tania, Tbk.
Tahun 2011 s/d 2013. .................................................................... 48

Tabel 4.20

: Hasil Analisis Kecukupan Modal secara Cross Section
PT Bina Dana Arta, Tbk dan PT Jasa Tania, Tbk.
Tahun 2011 s/d 2013. .................................................................... 49

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1

: Kerangka Pikir Penelitian .......................................................16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Perhitungan Rasio Kecukupan Modal PT Bina Dana Arta Tbk pada
Tahun 2011-2013

Lampiran 2

: Perhitungan Rasio Lancar PT Bina Dana Arta Tbk pada Tahun
2011-2013

Lampiran 3

: Perhitungan Rasio Lancar PT Bina Dana Arta Tbk pada Tahun
2011-2013

Lampiran 4

: Perhitungan Rasio Beban Klaim PT Bina Dana Arta,Tbk pada Tahun
2011-2013

lampiran 5

: Perhitungan Rasio Komisi Neto PT Bina Dana Arta, Tbk tahun 20112013

Lampiran 6

: Perhitungan Rasio Hasil Investasi / Investmen Yield Ratio (IYR) PT
Bina Dana Arta,Tbk pada Tahun 2011-2013

Lampiran 7

:Perhitungan Rasio Kecukupan Modal PT. Jasa Tania, Tbk pada Tahun
2011-213

Lampiran 8

: Perhitungan Rasio Likuiditas PT Asuransi Jasa Tania, Tbk pada
Tahun 2011-2013

Lampran 9

: Perhitungan Rasio Modal Sendiri PT Jasa Tania, Tbk pada Tahun
2011-2013

Lampiran 10

: Perhitungan Rasio Beban Klaim PT Asuransi Jasa Tania,Tbk pada
Tahun 2011-2013

Lampiran 11

: Perhitungan Rasio Komisi Neto PT.Asuransi Jasa Tania, Tbk tahun
2011-2013

Lampiran 12

: Perhitungan Rasio Hasil Investasi / Investmen Yield Ratio
(IYR)PT.Jasa Tania,Tbk pada Tahun 2011-2013

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasymi. 2002. Pengantar Asuransi. Cetakan Pertama. Jakarta : Bumi Aksara.

Darmawi, Herman. 2006. Manajemen Asuransi. Cetakan Keempat. Jakarta : Bumi Aksara.

Karuniawati, Melissa. A.2007. Analisa pengukuran kinerja kesehatan keuangan
Perusahaan Asuransi Jiwa Berdasarkan Metode Batas Tingkat Solvabilitas
minimum PT. Asuransi Jiwasraya.skripsi.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

Keputusan Direktorat Jendral Lembaga Keuangan (DJLK) No. Kep.3607/LK/2004 tentang
pedoman perhitungan batas tingkat solvabilitas.

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.09/PMK.010/2011
tentang pedoman Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi

Prakoso, Djoko. 2004. Hukum Asuransi Indonesia. Cetakan Kelima. Jakarta : Rineka Cipta.

Sekretariat Jendral Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No.2
tahun 1992

J. Supranto, M.A. 2002. Metode Peramalan Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi
dan Bisnis, Jakarta : Rineka Cipta.

Sesuai UU Asuransi dan PP No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian sebagaimana diubah dengan PP No. 63 Tahun 1999

Widayat, 2004, metode penelitian pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit: Universitas
Muhammadiyah Malang.

BAB 1
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan perekonomi sebuah negara tidak lepas dari adanya
peran penting sebuah lembaga keuangan seperti halnya peran penting
perusahaan asuransi dalam mengurangi risiko di Indonesia. Industri jasa
asuransi sendiri merupakan salah satu pilar keuangan, gunanya untuk
memproteksi usaha dari segala macam bentuk kecelakaan yang tidak
diinginkan. Usaha asuransi sebagai salah satu keuangan perbankan yang
menghimpun dana masyarakat, semakin penting peranannya sebagai sumber
modal untuk investasi diberbagai bidang.
Usaha asuransi mengambil alih berbagai risiko dari pihak lain
sehingga perusahaan asuransi menjadi padat risiko apabila tidak dikelola
dengan baik. Jumlah dan polis asuransi yang digunakan untuk menutup
risiko usaha sangat banyak, Dengan demikian perusahaan-perusahaan
asuransi yang utamanya adalah yang memberikan perlindungan kepada
perusahaan-perusahan lain telah menjadi suatu institusi ekonomi yang
mempunyai peranan yang tidak kecil. Tanpa asuransi, kemajuan ekonomi
yang ada ini mustahil tercapai.
Kondisi asuransi umum di Indonesia sendiri memasuki awal 2014
industri asuransi menghadapi sejumlah tantangan. Kali ini bukan karena
gejolak ekonomi global, melainkan terkait dengan seberapa besar kekuatan
atau ketahanan perusahaan asuransi menghadapi berbagai gejolak dan

