RUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK SYARIAH BUKOPIN TBK.

(1)

No. Daftar FPEB: 411/ UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS

PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN,TBK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

DAVID PATRIOT MARTEN (0906809)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Kecukupan Modal dan

Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas

Pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk

Oleh

David Patriot Marten

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© David Patriot Marten 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PT BANK SYARIAH BUKOPIN TBK

David Patriot Marten 0906809

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Budhi Pamungkas G, SE., M.Sc NIP. 19820707 200912 1 005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen FPEB UPI Bandung

Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(4)

i

ABSTRAK

David Patriot Marten. 0906809. Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada PT Bank Syariah Bukopin Tbk. Dosen Pembimbing: Budhi Pamungkas Gautama, SE. M.Sc.

Profitabilitas merupakan salah satu faktor dalam menilai kinerja suatu bank dan menggambarkan kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba dari setiap kegiatan operasionalnya. Dengan profitabilitas yang baik, bank berhasil dalam menjalankan fungsi intermediasinya dan memelihara kepercayaan masyarakat.

Penelitian ini dilatarbelakangi karena tingkat profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) pada PT Bank Syariah Bukopin Tbk selalu berada dibawah standar Bank Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecukupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR), kualitas aset yang diukur dengan non performing financing (NPF), dan profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) PT Bank Syariah Bukopin Tbk. Serta untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal dan kualitas aset terhadap profitabilitas pada PT Bank Syariah Bukopin Tbk.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan verifikatif. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji asumsi klasik, koefisien korelasi product moment, koefisien determinasi, dan untuk uji hipotesis menggunakan uji t. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan PT Bank Syariah Bukopin Tbk dan publikasi Bank Indonesia (BI) triwulan selama tahun 2009 - triwulan II tahun 2013.

Berdasarkan hasil uji parsial dengan uji t menunjukkan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA). Sedangkan, kualitas aset yang diukur dengan non performing financing (NPF) tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA). Kemampuan prediksi dari variabel kecukupan modal dan kualitas aset tersebut terhadap ROA sebesar 65,8%, sedangkan sisanya sebesar 34,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian.

Kata kunci: Kecukupan Modal, Kualitas Aset, Profitabilitas, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Return On Asset (ROA).


(5)

ii

ABSTRACT

David Patriot Marten. 0906809. The influence of Capital and Assets Quality to Profitability at PT Bank Syariah Bukopin Tbk. Lecturers: Budhi Pamungkas Gautama, SE. M.Sc.

Profitability is one of the factors in assessing the performance of a bank and describes the ability of a bank to earn profit from each operation activities. With good profitability, the bank succeeded in its intermediary function and maintain public confidence.

The background of this research is the level of profitability as measured by return on assets (ROA) at PT Bank Syariah Bukopin continuos under Bank Indonesia’s standarization. The objectives of this research is to describe the capital as measured by the capital adequacy ratio (CAR), asset quality as measured by non-performing financing (NPF), and profitability as measured by return on assets (ROA) Tbk PT Bank Syariah Bukopin Tbk. And to know the influence of capital adequacy and asset quality to profitability at PT Bank Syariah Bukopin.

The methods used in this research is descriptive method and verificative method. The analysis technique used is multiple linear regression, the classical assumption, product moment correlation coefficient, coefficient of determination, and to test the hypothesis using a t test. The data used are secondary data that the financial statements of PT Bank Syariah Bukopin and publication of Bank Indonesia (BI) during 2009 quarter - the second quarter of 2013.

Based on the partial test results with the t test showed that the capital as measured by the capital adequacy ratio (CAR) influence significantly and have negative correlation on profitability as measured by return on assets (ROA). Meanwhile, asset quality as measured by non-performing financing (NPF) does not influence significantly and has positive relation to profitability as measured by return on assets (ROA). Predictive ability of a variable capital and asset quality is the ROA of 65.8%, while the remaining 34.2% is influenced by other factors outside the study variables.

Keywords: Capital, Asset Quality, Profitability, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), and Return on Assets (ROA).


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...……….. i

ABSTRACT ……….……….. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….……….. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah... 12

1.2.1 Identifikasi Masalah………...……. 12

1.2.2 Rumusan Masalah ……….…...…. 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 14

1.4 Kegunaan Penelitian ...,... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Bank Syariah... 16

2.1.1.1 Pengertian Bank dan Bank Syariah... 16

2.1.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah... 17

2.1.1.3 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional... 17


(7)

2.1.1.5 Penghimpunan Dana……….. ... 22

2.1.1.6 Penyaluran Dana……….. ... 27

2.1.2 Kinerja Keuangan ... 30

2.1.3 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (CAMEL) ... 32

2.1.4 Kecukupan Modal ... 34

2.1.5 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 36

2.1.6 Kualitas Aset ... 36

2.1.7 Non Performing Financing (NPF) ... 37

2.1.8 Profitabilitas ... 38

2.1.9 Return On Asset (ROA) ... 39

2.1.10 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas ... 40

2.1.11 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas ... 41

2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu... 43

2.4 Kerangka Pemikiran ... 45

2.5 Paradigma Penelitian ... 48

2.6 Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian ……… 50

3.2 Metode dan Desain Penelitian ………..……… 51

3.2.1 Metode Penelitian ………... 51

3.2.2 Desain Penelitian……….. 51

3.3 Operasional Variabel ... 52

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……… 54

3.4.1 Sumber Data ………. 54


(8)

