Analisiscapital Budgetingdan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Publicdi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 Dan 2010)

(1)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 dan 2010)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Mohamad Reza Palevi 1112081000032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H


(2)

(3)

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu Tanggal 19 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Enam Belas telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Mohamad Reza Palevi

2. NIM : 1112081000032

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : “Analisis Capital Budgeting dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 dan 2010)”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Oktober 2016

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si NIP. 19731221 200501 2 002

(_____________________) Ketua

2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP. 19690203 200112 1 003

(_____________________) Sekretaris

3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP. 19690203 200112 1 003

(_____________________) Pembimbing

4. Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc NIP.

(_____________________) Penguji Ahli


(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mohamad Reza Palevi

No. Induk Mahasiswa : 1112081000032

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Oktober 2016


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap :

2. Tempat, Tanggal lahir :

3. Jenis Kelamin :

4. Nama Ayah :

5. Nama Ibu :

6. Anak ke :

7. Agama :

8. Alamat :

9. Telepon :

10.Email :

Mohamad Reza Palevi Muharam Sukabumi, 20 Juni 1993

Laki-laki Salamto Siti Komariah 1 dari 2 saudara Islam

Kp. Siluman, Desa Mangun Jaya RT 005/013 No.4, Kec. Tambun Selatan, Kab. Bekasi

089636691672

ezotfahlevy@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1998-1999 :

1999-2005 :

2005-2008 :

2008-2011 :

2012-2016 :

TK Muma 08

SDN Mangun Jaya 05 SMPN 3 Tambun Selatan SMAN 1 Tambun Selatan

S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (4 tahun) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Ciputat 2. HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(7)

vi

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Kursus Bahasa Inggris International English Course (IEC) 2. Peserta Company Visit to Bank Indonesia

3. Seminar Pasar Modal Syariah (Panin Sekuritas) 4. Seminar “ASEAN 2015 Threat or Opportunity”


(8)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi menggunakan metode capital budgeting, yaitu melalui perhitungan payback period, discounted payback period, net present value, internal rate of return, dan profitability index terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) periode 2009 dan 2010 dengan menggunakan prospektus dan laporan keuangan sebagai bahan perhitungan dan analisis, serta dibandingkan dengan kinerja perusahaan tersebut selama 5 tahun setelah melakukan IPO.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 16 perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2009 dan 2010, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel yang mengambil obyek dengan kriteria tertentu, yaitu perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang berakhir pada 31 desember dan mempublikasikan secara lengkap selama minimal 5 tahun semenjak melakukan IPO dan perusahaan tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk keperluan proyek investasi.

Hasil analisis capital budgeting dan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan bahwa hasil dari masing-masing rasio keuangan tersebut sebagian besar sesuai dengan hasil analisis capital budgeting yaitu beberapa perusahaan seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT. Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI), PT Berau Coral Energy Tbk (BRAU), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT PP Persero Tbk (PTPP), PT. Trikomsel Oke Tbk (TRIO) telah memenuhi kriteria kelayakan investasi dan juga memiliki kinerja keuangan yang baik ditinjau dari masing-masing rasio keuangan dan tidak menghasilkan nilai yang negatif, hanya Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dan Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) yang tidak sesuai, karena secara analisis capital budgeting kedua perusahaan tersebut belum memenuhi kriteria kelayakan investasi namun memiliki kinerja keuangan yang baik dan tidak menghasilkan nilai rasio keuangan yang negatif.

Kata Kunci : Initial Public Offering, Prospektus, Analisis Capital Budgeting, Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, Kelayakan Investasi.


(9)

viii ABSTRACT

This study aims to analyze the feasibility of investment using capital budgeting methods, namely through the calculation of the payback period, discounted payback period, net present value, internal rate of return, and profitability index against the companies which made an initial public offering (IPO) in the period 2009 dan 2010 using prospectus and financial statements as a calculation and analysis, and compared with the performance of the company for five years after an IPO.

Samples used in this study as many as 16 companies which did an IPO in the period 2009 and 2010, where the method used is purposive sampling is a sampling method that takes an object with certain criteria, namely the company publishes audited financial statements ending on 31 December and publish complete for at least five years after an IPO and the company is using the proceeds from the IPO for the purposes of investment projects.

The results of the analysis of capital budgeting and financial performance, we can conclude that the results of each of these financial ratios largely in line with the results of the analysis of capital budgeting are some companies like Alfaria Trijaya Resources Tbk (AMRT), PT. Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI), PT Berau Coral Energy Tbk (BRAU), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP ), PT PP Persero Tbk (PTPP), PT. Trikomsel Oke Tbk (TRIO) meets the eligibility criteria of investment and also have a good financial performance in terms of individual financial ratios and do not produce a negative value, just Agung Podomoro Land Tbk (APLN) and Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) were not accordingly, because the result of capital budgeting analysis the two companies have not met the eligibility criteria for investment, but has a good financial performance and does not produce a negative value of financial ratios.

Keywords: Initial Public Offering, Prospectus, Capital Budgeting Analysis, Company Performance, Financial Ratios, Investment Feasibility.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan memberikan kenikmatan yang sempurna pada seluruh alam semesta ini. Shalawat serta salam tidak henti-hentinya kita ucapkan pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan kita semua pengikutnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman. Aamiin

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Capital Budgeting dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2015)” ini dengan baik. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan sebagai syarat dalam menempuh pendidikan Strata 1 (S1) atau gelar sarjana Ekonomi Manajemen pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari bahasa yang digunakan maupun sistematika dalam penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan penulis. Namun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis dengan tulus hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada:

1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rasa sayang dan kebaikan pada penulis. Puji syukur kupanjatkan kehadirat-Mu Yaa Rabb. Terima kasih atas segala kenikamatan yang engkau limpahkan pada hamba.

2. Kedua orang tua yang saya cintai, Bapak Salamto dan Ibu Siti Komariah yang senantiasa memberikan kasih dan cintanya yang teramat besar untukku setiap harinya, papa dan mama yang tidak kenal lelah dalam mendidik dan membesarkan penulis dengan disiplin serta rela bekerja keras demi pendidikan anak-anaknya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada papa dan mama juga semoga penulis dapat membanggakan keduannya. Aamiin


(11)

x

3. Abah dan umi tercinta, K.H Ijaz Djajri Abdul Aziz dan H. Nenah Masluhah yang selalu menyemangati, memberikan support baik moril dan materil kepada penulis sampai akhir hayat mereka.

4. Adikku, Satria Novian Lesmana yang selalu menyemangati, memberikan dorongan dan doa agar penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. 5. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini serta segala motivasi dengan tegas dan bijaksana yang telah bapak berikan kepada penulis selama ini.

8. Ibu Ela Patriana, MM sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia memberikan dorongan dan arahan di setiap semester yang dilalui oleh penulis.

9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

10.Seluruh staf karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis.

11.Sahabatku yang paling hebat, Maksum Sutisno, Rangga Permana, Ahmad Mansyur Pane, Putri Hasibuan, Eka Setifani, Ehan Asbiannur, Dwi Aryani Oktavia, Zahra Afifah, dan Ibnu Kamal Adin. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua pengalaman, canda tawa, tangis, motivasi dan juga arahan yang selalu kalian berikan. Terima kasih telah menerimaku menjadi sahabat kalian serta selalu menemaniku disaat keadaan senang ataupun


(12)

xi

sedih. Waktu yang kuhabiskan serta berbagi cerita bersama kalian akan selalu ku kenang di masa tua nanti.

12.Sahabatku di Bekasi, Nur Ari Setiawan, Reggy Laras Sucipto, Yudianto Adha, Rahmat Arifin, Asep Handoko, Deny Gunawan, Dwi Saputra, Aditya Janata Priya, Sulistyo Pratomo, Chaerul Bobby Umam, Muhamad Najib, Muhamad Andar, Andhes, Idham Katiasan Robi, Panji Yuwana Adam. Terima kasih atas pengalaman, canda tawa, pelajaran, motivasi dan juga arahan yang kalian berikan kepada penulis. Semoga kita akan menjadi orang sukses di masa depan nanti. Kalian yang Terbaik.

13.Teman-teman Manajemen 2012, terima kasih atas dukungan dan kebersamaan nya selama ini.

14.Teman-Teman Manajemen Keuangan 2012, Terima kasih atas semua pelajaran dan kenangan yang telah diberikan.

