STRESS DAN COPING STRESS PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL YANG SUDAH MEMILIKI ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara mengenai profesi yang dilakoni setiap orang disuatu tempat tentunya
banyak dikalangan masyarakat umum yang mengetahui mengenai profesi-profesi yang
mulia seperti Pilot, Guru, Pengacara, Petani, Polisi, Nelayan, Dokter, dan lain-lain.
Semua profesi tersebut sangat mulia karena banyak memberikan manfaat untuk mereka
yang menjalani, untuk keluarga mereka dan juga orang lain yang berada di sekitarnya.
Selain itu dalam menjalankan tugasnya, bentuk pengabdian mereka sebagai orang yang
menggeluti profesi tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma sosial, hukum, atau
agama yang berlaku dikehidupan sosial. Profesi-profesi diatas pada umumnya
merupakan sebagian dari banyaknya jumlah profesi yang digeluti oleh masyarakat.
Namun ada kalanya ditemukan mengenai suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai profesi karena penuh dengan unsur negatif, merugikan banyak
pihak, dan menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti pencuri,
pemabuk, pengguna narkoba, dan sebagainya. Masyarakat enggan dan tidak akan mau
menganggap kegiatan tersebut sebagai suatu profesi yang memang bertentangan jauh
dari nilai-nilai dan norma yang berlaku.
Faktanya saat ini telah muncul suatu pekerjaan yang menimbulkan kontroversi
karena keberadaannya yang memicu banyak perbedaan pendapat dari kalangan

masyarakat. Pekerjaan ini adalah Pekerja Seks Komersial atau yang biasa dikenal
dengan sebutan PSK. Suatu pekerjaan yang sulit diterima karena bertentangan dengan
norma kesusilaan dan penuh dengan unsur-unsur negatif serta masih sangat tabu untuk
didengarkan dan diperbincangkan mengingat bahwa negara Indonesia masih mengenal
adat dan budaya ketimuran. PSK bekerja di suatu tempat yang disebut dengan lokalisasi,
dan disanalah mereka menajajakan tubuhnya kepada lelaki hidung belang. Fenomena ini
1

2

membuktikan bahwa saat ini kehidupan sosial dipandang hitam oleh masyarakat di
Negara Indonesia. Memandang adanya fenomena yang demikian memunculkan stigma
negatif pada PSK sehingga mereka mendapatkan penilaian yang buruk dimata sosial.
Memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keterampilan
khusus membuat banyak perempuan akhirnya memilih untuk menukangi pekerjaan ini.
Selaini itu diperparah dengan keadaan dimana terbatasnya lapangan pekerjaan, serta
adanya tuntutan keluarga untuk bekerja di luar rumah dengan harapan mendapat
penghasilan lebih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Munculnya fenomena ini
akhirnya mengungkap sisi kehidupan bagaimana dengan mereka yang menggeluti
profesi sebagai PSK. Melihat fakta yang ada selama ini tidak dapat dipungkiri bahwa

keberadaan PSK selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2005 khususnya di kota
Malang terjaring data terdapat sekitar 500 Pekerja Seks Komersial di lokalisasi, dan 75
Pekerja Seks Komersial dinyatakan liar. Namun pada tahun 2006 jumlahnya
berkembang menjadi 900 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 486 Pekerja Seks Komersial
berada di lokalisasi, dan 414 orang dinyatakan liar atau terselubung (data diperoleh dari
mediaindo.co.id).
Konsekuensi yang diambil untuk menjadi seorang PSK memiliki resiko yang
besar karena selain harus tidur dengan laki-laki lain yang tidak mereka cintai, kejadian
yang tidak menyenangkan dalam bekerja juga sewaktu-waktu dapat muncul seperti
pelecehan seksual dari pengunjung. Konflik-konflik dalam menghadapi kenyataan hidup
yang terasa berat sehingga muncul perasaan yang tertekan dapat memicu PSK
mengalami stress. Pekerjaan sebagai PSK dapat dikatakan sebagai suatu pekerjaan yang
mengandung nilai-nilai negatif sehingga memunculkan tekanan dari berbagai pihak.
Mengambil pekerjaan yang bertentangan dengan hati nurani namun kebutuhan hidup
harus terpenuhi adalah pilihan yang sulit bagi mereka. Adanya keadaan maupun situasi
tersebut akhirnya membuat mereka merasa tertekan, dan akan muncul mengganggu
aktifitas dalam kehidupannya. Tekanan-tekanan inilah yang akan menyebabkan stress.
Membicarakan hal mengenai stress, tentu saja tidak hanya seorang PSK yang bisa