3.5 Populasi dan Sampel ... 56

3.5.1 Populasi ... 56

3.5.2 Sampel ... 56

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis... 58

3.6.1 Rancangan Analisis Data ... 57

3.6.2 Analisis Deskriptif ... 58

3.6.3 Analisis Statistik ... 58

3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 59

3.6.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 60

3.6.4 Uji Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……….…….… 63

4.1.1 Gambaran Umum PT Bank Syariah Bukopin Tbk…….…... 63

4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti ………..…….…... 70

4.1.2.1 Kecukupan Modal PT Bank Syariah Bukopin Tbk.. 70

4.1.2.2 Kualitas Aset PT Bank Syariah Bukopin Tbk…….. 76

4.1.2.3 Profitabilitas PT Bank Syariah Bukopin Tbk….….. 82

4.1.3 Analisis Data Statistik ………..…….…….…... 88

4.1.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ………..….. 88

4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik …………..………..…….. 90

4.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 94

4.1.3.4 Uji Hipotesis ... 96

4.1.3.4.1 Uji t ... 96

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ………...…….… 97


(9)

4.2.2 Kualitas Aset PT Bank Syariah Bukopin Tbk……...….. 98 4.2.3 Profitabilitas PT Bank Syariah Bukopin Tbk………...….. 100 4.2.4 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

PT Bank Syariah Bukopin Tbk……… ………. 100

4.2.5 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas

PT Bank Syariah Bukopin Tbk……… ………. 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……….……….… 104 5.2 Saran ……….………...… 106

DAFTAR PUSTAKA... 108 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan BUS, UUS, dan BPRS di Indonesia... 4

Tabel 1.2 Perbandingan ROA Bank Syria Bukopin dan Standar Bank Indonesia Tahun 2009-2013………... 8

Tabel 1.3 Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk Tahun 2009-2013………..….... 10

Tabel 1.3 Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tahun 2009-2013……….... 11

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional... 19

Tabel 2.2 Perbedaan Dalam Imbal Jasa (return) Kepada Nasabah... 20

Tabel 2.3 Perbedaan Tabungan Mudharabah dan Tabungan Wadi'ah... 25

Tabel 2.4 Penelitian-Penelitian Terdahulu………... 43

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 53

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 55

Tabel 4.1 Modal PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 71

Tabel 4.2 Total ATMR PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 72

Tabel 4.3 CAR PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 73

Tabel 4.4 Total Pembiayaan PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 76

Tabel 4.5 Pembiayaan Bermasalah PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 77

Tabel 4.6 NPF PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 79

Tabel 4.7 Laba Sebelum Pajak PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 83


(11)

Tabel 4.9 ROA PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 85

Tabel 4.10 Descriptive Statistics ... 88

Tabel 4.11 Uji Autokorelasi ... 92

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ... 93

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi ... 95


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Produk dan Jasa bank Syariah... 22

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran... 47

Gambar 2.3 Paradigma Penelitian ... 48

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (Histogram) ... 90

Gambar 4.2 HasilUji Normalitas (Normal Probality Plot)... 91


(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perkembangan CAR PT Bank Syariah Bukopin Tbk... 74 Grafik 4.2 Perkembangan NPF PT Bank Syariah Bukopin Tbk... 80 Grafik 4.3 Perkembangan ROA PT Bank Syariah Bukopin Tbk... 86


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada umumnya mengalami kontraksi ekonomi, sementara negara berkembang mencatat perlambatan yang cukup signifikan. Melalui pergulatan yang tidak ringan terutama sejak awal tahun 2009, indonesia dapat melalui tahun yang sulit tersebut dengan sejumlah pencapaian yang patut dibanggakan.

Daya tahan perekonomian Indonesia terhadap dampak krisis global yang berlangsung sejak 2009 sampai 2012 menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil ditengah membaiknya ekonomi dunia. Kinerja positif tersebut tidak terlepas dari upaya bersama lembaga keuangan dalam menjaga stabilitas keuangan dan perekonomian, serta mencegah pelemahan perekonomian domestik lebih lanjut.

Lembaga keuangan adalah semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan, dan penyaluran dana kepada masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan, (SK Menkeu RI No.792/1990). Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi lembaga keuangan bank (LKB) dan lembaga keuangan bukan bank (LKKB). Lembaga keuangan bank terdiri dari bank sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat (BPR), dan bank campuran, sedangkan lembaga keuangan bukan bank terdiri dari leasing, modal ventura, anjak piutang, pasar modal, pegadaian, asuransi, dan dana pensiun.


(15)

2

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dengan ini, bank sebagai lembaga intermediasi menjadi kebutuhan yang sulit dihindari dalam perekonomian modern saat ini. Terlebih lagi, dengan menyimpan dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, bank telah menjembatani pihak-pihak yang kelebihan dan membutuhkan dana. Sebagai lembaga kepercayaan juga, perbankan atau bank dalam lingkup yang lebih luas tidak hanya bermanfaat dan dibutuhkan bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan tetapi juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara.

Pada Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan juga disebutkan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Oleh karena itu, di Indonesia terdapat dual banking system ‘sistem perbankan ganda’, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah, (Diana dan Ascarya, 2005).

Perbedaan utamanya terletak pada landasan operasi yang digunakan. Jikalau bank konvensional beroperasi berlandaskan bunga, bank syariah


(16)

3

berlandaskan bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Bank syariah didasarkan pada pandangan Islam bahwa unsur riba adalah haram dan di dalam sistem bunga terdapat ketidakadilan karena pemilik dana mewajibkan peminjam untuk membayar lebih dari pada yang dipinjam tanpa memperhatikan apakah peminjam menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Sebaliknya, sistem bagi hasil merupakan sistem ketika peminjam dan yang meminjamkan berbagi risiko dan keuntungan dengan pembagian sesuai dengan kesepakatan.