15.Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Oktober 2016


(13)

xii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF. ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI. ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH. ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL. ... xvi

DAFTAR GAMBAR. ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN. ... xviii

BAB. I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 8

1. Identifikasi Masalah. ... 8

2. Batasan Masalah. ... 9

3. Perumusan Masalah. ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori ... 12

1. Keputusan Investasi ... 12

2. Capital Budgeting ... 14


(14)

xiii

b. Discounted Payback Period. ... 20

c. Net Present Value. ... 21

d. Internal Rate of Return. ... 25

e. Modified Internal Rate of Return.. ... 26

f. Profitability Index. ... 28

3. Arus Kas. ... 29

a. Arus Kas yang Relevan. ... 30

b. Arus Kas Inkremental. ... 30

c. Arus Kas Bebas. ... 31

4. Initial Public Offering. ... 32

a. Tahap Sebelum Emisi. ... 35

b. Tahap Saat Emisi Efek ke Publik. ... 36

c. Tahap Setelah Emisi. ... 39

B. Pengukuran Kinerja Perusahaan. ... 40

1. Rasio Profitabilitas. ... 40

a. Operating Profit Margin. ... 40

b. Net Profit Margin. ... 41

c. Return On Asset. ... 41

d. Return On Equity. ... 41

e. Earning per Share. ... 41

2. Rasio Leverage. ... 42

a. Total Debt to Equity Ratio. ... 42

b. Total Debt to Total Asset Ratio. ... 42

C. Penelitian Terdahulu. ... 43

D. Kerangka Pemikiran. ... 49

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 51

B. Metode Penentuan Sampel ... 51

C. Metode Pengumpulan Data ... 54


(15)

xiv

1. Analisis Capital Budgeting. ... 54

2. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan. ... 55

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... . 56

1. Innitial Public Offering. ... 56

2. Dasar Perhitungan Capital Budgeting. ... 61

a. Tingkat Inflasi. ... 61

b. Nilai Tukar Mata Uang Asing. ... 62

c. Tingkat Suku Bunga. ... 63

d. Laporan Keuangan Arus Kas. ... 63

B. Hasil Analisis dan Pembahasan. ... 65

1. Perhitungan Capital Budgeting. ... 65

a. Payback Period. ... 65

b. Discounted Payback Period. ... 68

c. Net Present Value. ... 72

d. Profitability Index.. ... 74

e. Modified Internal Rate of Return.. ... 77

2. Kinerja Keuangan Perusahaan. ... 80

a. Net Profit Margin. ... 80

b. Operating Profit Margin. ... 82

c. Return On Equity. ... 83

d. Return On Asset. ... 84

e. Debt to Equity Ratio. ... 85

f. Debt to Asset Ratio. ... 87

g. Earning per Share. ... 88

3. Perbandingan Analisis Capital Budgeting dan Kinerja Keuangan Perusahaan. ... 90

BAB. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 91

A. Kesimpulan ... 91


(16)

xv

C. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN . ... 99


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 43

Tabel 3.1 Pemilihan Sampel ... 53

Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan. ... 53

Tabel 4.1 Tingkat Inflasi Indonesia Periode 2009-2015. ... 61

Tabel 4.2 Nilai Tukar Rupiah ke USD periode 2009-2015. ... 62

Tabel 4.3.Suku Bunga Bank Indonesia periode 2009-2015. ... 63

Tabel 4.4 Payback Period ... 65

Tabel 4.5 Discounted Payback Period. ... 69

Tabel 4.6 Net Present Value. ... 72

Tabel 4.7 Profitability Index. ... 74

Tabel 4.8 Modified Internal Rate of Return. ... 77

Tabel 4.9 Net Profit Margin. ... 80

Tabel 4.10 Operating Profit Margin. ... 82

Tabel 4.11 Return on Equity. ... 83

Tabel 4.12 Return on Asset. ... 84

Tabel 4.13 Debt to Equity Ratio. ... 85

Tabel 4.14 Debt to Asset Ratio. ... 87


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Corporate Goal, financial management and capital budgeting ... 43 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran. ... 50


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabel Perusahaan Yang Diteliti

Lampiran 2 : Tabel Penggunaan Dana IPO Oleh Perusahaan Lampiran 3 : Tabel Perhitungan Kinerja Keuangan Perusahaan

Lampiran 4 : Hasil uji banding antara proyeksi capital budgeting dan hasil analisis capital budgeting riil.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu keputusan paling penting bagi pengelolaan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan adalah keputusan tentang investasi (investment decision). Keputusan investasi merupakan keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian dari aktivitas perusahaan yaitu produksi, pemasaran, dan lain-lain, juga sangat terpengaruh terhadap keputusan investasi ini (Rodoni, 2010). Dengan demikian semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab utamanya harus mengetahui bagaimana keputusan investasi ini dilakukan.

Sebuah perusahaan dapat mengalami kerugian atau kehilangan pasar. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, diantaranya karena terdapat kesalahan dalam manajemen keuangan, terutama dalam hal penganggaran modal (Capital budgeting). Capital budgeting digunakan untuk mempertimbangkan apakah suatu rencana penanaman modal layak atau tidak untuk dilaksanakan (Clauss, 2010). Penganggaran modal yang efektif dapat meningkatkan ketepatan waktu maupun mutu dari akuisisi aktiva. Jika sebuah perusahaan meramalkan kebutuhannya akan aktiva-aktiva modal sebelumnya, perusahaan tersebut akan dapat membeli dan memasang aktiva sebelum aktiva dibutuhkan. Penganggaran modal umumnya melibatkan pengeluaran-pengeluaran yang substansial, dan sebelum dapat menghabiskan sejumlah besar uang, perusahaan harus menyediakan dana tersebut terlebih dahulu. Sebuah perusahaan yang sedang


(21)

2 mempertimbangkan untuk menjalankan sebuah program pengganggran modal utama sebaiknya merencanakan pendanaannya cukup jauh sebelumnya untuk memastikan adanya ketersediaan dana.

Bidang keuangan relatif kompleks dan sedang mengalami perubahan konstan sebagai respon atas terjadinya pergeseran pada kondisi-kondisi perekonomian. Semua ini membuat masalah keuangan menjadi menggairahkan dan juga menarik, tetapi juga menantang dan terkadang membingungkan, disamping itu risiko yang muncul dalam mengelola keuangan semakin tinggi karena tingkat persaingan dan perubahan gejolak ekonomi, politik dan kebijakan pemerintah yang tidak menentuh sehingga membuat para pemilik modal selalu berhati-hati dalam berinvestasi dan memilih jenis investasi yang akan dijalankan.

Capital budgeting adalah proses dimana perusahaan menentukan

bagaimana untuk menanamkan modalnya. Termasuk dalam proses ini adalah keputusan untuk berinvestasi ke perusahaan-perusahaan baru, menilai jumlah modal yang telah diinvestasikan dalam investasi yang ada, mengalokasikan dan mendistribusikan modal ke seluruh divisi, dan mengakuisisi perusahaan lain (Clauss, 2010). Pada intinya, proses capital budgeting mendefinisikan jumlah dan ukuran aset riil perusahaan, yang pada gilirannya menghasilkan arus kas yang pada akhirnya menentukan profitabilitas, nilai, dan kelangsungan hidup perusahaan.

Pada prinsipnya, keputusan investor untuk berinvestasi di perusahaan baru harus dibuat sesuai dengan apakah investasi tersebut meningkatkan


(22)

3 kekayaan pemegang saham perusahaan. Sebagai contoh, net present value (NPV) menentukan proses obyektif agar perusahaan dapat menilai investasi untuk membuat investasi modal baru yang diharapkan. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional tidak akan terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan dana untuk pembiayaan. Faktor ketersediaan dana harus terpenuhi dengan baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Fakta tidak selalu sejalan dengan harapan. Dana yang diambil dari internal perusahaan sering tidak dapat mencukupi sehingga diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal.

Kelangsungan hidup maupun kemampuan berkembang suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal. Kebutuhan atas modal yang diperlukan oleh suatu perusahaan dapat diperoleh antara lain dengan mengajukan kredit kepada bank, pinjaman kepada lembaga keuangan atau menggabungkan, meleburkan maupun mengalihkan perusahaannya kepada perusahaan lain (Sudana, 2011). Namun, terdapat alternatif lain yang dapat dilakukan dalam mencari tambahan modal, yaitu mencari pihak yang bersedia membeli sebagian kepemilikan perusahaan. Penjualan kepemilikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya yaitu melalui penjualan sebagian dari saham perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas yang dalam hal ini disebut dengan investor atau pemodal.

Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan yang sedang berkembang guna mendapatkan tambahan dana untuk keperluan pembiayaan dan pengembangan usaha perusahaan. Para investor yang


(23)

4 mempunyai dana lebih dan ingin menyimpannya sebagai investasi diharapkan akan memberikan keuntungan memilih pasar modal sebagai sarana berinvestasi. Oleh karena itu, pasar modal mempunyai peran penting sebagai lahan penyaluran dana secara efisien.

