REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) TAHUN 2011-2013 DI BURSA EFEK INDONESIA

(1)

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) TAHUN 2011-2013

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Lia Choiruni’mah 201110160311253

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(2)

ii

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) TAHUN 2011-2013

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Lia Choiruni’mah 201110160311253

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

viii

Surat Pernyataan Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Lia Choiruni’mah NIM : 201110160311253 Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa :

1. Tugas Akhir dengan Judul “ Reaksi Pasar Modal terhadap Perusahaan-Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia “ Adalah karya saya, dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dilakukan unsur unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGUHKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATLAKN. Serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 7-05-2015 Yang Menyatakan


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan judul “Reaksi Pasar Modal terhadap Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) Tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan Karya Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai Gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. H. Marsudi, M.M., selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Wiyono, M.M., selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan keikhlasannya membimbing dan memotivasi peneliti.

4. Dra. Hj. Erna Retna Rahadjeng, M.M., AFP. selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan keikhlasannya membimbing dan memotivasi peneliti.

5. Drs. Eko Handayanto, S.E., M.M., selaku Dosen Wali Manajemen E angkatan 2011.


(10)

x

6. Kedua orang tua, dan seluruh keluarga yang selalu mendukung dan mendo’akan peneliti sehingga Karya Ilmiah ini dapat selesai tepat waktu.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, beserta seluruh staff dan karyawan Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Sahabat-sahabat yang selalu menemani dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Yaitu Ida, Desi, Dila, Key, Eng, Yuyun, Dian, Mas SW.

9. Teman-teman yang selalu menemani dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Khususnya teman-teman manajemen E angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Aprli 2015 Peneliti


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Tinjauan Teori ... 7

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 16

D. Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 18

B. Jenis dan Sumber Data ... 18

C. Definisi Operasional Variabel ... 19


(12)

xii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 22

F. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 27

B. Deskripsi Data Penelitian... 28

1. Harga Saham... 28

2. Volume Perdagangan Saham ... 28

3. Indeks Harga Saham Gabungan ... 28

C. Analisis Data ... 29

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpuan ... 39

B. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: AAR Harian Periode Peristiwa ... 33 Tabel 4.2: ATVA Saat dan Sesudah IPO. ... 37 Tabel 4.3: Perbandingan ATVA Saat dan Sesudah IPO . ... 38


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 16

Gambar 3.2: Periode Penelitian. ... 23

Gambar 3.3 : Daerah Distribusi Hasil Pengujian Uji T ... 24

Gambar 4.4: Periode Penelitian. ... 29

Gambar 4.5: Average Abnormal Return ... 36

Gambar 4.6: Cumulative Abnormal Return. ... 36


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Harga Saham Perusahaan yang melakukan IPO Tahun 2011-2013

Lampiran 2: Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang melakukan IPO Tahun 2011-2013

Lampiran 3: Index Harga Saham Gabungan Harian Selama Periode Peristiwa Tahun 2011-2013

Lampiran 4: Daftar Perusahaan yang melakukan IPO tahun 2011-2013 Lampiran 5 : Perhitungan SPSS

Lampiran 6 : Actual Return Lampiran 7 : Market Return Lampiran 8 : Abnormal Return


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Dwi. 2006. Analisis Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur

yang Melakukan Initial Public Offering di BEJ tahun 1997-2004. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Brown, S., and J. Warner. 1985. Using daily stock returns: The case of event studies. Journal of Financial Economics.

Bursa Efek Indonesia. 2010. Go Public. Jakarta: Bursa Efek Indonesia.

Darmadji,Tjiptono. Hendy M Fakhrudin. 2011. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi 3. Cetakan kedua.Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Jogiyanto H.M. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Jogiyanto H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga: Jakarta.s

Sindelar, Jody dan Jay Ritter. 1988, Initial public offerings, Journal of Applied Corporate Finance 1, 37-45.