Bank syariah pertama kali muncul pada tahun 1963 sebagai pilot project dalam bentuk bank tabungan pedesaan di kota kecil Mit Ghamr, Mesir. Di Indonesia, bank syariah muncul semenjak awal 1990-an dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Secara perlahan bank syariah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang menghendaki layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dan halal. Bank Syariah adalah tulang punggung berkembang atau tidaknya ekonomi syariah. Oleh karena itu kegagalan bank syariah bisa dibaca sebagai kegagalan ekonomi syariah. Apresiasi perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia juga datang dari Islamic Development Bank (IDB) dikarenakan pertumbuhan industri keuangan syariah Indonesia mencapai 35% pertahun melebihi pertumbuhan industri keuangan syariah global yang memiliki pertumbuhan 15-20% pertahun, (Infobanknews, IDB Apresiasi Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Indonesia, 7 Mei 2013).

Fakta pesatnya perkembangan pertumbuhan jumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha


(17)

4

Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ditunjukkan dalam Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan BUS, UUS, dan BPRS di Indonesia Sampai Tahun 2013

Sumber : LPPS (2012), Statistik Perbankan Syariah (2013)

Tabel diatas menunjukkan perjalanan perbankan syariah di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Terlebih lagi sejak Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menjelaskan landasan operasi yang jelas mengenai bank syariah menyebabkan pertumbuhan yang baik untuk perbankan syariah di Indonesia, terlihat dari pertambahan jumlah bank pun mengalami perkembangan yang pesat. Pada BUS pertumbuhan jumlahnya dari 3 menjadi 11 BUS, atau mencapai 100% lebih dalam 5 tahun terakhir (2005-2010), Unit Usaha Syariah (UUS) pertumbuhannya mencapai 21% (19 menjadi 23), dan BPRS mencapai 63% (92 menjadi 150). Adapun penurunan UUS pada tahun 2008 dari 27 Unit menjadi 24 pada tahun 2011 disebabkan UUS yang ada pada bank konvensional telah dikonversi menjadi BUS.

Tahun

1992 2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Kuartal II 2013

BUS 1 2 3 3 3 5 6 11 11 11 11

UUS - 3 19 20 26 27 25 23 24 24 24


(18)

5

Walaupun sepanjang tahun 2009 sampai 2013 dampak krisis keuangan global cenderung melambatkan laju pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, namun memiliki pengaruh yang relatif minimal terhadap industri perbankan syariah nasional dengan masuknya beberapa bank umum syariah (BUS) baru, yakni salah satunya PT Bank Syariah Bukopin, Tbk.

Perjalanan PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk dimulai dari sebuah bank umum, Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh Bank Bukopin untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia. Komitmen penuh dari Bank Bukopin sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan terbaik. Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, Bank Bukopin telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya kedalam PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

Dalam kondisi perekonomian global yang belum pulih sejak 2009 akibat imbas krisis keuangan global akhir 2008, PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk masih sanggup mencetak pertumbuhan yang signifikan. Prestasi tersebut dapat terlihat dari beberapa penghargaan yang didapatkan di tahun 2009 seperti penghargaan dari ”Indonesia Moslem Award” sebagai Best Banking Sharia of The Year 2009 dan Banking Efficiency Award dari Bisnis Indonesia.


(19)

6

Pertumbuhan pesat yang terjadi pada perbankan syariah ini juga dapat mengindikasikan bahwa sejumlah paket kebijakan pemerintah dan juga lembaga terkait relatif mampu meningkatkan kesadaran masyarakat muslim Indonesia untuk terlibat aktif dalam industri perbankan syariah. Hanan Wihasto pengamat Bisnis Syariah mengatakan semua pertumbuhan yang terjadi bukan hanya dikarenakan produk dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan mengingat nisbah bagi hasil dan margin produk tersebut masih kompetitif dibanding bunga di bank konvensional tetapi juga oleh karena sektor ekonomi syariah lainnya seperti asuransi syariah yang menjanjikan kejelasan dana, tidak mengadung judi dan riba atau bunga. Selain itu, kinerja perbankan syariah menunjukkan peningkatan yang signifikan tercermin dari permodalan dan profitabilitas yang semakin meningkat, (iB Perbankan Syariah, Bank Syariah dan Kesejahteraan Masyarakat, 4 April 2013).

Kinerja suatu bank memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu bank terlebih lagi untuk menjalankan fungsi intermediasinya dan memelihara kepercayaan masyarakat, salah satunya melalui peningkatan profitabilitas.

Di samping itu pada bank syariah, hubungan antara bank dengan nasabahnya bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham tetapi juga berpengaruh terhadap hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Itulah sebabnya penting bagi bank syariah untuk terus meningkatkan


(20)

7

profitabilitasnya. Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peranan perbankan syariah di Indonesia, maka pihak bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan prinsip syariah yang sehat dan efisien.

Salah satu faktor yang dapat dilihat untuk menilai kinerja perusahaan yaitu melalui profitabilitas perusahaan tersebut. Profitabilitas mencerminkan kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi profitabilitas bank syariah maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai macam variabel yang diambil dari laporan keuangan bank syariah. Laporan keuangan tersebut menghasilkan sejumlah rasio keuangan yang dapat membantu para investor dalam menilai kinerja bank syariah.

Di dalam prakteknya rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan, atau mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan dilihat dari kepentingan pemilik, sedangkan ROA memberikan informasi seberapa efesien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya dan rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya, (Siamat, 2005).

Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan.


(21)

8

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset, (Dendawijaya, 2009).

Berikut adalah perbandingan ROA Bank Syariah Bukopin dan Standar Bank Indonesia di Indonesia dari Tahun 2009 sampai dengan 2013 yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2.