3


mengalami stress, semua orang dapat mengalami hal tersebut, dari seorang petani
sampai seorang pengusaha pun bisa mengalami stress dan tentu saja mereka ingin
berusaha untuk menghindarinya. Berbagai tuntutan hidup dan banyaknya suatu hal yang
harus terpenuhi dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan berumah tangga membuat
manusia lebih rentan terkena dampak yang ditimbulkan dari stress. Beban inilah yang
semakin membuat keadaan penderita tidak mampu atau tidak memiliki kekuatan yang
sepadan untuk menghadapi hal tersebut.
Dipandang dari sisi moral dan sosial, seorang PSK juga merupakan manusia
biasa yang sama dengan yang lain. Mereka juga mempunyai keinginan dan cita-cita
untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan lebih baik dari apa yang sudah dijalani
sebagai PSK selama ini. Kehidupan mereka pada umumnya sama dengan kehidupan
orang lain. Mereka juga ingin memiliki masa depan yang baik, memiliki keluarga, dan
dapat diterima dengan baik di kehidupan sosial. Semakin banyaknya PSK menjalankan
pekerjaan ini disebabkan karena kecewa terhadap suami-suami mereka yang seharusnya
menjadi tulang punggung dalam keluarga namun pergi meninggalkan mereka bersama
anak-anak. Tentu saja beban hidup yang dirasakan bagi PSK yang sudah memiliki anak
semakin besar dibandingkan dengan PSK yang masih remaja yang notabenenya bekerja
sebagai PSK hanya untuk mendapatkan kesenangan belaka, mengikuti trend mode saat
ini, dan ingin mendapatkan barang-barang mewah dengan proses yang cepat. PSK yang

sudah memiliki anak tentunya harus mengurus dan membesarkan anaknya, seperti
halnya menjadi seorang Ibu dengan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada
anak-anaknya dan mencari nafkah layaknya apa yang dikerjakan seorang Ayah untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Munculnya keadaan tersebut tentu saja dapat menjadi
penyebab beberapa PSK yang sudah memiliki anak mengalami stress. Menjalani peran
sebagai ayah dalam keluarga yaitu mencari nafkah dengan cara menjalani pekerjaan
yang demikian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama anak-anaknya dan harus
menjadi contoh yang baik dalam keluarga dimana pekerjaan yang dijalani benar-benar
tidak dapat menjadi contoh yang baik yang sewaktu-waktu bisa diketahui oleh anakanak dapat memicu PSK mengalami stress. Jika hal ini sudah terjadi maka tentunya

4

mereka tidak akan membiarkan perasaan ini terjadi secara berlarut-larut. Mereka akan
berusaha untuk dapat keluar dari permasalahan yang mereka hadapi. Perasaan tertekan
yang dialami seseorang dapat menimbulkan perubahan atau masalah yang sangat
memerlukan berbagai macam cara untuk menyelesaikannya serta strategi untuk
menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut (coping) sehingga individu dapat lebih
adaptif dari sebelumnya.
Salah satu beban yang dirasakan PSK yang sudah memiliki anak adalah ada
kecemasan akan dibenci oleh anak setelah tahu pekerjaan ibunya dahulu sebagai PSK.

