Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Benih terhadap Persentase Tumbuh Bibit Perlakuan
Persentase tumbuh bibit P0: kontrol tanpa perlakuan
88.3 ab P1: Agrept 0,2
88.2 ab P2: minyak serai wangi 1
80.9 b P3: P. diminuta
89.8 a P4: matriconditioning + Agrept 0,2
92.6 a P5: matriconditioning + minyak serai wangi 1
85.8 ab P6: matriconditioning + P. diminuta
94.1 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 .
Tinggi Tanaman
Tabel 3 menunjukkan, perlakuan matriconditioning + Agrept 0,2 pada 2 MST meningkatkan tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan kontrol dan
perlakuan minyak serai wangi 1 . Pada 3 MST perlakuan matriconditioning +
Agrept 0,2 dan matriconditioning + P. diminuta meningkatkan tinggi tanaman dan nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol dan P. diminuta saja.
Matriconditioning + Agrept 0,2 menghasilkan tinggi tanaman 28,8 cm 2 MST dan 42,6 cm 3 MST, sedangkan matriconditioning + P. diminuta 28 cm 2
MST dan 42,6 cm 3 MST. Pada 4 MST sampai saat panen 17 MST tinggi tanaman tidak berbeda nyata secara statistik.
Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Benih terhadap Tinggi Tanaman Perlakuan
Minggu ke- 2
3 4
5 6
7 17
- - - cm - - - P0
25.4 c 39.4 b
49.4 61.8
71.5 80.4
98.9 P1
27.8 ab 41.0 ab
51.4 64.5
73.4 79.5
98.5 P2
26.6 bc 40.3 ab
50.3 61.8
70.6 78.5
98.3 P3
27.0 abc 39.5 b
49.9 63.3
73.0 79.0
98.1 P4
28.8 a 42.6 a
52.4 65.6
75. 0 81.3
97.8 P5
27.2 abc 41.2 ab
50.9 63.6
74.7 81.0
99.0 P6
28.0 ab 42.6 a
52.3 65.1
75.4 79.1
100.0
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . P0 = kontrol, P1 = Agrept 0,2 , P2
= minyak serai wangi 1 , P3 = P. diminuta, P4 = matriconditioning + Agrept 0,2 , P5 = matriconditioning + minyak serai wangi 1 , dan P6 = matriconditioning + P.
diminuta.
Pseudomonas diminuta sebagai agens biokontrol diduga mampu memacu petumbuhan dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dari beberapa hasil
penelitian diketahui bahwa agens biokontrol memiliki kemampuan mensintesis hormon tumbuh seperti asam indol asetat, asam indol butirat, dan asam giberalin,
melarutkan P Rao, 2007, dan memfiksasi N Bai et al., 2003 sehingga memberikan manfaat lebih bagi tanaman.
Tinggi tanaman varietas IR64 lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Ciherang pada 4
– 7 MST Tabel 4. Hal ini lebih disebabkan faktor genetis tanaman, menurut Suprihatno et al. 2007, varietas IR64 memiliki tinggi tanaman
115-126 cm, sedangkan varietas Ciherang 107-115 cm. Kedua varietas memiliki tinggi tanaman yang lebih pendek daripada deskripsi varietas, hal ini disebabkan
kondis lingkungan yang kurang optimum untuk perkembangan tanaman padi.
Tabel 4. Pengaruh Varietas terhadap Tinggi Tanaman Varietas
Minggu ke- 2
3 4
5 6
7 17
- - - cm - - - IR 64
27.5 41.1
52.1 a 65.0 a 80.8 a 82.0 a 99. 3
Ciherang 27.0
40.7
49.8 b 62.3 b 68.8 b 77.7 b 98.1
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 .
Pada 2 MST terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan perlakuan benih Tabel 5. Varietas IR64 dengan perlakuan matriconditioning + P. diminuta
menghasilkan tinggi tanaman 29,4 cm, berbeda nyata dengan IR64 tanpa perlakuan 23,6 cm dan Ciherang dengan perlakuan minyak serai wangi 1
26,2 cnm, P. diminuta 26 cm, dan matriconditioning + P. diminuta 26,6 cm. Varietas IR64 dapat dikatakan responsif terhadap seluruh perlakuan, karena
pengaruh seluruh perlakuan berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan varietas IR64 tanpa perlakuan memiliki tinggi tanaman terendah 23,6 cm.
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Varietas dan Perlakuan Benih terhadap Tinggi Tanaman pada 2 MST