Perusahaan yang berniat untuk menjual efek kepada investor dapat melakukannya di pasar modal melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Ketika akan menerbitkan efek, perusahaan harus menjadi perusahaan terbuka agar dapat terdaftar di Bursa Efek Indonesia (selanjutnya ditulis dengan istilah BEI). Persyaratan utama untuk melakukan initial public offering (selanjutnya ditulis dengan istilah IPO) adalah mendapatkan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Tandelilin, 2010). Seluruh informasi mengenai perusahaan harus disampaikan kepada Bapepam dan berbagai dokumen perusahaan akan diperiksa. Selain pernyataan efektif dari Bapepam, perusahaan yang bermaksud mencatatkan sahamnya di bursa efek harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh bursa efek tersebut. Setelah semua persyaratan dipenuhi barulah sebuah perusahaan dapat menjual surat-surat berharga atau efek. Terdapat dua tahap dalam penjualan efek-efek tersebut. Tahap pertama adalah pada saat efek-efek tersebut untuk pertama kalinya ditawarkan ke publik dan biasa disebut initial public offering, yang penjualannya dilakukan pada pasar perdana (primary market). Tahap kedua pada saat surat-surat berharga telah berpindah tangan dan diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market). Initial public


(24)

5 lebih disukai dalam menghimpun dana untuk membiayai keberlangsungan perusahaan.

Namun pada prakteknya penetapan harga saham perdana pada IPO atau saat go public sangat sulit, karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan yang akan go public mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman terhadap penetapan harga saham tersebut dan pada umumnya dalam melakukan penjualan saham di pasar perdana, perusahaan menyerahkannya kepada underwriter yang merupakan perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana dengan investor sebagai penyedia dana, sedangkan investor di pasar perdana dituntut untuk menggunakan berbagai sumber informasi agar dapat secara wajar menilai harga saham yang ditawarkan pada saat IPO (Isfaatun dan Hatta, 2010). Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam aktivitas pasar modal. Investor tentunya menginginkan tingkat keuntungan yang optimal atas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan adanya informasi publik investor dapat mereaksi informasi yang berkaitan dengan efisiensi di pasar modal. Salah satu sumber informasi bagi para investor berasal dari pihak manajemen perusahaan yang akan menerbitkan saham. Manajemen perusahaan harus menjelaskan kondisi perusahaan secara menyeluruh sebelum menawarkan sahamnya dengan cara menerbitkan prospektus.

Prospektus merupakan salah satu ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang harus dipenuhi oleh sebuah


(25)

6 perusahaan yang akan melakukan IPO. Propektus berisi sejumlah informasi akuntansi dan informasi non-akuntansi dari perusahaan yang akan melakukan proses IPO. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan, sedangkan informasi non-akuntansi berisi informasi selain laporan keuangan seperti underwriter (penjamin emisi), auditor independent, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya (Nasirwan, 2012).

Prospektus merupakan gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan yang menjadi sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk memberikan gambaran tentang saham yang ditawarkan untuk dijual kepada publik. Selain saham, prospektus juga berisikan tentang penjelasan bidang usaha perusahaan, laporan keuangan, biografi dari dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai kompensasi mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perusahaan, daftar aset perusahaan, dan informasi yang bersifat material. Suatu prospektus harus mencakup semua informasi mengenai penawaran umum dari emiten atau perusahaan publik. Prospektus mengenai IPO akan didistribusikan oleh penjamin emisi atau pialang saham kepada investor potensial. Salah satu sumber informasi yang relevan untuk digunakan dalam menilai perusahaan yang akan go public adalah laporan keuangan yang terdapat di prospektus. Perusahaan tersebut akan menerbitkan bukan hanya saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan akan merekrut seorang bankir


(26)

7 investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan diatur oleh sebuah bursa saham (Brealey et al., 2011: 472).

Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan. Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus itulah investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian terhadap perusahaan tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan. Misalnya, apakah investor akan membeli saham perusahaan tersebut, apakah prospek perusahaan tersebut bagus, dan apakah harga saham perdana yang ditawarkan relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian menggunakan analisis capital budgeting terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) periode 2009 dan 2010 dengan menggunakan prospektus dan laporan keuangan sebagai bahan perhitungan dan analisis, serta dibandingkan dengan kinerja perusahaan tersebut selama 5 tahun setelah melakukan IPO, sehingga penulis memilih judul penelitian tentang “Analisis Capital Budgeting dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 dan 2010)”.


(27)

8 B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Dana yang diambil dari internal perusahaan sering tidak dapat

mencukupi sehingga diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan IPO agar bisa memperoleh dana tambahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan perusahaan.

b. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan yang sedang berkembang guna mendapatkan tambahan dana untuk keperluan pembiayaan dan pengembangan usaha perusahaan.

c. Kesulitan yang dialami oleh investor dalam menilai perusahaan yang baru saja melakukan IPO, sedangkan investor di pasar perdana dituntut untuk menggunakan berbagai sumber informasi agar dapat secara wajar menilai harga saham yang ditawarkan pada saat IPO. d. Kegunaan capital budgeting untuk mempertimbangkan apakah suatu

rencana penanaman modal layak atau tidak untuk dilaksanakan. e. Informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus dapat

digunakan investor untuk menganalisis atau melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan.


(28)

9 2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan sebagai berikut : a. Perusahaan yang diambil adalah perusahaan yang melakukan IPO

pada periode 2009 dan 2010.

b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang berakhir pada 31 desember dan mempublikasikan secara lengkap selama minimal 5 tahun semenjak melakukan IPO.

c. Perusahaan tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk proyek investasi.

d. Penggunaan metode capital budgeting untuk menganalisis apakah proyek suatu perusahaan layak atau tidak untuk dilaksanakan.

e. Kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO dilihat melalui rasio profitabilitas untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan dalam mengahasilkan laba dan rasio leverage untuk mengetahui kemampuan perusahaan mengendalikan tingkat utang mereka dan meminimalkan resiko gagal bayar.

3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Apakah perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO telah memenuhi kriteria kelayakan investasi analisis capital budgeting dengan menggunakan metode payback period, discounted payback period, net present value, internal rate of return, profitability index ?


(29)

10 b. Bagaimana kinerja perusahaan setelah melakukan IPO di Bursa Efek

Indonesia ?

c. Bagaimana hasil analisis capital budgeting yang digunakan dalam penelitian ini apabila dibandingkan dengan hasil kinerja keuangan perusahaan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis kelayakan investasi perusahaan yang melakukan IPO menggunakan metode capital budgeting.

b. Menganalisis kinerja perusahaan setelah melakukan IPO menggunakan rasio-rasio keuangan.

c. Menganalisis hasil dari perhitungan menggunakan metode capital budgeting yang digunakan dibandingkan dengan hasil analisis kinerja keuangan perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah

a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teknik apa saja yang digunakan dalam melakukan analisis capital budgeting serta dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan selama kuliah.

b. Bagi investor/calon investor di pasar modal, hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya pada penawaran umum perdana. Dengan beracuan pada hasil penelitian ini, diharapkan investor dapat


(30)

11 mengambil keputusan dalam berinvestasi agar dapat memilih perusahaan yang tepat untuk diinvestasikan berdasarkan analisis capital budgeting dan kinerja perusahaan tersebut setelah melakukan IPO.

c. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam menilai kelayakan investasi yang tepat untuk menambah nilai perusahaan dan meminimalkan risiko pada saat melakukan investasi. d. Bagi bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

sumber referensi dan dasar untuk melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai metode capital budgeting dan kinerja perusahaan setelah melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.


(31)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung penelitian serta berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam memecahkan masalah penelitian.

1. Keputusan Investasi

Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana yang dimiliki saat ini dengan harapan dapat menghasilkan arus dana pada masa yang akan dating yang jumlahnya lebih besar daripada jumlah dana yang dikeluarkan pada saat investasi awal.

Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Investasi jika dilihat dari jenis aktivanya, dibedakan ke dalam investasi aktiva riil dan investasi pada aktiva non riil (aktiva finansial). Investasi pada aktiva riil misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan. Investasi pada aktiva finansial misalnya investasi ke dalam surat-surat berharga, sedangkan apabila dilihat dari jangka waktunya, dibedakan menjadi 3 macam, yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang.

Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan dengan


(32)

13 baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi sering disebut sebagai capital budgeting yakni keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun. Perencanaan terhadap keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal : (Sutrisno, 2007: 121-122)

a. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar, dan jumlah dana yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus;

b. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus menunggu selama jangka cukup lama untuk memperoleh dana tersebut;

c. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan terjadinya over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan;

d. Keputusan investasi jangka berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar.