Beban yang dirasakan tentunya sewaktu-waktu dapat menyebabkan munculnya perasaan
yang tertekan. Bekerja sebagai PSK tak serta merta kesenagan semata yang didapatkan,
dibalik itu semua PSK yang sudah memiliki anak harus memikirkan masa depan anak
yang pastinya harus bisa menjadi orang yang lebih baik dibandingkan dengan mereka.
Adapun usaha yang bisa mereka lakukan saat ini adalah mengumpulkan tabungan
sebanyak-banyaknya agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya guna terlepas dari
pekerjaan sebagai PSK, dan yang pastinya terlepas dari kecemasan akan dibenci oleh
anaknya kelak.
Bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh PSK pada umumnya adalah sebagian
bentuk investasi dari mereka untuk mendapatkan penghasilan yang akan digunakan
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Apa yang dilakukan oleh mereka adalah kegiatan
yang sama yang dilakukan pada tiap-tiap orang yang menggeluti profesi lain. kendala
dan kesulitan-kesulitan tentu saja dapat ditemukan pada tiap-tiap orang apalagi seorang
PSK. Akan tetapi apakah mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan emosional saja atau bahkan mereka mengatasi masalah dengan mencari jalan
yang lebih baik agar dapat keluar dari pekerjaan yang dijalani selama ini.

5

Salah satu contoh yang terjadi pada seorang wanita bernama Rita (29) yang

merupakan wanita asal Subang kemudian terpaksa menjadi seorang PSK untuk
menafkahi putrinya yang baru berumur 3 tahun. Saat ini putrinya diasuh oleh
keluarganya di kampung halamannya yaitu di Bandung dan semua ini Rita lakukan
setelah dia ditinggal pergi oleh suaminya. Memasuki zaman sulit seperti ini yang penuh
dengan kompetisi dan persyaratan dalam mencari lapangan pekerjaan memaksa Rita
mengambil langkah instan untuk mendapatkan penghasilan tanpa membutuhkan surat
lamaran atau sejenisnya yaitu menjadi Pekerja Seks Komersial. Rita terhitung baru
dalam menjalani pekerjaannya ini yaitu baru sekitar satu tahun. Rita mengaku awalnya
dipengaruhi oleh seorang temannya namun karena terdesak oleh himpitan dan kebutuhan
hidup akhirnya Rita terpengaruh dan mengikuti ajakan temannya tersebut. Dari
penghasilan yang Rita dapatkan, tidak semuanya bisa dinikmati oleh dirinya karena
harus diserahkan kepada pemilik kamar dan orang yang menangani mereka. Dari sisa
penghasilan yang sudah mendapatkan potongan tersebut Rita gunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, membayar sewa rumah, dan untuk biaya anaknya yang tinggal di
kampung. Sampai saat ini tidak ada terbesit dalam pikiran Rita untuk menikah lagi, Rita
hanya ingin berkonsentrasi untuk membesarkan putri semata wayangnya. Dia juga tidak
pernah tahu harus sampai kapan tetap menggeluti pekerjaan seperti ini, yang ada dalam
pikirannya saat ini adalah membesarkan dan menyekolahkan putrinya hingga ke
perkuliahan agar masa depan putrinya lebih baik dibandingkan dirinya (data diperoleh
dari okezone.com/news).

Secara psikologis setiap orang yang mengalami stress tentu akan berusaha ingin
mengatasinya dengan cara mengatasi perasaan-perasaan yang menekan dirinya, sebab
apabila dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan gangguan psikologis yaitu depresi
bahkan dapat pula menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit. Demikian pula
dengan apa yang dialami oleh PSK. Menjalani pekerjaan yang memicu kontroversi dan
bertentangan dengan norma yang berlaku dikehidupan masyarakat sehingga terbentuk
stigma negatif pada diri mereka adalah sebagian dari tekanan-tekanan yang dialami oleh
banyaknya PSK.