Suganda, Tarsisius Renald. 2007. Kandungan Informasi Pengumuman Saham Bonus:

Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Widjaja, Gunawan. Wulandari Risnamanitis. 2009. Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go Public dan Go Private di Indonesia. Cetakan Pertama. Penerbit Kencana : Jakarta Widoatmodjo, Sawidji. 2004. Rahasia Jitu Go Public. Jakarta: PT. Alex Media

Komputindo.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37013/5/Chapter%20III-V.pdf, diakses tanggal 4 Desember 2014

http://eprints.uny.ac.id/9023/3/BAB%202%20-08408144036.pdf, diakses tanggal 4 Desember 2014

Indonesia, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.2014. 2013, Inflasi Indonesia Tertinggi di ASEAN. diakses tanggal 17 Maret 2015 pada http://www.monexnews.com/world-economy/2013-inflasi-indonesia-tertinggi-di-asean.htm.


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bursa Efek semakin berkembang dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan bahwa efek semakin banyak diminati oleh publik. Bertambahnya perusahaan yang go public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Peran bursa efek mempunyai arti penting bagi pengembangan pasar modal Indonesia. Pasar modal sangat berhubungan dengan aksi-aksi didalam perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Aksi perusahaan tersebut dapat berupa pengumuman laba, pengumuman deviden, pengembangan produk baru, pengumuman merger dan akuisisi, pengumuman

Initial Public Offering (IPO), pengumuman pergantian pemimpin dan

lain-lain.

Salah satu peristiwa yang menjadi perhatian pelaku pasar modal adalah IPO. Penawaran umum perdana (Jogiyanto, 2013 : 36) menjelaskan penawaran saham perusahaan pertama kali dipasar modal. Status perusahaan berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka (go public). Dalam proses go public sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek) saham perusahaan yang akan go public dijual di pasar perdana.

Initial public offering (IPO) atau penawaran perdana disebut juga

sebagai penjualan saham di pasar perdana. Harga saham yang dijual di pasar perdana (saat IPO) telah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan harga di pasar


(18)

2

sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (penawaran dan permintaan). perusahaan dapat menarik dana yang relatif besar dari masyarakat secara tunai. Sebaliknya, bagi masyarakat berarti memperoleh kesempatan untuk ikut memiliki perusahaan tersebut sehingga terjadi distribusi kesejahteraan. Dengan ikutnya masyarakat luas dalam kepemilikan, akan membawa konsekuensi bagi pemilik semula, yaitu hak kepemilikannya relatif berkurang dibandingkan dengan sebelum go public.

Perusahaan melakukan IPO bertujuan untuk mendapatkan status sebagai perusahaan tercatat di Bursa. Status ini sangat penting karena akan menunjukkan bahwa perusahaan yang telah IPO adalah perusahaan yang terpercaya. IPO juga bertujuan untuk mendapatkan pembiayaan perusahaan. Perusahaan dapat mendapatkan pendanaan dengan cara menjual kepemilikannya dalam bentuk instrumen keuangan kepada masyarakat luas.

Fenomena undervalued dan overvalued sering terjadi dalam penawaran saham perdana, sehingga mengundang spekulan untuk mendapatkan abnormal return dari kejadian tersebut. Sindelar dan Ritter (1988) dalam Jogiyanto (2013 : 566) menyatakan bahwa abnormal return hanya terjadi dalam waktu yang cepat dan tidak berkepanjangan pada pasar efisien. Investor yang membeli saham setelah IPO yang berlangsung agak lama maka investor tidak akan mendapatkan keuntungan abnormal return karena beberapa saat setelah IPO akan terjadi proses menuju harga keseimbangan. Tonny Maringka (2008 : 4) menyatakan bahwa pengumuman penawaran umum (IPO) yang diisukan oleh perusahaan memiliki kandungan


(19)

3

informasi dan menyebabkan pasar bereaksi serta abnormal return yang berfluktuasi.