Perbandingan ROA Bank Syariah Bukopin dan Standar Bank Indonesia Tahun 2009-2013

Tahun Rasio ROA Rasio ROA Standart

Bank Syariah Bukopin Bank Indonesia (BI)

2009 0.06%

≥ . 5%

2010 0.74%

2011 0.52%

2012 0.55%

2013 1.04%

Sumber: Laporan Keuangan BankSyariah Bukopin (BUS), Diolah

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa Return On Asset (ROA) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tahun 2009-2013 mengalami fluktuatif. Dalam kurun waktu 5 tahun PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tidak bisa mendekati batas ROA yang ditentukan Bank Indonesia di diatas 1,25% di dalam Surat Edaran No.9/24/DPbS mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Walaupun pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sampai dengan rasio 1.04%.

Pada tahun 2010 bank mampu meningkatkan ROA menjadi 0,74 % dari 0,06% pada tahun 2009. Namun pada tahun berikutnya bank tidak mampu


(22)

9

mempertahankan atau meningkatkan ROA sehingga terjadi penurunan menjadi 0,52% di tahun 2011. Dengan ROA yang rendah pada tahun tersebut membuat perusahaan memperbaiki kinerja keuangannya maka pada tahun 2012 sampai dengan kuartal II tahun 2013 nilai ROA berhasil ditingkatkan menjadi 1,04%. Walaupun belum bisa mencapai batas ketentuan Bank Indonesia sebesar di atas 1,25%.

Melalui gambaran ROA selama tahun 2009-2012 PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk mengalami kinerja keuangan yang kurang baik. Terlihat dengan ROA bank yang rendah. Serta berada dibawah ROA yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 1,25%-1,5%. Dengan memiliki ROA yang rendah dari ketentuan yang sudah ditetapkan Bank Indonesia, dikhawatirkan bank akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan investor sehingga akan mempengaruhi terhadap kelangsungan bank.

Faktor- faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal, kualitas kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasi dan nonoperasi serta mobilisasi dana masyarakat dalam memperoleh sumber dana yang murah, (Teguh Pudjo Muljono, 2001).

Jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank dalam mempengaruhi bank untuk meningkatkan profitabilitasnya atau memperoleh keuntungan, (Siamat, 2005). Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dan kecukupan modal bank. Tetapi dari banyaknya rasio permodalan, CAR adalah rasio yang memiliki tingkat akurasi paling tinggi, (Siamat, 2005).


(23)

10

Berdasarkan Surat Edaran No.9/24/DPbS mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Ketentuan pemenuhan permodalan minimum bank disebut juga Capital Adequacy Ratio (CAR) yang minimum besarnya 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Berikut merupakan data Capital Adequacy Ratio PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tahun 2009-2013.

Tabel 1.3

Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk

Tahun 2009-2013

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk

Dari data di atas dapat dilihat bahwa CAR yang dimiliki oleh PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009-2013 masing-masing sebesar 13,06%, 11,51%, 15,29%, 11,10%, 12,78%, dan 12,07%. Apabila CAR berada pada posisi dibawah batas minimum 8% maka bank akan mengalami insolvensi karena tidak bisa memenuhi kewajibannya. Dengan melihat data diatas, CAR yang dimiliki PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk berada pada posisi lebih dari 8% yang mengindikasikan bahwa PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk telah mampu memenuhi ketentuan minimum kecukupan modal sesuai dengan standar BI. Pengendalian jumlah modal yang tepat akan menjamin operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal juga terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam 2009 2010 2011 2012 Kuartal II 2013 CAR 13,06% 11,51% 15,29% 12,78% 12,07%


(24)

11

modal melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur, tetapi apabila jumlah modal terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan nasabah.

Selain CAR, salah satu yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas aset suatu bank dan semakin besar kualitas asset suatu bank menunjukkan semakin baik profitabilitasnya, (Taswan, 2010). Salah satu indikator penunjang untuk mengukur kualitas aset bank adalah dengan Non Performing Financing (NPF). NPF merupakan Pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Non Performing Financing (NPF) mencerminkan risiko pembiayaan, semakin kecil Non Performing Financing (NPF), maka semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh pihak bank, (Berlina,2012). Berikut merupakan data Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tahun 2009-2013.

Tabel 1.4

Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk

Tahun 2009-2013

Sumber: Laporan Keuangan PT.Bank Syariah Bukopin, Tbk

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 NPF perusahaan sebesar 3,25%. Pada tahun berikutnya bank mengalami NPF menjadi 3,80%. Namun berbeda pada tahun 2011 dimana bank dapat kembali menurunkan NPF sebesar 1,74%. Pada tahun berikutnya bank tidak mampu menjaga kestabilan 2009 2010 2011 2012 Kuartal II 2013


(25)

12

dan NPF meningkat dari tahun sebelumnya yaitu mencapai NPF sebesar 4,57%. Dari data diatas juga dapat terlihat bahwa NPF bergerak secara fluktuatif. Walaupun di tahun 2013 NPF bank masih dalam standar sehat Bank Indonesia, NPF harus dijaga pada tingkat yang ideal dan hampir mendekati batas standar sehat yang ditetapkan Bank Indonesia adalah dibawah 5%, (SE BI No.9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007).

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan diatas, maka penulis menduga penyebab profit bank yang buruk karena tingkat kecukupan modal yang menurun disertai kualitas asset yang makin tinggi mendekati batas standar BI. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengajukan penelitian yang berjudul:

“Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas

pada PT. Bank Syariah Bukopin,Tbk”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Bank syariah ini telah berkembang menjadi sebuah trend di kalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk menempatkan dananya di bank syariah. Berkembangnya trend tersebut dikarenakan produk dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan mengingat nisbah bagi hasil dan margin produk tersebut masih kompetitif dibanding bunga di bank konvensional.

Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai macam variabel yang diambil dari laporan keuangan bank syariah. Profitabilitas merupakan salah satu


(26)

13

indikator kinerja keuangan. Selain itu juga profitabilitas merupakan salah satu indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank yang diukur dengan Return On Assets.

PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk memilki profitabilitas yang tidak baik dilihat dari sisi Return On Assets bank dari tahun 2009-2012. Faktor- faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal, kualitas kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasi dan nonoperasi serta mobilisasi dana masyarakat dalam memperoleh sumber dana yang murah, (Teguh Pudjo Muljono, 2001).

Oleh karena itu, tingkat profitabilitas yang buruk diduga akibat dari penurunan tingkat kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan kualitas asset yang meningkat serta mendekati batas standar sehat Bank Indonesia diukur dengan Non Performing Financing (NPF). Dimana masing- masing rasio mengalami gerakan fluktuatif yang cukup signifikan dan diduga berdampak terhadap bank untuk memaksimalkan profit.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Kecukupan Modal pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk?


(27)

14

3. Bagaimana gambaran Profitabilitas PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk?

4. Bagaimana pengaruh Kecukupan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk?

5. Bagaimana pengaruh Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kecukupan Modal pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kualitas Aset pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran profitabilitas PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

4. Untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

5. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.


(28)

15

1.3.2 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan juga sumbangan pemikiran kepada para akademisi khusunya mengenai profitabilitas perbankan. Disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik meneliti mengenai Kecukupan Modal, Kualitas Aset, dan Profitabilitas.

b. Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi manajemen bank lainnya dalam mengelola bank, melakukan perencanaan dan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan-kebijakan dalam rangka mempertahankan Kecukupan Modal dan Kualitas Aset yang hendak dimiliki sehingga diperoleh profitabilitas yang optimal sebagai wujud tanggung jawab perbankan atas kepercayaan masyarakat.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Objek Penelitian

Menurut Arikunto (2010) objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian.

Objek penelitian ini adalah variabel-variabel yang dianggap penulis dapat mempengaruhi besarnya pengembalian aset kepada perusahaan. Variabel yang diteliti adalah variabel Kecukupan Modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), variabel Kualitas Aset yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF), dan variabel Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA). variabel Kecukupan Modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai X1 dan variabel Kualitas Aset yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai X2 adalah variabel independen. Variabel Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) sebagai Y adalah variabel dependen. Objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009-2013.

Berdasarkan objek penelitian tersebut maka penulis menganalisis bagaimana pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.


(30)

51

1.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Moh.Nazir (2005) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Dari metode deskriptif ini didapat gambaran tentang Kecukupan Modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aset yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF), dan Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA).

Sedangkan menurut Marzuki (2002) “Metode verifikatif adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian verifikatif memperlihatkan pengaruh dari variabel-variabel yang digunakan dan menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan data statistik. Dalam penelitian ini menggunakan metode verifikatif yakni untuk mengetahui pengaruh antara Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Moh. Nazir (2005) “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Desain membantu peneliti mendapatkan dan menemukan penjelasan dan jawaban dari pertanyaan


(31)

52

pertanyaan penelitian serta membantu dalam memudahkan pelaksanaan penelitian.

Menurut Marzuki (2002) menyatakan bahwa desain riset dapat dibagi menjadi 3 macam, antara lain:

1. Riset eksplanatori adalah desain riset untuk mengetahui permasalahan dasar. 2. Riset deskriptif adalah desain riset yang digunakan untuk menggambarkan

sesuatu.

3. Riset kausal adalah desain riset yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat.

Ketiga riset tersebut mempunyai peranan yang saling ketergantungan. antara yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini sendiri menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk. Maka desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal.

1.3 Operasional Variabel

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu:

1. Variabel independen (variabel X) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: kecukupan modal yang diukur dengan CAR dan Kualitas Aset yang diukur dengan NPF.


(32)

53

2. Variabel dependen (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang diukur dengan ROA.

Tabel 3.1 memperlihatkan variabel independen dan dependen yang akan dipaparkan dan diuji melalui metoda statistik.

Tabel 3.1

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel

Definisi Variabel

Indikator Alat Ukur Skala

Independen:

Kecukupan Modal (X1)

Kemampuan bank untuk

memenuhi segala

kebutuhan guna menunjang

kegiatan operasi bank

melalui modal bank. Modal

juga merupakan faktor

penting dalam upaya

mengembangkan usaha

bank, (Siamat, 2005).

CAR adalah rasio

yang memperlihatkan

seberapa jauh aktiva

bank yang

mengandung risiko.

(Dendawijaya, 2009).

Rasio

Kualitas Aset (X2)

Penilaian pendekatan

kuantitatif dan kualitatif

faktor aset bank dilakukan

melalui penilaian terhadap

komponen aktiva produktif

yang diklasifikasikan Non Performing Financing (NPF) mengukur tingkat permasalahan Pembiayaan yang

dihadapi oleh bank.


(33)

54

dibandingkan dengan total

aktiva produktif dan

tingkat kecukupan

pembentukan penyisihan

penghapusan aktiva

produktif (PPAP),

(Taswan, 2010).

Semakin tinggi rasio

ini menunjukkan

kualitas Pembiayaan

bank syariah semakin

buruk, (Surat Edaran

BI No.9/24/DPbS).

Dependen:

Profitabilitas (Y)

Profitabilitas adalah suatu

kemampuan bank untuk

memperoleh laba yang

dinyatakan dalam bentuk

persentase. Profitabilitas

merupakan indikator yang

paling tepat untuk

mengukur kinerja suatu

bank (Sofyan, 2002).

Return On Asset (ROA) merupakan

rasio antara laba

sebelum pajak

terhadap rata-rata

total aset. Semakin

besar ROA, semakin

besar pula tingkat

keuntungan yang

dicapai bank

(Dendawijaya, 2009).