6

Munculnya permasalahan yang dialami oleh PSK didalam

menjalani

kehidupannya sebagai seorang yang menjajakan tubuhnya kepada laki-laki lain demi
mendapatkan penghasilan untuk

memenuhi


kebutuhan sehari-hari dan biaya

membesarkan anak-anaknya menyimpan harapan agar mereka yang sudah menjalani
kehidupannya sebagai PSK tersebut dapat menerapkan sebagian atau lebih dari ilmu
pengetahuan yang pernah diperoleh serta kelebihan yang dimiliki untuk kemudian
digunakan dalam melanjutkan kehidupan sehari-hari bersama anak-anaknya di rumah,
maupun di lingkungan sosial sebagai tempat tinggal sehingga tidak memunculkan stress
akibat sulitnya memenuhi kebutuhan hidup mereka bersama anak-anaknya. Namun jika
hal ini tidak dapat terorganisasi dengan baik maka setiap saat akan memunculkan stress
akibat tekanan-tekanan dalam menjalani hidupnya. Tentunya rentetan masalah baru akan
muncul ketika mereka tidak memaksimalkan kemampuan yang dimiliki masing-masing
untuk menjalankan strategi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Meskipun demikian, lain halnya jika mereka mampu memaksimalkan kemampuan,
kelebihan serta pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki untuk menjalankan strategi
dalam melanjutkan kehidupan mereka agar dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi. Uraian diatas menjelaskan bahwa banyaknya PSK saat ini yang telah memiliki
anak dapat pula mengalami stress dan hal ini dapat berkembang luas apabila tidak
ditangani dengan baik. Maka dari itulah peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
gambaran stress yang muncul dan coping stress bagi seorang PSK yang sudah memiliki
anak.


7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran stress dan coping stress pada Pekerja
Seks Komersial yang sudah memiliki anak.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
stress dan coping stress pada Pekerja Seks Komersial yang sudah memiliki anak.

D. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan ide-ide serta memperkaya
informasi dalam bidang ilmu psikologi khususnya pengembangan teori
psikologi klinis mengenai gambaran stress dan coping stress pada PSK yang
sudah memiliki anak.


2.

Manfaat Praktis
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami
dan mengembangkan coping sebagai salah satu bentuk strategi penyelesaian
masalah yang dialami oleh PSK yang sudah memiliki anak yang kemudian
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

STRESS DAN COPING STRESS PADA PEKERJA SEKS
KOMERSIAL YANG SUDAH MEMILIKI ANAK

SKRIPSI

Oleh :
TRI ATMAJA BUDI SANTOSO
06810060

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011

STRESS DAN COPING STRESS PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL
YANG SUDAH MEMILIKI ANAK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh :
TRI ATMAJA BUDI SANTOSO
06810060

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala keagungan,
karunia, hidayah dan izin-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul “Stress dan Coping Stress pada Pekerja Seks Komersial
yang Sudah Memiliki Anak”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
guna memperoleh gelar sarjana di Universitas Muhammadyah Malang.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang menjadi pemimpin besar umat islam beserta keluarga dan
sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan, dan dukungan yang bermanfaat dari semua pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si dan M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Si
selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, pembelajaran yang bermanfaat dari awal hingga akhir
penelitian.
3. Ari Firmanto, S. Psi selaku dosen wali yang telah banyak memberikan arahan
dan pembelajaran dari awal perkuliahan hingga selesainya pengerjaan skripsi
ini.
4. Bapak dan Mama yang tiada hentinya memberikan perhatian, do’a, dan
dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis memiliki motivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua subjek yang telah meluangkan waktunya untuk menceritakan tentang
keluh kesah yang dihadapi dalam hidupnya dan membantu memberikan
informasi-informasi yang berkenaan dengan penelitian ini, kepada keduanya
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
6. Saudara-saudara ku, Eka Dina Widyastuti, Dwi Candra Agus Setiabudi, dan
Catur Fitriyanto Budi Prakoso, terima kasih atas do’a dan dukungannya.