1

2

tekanan yang tercermin dari rasio kecukupan modal atau risk based capital
(RBC). Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) akhir tahun lalu mengeluarkan peraturan tentang
pedoman penghitungan batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM).
Tujuannya untuk meningkatkan daya tahan keuangan perusahaan
asuransi dan reasuransi dalam menghadapi dinamika keuangan global.
Pokok perubahan dalam ketentuan yang baru di antaranya penegasan
pemisahan penghitungan tingkat solvabilitas dan BTSM bagi unit usaha
asuransi. Peraturan yang mulai berlaku awal tahun itu akan berpengaruh
pada penghitungan tingkat solvabilitas. Keputusan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No.53/PMK.010/2012 tanggal l3 April 2012,
dimana

jika

tidak

memenuhi

ketentuan

tersebut

dapat

berakibat

dihentikannya kegiatan operasi Perusahaan.
Perusahaan dalam mengelola risiko ini, harus selalu menjaga agar
kualitas aset dapat diperhitungkan sebagai aset yang diperkenankan. Dengan
demikian hasil perhitungan solvabilitas (RBC) telah memenuhi ketentuan
yang berlaku. dinyatakan bahwa perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit
120% dari resiko kerugian yang mungkin timbul dari deviasi dalam
pengelolaan kekayaan dan kewajiban.
Gejolak pasar modal yang terjadi selama dua pekan terakhir,
menyebabkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) was-was. Gejolak ini bisa
membuat investasi industri anjlok, sehingga menggerus rasio kecukupan
modal atau risk based capital (RBC) asuransi. Hal ini bisa menjadi masalah.

3

Dalam empat bulan mendatang, OJK mewajibkan semua perusahaan
asuransi memiliki RBC sebesar 120%. Jika RBC di bawah 120%, OJKakan
mengategorikan

sebagai

perusahaan

asuransi

bermasalah.

(Tribunnews.com.htm-30 Aug 2013).
Adapun dua perusahaan asuransi yang akan diperbandingkan adalah
PT Bina Dana Arta,Tbk merupakan perusahaan asuransi yang setiap
tahunnya selalu mengalami perkembangan dari segi modal, produk asuransi
kesehatan dan asuransi kerugian, perusahaan umum yang sering menjadi
peringkat pertama dalam pencapaian kecukupan modalnya dan berhasil
melakukan polis terhadap nasabahnya yang semakin meningkat. Dapat
dilihat dari kecukupan modal perusahaan dari tahun 2011 berjumlah 283%
dan hingga kini naik menjadi 475%. Hal ini membuktikan bahwa
perusahaan

sudah

mencapai

Total

modal

sendiri

sebesar

Rp.816.313.353.000.
Perusahaan asuransi Jasa Tania Tbk adalah perusahaan Perseroan
yang telah mengembangkan produk asuransi yang dipasarkan, yaitu Surety
Bond dan Asuransi Kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan pasar asuransi
yang terus berkembang. Salah satu standar sistem manajemen mutu yang
telah berkembang di negara maju maupun negara berkembang adalah ISO
9001:2008, standar ini merupakan sarana atau sebagai alat untuk mencapai
tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control yang diharapkan
mampu menghadapi tuntutan yang ada. PT Asuransi Jasa Tania, Tbk. telah
berhasil memperoleh sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001; 2008
dari lembaga Verification New Zealand Limited (VNZ).

4

Pengukuran

RBC

dilakukan

dengan

membandingkan

kedua

perusahaan sebelum di evaluasi dengan kekayaan yang diperkenankan
dikurangi kewajiban perusahaan dibagi dengan batas tingkat solvabilitas
minimumnya dapat dilihat Tabel 1.1 yang menunjukkan data perkembangan
laporan keuangan PT Bina Dana Arta Tbk dan PT Jasa Tania Tbk dari tahun
2011 sampai dengan 2013.
Tabel 1.1 Perkembangan Laporan Keuangan PT Bina Dana Arta Tbk. dan
PT Jasa Tania Tbk. 2011 s/d 2013

N0.