Rasio

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Moh. Nazir (2005) data sekunder adalah suatu hasil studi yang dilakukan oleh orang lain dan untuk tujuan pengkajian ulang data. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data laporan keuangan PT. Bank Syariah


(34)

55

Bukopin, Tbk periode tahun 2009- 2013. Selain itu penulis juga memperoleh data yang berasal dari literatur kepustakaan dengan mempelajari, mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, maupun jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Berikut merupakan data tabel 3.2 yang menunjukan jenis dan sumber penelitian:

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Sumber Data Sekunder

1

Profil, Sejarah Perusahaan, dan Laporan Keuangan PT. Bank Syariah

Bukopin, Tbk

www.syariahbukopin.co.id

2

Data- data dan statistik mengenai jumlah bank umum syariah di

Indonesia

www.bi.go.id

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk menunjang penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu pengumpulan informasi mengenai teori-teori dan pendapat-pendapat mengenai permaslahan yang diteliti dari buku-buku referensi, dan jurnal-jurnal ekonomi.


(35)

56

2. Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan serta mengolah data- data terutama laporan keuangan dan data statistik perbankan yang diperoleh dari www.syariahbukopin.co.id dan www.bi.go.id.

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan, (Anwar Sanusi, 2011). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah laporan keuangan PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah jumlah dan karaktersitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah laporan keuangan triwulan mulai dari triwulan I tahun 2009 sampai triwulan II tahun 2013 mengenai Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Return On Asset yang telah melewati pengawasan dan dipublikasikan oleh PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk melalui website resminya www.syariahbukopin.co.id dan www.bi.go.id.


(36)

57

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010) “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Pengolahan data dan analisis data yang dilakukan adalah untuk memperoleh data yang akurat serta mempermudah dalam proses selanjutnya. Langkah- langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel maupun grafik.

2. Analisis deskriptif terhadap Kecukupan Modal dengan melakukan perhitungan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR).

3. Analisis deskriptif terhadap Kualitas Aset dengan melakukan perhitungan nilai Non Performing Financing (NPF).

4. Analisis deskriptif terhadap profitabilitas dengan menghitung nilai Return On Asset (ROA).

5. Melakukan analisis statistik untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal dengan indikator CAR dan Kulaitas Aset dengan indikator NPF terhadap Profitabilitas dengan indikator Return On Asset (ROA).


(37)

58

3.6.2 Analisi Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi variavel yang diteliti, baik dalam bentuk tabel, grafik, sertadeskripsi variabel tersebut.. Untuk mendapatkan gambaran tersebut maka diperlukan perhitungan untuk rasio-rasio yang menjadi variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus:

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

2. Non-Performing Financing (NPF)

3. Return On Asset (ROA)

3.6.3 Analisis Statistik

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas dengan indikator Return On Asset (ROA) digunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, korelasi product moment, dan koefisien determinasi, serta uji t. Proses analisis statistik menggunakan bantuan program SPSS statistics 20.


(38)

59

3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Penggunaan model regresi untuk prediksi akan menghasilkan kesalahan (disebut residu), yakni selisih antara data actual dengan data hasil peramalan. Residu yang seharusnya adalah berdistribusi normal. Untuk mengetahui lebih jelas kenormalan residu dari model regresi dapat menggunakan fasilitas Histogram dan Normal Probality Plot, (Santoso, 2010). Histogram terdistribusi normal terhadap residu dilihat dari bentuk pola residu yang berbentuk lonceng sebagaimana halnya distribusi normal dan grafik Normal Probality Plot menunjukkan bahwa titik-titik (yang menggambarkan data) menyebar dan membentuk pola tertentu searah dengan garis diagonal.

b. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (d). hasi perhitungan Durbin-Watson (d) dibandingkan dengan nilai dtabel pada α=0,05. Tabel d memliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k, (Anwar Sanusi, 2011).

Jika d< dL; maka terjadi autokorelasi positif d > 4 – dL; maka terjadi autokorelasi negatif dU < d , 4 – dU; maka tidak terjadi autokorelasi


(39)

60

dL ≤ d ≤ dU atau 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL; maka pengujian tidak meyakinkan

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, (Anwar Sanusi, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidahya multikolinearitas di dalam model ini adalah dengan cara sebagai berikut:

- Dilihat dari nilai VIF (Yariance Inflation Factor) dan Tolerance. Nilai Tolerance < 0,1 dan VIF > 10 (berarti terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi). d. Uji Heteroskedastisitas

Regresi yang berbasis waktu (time-series), seharusnya tidak ada korelasi antara data waktu t dengan waktu sebelumnya (t-1). Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan fasilitas scatter plot. Bila scatter plot tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu, missal pola menarik ke kanan atas, atau menurun ke kiri atas, atau pola tertentu lainnya ini menunjukkan model regresi bebas dari Heteroskedastisitas.

3.6.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +e dimana:


(40)

61

Y = Profitabilitas (ROA) a = konstanta

X1 = Kecukupan Modal (CAR) X2 = Kualitas Aset (NPF) b1, b2 = Koefisien regresi e = error term

(Anwar Sanusi, 2011)

3.6.4 Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian asumsi-asumsi, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian hipotesis yang diajukan menggunakan analisis regresi melalui uji-t. Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial, serta mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen. Langkah-langkah untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Uji Statistik t

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis nol (HO) yang ditetapkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara variabel yang diteliti. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang ditetapkan menunjukkan adanya pengaruh antara variabel yang diteliti, maka digunakan analisis regresi berganda (multiple regretion).


