c 39.4 b ab 41.0 ab bc 40.3 ab a 42.6 a abc 41.2 ab a 65.0 a 80.8 a 82.0 a 99. 3 b 62.3 b 68.8 b 77.7 b 98.1

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Benih terhadap Persentase Tumbuh Bibit Perlakuan Persentase tumbuh bibit P0: kontrol tanpa perlakuan 88.3 ab P1: Agrept 0,2 88.2 ab P2: minyak serai wangi 1 80.9 b P3: P. diminuta 89.8 a P4: matriconditioning + Agrept 0,2 92.6 a P5: matriconditioning + minyak serai wangi 1 85.8 ab P6: matriconditioning + P. diminuta 94.1 a Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . Tinggi Tanaman Tabel 3 menunjukkan, perlakuan matriconditioning + Agrept 0,2 pada 2 MST meningkatkan tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan kontrol dan perlakuan minyak serai wangi 1 . Pada 3 MST perlakuan matriconditioning + Agrept 0,2 dan matriconditioning + P. diminuta meningkatkan tinggi tanaman dan nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol dan P. diminuta saja. Matriconditioning + Agrept 0,2 menghasilkan tinggi tanaman 28,8 cm 2 MST dan 42,6 cm 3 MST, sedangkan matriconditioning + P. diminuta 28 cm 2 MST dan 42,6 cm 3 MST. Pada 4 MST sampai saat panen 17 MST tinggi tanaman tidak berbeda nyata secara statistik. Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Benih terhadap Tinggi Tanaman Perlakuan Minggu ke- 2 3 4 5 6 7 17 - - - cm - - - P0

25.4 c 39.4 b

49.4 61.8 71.5 80.4 98.9 P1

27.8 ab 41.0 ab

51.4 64.5 73.4 79.5 98.5 P2

26.6 bc 40.3 ab

50.3 61.8 70.6 78.5 98.3 P3

27.0 abc 39.5 b

49.9 63.3 73.0 79.0 98.1 P4

28.8 a 42.6 a

52.4 65.6 75. 0 81.3 97.8 P5

27.2 abc 41.2 ab

50.9 63.6 74.7 81.0 99.0 P6

28.0 ab 42.6 a

52.3 65.1 75.4 79.1 100.0 Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . P0 = kontrol, P1 = Agrept 0,2 , P2 = minyak serai wangi 1 , P3 = P. diminuta, P4 = matriconditioning + Agrept 0,2 , P5 = matriconditioning + minyak serai wangi 1 , dan P6 = matriconditioning + P. diminuta. Pseudomonas diminuta sebagai agens biokontrol diduga mampu memacu petumbuhan dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa agens biokontrol memiliki kemampuan mensintesis hormon tumbuh seperti asam indol asetat, asam indol butirat, dan asam giberalin, melarutkan P Rao, 2007, dan memfiksasi N Bai et al., 2003 sehingga memberikan manfaat lebih bagi tanaman. Tinggi tanaman varietas IR64 lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Ciherang pada 4 – 7 MST Tabel 4. Hal ini lebih disebabkan faktor genetis tanaman, menurut Suprihatno et al. 2007, varietas IR64 memiliki tinggi tanaman 115-126 cm, sedangkan varietas Ciherang 107-115 cm. Kedua varietas memiliki tinggi tanaman yang lebih pendek daripada deskripsi varietas, hal ini disebabkan kondis lingkungan yang kurang optimum untuk perkembangan tanaman padi. Tabel 4. Pengaruh Varietas terhadap Tinggi Tanaman Varietas Minggu ke- 2 3 4 5 6 7 17 - - - cm - - - IR 64 27.5 41.1

52.1 a 65.0 a 80.8 a 82.0 a 99. 3

Ciherang 27.0 40.7

49.8 b 62.3 b 68.8 b 77.7 b 98.1

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . Pada 2 MST terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan perlakuan benih Tabel 5. Varietas IR64 dengan perlakuan matriconditioning + P. diminuta menghasilkan tinggi tanaman 29,4 cm, berbeda nyata dengan IR64 tanpa perlakuan 23,6 cm dan Ciherang dengan perlakuan minyak serai wangi 1 26,2 cnm, P. diminuta 26 cm, dan matriconditioning + P. diminuta 26,6 cm. Varietas IR64 dapat dikatakan responsif terhadap seluruh perlakuan, karena pengaruh seluruh perlakuan berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan varietas IR64 tanpa perlakuan memiliki tinggi tanaman terendah 23,6 cm. Tabel 5. Pengaruh Interaksi Varietas dan Perlakuan Benih terhadap Tinggi Tanaman pada 2 MST

Dokumen yang terkait

Uji Antagonisme Jamur Endofit Dari Tanaman Padi Terhadap Cercospora oryzae Miyake dan Curvularia lunata (Wakk) Boed. di Laboratorium

4 59 94

KARAKTERISASI ISOLAT Xanthomonas oryzae pv. oryzae YANG MENYERANG TANAMAN

0 3 4

Keragaman Patotipe Xanthomonas Oryzae Pv Oryzae Pada Tanaman Padi Di Beberapa Kabupaten Di Sulawesi Selatan

0 11 53

Pengaruh Perlakuan Matriconditioning plus Bakterisida Sintetis atau Nabati untuk Mengendalikan Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Terbawa Benih serta Meningkatkan Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa L.)

1 17 72

Peningkatan Mutu Benih Padi Melalui Pelleting Menggunakan Bakteri Probiotik Untuk Menekan Xanthomonas Oryzae Pv Oryzae

1 8 39

Perlakuan Benih dan Perendaman Akar Bibit dengan Agens Hayati untuk Mengendalikan Serangan Xanthomonas oryzae pv. oryzae serta Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi di Rumah Kaca

0 2 35

Mutagenesis dengan Transposon pada Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Hawar Daun Padi

0 2 22

Potensi Bakteri Endofit Sebagai agens Penginduksi Ketahanan Tanaman Padi terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae

0 8 17

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Filosfer Padi Antagonis Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Hawar Daun Bakteri Tanaman Padi (Oryza sativa).

0 1 4

Pengaruh Perlakuan Benih secara Hayati pada Benih Padi Terinfeksi Xanthomonas oryzae pv. oryzae terhadap Mutu Benih dan Pertumbuhan Bibit The Effects of Biological Seed Treatments Applied on Xanthomonas oryzae pv. oryzae Infected Rice Seeds on Seed Qualit

0 0 7