Faktor faktor yang diperkirakan mempengaruhi tingkat undrepicing saham perdana telah diuji oleh peneliti namun hasil penelitian yang diperoleh tidak selalu konsisten antara penelitian satu dengan yang lainnnya. Pada pasar perdana informasi yang tersedia terbatas pada penyediaan prospektus oleh perusahaan emiten. Ketidak seimbangan informasi dianggap sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya underpricing. Informasi prospektus menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam membuat keputusan investasi.

Pasar modal di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini tercermin dengan banyaknya perusahaan yang melakukan IPO. Tahun 2011 terdapat 24 perusahaan, tahun 2012 jumlah perusahaan yang melakukan IPO berjumlah 22 perusahaan. Tahun 2011 sampai 2012 terjadi penurunan sebesar 8%. Tahun 2012 sampai 2013 terdapat 30 perusahaan yang melakukan IPO, dari 2012 sampai 2013 terdapat peningkatan sebesar 36%.. Perusahaan yang pertama kali melakukan IPO dalam waktu 3 tahun tersebut adalah PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE) pada tanggal 12 Januari 2011. dan perusahaan yang paling akhir melakukan IPO dalam waktu 3 tahun tersebut adalah PT Industry Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) pada tanggal 18 Desember 2013.

Perusahaan yang melakukan IPO paling banyak tahun 2011 terjadi pada bulan juli berjumlah 6 perusahaan.dan pada tahun 2012 juga terjadi pada


(20)

4

bulan juli yaitu berjumlah 7 perusahaan. Tahun 2013 perusahaan yang melakukan IPO paling banyak juga terjadi pada bulan juli yang berjumlah 7 perusahaan. Dalam waktu 3 tahun perusahaan yang melakukan IPO paling banyak terjadi pada tahun 2013 yang berjumlah 30 perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan metode event study berkaitan pada perusahaan yang mencatatkan diri di BEI pada tahun 2011-2013 dengan abnormal return dan

Trading volume activity. Penelitian ini mencoba menguji kandungan

informasi (information content) dari suatu peristiwa IPO terhadap aktivitas pasar modal, sehingga penelitian ini mengambil sebuah judul : “Reaksi pasar modal terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat reaksi pasar modal dilihat dari abnormal return saat dan sesudah perusahaan melakukan IPO tahun 2011-2013?

2. Apakah terdapat reaksi pasar modal dilihat dari perbedaan trading volume

activity saat dan sesudah perusahaan melakukan IPO tahun 2011-2013?

C. Batasan Masalah


(21)

5

1. Saham yang diteliti adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013 dan tidak melakukan aksi lain dalam waktu penelitian, pemilihan sampel ini karena sampel mewakili penelitian.

2. Penelitian event study (studi peristiwa) ini menggunakan event window (jendela peristiwa)1 hari saat IPO dan 5 hari setelah IPO.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui reaksi pasar modal dilihat dari abnormal return saat dan sesudah perusahaan melakukan IPO tahun 2011-2013.

2. Mengetahui reaksi pasar modal dilihat dari perbedaan trading volume

activity saat dan sesudah perusaan melaukan IPO tahun 2011-2013.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan, Investor dan Peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan harga yang sesuai pada saat melakukan penawaran saham perdana, sehingga tambahan modal yang diperoleh menjadi relatif murah dan maksimal.


(22)

6

2. Bagi Investor dan calon investor

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan investasi, dengan adanya pengumuman Initial

Public Offering (IPO) guna memperoleh keuntungan sesuai yang

diharapkan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai kajian dan referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan reaksi pasar modal terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.


(23)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian terdahulu

1. Wicaksono (2011), meneliti tentang ” analisis reaksi pasar modal terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) tahun 2008-2010 di bursa efek indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar modal terhadap perusahaan yang melakukan IPO antara 2008-2010. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat IPO dan setelah IPO. Selain itu, penelitian ini juga menyatakan terdapat perbedaan trading

volume activity yang signifikan pada saat IPO dan setelah IPO.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitan yang akan peneliti lakukan terletak pada objek penelitian dimana meneliti peristiwa IPO

(Initial Public Offering). terdapat perbedaan pada pada tahun penelitian.