Total
Perkembangan

1.

Rasio Kecukupan
Modal (RBC)

2.

PT Bina Dana Arta Tbk

PT Jasa Tania Tbk

2011

2012

2013

2011

2012

2013

283%

312%

475%

159%

165%

171%

Jumlah Investasi

495.299

754.283

855.558

77.468

79.415

90.672

3.

Jumlah Aset

1.366.131

1.731.600

2.153.350

162.570

189.138

202.092

4.

Jumlah Ekuitas

423.938

621.456

816.313

78.806

86.921

86.649

5.

Jumlah Liabilitas

1.426.731

1.338.047

82.546

102.207

115.443

939.123

Sumber : Pusat Informasi Pasar modal, 2014
Fungsi kecukupan modal bagi perusahaan asuransi adalah Industri
asuransi, tingkat Risk Based Capital (RBC) merupakan sebuah indikasi yang
menunjukkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan asuransi melindungi
industri asuransi terhadap kenaikan dalam premi asuransi. Kecukupan modal
sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk melindungi para deposan
sehingga dapat meminimalisir kejadian kebangkrutan dan likuidasi.
Kondisi tersebut memungkinkan para industri asuransi untuk lebih
memproteksi kecukupan modalnya dan mengurangi resiko yang akan terjadi

5

pada perusahaan asuransi dan nasabahnya. Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
k c k p

m

p

g

j

“Evaluasi perbandingan

kecukupan modal pada asuransi PT Bina Dana Arta,Tbk dan PT Jasa Tania,
Tbk”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah yang penulis angkat
adalah :
1.

Bagaimana tingkat kecukupan modal pada Asuransi PT Bina Dana Arta,
Tbk dan PT Jasa Tania, Tbk periode tahun 2011 s/d 2013?

2.

Perusahaan asuransi manakah yang kecukupan modalnya lebih baik?

C. Batasan Masalah
Penentuan batasan penelitian dimaksudkan agar permasalahan yang
diteliti ini tidak terlalu melebar dari garis yang sudah ditentukan. Batasan
dalam penelitian ini adalah penulis hanya membahas mengenai data yang
terkait dengan laporan keuangan PT Bina Dana Arta,Tbk dan PT Jasa Tania,
Tbk kurun waktu 3 tahun terakhir 2011 s/d 2013.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tingkat kecukupan modal menggunakan metode
RBC.
b. Untuk mengetahui kecukupan modal asuransi mana yang lebih baik.
2. Kegunaan Penelitian

6

a. Bagi manajemen PT Bina Dana Arta,Tbk dan PT Jasa Tania Tbk.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam mengoptimalkan kecukupan modalnya
dengan menggunakan metode RBC (Risk Based Capital) / Batas
Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM).
b. Bagi nasabah asuransi PT Bina Dana Arta,Tbk dan PT Jasa Tania
Tbk.
Penelitian ini berguna untuk memberikan pandangan yang luas
dan informasi bagi nasabah untuk membeli asuransi umum pada pihak
asuransi yang dapat dipercaya.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi refrensi bagi
peneliti selanjutnya

serta dapat menjadi acuan bagi peneliti

selanjutnya khususnya tentang kecukupan modal pada perusahaan
asuransi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Peneltian pertama yang dilakukan oleh Karuniawati (2007)
dengan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Asuransi Jiwasraya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PT. Jiwasraya masih dalam batas
kewajaran dan tidak terlalu tinggi Perolehan Batas Tingkat Solvabilitas
Minimum, tingkat solvabilitas minimum untuk tahun 2004 sebesar
268.971,93, untuk tahun 2005 sebesar 291.015,82 dan untuk tahun 2006
sebesar 314.140,59 dari seluruh jumlah BTSM yang dihasilkan dari tiap
tahun menunjukan peningkatan terus menerus,dalam hal ini dapat
diketahui bahwa perusahaan dapat mengatasi berbagai macam risiko yang
ditimbulkan dari berbagai macam komponen batas tingkat solvabilitas
yang dilakukan melalui penanaman investasinya.
Peneliti kedua dilakukan oleh Nawangsih (2008) dengan objek
penelitian di PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz Life
Indonesia. Hasil dari penelitian tersebut yaitu, Kinerja keuangan PT.
Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz Life Indonesia
berdasarkan perhitungan BTSM dengan metode RBC, sudah cukup baik
karena melampaui batasan tingkat solvabilitas yang ditetapkan pemerintah
(Departemen Keuangan) yaitu diatas 120 %. Hal ini membuktikan
kebijakan investasi yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut
memenuhi persyaratan.