(33)

14 2. Capital Budgeting

Menurut Francis J. Clauss (2010), capital budgeting merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis (mengidentifikasi dan memilih) kelayakan suatu proyek/jenis investasi dalam jangka panjang yang akan dilakukan oleh perusahaan dan diharapkan untuk menghasilkan benefit lebih dari satu tahun. Keputusan capital budgeting melibatkan penggunaan sumber daya perusahaan yang terbatas untuk suatu komitmen dalam jangka panjang. Ketika keputusan tersebut akan dilaksanakan maka perusahaan tersebut harus dapat menetapkan kondisi sekarang dan kemungkinan pengeluaran dana di masa depan. Capital budgeting dibagi dalam empat tahapan yaitu project definition & cash flow estimation, project analysis & project selection, project implementation, project review (Cooper, Morgan & Alonzo, 2012).

Gambar 2.1

Corporate Goal, financial management and capital budgeting


(34)

15 Capital budgeting memainkan suatu peranan penting dalam menentukan apakah suatu perusahaan akan meraih sukses atau tidak. Komitmen terhadap dana yang dikeluarkan pada suatu investasi sangat besar dan bahkan tidak dapat diubah. Meskipun ada beberapa keputusan capital budgeting yang rutin dan tidak mengubah risiko yang dihadapi oleh perusahaan, tetapi ada pula beberapa keputusan capital budgeting yang cukup berpengaruh pada posisi pasar di masa depan.

Keputusan investasi yang dilakukan dengan perhitungan capital budgeting melibatkan dana yang besar dan periode waktu yang panjang. Capital budgeting melibatkan alokasi dana atas waktu yang bertujuan untuk memaksimalkan market value dari common stock perusahaan, atau dengan kata lain adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

Tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham kemudian diterjemahkan menjadi prinsip capital budgeting sebagai berikut (Shapiro, 2010):

a. Pilih investasi-investasi yang serupa dan memiliki ketersediaan informasi yang serupa.

b. Ambil seluruh investasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

c. Tolak seluruh investasi yang dapat menurunkan kesejahteraan pemegang saham.


(35)

16 Setelah diketahui bahwa konsistensi tujuan dari analisis capital

budgeting adalah bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan

pemegang saham, kriteria yang dipenuhi harus sebagai berikut (Shapiro, 2010):

a. Penempatan beban yang lebih tinggi pada cash flows awal daripada cash flows di waktu mendatang. Sebaiknya tidak dibebankan cash flows yang berbeda pada periode waktu yang sama.

b. Dilakukan perhitungan terhadap cash inflows dan cash outflows yang diasosiasikan dengan proyek. Sebaiknya mengabaikan elemen pada reported earnings yang tidak merefleksikan cash flows, dan faktor dalam cash inflows dan cash outflows yang tidak muncul dalam reported earnings.

c. Mengharapkan cash flows yang lebih tinggi pada proyek yang berisiko tinggi. Sebaiknya membuat urutan risiko atas proyek-proyek, dan risiko terbesar memiliki prioritas terendah.

Keputusan capital budgeting harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan yang menyeluruh. Strategi meliputi perencanaan untuk masa depan perusahaan. Capital budgeting secara inheren memerlukan komitmen terhadap masa depan. Sejumlah faktor digabungkan untuk membuat capital budgeting menjadi salah satu fungsi yang mungkin paling penting diantara keseluruhan fungsi yang harus dilakukan oleh para manajer keuangan dan staf-stafnya, karena


(36)

17 hasil keputusan dari capital budgeting akan terus berlangsung selama bertahun-tahun, dan perusahaan akan kehilangan sebagian fleksibilitasnya.

Capital budgeting harus diintegrasikan dengan perencanaan strategi karena investasi yang berlebihan atau investasi yang tidak mencukupi akan mempunyai konsekuensi yang serius terhadap masa depan perusahan.

Menurut Keown et. al. (2011) ada tujuh kriteria paling umum yang dapat digunakan untuk menentukan apakah sebaiknya proyek itu diterima atau ditolak di dalam capital budgeting, yaitu: payback period, discounted payback period, net present value, profitability index, internal rate of return, modified internal rate of return yang masing-masingnya akan dijelaskan lebih lanjut.

a. Payback Period

Payback period adalah metode yang digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian uang yang ditanamkan dalam investasi (Ross et.al, 2008). Metode ini cenderung untuk menghasilkan suatu ukuran waktu ekonomis dari investasi yang dilakukan. Semakin lama umur ekonomis investasi melewati payback period, maka investasi ini akan semakin menarik.

Metode ini bukanlah alat pengukuran profit yang akan diperoleh tetapi lebih merupakan alat mengukur tingkat likuiditas yang diharapkan sehingga dapat diperoleh urutan proyek dari


(37)

18 yang memiliki periode terpendek hingga yang terpanjang. Metode ini hanya untuk digunakan sebagai alat seleksi awal untuk memilih investasi (Brigham & Houston, 2009 ).

(2.1) Saat arus kas masuk tidak sama dari tahun ke tahun, payback period dilakukan dengan menghitung kumulasi dari arus kas masuk hingga sama dengan jumlah kas bersih yang dikeluarkan. Jika payback akan digunakan sebagai batasan untuk menghilangkan beberapa pillihan investasi, periode yang digunakan harus konsisten dengan siklus dari produk yang dihasilkan, potensi perubahan teknologi atau preferensi konsumen. Metode ini memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

1) Metode ini tidak mempertimbangkan pendapatan yang akan didapat setelah payback period yang ditetapkan oleh perusahaan

2) Metode ini tidak mempertimbangkan time value of money 3) Metode ini tidak membedakan antara proyek yang

membutuhkan investasi kas yang berbeda

4) Metode ini tidak mempertimbangkan tingkat likuiditas perusahaan secara keseluruhan


(38)

19 5) Metode ini mengabaikan biaya yang digunakan untuk

mendukung investasi, bahkan selama payback period

Meskipun metode payback period ini memiliki banyak kelemahan, namun metode ini masih cukup populer untuk digunakan. Hal ini dikarenakan keunggulan yang dimilikinya antara lain (Cooper, Morgan & Alonzo, 2012):

1) Metode ini sangat sederhana

2) Para manajer mempunyai kesulitan untuk melakukan estimasi terhadap cash flow yang akan terjadi 2-5 tahun ke depan dan melakukan estimasi dari data historis

3) Banyak perusahaan mempunyai masalah dengan likuiditas dan sangat mementingkan seberapa cepat dana yang diinvestasikan akan kembali

4) Sangat sederhana untuk melakukan kompensasi terhadap perbedaaan risiko dari beberapa alternatif investasi yang ditawarkan: investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dievaluasi dengan menggunakan payback period yang lebih rendah

5) Beberapa perusahaan memiliki external financing yang tinggi dan harus mencari dana dari internal perusahaan untuk membiayai investasinya


(39)

20 b. Discounted Payback Period

Discounted payback period adalah waktu yang

dibutuhkan untuk membayar kembali investasi yang telah dilakukan melalui arus kas masuk masa depan yang telah didiskontokan (Ross et.al, 2008).

Setiap arus kas masuk didiskontokan kembali ke awal masa investasi pertama kali dilakukan, yang didasarkan pada suatu persentase yang mencerminkan konsep time value of money dan ketidakpastian dari arus kas masuk pada masa depan. Seperti analisis payback period, discounted payback period merupakan analisis yang mengukur jangka waktu pengembalian uang yang ditanamkan dalam suatu investasi.

Sehingga ada anggapan bahwa semakin cepat waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali modal semula yang ditanamkan maka akan semakin baik investasi itu untuk dilaksanakan.

Arus kas masuk untuk setiap periode harus dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan : i = Discounted rate


(40)

21 Setelah itu, baru kita menghitung discounted payback periodnya dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

A = Tahun periode terakhir dengan hasil diskonto arus kas kumulatif negatif

B = Nilai dari discounted cash flow pada akhir periode A C = Discounted cash flow selama periode setelah A.