Seprido Wicaksono melakukan penelitian reaksi pasar modal pada tahun 2008-2010, sedangkan untuk penelitian ini meneliti reaksi pasar modal pada tahun 2011-2013.

2. Suganda (2007) melakukan penelitian mengenai “reaksi pasar terhadap pengumuman saham bonus pada tahun 2000-2006”. Tujuan penelitian ini adalah menguji reaksi pasar terhadap pengumuman saham bonus dan menguji pengaruh pengumuman saham bonus terhadap volume perdagangan disekitar tanggal peristiwa. Hasilnya menunjukkan bahwa


(24)

7

terdapat abnormal return disekitar tanggal pengumuman dan terdapat perbedaan volume perdagangan yang signifikan sebelum dan sesudah tanggal peristiwa.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitan yang akan peneliti lakukan terletak pada tujuan penelitian yaitu meneliti reaksi pasar modal. Selain itu, terdapat perbedaan pada objek penelitian. yaitu Tarsisius Renald Suganda melakukan penelitian tentang saham bonus, sedangkan untuk penelitian ini meneliti tentang IPO (Initial Public Offering).

B. Tinjauan Teori

1. Initial Public Offering (IPO)

Semua perusahaan tertutup sangat besar kesempatannya untuk melakukan go public (menjual saham perusahaan kepada masyarakat) dan mencatatnya pada bursa. IPO adalah penawaran saham pertama yang dilakukan oleh emiten (perusahan yang akan go public) untuk menjual sahamnya kepada masyarakat. Tjiptono dan Hendy (2011:58). IPO (Initial

Public Offering) merupakan penjualan saham pertama oleh perusahaan

private kepada masyarakat.

Perusahaan pertama kali melemparkan sahamnya ke pasar saham disebut melakukan penawaran perdana (initial public offering atau IPO) Jogiyanto (1998: 402). Karena belum pernah tercatat di bursa saham, maka harga sekuritasnya belum diketahui. Oleh karena itu, underwriter


(25)

8

cenderung untuk menjualkanya dengan harga harga yang murah

(undervalued) supaya mengurangi resiko tidak laku terjual.

Investor yang dapat kesempatan untuk membeli sekuritas yang

undervalued ini akan dapat menikmati abnormal return. Akan tetapi jika

pasar sifatnya adalah efisien, abnormal return yang ada hanya terjadi dengan waktu yang cepat dan tidak berkepanjangan. Ini berarti investor yang membeli beberapa saat setelah pengumuman IPO sudah tidak akan memperoleh abnormal return lagi, karena harga sekuritas sudah mencapai keseimbangan yang baru.Jogiyanto (2000: 403).

a. Manfaat IPO

IPO memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan yang melaksanakannya, diantaranya:

1) Memperoleh sumber pendanaan baru berupa hasil penjualan saham kepada masyarakat. Perusahaan akan mendapatkan dana yang besar dari penjualan saham namun dengan biaya yang kecil dibandingkan dengan meminjam dana dari bank. Perusahaan akan dikenal oleh dunia perbankan, sehingga akses menuju perbankan sangat terbuka. Bank akan percaya dengan perusahaan tersebut, karena bank dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan melalui informasi keuangan yang ada di Pasar Modal.

2) Perusahaan dapat mengajak para pemasok dan pembeli untuk membeli saham perusahaan. Sehingga pemasok dan pembeli akan memiliki loyalitas kepada perusahaan karena pemasok dan


(26)

9

pembeli merupakan pemilik saham dari perusahaan. Pemasok dan pembeli akan ikut serta dalam pengembangan perusahaan di masa depan. Perusahaan akan termotivasi untuk selalu meningkatkan kinerjanya, karena kinerja tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan di Pasar Modal.

3) Kemampuan perusahaan yang telah go public jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan tertutup. Perusahaan dituntut untuk memiliki kemampuan tetap bertahan dalam kondisi apapun, karena hal tersebut dapat mempengaruhi nilai bagi perusahaan perusahaan itu sendiri.