7

8

B. Landasan Teori
Darmawi, (2006:103) asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut
pandangan. Pertama, Asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko
keuangan

yang

disediakan

pihak

insurer.

Kedua,

asuransi

alat

penggabungan risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaanperusahaan melalui sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk
membentuk dana guna membayar klaim. Dari sudut pandangan orang yang
diasuransikan asuransi merupakan peralatan retensi risiko dan kombinasi
risiko.
Ciri khusus asuransi sebagai saran transfer adalah bahwa ia
memerlukan penyatuan (pooling) risiko, yaitu insurer menggabungkan
risiko-risiko dari banyak tertanggung. Fungsi primer asuransi adalah
penyediaan mekanisme pengalihan resiko melalui alat/cara common pool
yang mana setiap pemegang polis membayar premi yang adil dan
seimbang, sesuai dengantingkat kerugian atas pertanggungan yang
dibawanya kedalam pool tersebut.
Hasymi, (2002) tertanggung dan penanggung mengikat sesuatu
perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi
membebankan sejumlah premi yang harus di bayar sebelumnya sudah
ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan
dihadapi. semakin besar resiko, maka semakin besar premi yang harus
dibayarkan dan sebaliknya. Jadi pada prinsipnya asuransi mengandung
pengertian tentang adanya pengalihan resiko.

9

Asuransi sebagai pengalihan segala macam risiko, maka setiap
perusahaan asuransi harus memiliki dasar perhitungan kecukupan modal
atau rasio solvabilitas (RBC) yang telah ditetapkan dan diatur dalam surat
keputusan pemerintah dalam menghitung kecukupan modal. Kecukupan
modal atau risk based capital (RBC) sendiri artiannya adalah metode
untuk melindungi nasabah perusahaan asuransi metode ini juga untuk
melindungi dan memperhitungkan kesehatan keuangan perusahaan
asuransi Sehingga, diharapkan perusahaan asuransi memiliki kekuatan
modal yang cukup dan menghindarkan resiko merugikan nasabahnya
dalam hal terjadi masalah atau kerugian sebagai akibat dari deviasi dalam
pengelolaan kekayaan dan kewajiban.
1.

Keputusan Permodalan Perusahaan Asuransi
Posisi permodalan perusahaan adalah salah satu penentu
terpenting dari posisi finansial dan mencerminkan kemampuannya
untuk menghasilkan pertumbuhan yang dapat dipertahankan maupun
untuk menyerap naik turunnya hasil usaha underwriting dan investasi.
Tingkat permodalan juga penting dilihat dalam sudut pandang
persyaratan solvabilitas menurut peraturan yang ditetapkan oleh OJK.
Permodalan yang kuat meningkatkan kemampuan perusahaan yang
bersangkutan untuk bertahan saat mengalami tekanan finansial dan
memberikan fleksibilitas finansial yang lebih besar.
Perusahaan asuransi wajib memastikan bahwa cadangan
mereka cukup untuk memenuhi semua kewajiban di masa depan,
Kecukupan Cadangan teknis (technical reserve) adalah dana yang

10

harus disisihkan untuk memenuhi kewajiban kepada tertanggung atau
pemegang polis. Cadangan teknis pada umumnya terbagi menjadi:
Cadangan premi yang belum merupakan pendapatan (unearned
premium reserve), Cadangan klaim dalam proses (outstanding claim
reserve), Cadangan klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan
(IBNR claim reserve), Cadangan klaim katastropi (catasthrop
claimreserve).
Terakhir diatur dalam Peraturan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. PER.09/BL/2011 Tentang
Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum bagi
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Rumusan tingkat
solvabilitas yang diukur dengan menggunakan metode RBC adalah
sbb.
a. Kekayaan yang diperkenankan

xxxxx

b. Kewajiban

xxxxx–

c. Solvency Margin

xxxxx

d. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM)

xxxxx

e. Kelebihan (kekurangan) tingkat solvabilitas (C-D)

xxxxx

f. Rasio Pencapaian RBC (C:D)

xxx %

Batas tingkat Solvabilitas Minimum adalah suatu jumlah
minimum tingkat solvabilitas yang ditetapkan, yaitu sebesar jumlah
dana yang dibutuhkan untuk menutup resiko kerugian yang mungkin
timbul sebagai