(41)

62

Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara t tabel dengan t hitung. Rumus t hitung dapat dilihat dalam persamaan berikut:

(Sudjana, 2003:91) Keterangan:

β : Koefisien regresi

Sβ : Deviasi standardari variable independen Keputusan pengujian t hitung adalah sebagai berikut: 1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

2. Tolak Ho jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel bebas secara parsial atas suatu variabel-variabel tidak bebas digunakan uji t. Hipotesis :

- Ho1 : tingkat probalitas (signifikan) > α , Kecukupan Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

- Ha1 : tingkat probalitas (signifikan) ≤ α, Kecukupan Modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

- Ho2 : tingkat probalitas (signifikan) > α, Kualitas Aset tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(42)

63

- Ha2 : tingkat probalitas (signifikan) ≤ α, Kualitas Aset berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Syariah Bukopin, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009 hingga triwulan II tahun 2013 mengalami trend yang menurun. Trend yang menurun menunjukkan bank mulai gencar dalam perluasan dan pertumbuhan akselerasi bisnisnya. Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi terdapat pada triwulan I tahun 2009. Sedangkan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah terdapat pada triwulan III tahun 2009. Rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) bank yank masih diatas 8% dan dalam kategori sehat. Ini berarti secara keseluruhan bank masih berhati-hati dalam perluasan dan akselerasi bisnisnya sehingga membuat banyak dana yang menganggur (idle funds) atau tidak disalurkan dalam kegiatan bisnisnya.

2. Gambaran kualitas aset yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009 hingga triwulan II tahun 2013 mengalami trend yang meningkat. Hal ini disebabkan makin meluasnya produk pembiayaan yang disalurkan bank dan berdampak buruk pada peningkatan pembiayaan bermasalah. Tingkat Non Performing Financing (NPF) tertinggi yang dicapai bank terdapat pada triwulan III tahun 2012.


(44)

105

Sedangkan tingkat Non Performing Financing (NPF) terendah terdapat pada triwulan I tahun 2009. Secara umum NPF bank masih dalam standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu dibawah 5%. Hal ini juga menunjukkan bank masuk dalam kategoori baik dalam pengelolaan pembiayaannya.

3. Gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009 hingga triwulan II tahun 2013 menunjukkan trend yang fluktuatif dan cenderung meningkat. Hal ini disebabkan bank terus berbenah didalam memperoleh profit yang maksimal melalui upaya meningkatkan setiap aset yang dimiliki bank dalam triwulannya serta diikuti upaya menjaga kualitas pembiayaan yang merupakan sumber utama perolehan laba bank. Peningkatan ROA bank yang tertinggi diperoleh pada triwulan IV tahun 2012 dan yang terendah pada triwulan I tahun 2009. ROA bank terlihat juga masih jauh dalam standar ROA yang ditetapkan Bank Indonesia diatas 1,25%.

4. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dan uji t yaitu diperoleh koefisien CAR sebesar –0,056 dan tingkat signifikan dibawah 0,05. Hal ini menunjukkan kecukupan modal berbeda dengan teori pada umumnya dikarenakan CAR memiliki pengaruh negatif dan signfikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Dalam arti lain, bahwa setiap kenaikan CAR akan diikuti oleh penurunan ROA.

5. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dan uji t yaitu diperoleh koefisien NPF sebesar 0,028 dan tingkat signifikan diatas 0,05. Hal ini menunjukkan Hal ini menunjukkan kualitas aset berbeda dengan teori pada


(45)

106

umumnya dikarenakan kualitas aset yang diukur dengan NPF memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran- saran yang dapat penulis ajukan dari penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi manajemen PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk harus lebih memperhatikan tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) kedepannya. Karena besar kecilnya tingkat CAR memilki kelemahan dan kelebihan untuk bank. Kelebihannya dengan memiliki tingkat CAR yang tinggi, berarti bank siap dalam segi modal untuk menghadapi berbagai resiko yang akan dihadapi dalam setiap kegiatan operasionalnya. Tetapi disisi lain kelemahannya adalah bank terlalu berhati-hati sehingga banyak modal yang tidak dipakai untuk memperluas kegiatan bisnisnya dan berakibat menurunnya profit.

2. Tingkat Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk mulai meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, bank harus lebih selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan penyaluran pembiayaannya. Agar tetap dalam standar yang ditetapkan Bank Indonesia dan setiap pembiayaan yang disalurkan adalah pembiayaan yang tergolong lancar serta meningkatkan profitabilitas bank.


(46)

107

3. Profitabilitas masih berada dibawah standar ROA yang ditetapkan BI. Oleh karena itu, bank harus meningkatkan kemampuan menghasilkan laba dari tingkat kredit agar profitabilitas yang dimiliki bank juga ikut meningkat dan sesuai dengan standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu memiliki ROA diatas 1,25%.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, B. (2010). Jurnal Manajemen Bisnis: Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Anwar Sanusi. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aulia, F.R. (2012). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Universitas Brawijaya

Bank Indonesia Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Beberapa Terbitan. Bank Indonesia. Surat Edaran (SE) No.9/24/DPbS mengenai Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, 30 Oktober 2007.

Bank Indonesia. Surat Edaran No.6/23/DPNP tanggal 31Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Berlina. (2012). Jurnal Manejemen Bisnis: Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2009-2011. Institut Manajemen Telkom.

Diana dan Ascarya. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: PPSK. iB Perbankan Syariah. (2010). Bank Syariah dan Kesejahteraan Masyarakat.


(48)

Infobanknews. (2012). IDB Apresiasi Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Indonesia. www.infobanknews.com.

Jumingan, (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Latumaerissa Julius.R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat

Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Marzuki. (2002). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE UI

Muhammad, S. (2012). Jurnal Manajemen dan Keuangan: Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Makassar

Nazir, Moh.(2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 18 /Pbi/2012 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

Santoso, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo

Sapariyah, R.A. (2010). Jurnal: Pengaruh Rasio Capital, Assets, Earning Dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perbankan Di Indonesia.