4) Perusahaan akan meningkatkan citra perusahaan karena selalu mendapatkan perhatian media masa dan komunitas keuangan. Perusahaan mendapat publikasi melalui media masa dan komunitas keuangan.

b. Konsekuensi IPO

Setiap perusahaan yang melakukan IPO dihadapkan pada konsekuensi atau akbiat sebagai berikut, Gunawan dan Wulandari (2009: 11) :

1) Perusahaan berbagi kepemilikan dengan masyarakat (pemilik saham)

2) Perusahaan dituntut untuk lebih terbuka dan harus mematuhi peraturan pasar modal yang telah berlaku


(27)

10

3) Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan harus tercatat secara terperinci dan dapat dipertanggung jawabkan

4) Perusahaan harus selalu senantiasa meningkatkan tingkat pertumbuhan usahanya.

c. Persyaratan penawaran umum perdana (IPO)

Perusahaan yang akan menjual sahamnya untuk umum (go

public) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

1) Perseroan Terbatas (PT) telah berjalan minimal selama 12 bulan. 2) Memiliki aktiva bersih berwujud sekurang-kurangnya

Rp5.000.000.000.

3) Laporan keuangan telah diaudit dan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dari akuntan publik yang telah terdaftar pada BAPEPAM.

4) Menjual sekurang-kurangnya Rp50.000.000 (lima puluh juta) saham atau 35% dari jumlah saham yang diterbitkan.

5) Jumlah pemegang saham publik sekurang-kurangnya 500 pihak, dapat menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

d. Proses Penawaran Umum

Perusahaan yang akan melakukan go public harus mempersiapkan beberapa hal dalam rangka penawaran umum yaitu:

1) Persetujuan pemegang saham pendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


(28)

11

2) Perusahaan menunjuk Penjamin Emisi untuk membantu menyiapkan semua dokumen. Perusahaan menyiapkan dokumen yang diperlukan yaitu:

a) Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang telah terdaftar di BAPEPAM

b) Anggaran Dasar Perusahaan beserta amandemen yang disiapkan notaris dan telah disahkan oleh instanti yang berwenang

c) Legal Audit dari konsultan hukum yang terdaftar di BAPEPAM

d) Laporan penilai independen (jika ada)

e) Prospektus Penawaran Umum dan beberapa dokumen lain yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.

e. Tahap Penawaran Umum

Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum harus melalui beberapa tahap yaitu:

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan adalah tahap awal untuk mempersiapkan semua hal berkaitan dengan penawaran umum. Hal pertama yang dilakukan calon perusahaan tercatat yaitu melakukan rapat umum pemegang saham untuk meminta persetujuan dari pemegang saham. Jika telah disetujui oleh pemegang saham, maka perusahaan menunjuk lembaga dan profesi penunjang pasar


(29)

12

modal diantaranya yaitu Penjamin emisi (underwriter), Akuntan Publik (Auditor Independen), Penilai independen, Konsultan Hukum, Notaris dan Biro administrasi efek.

2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Calon perusahaan tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam hingga Bapepam menyampaikan bahwa pernyataan pendaftaran telah aktif.

3) Tahap Penawaran Saham

Perusahaan melakukan penawaran saham kepada investor (masyarakat), investor dapat membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran umum ini biasanya dilakukan selama satu hari kerja atau paling lama lima hari kerja. Jika perusahaan mengalami kelebihan permintaan, maka investor yang tidak mendapatkan saham dapat membeli pada pasar sekunder.

4) Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah penjualan saham pada pasar perdana selesai, selanjutnya saham akan dicatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Reaksi Pasar

Reaksi pasar karena suatu peristiwa diteliti dalam studi peristiwa

(event study). Event study (Jogiyanto, 2013:555) merupakan studi yang


(30)

13

informasinya di publikasikan sebagai pengumuman. Pasar akan beraksi pada peristiwa yang mengandung informasi. Suatu peristiwa dapat diibaratkan sebagai suatu kejutan (surprise) atau sesuatu yang tidak diharapkan (unexpected). semakin besar kejutannya maka semakin besar reaksi pasarnya.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan sekuritas yang bersangkutan. Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan harga,

abnormal return dan trading volume activity.