11

akibat dari devisi pengelolaan. Komponen-komponen Batas Tingkat
Solvabilitas Minimum (Risk Based Capital) terdiri dari,
1) Kegagalan pengelolaan kekayaan,
2) Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam
setiapjenis mata uang,
3) Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang
diperkirakan,
4) Ketidakseimbangan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban
membayar klaim tertentu yang pengaturan serta ketentuan lainnya
yang terkait diatur secara detail.
2. Faktor – faktor Penentu Modal Perusahaan Asuransi
a. Polis Asuransi
yang dijual oleh perusahaan asuransi adalah janji-janji yang
dicantumkan dalam suatu kontrak yang dikenal dengan sebutan
polis. Kontrak asuransi merumuskan kapan perusahaan asuransi akan
membayar yang ditanggung dan jumlah yang akan dibayarkan
(Darmawi,2004).
b. Underwriting dan tarif asuransi
Suksesnya

perusahaan

asuransi

membutuhkan

usaha

pendistribusian biaya dan manfaat yang seadil mungkin diantara
peserta asuransi. Mempertahankan keadilan diantara para pemegang
polis adalah pekerjaan penanggung (underwriting), yang harus
mengklasifikasikan

dan

menentukan

tarif

masing-masing

kemungkinan kerugian. Jadi apabila seorang pengusaha ingin

12

mengasuransikan perusahaannya terhadap kemungkinan kerugian
keuangan akibat pencurian, maka underwriter harus memeriksa
apakah tarif yang dibebankan kepada perusahaan tersebut sebanding
dengan kemungkinan kerugian itu. Semakin besar kemungkinan
ditimpa kerugian dan semakin besar kerugian yang mungkin terjadi,
semakin tinggi premi asuransinya (Darmawi,2004).
c. Keuangan perusahaan asuransi
Sifat bisnis asuransi membutuhkan investasi uang yang
besar. Sumber dana perusahaan asuransi untuk membayar kerugiankerugian adalah dari modal yang telah disetor, surplus, dan premi
yang telah dibayar di muka untuk jasa-jasa yang diberikan.
Pengelolaan

bisnis

yang

baik

menghendaki

dana-dana

itu

diinvestasikan dengan aman dan menguntungkan. Orang-orang yang
ahli dalam analisis investasi sangat penting bagi operasi perusahaan
asuransi.
Secara umum rasio kesehatan RBC adalah suatu ukuran yang
menginformasikan tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu
perusahaan asuransi. Semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah
perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan
tersebut. Dari ketentuan batasan-batasan dalam perhitungan RBC,
dapat dilihat bahwa tidak semua kekayaan yang dimiliki perusahaan
asuransi masuk dalam kategori perhitungan BTSM karena ada
pengaturan pembatasan atas kekayaan yang diperkenankan yang

13

kriterianya diatur berdasarkan pembobotan berdasarkan jenis dan
tingkat risiko kekayaan tersebut.
Sementara komponen kewajiban yang harus diperhitungkan
meliputi semua kewajiban kepada pemegang polis atau tertanggung
dan kepada pihak lain yang menjadi kewajiban perusahaan termasuk
pembentukan cadangan klaim berdasarkan estimasi yang wajar. Hal
ini bertujuan agar perusahaan asuransi senantiasa menjalankan
bisnisnya dengan melakukan manajemen risiko yang baik dalam
mengelola kekayaannya. BTSM terdiri dari komponen-komponen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan reasuransi, yaitu
a. Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir, (2011) rasio solvabilitas adalah rasio yang
menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai
dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang
ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio
ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjang jika perusahaan dibubarkan, atau
dilikuidasi. Deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban
sebagaimana yang dimaksud dalam solvabilitas / RBC adalah :