Metode ini mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : 1) Metode ini mempertimbangkan time value of money

2) Metode ini mempertimbangkan risiko dari arus masuk pada masa depan untuk pengembalian modal investasi

Metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :

1) Melalui perhitungan dengan metode ini tidak dapat diketahui dengan bukti yang jelas bahwa investasi yang dilakukan dapat menaikkan nilai dari perusahaan

2) Metode ini mengesampingkan pendapatan yang akan didapat setelah paybackperiod yang ditetapkan oleh perusahaan

c. Net Present Value

Menurut Kasmir (2012:182) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi, sedangkan


(41)

22 menurut Ibrahim (2009:142) Selisih yang didapatkan antara nilai yang ditanamkan atas investasi tersebut dengan present value dari arus kas masuk yang diperkirakan didapat dari investasi yang ditanamkan dan itulah yang disebut dengan net present value. Rumus NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Ct = Arus kas pada periode t t = Waktu periode tahun ke t Cₒ = Jumlah investasi awal r = Tingkat suku bunga

Hasil positif dari Net Present Value (NPV) berarti investasi yang akan dilakukan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai dari perusahaan, sehingga sebaiknya perusahaan menerima investasi tersebut. Hasil negatif dari Net Present Value (NPV) berarti investasi yang akan dilakukan pada akhirnya dapat mengurangi nilai dari perusahaan, sehingga sebaiknya perusahaan menolak proyek investasi tersebut. Jika hasil yang didapat Net Present Value (NPV) sama dengan nol maka investasi yang akan dilakukan tidak akan mengubah nilai dari perusahaan tersebut.


(42)

23 Kelebihan dari metode ini adalah:

1) Metode ini dapat menunjukkan bukti secara jelas bahwa investasi yang dilakukan dapat menaikkan nilai perusahaan

2) Metode ini mempertimbangkan semua arus kas masuk yang ada

3) Metode ini mempertimbangkan konsep time value of money

4) Metode ini mempertimbangkan risiko dari arus masuk pada masa depan untuk pengembalian modal investasi

Kelemahan dari metode ini antara lain:

1) Membutuhkan perkiraan jangka panjang terperinci dari arus kas bebas proyek.

2) Sensitivitas terhadap pilihan tingkat diskonto.

Menurut Francis J. Clauss (2010) penerapan metode NPV dalam berbagai kasus memiliki keunggulan, seperti:

1) Dalam masalah keterbatasan dana

Apabila dana terbatas, yang ditunjukkan dengan adanya anggaran yang disediakan pada suatu periode tertentu, maka perusahaan terpaksa melakukan pengalokasian dana untuk usulan-usulan investasi yang ada. Pada kondisi ini, tujuan perusahaan adalah memilih kombinasi berbagai


(43)

24 usulan investasi yang memberikan NPV tertinggi, dengan segala keterbatasan dana yang ada. Apabila batasan dana ini benar-benar harus dipenuhi, mungkin sekali perusahaan lebih baik memilih beberapa usulan investasi kecil dari pada satu atau dua usulan investasi besar.

2)Dalam masalah penggantian aktiva

Dalam masalah penggantian aktiva dari berbagai kasus yang dialami atau direncanakan oleh suatu perusahaan, menurut praktek yang sudah dijalankan oleh beberapa perusahaan, kasus penggantian aktiva tetap ini hanya dapat secara representative menggunakan alat analisis dengan metode net present value (NPV). Menurut Sumastuti (2001) pada kasus ini rumus NPV yang digunakan adalah:

Penaksiran aliran kas masuk (proceed) dan keluar (outlays) yang kita gunakan adalah dengan menggunakan taksiran selisih (incremental).

3) Inflasi pada penilaian investasi

Pada umumnya inflasi akan mengganggu keputusan pengujian investasi dengan NPV yang memperhatikan nilai waktu uang. Alasan yang utama adalah karena


(44)

25 beban penyusunan didasarkan atas nilai historis dan bukan nilai pengganti (replacement cost). Apabila keuntungan meningkat, maka semakin besar pula pajak yang akan dikenakan, yang mengakibatkan aliran kas yang sebenarnya tidak bisa menyesuaikan diri dengan inflasi. d. Internal Rate of Return

Internal Rate of Return (IRR) adalah metode yang menghitung tingkat bunga (discount rate) yang membuat nilai sekarang dari seluruh perkiraan arus kas masuk sama dengan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas keluar (Hazen, 2009). IRR merupakan tingkat bunga yang membuat nilai NPV yang dihitung menjadi sama dengan nol.

Rumus umum dari Internal Rate of Return adalah :

Keterangan :

FCFt = arus kas bebas tahunan yang dihasilkan oleh proyek I= present value dari biaya investasi setelah pajak IRR = tingkat pengembalian proyek (internal rate of return) T = periode waktu

Jika hasil IRR yang didapat lebih besar dari tingkat bunga maka menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih besar dari yang diharapkan, sehingga


(45)

26 perusahaan sebaiknya menerima proyek tersebut. IRR yang lebih kecil dari tingkat bunga menggambarkan investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih kecil dari yang diharapkan, sehingga perusahaan sebaiknya menolak investasi tersebut, sedangkan untuk IRR yang sama dengan tingkat bunga maka investasi yang dilakukan diperkirakan akan menghasilkan return sebesar yang diharapkan (Peterson, 2002).

Keunggulan IRR menurut Keown et. al. (2011) adalah: 1) Menggunakan arus kas bebas.

2) Memperhitungkan nilai waktu uang.

3) Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Kelemahan IRR adalah:

1) Membutuhkan perkiraan jangka panjang terperinci dari arus kas bebas proyek.

2) Kemungkinan ada banyaknya IRR atau IRR berganda. 3) Mengasumsikan arus kas selama umur proyek yang

diinvestasikan kembali pada tingkat IRR.

e. Modified Internal Rate of Return (MIRR)

Metode NPV dan IRR akan menghasilkan keputusan penerimaan/penolakan yang sama untuk investasi yang independen, tetapi jika proyek-proyek tersebut saling eksklusif, maka dapat terjadi konflik peringkat. Jika terjadi konflik peringkat, maka sebaiknya menggunakan metode NPV. Metode


(46)

27 NPV dan IRR lebih unggul daripada metode pembayaran kembali, tetapi NPV lebih unggul dari IRR, karena NPV berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal perusahaan, sedangkan IRR berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat IRR dari investasi tersebut. Investasi kembali pada tingkat modal umumnya adalah asumsi yang lebih baik karena lebih mendekati kenyataan. Setelah mengetahui beberapa kelemahan yang dimiliki oleh metode IRR tersebut, saat ini telah dikembangkan suatu metode untuk melengkapi kelemahan tersebut dengan sebuah metode yang disebut MIRR (Modified Internal Rate of Return). Metode IRR yang dimodifikasi memperbaiki masalah yang terdapat dalam IRR biasa. MIRR melibatkan perhitungan nilai akhir (TV) dari arus kas masuk yang dimajemukkan pada tingkat biaya modal perusahaan dan kemudian menentukan tingkat diskonto yang memaksa nilai sekarang TV menjadi sama dengan nilai sekarang arus kas keluar. Menurut Keown et. al. (2011) secara matematis, IRR yang dimodifikasi didefinisikan sebagai nilai MIRR dalam persamaan sebagai berikut:


(47)

28 Keterangan :

ACOFt = arus kas keluar tahunan setelah pajak pada periode t

ACIFt = arus kas masuk tahunan setelah pajak pada periode t

TV = nilai akhir ACIF dimajemukan pada tingkat pengembalian yang disyaratkan diakhir investasi n = usia investasi yang diharapkan

MIRR = tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi.

k = tingkat diskonto yang tepat

Keunggulan MIRR menurut Keown et. al. (2011) adalah: 1) Menggunakan arus kas bebas.

2) Memperhitungkan nilai waktu uang.

3) Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Kelemahan MIRR adalah membutuhkan perkiraan jangka panjang terperinci dari arus kas bebas proyek.

f. Profitability Index

Profitability Index (PI) merupakan rasio nilai sekarang dari arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal (Arthur, 2010). Walaupun kriteria investasi NPV memberikan suatu nilai absolut jumlah yang diinginkan dari suatu proyek, profitability index menjadi ukuran relatif yang diinginkan proposal investasi, yang merupakan rasio nilai sekarang dari manfaat masa depannya terhadap biaya awal.


(48)

29 Rumus umum dari profitability index (Ross et.al., 2008; 181) :

Ketika nilai sekarang dari arus kas bersih suatu proyek lebih besar dari pengeluaran awalnya, maka NPV proyek tersebut akan positif, menandakan bahwa proyek tersebut bisa diterima, maka hal ini juga akan terlihat pada profitabililty index yang menunjukkan nilai lebih dari 1, sebagai nilai sekarang dari arus kas bebas yang lebih besar dari pengeluaran awalnya.

Kriteria NPV dan profitability index pada dasarnya sama, keduanya mempunyai keunggulan yang sama dibandingkan metode lainnya. Kedua metode ini melakukan penghitungan arus kas, mengenal pemilihan waktu arus kas, dan konsisten dengan tujuaannya yaitu memaksimalkan kekayaan pemilik saham. Kelemahan utama dari metode ini yaitu membutuhkan perincian perkiraan arus kas bebas selama masa hidup proyek.