Reaksi pasar dari suatu peristiwa diproksikam dengan abnormal

return. Abnormal return yang bernilai nol menunjukkan bahwa pasar tidak

bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi. Jika pasar bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi, maka akan diperoleh abnormal return signifikan berbeda dengan nol. Tanda dari abnormal return positif atau negatif menunjukkan arah reaksi pasar terjadi akibat kabar baik atau buruk. Peristiwa kabar baik diharapakan akan ada reaksi secara positif oleh pasar, begitu juga sebaliknya kabar buruk akan direaksi negatif oleh pasar.

Suatu peristiwa atau informasi dianggap sebagai kabar baik atau kabar buruk dihubungkan dengan nilai ekonomis yang dikandungnya. Apabila suatu peristiwa atau informasi mengandung nilai ekonomis meningkatkan nilai perusahaan, maka dikategorikan sebagai kabar baik.


(31)

14

Jika peristiwa tersebut mengandung nilai ekonomis menurunkan nilai perusahaan, maka termasuk sebagai kabar buruk.

3. Return

Return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi, return

dibagi menjadi dua yaitu actual return merupakan return yang benar-benar diterima atau return yang telah terealisasi dan expected return merupakan

return yang diharapkan oleh investor dimasa yang akan datang (Jogiyanto,

2013: 206). Return realisasi berguna sebagai pengukur kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi return yang akan datang dengan model market model. Dari saham perusahaan yang telah terpilih sebagai obyek pengamatan dihitung tingkat keuntungan, yaitu

actual return atau return. Actual return saham digunakan sebagai dasar

untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan.

4. Abnormal Return

Abnormal return adalah selisih antara actual return dengan

expected return. Abnormal return dapat digunakan untuk membentuk

efisiensi pasar yaitu pasar lemah, pasar semi-kuat, pasar kuat. Untuk estimasi expected return dapat menggunakan model-model perhitungan

abnormal return yang dilakukan oleh Brown danWarner dalam Jogiyanto

(2013: 579) yaitu: Mean adjusted model, market model, market adjusted model.

a. Mean adjusted model menganggap bahwa expected return bernilai


(32)

15

perioda estimasi. Model rata-rata yang disesuaikan, return yang diharapkan dihitung dengan cara membagi return realisasi perusahaan pada perioda estimasi.

b. Market model, expected return dihitung melalui dua tahap (Jogiyanto,

2013 : 585), yaitu membentuk model ekspektasi dengan data realisasi selama perioda estimasi dan menggunakan model ini untuk melakukan estimasi terhadap expected return selama perioda window. Model ekspektasi dihitung dengan menjumlahkan nilai expected return yang tidak dipengaruhi oleh pasar, tingkat keuntungan indeks pasar, dan bagian return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan besar.

c. Market adjusted model menyatakan bahwa indeks pasar adalah tolak

ukur yang baik untuk mengestimasi return suatu sekuritas. Model ini tidak memerlukan perioda estimasi untuk membentuk model estimasi.

Return yang diharapkan adalah return indeks pasar pada periode

peristiwa tertentu, dan return yang diharapkan untuk semua sekuritas pada periode peristiwa tertentu besarnya sama.

5. Trading Volume Activity

Trading volume activity merupakan rasio antara jumlah lembar

saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Husnan ,2005:340). Jumlah saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut melakukan emisi saham.


(33)

16

Naiknya volume penawaran dan permintaan suatu saham semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham. Volume saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan

C. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang akan dilakukan, sehingga penelitian lebih terfokus pada pokok bahasan yang diteliti. Adapun bentuk kerangka pikir dari penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 1 : Reaksi pasar modal terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia

Bnm

Ya Tidak Ya Tidak

IPO

(Initial Public Offering)

Ada Abnormal Return?