7. Sahabat-sahabatku yang sudah seperti saudaraku sendiri yang menjadi pendiri
Kedai Kopi Bagong, Nton, Ranty, Ndut, Bajul, Sumbu, terima kasih banyak
untuk kalian semua. Jauh ataupun dekat, aku akan selalu ingat kalian semua.
8. Nova Laylyana yang telah memberikan perhatian dan dukungan dalam
membantu pengerjaan skripsi ini. Terima kasih atas semua yang sudah
diberikan. Semoga kita selalu didekatkan dan diberikan yang terbaik. Amin.
9. Sahabat-sahabatku seperti Anton (Itoq), Ari (Ayik), Iwan (Kuda), Ade, Geby
(Geboy), Dinda (Dindong), Anggoro (AnggorA), Fikri (ovank), Tisya
(mickey), Andika (Dika), Dany (Tenyom), terima kasih atas persahabatan
yang sudah terjalin sampai saat ini, semoga ukhuwah kita sampai akhir hayat.
10. Teman-teman di Fakultas Psikologi UMM angkatan 2006 khususnya kelas B
yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng, semoga kita bisa kumpul lagi.
11. Teman-teman alumni kost Margo Utomo Dalam 04, seperti Fatony, Alek,
Hakim, Agam, Faiz, Itoq, Gendol, Rego, Kedeb, Samid, Uluk, Filman,
Diding, Enuk, Okky, semoga kita diberikan kemudahan untuk kumpul lagi
semuanya, banyak pengalaman hidup yang bermanfaat, berharga, dan tidak
akan pernah terlupakan yang didapatkan dari kalian. Thanks a lot brother.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Akhirnya, tiada kata selain harapan semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan
maksud dan tujuannya. Amiin Ya Robbal Alamiin.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................

v

INTISARI .................................................................................................. vii
ABSTRACT................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stress
1. Pengertian ............................................................................. 8
2. Sumber Stress ....................................................................... 9
3. Gejala Stress .......................................................................... 13
B. Coping
1. Pengertian ................................................................................ 16
2. Proses terjadinya Coping.......................................................... 16
3. Macam-macam Coping ........................................................... 18
C. Pekerja Seks Komersial
1. Pengertian Prostitusi ................................................................ 21
2. Pengertian Pekerja Seks Komersial .......................................... 23
3. Motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi PSK .............. 24
4. Akibat adanya Pekerja Seks Komersial atau Prostitusi.............. 25

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 26
B. Batasan Istilah ................................................................................... 26
C. Subjek Penelitian .............................................................................. 27
D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 27
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 27
F. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 29
G. Tahap Penelitian ................................................................................ 29
H. Analisa Data ...................................................................................... 30
I. Uji Keabsahan Data ........................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subjek Penelitian................................................................. 33
B. Deskripsi Data ................................................................................... 33
C. Analisa Data ...................................................................................... 46
D. Pembahasan....................................................................................... 54

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 29
Tabel 4.1 Identitas Subjek Penelitian......................................................... 33
Tabel 4.2 Gambaran stress dan coping stress pada Subjek LN ........................ 45
Tabel 4.3 Gambaran stress dan coping stress pada Subjek CR ........................ 47
Tabel 4.4 Gambaran stress dan coping stress pada kedua subjek..................... 50

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Atkinson, C., Atkinson, L., Bem., D. & Smith, E. (1993). Pengantar psikologi.
Jakarta: Interaksara.
Davison, G., Neale, J., & Kring, A. (2006). Psikologi abnormal. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Gintings, E. (1999). Mengantisipasi stress dan penanggulangannya. Jogjakarta:
Yayasan Andi.
Greene, B., Nevid, J., & Rathus, S. (2003). Psikologi abnormal (Cetakan kelima).
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Kartono, K. (1999). Patologi sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Meyer, R., & Salmon, P. (1988). Abnormal psychology. United States of America:
York Production Service.
Moleong, L. (2007). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Noi, S., Smith, P. (1994). Bagaimana Mengendalikan Stres : Ditujukan khusus Untuk
Kehidupan Di Kota Asia. Jakarta: Pustaka Utama Grafity.
Rasmun. (2004). Stres, Koping dan Adaptasi. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Safaraia, T., Saputra, N. (2009). Manajemen emosi : Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sumartha, O. (2009). Obat Stres Tanpa Dokter. Jogjakarta: Surya Media.
Wiramihardja, S. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT. Refika
Aditama