3. Arus Kas

Analisis arus kas sangat diperlukan mengingat beban biaya yang diperlukan dan arus kas masuk bersih yang akan dihasilkan dari masing-masing perusahaan yang melakukan IPO yang terdapat dilaporan keuangan mereka. Untuk mengevaluasi investasi masing-masing perusahaan yang melakukan IPO berdasarkan estimasi arus kas yang


(49)

30 akan diperoleh, pertama-tama harus ditetapkan pedoman yang akan digunakan untuk mengukur nilai dari setiap investasi.

a. Arus Kas yang Relevan

Menurut Brigham dan Houston (2009), langkah yang paling penting dan paling sulit dalam capital budgeting adalah mengestimasi arus kas perusahaan, pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih tahunan setelah proyek dijalankan, hal ini disebabkan karena banyaknya variabel, individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini.

Langkah awal dalam estimasi arus kas adalah mengidentifikasi arus kas yang relevan, yaitu arus kas khusus yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan. Dalam hal ini, yang akan digunakan adalah arus kas bebas, bukan laba akuntansi, sebagai alat ukur. Perusahaan menerima dan mampu mereinvestasikan arus kas bebas, sedangkan laba akuntansi hanya tampak ketika didapatkan bukan ketika uang itu benar-benar ada di tangan. Arus kas bebas dengan tepat mencerminkan waktu dari manfaat dan biaya, yakni ketika uang diterima, kapan dapat direinvestasikan dan kapan harus dibayarkan (Arthur, 2010).

b. Arus Kas Inkremental

Arus kas harus diukur berdasarkan inkremental, yaitu arus kas dari suatu proyek tertentu harus diukur berdasarkan selisih antara arus kas perusahaan dengan atau tanpa proyek yang


(50)

31 bersangkutan. Meskipun dalam beberapa kasus suatu proyek baru mungkin mengambil penjualan dari proyek perusahaan yang ada sekarang, namun dalam kasus lain usaha baru mungkin benar-benar bisa membawa penjualan baru ke lini yang sudah ada. Intinya adalah arus kas apa pun yang masuk ke bagian mana pun dari perusahaan itu yang mungkin dihasilkan dari keputusan yang diambil harus diperhitungkan pada saat mengambil keputusan itu (Arthur, 2010).

c. Arus Kas Bebas

Menurut Dayananda (2002), secara umum arus kas bebas suatu proyek akan termasuk ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut ini:

1) Pengeluaran awal

Pengeluaran awal mencakup arus kas keluar yang langsung diperlukan untuk membeli aktiva dan untuk mengoperasikannya. Jumlah ini mencakup biaya memasang aktiva itu (harga pembelian aktiva plus pengeluaran apa pun yang terkait dengan pengiriman atau pemasangan) dan pengeluaran tunai non biaya seperti kenaikan kebutuhan modal kerja. Biaya setelah pajak dari berbagai pengeluaran yang terjadi sebagai akibat dari investasi baru juga harus dimasukkan sebagai arus kas keluar.


(51)

32 2) Arus kas bebas tahunan

Arus kas bebas tahunan berasal dari arus kas operasi, perubahan dalam modal kerja, dan pengeluaran modal apa pun yang terjadi. Dalam perhitungan akan dimulai dengan laporan pro forma lalu setelah itu dilakukan penyesuaian untuk depresiasi bunga, dan modal kerja, serta pengeluaran modal apa pun yang terjadi.

3) Arus kas akhir

Perhitungan arus kas akhir umumnya mencakup nilai akhir perusahaan ditambah atau dikurangi pendapatan atau kerugian kena pajak apa pun yang terkait dengan penjualannya. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi arus kas akhir antara lain nilai sisa proyek setelah pajak, pengeluaran kas yang terkait dengan penghentian proyek dan pendapatan kembali atas pengeluaran non biaya yang terjadi pada saat awal proyek dimana hal ini mencakup investasi modal kerja.

4. Initial Public Offering

Untuk mempercepat perkembangan usahanya, salah satu aksi korporasi perusahaan adalah mencari modal dari pihak luar dengan melakukan penawaran saham perdana (selanjutnya disebut sebagai IPO). IPO adalah kegiatan penawaransaham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau


(52)

33 efek kepada calon investor berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Aspek yang menentukan keberhasilan IPO antara lain ketepatan waktu, pemilihan calon investor yang tepat, serta struktur penawaran saham. Serta, perusahaan yang melakukan IPO selayaknya harus dapat memenuhi kriteria keuangan dan non keuangan, seperti telah membuktikan tingkat rasio keuangan yang baik, penempatan posisi yang penting dalam sektor industrinya, dapat membuktikan memiliki prospek yang baik, serta memiliki tim manajemen dan corporate governance yang baik.

Umumnya, perusahaan yang melakukan IPO akan memperoleh sejumlah keuntungan seperti:

a. Memperoleh tambahan modal, karena dengan mengedarkan saham, uang yang didapat dari investor yang membelinya akan mengalir kedalam modal perusahaan, sehingga proyek investasi perusahaan akan semakin terwujud dengan adanya modal ini. b. Menciptakan instrumen keuangan yang sifatnya dapat

dinegosiasikan ketika akan melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan lain seperti merger, konsolidasi, dan sebagainya. c. Meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam melakukan

pendanaan ekuitas, sehingga perusahaan akan mendapatkan modal ekuitas lebih cepat.


(53)

34 d. Meningkatkan citra perusahaan, karena dengan dilakukannya IPO, artinya perusahaan telah memiliki reputasi yang baik dimata para investor dan menaruh kepercayaan bahwa modal yang diinvestasikan akan memberikan return yang menguntungkan bagi investor juga.

Dalam penelitian Ritter dan Welch (2002), alasan mengapa perusahaan melakukan IPO terbagi kedalam 2 teori, yaitu Life Cycle Theories dan Market-Timing Theories. Teori yang pertama menjelaskan bahwa dengan going public, perusahaan akan membantu menaikkan value dari perusahaan itu sendiridibandingkan dengan apa yang didapat dari penjualan langsung. Yang dimaksud dengan value disini adalah nilai kepercayaan perusahaan dimata para shareholders dan stakeholders atas return yang dihasilkan, sedangkan menurut teori yang kedua adalah bahwa perusahaan tidak akan melakukan IPO jika mereka mengetahui bahwa mereka sedang dalam kondisi undervalued. Artinya perusahaan akan melakukan IPO jika kondisi waktu pasar memang sedang menguntungkan. Hal ini membuat perusahaan untuk semakin waspada dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan IPO.

Proses IPO di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Bab IX mengenai Emiten dan Perusahaan Publik, perusahaan di Indonesia mengatur tahapan dalam melakukan penawaran umum. Kusumawardhani (2009) merangkum tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:


(54)

35 a. Tahap Sebelum Emisi (pra-IPO)

Yaitu tahap persiapan dokumentasi serta pemantapan proses IPO. 1) Membuat rencana awal penawaran saham perdana,

termasuk jumlah saham yang ditawarkan, persentase dilusi pemegang saham, tujuan penggunaan dana IPO, persiapan penilaian harga saham, dan harapan target investor.

2) Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang tujuannya untuk memperoleh persetujuan mayoritas pemegang saham dalam rangka mengundang investor lain untuk memiliki saham.

3) Penunjukkan penjamin emisi, profesi penunjang, dan lembaga penunjang. Pihak-pihak ini akan membantu emiten dalam mempersiapkan dokumen serta memberikan pendapat/opini profesional sesuai bidangnya. Penjamin Emisi Efek adalahpihak yang membantu emiten dan berperan sebagai pemandu yang berkomitmen dalam menjual saham tersebut.

4) Konfirmasi sebagai agen penjual oleh penjamin emisi. Hal ini merupakan bukti keseriusan peminat saham melalui agen penjual maupun penjamin emisi efek.

5) Kontrak pendahuluan dengan bursa efek. Sebelum melakukan kontrak dengan bursa efek, BEI selaku tempat


(55)

36 transaksi jual beli saham memerlukan dokumen yang disampaikan kepada BAPEPAM LK

6) Penandatanganan perjanjian dalam rangka IPO, yaitu perjanjian penjaminan emisi efek, perjanjian agen penjual, perjanjian antara Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan emiten, perjanjian, pencetakan saham dan prospektus.

7) Ekspos publik, terbagi menjadi 2 yakni Due Dilligence

Meeting (DDM), dan Paparan Publik (PP). DDM

merupakan ekspos publik emiten bersama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada calon penjamin emisi efek dalam rangka pembentukan sindikasi penjamin emisi efek. PP merupakan ekspos publik emiten kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada calon investor. b. Tahap Saat Emisi Efek ke Publik

1) Pasar Perdana

Setelah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM dan LK, emiten bersama dengan penjamin pelaksana emisi mulai melakukan penawaran umum.