Tidak ada Reaksi ada Reaksi

Ada Perbedaan TVA?

Tidak ada Reaksi ada Reaksi


(34)

17

Pada kerangka pikir diatas dapat dilihat bahwa reaksi pasar modal dapat dilihat dari adanya abnormal return dan perbedaan trading volume

activity pada saat dan setelah peristiwa IPO, jika terdapat abnormal return

dan perbedaan trading volume activity maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung informasi akan memberikan reaksi, artinya bahwa pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan (jogiyanto, 2000 : 392-393). Sebaliknya jika pasar tidak ada abnormal return dan perbedaan trading volume activity maka tidak ada perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.

Keterangan pada bagan diatas adalah pada saat terjadi peristiwa IPO

(Initial Public Offering) apabila terdapat abnormal return dan perbedaan

trading volume activity maka pasar akan bereaksi begitu juga sebaliknya jika

tidak terdapat abnormal return dan perbedaan trading volume activity maka pasar tidak bereaksi karena pengumuman IPO tidak mengandung informasi. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika pasar saham mengalami abnormal return dan perbedaan trading volume activity maka pasar saham tersebut bereaksi terhadap peristiwa IPO (Initial Public

Offering) atau penawaran umum perdana saham pada tahun 2011-2013.

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan teoritis maka untuk menguji reaksi pasar modal terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan


(35)

18

IPO periode 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia, maka dapat disusun hipotesis yaitu :

1. Terdapat reaksi pasar modal dilihat dari abnormal return saat dan sesudah perusahaan melakukan IPO tahun 2011-2013.

2. Terdapat reaksi pasar modal dilihat dari perbedaan trading volume

activity saat dan sesudah perusaan melakukan IPO tahun 2011-2013.


(1)

informasinya di publikasikan sebagai pengumuman. Pasar akan beraksi pada peristiwa yang mengandung informasi. Suatu peristiwa dapat diibaratkan sebagai suatu kejutan (surprise) atau sesuatu yang tidak diharapkan (unexpected). semakin besar kejutannya maka semakin besar reaksi pasarnya.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan sekuritas yang bersangkutan. Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan harga,

abnormal return dan trading volume activity.

Reaksi pasar dari suatu peristiwa diproksikam dengan abnormal return. Abnormal return yang bernilai nol menunjukkan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi. Jika pasar bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi, maka akan diperoleh abnormal return signifikan berbeda dengan nol. Tanda dari abnormal return positif atau negatif menunjukkan arah reaksi pasar terjadi akibat kabar baik atau buruk. Peristiwa kabar baik diharapakan akan ada reaksi secara positif oleh pasar, begitu juga sebaliknya kabar buruk akan direaksi negatif oleh pasar.

Suatu peristiwa atau informasi dianggap sebagai kabar baik atau kabar buruk dihubungkan dengan nilai ekonomis yang dikandungnya. Apabila suatu peristiwa atau informasi mengandung nilai ekonomis meningkatkan nilai perusahaan, maka dikategorikan sebagai kabar baik.


(2)

Jika peristiwa tersebut mengandung nilai ekonomis menurunkan nilai perusahaan, maka termasuk sebagai kabar buruk.

3. Return

Return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi, return

dibagi menjadi dua yaitu actual return merupakan return yang benar-benar diterima atau return yang telah terealisasi dan expected return merupakan

return yang diharapkan oleh investor dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2013: 206). Return realisasi berguna sebagai pengukur kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi return yang akan datang dengan model market model. Dari saham perusahaan yang telah terpilih sebagai obyek pengamatan dihitung tingkat keuntungan, yaitu

actual return atau return. Actual return saham digunakan sebagai dasar untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan.