STIE “AUB” SURAKARTA

Siamat, D. (2005). Manajemen Keuangan Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sofyan Syafri Harahap. (2002). Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.


(49)

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.

Taswan. (2010). Manajemen Perbankan, Konsep, Teori, dan Aplikasi Edisi 2.

UPP AMP YKPN

Teguh Pudjo Muljono. (2001). Analisis Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta: Djambatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Undang-undang No.10 tahun 1998, Perubahan atas UU No.7/1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan.

Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Wahyu, K. (2006). Jurnal Manajemen: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia. Universitas Diponegoro

Warjiyo Perry. (2004). Bank Indonesia: Bank Sentral Republik Indonesia. Jakarta: PPSK.

Website: www.bi.go.id


(1)

105

Sedangkan tingkat Non Performing Financing (NPF) terendah terdapat pada triwulan I tahun 2009. Secara umum NPF bank masih dalam standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu dibawah 5%. Hal ini juga menunjukkan bank masuk dalam kategoori baik dalam pengelolaan pembiayaannya.

3. Gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009 hingga triwulan II tahun 2013 menunjukkan trend yang fluktuatif dan cenderung meningkat. Hal ini disebabkan bank terus berbenah didalam memperoleh profit yang maksimal melalui upaya meningkatkan setiap aset yang dimiliki bank dalam triwulannya serta diikuti upaya menjaga kualitas pembiayaan yang merupakan sumber utama perolehan laba bank. Peningkatan ROA bank yang tertinggi diperoleh pada triwulan IV tahun 2012 dan yang terendah pada triwulan I tahun 2009. ROA bank terlihat juga masih jauh dalam standar ROA yang ditetapkan Bank Indonesia diatas 1,25%.

4. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dan uji t yaitu diperoleh koefisien CAR sebesar –0,056 dan tingkat signifikan dibawah 0,05. Hal ini menunjukkan kecukupan modal berbeda dengan teori pada umumnya dikarenakan CAR memiliki pengaruh negatif dan signfikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Dalam arti lain, bahwa setiap kenaikan CAR akan diikuti oleh penurunan ROA.

5. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dan uji t yaitu diperoleh koefisien NPF sebesar 0,028 dan tingkat signifikan diatas 0,05. Hal ini menunjukkan Hal ini menunjukkan kualitas aset berbeda dengan teori pada


(2)

106

umumnya dikarenakan kualitas aset yang diukur dengan NPF memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran- saran yang dapat penulis ajukan dari penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi manajemen PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk harus lebih memperhatikan tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) kedepannya. Karena besar kecilnya tingkat CAR memilki kelemahan dan kelebihan untuk bank. Kelebihannya dengan memiliki tingkat CAR yang tinggi, berarti bank siap dalam segi modal untuk menghadapi berbagai resiko yang akan dihadapi dalam setiap kegiatan operasionalnya. Tetapi disisi lain kelemahannya adalah bank terlalu berhati-hati sehingga banyak modal yang tidak dipakai untuk memperluas kegiatan bisnisnya dan berakibat menurunnya profit.

2. Tingkat Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk mulai meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, bank harus lebih selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan penyaluran pembiayaannya. Agar tetap dalam standar yang ditetapkan Bank Indonesia dan setiap pembiayaan yang disalurkan adalah pembiayaan yang tergolong lancar


(3)

107

3. Profitabilitas masih berada dibawah standar ROA yang ditetapkan BI. Oleh karena itu, bank harus meningkatkan kemampuan menghasilkan laba dari tingkat kredit agar profitabilitas yang dimiliki bank juga ikut meningkat dan sesuai dengan standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu memiliki ROA diatas 1,25%.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, B. (2010). Jurnal Manajemen Bisnis: Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Anwar Sanusi. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aulia, F.R. (2012). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Universitas Brawijaya

Bank Indonesia Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Beberapa Terbitan. Bank Indonesia. Surat Edaran (SE) No.9/24/DPbS mengenai Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, 30 Oktober 2007.

Bank Indonesia. Surat Edaran No.6/23/DPNP tanggal 31Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Berlina. (2012). Jurnal Manejemen Bisnis: Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2009-2011. Institut Manajemen Telkom.

Diana dan Ascarya. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: PPSK. iB Perbankan Syariah. (2010). Bank Syariah dan Kesejahteraan Masyarakat.


(5)

Infobanknews. (2012). IDB Apresiasi Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Indonesia. www.infobanknews.com.

Jumingan, (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Latumaerissa Julius.R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat

Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Marzuki. (2002). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE UI

Muhammad, S. (2012). Jurnal Manajemen dan Keuangan: Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Makassar

Nazir, Moh.(2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 18 /Pbi/2012 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

Santoso, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo

Sapariyah, R.A. (2010). Jurnal: Pengaruh Rasio Capital, Assets, Earning Dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perbankan Di Indonesia. STIE “AUB” SURAKARTA

Siamat, D. (2005). Manajemen Keuangan Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sofyan Syafri Harahap. (2002). Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.


(6)

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.

Taswan. (2010). Manajemen Perbankan, Konsep, Teori, dan Aplikasi Edisi 2. UPP AMP YKPN

Teguh Pudjo Muljono. (2001). Analisis Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta: Djambatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Undang-undang No.10 tahun 1998, Perubahan atas UU No.7/1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan.

Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Wahyu, K. (2006). Jurnal Manajemen: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia. Universitas Diponegoro

Warjiyo Perry. (2004). Bank Indonesia: Bank Sentral Republik Indonesia. Jakarta: PPSK.

Website: www.bi.go.id