14

1) Untuk menilai tingkat solvensi perusahaan apakah mampu
menanggung segala risiko pengelolaan perusahaan, standard
rasio RBC = 120%
RBC (%) =

x100

2) Rasio Modal Sendiri dan Aset
Rasio

ini

digunakan

untuk

mengukur

tingkat

kemampuan permodalan perusahaan yang berfungsi sebagai
bantalan terhadap premi yang diretensi (ditanggung) sendiri.
Nilai rasio yang diijinkan untuk DK adalah sekurang-kurang
(minimal 300 %).
RMS =

x100

Keterangan :
Modal sendiri tahun t

= modal sendiri tahun ini

Modal sendiri tahun t-1

=

modal

sendiri

tahun

kemarin
b.

Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah

menunjukkan

kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio
likuiditas rumus :
1). Current Ratio

15

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus :
Current ratio

x100

c. Rasio Beban Klaim
Rasio ini sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari usaha asuransi serta menjaga
likuiditas perusahaan. Perhitungan rasio beban klaim dapat
dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Rasio beban klaim
Secara teoritis tingginya rasio beban klaim ini memberikan
informasi tentang buruknya proses underwriting dan penerimaan
penutupan resiko serta sangat mempengaruhi penilaian terhadap
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan fungsi teknis asuransi
(underwriting).
d. Rasio Komisi Neto
Rasio ini untuk mengukur biaya komisi yang dikeluarkan
perusahaan atas bisnis yang didapat, disamping itu juga rasio ini
dapat juga digunakan untuk melakukan perbandingan besarnya
tarif komisi keperantaraan antara perusahaan yang satu dengan
yang lain dengan rata-rata tarif dalam industri.
Rasio komisi neto
e. Rasio Hasil Investasi /Investment Yield Ratio (IYR)

16

Rasio yang digunakan untuk mengukur hasil yang dicapai
dari invetasi yang dilakukan. Rasio ini memberikan indikasi dalam
menilai kemampuan manajemen dan kebijakan investasi dari
perusahaan yang bersangkutan dan dapat menentukan sehat
tidaknya perusahaan asuransi dari penentuan jumlah laba yang
diperoleh. Rumus dari investment yield ratio adalah:
IYR =

x 100

Hasil dari analisa ini adalah apabila rasio yang dihasilkan terlalu
rendah dapat memberikan informasi bahwa investasi yang
dilakukan perusahaan kurang tepat, sehingga penempatan investasi
perlu dikaji kembali keberadaannya.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan perumusan masalah maka dibuat
kerangka pikir penelitian untuk memberikan gambaran penelitian yang
akan dilakukan yaitu tentang kecukupan modal pada asuransi PT Bina
Dana Arta, Tbk dan PT Jasa Tania, Tbk. Kerangka penelitian tersebut
dapat dilihat pada , Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian.
PT Bina Dana Arta,Tbk PT Jasa Tania, Tbk.

Laporan Keuangan Asuransi pada PT. Bina Dana Arta,Tbk dan
PT Jasa Tania Tbk periode tahun 2011 s/d 2013

a. Kecukupan modal

Baik

Lebih Baik

17

Berdasarkan

kerangka

pikir

penelitian

diatas

ini

menjelaskan bahwa, untuk menganalisis dan mengevaluasi
kecukupan modal pada PT Bina Dana Arta, tbk dan PT Jasa Tania
Tbk Diperlukan laporan keuangan kurun waktu 3 tahun 2011 s/d
2013, dari laporan keuangan tersebut dapat di evaluasi dari segi
kecukupan modalnya sudah mampu atau tidak dalam memenuhi
kewajiban preminya, kemudian kinerja perusahaan serta kesehatan
keuangan perusahaan dibandingkan sehingga perusahaan asuransi
PT Bina Dana Arta, tbk dan PT Jasa Tania Tbk dinyatakan baik
atau lebih baik.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, rumusan masalah, dan
tujuan penelitian yang telah diuraikan dan dijelaskan sebelumnya, maka
dapat diperoleh suatu hipotesis sebagai berikut:
1.

Kondisi kecukupan modal pada PT Bina Dana Art, Tbk dan PT
Jasa Tania, Tbk dinyatakan Baik.

2.

Kondisi kecukupan modalnya lebih baik adalah PT Bina Dana
Arta, Tbk.