4. Abnormal Return

Abnormal return adalah selisih antara actual return dengan

expected return. Abnormal return dapat digunakan untuk membentuk efisiensi pasar yaitu pasar lemah, pasar semi-kuat, pasar kuat. Untuk estimasi expected return dapat menggunakan model-model perhitungan

abnormal return yang dilakukan oleh Brown danWarner dalam Jogiyanto (2013: 579) yaitu: Mean adjusted model, market model, market adjusted model.

a. Mean adjusted model menganggap bahwa expected return bernilai konstan dan sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama


(3)

perioda estimasi. Model rata-rata yang disesuaikan, return yang diharapkan dihitung dengan cara membagi return realisasi perusahaan pada perioda estimasi.

b. Market model, expected return dihitung melalui dua tahap (Jogiyanto, 2013 : 585), yaitu membentuk model ekspektasi dengan data realisasi selama perioda estimasi dan menggunakan model ini untuk melakukan estimasi terhadap expected return selama perioda window. Model ekspektasi dihitung dengan menjumlahkan nilai expected return yang tidak dipengaruhi oleh pasar, tingkat keuntungan indeks pasar, dan bagian return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan besar.

c. Market adjusted model menyatakan bahwa indeks pasar adalah tolak ukur yang baik untuk mengestimasi return suatu sekuritas. Model ini tidak memerlukan perioda estimasi untuk membentuk model estimasi.

Return yang diharapkan adalah return indeks pasar pada periode peristiwa tertentu, dan return yang diharapkan untuk semua sekuritas pada periode peristiwa tertentu besarnya sama.

5. Trading Volume Activity

Trading volume activity merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Husnan ,2005:340). Jumlah saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut melakukan emisi saham.


(4)

Naiknya volume penawaran dan permintaan suatu saham semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham. Volume saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan

C. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang akan dilakukan, sehingga penelitian lebih terfokus pada pokok bahasan yang diteliti. Adapun bentuk kerangka pikir dari penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 1 : Reaksi pasar modal terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia

Bnm

Ya Tidak Ya Tidak

IPO

(Initial Public Offering)

Ada Abnormal Return?

Tidak ada Reaksi ada Reaksi

Ada Perbedaan TVA?

Tidak ada Reaksi ada Reaksi


(5)

Pada kerangka pikir diatas dapat dilihat bahwa reaksi pasar modal dapat dilihat dari adanya abnormal return dan perbedaan trading volume activity pada saat dan setelah peristiwa IPO, jika terdapat abnormal return

dan perbedaan trading volume activity maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung informasi akan memberikan reaksi, artinya bahwa pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan (jogiyanto, 2000 : 392-393). Sebaliknya jika pasar tidak ada abnormal return dan perbedaan trading volume activity maka tidak ada perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.

Keterangan pada bagan diatas adalah pada saat terjadi peristiwa IPO (Initial Public Offering) apabila terdapat abnormal return dan perbedaan

trading volume activity maka pasar akan bereaksi begitu juga sebaliknya jika tidak terdapat abnormal return dan perbedaan trading volume activity maka pasar tidak bereaksi karena pengumuman IPO tidak mengandung informasi. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika pasar saham mengalami abnormal return dan perbedaan trading volume activity maka pasar saham tersebut bereaksi terhadap peristiwa IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana saham pada tahun 2011-2013.

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan teoritis maka untuk menguji reaksi pasar modal terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan


(6)

IPO periode 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia, maka dapat disusun hipotesis yaitu :

1. Terdapat reaksi pasar modal dilihat dari abnormal return saat dan sesudah perusahaan melakukan IPO tahun 2011-2013.

2. Terdapat reaksi pasar modal dilihat dari perbedaan trading volume activity saat dan sesudah perusaan melakukan IPO tahun 2011-2013. .


Dokumen yang terkait

Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2007 sampai dengan Juni 2012)

4 40 139

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 74 8

Analisiscapital Budgetingdan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Publicdi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 Dan 2010)

2 17 134

Pengaruh variabel keuangan dan non keuangan Terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering (ipo) Di bursa efek indonesia

0 5 120

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

2 4 3

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7