(a) Penawaran oleh sindikasi penjamin emisi dan agen penjual. Pada tahap ini investor melakukan permohonan alokasi pemesanan pembelian saham dengan melakukan pengisian formulir pemesanan


(56)

37 pembelian saham dan pembayaran uang pemesanan.

(b) Penjatahan atau alokasi pemesanan saham.

Penjatahan merupakan tahapan untuk

membandingkan pemesanan saham sebagai permintaan dengan jumlah saham yang akan ditawarkan. Ada 3 kondisi terkait penjatahan saham:

Oversubscribed, yaitu kondisi dimana

jumlah pemesanan melebihi jumlah penjualan. Manajer penjatahan akan mengembalikan uang pemesanan yang tidak memperoleh penjatahan

Fully subscribed, yaitu kondisi dimana jumlah pemesanan sama dengan jumlah penjualan.

Undersubscribed, yaitu kondisi dimana

jumlah pemesanan berada dibawah jumlah penawaran. Pada kondisi ini, penjamin emisi akan membeli porsi saham yang tidak dibeli investor (dalam full commitment basis)


(57)

38 (c) Pembayaran kembali uang pemesanan. Tahapan

ini terjadi apabila oversubscribed.

(d) Penyerahan efek kepada pembeli. Setelah tanggal alokasi pemesanan saham, setiap investor yang telah teralokasi untuk mendapat saham akan tercatat sebagai pemilik saham yang baru. Saat ini dimana pola perdagangan tanpa warkat telah diterapkan, maka setiap pemegang saham akan memperoleh tanda bukti kepemilikan saham dari KSEI. Setiap pemegang saham emiten akan tercatat pada Biro Administrasi Efek (BAE). 2) Pasar Sekunder

Pasar sekunder mulai sejak pertama kalinya saham ditransaksikan di Bursa Efek. Hal yang mendasar suatu pasar sekunder adalah bahwa perdagangan saham dilakukan antara investor, serta setiap dana transaksi perdagangan tidak masuk kedalam ekuitas perusahaan emiten.

(a) Pencatatan efek di bursa, sebagai tahapan dimana saham perusahaan dicatat untuk dapat diperdagangkan di bursa efek.

(b) Perdagangan efek di bursa. Sejak perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa efek, maka


(58)

39 investor dapat melakukan jual beli saham tersebut melalui pasar bursa efek.

c. Tahap Setelah Emisi (post-IPO)

Kewajiban yang perlu dilaporkan kepada BAPEPAM dan LK adalah:

1) Laporan keuangan tahunan, laporan penggunaan dana hasil IPO, laporan tengah tahunan, RUPS (Tahunan dan Luar Biasa), pemenuhan prosedur transaksi, keterbukaan informasi serta corporate action.

2) Keterbukaan dan transparansi. Kewajiban lain yang perlu dilaporkan kepada BAPEPAM dan LK mewakili investor publik dan pihak minoritas adalah:

(a) Memperhatikan setiap potensi terjadinya benturan kepentingan.

(b) Memperhatikan kesesuaian pernyataan dalam prospektus dengan keputusan manajemen serta pemegang saham yang akan dilakukan.

(c) Melakukan asas keterbukaan (disclosure). (d) Mendistribusikan saham kepada koperasi.

(e) Memberikan informasi yang relevan dan material kepada publik.


(59)

40 (g) Membentuk corporate secretary untuk melayani pertanyaan investor, analis saham, dan pihak eksternal lainnya.

B. Pengukuran Kinerja Perusahaan

Dalam ukuran kuantitatif, peningkatan nilai organisasi meliputi estimasi aliran cash flows yang akan datang dan mendiskontokannya dengan faktor kapitalisasi yang sesuai (Ross et.al, 2010).

1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukan dan mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan profit. Rasio ini menggunakan margin analysis dan menunjukan return on sales dan capital yang terpakai. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penulisan ini antara lain:

a. Operating Profit Margin

Rasio ini menunjukan efektivitas dari manajemen dalam mengatur income statement dari suatu perusahaan dengan mengukur operating profit relatif terhadap sales, dengan rumus sebagai berikut (Ross et.al, 2010):


(60)

41

b. Net Profit Margin

Rasio ini mengukur berupa profit yang diperoleh dari penjualan setelah dikurangi biaya. Dengan rumus sebagai berikut (Ross et.al, 2010) :

c. Return On Asset

Rasio ini mengukur berapa persentase profit yang dihasilkan oleh perusahaan dengan jumlah investasi yang ditempatkan. Dengan rumus sebagai berikut (Ross et.al, 2010) :

d. Return On Equity

Rasio ini mengukur berapa return yang dapat diterima oleh stockholders dengan cara membandingkan net profit dengan common equity. Dengan rumus sebagai berikut (Ross et.al, 2010):

e. Earning per Share

Rasio ini mengukur berapa tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankann operasinya. Dengan rumus sebagai berikut (Ross et.al, 2010) :


(61)

42 2. Rasio Leverage

Rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dengan menggunakan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan utang. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage suatu perusahaan, yaitu :

a. Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukan kinerja dari pihak manajemen dalam mengatur jumlah utang mereka dibandingkan dengan jumlah ekuitas yang mereka miliki, atau dapat dikatakan sebagai balance antara total hutang dan total ekuitas. Dengan rumus sebagai berikut (Ross et.al, 2010) :

b. Total Debt to Total Asset Ratio

Rasio ini menunjukan mengenai menilai penggunaan pinjaman kredit yang digunakan untuk membiayai investasi. Jika sebuah perusahaan memiliki rasio ini lebih tinggi dibandingkan dengan rasio rata-rata industri, maka perusahaan akan kesulitan dalam melakukan pinjaman tambahan. Dengan rumus sebagai berikut (Ross et.al, 2010) :


(62)

43 C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu terkait dengan variabel dan tema yang menyerupai penelitian ini akan dijelaskan dibawah, berikut beberapa penelitian terdahulu mengenai capital budgeting.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan Judul

Penelitian

Sampel Alat

Statistik

Hasil 1 Sven-Olov Daunfeldt

dan Fredrik Hartwig (2010), “What

Determines the Use of Capital Budgeting Methods? Evidence from Swedish listed

companies”.

Perusahaan yang terdaftar

di Stockholm

Stock Exchange (SSE)

Multivariate Regression

Kedua metode capital

budgeting yang

direkomendasi dan tidak direkomendasi ditemukan bahwa metode tersebut umum digunakan, dengan perusahaan besar menggunakan

metode capital

budgeting lebih

sering daripada perusahaan kecil.

Pilihan metode

capital budgeting

juga dipengaruhi oleh

leverage, growth

opportunities, dividen pay-out ratio, pilihan rasio utang sasaran, tingkat kepemilikan manajemen,

penjualan asing,

industri, dan

karakteristik individu dari CEO. Total penggunaan metode

capital budgeting

lebih rendah di perusahaan Swedia dibandingkan dengan AS dan perusahaan-perusahaan di Eropa.


(63)

44 2 Maruf Hasan (2012),

Capital Budgeting Techniques Used by Small Manufacturing Companies”. Pilihan acak dari 360 perusahaan manufaktur yang dipilih dari Direktori Kompass Bisnis dari Australia Multivariate Regression

Penelitian ini

menyimpulkan bahwa

sementara ada

indikasi penggunaan

Payback Period

dengan Discounted

Cash Flow (DCF)

teknik, ada kebutuhan untuk lebih sering penggunaan analisis risiko serta ilmu

manajemen yang

ditemukan kurang

dalam proses

penganggaran modal dari perusahaan kecil. 3 Mohsen Bayan

Abushaban (2013), “The Use of Capital Budgeting Techniques in Selecting Investment Projects: An Applied Study on The Palestinian Corporations Working in Gaza

Provinces

Delapan belas perusahaan publik

Palestina yang terdaftar di kementerian ekonomi gaza

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan publik Palestina di Jalur Gaza menggunakan teknik penganggaran modal ketika memilih proyek-proyek

investasi, bahwa penggunaan teknik ini adalah dalam kisaran 61-80%, dan bahwa indeks profitabilitas adalah teknik yang

paling banyak

digunakan saat net

nilai sekarang

ditemukan menjadi teknik yang paling sedikit digunakan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perusahaan publik Palestina di Jalur

Gaza tidak

menggunakan

weighted average

cost of capital

(apakah disesuaikan atau disesuaikan)


(64)

45 untuk menentukan tingkat diskonto yang dibutuhkan dalam penggunaan beberapa teknik. Penelitian

juga menemukan

bahwa perusahaan-perusahaan Palestina

di Jalur Gaza

mempertimbangkan

banyak faktor

sebelum mengadopsi teknik penganggaran modal sebagai dasar untuk

membandingkan proyek-proyek

investasi yang

berbeda dan bahwa ketersediaan data dan informasi untuk perusahaan, diikuti dengan preferensi

CBT yang

berkonsentrasi pada

arus kas dan

keyakinan

manajemen teknik, ditemukan menjadi faktor yang paling

penting yang

dipertimbangkan sebelum mengadopsi teknik penganggaran modal sebagai dasar untuk mengevaluasi proyek-proyek

investasi yang

diusulkan.

4 Tomonari Shinoda

(2010), “Capital Budgeting Management Practices in Japan”.

Survey kepada

225 orang

yang

bertanggung jawab atas penganggaran modal pada

Ordinary least square

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perusahaan-perusahaan Jepang mengelola

pengambilan


(65)

46 perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo

dengan kombinasi

metode payback

period dan metode

net present value. Sementara sebagian

besar manajer

keuangan memanfaatkan

beberapa alat dalam

proses capital

budgeting, hasil ini mencerminkan

keselarasan yang lebih baik dari pandangan antara akademisi dan bisnis. 5 Morris dan Jonathan

(2011), “The Capital Budgeting Decisions of Small Businesses”.

Perusahaan kecil yang terdaftar pada National Federation of Independent Business

Multivariate Regression

Sementara

perusahaan besar cenderung

mengandalkan

analisis discounted

cash flow disukai

oleh pelaku

keuangan, banyak perusahaan kecil mengevaluasi proyek menggunakan

payback period atau berdasarkan

keberanian pemilik.

Latar belakang

pendidikan yang terbatas dari beberapa pemilik usaha dan staf kecil ukuran sebagian menjelaskan mengapa perusahaan kecil menggunakan alat-alat evaluasi proyek relatif unso-phisticated. Namun,

mereka juga

mengidentifikasi alasan bisnis yang spesifik termasuk kekhawatiran


(66)

47

likuiditas dan

tantangan estimasi arus kas untuk menjelaskan mengapa perusahaan kecil tidak secara eksklusif menggunakan analisis discounted cash flow ketika mengevaluasi

proyek. Hasil

penelitian ini

menyatakan bahwa prosedur evaluasi

investasi yang

optimal untuk

perusahaan besar dan

kecil mungkin

berbeda. 6 Simon Gervais (2009),

Behavioral Finance: Capital Budgeting and Other Investment Decisions”.

Responden dari penelitian ini adalah manajer-manajer perusahaan

besar di

Amerika

Penelitian ini

merupakan survey tentang efek bias perilaku pada capital

budgeting. Sebuah

gambaran besar

literatur psikologi menemukan bahwa orang cenderung percaya diri dan terlalu optimis. Karena seleksi diri, manajer perusahaan cenderung lebih dipengaruhi oleh bias-bias ini daripada

populasi umum.

Memang, literatur menemukan bahwa

manajer bias

overinvest arus kas bebas perusahaan mereka, memulai

terlalu banyak

merger, mulai lebih banyak perusahaan dan proyek-proyek baru yang lebih, dan


(67)

48 cenderung untuk tetap dengan kebijakan investasi yang tidak menguntungkan lagi. langkah-langkah perbaikan untuk mengurangi efek dari

bias manajer

termasuk belajar,

diskon tarif

meningkat, dan

insentif kontrak, tetapi efektivitas

mereka dalam

mengendalikan overinvestment tampaknya terbatas. 8 Patricia dan Glenn

(2008), “Capital Budgeting Practices of the Fortune 1000: How

Have Things Changed?

Responden penelitian ini 1000 perusahaan terbesar di amerika Ordinary least square

Pandangan akademisi

dan manajer

keuangan senior perusahaan di Fortune 1000 pada teknik penganggaran modal dasar di perusahaan lebih kuat dari sebelumnya. Metode

capital budgeting

dengan tingkat

diskonto umumnya lebih disukai teknik non-diskonto.

Meskipun

dimungkinkan hasil survei mencerminkan peningkatan

kecanggihan

keuangan dan

ketersediaan

teknologi komputer

murah, itu

menunjukkan bahwa NPV adalah alat penganggaran modal yang paling sering dipilih, diikuti oleh IRR. Selain itu,


(1)

110

Kode Perusahaan Proyeksi Riil

AMRT 2411941282475.95 2444531984874.94

APLN -216042033357.87 -218137678627.02

BCIP -241793683414.35 -241436088361.25

BPFI -6573151463.80 3082918704.09

BRAU 911968684.93 921730517.75

BUVA 19473540452149.00 19951471405335.90

BWPT 92902068504.89 91065810388.67

GREN -931647638487.09 -931539397379.76

GTBO 70202474570.85 90492283964.91

ICBP 7708422177465.73 8001410223531.96

IPOL -971771274419.05 -965150677346.07

KRAS -7295601763799.98 -7272443625013.66

NIKL -110213795733.43 -109718835100.60

PTPP 624666282637.30 773943953935.26

ROTI -156279419053.53 -145555732642.39


(2)

111 Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Proyeksi 16 1285318084715.1800 5619131610628.19600

-7295601763799.98

19473540452149.00

Riil 16 1351424368062.0244 5740515093549.75600

-7272443625013.66

19951471405335.89

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Riil - Proyeksi

Negative Ranks 2a 5.50 11.00

Positive Ranks 14b 8.93 125.00

Ties 0c

Total 16

a. Riil < Proyeksi b. Riil > Proyeksi c. Riil = Proyeksi

Test Statisticsa

Riil - Proyeksi

Z -2.947b

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z yang didapat sebesar -2.947 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,003, di mana 0,003 < 0,05, sehingga keputusan hipotesis adalah menolak H0 dan menerima H1 atau yang berarti terdapat perbedaan antara proyeksi capital budgeting dan hasil capital budgeting riil.


(3)

112

AMRT 3.009 3.037

APLN 0.228 0.234

BCIP 0.136 0.137

BPFI 1.011 1.213

BRAU 2.001 2.012

BUVA 8.748 8.938

BWPT 1.103 1.101

GREN 0.059 0.068

GTBO 1.071 1.090

ICBP 1.457 1.457

IPOL 0.413 0.417

KRAS 0.635 0.636

NIKL 0.862 0.862

PTPP 1.085 1.106

ROTI 0.773 0.788


(4)

113 Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Proyeksi 16 1.48031 2.071962 .059 8.748

Riil 16 1.51375 2.113417 .068 8.938

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Riil - Proyeksi

Negative Ranks 1a 3.00 3.00

Positive Ranks 13b 7.85 102.00

Ties 2c

Total 16

a. Riil < Proyeksi b. Riil > Proyeksi c. Riil = Proyeksi

Test Statisticsa

Riil - Proyeksi

Z -3.108b

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z yang didapat sebesar -3.108 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,002, di mana 0,002 < 0,05, sehingga keputusan hipotesis adalah menolak H0 dan menerima H1 atau yang berarti terdapat perbedaan antara proyeksi capital budgeting dan hasil capital budgeting riil.


(5)

114

Kode Perusahaan Proyeksi Riil

AMRT 11.80% 9.4910%

APLN 13.40% -23.0599%

BCIP -1.20% -38.1760%

BPFI 9.80% 7.0570%

BRAU 27.50% 34.9541%

BUVA 68.10% 94.7990%

BWPT 20.20% 11.1950%

GREN -21.50% -54.3990%

GTBO 8.70% 9.2800%

ICBP 19.20% 18.5990%

IPOL -2.60% -16.7400%

KRAS 0.80% -7.7873%

NIKL 3.20% 1.3490%

PTPP 1.05% 9.4910%

ROTI 1.90% 0.7850%


(6)

115 Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Proyeksi 16 .10516 .190443 -.215 .681

Riil 16 .04150 .327717 -.544 .948

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Riil - Proyeksi

Negative Ranks 11a 9.14 100.50

Positive Ranks 5b 7.10 35.50

Ties 0c

Total 16

a. Riil < Proyeksi b. Riil > Proyeksi c. Riil = Proyeksi

Test Statisticsa

Riil - Proyeksi

Z -1.681b

Asymp. Sig. (2-tailed) .093 a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai Z yang didapat sebesar -1.681 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,093, di mana 0,093 > 0,05, sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H0 atau yang berarti tidak terdapat perbedaan antara proyeksi capital budgeting dan hasil

capital budgeting riil.

Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah Sumber : Data Diolah


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Antar Sektor Yang Go Public Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia ( 2005 – 2010 )

0 29 102

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

0 14 229

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 DAN 2011

2 22 197

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 2006

1 3 71

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010)

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010).

0 0 11

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006 - 2010

0 0 16

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUSISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2008.

0 0 21

AN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBE lSISI (PADA PERUSAHAAN PENGAKUISIS AR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010

0 2 113